Cover - Bab Iii

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 70

SKRIPSI

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN KAS, DAN


PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS
(Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)

Effects of Capital Turnover and Inventory Turnover on Profitability (In the


Manufacturing Companies on Consumable Goods Manufacturing Sector Listed
on the Indonesia Stock Exchange from 2016 to 2018)

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar


Sarjana (S1) Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Mataram
Konsentrasi Perbankan

Diajukan Oleh:
RIRI AMINATI
NIM: 216120183

KONSENTRASI PERBANKAN
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN 2020
MOTTO HIDUP

“Apabila sesuatu yang tidak kau senangi terjadi, maka senangilah apa yang terjadi”
(Ali bin Abi Thalib)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan Allhamdulillahirobbil’alamin, segala puji penulis panjatkan

kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih sayang, petunjuk, bimbingan dan

pertolongannya. semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa

depan penulis dalam meraih cita-cita. Karya kecil ini penulis persembahkan untuk

orang-orang tersayang.

1. Untuk orang tua saya tersayang Bapak Sadri dan Ibunda Amnah, terimakasih

atas kasih sayang yang berlimpah dari mulai saya lahir hingga saya sudah

sebesar ini. Dukungan, nasihat doa, bantuan moril maupun material serta

pengorbanan yang tak dapat terbalas sampai kapanpun. Kata terimakasih

tidak akan pernah cukup untuk menggambarkan syukurku. Semoga Allah

memberikan balasan surga firdaus untuk bapak dan ibunda tersayang.

2. Terimakasih selanjutnya Untuk kakak-kakak saya yang luar biasa, dalam

memberikan dukungan dan doa yang tanpa henti. Kak Lina, Kak Eci, Kak

Rini, Kak Dana, dan Adik-adik saya Sukron dan Eby yang selama ini telah

menjadi saudara sekaligus sahabat bagi saya. Kalian adalah tempat saya

mengeluarkan keluh kesah dan penyemangat saya saat mengalami kesulitan.

3. Terimakasih juga tak terhingga kepada Bapak Amil dan Bunda Erwin selaku

dosen pembimbing saya yang paling baik dan bijaksana yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.


4. Untuk sahabatku sekaligus saudara selama berada di Mataram, Leni yang

selalu bersedia direcoki, Neti yang sempat menjadi babysitter ku, Ulfa dan

Ogas yang mau dipalakin bingkisan, Rosa yang selau menemani disaat

gundagulana, Maura dan Ari kita menantu idaman. Terimakah untuk kalian

semua cuy. Kalian ter’The Best muahmuah :*


KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Perputaran Persediaan

Terhadap Profitabilitas (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi di

Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)”. Dalam menyelesaikan skripsi ini, upaya

maksimal peneliti lakukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar kelak dapat

bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan.

Skripsi ini tersusun dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada berbagai

pihak yang turut memberikan sumbangan pikiran maupun semangat guna

menyelesaikan skripsi ini, dan turut membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung, kepada:

1. Bapak Dr. H. Arsyad Abdul Gani, M.Pd., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Mataram.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Ali, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Mataram.

3. Bapak Lalu Hendra Maniza, S. Sos, MM., selaku Ketua Program Studi

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Mataram.
4. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Drs. Amil,, M.M, selaku dosen pembimbing

pertama dan Ibu Erwin Asidah SE., M.M. selaku dosen pembimbing kedua, atas

waktu, masukan, pelajaran dan bimbingan, yang diberikan pada peneliti selama

proses penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. H. Ibrahim Abdullah M.M, selaku ketua penguji skripsi yang telah

banyak memberikan masukan saran dan kritik guna menyempurnakan skripsi ini

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan dan karyawati dilingkungan Universitas

Muhammadiyah Mataram yang secara langsung maupun tidak langsung

memberikan ilmu yang tak ternilai harganya dan bantuan sampai pada akhir

penyusunan skripsi ini.

7. Terimakasih sebanyak-banyaknya untuk kedua orangtua yang selalu memberi

pijakan untuk langkah hidupku yang terkadang lemah, yang selalu ada di

waktuku merasa amat sangat terpuruk, selalu sabar menghadapi tingkahku yang

terkadang egois, dan selalu memberikanku motivasi untuk terus maju dalam

menggapai kesuksesan. Terimakasih atas segala do’a dan dukungan yang tiada

hentinya untuk anakmu ini.

8. Untuk keluarga besar saya ucapkan terimakasih berkat do’a dan dukungan kalian

saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

9. Untuk semua teman-teman seperjuangan di Universitas Muhammadiyah

Mataram, terima kasih telah memberi masukan dan bantuan pada peneliti

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.


10. Untuk teman-teman dan sahabat - sahabat saya tidak perlu disebutkan namanya

satu persatu, terimaksih atas dukungan dan masukan kalian selama ini sehingga

saya bisa terus optimis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan Hidayah-Nya bagi kita

semua. Aamiin.

Disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, untuk itu saran

dan kritik yang membangun terbuka bagi siapapun. Semoga skripsi ini dapat berguna

bagi setiap kalangan yang membacanya.

Mataram, 4 Februari 2020

( RIRI AMINATI )
Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas dan Perputaran
Persediaan Terhadap Profitabilitas ( Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)

Riri Aminati1, Drs. Amil, M.M2, Erwin asidah SE. M.M3.


1
Mahasiswa , Pembimbing Utama, Pendamping Program Studi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Mataram
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja,


perputaran kas, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada sector barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Sehingga variabel
penelitian ini terdiri dari dari 3 (tiga) variabel independen yaitu perputaran modal
kerja (X1), perputaran kas (X2), perputaran persediaan (X3) dan variabel dependennya
yaitu profitabilitas (Y).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Sampel yang
digunakan adalah 30 sampel denga 3 periode sehingga total sampel yang digunakan
adalah 90 sampel yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Kriteria yang
digunakan untuk menentukan sampel penelitian ini yang (1) Perusahaan Industri
Barang Konsumsi yang berada di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016-2018, (2)
Perusahaan Industri Barang konsumsi yang berada di Bursa Efek indonesia yang
tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap dari tahun 2016-2018, (3)
Perusahaan Indsutri Barang Konsumsi yang berada di Bursa Efek Indonesia yang
mengalami kerugian dari tahun 2016-2018. Jenis dan sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis data Kuantitatif dengan sumber data sekunder.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, analisis data
dilakukan dengan teknik uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial variabel perputaran
modal kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan
perputaran kas (X2) berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas, dan
perputaran persediaan (X3) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas.

Kata Kunci: Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Persediaan dan
Profitabilitas, Bursa Efek Indonesia (BEI).
Effects of Capital Turnover, Cash Turnover and Inventory Turnover on Profitability
(In the Manufacturing Companies on Consumable Goods Manufacturing Sector
Listed on the Indonesia Stock Exchange from 2016 to 2018)

Riri Aminati1, Drs. Amil, M.M2, Erwin asidah SE. M.M3.


Student1, First Consultant2, Second Consultant3
Business Administration Study Program Faculty of Social and Political Sciences
Muhammadiyah University of Mataram

Abstract

This study aimed at determining the effect of working capital turnover, cash turnover,
and inventory turnover on profitability in the consumable goods sector listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2016-2018. Thus this research variable consisted of 3
(three) independent variables, namely working capital turnover (X1), cash turnover
(X2), inventory turnover (X3), and the dependent variable was profitability (Y).
The population in this study was manufacturing companies, specifically the
consumable goods manufacturing sector listed on the Indonesia Stock Exchange in
2016-2018. The sample used was 30 samples with three periods, so that the total
sample used was 90 samples acquired through a purposive sampling technique. The
criteria used to determine the sample of this study were (1) Consumable Goods
Industry Companies that were on the Indonesia Stock Exchange from 2016 to 2018,
(2) Consumable Goods Industry Companies that were on the Indonesian Stock
Exchange that did not publish financial statements completely from the year 2016-
2018, (3) Consumable Goods Industry Company in the Indonesia Stock Exchange
which suffered losses from 2016 to 2018. The types and sources of data used in this
study were quantitative data with secondary data sources. Data collection techniques
used were documentation, data analysis was done under a classic assumption test
technique and multiple regression analysis.
The results of his research showed that partially the capital turnover variable (X1) has
a significant effect on profitability, while cash turnover (X2) has a significantly
negative effect on profitability, and inventory turnover (X3) has no effect and no
significant effect on profitability.

Keywords: Capital Turnover, Cash Turnover, Inventory Turnover and Profitability,


Indonesian Stock Exchange (IDX).

DAFTAR ISI
Sampul Depan ...................................................................................................................... i
Halaman Persetujuan ................................................................................................ ii
Halaman Pengesahan ............................................................................................... iii
Halaman Pernyataan ............................................................................................... iv
Halaman Persembahan ............................................................................................. v
Halaman Motto ........................................................................................................ vi
Kata Pengantar ....................................................................................................... vii
Abstrak .................................................................................................................... viii
Daftar Isi .................................................................................................................. xii
Abstract ................................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ........................................................................................................ xiv
Daftar Tabel.............................................................................................................. xv
Daftar Lampiran .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
1.4.1.Manfaat Secara Akademik............................................................... 6
1.4.2.Manfaat Secara Teoritis ................................................................... 6
1.4.3.Manfaat Secara Praktis .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Peneliti Terdahulu ........................................................................... 8
2.2. Landasan Teori ....................................................................................... 11
2.2.1. Pengaruh ...................................................................................... 11
2.2.2. Modal Kerja ................................................................................. 11
1) Pengertian Modal Kerja .......................................................... 11
2) Sumber Modal Kerja .............................................................. 13
3) Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ............... 13
4) Konsep Modal Kerja .............................................................. 14
5) Perputaran Modal Kerja ......................................................... 15
2.2.3. Kas ................................................................................................ 16
1) Pengertian Kas ........................................................................ 16
2) Jenis – Jenis Kas ..................................................................... 17
3) Perputaran Kas ........................................................................ 20
2.2.4. Persediaan .................................................................................... 21
1) Pengertian Persediaan ............................................................ 21
2) Jenis – Jenis Persediaan ......................................................... 21
3) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) .......................... 22
2.2.5. Profitabilitas.................................................................................. 23
1) Pengertian Profitabilitas ......................................................... 23
2) Rasio Profitabilitas .................................................................. 24
2.3. Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis ............................ 34
2.3.1. Kerangka Konseptual .................................................................. 34
2.3.2. Pengembangan Hipotesis ............................................................ 35
1) Pengaruh Signifikan Perputaran Modal Kerja
Terhadap Profitabilitas............................................................ 35
2) Pengaruh Signifikan Perputaran Kas Terhadap
Profitabilitas............................................................................ 36
3) Pengaruh Signifikan Perputaran Perputaran
Persediaan Terhadap Profitabilitas ......................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian .................................................................................... 38
3.2. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 38
3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 38
3.3.1. Populasi ..................................................................................... 38
3.3.2 .Sampel ....................................................................................... 39
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................... 39
3.4. Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 40
3.4.1. Jenis Data ................................................................................... 40
3.4.2 .Sumber Data .............................................................................. 41
3.5. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ................................... 41
3.5.1. Identifikasi Variabel .................................................................. 41
3.5.2 .Definisi Operasional Variabel ................................................... 42
3.6. Teknik Analisis Data ........................................................................... 42
3.6.1. Analisis Statistik dan Pengujian Hipotesis ................................ 42
3.6.2 .Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 43
3.6.3. Analisis Linier Berganda ........................................................... 45
3.6.4 .Uji Hipotesis .............................................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ................................................................................. 48
4.1.1. Deskripsi Data ...................................................................... 48
4.1.2. Analisis Data ........................................................................ 49
1) Tingkat Perputaran Modal Kerja........................................... 49
2) Tingkat Perputan Kas ............................................................ 51
3) Tingkat Perputan Persediaan ................................................. 53
4) Profitabilitas (Return On Asset) ............................................ 56
5) Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................... 57
a. Uji Normalitas ................................................................... 57
b. Uji Autokorelasi................................................................ 58
c. Uji Heterokedastisitas ....................................................... 59
d. Uji Multikolinearitas......................................................... 60
6) Uji Hipotesis ........................................................................... 61
a. Analisis Regresi Berganda ................................................ 61
b. Hasil Uji Parsial (T) .......................................................... 62
c. Hasil Uji Determinasi (R2) ................................................ 63
4.2. Pembahasan ....................................................................................... 64
1. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas .......... 64
2. Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas ........................ 66
3. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas ............. 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 69
5.2. Saran ................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 72
LAMPIRAN .............................................................................................................. 76
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual ................................................................................... 34


DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 10

3.1. Sampel Penelitian ..................................................................................................... 40

4.1. Perhitungan Tingkat Perputaran Modal Kerjaperiode 2016-2018 ................... 50

4.2. Perhitungan Tingkat PerputaranKasperiode 2016-2018 ................................... 52

4.3. Perhitungan Tingkat PerputaranPersediaan 2016-2018 .................................... 54

4.4. Perhitungan Tingkat Profitabilitas ROAperiode 2016-2018............................ 56

4.5. Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov Smirnov ......................................... 58

4.6. Hasil Uji Auto Korelasi Menggunakan Uji Durbin Watson ............................. 59

4.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Glejter .................................. 60

4.8. Hasil Uji Multikolinearitas dengan Metode VIF ............................................. 60

4.9. Hasil Uji Parsial (t)........................................................................................... 61

4.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 ) ............................................................. 64


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Halaman

Lampiran 1.Daftar Nama Populasi Dan Sampel .................................................... 76

Lampiran 2. Perputaran Modal Kerja, PerputaranKas, Perputaran

Persediaan dan Profitabilitas ............................................................. 80

Lampiran 3.Output SPSS 25 diolah Tahun 2019 ................................................... 94

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap perusahaan tentunya harus memiliki tujuan dan sasaran yang

hendak dicapai. Salah satu tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba

yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan dapat menjadi ukuran yang

digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya manajamen suatu perusahaan.

Salah satu rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur laba adalah rasio

profitabilitas. Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan kesuksesan dan

kemampuan perusahaan menggunakan modal kerjanya secara tepat serta

produktif.

Menurut Kasmir (2014:250), “Modal kerja merupakan modal digunakan

untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan”. Modal kerja diartikan sebagai

investasi yang ditanamkan dalam aktiva jangka pendek, seperti kas, bank,

surat – surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Efisiensi

penggunaan modal kerja menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan modal kerja yang ada, sehingga dapat meningkatkan

kemakmuran perusahaan. Penggunaan modal kerja yang efisien yaitu

mengupayakan agar modal kerja yang tersedia sesuai dengan kebutuhan

operasional perusahaan artinya modal kerja yang tersedia tidaklah kelebihan

ataupun kekurangan.

Modal kerja efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen elemen modal

kerja. Dalam pengelolaan modal kerja perlu diperhatikan tiga elemen utama

modal kerja, yaitu kas, piutang dan persediaan. Dari semua elemen modal
kerja dihitung perputarannya. Semakin cepat tingkat perputaran masing-

masing elemen modal kerja, maka modal kerja dapat dikatakan efisien. Tetapi

jika perputarannya semakin lambat, maka penggunaan modal kerja dalam

perusahaan kurang efisien. Dalam penelitian ini, elemen modal kerja yang

akan dibahas adalah kas dan persediaan.

Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat

likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan maka

semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan

mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban

finansialnya. Namun bukan berarti perusahaan harus mempertahankan jumlah

persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas akan

mengakibatkan banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil

profitabilitas.

Selain kas, elemen modal kerja dalam penelitian ini adalah inventory atau

persediaan barang. Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama

dari modal kerja merupakan aktiva yang juga selalu dalam keadaan berputar,

di mana secara terus-menerus mengalami perubahan. Masalah penentuan

besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang

langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan

besarnya investasi dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan.

Adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan

kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan

dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena


kerusakan dan turunnya kualitas, sehingga akan memperkecil profitabilitas

perusahaan. Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil

akan mengakibatkan perusahaan kekurangan material dan perusahaan tidak

dapat bekerja secara optimal. Hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-

rata, yang akhirnya akan menekan keuntungan yang diperoleh perusahaan

(Riyanto, 2013).

Penelitian ini mengambil objek industri barang konsumsi karena usaha

produksi industri barang konsumsi merupakan bisnis yang memiliki fase

potensial sangat luas sekaligus tingkat persaingan yang tinggi, melihat

permintaan barang konsumsi semakin meningkat seiring dengan

meningkatnya pertumbuhan penduduk di indonesia. Hasil survei perusahaan

Riset Kantor Word Panel Indonesia tahun 2016 menunjukan bahwa pola

belanja konsumen di dominasi produk makanan dan minuman sebesar 70%

sebagai produk konsumsi harian, diikuti oleh produk personal Care sebanyak

18%, dan produk Home Care 12%, keadaan ini mempertegas bahwa sektor

usaha makanan dan minuman memiliki potensi yang besar untuk tumbuh

kedepannya.

Perusahaan yang bergerak dalam Industri Barang Konsumsi,

membutuhkan pengelolaan terhadap modal kerja secara lebih efisien.

Maksudnya adalah perusahaan sebaiknya menyediakan modal kerja

disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Diperlukan manajemen

dengan tingkat efektivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan perusahaan

tersebut. Pengukuran tingkat efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh


laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi, dapat

dilakukan dengan mengetahui seberapa besar rasio profitabilitas yang dimiliki.

Dengan mengetahui rasio profitabilitas yang dimiliki, perusahaan dapat

memonitor perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.

Besarnya modal tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk mendapatkan laba

yang besar pada suatu perusahaan, karena pada perusahaan yang modal

kerjanya besar belum tentu labanya juga akan besar. Akan tetapi laba sangat

bergantung pada modal kerja. Sedangkan modal kerja sangat bergantung pada

nilai perputaran kas, piutang, dan persediaan. modal kerja akan naik dan

bernilai positif apabila nilai perputarannya tinggi. Adapun peneliti

mencantumkan tabel yang dapat dilihat dilampiran akan menampilkan Asset

lancar dan laba bersih tahun 2016-2018 pada perusahaan industri barang

konsumsi yang terdaftar di BEI.

Dapat dilihat bahwa perusahaan yang modalnya kerjanya besar belum

tentu mendapatkan laba yang besar juga, hal ini dapat dilihat pada PT. Tri

Banyan Tirta Tbk yang memiliki aktiva lancar atau modal kerja pada tahun

2016 sebesar Rp.249.820.943.200 tetapi perusahaan tidak mendapatkan laba.

Tetapi mengalami kerugian sebesar Rp. -26.149.160.706, hal ini menjelaskan

bahwa besarnya modal kerja tidak dapat dijadikan tolak ukur perusahaan

untuk mendapatkan laba, sebab pada perusahaan yang modal kerjanya besar

belum tentu labanya juga akan besar.

Penelitian serupa sudah banyak dilakukan diantaranya oleh Karlina (2018),

berjudul “Pengarauh Leverage, Perputaran Modal kerja, Perputaran


Persediaan, Resiko Bisnis dan Siklus Konversi Kas terhadap Profitabilitas”.

Hasilnya secara simultan menunjukan bahwa variable Leverage, perputaran

modal kerja, perputaran persediaan, risiko bisnis dan siklus konversi kas

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Sebaliknya

penelitian yang dilakukan oleh Julkarnain (2013), berjudul “Pengaruh Modal

Kerja, Perputaran Modal kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI 2008-

2011” yang menunjukan bahwa hasil penelitian secara simultan, modal kerja,

perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang tidak berpengaruh

signifikan terhadap Return On Investment (ROI). Dari hasil penelitian ini

disimpulkan bahwa secara simultan perputaran piutang, perputaran persediaan,

rasio lancar tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan penjelasan tersebut dan adanya perbedaan hasil penelitian

yang dilakukan peneliti terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran

Kas, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan

(Pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016 – 2018)”.


1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana pengaruh perputaran modal kerja terhadap Profitabilitas ?

2. Bagaimana pengaruh perputaran kas terhadap Profitabilitas ?

3. Bagaimana pengaruh perputaran persediaan terhadap Profitabilitas ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh perputaran modal kerja terhadap

Profitabilitas

2. Untuk menganalisis pengaruh perputaran kas terhadap Profitabilitas

3. Untuk menganalisis pengaruh perputaran persediaan terhadap Profitabilitas

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

Manfaat akademis, sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar

sarjana (S1) Administrasi Bisnis Universitas Muhammadiyah

Mataram.

1.4.2. Manfaat Teoritis

Hasil ini diharapkan memberikan sumbangan teori yang berarti dalam

pengembangan ilmu ekonomi, khususnya untuk meningkatkan

profitabilitas perusahaan.
1.4.3. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat

memberikan informasi tentang pengaruh perputaran modal kerja,

perputaran kas, dan perputaran persediaan sehingga dapat

digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan cepat

terkait dengan profitabilitas

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai

masukan atau bahan pembanding bagi peneliti lain yang akan dapat

dipergunakan sebagai masukan atau bahan pembanding peneliti

lain yang melakukan penelitian sejenis ataupun penelitian yang

lebih luas
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Julkarnain (2013) dengan judul “Pengaruh Modal Kerja Perputaran

Modal kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada

Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI 2008-2011”. Hasil

penelitian menunjukan secara parsial modal kerja berpengaruh terhadap

Return On Investment (ROI), perputaran modal kerja tidak berpengaruh

terhadap Return On Investment (ROI), perputaran kas berpengaruh terhadap

Return On Investment (ROI), perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap

Return On Investment (ROI). Secara simultan, modal kerja, perputaran modal

kerja, perputaran kas, perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan

terhadap Return On Investment (ROI). Pada perusahaan barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011.

Putri (2016) berjudul “Pengaruh Perputaran kas, Piutang, dan Persediaan

Terhadap Profitabilitas (Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indoensia Periode 2011-2015)”. Secara simultan uji f,

perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil uji koefisien determinasi

R2 (R Square) sebesar 0,276 yang memiliki arti bahwa pengaruh perputaran


kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan adalah sebesar 27,6% dan

sisanya 72,4% di pengaruhi oleh variable lain di luar model penelitian ini.

Arniati (2017) berjudul “Pengaruh Perputaran Piutang, Perputaran

Persediaan, dan Rasio Lancar Terhadap Profitabilitas. (Studi Kasus

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)”. Dari hasil penelitian ini

disimpulkan bahwa : (1) pengaruh perputaran piutang berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap profitabilitas (2) perputaran persediaan berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (3) rasio lancar berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Karlina (2018) berjudul “Pengaruh Leverage, Perputaran Modal kerja,

Perputaran Persediaan, Risiko Bisnis dan Siklus Konversi Kas Terhadap

Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perushaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

periode 2010-2015). Hasil secara simultan menunjukan bahwa variable

Leverage, perputaran modal kerja, perputaran persediaan, risiko bisnis dan

siklus konversi kas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.

Henia (2018) berjudul “Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran

Persediaan Terhadap Profitabilitas (Pada Perushaan Manufaktur Sub Sektor

Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga yang Terdaftar di BEI Periode 2009-

2016)”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perputaran piutang secara

parsial berpengaruh positif terhadap profitabilitas, secara parsial perputaran


persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas, secara simultan

perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap

profitabilitas.

Tabel 2.1

Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Peneliti Persamaan Perbedaan

1 Julkarnain Pengaruh modal kerja, Persamaannya Perbedaannya


perputaran modal kerja, terletak di terletak pada
(2013) perputaran kas, beberapa variable, periode
perpuataran piutang pengambilan penelitiannya
terhadap profitabilitas objeknya dan
pada perusahaan barang teknik analisisnya
konsumsi yang terdaftar
di BEI Per 2009-2011
2 Putri Pengaruh Modal Kerja Persamaanya Perbedaanya
Terhadap Profitabilitas terletak pada Terletak pada
(2015) Perusahaan Food And variabelnya dan periode
Beverages objeknya penelitiannya
3 Novika Pengaruh Perputaran kas, Persamaannya Perbedaanya
piutang, dan Persediaan terletak di terletak pada
(2016) terhadap profitabilitas beberapa variable, periode
pada perusahaan sub pengambilan penelitannya
sektor farmasi yang objeknya, jenis
terdaftar di BEI per penelitiannya dan
2011-2015 teknis analisisnya
4 Arniati Pengaruh perputaran Persamaanya Perbedaanya
piutang, perputaran terletak pada jenis terletak pada
(2017) persediaan, dan rasio data yang periode
lancar terhadap digunakan, penelitiannya
profitabilitas (studi kasus analisis yang dan variable
perusahaan manufaktur digunakan dan yang digunakan
yang terdaftar di BEI per ada variabel yang
2013-2015 sama
5 Karlina Pengaruh Leverage, Persamaanya Perbedaanya
Perputaran Modal kerja, terletak pada terletak pada
Perputaran Persediaan, objek, jenis data, teknik
(2018) Risiko Bisnis dan Siklus teknik analisinya dan
Konversi Kas Terhadap pengambilan periode
Profitabilitas (Studi sampel dan ada penelitiannya
Kasus Pada Perushaan variabel yang
Manufaktur yang sama
Terdaftar di BEI periode
2010-2015)
6 Henia Pengaruh Perputaran Persamaanya Perbedaanya
Piutang dan Perputaran terletak pada terletak pada
(2018) Persediaan Terhadap objek, jenis data, teknik
Profitabilitas (Pada teknik analisinya dan
Perushaan Manufaktur pengambilan periode
Sub Sektor Kosmetik dan sampel dan ada penelitiannya
Keperluan Rumah variabel yang
Tangga yang Terdaftar di sama
BEI Periode 2009-2016)
2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengaruh

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (2005 :849) “Pengaruh adalah

daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.”

Sedangkan menurut Badudu dan Zain (2001: 1031) menyatakan bahwa

“Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi, sesuatu yang dapat

membentuk atau mengubah sesuatu yang lain tunduk atau mengikuti karena

kuasa atau kekuatan orang lain”.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan

sumber daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.

Sehingga, dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai seberapa besar daya
yang di timbulkan oleh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Dan

Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas.

2.2.2 Modal Kerja

1) Pengertian Modal Kerja

Modal kerja sangat dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan usaha. Modal

kerja (working capital) didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk

membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki

jangka waktu pendek.

Menurut Khasmir (2018:250) Pengertian modal kerja merupakan modal

yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan

sebagai investasi jangka pendek yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau

aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang,

persediaan dan aktiva lancar lainnya. Modal kerja yang diartikan seluruh

aktiva lancer dikurangi dengan utang lancar , yang dinamakan modal kerja

bersih.

Menurut Munawir (2014:19) “Modal adalah hak atau bagian yang

dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal

saham), surplus dan laba yang ditahan.”

Menurut Djarwanto (2011:87) “Modal kerja adalah kelebihan aktiva

lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja

bersih. Kelebihan ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari
utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi ini bersifat kualitatif

karena menunjukan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar

dari pada utang jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha di masa

mendatang”.

2) Sumber modal kerja

Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam bentuk

apa pun. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan

sumber-sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang

tersedia. Menurut Kasmir (2018:256), menyatakan bahwa Sumber-sumber

dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan

kenaikan passiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat

digunakan, yaitu

1. Hasil operasi perusahaan


2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga
3. Penjualan saham
4. Panjualan aktiva tetap
5. Panjualan obligasi
6. Memperoleh pinjaman
7. Dana hibah, dan
8. Sumber lainnya
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai

dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi


kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal

ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung

kepada beberapa faktor yang memenuhinya. Oleh karena itu, pihak

manajemen dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan terutama

kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja harus selalu memperhatikan

faktor-faktor tersebut. Menurut Djarwanto (2011:91-94) bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi modal kerja, yaitu :

a. Sifat umum atau tipe perusahaan


b. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang
dan ongkos produksi per unit/harga beli per unit barang itu
c. Syarat pembelian dan penjualan
d. Tingkat perputaran persediaan
e. Tingkat perputaran piutang
f. Pengaruh konjungtur (business cycle)
g. Derajat risiko kemungkinann menurunnya harga jual aktiva jangka
pendek
h. Pengaruh musim
i. Credit rating dari perusahaan
4) Konsep Modal Kerja
Menurut Kasmir (2018 : 250-251), pengertian modal kerja (working

capital) dapat dibagi atas 3 konsep, yaitu kuantitatif, kualitatif, dan

fungsional.

1. Konsep kuantitatif
Kosep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh

aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan

dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering

disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).

2. Konsep kualitatif

Konsep kualitatif, merupakan kosep yang menitik beratkan kepada

kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar

dan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net

working capital). Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas

perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar

menunjukkan kepercayaan para kreditor kepada pihak perusahaan sehingga

kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman

dari kreditor.

3. Konsep fungsional

konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki

perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki

dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin

banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat

meningkatkan perolehan laba. Demikian sebaliknya, jika dana yang

digunakan sedikit, labapun akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataanya

terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.


5) Perputaran Modal Kerja

Menurut Kasmir (2018:182) perputaran modal kerja atau working

capital turn over merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk

mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama

periode tertentu. untuk mengukur rasio ini, perlu membandingkan

antara penjualan dengan modal kerja yang merupakan jumlah dari

aktiva lancar.

Perputaran modal kerja menunjukkan seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam memanfaatkan modal kerja untuk menghasilkan penjualan

bersih. Perputaran modal kerja menunjukkan seberapa besar modal kerja

perusahaan berputar dalam satu tahun. Menurut Kasmir (2018:183) rumus

yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai

berikut :
PENJUALAN BERSIH
PERPUTARAN MODAL KERJA = x 1 kali
MODAL KERJA

Dalam rumus perputaran modal kerja ini, dapat disimpulkan beberapa hal

penting yaitu, penyebab kenaikan rasio perputaran modal kerja adalah :

Penjualan meningkat (lebih besar dari peningkatan modal kerja) atau modal

kerja menurun. Sebaliknya, penyebab penurunan rasio perputaran modal kerja

adalah karena penjualan menurun atau modal kerja meningkat (tapi penjualan

menurun). Rasio perputaran modal kerja yang bagus adalah yang mengalami
peningkatan setiap tahun. Karena ini artinya, perusahaan dapat

memaksimalkan modal kerja untuk menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.

2.2.3 Kas

1) Pengertian Kas

Kas adalah harta lancar yang sangat penting yang merupakan alat

pertukaran dan juga dipakai sebagai alat pengukur dalam akuntansi atau

dalam dunia perekonomian. Dalam susunan neraca pos ini termasuk harta

yang paling sering mengalami perubahan dikarenakan hampir sebagian besar

transaksi perusahaan akan mengurangi jumlah kas, misalnya pembelian bahan

jasa pembayaran gaji upah dan biaya-biaya lainnya. Perlu diperhatikan bahwa

kas adalah harta perusahaan yang tidak produktif sehingga harus diusahakan

agar jumlahnya jangan terlalu besar yang menimbulkan dana tersebut

sebagian menganggur dan sebaliknya jumlah tersebut juga tidak boleh terlalu

kecil yang dapat menimbulkan hambatan-hambatan dalam menjalankan

kegiatan usaha. Dengan demikian kas dapat diartikan sebagai berikut:

Kas menurut Donal E. Kieso, Jerry J. Wegandt dan Terry D. Warfield

(2002:402) menyebutkan “Kas yaitu aktiva yang paling likuid, merupakan

media pertukaran standar dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-

pos lainnya”.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kas adalah

harta lancar yang sangat penting bagi perusahaan, yang merupakan alat
pertukaran dan juga dipakai sebagai alat ukur dalam akuntansi atau didalam

dunia perekonomian. Disamping itu, kas juga merupakan yang paling sering

mengalami perubahan karena hampir sebagian besar transaksi perusahaan

akan mempengaruhi jumlah kas.

2) Jenis-Jenis Kas

Menurut Baridwan (2001:187) Dalam perusahaan secara garis besar

kas di bedakan menjadi 2 bagian yaitu :

1. Kas Penerimaan, yaitu suatu transaksi yang menimbulkan bertambahnya

saldo kas dan milik perusahan, yang diakibatkan adanya penjualan hasil

produksi, penerimaan piutang, maupun hasil transaksi lainya yang akan

menyebabkan betambahnya kas.

2. Kas Pengeluaran, yaitu kas transaksi yang mengakibatkan berkurangnya

saldo kas tunai dan bank milik perusahaan yang di sebabkan oleh adanya

pembelian tunai, pembayaran hutang, maupun pengeluaran lainnya.

Menurut Baridwan (2001:187) Kas pengeluaran adalah transaksi yang

mengakibatkan berkurangnya saldo kas tunai dan milik perusahaan baik

karena pembelian tunai, pembayaran hutang, maupun pengeluaran lainnya.

Kas pengeluaran adalah prosedur pembiayaan uang dilaksanakan melalui

beberapa unit organisasi dalam perusahaan, dan sumber pengeluaran

terbesar perusahaan adalah pembayaran utang perusahan selain itu dari

pengeluaran uang yang lain.


Kas pengeluaran di kelompokan menurut kegiatannya adalah :

1. Kegiatan investasi

Yang termasuk aliran kas kegiatan investasi adalah menerima dan menagih

pinjaman utang, surat-surat berharga atau modal aktiva tetap dan aktiva

produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Aliran kas

pengeluaran dari kegiatan investasi antara lain :

a. Pembayaran utang perusahaan dan pembelian kembali surat utang

perusahaan

b. Pembelian saham perusahaan lain atau perusahan sendiri

c. Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya

2. Kegiatan Pembiayaan

Yang temasuk kegiatan pembiayaan adalah kegiatan mendapatkan sumber-

sumber dana di miliki dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber

tersebut, meminjam dan membayar utang kembali atau melakukan pinjaman

jangka panjang untuk membayar utang. Aliran Kas pengeluaran dari kegiatan

pembiayaan antara lain :

a. Pembayaran deviden dan pembayaran bunga kepada pemilik akibat adanya

surat berharga.

b. Pembayaran kembali hutang yang dipinjaman. Pembayaran hutang kepada

kreditor termasuk utang yang sudah dipinjamkan.

3. Kegiatan Operasi
Kegiatan Operasi adalah seluruh transaksi dari peristiwa lain yang tidak dapat

dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan. Aliran kas pengeluaran

dari kegiatan operasi :

a. Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk produksi

atau untuk di jual, termasuk pembayaran utang jangka pendek atau jangka

panjang kepada supplayer

b. Pembayaran kas kepada supplayer lain dan pegawai untuk kegiatan selain

produksinya barang dan jasa.

c. Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak, kewajiban lainnya, denda

dan lain-lain.

d. Pembayaran kepada pembeli pinjaman dari kreditor lainnya berupa bunga.

e. Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau

pembiayaan seperti pembayaran tuntutan pengadilan, pengembalian dana

kepada pelanggan dan sumbangan.

3) Perputaran Kas

Menurut James O. Gill dalam Kasmir (2018:140) “ Perputaran kas

berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang

dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan”. Artinya

untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan

biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.


Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva terhadap utang lancar.

Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja bersih yang

dimiliki perusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor atau modal kerja saja

merupakan jumlah dari aktiva lancar. Hasil perhitungan perputaran kas dapat

diartikan sebagai berikut:

a. Apabila perputaran kas tinggi, ini berarti, ketidakmampuan perusahaan

dalam membayar tagihannya.

b. Sebaliknya, apabila perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang

tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga

perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit.

Menurut Kasmir (2018:140) rumus yang digunakan untuk mencari

perputaran kas adalah sebagai berikut :

PENJUALAN BERSIH
PERPUTARAN KAS = X 1 KALI
MODAL KERJA

2.2.4) Persediaan

1) Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan salah satu komponen dalam neraca keuangan.

Namun jumlah nilai persediaan yang ditunjukan dalam neraca ini saja tidak

cukup untuk memberikan informasi penting bagi perusahaan atau pihak terkait

lainnya untuk menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dan kebijakan

perusahaan. Maka dari itu neraca ataupun laba rugi, dapat menjadi bermanfaat

jika dapat di interpretasikan dengan menggunakan analisis rasio laporan


keuangan. Untuk melakukan analisis rasio laporan keuangan, diperlukan

perhitungan terhadap rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek

tertentu.

Menurut Warren, reeve, Fess (2008:398) mengatakan persediaan

digunakan untuk mengindikasikan barang dagang yang disimpan untuk

kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan bahan yang digunakan

dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.

2) Jenis – jenis Persediaan

Menurut Rangkuti (2007:7-8) menyebutkan ada beberapa jenis

persediaan menurut fungsinya antara lain:

1. Batch stock/Lot Size Inventory

Persediaan dilakukan karena pembelian barang dalam jumlah yang lebih

besar daripada jumlah yang dibutuhkan saat itu. Keuntungannya yang

diperoleh:

a. Potongan harga pada harga pembelian

b. Efisiensi produksi

c. Penghematan biaya angkutan

2. Fluctuation Stock

Persediaan dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen

yang tidak dapat dipastikan.

3. Anticipation Stock
Persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang

dapat dipastikan yang dipengaruhi oleh faktor musiman dalam satu tahun

dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang

meningkat.

3) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran persediaan. “Menurut Kasmir (2018:180), perputaran

persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana

yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode”.

Rasio perputaran Persediaan atau dalam bahasa Inggris disebut dengan

Inventory Turnover Ratio adalah jenis rasio efisiensi yang menunjukkan

seberapa efektif persediaan dikelola dengan membandingkan harga pokok

penjulan (HPP) dengan persediaan rata-rata untuk suatu periode. Rasio

perputaran persediaan ini mengukur rata-rataa persediaan “diputar” atau

“dijual” selama satu periode. Dengan kata lain, Inventory Turnover mengukur

berapa kali perusahaan menjual total persediaan rata-rata sepanjang tahun

yang bersangkutan. Rasio ini merupakan indikator yang baik untuk menilai

kualitas persediaan dan praktek pembelian yang efektif dalam manajemen

persediaan.

Rumus untuk mencari perputaran persediaan (inventory turnover) dapat

digunakan dengan dua cara sebagai berikut Kasmir (2010:129) :

Menurut James C. van horne


𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

2.2.5 Profitabilitas

1) Pengertian Profitabilitas

Sebelum mengambil keputusan seorang manajer keuangan harus

mengetahui terlebih dahulu bagaimana kondisi keuangan perusahaan saat itu.

Kondisi keuangan perusahaan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan

dapat dijadikan pertimbangan manajer keuangan dengan melakukan analisis

terlebih dahulu terhadap laporan keuangan tersebut. Tingkat profitabilitas

yang tinggi pada sebuah perusahaan akan meningkatkan daya saing antar

perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi

akan mampu membuka cabang yang baru serta memperluas usahanya dengan

membuka investasi baru yang terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat

keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa

mendatang.

Profitabilitas dinilai sangat penting, karena untuk melangsungkan

hidup suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan atau

profitable. Tanpa keuntungan maka sulit bagi perusahaan untuk menarik

modal dari luar. Berikut beberapa pengertian tentang profitabilitas yakni:

Profitabilitas menurut Brigham (2001:89) adalah hasil serangkaian

kebijakan dan keputusan. Perusahaan harus dalam keadaan menguntungkan

(profitable) untuk tetap menjaga kelangsungan hidupnya.


Menurut Agus Sartono (2010:122) menyatakan bahwa profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan

penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas suatu perusahaan

menunjukkan perbandingan antara laba dengna aktiva atau modal yang

menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas menurut Bambang

Riyanto (2008:35) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan menghasilkan laba

dari proses kegiatan bisnis perusahaan melalui berbagai keputusan dan

kebijakan manajemen. Perusahaan akan mengalami kesulitan menarik modal

dari luar jika dalam kondisi menguntungkan (profitable).

2) Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2018:196) Rasio Profitabilitas merupakan rasio

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keutungan. Rasio ini

juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal

ini ditunjukan oleh laba yang di hasilkan dari penjualan dan pendapatan

investasi, penggunaan Rasio Profitabilitas menunjukan efesiensi perusahaan.

a. Tujuan dan Manfaat Profitabilitas


Tujuan penggunaan profitabilitas bagi pihak intern maupun ekstern

perusahaan menurut Kasmir (2011:197):


1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam

satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang telah

digunakan, baik modal pinjaman atau modal sendiri.

Sementara itu, manfaat yang diperoleh yaitu:

1. Untuk mengetahui besarnya laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode tertentu.

2. Untuk mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

3. Untuk mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri.

5. Untuk mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang telah

digunakan, baik modal pinjaman atau modal sendiri.

b. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan

untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu atau untuk beberapa periode. Menurut Kasmir (2011:199)

menjelaskan bahwa dalam praktiknya jenis-jenis rasio profitabilitas yang

digunakan adalah:

1)Profit margin (profit margin on sale)

2)Laba per lembar saham

3)Return on Equity(ROE)

4)Return on Asset (ROA)

Van Horne dan Wachowicz (2009: 222) menjelaskan bahwa rasio

profitabilitas yang digunakan adalah:

1) Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin atau margin laba kotor digunakan untuk

mengetahui keuntungan kotor perusahaan yang berasal dari penjualan setiap

produknya. Rasio ini sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila

harga pokok penjualan meningkat, maka Gross Profit Margin akan menurun

begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efesiensi

pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan

kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Formulasi dari Gross Profit Margin adalah sebagai berikut: (Horne dan

Wachowicz, 2009:215)

Penjualan bersih − harga pokok


𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
penjualan bersih

2) Net Profit Margin


Net Profit Margin adalah ukuran profitabilitas perusahaan dari

penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan.

Formulasi dari net Profit Margin adalah sebagai berikut:

Laba bersih setelah pajak


𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
penjualan bersih

Jika margin laba kotor tidak terlalu berubah selama beberapa tahun

tetapi margin laba bersihnya menurun selama periode waktu yang sama, maka

hal tersebut mungkin disebabkan karena biaya penjualan, umum, dan

administrasi yang terlalu tinggi jika dibandingkan dengan penjualannya, atau

adanya tarif pajak yang terlalu tinggi. Disisi lain, jika margin laba kotor turun,

hal tersebut mungkin disebabkan karena biaya untuk memproduksi barang

meningkat jika dibandingkan dengan penjualannya (Van Horne James C dan

Jhon M. Wachowicz, 2009:215).

3) Return on Investment (ROI) atau Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dan aktiva yang digunakan. Return on Asset (ROA)

merupakan rasio terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada. Return on

Asset (ROA) atau yang disebut juga Return on Investment (ROI) diperoleh

dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva

(Horne dan Wachowicz, 2009:215).


Menurut Bambang Riyanto (2001: 336) juga menyatakan bahwa ROA

merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan

aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih.

Brigham Houtson (2006: 109) menyatakan rasio antara laba bersih

terhadap total aktiva mengukur tingkat pengembalian total aktiva.

Menurut Munawir (2002: 269) menyatakan bahwa ROA

merefleksikan seberapa banyak perusahaan telah memperoleh hasil atas

seluruh sumber daya keuangan yang ditanamkan pada perusahaan.

Van Horne James C dan Jhon M. Wachowicz (2009:215) menyatakan

bahwa Net Profit Margin maupun rasio perputaran aktiva tidak dapat

memberikan pengukuran yang memadai atas keseluruhan efektifitas

perusahaan. Net Profit Margin tidak memperhitungkan penggunaan aktiva,

sedangkan rasio perputaran aktiva tidak memperhitungkan profitabilitas dalam

penjualan. ROA dapat mengatasi kedua kelemahan tersebut. Peningkatan

dalam upaya menghasilkan laba perusahaan akan terjadi jika terjadi

peningkatan dalam perputaran aktiva, peningkatan dalam net Profit Margin,

atau keduanya. Munawir (2002:85) menyatakan bahwa ROA memiliki

beberapa manfaat yaitu antara lain:

a) Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka

dengan analisis Return on Asset (ROA) dapat mengukur efisiensi


penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal

yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.

b) Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui

posisi keuangan perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu

langkah dalam perencanaan strategi.

c) Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return on Asset (ROA)

juga berguna untuk kepentingan perencanaan.

Kelemahan ROA menurut Munawir (2002: 85) adalah:

a) Pengukuran kinerja dengan ROA membuat manajer divisi memiliki

kecenderungan untuk melewatkan projek-projek yang menurunkan

divisional ROA, meskipun sebenarnya projek-projek tersebut dapat

meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

b) Manajemen cenderung berfokus pada tujuan jangka pendek.

4) Return on Equity (ROE)

Menurut Hanafi dan Halim (2007: 84), angka yang tinggi untuk ROE

menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ini dipengaruhi oleh

besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka

rasio ini juga akan makin besar. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari

sudut pandang pemegang saham, meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut

pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun


capital gain untuk pemegang saham, karena itu rasio ini bukan pengukur

return saham yang sebenarnya.

Menurut Kasmir (2011: 115), Return on Equity (ROE) atau rentabilitas

modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak

dengan modal sendiri. Manfaat dari analisa rasio ini yaitu mengukur tingkat

penghasilan bersih yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang

diinvestasikan.

Tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham penting artinya

bagi para investor yang harus mencocokkan resiko pembiayaan melalui

hutang dengan profitabilitas yang kemungkinan besar (merupakan hak

pemegang saham). Semakin besar rasio ini semakin baik karena berarti posisi

pemilik perusahaan semakin kuat.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

Menurut Munawir (2002:89) menjelaskan bahwa ada dua faktor yang

mempengaruhi Return on Asset (ROA) yaitu turn over operating assets yaitu

tingkat perputaran aktiva yang dipergunakan untuk operasi dan Profit Margin

yaitu besarnya keuntungan operasi dan jumlah penjualan bersih. ROA atau

ROI merupakan rasio pengukuran profitabilitas yang sering digunakan oleh

manajer keuangan untuk mengukur efektifitas keseluruhan dalam

menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia (Horne dan Wachowicz,


2009:226). Berdasarkan hal ini, maka faktor yang mempengaruhi

profitabilitas adalah laba bersih setelah pajak, penjualan bersih dan total aset.

Berdasarkan uraian tersebut, ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya profitabilitas sebagai berikut:

1) Profit Margin

Profit Margin merupakan perbandingan antara laba bersih dibagi

penjualan bersih (Bambang Riyanto, 2008:37). Profit Margin digunakan

untuk mengukur profitabilitas dari penjualan dan tingkat efisiensi operasi

perusahaan, yaitu sejauh mana kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya

yang ada diperusahaan pada periode tertentu.

Tinggi rendahnya Profit Margin dipengaruhi oleh penjualan dan

biaya-biaya operasi (harga pokok penjualan + biaya penjualan + biaya umum).

Besarnya Profit Margin pada setiap transaksi penjualan ditentukan oleh dua

faktor yaitu, penjualan bersih dan laba bersih. Ada dua alternatif usaha untuk

memperbesar Profit Margin, yaitu:

a. Meningkatkan Profit Margin

Dengan menambah biaya usaha sampai tingkat tertentu diusahakan

tercapainya tambahan penjualan lebih besar dari biaya operasi, dan

mengurangi pendapatan dari penjualan sampai tingkat tertentu.

b. Menaikkan atau mempertinggi turnover of operating asset


Dengan menambah modal usaha dan mengurangi penjualan sampai tingkat

tertentu diusahakan penurunan operating asset sebesar-besarnya.

2) Pertumbuhan penjualan

Menurut Brigham dan Houtson stabilitas penjualan akan

mempengaruhi pendapatan, yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai

jaminan pinjaman. Penjualan memiliki pengaruh yang strategis bagi sebuah

perusahaan, karena penjualan yang dilakukan harus didukung dengan harta

atau aktiva dan bila penjualan ditingkatkan maka aktiva pun harus ditambah.

Dengan mengetahui penjualan dari tahun sebelumnya, perusahaan dapat

mengoptimalkan sumber daya yang ada.

3) Ukuran perusahaan

Menurut Bambang Riyanto (2008:313) ukuran perusahaan yaitu besar

kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau

nilai aktiva.

Menurut Hadri Kusuma (2005:83), ada tiga teori yang secara implisit

menjelaskan hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan,

antara lain :

a) Teori teknologi, yang menekankan pada modal fisik, economies of scale,

dan lingkup sebagai faktor-faktor yang menentukan besarnya ukuran

perusahaan yang optimal serta pengaruhnya terhadap profitabilitas.


b) Teori organisasi, menjelaskan hubungan profitabilitas dengan ukuran

perusahaanyang dikaitkan dengan biaya transaksi organisasi, didalamnya

terdapat teoricritical resources

c) Teori institusional mengaitkan ukuran perusahaan dengan faktor-faktor

seperti sistem perundang-undangan, peraturan anti-trust, perlindungan

patent, ukuran pasar dan perkembangan pasar keuangan.

4) Leverage

Leverage adalah penggunaan biaya tetap dalam usaha untuk

meningkatkan profitabilitas. Ketika suatu pengungkit (level) digunakan

dengan tepat, maka tekanan yang diterapkan pada suatu titik akan dibentuk

atau diperbesar menjadi tekanan atau gerakan dititik lain. Leverage

mempengaruhi tingkat dan variabilitas pendapatan setelah pajak yang

selanjutnya mempengaruhi tingkat risiko dan penegembalian perusahaan

secara keseluruhan. Semakin besar tingkat leverage berarti tingkat ketidak

pastian return tinggi, namun disisi lain jumlah return yang diberikan akan

semakin besar pula (Van Horne et al., 2007:182 ).

Dari 4 jenis rasio profitabilitas tersebut, ada 2 rasio yang paling

penting dan tidak boleh diabaikan setiap kali melakukan analisis saham atau

pun untuk tujuan analisis pembiayaan dan manajemen perusahaan sendiri.

Kedua rasio tersebut adalah rasio net profit margin (NPM) dan return on

equity (ROE).
Karena NPM merupakan rasio yang paling layak dijadikan acuan

dalam menilai profitabilitas suatu usaha. Karena dasar perbandingannya

adalah dari laba bersih dengan pendapatan, yang mana laba bersih tersebut

telah bebas dari semua beban maupun biaya depresiasi, amortisasi dan

lainnya. Demikian halnya dalam ROE dimana dasar perbandingannya adalah

dari laba bersih dengan ekuitas yang mana ekuitas merupakan bagian dari aset

yang tidak terkait dengan utang perusahaan lagi. Berbeda dengan ROA karena

perbandingan labanya dengan total aset yang mana mencakup keseluruhan

milik perusahaan, termasuk utangnya.

2.3 Kerangka Konseptual dan Pengambilan Hipotesis

2.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan yaitu untuk mengetahui

pengaruh modal kerja, perputaran kas, dan perputaran persediaan terhadap

profitabilitas pada perusahaan perusahaan manufaktur sector barang konsumsi

yang terdaftar di BEI. Untuk mempermudah analisis dalam penelitian ini

maka dibuat suatu kerangka teoritis seperti gambar berikut ini:

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Perputaran modal kerja


(X1) H1

Perputaran kas H2 Profitabilitas


(X2) (Y)
H3
Perputaran Persediaan

(X3)

Keterangan :
= Hubungan Parsial
(X1),(X2),(X3) = Variabel bebas
(Y) = Variabel Terikat
Berdarakan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa perputaran modal kerja

(X1) berpengaruh terhadap profitabilitas(Y), perputaran kas (X2) berpengaruh

terhadap profitabilitas (Y), dan perputaran persediaan (X3) berpengaruh terhadap

profitablitas (Y).

2.3.2. Pengembangan Hipotesis

1) Pengaruh Signifikan Perputaran Modal kerja Terhadap Profitabilitas


Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan

kreditor jangka pendek. Mereka akan memperoleh kepastian bahwa modal

kerja berputar dengan keceptan tinggi dan utang akan segera dapat dibayar

meski dalam kondisi operasi yang sulit sehingga meningkatkan

profitabilitas perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan memiliki

profitabilitas tinggi artinya bahwa modal yang besar, efektivitas juga akan

tinggi. Tetapi modal yang besar belum tentu perusahaan memperoleh

profitabilitas yang tinggi. Hal ini tergantung dari penggunaan penggunaan

modal kerja apakah efektif dan efisien atau tidak. Modal kerja yang selalu

berputar akan mempengaruhi arus dana dalam perusahaan. Apabila


perputaran modal kerja mengalami peningkatan setiap tahunnya, berarti

arus dana yang kembali keperusahaan akan semakin lancar. Begitu pula

sebaliknya, semakin rendah tingkat perputaran modal kerja, semakin

panjang waktu terikatnya dana yang berarti pengelolaan modal kerja

kurang efektif dan efisien dan cenderung menurunkan profitabilitasnya.

Penelitian mengenai pengaruh signifikan perputaran modal kerja

terhadap profitabilitas pernah dilakukan oleh Julkarnain (2013) dan

Santoso (2013) mengatakan bahwa perputaran Modal kerja tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas. Sehingga penelitian ini menggunakan

hipotesis.

H1 : Perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas ?

2) Pengaruh Signifikan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas

Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan

jumlah kas rata-rata. Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam

menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas

berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi perputaran kas ini

akan semakin baik profitabilitasnya.

Penelitian mengenai pengaruh signifikan perputaran kas terhadap

profitabilitas pernah dilakukan oleh Budiansyah dkk (2016) dan Rahayu


dkk (2014) mengatakan perputaran kas tidak berpengaruh signifikan

terhadap profiabilitas. Sehingga penelitian ini menggunakan hipotesis.

H2 : Perputaran Kas Berpengaruh Signifikan Terhadap Profitabilitas

3) Pengaruh Signifikan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas

Persediaan merupakan aktiva yang harus dikelola dengan baik,

kesalahan dalam pengelolaan akan mengakibatkan komponen aktiva lain

menjadi tidak optimal, bahkan bisa mengakibatkan kerugian. Pengelolaan

dalam hal memanajemen perputaran persediaan bisa sangat menentukan

dalam manajemen kelanjutan aktivitas perusahaan. Dilihat dari segi biaya

apabila perputaran persediaan semakin lama, maka persediaan menumpuk,

sehingga biaya yang dikeluarkan untuk memelihara persediaan semakin

tinggi. Hal ini akan semakin memperkecil laba, karena laba merupakan

hasil dari pendapatan dikurangi biaya, sehingga semakin besar biaya yang

harus ditanggung perusahaan, semakin kecil laba yang akan didapat

Penelitian mengenai pengaruh signifikan perputaran persediaan terhadap

profitabilitas pernah dilakukan oleh Melani Hernia (2018), Arniati (2017)

dan Tirtajaya, mengatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh

positif terhadap profitabilitas. Sehingga penelitian ini menggunakan

hipotesis.

H3 : Perputaran Persediaan Berpengaruh Signifikan Terhadap

Profitabilitas.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Asosiatif.

Menurut Sugiyono (2018:20) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bermaksud

menggambarkan dan menguji hipotesis hubungan dua variabel atau lebih. Peneliti

ingin mengetahui hubungan antara variabel independen Perputaran modal kerja (X1),

Perputaran Kas (X2), dan Perputaran Persediaan (X3) dan variabel dependen

Profitabilitas (Y)

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi. Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari seseorang. Metode dokumentasi yang digunakan dalam

penelitian ini bersumber dari data-data sekunder dengan cara mempelajari,

mengklasifikasikan dan menganalisis data sekunder berupa laporan keuangan

perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2016-2018.

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1. Populasi
Menurut Sugiyono, (2018:136) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah perushaan dalam bidang industri

barang konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2018.

Dengan populasi sebanyak 42 perusahaan, yang dapat dilihat dilampiran.

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2018:137) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu 30 perusahaan yang memenuhi kriteria. Perusahaan yang

memenuhi kriteria dapat dilihat dilampiran.

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan peneliti adalalah dengan

menggunakan metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018:144). kriteria yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan Indsutri Barang Konsumsi yang berada di Bursa Efek Indonesia

tahun 2016-2018
2. Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang berada di Bursa Efek Indonesia

yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap dari tahun

2016-2018

3. Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang berada di Bursa Efek Indonesia

yang mengalami kerugian dari tahun 2016-2018.

Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No Kriteria Sampel Jumlah

1 Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang berada di Bursa 42

Efek Indonesia dari tahun 2016-2018

2 Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang berada di Bursa (9)

Efek Indonesia yang tidak mempublikasikan laporan

keuangan secara lengkap dari tahun 2016-2018

3 Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang berada di Bursa (3)

Efek Indonesia yang mengalami kerugian dari tahun 2016-

2018 (42 – 9 – 3 = 30 * 3 = 90)

Jumlah sampel penelitian dari tahun 2016-2018 90

Sumber : www.idx.co.id yang diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa perusahaan yang memenuhi

kriteria untuk menjadi sampel penelitian berjumlah 30 perusahaan. Maka, 30

perusahaan tersebut di kalikan jumlah periode peneliti sebanyak 3 tahun. Maka, hasil

dari sampel penelitian ini berjumlah 90


3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif dimana kuantitatif adalah data

yang berbentuk angka-angka yang dapat dihitung, seperti laporan keuangan yang

terdiri dari laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi perusahaan Industri

Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-

2018.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media

perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis

yang telah tersusun dalam (Dokumentasi) baik yang dipublikasikan maupun yang

tidak dipublikasikan. Dimana data - data tersebut bersumber dari laporan

keuangan perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2016-2018.

3.5. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Identifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2012:58) Variabel adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel Dependen dan variabel
Independen. Variabel Dependen adalah variabel terikat sedangkan variabel

Independen adalah variabel Bebas sebagai berikut :

1. Variabel Independen atau variabel bebas sebagai (X) dalam penelitian ini

adalah Perputaran modal kerja (X1), perputaran kas (X2), dan perputaran

persediaan (X3).

2. Variabel Dependen atau variabel terikat sebagai variable (Y). dalam

penelitian ini adalah Profitabilitas (Y)

3.5.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Perputaran modal kerja adalah merupakan salah satu rasio yang digunakan

untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama

periode tertentu. untuk mengukur rasio ini, perlu membandingkan antara

penjualan dengan modal kerja yang merupakan jumlah dari aktiva lancar

Khasmir (2018:182).

2. Perputaran kas adalah perputaran modal kerja atau working capital turn

over merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur atau

menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu


3. Perputaran Persediaan adalah “perputaran persediaan merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam

persediaan ini berputar dalam satu periode”. Kasmir (2018:180).

4. Profitabilitas adalah Kasmir (2018:196) Rasio Profitabilitas merupakan

rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keutungan.

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis Statistik dan Pengujian Hipotesis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

menggunakan SPSS 25.0. Model analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggambarkan rumus regresi linear berganda yang

bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh beberapa variabel bebas dengan

variabel terikat.

Pengujian Hipotesis dilakukan dengan parsial. Kemudian penarikan

kesimpulan dilaksanakan berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil

pengujian hipotesis.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi

data distribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk

mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Pada

penelitian ini untuk menguji suatu data terdistribusi normal atau


tidak, dapat diketahui dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov. Uji

normalitas dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan

bila nilai signifikan hitung > 0,05, berarti variabel berdistribusi

normal dan sebaliknya bila nilai signifikan hitung < 0,05, berarti

variabel tidak berdistribusi normal. (Ghozali, 2011).

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu

regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu (residual)

pada periode dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode

sebelumnya). Dalam penelitian ini, uji autokorelasi menggunakan uji

Durbin Watson (DW Test).

Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

1. DW < dL, terdapat autokorelasi positif (+)

2. dL < DW < dU, tidak dapat disimpulkan

3. dU < DW < 4-dU, tidak terjadi autokorelasi

4. 4-dU < DW < 4-dL, tidak dapat disimpulkan

5. dW < 4-dL, terdapat autokorelasi negatif (-)

3. Uji Multikolinearitas

Uji mulikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.

Jika terjadi korelasi antara variabel independen, maka variabel-


variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel yang

nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol

(Ghozali, 2011:25).

Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas dapat dilihat dari

tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF). Untuk menguji

ada tidaknya multikolinearitas dapat menggunakan nilai tolerance

value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan indikator

sebagai berikut:

a. Apabila tolerance value >10 persen dan nilai VIF < 10, makadapat

disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel

independen.

b. Apabila tolerance value < 10 persen dan VIF > 10 maka dapat

disimpulkan terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Priyanto (2014:166) Heteroskedastisitas adalah varian

residual yang tidak sama pada sesuai pengamatan didalam model

regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heteroskedastisitas. Apabila variansi dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas sedangkan

jika variansi dari residual antara pengamatan satu dengan lainnya

berbeda disebut heteroskedastitas.


Apabila variabel independensi signifikan secara statistik tidak

mempengaruhi residual regresi maka tidak terdapat indikasi terjadi

heteroskedestisitas, untuk mengetahui uji statistik scatterplot dan uji

residual statistik. Tidak terjadi Heteroskedastisitas, jika tidak ada pola

yang jelas (bergelombang, melebar dan kemudian menyempit) pada

gambar scatterplot, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, sedangkan Uji residual statistik dapat dilihat

apabila dari probabilitas signifikasinya diatas tingkat kepercayaan 5%

atau 0,05 (Ghozali, 2011:155).

3.6.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruhvariabel

independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

dependen. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen,

jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor yang dapat

dinaikturunkan nilainya.Menurut Sugyono, (2012:277). Pengujian

dilakukan dengan regresi berganda dengan model sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e

Keterangan :

Y = Profitabilitas

X1 = Perputaran Modal Kerja


X2 = Perputaran Kas

X3 = Peputaran Persediaan

b1 – b3 = Keofisien regresi dari tiap-tiap variabel Independen

a = Konstantan

e = Standar error

3.6.4. Uji Hipotesis

1. Uji t (Uji Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t

dilakukan dengan membandingkan t dihitung terhadap t tabel dengan

ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2011:178).

1. Jika t hitung < t tabel 0,2072, atau – t hitung > -t tabel 0,2072

maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk 𝛼 = 0,05

2. Jika t hitung > t tabel 0,2072, atau –t hitung < -t tabel 0,2072 maka

Ha diterima dan Ho ditolak untuk 𝛼 = 0,05

b. Uji koefisien determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R²) bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan


variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independen dapat memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97). Apabila terdapat

nilai adjusted R² bernilai negatif, maka dapat dikatakan bahwa nilai

adjusted R² dianggap bernilai nol.

Anda mungkin juga menyukai