Makalah Badan Pemeriksa Keuangan BPK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“BADAN PEMERIKSA KEUANGAN”

DiSusun Oleh :
- Kayla Bilbina
- Darni Wati
- Soniman
- Suseno

SMP NEGERI 6 MUARO JAMBI


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas kelompok bagi siswa, untuk
belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang topik Badan Pemeriksa Keuangan.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri
kepada para siswa, agar kreativitas dan penguasaan materi dapat optimal sesuai
dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
mengetahui tentang kedua Lembaga Negara tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat
dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari Guru
pengampu mata mata pelajaran ini dan juga teman-teman sangat kami harapkan
untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.

Jambi, Desember 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................ 3

BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................... 4
2.1 Ketentuan Konstitusional tentang Badan Pemeriksa Keuangan……….. 4
2.2 Fungsi dan Tanggung Jawab Badan Pemeriksaan Keuangan
Republik Indonesia…………………………………………….... 6
2.3 Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan.................................... 10

BAB
III PENUTUP.......................................................................................... 12
3.1 Kesimulan...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang besar yang didalamnya banyak terdapat


kelembagaan negara yang berfungsi mengelola negara Republik Indonesia yang
lebih dikenal dengan istilah struktur politik. Struktur politik selalu berkenaan dengan
alokasi nilai-nilai yang bersifat otortatif yaitu dipengaruhi oleh distribusi dan
penggunaan kekuasaan. Dengan demikian, lembaga politik merupakan organisasi
(lembaga) yang mengambil peran dalam suprastrukur politik dengan memiliki
kekuasaan tertentu dan menggunakn kekuasaannya ntuk kepentingan politk dan
kepentingan negara.

Pemeriksaan keuangan merupakan alat untuk mengontrol agar uang


dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan keuangan negara juga harus
dikontrol. Para pengguna uang negara harus mempertanggungjawabkan penggunaan
uang tersebut kepada negara. Untuk mewujudkan hal tersebut, negara mempunyai
alat atau lembaga yang fungsinya mengontrol penggunaan keuangan, yaitu Badan
Pemeriksa Keuangan atau yang disingkat dengan BPK.

BPK merupakan lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan


dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan kata lain, BPK
merupakan lembaga negara yang keberadaannya diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Sebelum dilakukan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, ketentuan mengenai BPK terintegrasi dalam ketentuan
tentang keuangan negara yaitu Pasal 23 Ayat (5). Akan tetapi setelah terjadi
perubahan ketiga pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, ketentuan mengenai BPK ini jauh lebih rinci . dan

1
Pembentukan Mahkamah Agung (MA) pada pokoknya memang
diperlukan karena bangsa kita telah melakukan perubahan-perubahan yang
mendasar atas dasar undang-undang dasar 1945. Dalam rangka perubahan
pertama sampai dengan perubahan keempat UUD 1945. Bangsa itu telah
mengadopsi prinsip-prinsip baru dalam system ketenegaraan, yaitu antara lain
dengan adanya system prinsip “Pemisahan kekuasaan dan cheeks and
balance” sebagai pengganti system supremasi parlemen yang berlaku
sebelumnya.

Sebagai akibat perubahan tersebut, maka perlu diadakan mekanisme


untuk memutuskan sengketa kewenangan yang mungkin terjadi antara
lembaga-lembaga yang mempunyai kedudukan yang satu sama lain bersifat
sederajat, yang kewenanganya ditentukan dalam Undang-Undang Dasar.
Maka dari itu MA di bentuk agar (the supreme law of the land ) benar-benar
dijalankan atau ditegakan dalam penyelenggaran kehidupan kenegaraan
sesuai dengan prinsip-prinsip negara Hukum modern, dimana Hukumlah
yang menjadi factor bagi penentu bagi keseluruhan dinamika kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik suatu bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah


yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana ketentuan konstitusional tentang Badan Pemeriksa


Keuanagn (BPK)
2. Apa fungsi dan tanggungjawab Badan Pemeriksa Keuanagn (BPK)

2
3. Apa saja yang menjadi kewenangan dari Badan Pemeriksa Keuanagn
(BPK)

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui ketentuan konstitusional tentang Badan Pemeriksa


Keuanagn (BPK)
2. Untuk mengetahui fungsi dan tanggungjawab Badan Pemeriksa Keuanagn
(BPK)
3. Untuk mengetahui kewenangan Badan Pemeriksa Keuanagn (BPK)

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ketentuan Konstitusional tentang Badan Pemeriksa Keuangan

Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan


Pemeriksa Keuangan mengatur bahwa Badan Pemeriksa Keuangan adalah
lembaga negara yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
BPK berkedudukan di ibukota negara, dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi, hal ini tercantum dalam Pasal 3 ayat (1), ayat (2) Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. BPK mempunyai
sembilan anggota yang keanggotaannya diresmikan dengan Keputusan
Presiden. Susunan BPK terdiri atas seorang ketua merangkap anggota,
seorang wakil ketua merangkap anggota dan tujuh orang anggota.

Pasal 2 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan


Pemeriksa Keuangan mengatur bahwa BPK merupakan satu lembaga negara

4
yang bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. Bebas diartikan dapat melakukan segala tindakan yang
terkait pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dengan tidak
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara
itu, mandiri diartikan dalam melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun
termasuk pihak eksekutif, legislatif, yudikatif dan dari dalam Badan
Pemeriksa Keuangan sendiri.

BPK merupakan lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa


pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dengan kata lain, BPK merupakan lembaga negara yang keberadaannya
diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Sebelum dilakukan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, ketentuan mengenai BPK terintegrasi dalam ketentuan
tentang keuangan negara yaitu Pasal 23 Ayat (5). Akan tetapi setelah terjadi
perubahan ketiga pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, ketentuan mengenai BPK ini jauh lebih rinci sebagaimana uraian
berikut.

BAB VIIIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Pasal 23E

5
1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan
mandiri.
2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.
3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan
dan/atau badan sesuai dengan undang-undang.

Pasal 23F

1) Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara, dan


memiliki perwakilan di setiap provinsi.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur
dengan undang-undang.

Pasal 23G

1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan


Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah
dan diresmikan oleh Presiden.
2) Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, BPK memiliki


karakteristik yang membedakannya dengan lembaga negara lainnya. Nah,
sekarang coba kalian tuliskan karakteristik BPK dengan merujuk pada
ketentuan Bab VIIIA Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

6
2.2 Fungsi dan Tanggung Jawab Badan Pemeriksaan Keuangan Republik
Indonesia

Secara umum tanggung jawab BPK sesuai Pasal 23E UUD 1945 adalah
untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung  jawab tentang keuangan negara.
Namun pada dasarnya fungsi dan tanggung jawab dari BPK dapat dilihat
sebagai berikut:

1. Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan


Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Pengelolaan keuangan negara yang baik adalah pengelolaan keuangan


negara yang dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dikelola secara ekonomis, efisien, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.

Melalui sasaran strategis ini BPK mengharapkan adanya kontribusi dan


partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan
efektivitas tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK dan mempercepat upaya
perbaikan mutu pengelolaan keuangan negara secara komprehensif.

2. Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Manajemen pemeriksaan mencakup kegiatan perencanaan strategis


pemeriksaan, perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan
pelaporan hasil pemeriksaan untuk seluruh jenis pemeriksaan yang
dilaksanakan oleh BPK.

7
Melalui sasaran strategis ini, BPK melakukan upaya pengendalian mutu
pemeriksaan yang sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan negara
dan kode etik serta sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan.
Sasaran strategis ini juga meliputi upaya peningkatan cakupan
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan
tujuan tertentu. Melalui pelaksanaan pemeriksaan yang terintegrasi, BPK
berkomitmen untuk meningkatkan fungsi manajemen pemeriksaan
melalui pelaksanaan pemeriksaan yang lebih efisien dan efektif melalui
pemanfaatan biaya pemeriksaan yang optimal dengan memanfaatkan
teknologi informasi. Pemeriksaan yang dikelola dengan baik akan
memberikan hasil pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan dan
bermanfaat bagi para pemangku kepentingan dalam mengambil
keputusan.

3. Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

BPK dapat memberikan pendapat kepada para pemangku kepentingan


yang diperlukan karena sifat pekerjannya. Pendapat yang diberikan dapat
berupa perbaikan kebijakan dan tata kelola di bidang pendapatan,
pengeluaran, pinjaman, privatisasi, likuidasi, merger, akuisisi, penyertaan
modal pemerintah, penjaminan pemerintah, dan bidang lain yang
berkaitan dengan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Di
samping itu, BPK juga dapat memberikan pertimbangan atas
penyelesaian kerugian negara/daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Kewenangan BPK dalam memeriksa pengelolaan keuangan negara


memungkinkan BPK memiliki data dan informasi keuangan negara yang
diperlukan dalam memberikan pendapat dan pertimbangan yang
diperlukan oleh para pemangku kepentingan.

8
4. Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan
Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Kerugian negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang,


yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan
hukum baik karena kesengajaan maupun karena kelalaian. BPK menilai
dan/atau menetapkan jumlah kerugian negara yang diakibatkan oleh
perbuatan melawan hukum baik secara sengaja maupun lalai yang
dilakukan oleh bendahara, pengelola BUMN/BUMD, dan lembaga atau
badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara. BPK
melakukan pemantauan atas penyelesaian ganti kerugian negara di
seluruh instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, dan
BUMN/BUMD.

Melalui sasaran strategis ini BPK ingin memastikan proses penetapan


kerugian negara yang disebabkan oleh bendahara, pengelola
BUMN/BUMD, dan lembaga atau badan lain dilakukan secara lebih
cepat dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. Di samping itu,
BPK akan berupaya untuk dapat menyajikan database status penyelesaian
ganti kerugian negara yang lengkap, akurat dan tepat waktu sehingga
dapat menjamin pelaksanaan pembayaran ganti kerugian negara.

5. Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan


Mutu

Sebagai lembaga profesi BPK dituntut untuk terus meningkatkan (1)


kapasitas kelembagaan, (2) kompetensi pelaksananya sesuai dengan
perkembangan dunia pemeriksaan, dan (3) hasil pemeriksaan yang bebas
dari kesalahan, yang sejalan dengan kebutuhan pemangku kepentingan
yang terus berubah. Melalui sasaran strategis ini, BPK berupaya untuk

9
melaksanakan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu (SPKM) secara
konsisten dan berkesinambungan.

6. Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan


Keuangan Negara

Dalam melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab


keuangan negara, BPK berwenang untuk merumuskan aturan-aturan
pelaksanaan yang diperlukan untuk memastikan pelaksanaan
kewenangan yang ada. Kewenangan BPK sebagaimana tertuang dalam
peraturan perundangan-undangan antara lain mencakup kewenangan
mengakses semua data dan informasi yang terkait dengan pengelolaan
keuangan negara serta mengatur perangkat yang diperlukan dalam
melaksanakan pemeriksaan. Melalui sasaran strategis ini BPK bertekad
untuk menyelesaikan aturan pelaksanaan yang dibutuhkan dan terlibat
secara aktif dalam proses harmonisasi peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan pengelolaan dan pemeriksaan keuangan negara.

7. Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Semua tugas dan wewenang BPK harus terakomodasi dalam suatu


struktur organisasi efektif yang dilengkapi dengan perangkat organisasi
sebagaimana diperlukan. Melalui sasaran strategis ini BPK berupaya
untuk memiliki organisasi yang fleksibel dengan komposisi hemat
struktur dan kaya fungsi serta dilengkapi dengan pedoman kerja yang
jelas untuk memastikan standar kualitas kerja yang tinggi.

8. Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

10
Sebagai organisasi yang bertumpu pada kecakapan dan keahlian, SDM
merupakan aset terpenting BPK. Oleh sebab itu, penambahan jumlah
pemeriksa dan pengembangan kemampuan serta kompetensi pegawai
BPK menjadi prioritas utama untuk dapat mencapai hasil pemeriksaan
yang berkualitas. Selain itu, BPK perlu menyediakan suatu lingkungan
kerja yang kondusif, untuk menarik orang-orang terbaik di bidangnya,
termasuk melalui peningkatan kesejahteraan pegawai.

9. Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Kinerja BPK yang tinggi perlu didukung dengan tersedianya fasilitas


kerja yang memadai sesuai dengan standar sarana dan prasarana kerja.
Melalui sasaran strategis ini, BPK secara khusus berupaya untuk
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi melalui penyediaan
infrastruktur dan jaringan yang mendukung pelaksanaan seluruh kegiatan
BPK. Selain itu, BPK akan terus berupaya meningkatkan sarana dan
prasarana kerja lainnya untuk seluruh unit organisasi BPK.

10. Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Sebagai pelaksana anggaran negara BPK tidak lepas dari kewajiban


untuk mengelola keuangan negara secara efisien, efektif, dan ekonomis
dengan mengedepankan akuntabilitas dan transparansi. Melalui sasaran
strategis ini BPK berupaya untuk meningkatkan kualitas, ketertiban, dan
kepatuhan proses perencanaan, penggunaan dan pertanggungjawaban
anggaran BPK sesuai dengan peraturan yang berlaku. Di samping
pertanggungjawaban anggaran, sasaran strategis ini difokuskan pada
pemanfaatan anggaran secara optimal dalam rangka peningkatan kinerja
BPK dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.

11
2.3 Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan

Selain diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945, keberadaan BPK juga diperkuat oleh Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Salah
satu aspek yang diatur dalam undang-undang tersebut adalah tugas dan
kewenangan BPK. Pasal 6 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan menyatakan
bahwa BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara,
Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau
badan lain yang mengelola keuangan negara. Kemudian dalam Pasal 9 Ayat
(1) disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang:

1. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan


pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun
dan menyajikan laporan pemeriksaan;
2. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap
orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga
Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan
Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang
mengelola keuangan negara;
3. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik
negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan
negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan- perhitungan, surat-surat,
bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara;

12
4. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK;
5. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
6. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara;
7. Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang
bekerja untuk dan atas nama BPK;
8. Membina jabatan fungsional Pemeriksa;
9. Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan; dan
10. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat/ Pemerintah Daerah.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, pemeriksaan yang menjadi tugas BPK
meliputi pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab mengenai
keuangan negara. Pemeriksaan tersebut mencakup seluruh unsur keuangan
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 17
tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Keberadaan BPK menjadi sangat

13
penting sebagai pilar untuk mengukur keterserapan keuangan negara serta
mengontrol penggunaannya.

Fungsi dan tanggungjawab BPK meliputi :


1. Meningkatkan efektivitas tindak lanjut hasil pemeriksaan dan memenuhi
harapan pemangku kepentingan
2. Meningkatkan fungsi manajemen pemeriksaan
3. Meningkatkan mutu pemberian pendapat dan pertimbangan
4. Meningkatkan percepatan penetapan tuntutan perbendaharaan dan
pemantauan penyelesaian ganti kerugian negara
5. Meningkatkan efektivitas penerapan sistem pemerolehan keyakinan mutu
6. Pemenuhan dan harmonisasi peraturan di bidang pemeriksaan keuangan
negara
7. Meningkatkan mutu kelembagaan dan ketatalaksanaan
8. Meningkatkan kompetensi SDM dan dukungan manajemen
9. Meningkatkan pemenuhan standar dan mutu sarana dan prasarana
10. Meningkatkan pemanfaatan anggaran

Adapun yang menjadi wewenang BPK meliputi pemeriksaan keuangan,


pemeriksaan kinerja serta pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://m.merdeka.com/badan-pemeriksa-keuangan/profil/

https://www.bpk.go.id/

https://www.mag.co.id/tugas-dan-wewenang-badan-pemeriksa-keuangan-atau-
bpk/

https://www.neliti.com/id/badan-pemeriksa-keuangan-republik-
indonesia/catalogue

13

Anda mungkin juga menyukai