Andesit 1 - Bab 1
Andesit 1 - Bab 1
Andesit 1 - Bab 1
PENDAHULUAN
Untuk usaha peningkatan taraf hidup di daerah tersebut, maka PT. Estu Sae berusahaa
memanfaatkan bahan galian andesit yang terdapat disana sehingga akan menciptakan
lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Batuan andesit sendiri banyak di manfaatkan untuk pembangunan
infrastukur karena memiliki daya tahan yang kuat. Dengan tingginya kebutuhan
terhadap batuan andesit, sehingga menyebabkan banyak penambangan batu andesit
yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini nantinya diharapkan akan
memberikan dampak positif kepada masyarakat maupun pada pemerintah daerah.
Usaha pertambangan tidaklah sama dengan mengola usaha sumberdaya yang lain,
mengingat pengelolaan usaha pertambangan adalah bersifat padat modal, beresiko
tinggi dan waktu kerjanya yang lama sehingga dibutuhkan perencanaan yang baik dan
konsep-konsep yang sesuai dengan tetap memperhatikan faktor sosial dan
lingkungan. Kajian eksplorasi andesit yang dilakukan oleh PT. Estu Sae selama
beberapa bulan menunjukkan bahwa Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol,
Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur memiliki potensi yang cukup untuk
dilakukan eksploitasi.
1.2.1 Maksud
Berikut merupakan maskud dari pembuatan laporan studi kelayakan, diantaranya :
1. Untuk merencanakan dan memahami konsep perencanaan tambang.
2. Untuk merencanakan secara teknis kegiatan penambangan andesit pata PT.
Estu Sae di daerah Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabupaten
Magetan, Provinsi Jawa Timur.
3. Sebagai dasar untuk melatih dalam membuat rancangan teknis kegiatan
penambangan pada Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabupaten
Magetan, Provinsi Jawa Timur.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan studi kelayakan diantaranya yaitu :
1. Mengetahui kondisi geologi daerah yang akan dilakukan penambangan.
2. Mengetahui estimasi sumberdaya dan cadangan yang terdapat di lokasi
penyelidikan.
3. Mengetahui metode dan tata cara penambangan yang dilakukan di lokasi
penyelidikan.
4. Mengetahui rencana pengolahan bahan galian yang terdapat di lokasi
penyelidikan
5. Mengetahui rencana produksi pertahun dan umur tambang.
6. Mengetahui pemantauan dan pengelolaan lingkungan di lokasi penyelidikan
1.5.2 Eksplorasi
Setelah melakukan penyelidikan umum, Dilanjutkan dengan kegiatan Eksplorasi,
untuk mengetahui singkapan batuan andesit yang lebih mendalam. Kegiatan
eksplorasi di lakukan selama 2 bulan. Kegiatan eksplorsai terdiri dai pemetaan
geologi, pemetaan topografi, pemboran, sampling batuan, dan perhitungan
sumberdaya dan cadangan yang dilakukan selama 1 bulan 1 minggu, dimulai dari
tanggal 15 November 2021 s.d 21 Desember 2021. Sedang pengolahan data ekplorasi
dilakukan 3 minggu. Dari tanggal 21 Desember s.d 11 Januari 2021.
1.5.3 Penyusunan dan Penyelesaian Dokumen Studi Kelayakan
Kegiatan terakhir adalah, penyusunan dan penyelesaian dokumen studi kelayakan.
Penyelesaian dokumen dilakukan selama 2 bulan, untuk memastikan kembali data
hasil eksplorasi benar-benar sesuai dan layak atau tidak dilakukan penambangan.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 12 Januari 2021 s.d 10 Maret 2022.
Tabel 1.1
Rincian Pelaksanaan Kegiatan
Tahun 2021 Tahun 2022
Waktu Uraian Oktober November Desember Januari Februari Maret
No
Studi Pekerjaan Minggu-ke
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Persiapan dan
1
Penyelidika mobilisasi alat
n Umum Pengujian
2
Laboratorium
Pemetaan
3
geologi
Pemetaan
4
topografi
5 Eksplorasi Pemboran
6 Sampling
Perhitungan
7 sumberdaya
dan candangan
Sumber : Data Penelitian PT. Estu Sae, 2021
Lanjutan tabel 1.1
Tahun 2021 Tahun 2022
Waktu Uraian Oktober November Desember Januari Februari Maret
No
Studi Pekerjaan Minggu-ke
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Penyusunan Analisa
8
dan Data
Penyelesaia
n Dokumen Pembuatan
9
Studi Laporan
Kelayakan
Sumber : Data Penelitian PT. Estu Sae, 2021
1.6 Keadaan Umum Lingkungan
Lokasi penyelidikan termasuk daerah yang bergelombang, artinya banyak perbukitan
di wilayah tersebut dengan kemiringan 40%. Daerah penyelidikan tersusun oleh
formasi tuff jabolarangan dan lahar lawu. Penggunaan lahan di sekitar lokasi yaitu
digunakan untuk perkebunan dan persawahan.
Tabel 1.3
Koordinat IUP Eksplorasi PT. Estu Sae
KOORDINAT IUP EKSPLORASI
No Longitude (E) Latitude (S)
D (o) M (‘) S (‘’) D (o) M (‘) S (‘’)
1. 111 15 46,467 7 42 7,952
2. 111 15 46,467 7 42 10,66
3. 111 15 47,643 7 42 10,66
4. 111 15 47,643 7 42 17,252
5. 111 15 46,002 7 42 17,252
6. 111 15 46,002 7 42 20,151
7. 111 15 34,323 7 42 20,151
8. 111 15 34,323 7 42 18,783
9. 111 15 31,451 7 42 18,783
10. 111 15 31,451 7 42 14,27
11. 111 15 33,639 7 42 14,27
12. 111 15 33,639 7 42 13,094
13. 111 15 38,726 7 42 13,094
14. 111 15 38,726 7 42 11,262
15. 111 15 40,422 7 42 11,262
16. 111 15 40,422 7 42 9,757
17. 111 15 42,009 7 42 9,757
18. 111 15 42,009 7 42 7,952
Sumber : Pengolahan Data PT. Estu Sae, 2021
Sumber : Pengolahan Data PT. Estu Sae, 2021
Gambar 1.4
Peta Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. Estu Sae
Daerah sekitar kantor Bupati Magetan termasuk kawasan dataran tinggi, dimana jalur
yang di lewati terdapat jalan-jalan yang terjal sehingga dapat memperlambat akses
menuju lokasi penyelidikan, sehingga butuh waktu yang lumayan lama untuk sampai
ke tempat tujuan.
Peta kesampaian daerah dari kantor Bupati Kabupaten Magetan menuju lokasi
penambangan yang berada di Desa Plangkrongan bisa dilihat pada gambar 1.5.
Permukaan tanah kebanyakan berbukit yang diapit dataran rendah yang sangat
potensial untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan.
1.6.3.3 Demografi
Penduduk tidak saja merupakan sasaran dari pembangunan, namun lebih dari itu
harus dipandang sebagai sumber daya manusia yang merupakan asset Nasional untuk
melaksanakan pembangunan. Dalam konteks penduduk sebagai potensi SDM,
mengandung arti bahwa penduduk /manusia memiliki peranan dalam pengelolaan
sumber daya alam (SDA).
Jumlah Penduduk di Kabupaten Magetan pada tahun 2006 tercatat 692.248 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 1.005 jiwa/km2. Tersebar pada 17 Kecamatan dengan
melihat pada laju pertumbuhan penduduk pada periode 2006-2007 sekitar sebesar
0,11% yaitu pada tahun 2007 menjadi 693.013 jiwa. Kepadatan penduduk pada tahun
terakhir di Kabupaten Magetan yang terbesar adalah di Kecamatan Magetan, dengan
jumlah 2.081 jiwa/km2. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Magetan merupakan
pusat kegiatan perekonomian dan terletak pada jalan arteri primer, sehingga
perkembangan pola guna lahannya berkembang sesuai dengan keramaian daerah
tersebut. Sedangkan kepadatan penduduk terkecil di Kecamatan Poncol, yaitu sebesar
581 jiwa/km2. Keadaan tersebut disebabkan karena lokasi Kecamatan Poncol berada
di sebelah selatan Magetan berbukit-bukit yang diindikasi kurang memiliki
aksesibilitas dan fasilitas yang menunjang perkembangan penduduk. Rata-rata
kepadatan penduduk per km2 untuk daerah Kecamatan sudah tergolong sedang yaitu
pada kisaran 500 sampai dengan 1000 jiwa/km2.
Disamping itu terdapat pula beberapa jenis mamalia yang tidak dilindungi, antara lain
babi hutan (Susscrofa), Kancil (Tragulus javanicus), dan monyet hitam (presbytys
cristata). Wilayah ini juga didominasi jenis pohon dari famili Anacardiaceae,
Fabaceae, Malvaceae, Moraceae, Phyllantaceae, Rubiaceae, dan Salicaseae.
Contohnya seperti Trembesi, Jati, Randu Alas, Mahoni, Sepreh, Pinus, Bambu,
Pocung, dan Kepuh.
Keberadaan Flora dan fauna di alam bebas dari tahun ketahun cenderung berkurang,
hal ini ada eberapa faktor yang berpengaruh diantaranya :
1. Luas Hutan, ruang terbuka hijau dan keberadaan pohon/tanaman besar yang
semakin berkurang karena faktor alam ataupun faktor manusia.
2. Perburuan puspa / satwa liar di alam bebas yang tidak terkendali, dalam
berburu tidak memperhatikan atau tidak mengenal waktu.
3. Pengetahuan / kesadaran masyarakat tentang perlunya keaneka ragaman
hayati relatif kecil.
4. Berkembangnya Industri baik sekala rumah tangga maupun yang besar