Andesit 1 - Bab 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan mineral-mineral berharga yang
dapat membantu kemajuan ekonomi negara kita, diantaranya yaitu bahan galian
logam, bahan galian industri, dan batubara. Sektor pertambangan merupakan sektor
yang membutuhkan investasi yang besar. Pada Kabupaten Magetan terdapat potensi
bahan galian yang cukup besar dan beraneka ragam. Kabupaten Magetan terdapat
beberapa gunung api yang mengakibatkan banyak terbentuknya batuan beku di
wilayah tersebut. Salah satu potensi bahan galiannya yaitu batuan andesit, tepatnya
berada di Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Andesit
merupakan jenis komoditas tambang batuan. Batuan andesit terbentuk karena proses
pelelehan lempeng samudra akibat proses subduksi yang menyebabkan magma keluar
ke permukaan gunung api sehingga membeku menjadi batuan beku, dan salah
satunya yaitu batuan andesit.

Untuk usaha peningkatan taraf hidup di daerah tersebut, maka PT. Estu Sae berusahaa
memanfaatkan bahan galian andesit yang terdapat disana sehingga akan menciptakan
lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Batuan andesit sendiri banyak di manfaatkan untuk pembangunan
infrastukur karena memiliki daya tahan yang kuat. Dengan tingginya kebutuhan
terhadap batuan andesit, sehingga menyebabkan banyak penambangan batu andesit
yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini nantinya diharapkan akan
memberikan dampak positif kepada masyarakat maupun pada pemerintah daerah.

Usaha pertambangan tidaklah sama dengan mengola usaha sumberdaya yang lain,
mengingat pengelolaan usaha pertambangan adalah bersifat padat modal, beresiko
tinggi dan waktu kerjanya yang lama sehingga dibutuhkan perencanaan yang baik dan
konsep-konsep yang sesuai dengan tetap memperhatikan faktor sosial dan
lingkungan. Kajian eksplorasi andesit yang dilakukan oleh PT. Estu Sae selama
beberapa bulan menunjukkan bahwa Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol,
Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur memiliki potensi yang cukup untuk
dilakukan eksploitasi.

Berikut merupakan uraian mengenai identitas pemohon :


1. Nama Badan Usaha : PT. Estu Sae
2. Direktur : Dr. Melly Ayu Saputri ST., MT.
3. Alamat : Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten
Tuban, Provinsi Jawa Timur
4. No. Telp : 0813 4122 8382
5. Email : [email protected]
6. NIK Direktur : 3523124107000032
7. NPWP Badan Usaha : 02.254.294.3-407.001
8. Komoditas : Andesit
9. Luas IUP OP : 11 Hektar
10. Lokasi : Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabupaten
Magetan, Provinsi Jawa Timur

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun Maksud dan tujuan dari pembuatan laporan perencanaan tambang adalah
sebagai berikut :

1.2.1 Maksud
Berikut merupakan maskud dari pembuatan laporan studi kelayakan, diantaranya :
1. Untuk merencanakan dan memahami konsep perencanaan tambang.
2. Untuk merencanakan secara teknis kegiatan penambangan andesit pata PT.
Estu Sae di daerah Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabupaten
Magetan, Provinsi Jawa Timur.
3. Sebagai dasar untuk melatih dalam membuat rancangan teknis kegiatan
penambangan pada Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabupaten
Magetan, Provinsi Jawa Timur.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan studi kelayakan diantaranya yaitu :
1. Mengetahui kondisi geologi daerah yang akan dilakukan penambangan.
2. Mengetahui estimasi sumberdaya dan cadangan yang terdapat di lokasi
penyelidikan.
3. Mengetahui metode dan tata cara penambangan yang dilakukan di lokasi
penyelidikan.
4. Mengetahui rencana pengolahan bahan galian yang terdapat di lokasi
penyelidikan
5. Mengetahui rencana produksi pertahun dan umur tambang.
6. Mengetahui pemantauan dan pengelolaan lingkungan di lokasi penyelidikan

1.3 Ruang Lingkup Dan Metoda Studi


Ruang Lingkup penyusunan perencanaan tambang batuan andesit di Desa
Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur mencakup studi
kelayakan dan perizinan. Studi kelayakan mengacu pada keputusan Menteri
Pertambangan dan Sumber Daya Mineral Nomor 1543.K/29/MEM/2000, tanggal 3
November 2000, tentang pedoman teknik penyelenggaraan tugas pemerintah di
bidang pertambangan umum. Studi kelayakan diawali dengan kegiatan pengumpulan
data sekunder, perngambilan data lapangan, pengujian laboratorium, pengolahan data
dengan komputasi dan pembuatan laporan perencanaan.

1.3.1 Ruang Lingkup Studi Kelayakan


Adapun ruang lingkup studi kelayakan mencakup :
1. Penentuan Batas Dari Pit
Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit). Ini
berarti menentukan berapa besar bahan galian yang akan ditambang (tonase)
yang akan memaksimalkan nilai besar total dari bahan galian tersebut. Dalam
penetuan batas akhir dari pit nilai waktu dari uang belum diperhitungkan.
2. Perancangan Pushback
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometris) untuk
menambang habis bahan galian tersebut mulai dari titik masuk awal hingga
kebatas akhir pit. Perancangan pushback atau tahap-tahap penambangan ini
membagi ultimate pit menjadi unit-unit perancangan yang lebih kecil dan
lebih muda dikelola. Hal ini akan membuat masalah perancangan tambang
tiga dimensi yang compleks menjadi lebih sederhana. Pada tahap ini elemen
waktu sudah mulai dimasukan kedalam perancangan penambangan karena
urut-urutan penambangan pushback telah mulai dipertimbangkan.
3. Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi dipengaruhi oleh berbagai masalah lingkungan di setiap
urutan penambangan. Menambang bahan galian dan lapisan penutupan
(waste) diatas kertas, jenjang demi jenjang dengan menggunakan tabulasi
tonase untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap 2.
4. Perencanaan Tambang Berdasarkan Urutan Waktu
Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada tahap 3,
gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat untuk setiap periode
waktu (biasanya pertahun). Rencana penambangan ini sudah cukup rinci,
didalamnya sudah termasuk pula jalan angkut dan ruang kerja alat,
sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk yang dapat ditambang. Peta
rencana pembuangan lapisan penutup (waste dumb) dibuat pula untuk periode
waktu yang sama sehingga gambaran keseluruhan dari kegiatan penambangan
dapat terlihat.
5. Pemilihan Alat
Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan pelapisan
penutup dari tahap 4 dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap periode
waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini kebutuhan armada alat
angkut dan alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode (setiap tahun).
Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya
(dozel,grader,dll) dihiung pula.
6. Perhitungan Ongkos-ongkos Operasi Dan Kapital
Dengan menggunakan tingkat produksi untuk peralatan yang dipilih, dapat
dihitung jumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan untuk mencapai
sasaran produksi. Jumlah dan jadwal kerja dari personil yang dibutuhkan
untuk operasi, perawatan dan pengawasan dapat ditentukan. Akhirnya,
ongkos-ongkos operasi kapital dan penggantian alat dapat dihitung.

1.3.2. Ruang Lingkup Penyusunan Laporan


Adapun penyusunan pelaporan perencnaan tambang yang akan dibahas secara detail
dalam laporan ini adalah :
1. Pendahuluan
Membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan
metode penyusunan laporan beserta prosedur perizinan dan pelaksannan
perencanaan tambang.
2. Kajian Geologi
Mengkaji dan mengevaluasi data geologi, ruang lingkup dari kajian geologi
dan eksplorasi antra lain fisiografi ,stratigrafi dan struktur geologi serta
penafsuran andesit.
3. Kajian Geoteknik
Mengkaji data geoteknik yang mencakup sifat fisik dan sifat mekanik andesit
yang diperoleh dari pengujian-pengujian geoteknik sebagai data utama dalam
perencanaan tambang terutama dalam penentuan geometri lereng penggalian
yang tergantung dari kestabilan batuan.
4. Kajian Rencana Penembangan dan Transportasi Tambang.
Mengkaji, mengevaluasi dan merancang geometri penggalian, urutan-urutan
penambangan, batas penambangan, jalan angkut tambang yang digunakan
sebagai jalan akses keluar masuk kariyawan maupun pengangkutan bahan
galian.
Ruang lingkup organisasi tenaga kerja :
a. Data kebutuhan tenaga ahli
b. Data kebutuhan tenaga kerja
c. Struktur pola hubungan antar profesi dan unsur lainnya dalam organisasi
5. Kajian hidrologi dan rancangan system penyaliran tambang Mengkaji dan
mengevaluasi data hidrologi dan hidrogeologi yang mencakup pola penirisan
(drainage) lokal, daerah tangkapan air hujan (catchment area), pengaruh air
tanah terhadap kondisi tambang serta pola penyaliran yang sesuai dengan
tambang setempat.
6. Lingkungan hidup, K3, perundangan tambang CSR Mengkaji dan
mengevaluasi kelayakan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja yang
berkaitan dengan kegiatan penambangan andesit.
Ruang lingkup lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja :
a. Dampak kegiatan (penambangan, pengolahan dan sarana penunjang)
b. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan
c. Kesehatan dan keselamatan kerja
7. Pengolahan dan pemasaran Andesit
Mengkaji tentang pengolahan Batuan Andesit, perkembangan Andesit dan
penetapan harga andesit. Mengkaji pemasaran andesit dan kebutuhan andesit
untuk ruang lingkup pemasaran yaitu data kebutuhan andesit tiap bulan untuk
kebutuhan perusahan.
8. Kajian organisasi dan tenaga kerja
Mengkaji dan mengevaluasi spesialisasi, profesionalisasi tenaga kerja dan
jumlah tenaga kerja serta alternatif pola hubungan kerja agar sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
Ruang lingkup organisasi dan tenaga kerja :
a. Data kebutuhan tenaga ahli
b. Data kebutuhan tenaga kerja
c. Struktur pola hubungan antara profesi dan unsur lainnya dalam organisasi
kerja.
9. Kajian Reklamasi Pasca Tambang
Mengapresiasi kegiatan pertambangan yang berwawasan lingkungan serta
melaksanakan Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2008 tentang
Reklamasi dan Penutupan Tambang yang melibatkan banyak stakeholder
(perusahaan pertambangan, pemerintah, dam masyarakat).
Ruang lingkup Penutupan Tambang (Mine Closure):
a. Perencanaan penutupan tambang dari aspek teknis
b. Perencanaan pengembangan masyarakat dan wilayah
c. Pengelolaan aset dan lokasi
10. Kajian investasi dan Analisa kelayakan
Mengkaji dan menelaah kelayakan ekonomi dan rencana penambangan
andesit dengan tingkat produksi tertentu pertahun sehingga dapat diketahui
apakah suatu proyek tambang andesit tersebut layak atau tidak .

1.4 Pelaksana Studi


Pelaksana studi dalam kegiatan penambangan terdiri dari penanggungjawab dan
beberapa tim konsultan perencanaan penambangan.

1.4.1 Profil Perusahaan


Nama Perusahaan : PT. Estu Sae
Alamat : Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten
Tuban, Provinsi Jawa Timur
Telp : 0813 4122 8382
Penanggung Jawab : Dr. Melly Ayu Saputri ST., MT.
Jabatan : Direktur Perusahaan
Lokasi :Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan,
Jawa Timur
Bidang Usaha : Penambangan Andesit
1.4.2 Tim Pelaksana Perencanaan Penambangan
Kegiatan perencanaan penambangan di bantu oleh beberapa tim teknis dari PT. Estu
Sae. Adapun dalam pelaksanan studi akan dibentuk tim dengan anggota sebagai
berikut :
1. Ir. Royan Rizkoh Perdana ST., M.Sc.
2. Abidulloh Rozzaq H.K ST.
3. Irvan Dwi Ramadhan ST.
4. Benyamin Yopianus ST.

1.5 Jadwal Waktu Studi


Waktu pelaksanaan studi dilakukakan selama 5 bulan, terhitung sejak tanggal 9
Oktober 2021 s.d 10 Maret 2022. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
penyelidikan umum, ekplorasi, penyusunan dan penyelesaian dokumen studi
kelayakan. Adapun perincian jadwal waktu studi dalam tiap tahapan kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut.

1.5.1 Penyelidikan umum.


Dalam penyelidikan umum, membutuhkan waktu 1 bulan 1 minggu. Dimulai dari
tanggal 9 Oktober 2021 hingga 7 November 2021. Apabila semua data yang
dibutuhkan sudah terkumpul, dilanjutkan dengan pengujian di laboratorium pada
tanggal 8 November 2021 dan hasil keluar pada tanggal 14 November 2021.

1.5.2 Eksplorasi
Setelah melakukan penyelidikan umum, Dilanjutkan dengan kegiatan Eksplorasi,
untuk mengetahui singkapan batuan andesit yang lebih mendalam. Kegiatan
eksplorasi di lakukan selama 2 bulan. Kegiatan eksplorsai terdiri dai pemetaan
geologi, pemetaan topografi, pemboran, sampling batuan, dan perhitungan
sumberdaya dan cadangan yang dilakukan selama 1 bulan 1 minggu, dimulai dari
tanggal 15 November 2021 s.d 21 Desember 2021. Sedang pengolahan data ekplorasi
dilakukan 3 minggu. Dari tanggal 21 Desember s.d 11 Januari 2021.
1.5.3 Penyusunan dan Penyelesaian Dokumen Studi Kelayakan
Kegiatan terakhir adalah, penyusunan dan penyelesaian dokumen studi kelayakan.
Penyelesaian dokumen dilakukan selama 2 bulan, untuk memastikan kembali data
hasil eksplorasi benar-benar sesuai dan layak atau tidak dilakukan penambangan.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 12 Januari 2021 s.d 10 Maret 2022.
Tabel 1.1
Rincian Pelaksanaan Kegiatan
Tahun 2021 Tahun 2022
Waktu Uraian Oktober November Desember Januari Februari Maret
No
Studi Pekerjaan Minggu-ke
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Persiapan dan
1
Penyelidika mobilisasi alat
n Umum Pengujian
2
Laboratorium
Pemetaan
3
geologi
Pemetaan
4
topografi
5 Eksplorasi Pemboran
6 Sampling
Perhitungan
7 sumberdaya
dan candangan
Sumber : Data Penelitian PT. Estu Sae, 2021
Lanjutan tabel 1.1
Tahun 2021 Tahun 2022
Waktu Uraian Oktober November Desember Januari Februari Maret
No
Studi Pekerjaan Minggu-ke
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Penyusunan Analisa
8
dan Data
Penyelesaia
n Dokumen Pembuatan
9
Studi Laporan
Kelayakan
Sumber : Data Penelitian PT. Estu Sae, 2021
1.6 Keadaan Umum Lingkungan
Lokasi penyelidikan termasuk daerah yang bergelombang, artinya banyak perbukitan
di wilayah tersebut dengan kemiringan 40%. Daerah penyelidikan tersusun oleh
formasi tuff jabolarangan dan lahar lawu. Penggunaan lahan di sekitar lokasi yaitu
digunakan untuk perkebunan dan persawahan.

1.6.1 Lokasi dan Luas Wilayah IUP Yang Dimohon


Lokasi Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT. Estu Sae terletak di Desa
Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabaupaten Magetan, Jawa Timur. Dengan luas
WIUP yaitu 56 Ha, luas IUP Eksplorasi 13 Ha, serta luas IUP Operasi Produksi 11
Ha.
Tabel 1.2
Letak dan Kondisi Geografis Lokasi Penyelidikan
Uraian Satuan Keterangan
Koordinat Lintang Lintang Selatan 7o30'34'' - 7o47'49''
Koordinat Bujur Bujur Timur 111o10'54'' - 111o30'46''
Luas Desa
Ha 782,995
Plangkrongan
Ketinggian Wilayah m.dpl. 612-1104
Suhu di daerah
Celcius Dataran Tinggi (16-20o)
penyelidikan
Curah Hujan di daerah
mm Dataran Tinggi (2500-3000)
penyelidikan
Berbatasan dengan Desa Plaosan dan
Utara
Desa Buluharjo
Berbatasan dengan Desa Sidomukti dan
Timur
Batas Wilayah Bogoarum
Selatan Berbatasan dengan Desa Alas tuwo
Berbatasan dengan Desa Plumpung dan
Barat
Puntukdoro
Sumber: BPS Kabupaten Magetan
Lokasi penyelidikan sebelum di lakukan proses penambangan merupakan kawasan
hutan produksi, kawasan pelestarian alam, kawasan pemukiman, kawasan rencana
pemukiman, kawasan perkebunan, dan kawasan hutan lindung. Adapun penggunaan
lahan di Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan yang disertai
dengan wilayah izin usaha pertambangan dapat dilihat pada gambar 1.1.

Sumber : Pengolahan Data PT. Estu Sae, 2021


Gambar 1.1
Peta Tata Guna Lahan PT. Estu Sae
Sumber : Pengolahan Data PT. Estu Sae, 2021
Gambar 1.2
Peta Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Estu Sae

Sumber : Pengolahan Data PT. Estu Sae, 2021


Gambar 1.3
Peta Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi PT. Estu Sae
Koordinat Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi di Desa Plangkrongan, Kecamatan
Poncol bisa dilihat pada tabel 1.3.

Tabel 1.3
Koordinat IUP Eksplorasi PT. Estu Sae
KOORDINAT IUP EKSPLORASI
No Longitude (E) Latitude (S)
D (o) M (‘) S (‘’) D (o) M (‘) S (‘’)
1. 111 15 46,467 7 42 7,952
2. 111 15 46,467 7 42 10,66
3. 111 15 47,643 7 42 10,66
4. 111 15 47,643 7 42 17,252
5. 111 15 46,002 7 42 17,252
6. 111 15 46,002 7 42 20,151
7. 111 15 34,323 7 42 20,151
8. 111 15 34,323 7 42 18,783
9. 111 15 31,451 7 42 18,783
10. 111 15 31,451 7 42 14,27
11. 111 15 33,639 7 42 14,27
12. 111 15 33,639 7 42 13,094
13. 111 15 38,726 7 42 13,094
14. 111 15 38,726 7 42 11,262
15. 111 15 40,422 7 42 11,262
16. 111 15 40,422 7 42 9,757
17. 111 15 42,009 7 42 9,757
18. 111 15 42,009 7 42 7,952
Sumber : Pengolahan Data PT. Estu Sae, 2021
Sumber : Pengolahan Data PT. Estu Sae, 2021
Gambar 1.4
Peta Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. Estu Sae

Koordinat Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi di Desa Plangkrongan,


Kecamatan Poncol bisa dilihat pada tabel 1.4.
Tabel 1.4
Koordinat IUP Operasi Produksi PT. Estu Sae
KOORDINAT IUP OPERASI PRODUKSI
Longitude (E) Latitude (S)
No
D (o) M (‘) S (‘’) D (o) M (‘) S (‘’)
1. 111 15 45,899 7 42 8,293
2. 111 15 45,899 7 42 11,517
3. 111 15 47,432 7 42 11,517
4. 111 15 47,432 7 42 16,589
5. 111 15 45,427 7 42 16,589
6. 111 15 45,427 7 42 19,774
Sumber : Pengolahan Data PT. Estu Sae, 2021
Lanjutan tabel 1.4
KOORDINAT IUP OPERASI PRODUKSI
Longitude (E) Latitude (S)
No
D (o) M (‘) S (‘’) D (o) M (‘) S (‘’)
7. 111 15 34,85 7 42 19,774
8. 111 15 34,85 7 42 18,021
9. 111 15 31,823 7 42 18,021
10. 111 15 31,823 7 42 15,764
11. 111 15 32,668 7 42 15,764
12. 111 15 32,668 7 42 14,663
13. 111 15 33,907 7 42 14,663
14. 111 15 33,907 7 42 13,208
15. 111 15 38,9 7 42 13,208
16. 111 15 38,9 7 42 11,51
17. 111 15 40,63 7 42 11,51
18. 111 15 40,63 7 42 9,944
19. 111 15 42,36 7 42 9,944
20. 111 15 42,36 7 42 8,293
Sumber : Pengolahan Data PT. Estu Sae, 2021

1.6.2 Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat


Daerah penyelidikan yang terdapat di Desa Plangkrongan, Kecamatan Poncol dapat
dicapai melalui jalur darat dari kantor Bupati Kabupaten Magetan sendiri dengan
menggunakan kendaran roda dua ataupun kendaraan roda empat. Kesampaian
wilayah dari Ibukota Magetan ke lokasi penambangan dapat dilihat pada tabel 1.5.
Tabel 1.5
Kesampaian lokasi menuju Lokasi Penyelidikan

No Rute Jarak Waktu Transportasi


Dari kantor Bupati Kabupaten
Magetan melewati Jl. Basuki
1 Rachmat-Jl. Kemasan-Jl. Imam 9,1 km 21 menit Motor
bonjol-Jl. Karya Dharma sampai
menuju ke lokasi penyelidikan
Sumber : Data Penelitian PT. Estu Sae, 2021

Daerah sekitar kantor Bupati Magetan termasuk kawasan dataran tinggi, dimana jalur
yang di lewati terdapat jalan-jalan yang terjal sehingga dapat memperlambat akses
menuju lokasi penyelidikan, sehingga butuh waktu yang lumayan lama untuk sampai
ke tempat tujuan.

Peta kesampaian daerah dari kantor Bupati Kabupaten Magetan menuju lokasi
penambangan yang berada di Desa Plangkrongan bisa dilihat pada gambar 1.5.

Sumber : Pengolahan Data PT. Estu Sae, 2021


Gambar 1.5
Peta Kesampaian Daerah
1.6.3 Keadaan Lingkungan Setempat
Sebagian besar wilayah Kabupaten Magetan terbentuk dari hasil gunung api kwarter
muda yang terdiri dari lereccia, tuff, dan lakiri yang mempunyai lapisan miring dan
sejajar dengan lereng. Sebagian lagi terdiri dari vulkanik, yang merupakan hasil
perombakan dari mineral yang lebih tua, yang terdiri dari lereccia, tuff, pairi, dan
lava andesit, yang tersebar di permukaan dengan komposisi mineral endapan vulkanik
berbutir kasar.

Jenis tanah yang ada di Kabupaten Magetan terdiri dari:


1. Wilayah utara : grumosol, alluvium dan hidrosol
2. Wilayah timur : grumosol, latosol, mediteran, dan alluvium
3. Wilayah selatan : mediteran, grumosol, dan andosol
4. Wilayah barat : andosol dan latosol
5. Wilayah tengah : mediteran dan grumosol

Permukaan tanah kebanyakan berbukit yang diapit dataran rendah yang sangat
potensial untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan.

1.6.3.1 Iklim dan Curah Hujan


Kabupaten Magetan terbagi dalam 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim
kemarau. Kabupaten Magetan memiliki iklim tropis dengan suhu antara 18,250C
sampai dengan 31,450C. Curah hujan yang turun mencapai 1.481-2.345 mm per tahun
di dataran tinggi dan 876 – 1.551 mm per tahun di dataran rendah. Jumlah hari hujan
dan curah hujan terbanyak jatuh pada bulan Desember dengan rata-rata curah hujan
adalah 278 mm/bulan. Keadaan curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Magetan
dapat dilihat pada tabel 1.6.
Tabel 1.6
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Magetan Tahun 2011-2020
TAHUN
BULAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Januari 323 351 371 371 209 298 234 458 295 377
Februari 210 132 214 214 427 557 297 254 235 247
Maret 271 171 305 305 385 369 198 296 421 305
April 275 231 320 317 475 288 280 180 288 240
Mei 263 91 215 136 158 226 192 7 145 120
Juni 3 18 195 23 2 167 81 0 65 0
Juli 27 0 77 41 0 105 140 0 32 0
Agustus 0 0 0 0 0 204 0 0 132 0
September 6 0 0 0 0 264 271 0 65 0
Oktober 62 39 26 0 0 316 69 0 23 78
November 324 234 240 240 178 447 315 277 179 201
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Magetan , 2021

1.6.3.2 Sosial Ekonomi


Struktur perekonomian suatu daerah ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor
ekonomi dalam menciptakan nilai tambah. Semakin besar nilai tambah yang diraih
oleh suatu sektor maka semakin besar peranan dalam perekonomian daerah tersebut.
Berdasarkan distribusi persentase PDRB atas harga konstan menurut lapangan usaha,
maka sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang besar
terhadap PDRB Kabupaten Magetan.

Mayoritas mata pencaharian penduduk Kabupaten Magetan adalah Bertani. Pertanian


masih menjadi orientasi pekerjaan masyarakat terutama padi, jagung, dan ubi.
Ketersediaan lahan dan hadirnya beberapa perusahaan perkebunan menjadikan
pekerjaan bertani sebagai pekerjaan utama yang tersedia. Kehadiran kegiatan industri
pengolahan seperti kulit dibeberapa tahun belakangan sedikit menggeser kegiatan
bertani ini, terlebih juga sektor perdagangan yang mulai tumbuh menjadi salah satu
faktor penggeser sektor pertanian tersebut. Pilihan pekerjaan lain sebagai pedagang
adalah yang paling banyak dilakukan. Pilihan perdagangan ini dikarenakan lokasi
Kabupaten Magetan yang cukup jauh dari ibukota provinsi yakni Jawa Timur
memungkinkan menjadi pusat pedagangan bagi daerah sekitarnya.

1.6.3.3 Demografi
Penduduk tidak saja merupakan sasaran dari pembangunan, namun lebih dari itu
harus dipandang sebagai sumber daya manusia yang merupakan asset Nasional untuk
melaksanakan pembangunan. Dalam konteks penduduk sebagai potensi SDM,
mengandung arti bahwa penduduk /manusia memiliki peranan dalam pengelolaan
sumber daya alam (SDA).

Jumlah Penduduk di Kabupaten Magetan pada tahun 2006 tercatat 692.248 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 1.005 jiwa/km2. Tersebar pada 17 Kecamatan dengan
melihat pada laju pertumbuhan penduduk pada periode 2006-2007 sekitar sebesar
0,11% yaitu pada tahun 2007 menjadi 693.013 jiwa. Kepadatan penduduk pada tahun
terakhir di Kabupaten Magetan yang terbesar adalah di Kecamatan Magetan, dengan
jumlah 2.081 jiwa/km2. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Magetan merupakan
pusat kegiatan perekonomian dan terletak pada jalan arteri primer, sehingga
perkembangan pola guna lahannya berkembang sesuai dengan keramaian daerah
tersebut. Sedangkan kepadatan penduduk terkecil di Kecamatan Poncol, yaitu sebesar
581 jiwa/km2. Keadaan tersebut disebabkan karena lokasi Kecamatan Poncol berada
di sebelah selatan Magetan berbukit-bukit yang diindikasi kurang memiliki
aksesibilitas dan fasilitas yang menunjang perkembangan penduduk. Rata-rata
kepadatan penduduk per km2 untuk daerah Kecamatan sudah tergolong sedang yaitu
pada kisaran 500 sampai dengan 1000 jiwa/km2.

1.6.3.4 Flora dan Fauna


Banyak spesies telah berkembang dan punah sejak kehidupan bermula. Hal ini dapat
ketahui melalui catatan fosil. Di masa geologi yang lalu spesies yang punah akan
digantikan oleh spesies baru yang berkembang mengisi celah atau ruang yang
ditinggalkan. Pada saat sekarang, hal ini tidak akan mungkin terjadi karena banyak
habitat telah hilang.
Di Kabupaten Magetan terdapat jenis fauna yang dilindungi, yang tersebar di Air
Terjun dan Gunung Lawu. Yang memerlukan upaya konservasi untuk menjaga
kelestarianmya. Adapun jenis fauna yang dilindungi di Kabupaten Magetan, terdapat
pada tabel 1.7.
Tabel 1.7
Fauna yang Dilindungi
No Nama Fauna Area Penyebaran
1 Bajing Tanah Hutan Lawu
2 Bajing Tanah Bergaris Hutan Lawu
3 Jelarang Hutan Lawu
4 Kijang Hutan Lawu
5 Kucing Hutan Hutan Lawu
6 Macan Kumbang Hutan Lawu
7 Menjangan Hutan Lawu
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Magetan , 2021

Disamping itu terdapat pula beberapa jenis mamalia yang tidak dilindungi, antara lain
babi hutan (Susscrofa), Kancil (Tragulus javanicus), dan monyet hitam (presbytys
cristata). Wilayah ini juga didominasi jenis pohon dari famili Anacardiaceae,
Fabaceae, Malvaceae, Moraceae, Phyllantaceae, Rubiaceae, dan Salicaseae.
Contohnya seperti Trembesi, Jati, Randu Alas, Mahoni, Sepreh, Pinus, Bambu,
Pocung, dan Kepuh.

Keberadaan Flora dan fauna di alam bebas dari tahun ketahun cenderung berkurang,
hal ini ada eberapa faktor yang berpengaruh diantaranya :
1. Luas Hutan, ruang terbuka hijau dan keberadaan pohon/tanaman besar yang
semakin berkurang karena faktor alam ataupun faktor manusia.
2. Perburuan puspa / satwa liar di alam bebas yang tidak terkendali, dalam
berburu tidak memperhatikan atau tidak mengenal waktu.
3. Pengetahuan / kesadaran masyarakat tentang perlunya keaneka ragaman
hayati relatif kecil.
4. Berkembangnya Industri baik sekala rumah tangga maupun yang besar

Anda mungkin juga menyukai