Stuktur Internal Bumi Dan Tektonik Lempeng

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

STUKTUR INTERNAL BUMI DAN TEKTONIK LEMPENG

Muhammad Haidir Ali

1031911032

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2021
1.1 Struktur Internal Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblatespheroid), sebuah bulatan yang
tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian
khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi, menyebabkan ukuran diameter
katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Susunan interior
bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika bumi (geofisika). Sebagaimana kita
ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi),
kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya.
Pembagian lapisan struktur internal bumi dapat berdasarkan sifat kimia (atau komposisinya)
ataupun berdasarkan sifat fisiknya.

( Gambar lapisan bumi berdasar fisik dan kimia )

1.2 Pembagian Lapisan bumi berdasar komposisi kimia

 Kerak Benua (Continental Crust), 0,374% masa bumi, pada kedalaman 0-75
Km. Mengandung 0,554% masa Mantel-kerak, merupakan bagian paling luar dari
bumi yang tersusun oleh berbagai batuan. Merupakan lapisan dengan densitas
rendah (2,7 g/cm3) yang didominasi mineral-mineral kuarsa (SiO2) dan feldspar,
membentuk batuan berkomposisi granitik.
 Kerak Samodera (Oceanic Crust), 0,099% masa bumi, dengan kedalaman 0-10
km. Lapisan ini mengandung 0,147% masa mantel-kerak. Mayoritas kerak ini
terbentuk karena aktifitas magmatisme-volkanisme pada zona pemekaran. Sistem
Punggungan Tengah Samodera, sebagai jaringan gunungapi sepanjang 40.000
km, menghasilkan kerak samodera baru dengan kecepatan 17 Km3 /tahun,
menutup lantai samodera membentuk batuan berkomposisi basaltik (densitas
3,0g/cm3).
 Mantel Atas (Upper Mantle), 10,3% masa bumi, kedalaman 10-400 km,
mmengandung 15,3% masa mantel-kerak. Berdasarkan observasi fragmen yang
berasal dari erupsi ngunungapi atau jalur pegunungan yang tererosi, mineral
utama pada mantel atas adalah Olivin (Mg,Fe)2SiO4 dan Piroksen (Mg,Fe)SiO3,
membentuk batuan ultra mafik (Peridotit).
 Zona Transisi Mantel Bawah-Mantel Atas, 7,5% masa bumi, kedalaman 400-
650 km. Zona transisi atau Mantel Tengah atau secara fisik dikenal sebagai
Mesosfer mengandung 11,1% masa mantel-kerak, merupakan sumber magma
basaltic. Juga mengandung kalsium (ca), Aluminium (Al), dan garnet, merupakan
kompleks silikat mengandung Aluminium. Lapisan ini relative mempunyai
densitas tinggi jika dingan, disebabkan kandungan granetnya. Tetapi akan mudah
mengapung atau ringan jika panas, karena mineral yang lebur akan membentuk
basalt, menerobos naik melewati mantel atas membentuk magma.
 Mantel Bawah (Lower Mantle), 49.2% masa bumi, kedalaman 650-2.890 km, 72,9%
disusun oleh masa mantel-kerak dengan komposisi terdiri dari silicon (Si),
magnesium (Mg), dan oksigen (O). Sebagian kemungkinan disusun oleh besi (Fe),
kalsium (ca), dan aluminium (Al). Para ahli membuat deduksi ini berdasarkan asumsi
bahwa proporsi dan jenis unsus pada bumi relative sama dengan meteorit primitive.
 Inti Bumi, 32,5% masa bumi, kedalaman 2.890-6370 km. Lapisan ini didominasi
oleh besi (Fe), juga mengandung sekitar 10% sulfur (S) dan atau oksigen (O). Sulfur
dan Oksigen menyebabkan lapisan ini densitasnya sedikit lebih ringan dari
leburan besi murni.
( Struktur Interior Bumi Sumber: John Wiley,(1999)

Kerak Bumi (crust), Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi yang paling luar dan
teksturnya keras. Kerak bumi terdiri atas kerak samudra dan kerak benua. Masing-masing
terdiri dari beberapa lempeng bumi yang saling terhubung. Kerak benua mepunyai tebal
sampai 60 km dan tersusun atas batuan basalt dan gabro, sedangkan kerak samudra tebalnya
hanya sekitar 10 km dan tersusun atas batuan diorit dan granit. Lapisan kerak bumi
mengandung silikat, alumunium, kalsium, dan natrium. (Abbott, 2009:423).

Mantel Bumi (mantle), Selimut Bumi merupakan lapisan bumi yang berada di bawah kerak
Bumi. Peralihan antara kerak bumi dan mantel bumi disebut sebagai Moho
(Foster,1983:264). Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan
padat. Mantel Bumi terdiri atas dua yaitu mantel atas dan mantel bagian bawah. Mantel atas
terbagi dalam 3 lapisan yaitu 100 km paling atas termasuk sebagian kerak adalah litosfer, 100
km berikutnya adalah atenosfer, dan lapisan di bawahnya adalah mesosfer. Litosfer dan
atenosfer mempunyai sifat padat, sedangkan athenosfer terdiri atas batuan yang meleleh yang
cair pada beberapa titik, dan sebagian lain kental yang sering disebut plastis. (Marsh,
1987:202).

Inti Bumi (core), Inti bumi merupakan lapisan paling dalam bumi. Inti bumi terdiri atas 2
lapisan yaitu inti luar dan inti dalam. Lapisan inti luar berada pada kedalaman 2.900 km dan
terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.2000C. Sedangkan inti dalam bumi berada
pada kedalaman 5.350 km dari permukaan bumi dan mempunyai suhu sekitar 5.000 0C. Inti
dalam bumi tersusun atas besi dan nikel yang bersifat padat meskipun suhunya sangat tinggi.
Coble, (1988:202) menyatakan, “Iron and nickel will usually melt at this temperature. But
the enermous pressure at this depth pushes the particles of the iron and nickel so tightly
together that they remain solid”.

1.3 Komposisi Kerak Bumi


Seperti di sebutkan di atas,kerak bumi dibedakan menjadi kerak samudera yang
berkomposisi basaltic dan kerak benua yang berkomposisi granitic. Disamping adanya
perbedaan komposisi batuan, kedua tipe kerak tersebut juga mempunyai perbedan kadar
unsur-unsur yang yang terdapat di dalamnya, walupun demikian terdapat beberapa
unsure yang mempunyai proporsi relative sama pada kedua kerak tersebut.

Logam Granit (kerak Diabas (kerak Kadar Dlm Mining Grade(%)


benua) samodera) Kerak(%)
Au/Emas 0.000 000 4 0.000 000 4 0.000 000 4 0.000 1
Ag/Perak 0.000 0055 0.000 008 0.000 007 0.008
Fe/Besi 1.37 7.76 5 25-55
Cu/Tembaga 0.0013 0.0110 0.005 1
Pb/Timbal 0.0048 0.00078 0.0013 4-20
Zn/Seng 0.0045 0.0086 0.007 4-10
Ni/Nikel 0.0001 0.0076 0.0075 1.5-2,5
Cr/Krom 0.002 0.0114 0.01 30
Mn/Mangan 0.0195 0.128 0.09 35
Al/Aluminium 7.43 7.94 8.13 30
Sn/Timah 0.00035 0.00032 0.000 2 0.5-2
Hg/ Raksa 0.000 01 0.000 02 0.000 008 0,2-8
Mo/Molibdenum 0.000 65 0.000 057 0.000 15 0,01-0,6
W/wolfram 0.000 04 0.000 05 0.000 15 0,3-6 WO3
Pt/Platina 0.000 00019 0.000 00012 0.000 001 0,0003-0,0015

Si/Silikon 33.96 24.6 27.7


O/Oksigen 48.5 44.9 46.6

( Gambar Komposisi Kerak Bumi )


1.4 Pembagian Lapisan Bumi Secara Fisik
Pembagian lapisan bumi berdasarkan komposisi merupakan satu-satunya pembagian
sebelum berkembangnya teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonics). Teori Tektonika
Lempeng (Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk
memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh
litosfer bumi. Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat.
Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir
seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena
viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah.

(lithosphere), mempunyai ketebalan antara 10-200 Km. Lempeng litosfer tersebut


mengambang pada lapisan yang plastis yang sebagian membentuk leburan, dengan
ketebalan 250-350 Km, yang dikenal sebagai Astenosfer (Asthenosphere). Walaupun
Astenosfer dapat bergerak, tetapi bukan lapisan cair,oleh karenanya dapat dilalui baik
Gelombang-P (Compressional (P)- Waves) maupun Gelombang-S (Shear (S)-Waves).
Pada kedalaman sekitar 660 Km, tekanan menjadi lebih besar dan mantel tidak lagi dapat
bergerak. Lapisan mantel yang tidak lagi plastis ini dikenal sebgai lapisan Mesosfer
(Mesosphere). Inti bumi secara fisik dibagi mmenjadi dua bagian, yang dikenal sebagai
Inti Luar (Outer Core) dan Inti Dalam (Inner Core). Lapiasan Inti Luar berada pada
kedalaman 2.890-5150 km, sangat panas, membentuk fase cair. Sedangkan Inti Dalam,
berada pada kedalaman 5.150-6370 km, merupakan fase padatan, seolah mengambang
dalam leburan inti luar.

Litosfer bumi dibagi menjadi delapan lempeng besar serta sekitar 24 lempeng kecil, yang
bergerak di atas lapisasn Astenosfer dengan kecepatan sekitar 5-10 cm/tahun. Kedelapan
lempeng besar tersebut terdiri dari:

 Lempeng Afrika (African Plate)


 Lempeng Antartik (Antarctic Plate)
 Lempeng Hindia-Australia (Indian-Australian Plate)

 Lempeng Pasifik (Pasific Plate)


 Lempeng Amerika Utara (North American Plate)
 Lempeng
LEMPENGAmerika Selatan (South American Plate ) LEMPENG
EURASIA AMERIKA
 Lempeng Nazca (Nazca Plate) UTARA

LEMPENG
LEMPENG PASIFIK
PASIPIK

LEMPENG
C LEMPENG AMERIKA
LEMPENG LEMPENG A SELATAN
NAZCA
AFRIKA HINDIA-
AUSTRALIA
ANTYA
RTI
LEMPENG
ANTARTIK

( Gambar 8 Lempeng besar Bumi)

1.5 Tektonik Lempeng dan Mineralisasi

Continental rifting dan Mid Oceanic Spreading dibentuk pada retakan lempeng, ketika
magma bergerak naik dari mantel menuju permukaan lantai samodra membentuk sekuen
batuan ofiolit penampang tengah samodera, sebagai lempeng baru. Lempeng baru yang
terbentuk bergerak menjauhi sumbu pemekaran, makin lama semakin dingin dan
semakin tebal, hingga densitasnya semakin besar dan kemudian tenggelam membentuk
penunjaman (Subduction Zone), sehingga lempeng akan panas, hancur, menyebabkan
terbentuknya leburan sebagian pada mantel membentuk magma, dengan densitas rendah
bergerak kembali ke permukaan menbentuk rangkaian gunungapi. Pergerakan lempeng
seringkali juga menimbulkan pergeseran membentuk sesar mendatar besar (Transform
faults), juga diikuti oleh pembentukan magma.
(Gambar Penampang tektonik interior bumi)

Tektonik Lempeng berperan besar dalam mengontrol terjadinya magmatisme,


hidrotermal, dan volkanisme pada lapisan kerak bumi. Sebagian besar proses
pembentukan mineralisasi sangat terkait dengan proses magmatisme dan hidrotermal
atau pembentukan batuan. Pada kenyataannya tektonik lempeng sangat baik dalam
menjelaskan karakteristik batuan beku dan asosiasi endapan mineral. Lebih dari 90%
aktivitas batuan beku yang sekarang ada terletak di dekat batas lempeng tektonik.
Sehingga batas lempeng merupakan tempat yang paling penting bagi penyebaran endapan
mineral. Keberadaan endapan bijih di dunia sebagian besar tersebar pada wilayah batas
lempeng, terutama pada jalur magmatisme-vulkanisme yang disebabkan subduksi
lempeng. Keberadaan endapan mineral yang signifikan di Indonesia, sebagian besar
berasosianya atau berada pada jalur busur magmatic, seperti endapan porfir Cu-Au
kompleks Grasberg-Ertzberg yang berada pada busur irian Jaya Tengah, Endapan Cu-Au
Batuhijau Sumbawa dan Endapan Au-Ag Epitermal Pongkor yang berada pada busur
Sunda-banda, Endapan Au Epitermal Kelian pada busur Kalimantan Tengah, Endapan Au
Sedimen Hosted Messel di busur Sulawesi Mindanau, Endapan Au epitermal Gosowong
yang berada pada busur Halmmahera, dan lain sebagainya.

Jenis logam yang terknsentrasi, pada wilayah tertentu, sangat dikontrol oleh lingkungan
tektoniknya. Sn, W,Mo, F, Nb umumnya dikontrol oleh oleh keberadaan kerak kontinen, baik
pada intra-continental hotspot, intra-continental rift zone, maupun pada continental magmatic
arcs. Cr, Ni,Pt, Cu dikontrol oleh kehadiran kerak samodera, diantaranya pada pemekaran tengah
samudera. Au, Ag,Cu paling sering hadir pada lingkungan tektonik busur kepulauan.

Anda mungkin juga menyukai