0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
90 tayangan18 halaman

Sap Kecemasan

Dokumen tersebut merangkum tentang satuan acara penyuluhan (SAP) mengenai kecemasan yang dilaksanakan oleh mahasiswa program profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Harapan Bangsa. SAP tersebut meliputi tujuan, alat bantu, sasaran, media, metode, dan evaluasi penyuluhan mengenai pengertian, gejala, faktor penyebab, jenis, dan dampak kecemasan.

Diunggah oleh

nia do
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
90 tayangan18 halaman

Sap Kecemasan

Dokumen tersebut merangkum tentang satuan acara penyuluhan (SAP) mengenai kecemasan yang dilaksanakan oleh mahasiswa program profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Harapan Bangsa. SAP tersebut meliputi tujuan, alat bantu, sasaran, media, metode, dan evaluasi penyuluhan mengenai pengertian, gejala, faktor penyebab, jenis, dan dampak kecemasan.

Diunggah oleh

nia do
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 18

SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)


KECEMASAN

OLEH

MAHASISWA NERS UHB


PUSKESMAS KEDUNGBANTENG

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
T.A. 2021/2022
A. Judul Penyuluhan : Kecemasan
B. Pokok Bahasan Penyuluhan
a. Pengertian kecemasan
b. Gejala-gejala kecemasan
c. Faktor penyebab kecemasan
d. Jenis-jenis kecemasan
e. Gangguan kecemasan
f. Dampak kecemasan
C. Alat bantu : Laptop
D. Sasaran
a. Tempat :Rumah ketua RT
b. Hari/tanggal : Kamis, 02 Desember 2021
c. Jam : 14:00 WIB - Selesai
d. Durasi : 30 Menit
E. Media : PPT
F. Tujuan penyuluhan
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang kecemasan, diharapkan
warga RT 04 RW 03 Desa Kedungbanteng dapat memahami tentang
kecemasan.
b. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kecemasan, diharapkan warga RT 04 RW
03 Desa Kedungbanteng dapat :
a) Mengetahui tentang pengertian kecemasan
b) Mengetahui gejala-gejala kecemasan
c) Memahami faktor penyebab kecemasan
d) Mengetahui jenis-jenis kecemasan
e) Mengetahui gangguan kecemasan
f) Memahami dampak kecemasan
G. Seting tempat duduk :Menyesuaikan
H. Metode
Metode yang digunakan penyuluh adalah ceramah, dan tanya jawab.
I. Tempat penyuluhan :Rumah ketua RT
J. Pelaksana :Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas
Kesehatan Universitas Harapan Bangsa
K. Pembimbing :Dosen Pembimbing Keperawatan
L. Kegiatan Penyuluhan
1. Pembuka

Waktu Penyuluh Peserta


1 Menit Memberi salam Menjawab salam
5 Menit Menjelaskan Memperhatikan
tujuan
1 Menit Kontrak waktu Menyetujuikontrak
waktu
1 Menit Apersepsi Menyimak

2. Inti

Waktu Penyuluh Peserta


10 Menit Menjelaskan Memperhatikan
materi
5 Menit Bertanya Menjawab
5 Menit Menjawab Bertanya

3. Penutup

Waktu Penyuluh Peserta


5 Menit Merangkum Memperhatikan
materi
2 Menit Mengevaluasi Menjawab
1 Menit Memberi salam Menjawab salam

M. Evaluasi Penyuluhan
Penyuluhan melakukan evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada
keluarga tentang penyuluhan yang sudah diberikan :
1. Apa pengertian kecemasan?
2. Apa saja gejala-gejala kecemasan? Sebutkan
3. Apa saja faktorpenyebab kecemasan?
4. Sebutkan jenis-jenis kecemasan?
5. Apa saja gangguan kecemasan?
6. Apa saja dampak kecemasan?
N. KRITERIA EVALUASI
1. Kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang
sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya
ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi.
2. Gejala-gejala kecemasan ada tiga jenis gejala, diantaranya yaitu :
a) Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh
bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak
kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.
b) Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar,
terguncang, melekat dan dependen.
c) Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu,
perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi
dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan
segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi
masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit
berkonsentrasi.
3. Beberapa faktor yang menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :
a) Lingkungan
b) Emosi yang ditekan
c) Sebab-sebab fisik
d) Trauma atau konflik
4. Jenis-jenis kecemasan ada 3, yaitu :
a) Kecemasan rasional
b) Kecemasan irrasional
c) Kecemasan fundamental
5. Gangguan kecemasan ada beberapa jenis, yaitu :
a) Fobia Spesifik
Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau
antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.
b) Fobia Sosial
Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari
situasi dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya
merasa terhina atau dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda
kecemasan atau menampilkan perilaku lain yang memalukan.
c) Gangguan Panik
Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan panik yang
spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada
gangguan panik antara lain ; sulit bernafas, jantung berdetak kencang,
mual, rasa sakit didada, berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang
penting dalam diagnosa gangguan panik adalah bahwa individu merasa
setiap serangan panik merupakan pertanda datangnya kematian atau
kecacatan.
d) Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)
Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang
berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai simtom
somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan
sosial atau pekerjaan pada penderita, atau menimbulkan stres yang
nyata.
6. Dampak dari kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain :
a) Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu
yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa
tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
b) Simtom kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada
individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara
efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
c) Simtom motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang,
gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari
kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi
secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan
kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk
melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.

O. MATERI :
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada
waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal
terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan
bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai
gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10).
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,
2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang
mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak
menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan
menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur
Rochman, 2010:104).
Nevid Jeffrey S, Rathus Spencer A, & Greene Beverly (2005:163)
memberikan pengertian tentang kecemasan sebagai suatu keadaan
emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan
tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi.
Kecemasan adalah rasa khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya.
Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan
tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang
terganggu. Kedua- duanya merupakan pernyataan, penampilan,
penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Singgih D.
Gunarsa, 2008:27).
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat diatas bahwa
kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang
sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan karena adanya
ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi.
2. Gejala-gejala Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena
adanya ancaman terhadap kesehatan. Individu-individu yang tergolong
normal kadang kala mengalami kecemasan yang menampak, sehingga
dapat disaksikan pada penampilan yang berupa gejala-gejala fisik maupun
mental. Gejala tersebut lebih jelas pada individu yang mengalami
gangguan mental. Lebih jelas lagi bagi individu yang mengidap penyakit
mental yang parah.
Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan
dingin, detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing,
nafsu makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak. Gejala yang
bersifat mental adalah : ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak dapat
memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari kenyataan (Siti
Sundari, 2004:62).
Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan
takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dantidak
menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada
masing-masing orang. Kaplan, Sadock, & Grebb (Fitri Fauziah & Julianti
Widury, 2007:74) menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua
emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut
muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata, berasal dari
lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu. Sedangkan
kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau
menyebabkan konflik bagi individu.
Kecemasanberasaldariperasaantidaksadaryangberadadidalamkepribadi
ansendiri,dantidakberhubungandenganobjekyangnyataataukeadaanyangbe
nar-benarada.KholilLurRochman,(2010:103)mengemukakanbeberapa
gejala-gejaladarikecemasan antaralain :
a) Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap
kejadian menimbulkan rasa takut dan cemas. Kecemasan tersebut
merupakan bentuk ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.
b) Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah
dan sering dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat
irritable, akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.
c) Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi, dan delusion of
persecution (delusi yang dikejar-kejar).
d) Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah,
banyak berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.
e) Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan
tekanan jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

Menurut Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene Beverly (2005:164)


mengklasifikasikan gejala-gejala kecemasan dalam tiga jenis gejala,
diantaranya yaitu :

a) Gejala fisik dari kecemasan yaitu : kegelisahan, anggota tubuh


bergetar, banyak berkeringat, sulit bernafas, jantung berdetak
kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung.
b) Gejala behavioral dari kecemasan yaitu : berperilaku menghindar,
terguncang, melekat dan dependen.
c) Gejala kognitif dari kecemasan yaitu : khawatir tentang sesuatu,
perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi
dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang menakutkan akan
segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi
masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit
berkonsentrasi.
3. Faktor Penyebab Kecemasan
Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian
besar tergantunga pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-
peristiwa atau situasi khusus dapat mempercepat munculnya serangan
kecemasan. Menurut Savitri Ramaiah (2003:11) ada beberapa faktor yang
menunujukkan reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :
a) Lingkungan
Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir
individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan
karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu
dengan keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga
individu tersebut merasa tidak aman terhadap lingkungannya.
b) Emosi yang ditekan
Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan
keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini,
terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka
waktu yang sangat lama.
c) Sebab-sebab fisik
Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi
seperti misalnya kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari
suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-
perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan.

Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan


beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :
a) Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang
mengancam dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut,
karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran
b) Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal
yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini
sering pula menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-
kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
c) Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak
berhubungan dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan
takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.

Kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain itu,
keduanya mampu hadir karena lingkungan yang menyertainya,
baiklingkungan keluarga, sekolah, maupun penyebabnya. Musfir Az-
Zahrani (2005:511) menyebutkan faktor yang memepengaruhi adanya
kecemasan yaitu :

a) Lingkungan keluarga
Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau
penuh dengan kesalahpahaman serta adanya ketidakpedulian orangtua
terhadap anak-anaknya, dapat menyebabkan ketidaknyamanan serta
kecemasan pada anak saat berada didalam rumah
b) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kecemasan individu. Jika individu tersebut berada pada lingkungan
yang tidak baik, dan individu tersebut menimbulkan suatu perilaku
yang buruk, maka akan menimbulkan adanya berbagai penilaian buruk
dimata masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan munculnya
kecemasan.

Kecemasan timbul karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak nyata
dan sewaktu-waktu terjadi pada diri individu serta adanya penolakan dari
masyarakat menyebabkan kecemasan berada di lingkungan yang baru
dihadapi (Patotisuro Lumban Gaol, 2004: 24). Sedangkan Page (Elina
Raharisti Rufaidah, 2009: 31) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan adalah :

a) Faktor fisik
Kelemahan fisik dapat melemahkan kondisi mental individu sehingga
memudahkan timbulnya kecemasan
b) Trauma atau konflik
Munculnya gejala kecemasan sangat bergantung pada kondisi individu,
dalam arti bahwa pengalaman-pengalaman emosional atau konflik
mental yang terjadi pada individu akan memudahkan timbulnya gejala-
gejala kecemasan.
c) Lingkungan awal yang tidak baik
Lingkungan adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi
kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang baik maka akan
menghalangi pembentukan kepribadian sehingga muncul gejala-gejala
kecemasan.
4. Jenis-jenis Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam
dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar.
Mustamir Pedak (2009:30) membagi kecemasan menjadi tiga jenis
kecemasan yaitu :
a) Kecemasan Rasional
Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang
mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini
dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme
pertahanan dasariah kita.
b) Kecemasan Irrasional
Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah keadaan-
keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
c) Kecemasan Fundamental
Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa
dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya
berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang
mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia.

Sedangkan Kartono Kartini (2006: 45) membagi kecemasan menjadi dua


jenis kecemasan, yaitu :

a) Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar
dan ringan lama.Kecemasan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan
kepribadian seseorang, karena kecemasan ini dapat menjadi suatu
tantangan bagi seorang individu untuk mengatasinya.Kecemasan
ringan yang muncul sebentar adalah suatu kecemasan yang wajar
terjadi pada individu akibat situasi-situasi yang mengancam dan
individu tersebut tidak dapat mengatasinya, sehingga timbul
kecemasan. Kecemasan ini akan bermanfaat bagi individu untuk
lebihberhati-hati dalam menghadapi situasi-situasi yang sama di
kemudian hari.Kecemasan ringan yang lama adalah kecemasan yang
dapat diatasi tetapi karena individu tersebut tidak segera mengatasi
penyebab munculnya kecemasan, maka kecemasan tersebutakan
mengendap lama dalam diri individu.
b) Kecemasan Berat
Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar
secara mendalam dalam diri seseorang. Apabila seseorang mengalami
kecemasan semacam ini maka biasanya ia tidakdapat
mengatasinya.Kecemasan ini mempunyai akibat menghambat atau
merugikan perkembangan kepribadian seseorang. Kecemasan ini
dibagi menjadi dua yaitu kecemasan berat yang sebentar dan
lama.Kecemasan yang berat tetapi munculnya sebentar dapat
menimbulkan traumatis pada individu jika menghadapi situasi yang
sama dengan situasi penyebab munculnya kecemasan.Sedangakan
kecemasan yang berat tetapi munculnya lama akan merusak
kepribadian individu. Hal ini akan berlangsung terus menerus
bertahun-tahun dan dapat meruak proses kognisi individu. Kecemasan
yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai macam penyakit
seperti darah tinggi, tachycardia (percepatan darah), excited (heboh,
gempar).
5. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri
kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak
dapat secara intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Fitri Fauziah
& Julianty Widuri (2007:77) membagi gangguan kecemasan dalam
beberapa jenis, yaitu :
e) Fobia Spesifik
Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau
antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.
f) Fobia Sosial
Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari
situasi dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya
merasa terhina atau dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda
kecemasan atau menampilkan perilaku lain yang memalukan.
g) Gangguan Panik
Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan panik yang
spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada
gangguan panik antara lain ; sulit bernafas, jantung berdetak kencang,
mual, rasa sakit didada, berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang
penting dalam diagnosa gangguan panik adalah bahwa individu merasa
setiap serangan panik merupakan pertanda datangnya kematian atau
kecacatan.
h) Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)
Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang
berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai simtom
somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan
sosial atau pekerjaan pada penderita, atau menimbulkan stres yang
nyata.
Sedangkan Sutardjo Wiramihardja (2005:71) membagi gangguan
kecemasan yang terdiri dari :

a) Panic Disorder
Panic Disorder ditandai dengan munculnya satu atau dua serangan
panik yang tidak diharapkan, yang tidak dipicu oleh hal-hal yang bagi
orang lain bukan merupakan masalah luar biasa. Ada beberapa simtom
yang menandakan kondisi panik tersebut, yaitu nafas yang pendek,
palpilasi (mulut yang kering) atau justru kerongkongan tidak bisa
menelan, ketakutan akan mati, atau bahkan takut gila.
b) Agrophobia
Yaitu suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi dimana ia
merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik
maupun psikologis untuk melepaskan diri. Orang-orang yang memiliki
agrophobia takut pada kerumunan dan tempat-tempat ramai.
6. Dampak Kecemasan
Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun
situasi yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini
tumbuh berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya,
emosi ini menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat
mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan
dapat menimbulkan penyakit- penyakit fisik (Cutler, 2004:304).
Yustinus Semiun (2006:321) membagi beberapa dampak dari
kecemasan kedalam beberapa simtom, antara lain :
d) Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu
yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa
tidur, dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
e) Simtom kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada
individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara
efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
f) Simtom motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang,
gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari
kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi
secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan
kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk
melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya mengancam.

Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada


tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa.

Menurut Savitri Ramaiah (2005:9) kecemasan biasanya dapat


menyebabkan dua akibat, yaitu :

a) Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara
normal atau menyesuaikan diri pada situasi.
b) Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan
pencegahan yang mencukupi.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan


adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam
karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan tersebut ditandai dengan
adanya beberapa gejala yang muncul seperti kegelisahan, ketakutan
terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, merasa tidak tenteram, sulit
untuk berkonsentrasi, danmerasa tidak mampu untuk mengatasi masalah.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah, kecemasan
timbul karena individu melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya,
kecemasan juga terjadi karena individu merasa berdosa atau bersalah
karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati
nurani.
Dari beberapa gejala, faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini
termasuk dalam jenis kecemasan rasional, karena kecemasan rasional
merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang
mengancam. Adanya berbagai macam kecemasan yang dialami individu
dapat menyebabkan adanya gangguan-gangguan kecemasan seperti
gangguan kecemasan spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan
karena kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi yang spesifik.
Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak dari kecemasan yang
berupa simtom kognitif, yaitu kecemasan dapat menyebabkan
kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal yang tidak
menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak
memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering
tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi
lebih merasa cemas, merasa tidak tenang, gugup, serta sulit untuk
berkonsentrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Clift, T.A., Morris, B., Kovacs, M., & Rottenberg, J. (2011). Emotion modulated

startle in anxiety disorders is blunted as a function of co-morbid

depressive episodes. Psychological Medicine, 41, 129-139.


Desi, Ferika. 2016. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Tingkat Kecemasan

Remaja Putri Saat Mengalami Menarche di SMP Jaya Krama Kec.

Bringin Kab. Serdang. Serdang : Universitas Sumatera Utara.

Gant, Norman F. 2010. Dasar-dasar Ginekologi & Obstetri. Jakarta : EGC.

Gunawan, Y. E. S., Landi, M., & Anthasari, D. (2018). Hubungan Antara

Motivasi, Dukungan Keluarga Dan Kecemasan Mahasiswa Dalam

Menghadapi Ujian Proposal Di Prodi Keperawatan Waingapu. Jurnal

Info Kesehatan, 16(1), 72-82.

Hawari, D. 2013. Stres, Cemas, dan Depresi. Cetakan VII. Jakarta: Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kaplan, H.I., Saddock, B.J., & Grabb, J.A. (2010). Kaplan-Sadock Sinopsis

Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Bina Rupa Aksara.

Tangerang

Karakoc, A., Bingol, F., Ocakci, A., F. 2014. Menarche and First Emotional

Reaction of Turkish Adolescent. Marmara University Faculty of Health

Science, Istambul. Turkey.

Lutfiya, I. (2017). Analisis Kesiapan Siswi Sekolah Dasar dalam Menghadapi

Menarche. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 5(2), 135-145

Notoatmodjo, 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT. rineka cipta

Sukarni, I., ZH, M. 2013. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Cetakan I.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Supriyantini. (2010). Perbedaan Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Antara

Siswa Program Reguler dengan Program Akselerasi. Tesis. Universitas

Sumatra Utara. Sumatra Utara


Stuart, G.W. (2013). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart,

edisi Indonesia. Elsevier. Jakarta

Stuart, G.W., & Sundden, S.J. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3.

EGC. Jakarta.

Sutarto, J. Tito dan C. Ismul Cokro. (2009). Pensiun Bukan Akhir Segalanya.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai