Tujuan Dakwah Kel 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

TUJUAN DAKWAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Tafsir Dakwah
Dosen: Debi Fajrin Habibi M.Pd

OLEH:
MUHAMMAD TOFAN
NIM: 1708305056
MIRA MUNAWAROH
NIM: 2008305006
ANANG CIPTADI
NIM: 2008305031

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
TAHUN 2021
BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam Islam.Dengan
dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Sebaliknya,tanpa dakwah
Islam akan semakin jauh dengan masyarakat dan akan lenyap dari permukaan bumi.
Dakwah adalah proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan
dengan sadar, sengaja dan berencana guna mempengaruhi orang lain agar timbul
dalam dirinya suatu pengertian,kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan ajaran
agama tanpa adanya unsur paksaan.
Proses serta pelaksanaan dakwah supaya dijalankan oleh umat Islam yang
bertujuan untuk mengetahui dan memahami makna, unsur, metode, dan semua hal
yang terkait dengan faktor pendukung keberhasilan dakwah. Berkaitan dengan hal
tersebut, pemahaman terhadap metode dakwah sebagai salah satu faktor pendukung
dalam keberhasilan dakwah menjadi sesuatu yang urgen.
Manusia diciptakan Allah SWT. Sebagai mahluk yang paling sempurna
diantara mahluk-mahluk yang lainnya. Manusia diberikan akal dan pikiran yang patut
untuk disyukuri oleh setiap manusia. Dengan bentuk syukur yang pariatif, seperti
menggunakan akal dan pikiran sesuai dengan proporsinya, dengan cara beribadah
kepada Allah SWT.
Pedoman yang digunakan oleh manusia yang sudah dipastikan kebenarannya
yaitu Al-quran yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW. dalam Al-
quran lah segala sumber ilmu pengetahuan yang dibutuhakan oleh manusia di muka
bumi. salah satunya petunjuk kepada manusia cara bagaiman menjadi khalifah yang
baik di muka bumi ini.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT. ke muka bumi ini memilki tujuan dan
maksud yang jelas, selain sebagai hamba Allah yang wajib beribadah kepada Allah,
manusia pun diperintahkan oleh Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi ini, salah
satu tugasnya yaitu memakmurkan bumi, memakmurkan bumi ini bsa dengan banyak
cara, salah satunya yaitu dengan menjaga dan melestarikan alam semesta ini.

2
B. Rumusan Masalah
1. Teks Al-Qur`an dan Terjemah Q.S Hud 61, Q.S Ali Imran 159 dan Q.S Al-Kahfi
29 tentang Tujuan Dakwah
2. Mufradat Yang Sulit Dari Q.S Hud 61, Q.S Ali Imran 159 dan Q.S Al-Kahfi 29
3. Munasabah Dari Q.S Hud 61, Q.S Ali Imran 159 dan Q.S Al-Kahfi 29
4. Tafsir Dari Q.S Hud 61, Q.S Ali Imran 159 dan Q.S Al-Kahfi 29
5. Ibrah atau Hikmah Dari Q.S Hud 61, Q.S Ali Imran 159 dan Q.S Al-Kahfi 29

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Teks Al-Qur`an dan Terjemah Q.S Hud 61, Q.S Ali Imran 159
dan Q.S Al-Kahfi 29 tentang Tujuan Dakwah
2. Untuk Mengetahui Mufradat Yang Sulit Dari Q.S Hud 61, Q.S Ali Imran 159 dan
Q.S Al-Kahfi 29
3. Untuk Mengetahui Munasabah Dari Q.S Hud 61, Q.S Ali Imran 159 dan Q.S Al-
Kahfi 29
4. Untuk Mengetahui Tafsir Dari Q.S Hud 61, Q.S Ali Imran 159 dan Q.S Al-Kahfi
29
5. Untuk Mengetahui Ibrah atau Hikmah Dari Q.S Hud 61, Q.S Ali Imran 159 dan
Q.S Al-Kahfi 29

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Surat Ali Imran Ayat 159


1. Teks Al-Qur’an dan Terjemah Q.S Hud Ayat 61

ِ ‫هللا َّالرمْح ٰ ِن َّالر ِحمْي‬


ِ ‫ب ِْس ِم‬

‫َو ىَل ٰ ثَ ُمو َد َأ َخامُه ْ َصا ِل ًحا ۚ قَا َل اَي قَ ْو ِم ا ْع ُبدُ وا اهَّلل َ َما لَمُك ْ ِم ْن لَٰ ٍه غَرْي ُ ُه ۖ ه َُو َأنْشَ َأمُك ْ ِم َن اَأْل ْر ِض َو ْاس َت ْع َم َرمُك ْ ِفهيَا‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
ٌ ِ‫يب ُمج‬
‫يب‬ ٌ ‫فَ ْاس َت ْغ ِف ُرو ُه مُث َّ تُوبُوا لَ ْي ِه ۚ َّن َريِّب قَ ِر‬
‫ِإ ِإ‬
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata:
“Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia
Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
Karena itu mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya,
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-
Nya).” (Al Qur’an Surah Huud : Ayat 61)

2. Mufradat Kata Yang Sulit

Lafadz Arti

َ ‫اَي قَ ْو ِم ا ْع ُبدُ وا اهَّلل‬ Wahai kaumku, sembahlah Allah


ْ ‫َأنْشَ َأمُك‬ Telah menciptakanmu

‫َو ْاس َت ْع َم َرمُك ْ ِفهيَا‬ Dan menjadikanmu pemakmurnya

‫فَ ْاس َت ْغ ِف ُرو ُه‬ Karena itu mohonlah ampunan kepada-


Nya

3. Munasabah Ayat

4
Pada tafsir ayat 73 surat Al-A'râf sebelumnya, Kami telah mengutus kepada
kaum Tsamûd seseorang yang memiliki hubungan kerabat dan persaudaraan dengan
mereka, yaitu Shâlih. Dia berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah
semata. Tidak ada Tuhan yang patut kalian sembah kecuali Dia. Allah telah
menciptakan kalian dari tanah dan menjadikan kalian mampu memakmurkan,
mengembangkan dan mengeksploitasi kekayaan alamnya. Maka memohonlah kepada-
Nya agar Dia mengampuni dosa-dosa kalian yang telah lalu. Bertobatlah kepada- Nya
setiap kali kalian berbuat dosa dengan menyesali perbuatan maksiat yang telah kalian
lakukan dan selalu taat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya
dan memperkenankan doa hamba- Nya yang memohon ampunan."

4. Tafsir Al Qur’an Surah Hud Ayat 61

Untuk memahami isi kandungan al-qur’an salah satunya dengan merujuk pada
penafsiran-penafsiran yang dilakukan para mufassir, maka dari itu, surah Hud ayat 61,
menurut beberapa mufassir dalam tafsirnya adalah sebagai berikut:
a. Tafsir Al-Misbah

‫َو ىَل ٰ ثَ ُمو َد َأ َخامُه ْ َصا ِل ًحا ۚ قَا َل اَي قَ ْو ِم ا ْع ُبدُ وا اهَّلل َ َما لَمُك ْ ِم ْن لَٰ ٍه غَرْي ُ ُه ۖ ه َُو َأنْشَ َأمُك ْ ِم َن اَأْل ْر ِض َو ْاس َت ْع َم َرمُك ْ ِفهيَا‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
ٌ ِ‫يب ُمج‬
‫يب‬ ‫مُث‬
ٌ ‫فَ ْاس َت ْغ ِف ُرو ُه َّ تُوبُوا لَ ْي ِه ۚ َّن َريِّب قَ ِر‬
‫ِإ ِإ‬
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu
mohonlah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku
amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (Al Qur’an Surah
Huud : Ayat 61).

Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan


memakmurkan dunia.
Tafsiran ayat diatas menurut M. Quraisy Shihab: ayat ini mengandung
perintah kepada manusia _langsung atau tidak langsung_ untuk membangun bumi
dalam kedudukannya sebagai kholifah, sekaligus sebgai alasan kenapa manusia

5
menyenbah allah SWT. semata-mata ini sejalan dengan firman-Nya yang diarahkan
kepada kaum musyrikin makkah, (QS Al-Quraisy:3-4) memberi mkanan yakni
menyiapakan sarana dan prasarana yang menjadikan mereka dapat memperoleh
firman-Nya :” karena itu mohonlah ampunnan-Nya kemudian bertaubatlah kepada-
Nya.”
Dapat juga isyarat bahwa dalam membangaun tidak jarang terjadi kesalahan
dan pelanggaran. namun hal tersebut kiranya dapat diampuni Allah jika yang
bersangkutan memohon ampunan-Nya.

b. Tafsir Al-Azhar
“Dan kepada Ttsamud” (pangkal ayat 61) telah diutus pula “saudara mereka
Shalih”, artinya, bahwa nabi Shalih diutus Tuhan menjadi rasul kepada kaum
Ttsamud itu, bukanlah ia yang didatangkan dari luar, melainkan putera dari kabilah
Ttsamud itu sendiri. sebab itu maka yang didatanginya iaalah saudaranya sendiri.
Sebagaimana juga sekalian nabi yang diutus tuhan, maka seruan yang
disampaikan shahih kepada kaumnya itu, sama juga yang disampaikan oleh nabi-nabi
yang lain.
Dia berkata: “ hai kaumku! sembahlah olehmu akan allah, tidaklah ada bagi
kamu tuhan selain dia “, hanay allah sajalah yang patut kamu sembah, karena selain
dia tidak ada tuhan. Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi” nenek
moyangmu nabi Adam itu digeigakan dari tanah. kemudian turun-temurun beliau kita
ini, keluar dari saringan darah, yaitu mani laki-laki dan mani perempuan bercampur
jadi satu. tersimpan dalam rahim perempuan, 40 hari bernama nutfah, 40 hari lagi
bernama alaqoh, dan 40 hari pula bernama mudgoh, kemudian berangsur bertubuh,
bertengkap dengan daging, tulang dan darah. dan semua itu terjadi dari pada bumi jua
adanya.
Dan (dia) meramaikan-Mu didalamnya” subur makmur muka bumi ini, dengan
serba lengkap dan serba cukup bahan makanan dan ramailah manusia menjadi
penghuninya.
Wasta’marakum dari ista’marakum inilah berpecahan m njadi makmur,
apabila bumi subur dan makanan cukup manusia pun hidup dengan sentosa mencari
rezeki dan berketurunan.

6
Tetapi sambutan kaumnya sangatlah jauh dari yang diharapkan oleh nabi
shalaih, padahal seruan nabi shalih itu benar-benar timbuldaro hati yang belas
kasihan.

5. Ibrah atau Hikmah Yang Diambil Dari Q.S Hud Ayat 61


a. Mengenalakn manusia akan perannya diantar sesama makhluk dan tanggung
jawab dalam hidup ini.
b. Mengenalkan manusia akan interaksi sosual dan tanggung jawab dalam tat hidup
bermasyarakat.
c. Mengenalkan manusia akan alam dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah
diciptakannya serta memberi kemungkinan kepada mereka untuk mengambil
manfaat darinya.
d. Mengenalkan manusia akan penciptaan alam (Allah) dan menyuruhnya beribadah
kepada-Nya.

B. Surat Ali Imran Ayat 159


1. Teks Al-Qur`an Dan Terjemah Q.S Ali Imran Ayat 159

ِ ‫هللا َّالرمْح ٰ ِن َّالر ِحمْي‬


ِ ‫ب ِْس ِم‬

‫فَ ِب َما َرمْح َ ٍة ِّم َن اهّٰلل ِ ِل ْن َت لَه ُْم ۚ َول َ ْو ُك ْن َت فَ ًّظا غَ ِل ْيظَ الْ َقلْ ِب اَل نْ َفضُّ ْوا ِم ْن َح ْوكِل َ ۖ فَاع ُْف َعهْن ُ ْم‬
َ ‫َو ْاس َت ْغ ِف ْر لَه ُْم َو َشا ِو ْرمُه ْ ىِف ااْل َ ْم ۚ ِر فَ ِا َذا َع َز ْم َت فَتَ َولَّك ْ عَىَل اهّٰلل ِ ۗ ِا َّن اهّٰلل َ حُي ِ ُّب الْ ُم َت َولِّك ِ نْي‬
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah
ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. “

7
2. Mufradat Kata Yang Sulit

Lafadz Arti

‫ِل ْن َت‬ Kamu Lembut


‫فَ ًّظا‬ Bersikap Keras
َ‫غَ ِليظ‬ Kasar

‫اَل نْ َفضُّ وا‬ Niscaya Mereka Menjauhkan Diri

ْ ‫َو َشا ِو ْرمُه‬ Dan Musyawarahlah Dengan Mereka

‫َع َز ْم َت‬ Kamu Membulatkan Tekad

3. Munasabah Ayat

Dengan mencermati sabab nuzūl dan intisasari QS. Ali Imrān (3): 159
tersebut, kelihatan bahwa ayat ini masih memiliki munāsabah yang erat dengan QS.
al-Syūra (42): 38 yang telah uraikan sebelumnya yang sama-sama berbicara tentang
sikap terpuji yang harus ditampilkan dalam bermusyawarah, yakni sikap pemaaf dan
menghindari sikap kasar. Terkait dengan ini, Mahmūd Hijāziy menyatakan bahwa
munāsabah ayat yang diperoleh dalam QS. Ali Imrān (3) 159 pada aspek nikmat-
nikmat dan keutamaan yang dari Allah swt dan rahmat-Nya, sehingga pada diri Nabi
saw selalu tampil dengan sikap memafkan, dan menyepakati hal-hal yang baik untuk
kepentingan dunia dan akhirat.

QS. al-Syūra (42): 38 yang dikutip di atas, turun pada periode Makkah. Dalam
hal ini, Ibnu Kaśīr menyatakan bahwa ayat tersebut berkenaan dengan peristiwa
permusuhan yang sedang memuncak di Makkah, sehingga sebagian para sahabat
terpaksa harus berhijrah ke Habsyah.17 Tidak ditemukan keterangan lebih lanjut
mengenai permusuhan apa yang dimaksudkan oleh Ibn Kaśīr tersebut, namun dapat
diprediksi bahwa peristiwa tersebut terjadi pada tahun kelima kerasulannya, karena
pada tahun ini, Nabi saw menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagai tempat
pengungsian.

8
QS. al-Baqarah 233 ayat ini turun pada periode Madinah. Dalam hal ini,
berdasar pada pernyataan Mannā‟ al-Qaththān bahwa “semua ayat yang terdapat
dalam surah al-Baqarah adalah madaniy” Antara lain muatan pokok ayat ini, adalah
memberi petunjuk agar persoalan-persoalan kerumahtanggaan dimusyawarahkan.
Dengan demikian, ayat ini masih memiliki munāsabah yang erat dengan ayat-ayat
tentang musyawarah yang telah diuraikan sebelumnya.

4. Tafsir Al-Qur`an Surat Ali Imran Ayat 159


a. Jalalain
(Maka berkat) ma merupakan tambahan (rahmat dari Allah kamu menjadi
lemah lembut) hai Muhammad (kepada mereka) sehingga kamu hadapi
pelanggaran mereka terhadap perintahmu itu dengan sikap lunak (dan sekiranya
kamu bersikap keras) artinya akhlakmu jelek tidak terpuji (dan berhati kasar)
hingga kamu mengambil tindakan keras terhadap mereka (tentulah mereka akan
menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka) atas kesalahan yang
mereka perbuat (dan mintakanlah ampunan bagi mereka) atas kesalahan-kesalahan
itu hingga Kuampuni (serta berundinglah dengan mereka) artinya mintalah
pendapat atau buah pikiran mereka (mengenai urusan itu) yakni urusan
peperangan dan lain-lain demi mengambil hati mereka, dan agar umat meniru
sunah dan jejak langkahmu, maka Rasulullah saw. banyak bermusyawarah dengan
mereka. (Kemudian apabila kamu telah berketetapan hati) untuk melaksanakan
apa yang kamu kehendaki setelah bermusyawarah itu (maka bertawakallah kepada
Allah) artinya percayalah kepada-Nya. (Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakal) kepada-Nya.

b. Ibnu katsir
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya.

9
c. Menurut Ibnu Kaisan

Maa adalah Maa Nakirah yang berada pada posisi majrur dengan sebab
ba’, sedangkan Rahmatin adalah badalnya. Maka makna ayat adalah ketika
Rasulullah SAW bersikap lemah-lembut dengan orang yang berpaling pada
perang uhud dan tidak bersikap kasar terhadap mereka maka Allah SWT
menjelaskan bahwa beliau dapat melakukan itu dengan sebab taufik-Nya kepada
beliau.

d. Menurut Prof Hamka

Menjelaskan tentang QS. Ali Imran ini, dalam ayat ini bertemulah pujian
yang tinggi dari Allah terhadap Rasul-Nya, karena sikapnya yang lemah lembut,
tidak lekas marah kepada ummatNya yang tengah dituntun dan dididiknya iman
mereka lebih sempurna. Sudah demikian kesalah beberapa orang yang
meninggalkan tugasnya, karena laba akan harta itu, namun Rasulullah tidaklah
terus marah-marah saja. Melainkan dengan jiwa besar mereka dipimpin. Dalam
ayat ini Allah menegaskan, sebagai pujian kepada Rasul, bahwasanya sikap yang
lemah lembut itu, ialah karena ke dalam dirinya telah dimasukkan oleh Allah
rahmatNya. Rasa rahmat, belas kasihan, cinta kasih itu telah ditanamkan Allah ke
dalam diri beliau, sehingga rahmat itu pulalah yang mempengaruhi sikap beliau
dalam memimpin.

e. Menurut M. Quraish Shihab di dalam Tafsirnya al-Misbah

menyatakan bahwa ayat ini diberikan Allah kepada Nabi Muhammad


untuk menuntun dan membimbingnya, sambil menyebutkan sikap lemah lembut
Nbi kepada kaum muslimin, khususnya mereka yang telah melakukan
pelanggaran dan kesalahan dalam perang uhud itu. Sebenarnya cukup banyak hal
dalam peristiwa Perang Uhud yang dapat mengandung emosi manusia untuk
marah, namun demikian, cukuo banyak pula bukti yang menunjukan kelemah
lembutan Nabi saw. Beliau bermusyawarah dengan mereka sebelum memutuskan
perang, beliau menerima usukan mayoritas mereka, walau beliau kurang

10
berkenan, beliau tidak memaki dam mempersalahkan para pemanah yang
meninggalkan markas mereka, tetapi hanya menegurnya dengan halus, dan lain
lain.

5. Ibrah atau Hikmah Yang Dapat Diambil Dari Q.S Ali Imran 159
a. Bersikap lemah lembut dan tidak marah kepada sesama manusia,
b. Sikap rasa rahmat, belas kasihan, dan cinta kasih yang ditanamkan Allah SWT
kepada Rasulullah ini mempengaruhi sikap beliau dalam memimpin. Sikap
tersebut mempengaruhi cara kepemimpinan seseorang.
c. Bermusyawarah atau berdiskusi dalam segala hal sebelum mengambil
keputusan.
d. Musyawarah merupakan salah satu cara untuk mengambil kesepakatan
bersama.
e. Anjuran untuk patuh terhadap kesepakatan dari hasil musyawarah yang telah
dilakukan.
f. Bertawakal sepenuhnya kepada Allah karena Dia adalah pemberi pertolongan
dan pembela bagi hamba-Nya.
g. Larangan bersikap Kasar lagi Keras karena akan menjauhkan Sesama
manusia.
h. Harus Memaafkan dan Memiliki Sikap Demokratis

C. Surat Al Kahfi Ayat 29


1. Teks Al-Qur’an dan Terjemah Q.S Al Kahfi 29

ِ ‫هللا َّالرمْح ٰ ِن َّالر ِحمْي‬


ِ ‫ب ِْس ِم‬

‫َوقُ ِل الْ َح ُّق ِم ْن َّر ِبّمُك ْ ۗ فَ َم ْن َش ۤا َء فَلْ ُي ْؤ ِم ْن َّو َم ْن َش ۤا َء فَلْ َي ْك ُف ْ ۚر ِانَّٓا َا ْع َتدْ اَن ِل ٰ ّلظ ِل ِمنْي َ اَن ًر ۙا َا َح َاط هِب ِ ْم‬
ْ ‫اب َو َس ۤا َء‬
‫ت ُم ْرت َ َفقًا‬ ۗ ُ َ ‫رُس َ ا ِدقُهَا ۗ َوا ِْن ي َّْس َت ِغ ْيث ُْوا يُغَاثُ ْوا ِب َم ۤا ٍء اَك لْ ُمه ِْل ي َْش ِوى الْ ُو ُج ْو َهۗ ِبئْ َس الرَّش‬
“Katakanlah (wahai Muhammad), kebenaran itu berasal dari Tuhan. Siapa
yang ingin mempercayainya, silakan. Orang yang ingin mengingkarinya juga
silakan. Kami (Allah) itu benar-benar sudah menyiapkan neraka untuk orang-
orang zalim, yang gejolak apinya mengelilingi mereka. Apabila orang-orang zalim

11
penghuni neraka itu meminta diberikan air minum, mereka akan disuguhi air
bagaikan minyak keruh yang luar biasa panasnya, yang membakar muka mereka.
Betapa buruk minuman yang disuguhkan kepada mereka! Neraka jahanam adalah
tempat tinggal mereka yang buruk.” (QS: Al-Kahfi Ayat 29)
2. Mufradat Kata Yang Sulit

Lafadz Arti

ِ‫َوقُل‬ dan katakanlah (Muhammad),

‫الْ َح ُّق‬ Kebenaran itu

ۗ ْ ‫ِم ْن َّر ِِّبٰمُك‬ datangnya dari Tuhanmu


H
‫فَ َم ْن َش ۤا َء‬ barang siapa menghendaki (beriman)

‫فَلْ َي ْك ُف ْ ۚر‬ biarlah ia kafir

‫ِانَّآ َا ْع َتدْ اَن‬ sesungguhnya Kami telah menyediakan

َ ‫ِل ٰ ّلظ ِل ِمنْي‬ bagi orang zalim

‫اَن ًر ۙا‬ neraka

‫َا َح َاط‬ mengepung

‫رُس َ ا ِدقُهَا‬ yang gejolaknya

‫َوا ِْن ي َّْس َت ِغ ْيث ُْوا‬ Jika mereka meminta pertolongan


(minum)

‫يُغَاثُ ْوا‬ mereka akan diberi

‫ِب َم ۤا ٍء‬ air

ِ‫اَك لْ ُمهْل‬ seperti besi yang mendidih

‫ي َْش ِوى‬ menghanguskan

‫الْ ُو ُج ْو َه‬ wajah

12
ۗ ُ َ ‫ِبئْ َس الرَّش‬
‫اب‬ (Itulah) minuman yang paling buruk

3. Munasabah Ayat

Ayat ini memerintahkan Rasul Saw. menegaskan kepada semua pihak


termasuk kaum musyrikin yang angkuh itu dengan menyatakan “Dan katakanlah
wahai Nabi Muhammad bahwa: Kebenaran, yakni wahyu Ilahi yang aku
sampaikan ini datangnya dari Tuhan Pemelihara kamu dalam segala hal, maka
barang siapa di antara kamu, atau selain kamu yang ingin beriman tentang apa
yang kusampaikan ini maka hendaklah ia beriman, keuntungan dan manfaatnya
akan kembali kepada dirinya sendiri, dan barang siapa di antara kamu atau selain
kamu yang ingin kafir dan menolak pesan-pesan Allah, maka biarlah ia kafir
walau sekaya dan setinggiapa pun kedudukan sosialnya.

Tidaklah aku, apalagi Allah Swt., akan mengalami sedikit kerugian pun
dengan kekafirannya, sebaliknya, dialah sendiri yang akan merugi dan celaka
dengan perbuatannya yang telah menganiaya dirinya sendiri.”

4. Tafsir Al-Qur`an Surat Al Kahfi 29


a. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan katakanlah kepada orang-orang yang lalai itu : “risalah yang aku bawa
kepada kalian adalah kebenaran dari tuhan kalian. Maka barangsiapa diantara
kalian yang mau mengimani dan mengamalkannya, maka segeralah dia
melakukannya dan itu merupakan kebaikan bagi dirinya. Dan barangsiapa ingin
mengingkari, segeralah dia melakukannya, karena dia tidaklah menzhalimi kecuali
dirinya sendiri. Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang kafir api
yang sangat panas yang panas apinya meliputi mereka.
Jika orang-orang kafir itu meminta tolong di dalam api neraka dengan
meminta air minum lantaran rasa haus yang mencekik, maka akan disodorkan
kepada mereka air yang seperti minyak sangat panas yang akan membakar wajah-
wajah mereka. Amat buruk minuman yang tidak meyeka rasa haus mereka,
bahkan menambah rasa kehausan mereka. Dan amat buruk neraka sebagai tempat
tinggal dan beristirahat. Dalam ayat ini terkandung ancaman dan peringatan keras

13
bagi orang yang berpaling dari kebenaran, dia tidak beriman kepada risalah
Muhammad dan tidak mengamalkan tuntutannya.

b. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa,


M.Pd.I

Yakni telah jelas mana petunjuk dan mana kesesatan. Yang demikian
karena Allah telah menerangkannya melalui lisan rasul-Nya. Ketika kebenaran
telah jelas dan tidak ada lagi syubhat, maka barang siapa yang ingin beriman,
hendaknya ia beriman, dan barang siapa yang menghendaki kafir, maka telah
tegak hujjah baginya karena telah jelas yang benar, dan ia tidak dipaksa beriman.
Kalimat ini sebagai ancaman bagi mereka, dan bukan berarti tidak diperanginya
orang-orang yang kafir. Namun perlu diketahui dan diingat. Yakni yang
menzalimi dirinya dengan kufur, kefasikan dan kemaksiatan.

Tidak ada lagi jalan keluar bagi mereka untuk meloloskan diri. Lalu
bagaimana dengan perut dan usus mereka. Allah Subhaanahu wa Ta'aala
berfirman, “Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut
mereka dan juga kulit (mereka).-- Dan (azab) untuk mereka cambuk-cambuk dari
besi.” (Terj. Al Hajj: 20-21) wal ‘iyaadz billah. Karena tidak menghilangkan
dahaga dan tidak meringankan siksa, bahkan menambah azab di atas azab.

c. Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI

Dan katakanlah wahai nabi Muhammad, kepada siapa saja bahwa


kebenaran, yakni Al-Qur'an yang kusampaikan kepadamu itu datangnya dari
tuhanmu; maka barangsiapa di antara kamu yang ingin beriman kepada wahyu
yang kusampaikan hendaklah dia beriman, keuntungan dan manfaatnya akan
kembali kepada diri mereka sendiri, dan barang siapa di antara kamu yang ingin
kafir, menolak kebenaran itu, biarlah dia kafir, kerugian dan mudaratnya akan
kembali kepada diri mereka sendiri. Allah menerangkan kerugian yang akan
menimpa mereka dengan menyatakan, sesungguhnya kami telah menyediakan
neraka bagi orang zalim, yakni mereka yang angkuh dan menolak kebenaran yang
kusampaikan, yang gejolaknya mengepung mereka dari segala penjuru.

14
Jika mereka meminta pertolongan dari panasnya api neraka itu, mereka
akan diberi minum dengan air seperti cairan besi atau minyak yang keruh yang
mendidih yang panasnya menghanguskan wajah bila didekatkan kepadanya. Itulah
minuman yang paling buruk dan neraka tempat dihidangkan minuman itu adalah
tempat istirahat yang paling jelek. Sesungguhnya mereka yang beriman kepada
Allah dan rasul-Nya dan membuktikan keimanannya dengan mengerjakan
kebajikan sesuai tuntunan kami. Kepada mereka kami memberikan pahala yang
besar. Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang
mengerjakan perbuatan yang baik itu.

5. Ibrah atau Hikmah Yang Dapat Diambil Dari Q.S Al-Kahfi 29


a. Manusia dibebaskan untuk menentukan pilihan, apakah mereka ingin menjadi
orang yang beriman atau kafir. Sebelum mereka menentukan pilihan, mereka
telah diberi tahu bahwa kebenaran berasal dari Allah Swt.
b. Menjauhi segala perbuatan yang membawa kekafiran kepada Allah swt,
seperti perbuatan syririk dan lain sebagainya.
c. Memperbanyak amal sholih agar mendapatkan keselamatan di dunia dan di
akhirat
d. Menjauhkan diri dari segala perbuatan yang dapat menjerumuskan kita ke
neraka, atau menjauhkan diri dari apa saja yang telah dilarang oleh Allah swt.
e. Selalu meminta ampun kepada Allah swt, dan berdoa agar dijauhkan dari api
neraka.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada surat Hud ayat 61, manusia sebagai pelaku istikhlaf,eksistensi manusia
sebagai kholifah diberikan tuhan dengan potensi yang baik yang bersifat jasmaniah
maupun ruhaniah. Pendidikan merupakan iktiar alternatif yang dipilih dan
dilaksanakan untuk mengaktualisasikan manusia potensi dan misi dari tuhannya
dalam kerja istikhlaf ini. Potensi-potensi materi dan sosial sebagi bahan baku istikhlaf
harus diolah, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan.
hanya saja tidak semua manusai dapat menjalankan tugas ini sebaik-bainya, dalam arti
sesuai dengan tuntutan Allah SWT.
Pada surat Ali Imran ayat 159 telah di jelaskan kita di anjurkan berprilaku
lemah lembut dan larangan untuk berperilaku keras agar tak ada yang lari dari kita,
dan untuk memecahkan permalahan perlu adanya musyawarah.Sebab-sebab turunnya
ayat ini adalah setelah terjadinya perang badar tentang orang-orang tawanan, saat
rasulullah mengajak musyawarah kepada sahabatnya tentang orang-orang tawanan
dan rasulullah bimbang atas memutuskan sesuatu.
Pada surat Al-Kahfi ayat 29 Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna,
dimana manusia diberi akal dan pikiran untuk membedakan antara yang baik dan
buruh, untuk menentukan pilihan mau beriman kepada Allah atau memilih kafir dan
tidak beriman kepada Allah swt. Dalam ayat ini Allah swt berfirman bahwa
kebenaran itu datangnya dari Allah swt, dan Allah swt akan memberikan petunjuk
(hidayah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Untuk itu Nabi SAW diperintahkan
untuk memberikan kebebasan kepada orang-orang kafir Quraisy untuk menentukan
pilihan apakan mau beriman kepada Allah swt atau kafir dan tidak mau beriman
kepada Allah swt.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Tahir, Mirza, Hadrat. Al -Qura n dengan Terjemahan dan Ta fsir Singka t Jilid II.
Jakarta: 2006.

Hamka. Tafsir Al-Azhar Juzu XVII. Jakarta. Pustaka Panjimas.

Shihab, M. Quaraish. 2012. Tafsir Al-Misbah. Ciputat: Penerbit Lentera Hati.

https://tafsirq.com/11-hud/ayat-61#tafsir-quraish-shihab
http://journal.uad.ac.id/index.php/CHANNEL/article/download/3273/1854

https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-3-ali-'imran/ayat-159
https://naskahtua.blogspot.com/2015/09/tafsir-al-imran-159-asas-manajemen.html?m=1
https://tarbiyah.net/surat-ali-imran-ayat-159-terjemah-per-kata/
https://news.detik.com/berita/d-5672385/kandungan-surat-ali-imran-ayat-159-anjuran-
bermusyawarah-dan-lemah-lembut
http://dwirwardianto.blogspot.com/2017/09/kandungan-qsal-kahfi-ayat-29.html?m=1
https://www.kitapunya.net/isi-kandungan-dan-perilaku-yang_83/
https://tafsirweb.com/4855-quran-surat-al-kahfi-ayat-29.html
https://www.bacaanmadani.com/2018/02/isi-kandungan-al-quran-surat-al-kahfi.html

17

Anda mungkin juga menyukai