Makalah Tafsir BKI Kelompok 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENUNJUKKAN KEBENARAN MELALUI DAKWAH, SASARAN DAKWAH, DAN


MASYARAKAT SEBAGAI SASARAN DAKWAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir BKI

Dosen Pengampu :

Dr. Ragwan Albaar, M. Fil. I

Disusun Oleh :

Ari Kusuma Dewi (04020320021)

Mudrikatus Soliha (04020320043)

Azizah Al Faizah (0404032002175)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

TAHUN AJARAN 2020/202


MENUNJUKKAN KEBENARAN MELALUI DAKWAH

Qs. Al-Fath: 28

A. QS. AL-FATH: 28

َ ُ ‫ﻖ ﻟ ِ ﯿ ُﻈْ ﮭِ َﺮ ه‬
ٰ‫ﻋ ﻠ َ ﻰ اﻟ ﺪﱢ ﯾ ِﻦ ﻛُ ﻠ ﱢ ﮫِ ۚ َو ﻛَ ﻔ َ ﻰ‬ ‫ھ ُ َﻮ اﻟ ﱠ ِﺬ ي أ َ ْر ﺳَ َﻞ َر ﺳُﻮ ﻟ َ ﮫ ُ ﺑ ِ ﺎﻟ ْ ﮭ ُ ﺪَ ٰى َو ِد ﯾ ِﻦ اﻟ ْ َﺤ ﱢ‬
‫ﺎہﻠﻟ ِ ﺷَ ﮭِ ﯿ ﺪًا ۝‬ ‫ﺑِ ﱠ‬
Artinya: “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk
dan agama yang benar, agar dimenangkan-Nya terhadap semua
agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” 1

1. Mufrodat (Kosakata)

Terjemahan Lafadz

َ‫أ َْر َﺳ ﻞ‬
Mengutus

Dengan Petunjuk
‫ﺑِﺎ ْﳍُ َﺪ ٰى‬
‫ﻟِﻴُﻈْ ِﻬ َﺮُﻩ‬
Agar dia menangkan

Semuanya ِ‫ُﻛ ﻠﱢﻪ‬


Dan cukuplah
‫َو َﻛ َﻔ ٰﻰ‬
ً ‫َﺷ ِﻬ‬
‫ﻴﺪ ا‬
Menjadi saksi

2. Asbabun Nuzul
Pada Qs. Al – Fath ayat 28 tidak terdapat asbabun nuzul.

3. Tafsir
a. Tafsir al-Azhar
janji yang padat dan tegas dari Tuhan. bahwa Tuhan mengutus Rasul ,
penutup dari segala Rasul, yaitu Nabi Muhammad saw untuk menjawat pembawa
tugas dan menjadi utusan itu, beliau diberi petunjuk dan petunjuk itu ialah wahyu
Ilahi yang datang kepada beliau, dihantarkan oleh Malaikat Jibril. lsi dari wahyu

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2014), 514.

1
itu ialah agama yang benar. Agama yang benar adalah petunjuk atas adanya Allah,
Tuhan Yang Esa, Yang Tunggal. yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak
ada Tuhan selain Dia. Agar lepaslah manusia daripada rasa terikat dan rasa takut
kepada yang lain , kecuali kepada Allah saja.
Kesaksian Allah itu dapatlah kita lihat dalam perjalanan agama sendiri.
Islam tidak mempunyai muballigh yang berkedudukan sebagai missi dan zending
orang Kristen . Islam berjalan terus menyampaikan seruannya dan da'wahnya
kepada seluruh dunia bilamana kecerdasan manusia bertambah tinggi. Dalam
perjuangan dan perebutan kekuasaan di Afrika, Kristen dibantu di belakang oleh
kekuasaan negeri-negeri penjajah. Orang-orang Afrika ditarik ke dalam agama itu
kalau perlu dengan paksaan. Sedang agama Islam menjalar hanya dengan
keyakinan Ulama-ulama atau Muballigh-muballigh yang tidak mendapat gaji dari
siapa-siapa. Hal ini berlaku sejak Islam mulai disebarkan oleh Nabi Muhammad
saw sampai kepada zaman kita ini. Di zaman kebesaran Islam. 2

b. Tafsir Jalalain
Dialah yang mengutus rasulnya dengan membawa petunjuk dan agama
yang hak agar dimenangkan-Nya agama yang hak itu terhadap semua agama atas
agama-agama yang lainnya. Dan cukuplah Allah sebagai saksi bahwasannya
kamu diutus untuk membawa hal tersebut. 3

c. Tafsir Ibnu Katsir


Ini adalah kabar gembira dari Allah untuk orang-orang mukmin, yakni Dia
menolong rasul-Nya mengalahkan musuh-musuhnya. Allah mengutus para rasul
dengan hidayah dan agama yang benar dengan ilmu yang bermanfaat dan amal
sholih. Sebagaimana diketahui bahwa syariat mencakup dua hal yaitu ilmu dan
amal. Ilmu syar’I itu benar dan aman syar’I itu diterima Allah. Berita-beritanya
bedar dan segala perbuatannya itu adil. Allah telah menjajikan akan
memenangkan agama-Nya. Cukuplah Allah sebagai dzat yang menyaksikan dan
sebagai saksi bahwa Muhammad adalah rasul-Nya. 4
d. Tafsir Al - Qurthubi

2
Hamka, Tafsir Al-Azhar Jil. 9, Terj. (Singapura: Pustaka Nasional, 2001), 6797-6799
3
Jalaluddin al –Suyuthi, Tafsir Jalalain Jil. 2, Terj. (Bandung: Sinar Baru, 2013), 884
4
Abdul Fattah, Tafsir Ibnu Katsir Jil. 6, Terj, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2017), 84

2
Firman Allah Ta’ala Dialah yang menutus rasul-Nya yakni Muhammad
dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkannya terhadap
semua agama, yakni agar Allah meninggikan agama-Nya (islam) atas semua
agama (agama yang lainnya). Dan cukuplah Allah sebagai saksi bagi Nabi-Nya,
dan kesaksian Allah bagi Nabi-Nya itu menerangkan kebenaran status
kenabiannya melalui mukjizat. 5

e. Tafsir Al – Munir
Allah adalah zat yang mengutus Rasul-Nya yaitu Muhammad dengan
membawa ilmu yang bermanfaat dan amal saleh, serta membawa bimbingan
kepada jalan hidayah yang shahih dan agama Islam, supaya Allah
mengunggulkan Islam atas seluruh agama yang lain dengan menghapus seluruh
agama terdahulu dan memperlihatkan rusaknya berbagai aqidah palsu. Cukuplah
Allah sebagai saksi bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya dan Dia-lah penolong
Rasul-Nya. 6

4. Analisis Ayat
Al-Fath merupakan surat ke 48 juz 26 terdiri 29 ayat yang berarti
kemenangan. Sedangkan ayat yang dibahas dalam Al-Nahl adalah ayat 28 yang
membahas tentang kebenaran dakwah. Dalam ayat tersebut menjelaskan bawa Allah
telah mengutus Muhammad sebagai Rasul-Nya dengan membawa segala petunjuk.
Petunjuk umat manusia agar dapat membedakan mana yang benar dan mana yang
buruk, agar umat muslim dapat terhindar dari semua mara bahaya yang ada di dunia
ini. Dan agama yang benar yaitu agama Islam. Karena sebelum adanya agama Islam
banyak sekali umat manusia yang melanggar syariat Islam, seperti menyembah
berhala pada zaman Rasulullah. Dan Nabi Muhammad mengajak orang orang
muslim pada kala itu agar meninggalkan agama mereka dan berhijrah di jalan Allah
yaitu agama Islam. Dan cukuplah Allah sebagai saksi dan penolong selama
perjuangan Nabi Muhammad dalam menyebarkan agama Islam. Karena pada saat
Nabi menyebarkan agama Islam banyak sekali masyarakat yang menentang,
sehingga harus dilakukan dakwah secara sembunyi – sembunyi yang berlangsung
selama 3 tahun, hingga saat ini banyak sekali orang yang memeluk agama Islam. Ini

5
Syaikh Imam Al-Quthubi, Tafsir Al-Qurthubi Jil. 16, Terj, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), 704
6
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir Jil. 13, Terj, (Jakarta: Gema Insani, 2018), 437

3
membuktikan bahwa keberhasilan Nabi Muhammad dalam berdakwah dijadikan
sebagai inspirasi manusia pada zaman ini untuk terus berdakwah.

5. Kesimpulan
Allah telah mengutus Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya untuk
menyampaikan petunjuk dan agama yang hak, yakni agama Islam. Dan tidak ada
paksaan untuk masuk dalam agam Islam, namun jika telah masuk dalam agama
Islam maka wajib bagimu untuk dapat menjalankan syariatnya dan menjauhi
larangannya. Tujuan diutusnya Nabi dan Rasul tidak lain diantaranya yaitu:
a. Menyempurnakan tauhid.
b. Menjadi tauladan untuk umat manusia.
c. Menjadi perantara pesan Allah kepada hambanya untuk selalu berada di jalan
yang benar.

Segala sesuatu yang datangnya langsung dari Allah yang merupakan kehendak
dan perintah maka hal itu merupakan kebenaran bagi umat manusia yang harus kita
jalankan. Kita sebagai umat muslim juga memiliki kewajiban untuk berdakwah.

4
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qurthubi, Syaikh Imam. 2009. Tafsir Al-Qurthubi Jil, 16. Terj. Jakarta: Pustaka Azzam.

Al-Suyuthi, Jalaludin. 2013. Tafsir Jalalain Jil. 2, Terj. Bandung: Sinar Baru.

Az-Zuhaili, Wahbah. 2018. Tafsir Al-Munir Jil, 13. Terj. Jakarta: Gema Insani.

Departemen Agama RI. 2014. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro.

Fattah, Abdul. 2017. Tafsir Ibnu Katsir Jil. 6, Terj. Jakarta: Maghfirah Pustaka.

Hamka. 2001. Tafsir Al-Azhar Jil. 9, Terj. Singapura: Pustaka Nasional.

5
SASARAN DAKWAH
Qs. Al Tharim: 6

B. Q.S. AL-THARIM : 6
ۤ
‫ٰﯾٓﺎَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠ ِﺬﯾ َْﻦ ٰا َﻣﻨُ ْﻮا ﻗُ ْٓﻮا اَ ْﻧﻔُ َﺴ ُﻜ ْﻢ َواَ ْھﻠِ ْﯿ ُﻜ ْﻢ ﻧَﺎرًا ﱠوﻗُ ْﻮ ُدھَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ َو ْاﻟ ِﺤ َﺠﺎ َرةُ َﻋﻠَ ْﯿﮭَﺎ َﻣ ٰﻠ ِٕٮ َﻜﺔٌ ِﻏ َﻼظٌ ِﺷ َﺪا ٌد‬
‫ﷲَ َﻣﺎٓ اَ َﻣ َﺮھُ ْﻢ َوﯾَ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن َﻣﺎ ﯾ ُْﺆ َﻣﺮ ُْو َن‬ ّ ٰ ‫ﱠﻻ ﯾَ ْﻌﺼ ُْﻮ َن‬

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap
apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” 7

1. Mufrodat (Kosakata)
Peliharalah ‫ﻗُ ْٓﻮا‬
Dirimu ‫اَ ْﻧﻔُ َﺴ ُﻜ ْﻢ‬
Keluargamu ‫َواَ ْھﻠِ ْﯿ ُﻜ ْﻢ‬
Bahan bakarnya ‫ﱠوﻗُ ْﻮ ُدھَﺎ‬
Penjaganya ‫َﻋﻠَ ْﯿﮭَﺎ‬
Kasar ٌ‫ِﻏ َﻼظ‬
Keras ‫ِﺷ َﺪا ٌد‬
Yang tidak durhaka kepada Allah َ‫ﷲ‬ ّ ‫ﱠﻻ ﯾَ ْﻌﺼ ُْﻮ َن‬
Terhadap apa yang dia perintahkan ‫َﻣﺎٓ اَ َﻣ َﺮھُ ْﻢ‬
kepada mereka
Dan selalu mengerjakan ‫َوﯾَ ْﻔ َﻌﻠُ ْﻮ َن‬
Apa yang diperintahkan ‫َﻣﺎ ﯾ ُْﺆ َﻣﺮ ُْو َن‬

7
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, (Edisi Yang disempurnakan), (Jakarta : Lentera Abadi,
2010), Jilid X, 203.

6
2. Asbabul Nuzul

Sebenarnya ayat ini tidak ada asbabun nuzulnya, karena ini adalah sambungan
dari ayat sebelumnya, yang mana asbabun nuzul ada pada ayat ke 5, tetapi ada juga
yang berpendapat yang mengatakan sebab turunnya ayat ini adalah Nabi
mengharamkan atas dirinya Madu. 8

3. Tafsir
a. Tafsir Jalalain
Orang beriman agar memelihara keluarganya agar terhindar dari api neraka yang
mana bahan bakarnya terdiri dari orang kafir dan berhala. Dan juru kunci mereka
adalah malaikat yang kasar hatinya, keras hantamannya, tetapi malaikat tersebut
tidak durhaka ke allah.
Ayat ini juga ancaman untuk orang mukmin agar jangan murtad, dan juga orang
munafik yang mengaku beriman dengan lisan tetapi hatinya masih kafir. 9

b. Tasfir al-Qurthubi
Firman Allah pada surat At tahrim ayat 6 yaitu perintah agar memelihara diri dan
keluarga dari neraka serta terus memperbaiki diri dan taat kepada Allah.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas “perihalah diri kalian dan
perintahkanlah keluarga kalian berdzikir dan berdoa, agar Allah memerihara
mereka karena kalian (dari api neraka).
Para ulama’ juga sepakat bahwa anak termasuk dalam bagian darinya. Seorang
anak harus diajari halal, haram dan hukum-hukum. 10

c. Tasfir al-Wasith
Wahbab Zuhaili dalam Kitab At-Tafsir Al-wasith menjelaskan tentang firman
allah tersebut yang mengandung arti bahwa kita harus melatih diri kita dan
keluarga untuk taat dan menasehati keluarga agar bisa Bersama mereka dan tidak
terjerumus kedalam nereka.
Ibnu Jarir mengatakan, menjadikan kewajiban kita untuk mengajarkan agama dan
kebaikan adab, etika, dan tata kerama yang mutlak kepada anak kita. 11

8
Syaikh Utsaimin, Lih. Asy-Syarh Al-Mumti’ ala Zad Al Mustaqni’, (ttp , tth) 217.
9
Jalal al-Din Mahalliy & Jalal al-Din as-Suyuthi, Tafsir al-jalalain, (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tth), 2498
10
Syaikh Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi jil.18, terj. Faturrahman, dkk, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009),
744.

7
4. Analisis Ayat
Al-Quran Surat At-Tahrim ayat 6 menjelaskan kepada orang orang yang
beriman untuk menjaga dirinya dan keluarganya agar terhindar dari api neraka yang
bahan bakarnya manusia kafir dan dijaga oleh malaikat yang kasar hati dan keras
perlakuannya tetapi ia tidak duhaka kepada allah.
Ayat teresbut mengambarkan bahwa dakwah dan Pendidikan harus bermula
dari rumah. Walau secara redaksional ayat ini tertuju kepada kaum pria (ayah), tetapi
ayat ini tertuju kepada orang tua. Perintah agar orang yang beriman menjaga
keselamatan diri dan keluarga dari api neraka. Caranya menjauhakn diri dari maksiat,
memperkuat diri dengan iman, tidak mengikuti hawa nafsu dan senantiasa taat kepada
Allah.
Islam sangat memberi perhatian terhadap religiusitas keluarga inti, karena kepala
keluarga diminta membimbing, nasehat, dan Pendidikan secara baik. Karena rumah
tangga itulah terbentuknya umat dan tegaknya masyarakat islam. 12

5. Kesimpulan
Kesimpulan bebarapa tafsir diatas yaitu :
1. Surat At-Tahrim ayat 6 mengandung sasaran dakwah yang dimulai dari diri
sendiri dan keluarga.
2. Allah memerintahkan orang beriman agar memelihara diri sendiri dan keluarga,
dan menggambarkan tentang dakwag dan Pendidikan bermula dari rumah.

11
Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Wasith jil.3, terj.Muhtadi, dkk, (Jakarta : Gema Insani, 2013), 679.
12
Anggi, Memahami Isi Kandungan QS. At-Tahrim Ayat 6,
https://blog.uad.ac.id/anggi1700016030/2018/05/29/memahami-isi-kandungan-qs-at-tahrim-ayat-6/ , diakses
tanggal 16 maret 2021 pukul 18.50.

8
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 2010. Al-Quran dan Tafsirnya, (Edisi Yang disempurnakan) Jilid X.
Jakarta : Lentera Abadi.

Utsaimin,Syaikh. tth. Lih. Asy-Syarh Al-Mumti’ ala Zad Al Mustaqni’. ttp.

Mahalliy, Jalal al-Din.dkk. tth. Tafsir al-jalalain. Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah.

Al-Qurthubi,Syaikh Imam. 2009. Tafsir Al-Qurthubi jil.18. terj. Jakarta : Pustaka Azzam.

Zuhaili, Wahbah. 2013. Tafsir Al-Wasith jil.3, terj. Jakarta : Gema Insani.

Anggi. 2018. Memahami Isi Kandungan QS. At-Tahrim Ayat 6,


https://blog.uad.ac.id/anggi1700016030/2018/05/29/memahami-isi-kandungan-qs-at-
tahrim-ayat-6/ , diakses tanggal 16 maret 2021 pukul 18.50.

9
MASYARAKAT SEBAGAI SASARAN DAKWAH

Qs At-Taubah 122

C. Qs At-Taubah 122

‫َو َﻣ ﺎ ﻛَ ﺎ َن ا ﻟ ْ ُﻤ ْﺆ ِﻣ ﻨ ُ ﻮ َن ﻟ ِ ﯿ َ ﻨ ْ ﻔ ِ ُﺮ وا ﻛَ ﺎ ﻓ ﱠﺔ ً ۚ ﻓ َ ﻠ َ ْﻮ َﻻ ﻧ َ ﻔ َ َﺮ ِﻣ ﻦْ ﻛُ ﱢﻞ ﻓ ِ ْﺮ ﻗ َ ﺔٍ ِﻣ ﻨ ْ ﮭ ُ ْﻢ ط َ ﺎ ﺋ ِ ﻔ َ ﺔ ٌ ﻟ ِ ﯿ َ ﺘ َ ﻔ َ ﻘ ﱠﮭ ُ ﻮا‬
‫ﻓ ِ ﻲ اﻟ ﺪﱢ ﯾ ِﻦ َو ﻟ ِ ﯿ ُ ﻨ ْ ِﺬ ُر وا ﻗ َ ْﻮ َﻣ ﮭ ُ ْﻢ إ ِ ذَ ا َر َﺟ ﻌ ُ ﻮا إ ِ ﻟ َ ﯿ ْ ﮭِ ْﻢ ﻟ َ ﻌ َ ﻠ ﱠﮭ ُ ْﻢ ﯾ َ ْﺤ ﺬَ ُر و َن‬
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” 13

1. Mufrodat / kosa kata

2. Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul QS. At-Taubah ayat 122 ini dijelaskan oleh Wahbah Zuhaili (2009:
112), menurutnya, ayat ini turun ketika hampir seluruh kaum Mukmin begitu antusias
ikut serta dalam pasukan yang dikirim oleh Nabi. Mereka meninggalkan Nabi di
Madinah bersama segelintir orang.Maka turunlah ayat ini menjelaskan kepada umat
Muslim untuk membagi tugas antara berperang dan memperdalam ilmu pengetahuan
agama. Ayat ini menuntun kaum muslim untuk membagi tugas dengan menjelaskan
bahwa tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin yang selama ini dianjurkan agar
bergegas menuju medan perang pergi semua ke medan perang sehingga tidak tersisa lagi

13
Al-Quran dan Terjemahnya (Wakaf dari Pelayan Dua Tanah Suci Raja Fahd bin Abdul Azizi Al-Su’ud, (Jeddah,
1996), 302.

10
yang melaksanakan tugas-tugas yang lain. Jika memang tidak ada panggilan yang
bersifat mobilisasi umum maka mengapa tidak pergi tiap-tiap golongan yakni kelompok
besar diantara mereka beberapa golongan yakni kelompok besar diantara mereka
beberapa orang dari golongan itu untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan
tentang agama sehingga dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang
lain. (Shihab, 2002: 749,751)

3. Tafsir
Tidak patut bagi kaum mukminin semuanya keluar memerangi musuh mereka,
sebagaimana yang tidak dibenarkan bagi mereka untuk tinggal semua. Mengapa tidak
keluar untuk berperang dan berjihad dari setiap golongan sejumlah orang yang memadai
dan mewujudkan mashlahat;tujuannya agar orang-orang yang tinggal bisa mendalami
agama Allah dan mengetahui apa yang terbaru dari hokum-hukum agama Allah dan
wahyu yang diturunkan pada rasulNya, agar mereka nanti memperingatkan kaum mereka
dengan ilmu yang mereka pelajari tatkala mereka kembali kepada kaumnya itu. Mudah-
mudahan mereka takut kepada siksaan Allah dengan menjalankan perintah-perintahNya
dan menjauhi larangan-laranganNya.

a. Tafsir Al-Mishbah
Tafsir Surah at-Taubah ayat 22 dalam Tafsir Al-Misbah yakni menggaris bawahi
tentang pentingnya memperdalam ilmu dan menyebarluaskan informasi yang benar.
Keduanya sama penting kedudukannya dengan mempertahankan wilayah. Mengapa
demikian? Sebab, pertahanan wilayah berkaitan erat dengan kemampuan informasi serta
keandalan ilmu pengetahuan atau sumber daya manusia. Apa yang dimaksud
dengan orang-orang yang memperdalam ilmu pengetahuan dan yang memberi
peringatan adalah orang-orang (mereka) yang tinggal bersama Rasulullah Saw. dan tidak
mendapat tugas sebagai anggota pasukan di medan perang. Sementara itu, apa yang
dimaksud dengan mereka yang diberi peringatan adalah anggota pasukan yang keluar dan
berjihad di medan perang, melaksanakan tugas yang dibebankan Rasulullah Saw. 14

b. Tafsir Jalalain
Tatkala kaum Mukminin dicela oleh Allah bila tidak ikut ke medan perang
kemudian Nabi saw. mengirimkan sariyahnya, akhirnya mereka berangkat ke medan
perang semua tanpa ada seorang pun yang tinggal, maka turunlah firman-Nya berikut ini:
(Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi) ke medan perang (semuanya.
Mengapa tidak) (pergi dari tiap-tiap golongan) suatu kabilah (di antara mereka beberapa
orang) beberapa golongan saja kemudian sisanya tetap tinggal di tempat (untuk
memperdalam pengetahuan mereka) yakni tetap tinggal di tempat (mengenai agama dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya)
dari medan perang, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama yang
telah dipelajarinya (supaya mereka itu dapat menjaga dirinya) dari siksaan Allah, yaitu

14
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Juz. II, (Jakarta: Lentera Hati, 2008),105.

11
dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sehubungan dengan
ayat ini Ibnu Abbas r.a. memberikan penakwilannya bahwa ayat ini penerapannya hanya
khusus untuk sariyah-sariyah, yakni bilamana pasukan itu dalam bentuk sariyah lantaran
Nabi saw. tidak ikut. Sedangkan ayat sebelumnya yang juga melarang seseorang tetap
tinggal di tempatnya dan tidak ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini
pengertiannya tertuju kepada bila Nabi saw. berangkat ke suatu ghazwah.

c. Tafsir Al-Muyassar
Tidak semestinya orang-orang mukmin itu berangkat semua ke medan perang,
karena mereka bisa ditumpas habis apabila musuh mereka berhasil mengalahkan mereka.
Semestinya sebagian dari mereka pergi ke medan jihad dan sisanya tinggal di rumah
untuk menemani Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan memperdalam ilmu agama
melalui ayat-ayat Al-Qur`ān dan ketentuan-ketentuan hukum syariat yang mereka dengar
dari nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, kemudian mereka bisa mengajarkan ilmu yang
telah mereka pelajari kepada kaum mereka setelah kembali ke rumah mereka, agar
mereka dapat menghindari azab dan hukuman Allah dengan cara menjalankan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hal ini terkait dengan pasukan-
pasukan yang dikirim oleh Rasulullah ke berbagai daerah dan beranggotakan sejumlah
sahabat pilihan. 15

d. Tafsir al-Maraghi
Dalam tafsir ini dikatakan bahwa tidaklah patut bagi orang-orang Mukmin, dan juga
tidak dituntut supaya mereka seluruhnya berangkat menyertai setiap utusan perang yang
keluar menuju medan perjuangan. Karena perang itu sebenarnnya farḍu kifayah, yang
apabila telah dilaksanakan oleh sebagian maka gugurlah yang lain, bukan farḍu ‘ain, yang
wajib dilakukan setiap orang. Perang barulah menjadi wajib, apabila Rasul sendiri keluar
dan mengarahkan kaum Mukmin menuju medan perang. Ayat tersebut merupakan isyarat
tentang wajibnya pendalaman agama dan bersedia mengajarkannya di tempat-tempat
pemukiman serta memahamkan orang orang lain kepada agama. Sehingga, mereka
mengetahui hukum-hukum agama secara umum yang wajib diketahui oleh setiap
Mukmin. 16

4. Analisis Ayat
Allah swt menerangkan bahwa tidak semua orang mukmin harus berangkat ke medan
perang, bila peperangan itu dapat di lakukan oleh sebagian kaum muslimin saja. Tetapi harus
ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian
lagi harus menuntut ilmu dan mendalami agama Islam, supaya ajaran-ajaran agama itu dapat
diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan
bermanfaat sehingga kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan.

15
Hikmat Basyir. dkk, Tafsir Muyassar; Memahami al-Qur’an dengan Terjemahan dan Penafsiran Paling
Mudah. Jilid II (Bekasi: Darul Haq).
16
Ahmad Mustofa Al-Maghriibi, Tafsir Al-Maraghi (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2012), 267.

12
Ayat tersebut merupakan isyarat tentang wajibnya pendalaman agama dan bersedia
mengajarkannya di tempat-tempat pemukiman serta memahamkan orang lain kepada agama,
sebanyak yang dapat memperbaiki keadaan mereka. Sehingga, mereka tidak bodoh lagi
tentang hukum-hukum agama secara umum yang wajib diketahui oleh setiap mukmin.

Orang-orang yang mempelajari agama dengan tujuan seperti itulah orang yang
beruntung. Mereka mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt, dan tidak kalah
tingginya dari kalangan pejuang yang mengorbankan harta dan jiwa dalam meninggikan
kalimat Allah, membela agama dan ajaran-Nya. Bahkan, mereka boleh jadi lebih utama dari
pejuang pada situasi lain ketika mempertahankan agama menjadi wajib 'ain bagi setiap orang
(Maraghi, 1992:87)

5. Kesimpulan
Mencari ilmu merupakan salah satu hal yang sangat dianjurkan dalam agama islam.
Tujuan menuntut ilmu berdasarakan surah at-taubah ayat 122 adalah untuk mengajarkan dan
berseru kepada kebaikan kaumnya yang telah pulang dari berjihad di jalan Allah. Kaum
muslim wajib untuk memperdalam ilmu pengetahuan agamanya agar mereka dapat mengajari
dan mengetahui ilmu-ilmu agama supaya takut kepada Allah swt serta menjauhi dari larangan
Allah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Shihab, M. Q. 2002. Tafsir Al Misbah Vol 15. Jakarta: Lentera Hati.

Mahalli, A. 2000. Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Aya. Bandung: Sinar Baru
Aglesindo

Al-Mahalli, Jalaluddin dan Jalaluddin As-Suyuthi. 2000. Tafsir Jalalain Berikut Asbaabun
Nuzuul Ayat, terj. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Dapartemen Agama Republik Indonesia. 2009. Al-Qur'an Dan Tafsirnya. Jakarta: Depag.

Al-Maraghi, Ahmad mustafa. 1992. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang : CV Toha Putra

14

Anda mungkin juga menyukai