Klp. 8 Sejarah Kodifikasi Hadis Abad 1-4 H
Klp. 8 Sejarah Kodifikasi Hadis Abad 1-4 H
Klp. 8 Sejarah Kodifikasi Hadis Abad 1-4 H
Disusun oleh :
KELOMPOK 8
MISNA 40400121072
MUH. TAUFIQ HIDAYAT 40400121054
ST. NURHALISA APRIANTI 40400121049
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Kodifikasi Hadis
Periode Pertama - Keempat” ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa kita
hanturkan kepada junjungan kita baginda Muhammad Saw yang telah kita nanti-
nantikan syafaatnya di akhirat kelak.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah Ilmu Hadis, yang selain itu juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan kita pada Sejarah Kodifikasi Hadis Periode Pertama -
Keempat bagi para pembaca umumnya dan pada kawan-kawan khususnya.
Serta tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Hj. Khaerun
Nisa Nuur, S.S., M.Pd.I selaku dosen Ilmu Hadis yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami terhadap materi yang
bersangkutan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca dan teman-
teman untuk makalah ini agar makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi. Kami mohon
maaf apabila ada kesalahan ataupun kekurangan dalam makalah yang kami buat ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita semua.
KELOMPOK 8
2
DAFTAR ISI
JUDUL...........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
A. Pengertian Kodifikasi Hadis...............................................................................6
B. Hadis Pada Abad Pertama Hijriah......................................................................6
1. Hadis Pada Masa Rasulullah..........................................................................6
1.1..................................................................................................................Ca
ra Sahabat Menerima Hadis Pada Masa Rasulullah SAW......................6
1.2..................................................................................................................Pe
nulisan Hadis pada Masa Rasulullah SAW............................................7
2. Hadis Pada Masa Sahabat dan Tabi’in...........................................................9
2.1..................................................................................................................Pe
ngertian Sahabat dan Tabi’in..................................................................9
2.2..................................................................................................................Pe
meliharaan Hadis pada masa Sahabat dan Tabi’in.................................9
2.3..................................................................................................................M
asa Penyebarluasan Periwayatan Hadis..................................................10
C. Hadis Pada Abad Ke-2 Hijriah...........................................................................11
1. Faktor-faktor yang Mendorong Pengumpulan dan Pengkodifikasian Hadis...........11
2. Pemrakarsa Pengkodifikasian Hadis Secara Resmi dari Pemerinta.............12
3. Pelaksanaan Kodifikasi Hadis atas Perintah Umar ibn Abd al-Aziz............12
4. Ciri dan System Pembukuan Hadis pada Abad ke-2 H................................13
5. Perkembangan Hadis Palsu dan Gerakan Ingkar Sunnah.............................13
D. Hadis Pada Abad Ke-3 Hijriah...........................................................................13
1. Upaya Melestarikan Hadis...........................................................................13
2. Bentuk Penyusunan Kitab Hadis pada Abad ke-3 H...................................14
E. Hadis pada Abad Ke-4 H....................................................................................14
3
BAB III PENUTUP.......................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTA..........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis atau sunnah adalah sumber hukum islam kedua setelah al-quran.
Hadis menjadi penjelas atas ayat-ayat al-quran yang tak sepenuhnya dipahami
oleh umat islam. Hal itu dimungkinkan karena al-quran tak hanya berisi ayat-
ayat yang qat’i (jelas), tetapi juga banyak yang zhanni (samar) sehingga
membutuhkan penjelasan terperinci. Salah satu contohnya adalah perihal sholat.
sejak zaman kenabian, hadis adalah ilmu yang mendapat perhatian besar
dari kaum muslimin. Hadis mendapat tempat tersendiri di hati para sahabat,
tabi’in dan orang-orang yang datang setelah mereka. Diawal pertumbuhan ilmu
hadis ini, kaum muslimin lebih cenderung bertumpu pada kekuatan hafalan
tanpa menuliskan sebagaimana yang mereka lakukan dengan al-quran. Namun
setelah melewati beberapa dekade, kaum muslimin akhirnya mulai merasakan
pentingnya mengumpulkan dan menuliskan hadis-hadis Nabi.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kata kodifikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu codification yang secara
etimologi berarti penyusunan. Dalam bahasa Arab berarti al-Tadwin (taf’ii) yang
berarti mencatat, menulis dan menyusun. Jadi, kata kodifikasi atau tadwin
memiliki makna mencatat, menulis dan menyusun.
Sebagai sumber kedua ajaran agama Islam, hadis telah melewati proses
sejarah yang sangat panjang. Oleh para ahli dikatakan bahwa sampai sekarang
hadis telah melewati sedikitnya tujuh masa Periodisasi penghimpunan.
1
Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis (Bandung: Angkasa, 1991). h. 69; T.M.Hasbi Ash-Shiddieqy,
Sejarah Perkembangan Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), h. 14.
6
1) Mendatangi majelis-majelis taklim yang diadakan Rasul
SAW.
2) Kadang-kadang Rasul SAW sendiri yang meghadapi
beberapa peristiwa tertentu,kemudian beliau menjelaskan
hukumnya kepada para sahabat.
3) Kadang-kadang terjadi sejumlah peristiwa pada diri para
Sahabat, kemudian mereka menanyakan hukumnya
kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW
memberikan fatwa atau penjelasan hukum tentang
peristiwa tersebut.
4) Kadang-kadang para sahabat menyaksikan Rasulullah
SAW melakukan sesuatu perbuatan, dan seringkali yang
berkaitan dengan tatacara pelaksanaan ibadah, seperti
sholat, puasa, zakat, haji,dan lainnya.
7
mengapa Hadis belum ditulis secara resmi adalah karena pada
masa Rasul SAW, terdapat berbagai keterangan dan argumentasi
yang kadang-kadang satu dengan yang lainnya saling
bertentangan. Diantaranya, ditemukan hadis-hadis yang
sebagiannya memberikan atau bahkan mendorong untuk
melakukan penulisan Hadis Nabi SAW, disamping itu ada Hadis
lain yang melarang melakukan penulisannya.
3
Muslim ibn al-Hajjaj al-Naisaburi, Shahih Muslim (Beirut: Dar al-Fikr, 1414 H/1993 M), juz 2, h. 710; Al-
Nawawi, Syarh Shahih Muslim (Mesir: Al-Maktabah al-Mishriyyah, 1347 H), jilid 18, h. 129.
8
Dari Rafi’ ibn Khudaij bahwa dia menceritakan, kami
bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, sesungguhnya
kami mendengar dari engkau banyak Hadis, apakah (boleh)
kami menuliskannya?” Rasulullah menjawab, “Tuliskanlah
oleh kamu untukku dan tidan ada kesulitan.” 4(HR Khatib)
4
l-Baghdadi, Taqyid al-‘Ilm, h. 72-73
5
M. ‘Ajjaj al-Khitab, Al-Sunnah Qalb al-Tadwin (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), h. 387.
6
Mushthafa Amin Ibrahim al-Tazi, Muhadharat fi ‘Ulum al-Hadits (Kairo: Jami’at al-Azhar, 1971), h. 44.
9
(taqlil al-riwayat), di samping sikap hati-hati dan teliti para
Sahabat dalam menerima Hadis. Pada dasarnya mereka bersikap
demikian adalah karena khawatir akan terjadi kekeliruan (al-
khatha’) dalam meriwayatka Hadis, sebab Hadis merupakan
sumber ajaran Islam setelah Al-Quran.7
10
kuantitas periwayat Hadis). Keadaan yang demikian semakin
menarik perhatian para penduduk di daerah setempat untuk
datang menemui para Sahabat yang berdomisili di kota mereka
masing-masing untuk mempelajari Al-Quran dan Hadis, dan
mereka inilah yang kemudian dikenal dengan generasi Tabi’in
yang berperan dalam menyebarluaska Hadis pada periode
berikutnya.9
C. Hadis pada Abad Ke-2 Hijriah (Masa Penulisan dan Pembukuan Hadis Secara
Resmi)
1. Faktor-faktor yang Mendorong Pengumpulan dan Pengkodifikasian
Hadis
Umar ibn al-Aziz, salah seorang khalifah sari dinasti Umayyah yang
mulai memerintahkan di penghujung abad pertama Hijriah, mengambil
inisiatif dan memerintahkan para gubernur dan pembantunya untuk
mengumpulkan dan menuliskan Hadis, karena:
9
Khudhari Bek, Tarikh Tasyri’ al- Islami (Kairo: Dar al-Fikr, 1967), h.110.
11
Keempat, karena telah semakin luasnya daerah kekuasaan Islam
disertai dengan semakin banyak dan kompleksnya permasalahan yang
dihadapi oleh umat Islam.
Adalah Umar ibn ‘Abd al-Aziz yang dikenal secara umum dari
kalangan penguasa yang memprakarsai pembukuan Hadis Nabi SAW
secara resmi. Akan tetapi menurut ‘Ajjaj al-Khathib berdasarkan sumber
yang sah dari Thabaqat ibn Sa’d, kegiatan pembukuan Hadis ini telah
lebih dahulu diprakarsai oleh ‘Abd al-Aziz ibn Marwan (w.85 H), ayah
dari Umar in Abd al-Aziz sendiri, yang ketika itu menjabat sebagai
gubernur di Mesir. Ini adalah pertanda bahwa telah dimulainya
pembukuan Hadis secara resmi yang diprakarsai oleh penguasa, dan hal
tersebut terjadi pada tahun 75 H.
Abu Bakar Muhammad ibn Amr ibn Hazm (w. 117 H), gubernur
di Madinah, adalah di antara gubernur yang menerima instruksi Umar
ibn Abd al-Aziz untuk mengumpulkan Hadis. Dalam instruksinya
tersebut, Umar memerintahkan ibn Hazm untuk menuliskan dan
mengumpulkan Hadis yang berasal dari:
12
Dengan demikian, kedua ulama tersebut yang merupakan pelopor
dalam kodifikasi Hadis berdasarkan perintah Khalifah Umar ibn Abd
al-Aziz.
13
a) Kitab Shahih
b) Kitab Sunan
Kitab ini berisi Hadis-hadis Shahih dan Hadis Dha’if (tidak
terlalu lemah dan munkar serta dijelaskan sebab ke-dha’ifannya).
Bentuk penyusunannya berupa mushannaf dan terbatas pada masalah
fiqh (hukum). Ex: Sunan Abu Dawud, Sunan Al-Tirmidzi, Sunan Al-
Nasa’i, Sunan Ibn Majah, dan Sunan Al-Darimi.
c) Kitab Musnad
Di sini, Hadis-hadis di susun berdasarkan nama perawi pertama. Pada
umumnya di dalam kitab jenis ini tidak dijelaskan kualitas Hadis-
hadisnya. Ex: Musnad Ahmad ibn Hanbal, Musnad Abu al-Qasim al-
Baghawi, dan Musnad Utsman ibn Abi Syaibah.
E. Hadis pada Abad Ke-4 H
14
Gelar bagi imam penghafal seluruh hadis yang diriwayatkan baik mata,
sanad, ta’dil, dan tarjihnya. Mengetahui riwayat perawi, guru-gurunya dan
perjalanan hidupnya. Mereka harus hafal 300.000 hadis.
4. Al-Hafidh
Orang yang dapat mengshohihkan sanad dan matan serta menta’di dan
menjarah perawinya. Mereka hafal hadis shahih, mengetahui perawi wahm
(banyak prasangka), ‘illat hadis, dan istilah muhadditsin. Mereka hafal
100.000 hadis.
5. Al-Muhaddits
Orang yang mengetahui sanad-sanad, illat-illat, nama-nama rijal, hafal
1000 hadis.
6. Al-Musnid
Keahlian orang meriwayatkan hadis beserta sanadnya baik menguasai
ilmunya maupun tidak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Kodifikasi hadis terus mengalami perkembangan di setiap masanya.
Bermula dari adanya larangan pengumpulan Hadis karena dikhawatirkan akan
tercampur atau bahkan melupakan al-quran sebagai kitab allah yang utama.
Hingga pada akhirnya kegiatan pengkodifikasian Hadis pun dimulai pada masa
pemerintahan Islam yang dipimpin oleh Khalifah Umar ibn Abd al-Aziz
(Khalifah ke-8 Bani Umayah), melalui instruksinya kepada Abu Bakar bin
Muhammad bin Amr bin Hazm (gubernur Madinah) dan para ulama Madinah
lainya untuk mengumpulkan Hadis dari para penghafalnya. Beberpa factor yang
melatar belakangi pengkodifikasian Hadis yaitu; pertama, para ulama Hadis
telah tersebar ke berbagai negeri, dikhawatirkan Hadis akan hilang bersaam
dengan wafatnya mereka; kedua’ banyak berita yang diada-adakan oleh para
Bid’ah berupa Hadis-hadis palsu. Kemudian setelah mengalami proses yang
cukup panjang, pengkodifkasian Hadis akhirnya tiba pada masa abad ke-4 H
yang disebut dengan masa pemeliharaan, penerbitan, penambahan, dan
penghimpunan Hadis. Yang kemudian terus mengalami perkembangan hingga
abad ke-7 sampai sekarang.
16
DAFTAR PUSTAKA
Republika.co.id
DR. Nawir Yuslem, MA. 1997. ULUMUL HADIS. Ciputat.
Alfiah, Fitriadi, Suja’i. 2016. Studi Ilmu Hadis. PENERBIT: Kreasi Edukasi.
Dr. Zarkasih, M.Ag. 2012. STUDI HADIS. Pekanbaru. Penerbit: Aswaja Pressindo
17