Makalah Tasawuf Dan Tazkiyatun Nafs
Makalah Tasawuf Dan Tazkiyatun Nafs
Makalah Tasawuf Dan Tazkiyatun Nafs
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tasawuf
Dosen Pengampu: Jumrianah, M.Pd
Oleh:
SUGIANOR
NIM : 22.1.13.013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A. Pengertian Tasawuf..........................................................................2
C. Sumber-SumberAjaran Tasawuf......................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan yang penuh dengan teknologi berkembang saat ini, manusia
semakin mengetahui sesuatu hal yang belum diketahui oleh para pendahulunya
melalui teknologi yang diciptakannya. Jika kita pikirkan sejenak, terlintas di
benak kita kekuasaan serta keagungan Tuhan yang Maha Esa dan begitu kecil dan
terbatasnya pengetahuan kita tentang ciptaan-Nya.
Atas dasar tersebut, kita sebagai makhluk ciptaan-Nya harus mencintai dan
mengabdikan diri kepada Allah swt. Dengan kedua hal tersebut kita dapat selalu
berada didekatNya.
Tasawuf merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari cara bagaimana
orang dapat berada sedekat mungkin dengan Tuhannya. Selain itu, tasawuf dapat
menjadikan agama lebih dihayati serta dijadikan sebagai suatu kebutuhan bahkan
suatu kenikmatan. Tazkiyah Al nafs adalah penyucian jiwa dari segala perbuatan
kotor atau tidak suci serta menghiasi jiwa dengan perbuatan-perbuatan yang
terpuji. 1
Dalam kesempatan kali ini, kami ingin membahas tentang pengertian tasawuf
dan tazkiyah al nafs, etimologi definisi dan komponen dasar berbagai istilah
tentang asal usul tasawuf dan tazkiyah al nafs.
B. Rumusan Masalah
A. Apa yang di maksud dengan ilmu Tasawuf?
B. Bagaimana sejarah perkembangan tasawuf?
C. Apa saja sumber ajaran Tasawuf?
D. Apa yang dimaksud dengan Tazkiyah al nafs?
E. Metode ilmu tasawuf dalam menjalankan tazkiyah al nafs
F. Tujuan Tazkiyah al nafs
1
Mohammad Muchlis solichin tadris. Vol, 4. No,1. 2009.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf
Secara etimologis, ilmu Tasawuf banyak diartikan oleh para ahli,
sebagian menyatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shuffah yang berarti
serambi masjid nabawi yang didiami oleh sebagian sahabat anshar, ada pula
yang mengatakan berasal dari kata shaf yang berarti barisan, shafa yang berarti
bersih atau jernih dan shufanah yakni nama kayu yang bertahan di padang
pasir.2
Adapun tentang definisi tasawuf (sufi) yang dikemukakan oleh
sejumlah tokoh sufi, diantaranya adalah sebagai berikut:3
1. Bisyri bin Haris mengatakan bahwa Tasawuf adalah orang yang
suci hatinya menghadap Allah SWT.
2. Sahl at-Tustari : orang yang bersih dari kekeruhan, penuh dengan
renungan, putus hubungan dengan manusia dalam menghadap
Allah, baginya tiada beda antara harga emas dan pasir.
3. Al-Junaid al-Baghdadi (Wafat 298 H): membersihkan hati dari sifat
yang menyamai binatang, menekan sifat basyariah (kemanusiaan),
menjauhi hawa nafsu, berpegang pada ilmu kebenaran dan
mengikuti syari’at Rasulullah Saw.
4. Abu Qasim Abdul Karim al-Qusyairi: menjabarkan ajaran-ajaram
Al-Qur’an dan Sunnah, berjuang mengendalikan nafsu, menjauhi
perbuatan bid’ah, mengendalikan syahwat dan menghindari sifat
meringankan terhadap ibadah.
5. Abu Yazid al-Bustami: melepaskan diri dari perbuatan tercela,
menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji dan mendekatkan diri
kepada Allah.
2
Amin syukur, menggugat tasawuf:sufisme dan tanggung jawab social abad 21,Yogyakarta,2002,
hal 8
3
Permadi, Pengantar Ilmu Tasawuf , Jakarta,2004, hal.28
2
3
4
Moenir Nahrowi Tohir, menjelajahi eksistensi tasawuf : Meniti Jalan Menuju
Tuhan,Jakarta,2012, hal 3.
5
Ibid, Hal 4.
6
Ibid
4
11
Ibid, Hal 22.
6
Unsur jasmani dari materi, sedang unsur ruhaninya berasal dari roh
Tuhan, percampuran antara roh manusia dengan Tuhan diumpamakan oleh al-
Hallaj bagaikan bercampurnya air dengan khamer, jika ada sesuatu yang
menyentuh-Nya, maka menyentuh aku. Namun sejauh itu, dia tidak mengakui
adanya peleburan dua hakikat, manusia dan Tuhan, akan tetapi keduanya masih
mempunyai jarak13.
Pada akhir abad ke III orang berlomba-lomba menyatakan dan
mempertajam pemikirannya tentang kesatuan penyaksian (Wahdat al-Syuhud),
kesatuan kejadian (wahdat al-Wujud) kesatuan agama-agama (Wahdat al-
Adyan), berhubungan dengan Tuhan (ittishal), keindahan dan kesempurnaan
Tuhan (Jamal dan Kamal), manusia sempurna (insan kamil), yang kesemuanya
itu tak mungkin dicapai oleh para sufi kecuali dengan latihan yang teratur
(riyadhah).
Kemudian muncul Junaidi al-Baghdady meletakkan dasar-dasar ajaran
tasawuf dan thariqah, cara mengajar dan belajar ilmu tasawuf, syekh, mursyid,
12
Ibid Hal 23.
13
Ibid
7
murid dan murad, sehingga dia mendapat predikat Syekh al-Thaifah (ketua
rombongan suci).
Tasawuf pada masa ini, sudah berkembang menjadi madzhab, bahkan
seolah sebuah agama yang berdiri sendiri. Pada abad ke III dan IV Hijriah ini
terdapat dua aliran tasawuf, yakni tasawuf sunni yang memagari diri dengan
Al-Qur’an dan al-Hadits dengan mengaitkan keadaan dan tingkatan rohani
pada keduanya.
Serta tasawuf semi falsafi yang lebih cenderung pada ungkapan ganjil
serta bertolak dari keadaan fana’ terhadap pernyataan penyatuan penyatuan
(ittihad atau hulul).
3. Masa Konsolidasi
Pada abad V Hijriah, diadakan konsolidasi antara kedua aliran pada
masa sebelumnya, hal ini ditandai dengan aanya kompetisi antar keduanya,
yang kemudian dimenangkan tasawuf sunni dan menenggelamkan tasawuf
falsafi.
Dengan adanya kompetisi tersebut, pada masa ini tasawuf dinilai
mengadakan pembaharuan , yakni periode yang ditandai dengan pemantapan
dan pengembalian tasawuf ke dalam landasan al-Qur’an dan al-Hadits. Tokoh-
tokoh pada masa ini adalah ialah al-Qusyairi (376-465 H), Al-Harawi (396 H),
dan al-Ghazali (450-505 H).
al-Qusyairi (376-465 H) terkenal sebagai pembela teologi
Ahlussunnah wal Jama’ah, beliau mampu mengompromikan antara syariah
dan hakikah berlandaskan al-Qur’an dan al-Hadits. Beliau menekankan bahwa
kesehatan batin dengan berpegang teguh pada keduanya lebih penting
daripada pakaian lahiriah14.
Al-Harawi (396 H), sikapnya tegas dan tandas terhadap tasawuf, beliau
menganggap orang yang suka mengeluarkan syathahat, hatinya tidak bisa
tenteram atau dengan kata lain, syathahat itu muncul dari ketidaktenangan.
Sebab apabila ketenangan itu terpaku dalam kalbu mereka, akan membuat
seseorang terhindar dari keganjilan ucapan atau pun segala penyebabnya.
14
Ibid, Hal 26.
8
Selanjutnya, pada abad VI dan VII hijriah, muncul cikal bakal orde
(tarekat) sufi kenamaan, seperti tarekat Qadariyah, Suhrawardiyah, Rifa’iyah,
Syadziliyah, Badawiyah dan tarekat Naqsyabandiyah.
5. Masa Pemurnian
Pada masa ini, pengaruh dan praktek-praktek Tasawuf kian tersebar
luas melalui thariqah-thariqah, dan para sulthan serta pangeran tak segan-
segan pula mengeluarkan perlindungan dan kesetiaan pribadi mereka.
Pada masa ini terlihat tanda-tanda keruntuhan kian jelas,
penyelewengan dan sekandal melanda dan mengancam kehancuran reputasi
baiknya dengan ditandainya munculnya bid’ah, khurafat, mengabaikan
syari’at dan hukum-hukum moral dan penghinaan terhadap ilmu pengetahuan,
9
Ibn Taimiyah mengkritik terhadap ajaran Ittihad, Hulul, dan Wahdat al-
Wujud sebagai ajaran yang menuju kekufuran (atheisme), meskipun keluar dari
orang-orang yang terkenal ‘arif (orang yang telah mencapai tingkatan
ma’rifat), ahli tahqiq (ahli hakikat) dan ahli tauhid (yang mengesakan Tuhan).
Pendapat tersebut layak keluar dari mulut orang Yahudi dan Nasrani.
Mengikuti pendapat tersebut hukumnya sama dengan yang menyatakan, yakni
kufur. Yang mengikutinya karena kebodohan, masih dianggap beriman16.
15
Ibid, Hal 31.
16
Ibid, Hal 32.
10
tasawuf:
a. Al-Qur’an sebagai landasan dasar utama tasawuf karena berisi seruan
untuk berlaku zuhud dan beribadah.
b. Kehidupan zuhud Rasulullah, dan
c. Kehidupan zuhud sahabat dan khulafaur rasyidin
17
Zulham syarzain, epistemologi tasawuf.
18
Konsep tazkiyah Al nafs,kitab ihya ‘ulumuddin,karya imam Al Ghazali
11
19
Abu Wafa Al gharim at taftazani tasawuf Islam: telaah historis dan perkembangannya.hall, 171.
12
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas tentang perngertian tasawuf dan tazkiyah Al nafs yaitu
ilmu pengetahuan yang mempelajari cara bagaimana orang dapat berada sedekat
mungkin dengan Tuhannya. Selain itu, tasawuf dapat menjadikan agama lebih
dihayati serta dijadikan sebagai suatu kebutuhan bahkan suatu kenikmatan.
Tazkiyah Al nafs adalah penyucian jiwa dari segala perbuatan kotor atau tidak
suci serta menghiasi jiwa dengan perbuatan-perbuatan yang terpuji.
Sejarah tasawuf, terdapat masa atau tahapan yang terjadi terhadap ilmu
Tasawuf, beberapa masa tersebut adalah masa pembentukan, pengembangan,
konsolidasi, falsafi dan masa pemurnian. Dan juga terdapat berbagai sumber yang
menjadi landasan dasar dalam menjalani tasawuf
Konsep dan metode-metode tazkiyah al-nafs baik menurut al-ghazali yang
dikutip dari beberapa buku beliau dan ada pula dari beberapa artikel lainnya dapat
disimpulkan bahwa, konsep tazkiyah Al nafs tersebut pada hakikatnya nya adalah
konsep tazkiyah dalam Islam karena ajaran-ajaran tersebut berlandaskan Alquran
dan as-sunnah. konsepnya begitu luas dan mencakup seluruh aspek kehidupan.
dan pula didasarkan atas ajaran ibadah, akhlakul karimah dan lain sebagainya.
Konsep tazkiyah Al nafs menurut al-ghazali tidak hanya terbatas pada
beberapa pengertian saja akan tetapi mencakup juga ajaran ibadah dan akhlakul
karimah, atau penyucian diri dari sifat- sifat kebuasan, dan kebinatangan akan
tetapi juga pembinaan dan pengembangan jiwa dengan sifat-sifat terpuji. Dalam
ilmu tasawuf juga memiliki beberapa metode dalam pelaksanaan Tazkiyah al-nafs
yaitu metode takhalli,metode tajalli dan metode tajalli. metode-metode ini
merupakan sebuah rangkaian proses yang berhubungan dan tidak lupa pula untuk
dilaksanakan secara berurutan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14