Kelompok 1-Manusia Dan Peradaban
Kelompok 1-Manusia Dan Peradaban
Kelompok 1-Manusia Dan Peradaban
Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Nur, M.S.
Disusun Oleh:
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB 1 ......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
BAB 2 ......................................................................................................................3
PEMBAHASAN ......................................................................................................3
2.2 Pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat beradab ..5
BAB 3 .................................................................................................................19
PENUTUP ..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian dari adab dan peradaban?
1.2.2 Apakah pengertian dari manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat
beradab?
1.2.3 Bagaimanakah evolusi dan tahapan-tahapan peradaban?
1.2.4 Apa pengertian dari peradaban dan perubahan sosial?
1.2.5 Bagaimanakah wujud dari peradaban?
1.2.6 Apa pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani?
1.2.7 Bagaimankah terjadinya dinamika peradaban global?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
menjadi pegangan dalam mengatur tingksh laku manusia.
4) Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
keindahan, kesatuan, keselarasan dan kebalikan.
Menurut Bierens De Hans “peradaban” adalah seluruh kehidupan sosial,
ekonomi, politik dan teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk
kegunaan yang praktis, sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari
hasrat dan gairah yang lebih murni diatas tujuan yang praktis hubungannya
dengan masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat “peradaban” adalah bagian-bagian
kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian. Dengan demikian “peradaban”
adalah tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah
mencapai kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang
dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Masyarakat tersebut dapat dikatakan telahmengalami proses perubahan sosial
yang berarti, sehingga taraf kehidupannya makin kompleks.
Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi sosial
manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam urbanisasi), lewat ashabiyah
(group feeling), merupakan keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok
manusia yang mengatasi Negara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya
dari yang lain, tetapi tidak menelitik dengan sendirinya.
Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan
organisasi sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk
sistem IPTEK dan pemerintahnya. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa
sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan.
Sedangkan wujud peradaban moral adalah:
1. Nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
2. Norma: aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan
sesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
3. Etika: nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang
menjadi pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan
4
sebagai etiket, sopan santun.
4. Estetika: berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan
(contrast).
Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims (H P Fairchild:
1964: 41) menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly
human attributes and attain-ments of a particular society. In a ordinary usage, the
term imolies a fairly high stage on the culture evolutionary scale .Reference is
made to ‘civilized peoples’. More civilized usage would refer to more highly and
less highly civilized peoples, the refer to more highly and less highly civilized
peoples, the determinative characteristics being intellectual, aesthetic,
technological, and spiritual attainments.
Sedangkan menurut The Third Wave Alvin Tofler (1981: 10-14)
gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai
kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. (revolusi agraris)
gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energy
listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri). Gelombang
ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan
computer atau alat komunikasi digital.
5
yang bertanggungjawab adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa
tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus
menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan
wejangan atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan
dengan menaati berbagai pranata sosial atau aturan sosial, sehingga dalam
kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman
dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia beradab.
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu
kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam
suatu masyarakat yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut
sifat dasarnya dianggap paling cocok bagi setiap orang tersebut, yang tentunya
perlu adanya keselarasan dan keharmonisan.
Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan pribadinya
tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan orang lain. Sebagai
suatu anggota masyarakat yang beradab manusia harus bisa menciptakan adanya
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jadi, perlu
adanya suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum.
Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugrahi karkat, martabat,
serta potensi Kemanusiaan yang tinggi. Konsep masyarakat adab berasal dari
konsep civil society, dari asal kata cociety civilis. Istilah masyarakat adab dikenal
dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.
Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah Datao Answar
Ibrahim (Mantan Wakil Perdana Mentri Malaysia) yang pertama kali
memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagai istilah lain dari civil society.
Nurcholish madjid mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat
madani.
Oleh banyak kalangan, istilah civil society dapat diterjemahkan dalam
Bahasa Indonesia dengan berbagai istilh antara lain :
6
1. Civil society diterjemahkan dengan istilah masyarakat sipil, civil artinya
sipil sedangkan society artinya masyarakat.
2. Civil society diterjemahkan dengan masyarkat beradap atau keberadaban,
ini merupakan terjemahan dari civilizet(beradab) dan society (masyarakat)
sebagai lawan dari masyarakat yang tidak beradab(uncivilzet society)
3. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani
merujuk pada kata Madinah, kota tempat kelahiran Nabi Muhammad
SAW. Madinah berasal dari kata madaniyah yang berati peradaban
4. Berkaitan dengan nomor 3, Civil society diartikatikan masyarakat kota.
Dal ini dikarnakan Madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yang
mengigakan kita kepada polis dizaman yunani kuno . masyarakat kota
sebagai model masyarakat beradab.
5. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau
kewarganegaraan. Masyarakat disini adalah pengelompokan masyarakat
yang bersifat otonom dari negara
7
lapisan bumi diberbagai tempat.
Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat dibagi atas tiga tahapan,
yaitu :
1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai
kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi
agraris).
2. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin
uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi
industri).
3. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan
teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat
komunikasi digital.
Menurut John Naisbitt mengemukakan bahwa era informasi menimbulkan
gejala mabuk teknologi, yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :
1. Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
2. Masyarakat takut sekaligus memuja teknologi.
3. Masyarakat mengaburkan perbedaan antar yang nyata dan yang semu.
4. Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
5. Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan, dan
6. Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.
8
(palaeolitikum), zaman batu tengah/ madya (mesolitikum), dan zaman
batu baru.
2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian
hidup yang terdiri atas :
a) Masa berburu dan mengumpulkan makanan,meliputi masa berburu
sederhana (tradisi paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut ( tradisi
Epipaleolitik).
b) Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan megalitik.
c) Masa kemahiran teknik atau perundingan, meliputi tradisi semituang
perunggu dan tradisi semituang besi.
9
tidak hanya menghasilkan kemajuan dibidang teknologi, tetapi jaga bidang sosial,
misalnya dalam mata pencaharian hidup.
Peranan sungai nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak
perahu-perahu dagang yang melintasi sungai nil. Dalam hal budaya tulis,
masyarakat mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut hieroglif bentuk gambar.
Tulisan hieroglif ditemukan didinding piramida, tugu obelisk maupun daun
papirus. Tulisan hieroglif berkembang menjadi lebih sederhana yang kemudian
dikenal dengan tulisan hieratik dan demotik.
10
cara masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam
hubungan interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Cara yang paling
sederhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah
membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat
sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang dianalisis dari
berbagai segi :
a. Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (derection of change)
meninggalkan faktor yang diubah. Setelah meninggalkan faktor tersebut,
perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan tetapi
mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada pada waktu yang
lampau.
b. Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang
terjadi dalam masyarakat.
11
b. Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Kebudayaan teori – teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai
kecenderungan yang bersifat kumulatif atau evolusioner.
1) Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami
perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu semula dari bentuk
sederhana kemudian yang kompleks sampai pada tahap yang
sempurna.
2) Teori Multilinier
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan
pada suatu asumsi yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau
kebudayaan yang didapatkan gejala keteraturan yang nyata dan
signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau skema apriori, tetapi
teori ini lebih memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari
berbagai daerah menyeluruh meliputi bagian-bagian tertentu.
12
Menurut Th. L. Vanhoeven (dalam Oman Sukmana), norma berasal dari
kata “normalis”, yang berarti menurut petunjuk, kaidah, kebiasaan, kelaziman,
patokan, standart, ukuran. Norma – norma mempunyai kekuatan mengikat yang
berbeda – beda, yaitu :
1) Folkways, yakni norma-norma yang berdasar kebiasaan atau kelaziman dalam
tradisi, dan apabila dilanggar tidak ada sanksinya, tetapi hanya dianggap aneh
dan menjadi sasaran pembicaraan umum saja.
2) Mores (tata kelakuan), yakni norma moral yang menentukan suatu kelakuan
tergolong benar atau salah, baik atau buruk. Individu yang melanggar mores
akan dihukum.
13
Didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh
daerah-daerah suku-suku bangsa adalah berbeda-beda, meskipun demikian
dasar dan sifatnya adalah satu, yaitu keindonesiaannya. Oleh karena itu,
maka adat bangsa Indonesia itu dikatakan ber“bhinneka”. Adat bangsa
Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” ini tidak mati, melainkan selalu
berkembang.
b. Modernisasi
1) Konsep Modernisasi.
Modernisasi dimulai di Italia abad ke-15 dan tersebar di sebagian
besar ke dunia Barat dalam lima abad berikutnya. Manifesto proses
modernisasi pertama kali terlihat di Inggris dengan meletusnya
revolusi industri pada abad ke-18, yang mengubah cara produksi
tradisional ke modern.
Pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :
1. Menurut Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha
penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu
berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern harus berpedoman
kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan.
2. Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam semua segi kehidupan
manusia dengan tingkat yang berbeda – beda tetapi tujuan
utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman
dalam arti yang seluas – luasnya.
3. Smith (1973), mengatakan bahwa modernisasi adalah proses yang
dilandasi dengan seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang
disadari untuk mengubah masyarakat ke arah kehidupan
masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju
dalam derajat kehormatan tertentu.
2) Syarat-syarat Modernisasi.
Modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut
tidak mengarah pada angan – angan. Modernisasi dapat terwujud
14
melalui beberapa syarat, yaitu :
1. Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa
maupun masyarakat.
2. Sistem administrasi negara yang baik yang benar – benar
mewujudkan birokrasi.
3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang
terpusat pada suatu atau lembaga tertentu.
4. Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap
modernisasi dengan cara penggunaan alat komunikasi masa.
5. Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi
pihak lain di pihak pengurangan kepercayaan.
6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.
3) Ciri-ciri Modernisasi.
a. Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
b. Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi,
sekularisasi, diferensasi, dan akulturasi.
c. Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
d. Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
e. Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru
f. Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika
ekonomi serta orientasi kebendaan yang berlebihan.
g. Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk
bekerja dan menumpuk kekayaan.
c. Masyarakat Madani
Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata “civil society”
diterjemahkan sebagai masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat
madani, atau masyarakat adab. Apapun bentuk tindakannya yang pasti
konsep itu menyangkut sutu ruang gerak masyarakat yang berada di luar
negara.
Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan
negara, maka muncul konsep civil society sebagai arena bagi warga
15
negara yang aktif dalam politik. Tetapi lebih luas lagi konsep ini sering
juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu suatu kualitas
kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.
16
the third wave (1981), ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban
umat manusia sampai saat ini mengalami tiga gelombang yaitu :
1) Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 SM-1500
M
2) Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 M-1970
M. Muncul revolusi industri terutama di dunia barat yang dimulai dengan
revolusi industri yaitu kira-kira tahun 1700 M-1970 M. masa ini dimulai
dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712
3) Gelombang III, peradaban teknologi informasi berlangsung mulai 1970 M-
sekarang, yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang
memudahkan manusia untuk mempermudah manusia berkomunikasi dalam
berbagai bidang, gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi.
Globalisasi memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat
internasional. Pangaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan
semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam parpolitikan negara-negara
berkembang yang ditandai dengan menguatnya ide kebebasan dan demokrasi.
Pengaruh globalisai terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai peradaban
lain. Globalisasi bagi Indonesia telah memberi pengaruh besar dalam kehidupan,
baik pengaruh positif maupun pengaruh. Pengaruh tersebut selamanya mempunyai
dua sisi, yaitu sisi negatif dan positif.
Adapun aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut.
1) Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia
dalam berinteraksi.
2) Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk
berhubungan dengan manusia lain.
3) Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan
efisiensi.
17
Sedangkan aspek negatif globalisasi antara lain :
1) Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu
bangsa dan identitas suatu bangsa.
2) Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan
yang makin membesar.
3) Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan
individual yang menggeser nilai-nilai masyrakat.
4) Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai
karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia sebagai makhluk sosial adalah bagian dari anggota masyarakat
yang mempunyai tanggungjawab untuk dapat melangsungkan hidupnya dalam
masyarakat tersebut, yang dinyatakan dalam tindakan baik menurut norma dan
diwujudkan dengan menaati berbagai aturan sosial Sehingga dalam kehidupan di
masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan
kedamaian.
Pendekatan terhadap peradaban dilakukan dengan melalui organisasi sosial,
kebudayaan, termasuk sistem IPTEK dan pemerintahnya. Tinggi rendahnya
peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Peradaban merupakan tahapan dari evolusi
budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan dan dapat berwujud
materil dan non materil.
Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak bisa terpisahkan karena
manusia itu memiliki cipta, rasa dan karsa. Mempelajari antara manusia dan
peradaban sangat dibutuhkan, sehingga akan menambah pengetahuan dengan
pertumbuhan teknologi yang semakin pesat. Upaya yang harus dilakukan agar kita
mampu membangun bangsa agar tetap eksis di tengah-tengah arus modernisasi
dan globalisasi yang semakin kuat adalah dengan meningkatkan peran lembaga
pendidikan untuk terus mengali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi.
3.2 Saran
Dengan makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa
mengenai hubungan antara manusia dan peradaban. Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, dan semoga makalah ini bermanfaat dan dapat dikembangkan
dengan referensi yang lebih baik lagi.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jat/article/download/1796/1195 diunduh
pada Jum`at 06 Februari 2021 pukul 17.30 WIB
https://www.kompasiana.com/psikologiunm/551002eea33311ce39ba7e61/manusi
a-dan-peradaban
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar oleh Suratman, SH., M.Hum, Drs. MBM Munir,
MH dan Umi Salamah, S.Pd.
Mulyono. Buku Ajar Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar. Semarang. 2018, halaman
14-22. Diakses pada
https://www.google.com/url?q=http://stikeswh.ac.id/tem/files/isbd.pd
f&sa=U&ved=2ahUKEwipzorF88zuAhXlzjgGHfjRA6sQFjABegQI
BRAB&usg=AOvVaw2_0OLtlKnURIFMCdRxek-l pukul 00.05
Nursyid Sumaatmaja, Pendidikan Pemanusiaan, Manusia dan Manusiawi,
Penerbit Alfabeta, Bandung, 2002, halaman 67.
Oman Sukmana, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Manusia dan Peradaban)
Diktat Kuliah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Muhammadiyah Malang, 2008, halaman 2.
Puspita Ratna. 2017. Modul Manusia dan Peradaban. Diakses pada
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_1
0CD0500330.pdf pukul 15.41
Suratman, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Manusia dan Peradaban), Hand Out,
Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang (Unisma), 2009, halaman 6