(Spi) Sejarah Pendidikan Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA

KEMUNDURAN

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah

“Sejarah pendidikan islam”

DOSEN PENGAMPU :

Dosen Pengampu : Hj. Sari Rahayu ,Spd.i,Mpd,i.

Disusun Oleh :

Muhamad Kace

Nur azizah

PRODI : TARBIYAH PAI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALY ( STAIMA)

BABAKAN CIWARINGIN CIREBON

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmemberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
"PERKEMBANGAN PADA PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KEMUNDURAN"
Makalah ini berisikan tentang , akhir dalam masa kemunduran dan awal pada masa kemajuan
dalam segi pendidikan islam. Kami menyadari bahwa makalah inimasih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.Semoga Allah SWT meridhai segala usaha
kami. Amin .

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang 4

BAB II PEMBAHASAN
1.    Penyajian sejarah kemajuan pada akhir kemunduran pendidikan islam 5
2.   Analisis data sejarah pendidikan islam 6

BAB III PENUTUP


B. Kesimpulan 10
Daftar pustaka 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

Sebelum abad ke VII M pendidikan dan kebudayaan islam mengalami masa kejayaan yang
mana kejayaan tersebut adalah sebagai akibat dari perpaduannya unsur-unsur pembawaan ajaran
islam dengan unsur-unsur yang berasal dari luar sehingga berkembanglah berbagai ilmu
pengetahuan.

Akan tetapi pada abad ke VIII M pendidikan dan kebudayaan islm tersebut mengalami
kemunduran. Hal ini terjadi karena bangsa-bangsa eropa untuk merembeskan kekayaan budaya
umat islam ke barat, dan bersamaan waktunya dengan datangnya bangsa timur untuk
menghancurkan dan memusnahkannya. Peristiwa mundurnya kaum muslimin dari sepanyol dan
keruntuhan Bagdhad dengan segala akibatnya adalah merupakanmasa semakin memudarnya
kebudayaan islam.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah awal kebangkitan pendidikan islam ?


2. Apa Analisis pada awal kemajuan sejarah pendidikan islam ?

BAB II
4
PEMBAHASAN

1. PENYAJIAN SEJARAH KEMAJUAN PADA AKHIR KEMUNDURAN PENDIDIKAN


ISLAM

Gejala kemunduran pendidikan islam mulai tampak setelah abad ke XIII, yang ditandai
dengan terus melemahnya pemikiran islam sampai abad ke XVIII M. Secara kualitas, pendidikan
islam menunjukkan perkembangan yang baik. Madrasah telah diperkenalkan dan didirikan di
beberapa wilayah, memacu semakin berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan. Penguasaan
dinasti Ayyubiyah,Mamluk, Usmani dan sebagainya terus memperbanyak bangunan madrasah-
madrasah .kontrol negara yang kuat terhadap sistem madrasah , membuat masyarakat islam
mengarahkan kegiatan pendidikan formal di madrasah-madrasah . bahkan dari segi
pengorganisasian, sistem madrasah mencapai puncak perkembangannya pada masa kerajaan
usmani, dimana sistem tersebut dilembagakan secara sistematis, dipelihara, dan ditunjang oleh
pejabat ‘’syaikh al-islam’’ dengan kecakapan dan efisiensi administrasi yang tinggi.

Pada umumnya orang memandang madrasah menjadi sebagai penyebab kemacetan


pemikiran islam. Namun tidak demikian, madrasah dan kurkulumnya yang terbatas hanyalah
gejala, bukan sebab sebenaranya dari kemunduran umat islam.

Diantara sebab-sebab kemacetan pemikiran dan kemunduran umat islam adalah lenyapnya
metode berfikir rasional, yang pernah dikembangkan oleh Mu’tazilah. Pemikiran rasional
Mu’tazilah, yang telah menimbulkan peristiwa “muhnab”, telah mengundang anti pati umat
islam bukan saja terhadap aliran Mu’tazilah, tetapi juga terhadap metode berpikir rasinal. sejak
saat itu, masyaarakat tidak mau mendalami ilmu-ilmu sains dan filosofis. Pemikiran logis dan
ilmiah tidak lagi menjadi budaya berpikir masyarakat muslim sampai akhirnya pola berpikir
mereka didominasi oleh tahayul.

Antipati terhadap Mu’tazilah menyebabkan pengawasan yang ketat terhadap kurikulum.


Adanya paham Mu’tazilah mengangkat posisi kaum konservatif menjadi kuat. Kondisi demikian
diperburuk lagi oleh jatuhnya kerajaan Abbasiyah oleh serangan orang-orang Tartar dan Mongol
pada masa pertengahan abad ke-13 M, ketika kota bagdad sebai pusat ilmu dan kebudayaan
hancer sama sekali. Sekitar 800.000.- penduduk kota bagdad dibunuh. Perpustakaan
dihancurkan, ribuan rumah penduduk diratakan. Di peristiwa tersebut, umat islam kehilangan
lembaga-lembaga pendidikan dan buku-buku ilmu pengetahuan yang sangat berharga nilainya
bagi pendidikan islam. Musnahnya buku-buku mempengaruhi perkembangan intelektualisme
islam, berbagai literatur ilmu sain dan filsafat telah lenyap. Sedangkan dikalangan masyarakat
yang bebas dari bencana kaum Mongol tidak ada yang menguasai berbagai bidang sains dan
filsafat. Inilah salah satunya yang mempersulit umat islam untuk mengembalikan kekayaan
intelektual

2. ANALISIS DATA SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

5
Sepanjang sejarahnya sejak awal dalam pemikiran terlibat dua pola yang saling berlomba
mengembangkan diri, dan mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan pola pendidikan
umat islam. Dari pemikiran yang bersifat tradisional, yang selalu mendasarkan diri pada wahyu,
yang kemudian berkembang menjadi pola pemikiran sufiistik dan mengembangkan pola
pendidikan sufi. Pola pemikiran ini sangat memperhatikan aspek-aspek batiniah dan akhlak atau
budi pekerti manusia.sedangkan dari pola pemikiran yang rasional, yang mementingkan akal
pikiran, menimbulkan pola pendidikan empiris rasional. Pola pendidikan bentuk kedua ini sangat
memperhatikan pendidikan intelektual dan penguasaan material.

Pada masa jayanya pendidikan islam, kedua pola pendidikan tersebut menghiasi dunia islam
pun yang berpadu dan saling melengkapi. Akan tetapi ketika pola pemikiran rasional diambil alih
oleh eropa dan dunia islam pun meninggalkan pola berfikir tersebut. Sehingga tinggal pola
pemikiran sufistik yang sifatnya memang sangat memperhatikan kehidupan batin yang akhirnya
mengabaikan dunia material. Dari aspek inilah dikatakan bahwa pendidikan dan kebudayaan
islam mengalami kemunduran.

Setelah kita mengetahui asas kebangkitan peradapan islam kini kita perlu mengkaji sebab-
sebab kemunduran dan kejatuhannya. Dengan begitu kita dapat mengambil pelajaran dan bahkan
menguji letak kelemahan, kemungkinan dan tantangan. Kemunduran suatu peradapan tidak bisa
dikaitkan dengan satu atau duaa faktor saja. Karena peradapan adalah subuah organisme yang
sistemati. Artinya kelemahan pada salah satu organ atau elemennya akan membawa dampak
kepada organ lainnya. Setidaknya antara satu faktor dengan faktor lainnya, yang secara umum
dibagi menjadi faktor eksternal dan internal berkaitan erat sekali.

Untuk menjelaskan faktor penyebab kemunduran umut islam secara eksternal kita rujuk
paparan al-Hasan, faktor-faktor tersebut adalah:

Faktor ekologi dan alami, yaitu kondisi tanah dimana negara-negara islam berada kegersangan
atau semi gersang. Kondisi ini juga rentang dari sisi pertahanan diri serangan luar. Demikian
pula pada tahun 1347-1349 terjadi wabah penyakit yang mematikan di Mesir, Syiria dan Iraq.
Karena faktor ini penduduk tidak berkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu kepada pendidikan.

Perang salib yang terjadi dari tahun 1096-1270, dan serangan mongol dari tahun 1220-1300an.
“perang salib” menurut Bernand Lewis, “pada dasarnya merupakan pengalaman pertama
imperilialisme barat yang ekspansionis, yang dimotifasi oleh tujuan materi agama sebagai
medium psikologisnya.

Hilangnya perdagangan islam internasional dan munculnya kekuatan barat. Pada tahun 1492
Granada jatuh dan secara kebetulan Columbus mulia petualangannya. Dalam mencari rute ke
India ia menempuh jalur yang melewati negara-negara islam. Pada saat yang sama Portugis juga
mencari jalan ke Timir dan melewati negara-negara islam. Disaat itu ke kekuatan umat islam
baik di Laut atau di Darat telah memudar. Akhirnya pos-pos perdagangan itu dengan mudah
dikuasai mereka.

6
Meskipun barat muncul sebagai kekuatan baru, umat muslim bukanlah peradaban yang
seperti peradaban kuno yang tidak dapat bangkit lagi. Peradaban islam terus dan bahkan
berkembang secara berlahan-lahan dan bahkan dianggap sebagai ancaman barat. Akan tetapi
Kolonialis melihat bahawa kekuatan islam yang selama itu berhasil memperhasilkan berbagai
kultur, etnik, ras, dan bangsa dapat dilemahkan yaitu dengan cara adu domba dan teknik divide et
impera sehingga konflik intern terjadi tak terhindarkan dan akibatnya negara-negara islam
terfragmentasi menjadi negara-negara kecil.

Diungkapkan oleh M. M Sharif, bahwa pikiran islam menurun setelah abad ke XIII M terus
melemah sampai abad ke XVIII M. Di antara sebab-sebab melemahnya pikiran islam antara lain:

Telah berkelebihan filsafat islam (yang bercorak sufistis) yang dimasukkan oleh Al-Ghazali
dalam alam islam di Timur dan berkelebihan pula Ibnu Rusyd dalam memasukan filsafat
islamnya(yang bercorak rasionalistis) di dunia islam di Barat. Al- Ghazali dengan filsafat
islamnya menuu ke arah bidang rohaniah sehingga menghilang ia ke dalam alam tasawuf,
sedangkan Ibnu Rusynd dengan filsafatnya menuju kearah yang bertentangan dengan Al-
Ghazali. Maka Ibnu Rusyd dengan filsafatnya menuju jurang materialisme.

Umat islam, terutama para pemerintahnya (khalifah, sultan, amir-amir) melalaikan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan dan tidak memberi kesempatan untuk berkembang.

Terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang dibarengi dengan serangan dari luar,


sehingga menimbulkan kehancuran-kehancuran yang mengakibatkan berhentinya kegiatan
pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia islam.

Para ilmuan banyak yang terlibat dalam pemerintahan dan politik. Tertutupnya pintu ijtihat
akibat ditinggalkannya pendidikan intelektual.

Sedikit kurikulum islam, hal ini tampat jelas dengan menyempitnya bidang pengetahuan
umum dengan tiada perhatian kepada ilmu-ilmu keagamaan, ditambah dengan sedikit garamatika
dan bahasa sebagai alat yang diperlukan. Ilmu keagamaan yang murni sudah mulai tertinggal
karena menyelesaikan study relatif singkat, sistem pelajaranpun sangat minim karena sistem
pelajaran masa itu berorientasi pada buku pelajaran dengan kurikulum yang sangat sempit.

Dengan semakin ditinggalkannya pendidikan intelektual, maka semakin statis


perkembangan kebudayaan islam, karena daya intelektual generasi penerus tidak mampu
mengadakan kreasi-kreasi budaya baru, bahkan telah menyebabkan ketidakmampuan untuk
mengatasi persoalan-persoalan baru yang dihadapi sebagai akibat dan perubahan dan
perkembangan zaman. Ketidakmampuan intelektual tersebut merealisasi dalam pernyataan pintu
ijtihat telah tertutup. Terjadilah kebekuan intelektual secara total.

Fazlur Rahman menjelaskan tentang gejala-gejala kemunduran atau kemacetan islam


diantaranya: Penutupan pintu ijtihad (yakni pemikiran yang orisinil dan bebas) selam abad ke

7
4 H/ 10M dan 5H/11M telah membawa kebada kemacetan umum dalam ilmu hukum dan ilmu
intelektual, khususnya yang pertama. Ilmu-ilmu intelektual, yakni teologi dan pemikiran
keagamaan. Sangat mengalami kemunduran dan menjadi miskin karena pengucilan mereka yang
disengaja dari intelektualisme sekuler dan karene kemunduran yang disebut terakhir ini,
khususnya filsafat, dan juga pengucilan dari bentuk-benyuk pemikiran keagamaan seprti yuang
bibawa oleh sufisme.

Kehancuran total yang dialami oleh kota baghdad dan granada sebagai pusat-pusat
pendidikan dan budaya islam, ditandai dengan: Runtuhnya sendi-sendi pendidikan kebudayaan
islam, Musnahnya lembaga-lembaga pendidikan dan semua buku ilmu pengetahuan dari kedua
pust pendidikan di Barat dan di Timur, Menyebabkan kemunduran pendidikan di seluruh dunia
islam, terutama dalam bidang intelektual dan material.

Kehancuran dan kemunduran-kemunduran yang dialami oleh umat islam, terutama dalam
bidang kehidupan intelektual dan material ini, dan beralihnya secara drastis pusat-pusat
kebudayaan dari dunia islam ke Eropa, menimbulkan rasa lemah dan putus asa di kalangan
masyarakat kaum muslimin. Sehingga mereka mencari pegangan dan sandaran hidup yang bisa
mengarahkan kehidupan mereka. Aliran pemikiran tradisionalisme dalam islam mendapatkan
tempat dihati masyarakat secara meluas. Mereka kembalikan segala sesuatunya kepada Tuhan.

Kehidupan sufi berkembang dengan pesat. Keadaan frustasi yang merata dikalangan umat,
menyebabkan orang kembalimkepada Tuhan (bukan hanya sekedar dalam sikap hidup yang
fatalistis), dalam artian yang sebenarnya, bersatu dengan Tuhan sebagai mana yang dijarkan oleh
ahli sufi. Madrasah-madrasah yang ada dan yang berkembang diwarnai dengan kegiatan-
kegiatan sufi. Madrasah-madrasah berkembang menjadi zawiyah-zawiyah untuk mengadakan
riyadah, merintis jalan untuk kembali dan menyatu dengan Tuhan, di bawah bimbingn dan
otoritas dari guru-guru sufi. Berkembanganlah berbagai sistem riyadhah dan jalan atau cara-cara
tertentu yang dikembangkan untuk menuntun para murid.

Kemunduran dan kemerosotan mutu pendidikan dan pengajaran nampak jelas sangat
sedikitnya marteri kurikulum dan mata pelajaran pada umumnya madrasah-madrasah yang ada.
Dengan demikian telah menyempitnya bidang-bidang ilmu pengetahuan umum, dengan tiadanya
perhatian kepada ilmu-ilmu kealaman,maka kurikulum pada madrasah terbatas pada ilmu-ilmu
keagamaan, ditambah dengan sedikit gramatika dan bahasa sebagi alat yang diperlukan. Ilmu-
ilmu keagamaan yang murni tinggal terdiri dari : Tafsi Al-Qur’an, Hadist, Fiqh(termasuk Ushul
Figh dan prinsip-prinsip Hukum)dan ilmu Kalam atau Teologi Islam.

Materi pelajaran yang sangat sederhana, yang ternyata dari jumlah total buku yang harus
dipelajari pada suatu dipelajari pada suatu tingkatan (bahkan tingkat tertinggipun sekalian)

8
sangat sedikit. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan studipun relatif sedikit. Akibatnya
kurangnya mendalamnya materi pelajaran yang mereka terima. sehingga kemerosotan dan
kemunduran ilmu pengetahuan pada pelajarannyapun dapat dibayangkan. Hal tersebut
disebabkan karena sistem pelajaran pada masa itu sangat berorientasi pada buku pelajaran dan
bukan pada pelajan itu sendiri. Oleh karena itu yang sering terjadi pelajaran hanya memberikan
komentara-komentar atau saran-saran terhadap buku-buku pelajaran yang dijadikan pegangan
oleh guru.

Oleh karena itu perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini bisa dikatakan macet total.
Tidak ada buku-buku baru yang dihasilkan, hanya komentar dari buku-buku yang telah ada.
Kebekuan inelektual dalam kehidupan umat muslim yang diwarnai berkembangnya berbagai
aliran sufi yang terlalu toleran terhadap ajaran mistik yang berasal dari agama lain (Hindu,
Budha, maupun Neo Platonisme), telah memunculkan berbagai tarikat yang menyimpang jauh
dari ajaran islam.

9
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari beberapa pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa islam pernah mencatat
pencapaian sains dan teknologi yang sangat mencengangkan. Masa ke emasan ini ditandai
dengan berkembangnya tradisi intelektual dan kuatnya spirit pencarian pengembangan sains.
Akan tetapi pada saat ini dunia islam mengalami kemunduran dan kemerosotan yang disebabkan
oleh beberapa faktor yang secara umum bagi menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Dari faktor eksternal diantaranya penyebab kemunduran pendidikan islam adalah
adanya pemberontakan yang dibarengi dengan serangan dari luar. Sedangkan dari faktor internal
yaitu dikarenakan umat islam terutama pemerintahannya sudah tidak lagi memperhatikan ilmu
pengetahuan dan para ahli lebih tertarik untuk terlibat dalam urusan-urusan politik.

Oleh karena itu keadaan umat islam terutama pada pendidikan sangat statis. Hingga
masyarakat pada masa itu lebih memiliih untuk mengembalikan segala sesuatunya kepada tuhan.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini dapat dikatakann macet total.

DAFTAR PUSTAKA

Hahun asrahah, sejarah pendidikan islam, logos, jakarta, 1999.

http://hadirukiyah.Blogspot.Com/2010/07/kemunduran-pendidikan-islam.html. tgl 08-04-2011.

10

Anda mungkin juga menyukai