Makalah SKI 2

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH

“SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI SEMESTER GANJIL”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah

Dosen Pengampu:

Dr. Kadi, M.Pdi

Disusun Oleh:

Bima Akbar Ramadhan (22201096)

Dini Nadiatur Rohmah (22201111)

Kelas PAI-C (Semester Genap)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah bejudul “Makalah Sejarah Kebudayaan
Islam kelas XI semester ganjil ”. Sholawat seta salam tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman jahiliyah
menuju jalan islamiyah yaitu addinul islam. Semoga kita semua mendapat syafaat di
yaumul qiyamah.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Kadi M.Pd.I selaku
dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami hkususnya di
bidang studi yang kami tekuni. Terimakasih juga kepada teman- teman yang telah
memberikan waktunya untuk sekedar membaca hasil kerja penulis.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca
sekalian sebagai bahan evaluasi penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Kediri, 22 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i

BAB 1....................................................................................................................................................iii

A. Latar Belakang.............................................................................................................................iii

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................iv

C. Tujuan Masalah...........................................................................................................................iv

BAB II.....................................................................................................................................................1

PEMBAHASAN...................................................................................................................................1

A. Materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 11 Semester Ganjil..........................................................1

B. HASIL OBSERVASI :...............................................................................................................18

C. Perbandingan Buku...................................................................................................................20

BAB III..................................................................................................................................................22

PENUTUP.............................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu mata pelajaran yang
terhimpun dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan diberbagai jenjang
pendidikan yang bernafaskan islam. Sejarah memiliki peranan penting dalam
kehidupan. Dengan sejarah seseorang dapat mengetahui keadaan masa lalu yang
mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi hidup seseorang. Sejarah tidak hanya
sekedar mengenang masa lalu, sejarah diharapkan mampu memberikan sumbangan
yang besar terhadap realitas kehidupan saat ini. Selain itu, diharapkan kehidupan yang
dijalani sekarang dan yang akan datang dapat berkaca pada peristiwa masa lalu. Oleh
karena itu, SKI sangat penting untuk diberikan dan diajarkan dengan baik kepada
setiap satuan pendidikan.

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MA merupakan salah satu mata pelajaran


PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban
Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau. Dalam
pengajaran SKI kelas XI MA peserta didik sudah mulai berfikir bernalar, sejarah
harus diberikan secara kritis. Tujuan dari pembelajaran SKI agar peserta didik bisa
merefleksikan sejarah islam ke dalam kehidupannya, maka diharapkan peserta didik
mempunyai pemahaman sejarah islam secara kontekstual dan bermanfaat bagi
pribadinya. Secara substansial mata pelajaran SKI memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami dan
menghayati SKI yang mengandung berbagai nilai kearifan yang dapat digunakan
untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.

Pembelajaran SKI sangatlah diperlukan ketelitian, agar pemahaman siswa


tentang sejarah kebudayaan islam bisa teraplikasikan dalam pikiran, hati, dan
perbuatan yang nantinya akan membentuk watak manusia yang berbudi pekerti dan
sadar akan kehidupan yang dijalaninya. Dalam SKI tersimpan nilai- nilai yang
otentik, misalnya nilai moral, nilai sosial, nilai kepahlawanan nilai kepemimpinan,
nilai agama dan masih banyak lagi hal- hal positif yang perlu digali di dalamnya.
4
Dalam makalah ini yang akan kami analisis dan kami bahas terkait dengan pelajaran
SKI kelas XI MA yaitu tentang pemerintahan bani umayyah dan bani Abasiyah yang
menjadi tonggak sejarah dalam perkembangan agama islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Pelajaran atau Materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 11 Semester Ganjil

2. Buku Apa yang dipelajari di MAN 2 KOTA KEDIRI pada Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas 11 Semester Ganjil

3. Apa saja perbedaan pada buku yang kami observasi di MAN 2 KOTA KEDIRI

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pelajaran atau Materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 11
Semester Ganjil

2. Untuk mengetahui Buku yang dipelajari di MAN 2 KOTA KEDIRI pada Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 11 Semester Ganjil

3. Untuk mengetahui perbedaan buku yang kami observasi di MAN 2 KOTA KEDIRI

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 11 Semester Ganjil


1. Proses lahirnya Daulah Abbasiyah

Daulah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari kekhalifahan bani Umayyah,


dimana pendiri bani Abbasiyah adalah keturunan al-Abbas, paman nabi Muhammad
SAW yaitu Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali bin Abdullah ibn al-Abbas.
Daulah Abbasiyah berdiri sejak 750 M hingga 1258 M. Daulah Abbasiyah memegang
peranan penting sebagai salah satu Daulah terbesar Islam setelah Daulah Umayyah.
Wilayah Daulah Abbasiyah meliputi seluruh wilayah Jazirah Arab, Iraq, Persia,
Syam, Mesir dan sebagian wilayah benua Afrika utara. Dimana pola pemerintahan
yang di terapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya.
Daulah Abbasiyah sangat berjasa dalam memberikan kontribusi peradaban dan
keilmuan yang terus menginspirasi tokohtokoh ilmuwan muslim dan bahkan sampai
ilmuwan barat dari zaman klasik sampai zaman modern. Hampir tiga abad lamanya,
banyak diantara peninggalan Daulah Abbasiyah menjadi saksi bisu kejayaan Islam di
Timur Tengah, Asia bahkan sampai Eropa.

Kebangkitan Daulah Abbasiyah dimulai dengan gerakan-gerakan perlawanan


terhadap kekuasaan Daulah Umayyah di Andalusia pada masa kepemimpinan
Khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Gerakan-gerakan perlawanan tersebut menemukan
momentumnya ketika para tokoh pemrakarsa Daulah Abbasiyah di antaranya
Muhammad bin Ali, menjadikan kota Kuffah sebagai pusat kegiatan rintisan
kekuasaan yang baru.

Penguasa Umayyah di Kufah, Yazid bin Umar bin Hubairah ditaklukkan oleh
Abbasiyah dan diusir ke Wasit. Abu Salamah selanjutnya berkemah di Kufah yang
telah ditaklukkan. Abdullah bin Ali, salah seorang paman Abul abbas diperintahkan
untuk mengejar khalifah Umayyah terakhir, Marwan bin Muhammad bersama
pasukannya yang melarikan diri. Khalifah ini terus menerus melarikan diri hingga ke
6
Fustat di Mesir dan akhirnya terbunuh di Busir wilayah Al-Fayyum, tahun 132 H/750
M di bawah pimpinan Salih bin Ali, dengan demikian maka tumbanglah kekuasaan
dinasti Umayyah dan berdirilah Dinasti Abbasiyah yang dipimpin oleh khalifah
pertamanya, yaitu Abul Abbas Ash-Shafah dengan pusat kekuasaan awalnya di
Kuffah.1

Daulah Abbasiyah berkuasa selama hampir 6 abad (132-656 H/750-1258 M),


didirikan oleh Abul Abbas As Saffah dibantu oleh Abu Muslim Al Khurasani,
seorang panglima Muslim yang berasal dari Khurasan, Persia dan Abu Ja’far Al
Manshur (754 - 775 M) yang banyak berjasa dalam membangun pemerintahan Daulah
Abbasiyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti
ini adalah keturunan Abbas paman Nabi Saw.

2. Perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah


Abbasiyah

Abdullah bin Muhammad alias Abul Al-Abbas diumumkan sebagai khalifah


pertama Dinasti Abbasiyah tahun 750 M. Dalam khutbah pelantikan yang
disampaikan di Masjid Kufah, ia menyebut dirinya dengan Al-Saffah (penumpah
darah) yang akhirnya menjadi julukannya. Hal ini sebenarnya menjadi permulaan
yang kurang baik diawal berdirinya dinasti ini, dimana kekuatannya tergantung
kepada pembunuhan yang ia jadikan sebagai kebijaksanaan politiknya.2

Selama beberapa dekade pasca berdirinya pada tahun 132 H/750 M, Daulah
Abbasiyah berhasil melakukan pengawalan atas wilayah-wilayah yang mereka kuasai.
Era kepemimpinan Khalifah kedua, Abu Ja`far bin `Abdullah bin Muhamad Al-
Mansur (137-158 H/754-775 M), menjadi titik yang cukup krusial dalam proses
stabilisasi kekuasaan ini ketika ia mengambil langkah-langkah besar dalam sejarah
kepemimpinannya. Termasuk diantaranya adalah memindahkan ibu kota dari Al-
Anbar ke Baghdad sebagai ibu kota baru yang kemudian menjadi pusat kegiatan
ekonomi, budaya dan kegiatan keilmuan.

1 Samsul Munir Amin, Sejarah peradaban Islam, (Jakarta : Amzah, 2010). Hlm 138-140.
2 Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),
hlm 48.
7
1. Faktor Kemajuan Peradaban Daulah Abbasiyah:
a. Faktor Politik
1) Pindahnya ibu kota negara dari al-Hasyimiyah ke Bagdad yang dilakukan
oleh Khalifah al-Mansyur.
2) Banyaknya cendekiawan yang diangkat menjadi pegawai pemerintah dan
istana.
b. Faktor Sosiografi
1) Meningkatnya kemakmuran umat Islam
2) Luasnya wilayah kekuasaan Islam menyebabkan banyak orang Romawi dan
Persia yang masuk Islam dan kemudian menjadi Muslim yang taat.
3) Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang
lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan.
4) Adanya gerakan penerjemahan buku filsafat dan ilmu dari peradaban Yunani
dalam Bait al-Hikmah sehingga menjelma sebagai pusat kegiatan intelektual.

2. Indikator Kemajuan Peradaban Daulah Abbasiyah


a. Perkembangan Ilmu Keagamaan

Di bidang ilmu-ilmu agama, era Daulah Abbasiyah mencatat dimulainya


sistematisasi beberapa cabang keilmuan seperti Tafsir, Hadis dan Fiqh. Khususnya
sejak tahun 143 H, para ulama mulai menyusun buku dalam bentuk yang sistematis
baik di bidang ilmu tafsir, hadis maupun fiqh.
Diantara ulama tersebut yang terkenal adalah adalah ibnu Juraij (w. 150 H)
yang menulis kumpulan hadis di Mekah, Malik bin Anas (w. 171 H) yang menulis Al-
Muwatta’ nya di Madinah, Al-Awza`i di wilayah Syam, Ibnu Abi `Urubah dan
Hammad bin Salamah di Basrah, Ma`mar di Yaman, Sufyan alTsauri di Kufah,
Muhamad bin Ishaq (w. 151H) yang menulis buku sejarah (AlMaghazi), Al-Layts bin
Sa’ad (w. 175H) serta Abu Hanifah.

b. Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan

1) Bidang Sosial BudayaSEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Di antara kemajuan dalam bidang sosial budaya adalah terjadinya proses


akulturasi dan asimilasi masyarakat. Seni arsitektur yang dipakai dalam pembangunan

8
istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul Dzahabi, dan Qashrul Khuldi,
sementara bangunan kota seperti pembangunan kota Baghdad, Samarra dan lain-
lainnya.

2) Bidang Politik dan Militer

Pemerintah Daulah Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan


keamanan, yang disebut Diwanul Jundi. Departemen ini yang mengatur semua yang
berkaiatan dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan. Pembentukan lembaga ini
didasari atas kenyataan politik militer bahwa pada masa pemerintahan Daulah
Abbasiyah, banyak terjadi pemberontakan dan bahkan beberapa wilayah berusaha
memisahkan diri dari pemerintahan Daulah Abbasiyah.

3) Bidang Ilmu PengetahuanEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM 17

Melalui proses penerjemahan filsafat Aristoteles dan Plato. Muncullah para


filosuf muslim yang di kemudian hari menghiasi khazanah ilmu pengetahuan Islam.
Di antara filosof yang terkenal pada masa pemerintahan Daulah
Abbasiyah

Dalam bidang Astronomi, tokoh astronomi Islam pertama adalah Muhammad


bin Ibrahim bin Habib bin Samra bin Jundab al-Fazari (Al Fazari, w. 796 M) dikenal
sebagai pembuat astrolob atau alat yang pergunakan untuk mempelajari ilmu
perbintangan pertama di kalangan muslim. Selain al-Fazani, ahli astronomi yang
bermunculan di antaranya adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, al- Farghani,
al-Bathiani, alBiruni, dan Abdurrahman as-Sufi.

4) Bidang Pembangunan dan Tempat Peribadatan

Diantara kota pusat peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyyah yang
cukup terkenal adalah Bagdad dan Samarra. Baghdad dirikan oleh khalifah Abu Ja’far
al-Mansur (754-775 M) teretak di tepi sungai Tigris. Samarra terletak di sebelah timur
kota Tigris kurang lebih 60 km dari Bagdad. Suasana kota sangat nyaman, indah dan
teratur. Nama Samarra diberikan oleh khalifah al-Mansur.

Diantara bentuk bangunan yang dijadikan sebagai pusat-pusat pendidikan adalah:

9
a) Madrasah (An Nidzamiyah); didirikan oleh Nizam al-Mulk beliau seorang
perdana menteri pada tahun 456-486 H. Madrasah banyak terdapat di kota-
kota antara lain di Bagdad, Isfahan, Nisabur, Basra, Tabristan, Hara dan
Mosul,

b) Kuttab; merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar sampai menengah,

c) Masjid; Masjid pada umumnya dijadikan sebagai tempat belajar tingkat tinggi
dan takhasus,

d) Majelis Munadharah; Merupakan tempat pertemuan para pujangga, ahli fikir


dan pada sarjana untuk membahas masalah-masalah ilmiah, majelis ini dapat
dijumpai di kota-kota besar lainya,

e) Baitul Hikmah; Tempat ini merupakan perpustakan pusat, yang di


bangun oleh khalifah Harun al-Rasyid dan di lanjutkan oleh khalifah
AlMakmun.

Madrasah juga diintegrasikan dalam pendidikan format berupa Madrasah


Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Penyetaraan pendidikan
formal Madrasah melalui proses yang panjang sehingga Madrasah mendapatkan
status yang sejajar dengan sekolah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sampai pada era Millenial, madrasah memiliki slogan Madrasah Hebat


Bermartabat, sebuah prinsip yang sangat mendasar untuk menjadi Madrasah sebagai
lembaga pendidikan yang hebat, mengangkat harkat dan martabat madrasah dari
berbagai elemen, baik dari sisi kelembagaan ataupun sisi sumber daya manusia yang
dimiliki oleh Madrasah.

3. Proses lahirnya Daulah Usmani

Daulah Usmani berasal dari salah satu suku di Turki Barat yaitu suku Kayi,
pada waktu Jengis Khan melakukan agresi di wilayah Turkistan yang didiami suku
Kayi. Merasa terancam sebagai pemimpin suku Kayi, akhirnya Sulaiman Syah
meminta perlindungan dari penguasa Transoksania bernama Jalaluddin Mungurbiti
bin Khawarizmi, namun pada akhirnya Transoksania berhasil dikuasai oleh tentara
Mongol.
10
Sulaiman Syah memimpin anggotanya untuk pergi ke Kurdistan dan ke
Azerbaizan. Namun dalam usahanya memasuki wilayah Syam terhalang oleh
bentangan sungai yang luas, pada saat menyeberangi sungai Eufrat datang banjir
hingga terbawa arus dan akhirnya meninggal dunia. Sulaiman Syah meninggalkan
empat orang putera Sankurtakin, Togdai, Ertoghrul dan Dandan.

Pasca meninggalnya Sulaiman Syah kelompok besar keluarganya terbagi


menjadi dua. Satu kelompok menginginkan kembali ke daerah asal dan satu kelompok
lainnya melanjutkan expedisi ke wilayah Asia kecil bersama Ertoghrul dan Dandan.
Dalam perjalanan Ertoghrul putera ketiga dari Sulaiman Syah diangkat sebagai
pemimpin baru hingga akhirnya mereka menetap di Anatolia Ketika terjadi
pertempuran antara pasukan Sultan Alaudin I dari Bani Seljuk Rum dengan
kekaisaran Byzantium (Romawi Timur) maka Ertoghrul dan para pengikutnya
membantu pasukan Alaudin I hingga mencapai kemenangan, atas bantuannya ini
Alaudin I sangat berterima kasih dan memberi hadiah pada Ertoghrul dan
kelompoknya berupa daerah di pegunungan Ermenia dan lembah Saguta di sepanjang
sungai Sakaria.

Pada tahun 1288 M Ertoghrul meninggal dunia, oleh Alaudin I diangkatlah


puteranya yang bernama Usman sebagai penggantinya. Karena kesetiaannya Alaudin
I memberinya gelar Bey pada Usman dan diberikan daerah yang lebih luas serta dapat
memakai mata uang sendiri, bahkan namanya juga disebut dalam setiap khutbah
Jum`at.

Pada tahun 1299 M Ghazan Khan dari Mongol menyerang Seljuk Rum tetapi
serangan itu bisa digagalkan oleh Usman, tak berapa lama dari peristiwa itu Sultan
Alaudin I meninggal dunia, sementara Sultan Alaudin I tidak memiliki putera yang
pantas mengantikan kedudukannya. Peristiwa ini dimanfaatkan oleh Usman untuk
menyatakan diri sebagai Padishah Al Usmaniyah (Raja keluarga Usman) yang juga
mendapat dukungan penuh dari rakyat. Dengan demikian berdirilah kerajaan Usmani
dan ibu kota kerajaan Usmani pertama di Qurah Hisyar (Iskisyiyar).

Daulah Turki Usmani sejak awal kehadirannya telah bangkit dan berkembang
sekitar abad XIV dan terus menanjak hingga abad XVI, dengan wilayah
kekuasaannya yang sangat luas, meliputi wilayah kekuasaan pada kerajaan
11
Bizantium, daerah Eropa hingga Austria, Mesir dan Afrika Utara hingga Al Jazair
dan Asia. Sultan yang terkenal mengantarkan daulah ini kepuncak kejayaan pada
abad XVI adalah Sultan Sulaiman I Qanuni.

Dalam perjalanan panjang yang berliku, Daulah Usmani menjadi Kerajaan


Islam yang sangat dinamis dari mulai berdiri sampai akhir keruntuhannya. Jasa besar
Daulah Usmani bagi perkembangan Islam di Dunia Timur masih bisa dirasakan
sampai sekarang. Sebagian ulama awal di Indonesia merupakan tokoh ulama yang
berasal dari Daulah Usmani. Yang diutus langsung oleh para Sultan untuk
menyebarkan Islam di Indonesia.

4. Perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Usmani

Secara praktis daulah Turki Usmani menjadi stagnan di bidang ilmu


pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang militer daulah Turki Usmani tidak
diimbangi dengan kemajuan di bidang teknologi dan sains. Ketika bangsa Barat
berhasil mengembangkan teknologi persenjataan, pihak daulah Turki Usmani
mengalami kekalahan ketika kontak senjata dengan Barat.Sultan Mahmud II dikenal
sebagai pelopor pembaharuan pada awal abad XIX pada daulah Turki Usmani yang
dikenal sebagai sultan yang tidak mau terikat dengan tradisi dan tidak segan-segan
melanggar adat kebiasaan lama, ia mulai keluar dari tradisi aristokrasi dalam
membangun relasi dengan rakyatnya.

Disamping itu, Sultan Mahmud II mendirikan dua sekolah pengetahuan


umum, yakni Mekteb-i Ulum-u Edebiye (sekolah sastra) dan Mekteb-i Ma’arif
(sekolah pengetahuan umum). Siswa yang diterima di sekolah tersebut adalah tamatan
madrasah yang mempunyai prestasi tinggi.

Sekolah Mekteb-i Ma’arif (sekolah pengetahuan umum) dalam kurikulumnya


selain pengetahuan agama, juga pengetahuan umum seperti bahasa Perancis, ilmu
bumi, ilmu ukur, sejarah dan ilmu politik. Dan juga dalam kurikulumnya adalah
mendidik anak untuk menjadi pegawai administrasi. Sekolah Mekteb-i Ulum-u
Edebiye (sekolah sastra) dalam kurikulumnya selain pengetahuan agama dan bahasa
Arab seperti Makteb-i Ma’arif, juga disediakan penerjemah-penerjemah untuk
keperluan pemerintah.

12
Sultan Mahmud II dalam meningkatkan mutu pejabat pemerintahannya, ia
membangun sekolah istana. Dalam sekolah ini dilatih para pejabat pemerintah dan
administrator di tingkat atas. Suatu inovasi dramatis dalam menyelenggarakan
pendidikan, karena dasar keunikannya dalam menerima siswa, dan kurikulumnya
yang terpadu yang menggabungkan antara agama, fisik, akademik, dan pelatihan
keterampilan yang dirancang untuk mempersiapkan siswa-siswa terjun ke dunia
kerja pada lapangan yang luas, termasuk jabatan tinggi pada pemerintahan daulah
Turki Usmani. Disamping kedua sekolah tersebut, sultan Mahmud II mendirikan lagi
sekolah militer, sekolah teknik, sekolah kedokteran dan sekolah pembedahan.
Selanjutnya, sekolah kedokteran dan sekolah pembedahan digabung menjadi satu
dengan nama Dar-ul Ulum-u Hikemiye Ve Mekteb-i Tibbiy-e Sahane

Sultan Mahmud II, disamping mengadakan lembaga-lembaga pendidikan


dalam rangka mencerdaskan masyarakatnya dan memajukan daulah Turki Usmani,
juga mengirim siswa-siswa belajar ke Eropa, pengiriman siswa belajar ke Eropa
diharapkan setelah kembali membawa angin baru tentang ide-ide dan gagasan-
gagasan baru di daulah Turki Usmani.

Pembentukan sekolah baru, juga dilakukan oleh Sultan Abdul Majid sebagai
sultan yang menggantikan Sultan Mahmud. Tahun 1851 enam sekolah menengah
diadakan oleh sultan Abdul Majid. Pada sekolah tersebut siswa-siswa diajarkan
Bahasa Arab, Turki, Islam, Usmani dan sejarah dunia dan siswa-siswa tidak dibebani
pembayaran sekolah (gratis) dan sebelumnya tahun 1846 akademi militer
direorganisir dari beberapa sekolah, digabung jadi satu yang diberi nama Harbiya.
Sekolah ini berkembang dengan pesat hingga awal abad ke XX.

Pada tahun 1869 suatu usaha inovasi pendidikan yang cukup penting yakni
pembenahan secara total dan keterpaduan sekolah-sekolah yang ada serta
penyebarluasannya, yaitu:

1. Sekolah dasar (Rusdiya) dan sekolah menengah persiapan (Idadiya), dibuka


pada setiap desa dan seluruh penjuru kota. Dan siswa yang belajar tidak
dibebani pembayaran sekolah

2. Sekolah dasar (Rusdiya) dibangun di kota yang berpenduduk 500 keluarga

13
3. Sekolah menengah persiapan (idadiya) dibangun di kota yang berpenduduk
1000 kepala keluarga

4. Sekolah pendidikan guru diadakan untuk memenuhi kebutuhan guru pada


sekolah-sekolah yang ada.

Pada tahun 1876 sebuah perundang-undangan dibentuk yang memuat tentang


aturan-aturan mengenai pendidikan, diantara isi undang-undang itu adalah:
1. Pendidikan dasar adalah wajib bagi semua anak kekhalifahan
2. Biaya pendidikan bebas (gratis)
3. Sistem pendidikan terpusat, terpadu dan sekuler
4. Negara yang mengawasi, mengeloa dan mengatur seluruh institusi pendidikan
5. Siswa yang mengikuti pendidikan, tidak dibedakan oleh agama dan jenis
kelamin.

Pada masa Sultan Abdul Hamid (sultan XXXVII) dibidang pendidikan ia


mendirikan Perguruan Tinggi, Sekolah Tinggi Hukum (1878), Sekolah Tinggi
Keuangan (1878), Sekolah Tinggi Kesenian (1879), Sekolah Tinggi Dagang 19
(1882), Sekolah Tinggi Teknik (1888), Sekolah Dokter Hewan (1889), Sekolah
Tinggi Polisi (1891) dan Universitas Istambul (1900).

Pada fase ini telah berlangsung pembaharuan di bidang pendidikan yang


kemudian melahirkan tokoh-tokoh pembaharu dalam tubuh daulah Turki Usmani,
seperti gerakan pembaharuan yang disebut Tanzimat (Tanzimat-i Khairiye),
pembaharuan diperkenalkan ke dalam sistem birokrasi dan pemerintahan Turki
Usmani, banyak diterbitkan peraturan yang bertujuan untuk memperlancar proses
pembaharuan. Diantara tokoh penting pada periode tanzimat adalah Mustafa
RasyidPasya (1800-1858), Mehmed Rifat Pasya (1807-1856) dan Mustafa Pasya.
Mereka telah membuat peraturan seperti Deklarasi Gulkhane yang berisi tentang
kewajiban Sultan menjaga keamanan milik seluruh warga negara mempunyai
kedudukan yang sama, tidak dibedakan, baik muslim maupun non muslim.3

5. Proses lahirnya Daulah Mughal

3 H. Hakim K, ‘PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA DAULAH USMANI (Sejak Sultan Mahmud II Sampai Menjadi
Negara Turki Modern Oleh Mustafa Kemal)’, Al-Ishlah, 14.2 (2016), 285572.
14
Perjalanan panjang untuk membentuk sebuah imperium India Muslim dimulai
dari Kesultanan Delhi. Daulah Mughal bukanlah daulah pertama di India, sebelumnya
sudah berdiri kekuasaan Islam, namun belum menemukan kejayaannya. Jadi, Daulah
Mughal bisa dikatakan sebagai penerus Kesultanan Delhi yang sudah berdiri terlebih
dahulu.

Daulah Mughal dirintis oleh Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M), ia


adalah salah satu cucu dari Timur Lenk. Ayahnya adalah Umar Mirza, yaitu penguasa
Farghana. Kepemimpinan Babur sudah diwariskan oleh ayahnya pada saat Babur
masih berusia 11 tahun. Ia punya ambisi kuat untuk menguasai Samarqand, yaitu kota
terpenting di Asia Tengah pada saat itu.

Dalam usaha pertamanya, ia mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat


amunisi tambahan dari Daulah Syafawi, akhirnya Samarkand bisa dikuasai pada tahun
1494 M. Setelah Samarqand, target berikutnya adalah Kabul (ibu kota Afghanistan)
dan setelah Kabul berhasil ditaklukkan, Babur melanjutkann ekspansinya ke India.
India dalam keadaan krisis di bawah kepemimpinan Ibrahim Lodi. Kondisi dalam
negeri diliputi kekacauan. Paman Ibrahim Lodi yang bernama Alam Khan bersama
Daulat Khan (gubernur Lahore) meminta utusan ke Kabul dan meminta bantuan
Babur untuk menjatuhkan Ibrahim Lodi di Delhi. Kesempatan tersebut tidak disia-
siakan oleh Babur. Pada tahun 1525 M Punjab langsung dikuasai oleh Babur.

Setelah punjab dikuasai, Babur beserta pasukannya bergerak ke Delhi. Ibrahim


Lodi akhirnya berhasil dikalahkan dan meninggal dunia beserta ribuan tentaranya
dalam pertempuran dahsyat di Panipat pada tanggal 21 April 1526 M. Babur tampil
sebagai pemenang dan kemudian menegakkan pemerintahannya di Delhi. Dengan
demikian, berdirilah Daulah Mughal di India.

Daulah Mughal telah memberi warna baru bagi peradaban orang-orang India
yang sebelumnya identik dengan agama Hindu. Walaupun Babur, pendiri Mughal
bukanlah asli orang India, tapi dia adalah peletak peradaban Islam yang baru di India.

Peradaban Islam pada masa periode klasik sampai pertengahan merupakan


masa keemasan peradaban Islam. Pada masa itu, tidak ada bangsa lain yang bisa
menandingi hebatnya peradaban Islam. Kejayaan peradaban Islam bisa dirasakan di

15
semua penjuru dunia. Salah satu penjuru kejayaan Islam adalah India. Beberapa
daulah Islamiyah pernah berdiri di India, di antaranya Mamluk (1206-1290), Khalji
(1206-1320), Tugluq (1320-1413), dan masih ada beberapa dinasti lain. Namun di
antara yang paling menonjol adalah Mughal.

Daulah Mughal berkuasa di India mulai abad XVI sampai abad XIX,
berdampingan dengan tiga daulah lainnya yaitu Daulah Usmaniyah dan Daulah
Syafawiyah. Peranan Daulah Mughal sangat besar dalam perkembangan agama Islam
di India, mulai dari sastra hingga arsitektur. Banyak hal menarik dari gemerlapnya
peradaban India, karena di India merupakan tempat lahirnya peradaban dan
kebudayaan Hindu dan Budha yang sebelumnya sudah mengakar kuat dalam kultur
masyarakat India.4

6. Perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Mughal

1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan

Akbar menerapkan politik toleransi sulakhul (universal). Dengan politik ini,


semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis
dan agama. Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh
penguasa Islam. Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi
kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada
umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India.

2. Bidang Ekonomi

Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian. Adanya


sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan
melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal,
yang dinamakan muqaddam atau patel, kedudukan yang dimilikinya dapat
diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan
menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak pemilikan atas tanah
dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya.

3. Bidang Agama

4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010)


16
Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan
Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka
oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh
golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat
dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah,
oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan
budaya Islam India yang dikembangkan oleh Dinasti Mughal.

4. Bidang Seni dan Budaya

Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung


pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu
Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan
pemimpinnya. Daulah Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di
Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur
Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore.

Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat
menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish
(1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin
Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara
benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405).
Taman-taman kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia
Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.

Stabilitas politik yang berhasil diciptakan oleh Akbar mendukung pencapaian


kemajuan dalam berbagai bidang, diantaranya dalam bidang ekonomi, ilmu
pengetahuan dan peradaban. Kemajuan dalam bidang ekonomi ditandai dengan
kemajuan sektor pertanian dan perindustrian. Pada masa ini penanganan pertanian
sangat diperhatikan secara terstruktur.5

Berbagai bangunan monumental masih bisa disaksikan hingga sekarang, diantaranya:

1) Benteng Agra atau Agra Fort.

5 Ajib Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004)
17
Terbentang seluas 94 hektar, terletak sejajar dengan Sungai Yamuna dan 2
kilometer barat laut dari Taj Mahal. Tepatnya di kota Agra, Uttar Pradesh, India
Utara. Benteng Agra sudah ada sejak masa Sikarwar Rajarputs. Namun setelah jatuh
ke tangan Dinasti Mughal, Akbar melakukan renovasi besar-besaran benteng pada
benteng ini. Butuh lebih dari 4000 pekerja dan delapan tahun masa penyelesaian. Kota
Agrapun dijadikan sebagai ibu kota kerajaan Mughal dan menjadikan benteng ini
sebagai kediaman utama sultan-sultan Daulah Mughal sampai tahun 1638.

2) Benteng Merah atau Red Fort.

Benteng Merah merupakan kediaman utama dari penguasa dari Daulah


Mughal selama hampir 200 tahun sampai tahun 1856. Sultan Shah Jihan menugaskan
pembangunan Benteng Merah pada 12 Mei 1639, ketika ia memutuskan untuk
memindahkan ibu kotanya dari Agra ke Delhi.

3) Taj Mahal.

Nama Taj Mahal tentu tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Istana dari
marmer putih gading yang terletak di tepi selatan Sungai Yamuna, Agra India ini
sebenarnya adalah makan dari Mumtaz Mahal, istri kesayangan Shah Jihan. Dibangun
dari tahun 1632-1653 M. Taj Mahal dianggap sebagai contoh terbaik arsitektur
Mughal dan simbol sejarah kekayaan India.

4) Jama Masjid.

Merupakan salah satu masjid terbesar di India. Masjid ini dibangun oleh
Sultan Mughal Shah Jahan antara 1644 M dan 1656 M. Masjid ini menjadi masjid
kerajaan sampai akhir periode Mughal. Masjid ini juga salah satu masjid terbesar di
India. Halaman Jama Masjid mampu menampung lebih dari 25.000 jamaah. Melihat
kemegahan bangunan-bangunan tersebut, tidak heran jika Daulah Mughal disebut
sebagai salah satu Daulah yang berjaya di abad ke-17. Dunia Islam sangat beruntung
dan berterima kasih ke pemerintah India yang terus melestarikan peninggalan ini
sebagai salah satu sumber pemasukan negara.

7. Proses lahirnya Daulah Syafawi

18
Daulah Syafawi di Persia baru berdiri pada waktu Daulah Turki Usmani sudah
mencapai puncak kejayaannya. Namun pada kenyataannya, Daulah Syafawi
berkembang dengan sangat cepat. Istilah nama Syafawi ini terus dipertahankan
sampai tharekat Syafawiyah menjadi sebuah gerakan politik dan menjadi Daulah yang
disebut Daulah Syafawi. Dalam perkembangannya, Daulah Syafawi sering berselisih
dan bersinggungan dengan Daulah Turki Usmani.

Daulah Syafawi merupakan peletak dasar berdirinya negara Iran. Salah satu
negara yang memiliki percepatan tekhnologi di dunia. Berbeda dengan Daulah
Usmani, Daulah Syafawi adalah menganut madzhab tertentu dalam kegiatan
keagamaannya.

Sebelum Daulah Syafawi berdiri, cikal bakal lahirnya daulah tersebut dimulai
dari sebuah gerakan tharekat Syafawiyah yang berdiri di daerah Ardabil kota
Azerbaijan. Nama tharekat ini sesuai dengan nama pendirinya yaitu Safi al-Din, salah
satu keturunan Musa al-Kazim. Awal mulanya tharekat ini bertujuan meluruskan
orang-orang yang ingkar dan pada akhirnya memerangi orang-orang yang keluar dari
rambu-rambu syari`ah. Tharekat ini menjadi semakin penting setelah ia berubah
bentuk dari pengajian tasawuf murni yang bersifat local menjadi gerakan keagamaan
yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia.

Dalam perkembangan berikutnya penganut tharekat Syafawiyah sangat fanatik


terhadap ajaran-ajarannya. Hal tersebut ditandai dengan adanya i`tikad yang kuat dari
kalangan mereka untuk mendirikan sebuah kekuasaan tersendiri. Dengan dukungan
yang kuat dari pengikutnya, lama-kelamaan para pengikut tharekat Syafawiyah
membentuk suatu kekuatan yang mandiri, fanatik, penuh percaya diri.

Di bawah kepemimpinan Juneid (1447-1460 M) terbentuklah prajurit yang


kuat dan siap untuk memasuki dunia perpolitikan. Daulah Syafawi melebarkan
sayapnya dengan menumbuhkan kegiatan politik di dalam kegiatan-kegiatan
keagamaan. Efek dari gerakan tersebut ternyata menimbulkan konflik dengan
penguasa Kara Koyunlu (salah satu suku Turki) dan kelompok Juneid dikalahkan dan
kemudian Juneid diasingkan. Nasib baik masih menaungi Juneid tempat pengasingan
Juneid mendapatkan perlindungan dari Diyar Bakr, ia juga suku bangsa Turki yang
tinggal di Istana Uzun Hasan, penguasa sebagian besar Persia.
19
Jalan berliku dilalui oleh Juneid. Tahun 1459 Juneid mencoba merebut
Ardabil tapi gagal. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi dihadang
oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam peristiwa pertempuran tersebut.
Kepemimpinan Juneid dilanjutkan oleh anaknya, yaitu Haidar. Haidar lalu menikah
dengan cucu Uzun Hasan, dari pernikahannya lahirlah Ismail yang kelak di kemudian
hari menjadi pendiri Daulah Syafawi di Persia.

Gerakan Haidar yang memimpin militer Syafawi menjadikannya sebagai rival


politik AK Koyunlu yang dapat dikalahkan pada tahun 1476 M. Sircassia dapat
dikuasai. Namun AK Koyunlu mengirimkan bantuan militer kepada Sirwan, akhirnya
pasukan Haidar dapat dikalahkan dan Haidar terbunuh. Putera Haidar yang bernama
Ali didesak oleh bala tentaranya untuk menuntut balas atas kematian ayahnya,
terutama terhadap AK Koyunlu. Akan tetapi Ya'kub pemimpin Kara Koyunlu
menangkap dan memenjarakan Ali bersama saudaranya, Ibrahim, Ismail dan ibunya
di Fars (1489-1493 M). Mereka dibebaskan oleh Rustam, putera mahkota AK
Koyunlu dengan syarat mau membantunya memerangi saudara sepupunya. Setelah
dapat dikalahkan, Ali bersaudara kembali ke Ardabil. Namun, tidak lama kemudian
Rustam berbalik memusuhi dan menyerang Ali bersaudara dan Ali terbunuh (1494 M)

Periode berikutnya, kepemimpinan gerakan Syafawi diserahkan pada Ismail


yang kala itu masih berusia 7 tahun. Dalam kurun waktu 5 tahun, Ismail beserta
pasukannya bermarkas di Gilan untuk menyusun pasukan dan kekuatan. Pasukan
yang di persiapkan itu diberi nama Qizilbash (baret merah). Pada tahun 1501 M,
pasukan Qizilbash dibawah pimpinan Ismail menyerang dan mengalahkan AK
Koyunlu (domba putih) di Sharur dekat Nakh Chivan. Qizilbash terus berusaha
memasuki dan menaklukkan Tabriz, akhirnya berhasil dan mendudukinya. Di kota
Tabriz inilah Ismail memproklamirkan dirinya sebagai Khalifah pertama Daulah
Syafawi.

Ismail I memimpin Daulah Syafawi kurang lebih 23 tahun, yaitu antara 1501-
1524 M. Pada sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya.
Membersihkan sisa-sisa kekuatan Kara Koyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai
propinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan dan Yazd (1504 M), Diyar Bakr (1505-1507
M) Baghdad dan daerah Barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M) dan Khurasan.

20
Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya sudah meliputi seluruh
Persia dan bagian timur Bulan Sabit Subur (Fortile Crescent).

Ambisi politik Ismail mendorongnya untuk terus mengembangkan wilayah


kekuasaan ke daerah-daerah lainnya seperti Turki Usmani. Ismail berusaha
mengekspansi wilayah Daulah Usmani (1514 M), tetapi dalam usaha pertama ini
Ismail I mengalami kekalahan, justru Turki Usmani yang di pimpin oleh sultan Salim
dapat menduduki Tabriz. Daulah Syafawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan
Usmani ke Turki karena terjadi konflik dalam negeri antara kalangan militer.

Secara terus menerus, antara Daulah Syafawi dan Daulah Usmani selalu
terjadi konflik yang berkepanjangan, hal tersebut menjadikan Daulah Syafawi tidak
semakin kuat. Setidak nya pernah terjadi tiga peperangan pada masa Tahmasb (1524-
1576 M), Ismail II (1576-1577 M) dan Muhammad Khudabanda (1577-1567 M).
Tidak hanya konflik yang terjadi dengan Daulah Usmani, di dalam negeri juga terjadi
pertentangan antar kelompok yang memicu perang saudara.

8. Perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Syafawi

Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di daerah
Ardabil kota Azerbaijan. Tarekat ini bernama Safawiyah sesuai dengan nama
pendirinya Safi Al-Din,6 salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam "Musa al-
Kazim". Pada awalnya tarekat ini bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan
pada akhirnya memerangi orang-orang ahli bid'ah. Tarekat ini menjadi semakin
penting setelah ia mengubah bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang
bersifat local menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syiria
dan Anatolia. Dalam perkembangannya Bangsa Safawi (tarekat Safawiyah) sangat
fanatik terhadap ajaran-ajarannya. Hal ini ditandai dengan kuatnya keinginan mereka
untuk berkuasa karena dengan berkuasa mereka dapat menjalankan ajaran agama
yang telah mereka yakini (ajaran Syi'ah). Karena itu, lama kelamaan murid-murid
tarekat Safawiyah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan dan
menentang setiap orang yang bermazhab selain Syiah.

Pencapaian Daulah Syafawi tidak hanya dalam bidang politik. Dalam bidang
yang lain terdapat kemajuan yang signifikan. Kerajaan syafawi mencapai puncak
6 Mansyur Amin, Sejarah Peradaban Islam, Indonesia Sprit Fondation, Bandung, 2004, hal.
21
kejayaan pada masa sultan Abbas I (1585 -1628 M).7 Di antara kemajuan-kemajaun
tersebut antara lain :

1. Bidang Ekonomi

Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan
Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan
demikian Syafawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur. Jalur
yang pada mulanya diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis.

Di samping sector perdagangan, Syafawiyah juga mengalami kemajuan dalam


bidang pertanian, terutama hasil pertanian dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur
(Fertille Crescent).

2. Bidang Ilmu Pengetahuan

Pada Daulah Syafawiyah muncul ilmuwan-ilmuwan terkenal di antaranya


Baha al-Din al-Syaerazi (generalis ilmu pengetahuan), Sadr al-Din al-Syirazi (filsuf)
dan Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad (filsuf, ahli sejarah, teolog, yang
pernah mengadakan observasi atas kehidupan lebah). Ilmu fikih juga berkembang
baik pada saat itu, di antara tokohnya adalah Baharuddin Al-Amili, selain sebagai
pakar agama, ia juga sebagai ahli kebudayaan yang mengetahui persoalan-persoalan
dari berbagai segi.

3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni

Dalam bidang seni, arsitektur bangunan-bangunannya yaitu seperti yang


terlihat pada masjid Shah (1611 M) dan masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M). Unsur
seni lainnya juga terlihat pada hasil kerajinan tangan, keramik, permadani, karpet,
pakaian, tembikar dan lain-lain. Seni lukis juga sudah mulai muncul pada masa ini
tepatnya pada saat Sultan Tahmaps I berkuasa.

Daulah Syafawi telah memberikan kontribusinya mengisi peradaban Islam


melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan
seni dan gedung-gedung yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.
7 Sami bin Abdullah, atlas perang salim, Jakarta, 2009, hal.
22
B. HASIL OBSERVASI :
Buku yang dipelajari peserta Didik Kelas 11 Semester Ganjil di MAN 2
KOTA KEDIRI

1. Buku Khazanah Sejarah Kebudayaan Islam

I. Berdirinya Dinasti Bani Umayyah.

II. Perluasan Wilayah Islam Era Dinasti Umayyah.

III. Masa Kejayaan Dinasti Umayyah.

IV. Masa Keruntuhan Dinasti Umayyah.

V. Sejarah Dinasti Abbasiyah.

VI. Fase-fase Kekuasaa Dinasti Abbasiyah.

VII. Masa Kejayaan Dinasti Abbasiyah.

VIII. Keruntuhan Dinasti Abbasiyah.8

2. Buku Paket Siswa Sejarah Kebudayaan Islam

I. Proses Lahir Dan Fase-fase Pemerintahan Bani Umayyah.

II. Khalifah-khalifah Yang Terkenal Dan KEbijakan Pemerintahan Bani


Umayyah I.

III. Perkembangan Peradaban bani Umayyah I Damaskus.

IV. Masa Kelemahan Sampai Runtuhnya Bani Umayyah I Damaskus.

V. Proses Lahirnya Dan Fase-fase Pemerintahan Bani Abbasiyah.

VI. Khalifah-khalifah Abbasiyah Yang Terkenal Dan Kebijakan Pemerintahan


Abbasiyah.

VII. Proses Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Bani Abbasiyah.

8 Ngatmin Abbas Wahid and Suratno, Khazanah Sejarah Kebudayaan Islam, ed. by Tim El-Taj (Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2017).
23
VIII. Kehancuran Masa Bani Abbasiyah.9

3. Buku LKS siswa SKI

3.1 Mengevaluasi proses lahirnya daulah abbasiyah

3.2 Mengevaluasi Perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa daulah
abbasiyah

3.3 Mengevaluasi proses lahirnya daulah Usmani

3.4 Mengevaluasi perkembangan perdaban dan ilmu pengetahuan pada masa daulah
usamani

3.5 Mengevaluasi sejarah lahirnya daulah Mughal

3.6 Mengevaluasi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa daulah
Mughal

3.7 Mengevaluasi proses lahirnya daulah syafawi

3.8 Mengevaluasi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa daulah
syafawi

C. Perbandingan Buku
Dalam ketiga buku yang kami baca pada Buku Khazanah Sejarah kebudayaan
islam Maupun Buku paket Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Dan Lks Siswa sejarah
kebudayaaan islam, Ada kekurangan dan kelebihan dalam buku tersebut.

9 Miftachul Ula, Maria Ulfa, and M. Husein Tuanaya, Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam, 1st edn (Jakarta:
Kementrian Agama Republik Indonesia, 2014).
24
Buku Khazanah Sejarah Buku Paket Siswa Sejarah Buku LKS Siswa
Kebudayaan Islam Kebudayaan Islam Sejarah Kebudayaan
Islam

Dalam buku ini Dalam buku ini menjelaskan Dalam buku ini
menjelaskan berdirinya proses lahirnya Bani menjelaskan silsilah bani
dinasti Ummayah Umayyah sampai Runtuhnya abbasiyah
sampai masa keruntuhan Bani Umayah I Damaskus.
Dinasti Umayyah.

Dalam buku ini Dalam buku ini Menjelaskan Dalam buku ini
menjelaskan sejarah proses lahirnya Daulah menjelaskan fase
dinasti Abbasiyah Abbasiyah serta pemerintahan abbasiyah
hingga keruntuhan Perkembangan peradaban dan
Dinasti Abbasiyah, ilmu pendidikan pada masa
tetapi tidak menjelaskan Daulah Abbasiyah.
proses lahirnya daulah
Abbasiyah serta
perkembangan
peradaban dan ilmu
pengetahuan pada masa
Daulah Abbasiyah.

Dalam buku ini tidak Dalam buku ini tidak Dalam buku ini
menjelaskan Daulah menjelaskan Daulah Usmani. menjelaskan beberapa
Usmani. ilmuan islam pada masa
dinasti abbasiyah

Dalam buku ini tidak Dalam buku ini tidak Dalam buku ini
menjelaskan Daulah menjelaskan Daulah Mughal. menjelaskan kemajuan
Mughal. peradaban islam masa
daulah usmani

25
Dalam buku ini tidak Dalam buku ini tidak Dalam buku ini
menjelaskan Daulah menjelaskan Daulah Syafawi. menjelaskan sejarah
Syafawi. lahirnya daulah Mughal
dan strategi kebijakan
pemerintahan daulah
mughal

26
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sejarah proses penyebaran islam terjadi dari masa ke masa. Ada masa
abbasiyah, Mughal, syafawi dan Usmani. Secara keseluruhan, dinasti-dinasti tersebut
memiliki pengaruh besar dalam sejarah dunia Islam dan peradaban dunia secara
umum. Kontribusi mereka dalam bidang keilmuan, seni, dan sistem pemerintahan,
serta upaya mereka dalam mempromosikan toleransi dan keberagaman agama,
membuat mereka menjadi contoh yang penting dalam sejarah.

B. SARAN
Siswa dapat mengetahui sejarah-sejarah islam melalui buku SKI yang ada di
madrasah. SKI (sejarah kebudayaan islam) adalah sarana bagi siswa untuk belajar
tentang sejarah-sejarah islam. Hal ini sangat penting bagi siswa agar dapat
mengetahui perkembangan islam dari masa ke masa. Diharapkan bagi siswa untuk
mempelajari dengan tekun tentang sejarah kebudayaan islam dan perkembangan-
perkembangan yang ada di dalam buku SKI tersebut.

27
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah bin, Sami, 2009, jakarta, Atlas Perang Salim.

Amin, Mansyur, 2004, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: indonesia Sprit Fondation

Amin , Samsul Munir, 2010, Sejarah peradaban Islam, Jakarta, Amzah, Ajid

K, H. Hakim, ‘PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA DAULAH USMANI (Sejak Sultan


Mahmud II Sampai Menjadi Negara Turki Modern Oleh Mustafa Kemal)’, Al-Ishlah,
14.2 (2016), 285572

Yatim, Badri, 2016, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Depok Raja Garindo
Persada.

Thohir, Ajid, 2004 Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Ula, Miftachul, Maria Ulfa, and M. Husein Tuanaya, Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam,
1st edn (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2014)

Wahid, Ngatmin Abbas, and Suratno, Khazanah Sejarah Kebudayaan Islam, ed. by Tim El-
Taj (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2017)

Yatim, Badri, 2016, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Depok Raja Garindo
Persada.

28

Anda mungkin juga menyukai