Arsitektur Lansek Dan Merangkai Menata Bunga

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Arsitektur Lansek

Lansekap sering diartikan sebagai taman atau pertamanan. Menurut Norman T.


Newtown (1971) Arsitektur Lanskap adalah seni dan pengetahuan yang mengatur permukaan
bumi dengan ruang-ruang dan segala sesuatu yang ada di atas bumi untuk mencapai efisiensi,
keselamatan, kesehatan, dan kebahagiaan umat manusia. Menurut Simonds (1983), lansekap
merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh
seluruh indera manusia, dengan karakter menyatu secara alami dan harmonis unutk
memperkuat karakter lansekap tersebut. Menurut Suharto (1994) lansekap mencakup semua
elemen pada tapak, baik elemen alami (natural landscape), elemen buatan (artificial
landscape) dan penghuni atau makhluk hidup yang ada di dalamnya. Dapat disimpulkan,
pengertian lansekap adalah suatu lahan atau tata ruang luar dengan elemen alami dan elemen
buatan yang dapat dinikmati oleh indera manusia.
Secara umum Booth (1988) mengkategorikan elemen-elemen lansekap tersebut
kedalam 6 (enam) elemen dasar, yaitu :
1. Landform – bentukan lahan yang merupakan elemen sangat penting sebagai
tempat dimana elemen-elemen lainnya ditempatkan.
2. Tanaman – semua jenis tanamana yang dibudidayakan ataupun alami dari
penutup tanah sampai pohon, memerlukan pertimbangan khusus dalam
peletakkan menyesuaikan pertumbuhannya.
3. Bangunan – elemen lansekap yang membangun dan membatsi ruang luar,
mempengaruhi pemandangan, memodifikasi iklim mikro, dan mempengaruhi
organisasi fungsional lansekap.
4. Site structure – elemen-elemen yang dibangun dalam lansekap tertentu seperti
ramp, pagar, pergola, gazebo, kursi, dan lain sebagainya
5. Pavement – perkerasan merupakan elemen lanskap untuk mengakomodasi
penggunaan yang intensif di atas permukaan tanah.
6. Air – elemen yang bergerak, menghasilkan suara, dan bersifat reflektif.
Menurut Rustam Hakim (2000) dalam bukunya yang berjudul Komponen
Perancangan Arsitektur Lansekap, dikenal dua bagian besar material lanskap, yaitu material
lunak (soft material) dan material keras (hard material).
1. Material lunak (soft material) digolongkan menjadi dua jenis yaitu softscape dan
hardscape. Softscape adalah istilah yang digunakan untuk unsur-unsur material
yang berasal dari alam. Elemen softscape merupakan elemen yang dominan,
terdiri dari tanaman atau pepohonan dan air. Material Lunak (Soft Materials)
tanaman, dikenal dua macam tanaman ditinjau dari massa daunnya, yaitu 1)
Tanaman yang menggugurkan daun (Decidous plants), 2)Tanaman yang hijau
sepanjang tahun (Evergreen conifers).
2. Material keras (hard material) adalah unsur-unsur material buatan atau elemen
selain vegetasi yang dimaksudkan adalah benda-benda pembentuk taman, terdiri
dari bangunan, gazebo, kursi taman, kolam ikan, pagar, pergola, air mancur,
lampu taman, batu, kayu, dan lain sebagainya. Material Keras dibagi kedalam 5
(lima) kelompok besar yaitu 1) Material keras alami (organic materials), 2)
Material keras alami dari potensi geologi (inorganic materials used in their
natural state), 3) Material keras buatan bahan metal (inorganic materials used in
highly modified state), 4) Material keras buatan sintetis/ tiruan (synthetic
materials), 5) Material keras buatan kombinasi (composite material).
Prinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan atau rekayasa bentuk.
Prinsip-prinsip desain lansekap antara lain:
1. Keseimbangan – perasaan sama berat, perhatian atau daya tarik dari berbagai
komponen atau unsur dalam komposisi sebagai saran mencapai kesatuan. Bentuk-
bentuk keseimbangan yaitu, bentuk simetris (bersifat kaku, agung, impresif dan
formal), bentuk asimetris (memberikan kesan gerak dan bersifat santai), dan
bentuk memusat (kesan gerakan memusat ke satu titik)
2. Irama dan pengulangan – tindakan pengulangan suatu komponen atau unsur secara
teratur atau tidak teratur sehingga menghasikan irama berulang.
3. Penekanan dan aksentuasi – penempatan titik poin pada satu tapak dengan tema
visual pemersatu sebagai pusat perhatian.
4. Kesederhanaan – penghapusan semua konponen atau unsur lansekap yang tidak
penting yang tidak memberi kontribusi terhadap esensi dari komposisi rancangan
keseluruhan.
5. Kontras – perbedaan antara komponen atau unsur lansekap dapat memberi daya
tarik visual
6. Proporsi – hubungan anatara ukuran luas tapak, jenis kegiatan, dan jumlah elemen
lansekap
7. Space atau ruang – jarak interval atau terukur antara objek atau bentuk (dua
dimensi atau tiga dimensi)
8. Kesatuan – komposisi dari hubungan antara seluruh bagian individu.1

Merangkai dan Menata Bunga


Merangkai Bunga adalah seni mengorganisasikan elemen desain pada bahan tanaman,
wadah(vas) dan aksesoris lainnya sesuai dengan prinsip desain. Rangkaian bunga bisa
diaplikasikan pada berbagai bentuk. Ada yang dibuat dalam vas bunga/pot bunga, rangkaian
bunga dalam keranjang, rangkaian bunga tangan, bunga papan, karangan bunga pernikahan,
bunga duka cita dan lain-lain. Rangkaian bunga yang dibuat dalam pot bunga, ada yang
memakai media air dana ada yang memakai media gabus/busa.
1. Bahan Merangkai Bunga
a. Bunga
Pertama-tama, bahan yang perlu kita siapkan tentunya bunga. Ada banyak jenis bunga
yang bisa dibuat untuk rangkaian bunga, misalnya aster, mawar, anggrek dan lain-
lain. Beraneka ragam jenis tanamanbisa dipakai untuk campuran dalam merangkai
bunga, meskipun jenis tanaman tersebut tidak lazim dipakai untuk dekorasi bunga
pada umumnya. Misalnya saja dalam gaya wild menyuguhkan aneka daun, buah atau
bunga liar yang tumbuh dikebun, taman, serta hutan. Ketika anda baru membeli bunga
sebaiknya letakan bunga dan daun yang baru saja dibeli pada ember yang telah diberi
air agar tetap dalam keadaan segar, namun jangan biarkan air yang ternedam daun
digunakan kembali, karena mengandung CO2 yang dapat mematikan bunga.
Ada emapt jenis bunga yang dibedakan menurut fungsinya dalam rangkaian, yaitu.
1) Line Flowers. Bunga yang disebut dengan jenis line flowers adalah bunga yang
tangkai bungannya hanya satu dan panjang dengan kuntum bunga pada berbagai
tingkat perkembangan. Bunga jenis ini berfungsi membentuk kerangka desain
vertikal dan mengunjukkan tinggi dan lebar rangkaian, biasanya efektif
digunakan/diletakan pada bagian luar rangkaian. Bunga yang termasuk jenis line
flower antara lain snapdragons, gladiolus, sedap malam, dan lain-lain.
2) Mass Flowers. Bunga dengan jenis mass flower berfungsi untuk memberikan
kesan menggiring pandangan ke titik perhatian (fokal point) dan menambah kesan
banyak dan berat dari suatu desain. Selain itu, bunga jenis ini dapat digunakan
untuk mengisi bunga yang kosong dari rangkaian. Ciri-cirinya adalah satu kuntum
bunga utama yang tumbuh dan berkembang pada ujung satu tangkai bunga dan

1
Irfan S. Hasim, “Rancangan Elemen, Sistem Sirkulasi, Dan Tata Hijau Lanskap Pada Lahan Kontur
Di Hotel Padma Bandung”. Jurnal Reka Karsa. Vol. 3 No.1, 2015, h. 2-3.
berbebntuk bundar. Yang termasuk dalam jenis ini adalah bunga Carnation
(anyelir), mawar,krisan, dan lain-lain.
3) Form Flower adalah bunga-bunga dengan penampilan unik, baik warna maupun
bentuknya. Bunga-bunga dengan jenis ini bisa berfungsi sebagai aksen, atau titik
yang mencuri perhatian yang termasuk dalam jenis ini antara lain Erythronium,
Helikonia (bird of paradise), anggrek dan lain-lain.
4) Bunga dengan jenis filler flower adalah bunga yang memilki cabang yang banyak
dan menyebar, di maisng-masing cabang tumbuh bunga. Biasanya bunga jenis ini
berupa bunga-bunga yang lebat. Sesuai dengan namanya, bunga jemis filler
flowers berfungsi untuk mengisi ruang kosong, dan biasanya juga dimanfaatkan
untuk menutupi kawat kerangkai desain. Yang termasuk dalam jenis bunga ini
antara lain Hypericum Berries, Statice, Baby's Breath, aster dan lain-lain.
b. Wadah atau pot bunga
Pilih wadah dengan ukuran yang sesuai dengan rangkaian yang akan dibentuk.
Semakin besar wadah, bahan tanaman yang dibutuhkan tentu lebih banyak. Hindari
pot atau vas yang memiliki hiasan banyak, karena dapt mengurangi atau menganggu
daya tarik rangkaian bunga itu sendiri. Sebaiknya pilih wadah yang berwarna
netral,seperti coklat dan abu-abu atau hijau untuk menyelaraskan dengan bahan dan
latar belakang. Anda juga dapat menggunkan wadah dengan berbagi macam bahan,
seperti wadah dalam kaca, tanah liat/tembikar, porselein dan logam. Wadah kaca
biasanya dimaksudkan untuk memperlihatkan batang dari bunga.
c. Floral Foam (Gabus)
Floral foam atau gabus biasanya disebut dengan oase. Bahan ini digunakan untuk
tempat menancapkan bunga, biasanya sebagai media untuk bunga meja atau pot tanpa
air. Sebelumnya digunakan , rendam floral foam dalam ember air. Sampai hampir
mengapung, ini untuk memastikan meresapnya air dengan cukup.

2. Jenis Rangkaian Bunga


a. Hogart curve, rangkaian bunga dengan type S, type ini di buat oleh seorang seniman
Inggris, William Hogarth, pada periode Baroque.
b. Right Angle, type right angle yakni rangkaian bunga yang bikin sudut sikusiku.
c. Crescent, rangkaian bunga yang bikin 1/2 lingkaran seperti bentuk bulan sabit.
d. Horizontal, rangkaian bunga yang melebar dibuat bentuk garis horizontal
e. Segitiga (Triangle), rangkaian bunga yang dibuat bentuk segitiga.
f. Bundar (Round), rangkaian bunga yang berbentuk bundar.
g. Lonjong (Ovale), rangkaian bunga yang berbentuk lonjong/oval
h. Vertikal, rangkaian bunga yang bikin garis vertikal.
i. Kipas (Fan), rangkaian bunga yang berbentuk kipas
j. Invented-T, rangkaian bunga yang bikin huruf T terbalik
k. Diagonal, rangkaian bunga yang berbentuk garis diagonal miring.2

Referensi
Hasim, Irfan S., dkk. 2015. Rancangan Elemen, Sistem Sirkulasi, Dan Tata Hijau Lanskap
Pada Lahan Kontur Di Hotel Padma Bandung. Jurnal Reka Karsa. Vol. 3 No.1 : 2-3.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan. 2016.
Merangkai Bunga Kering Dan Bunga Buatan. Jakarta: Gerakan Indonesia Kompeten.

2
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Dan
Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan, Merangkai Bunga Kering Dan Bunga
Buatan (Jakarta: Gerakan Indonesia Kompeten, 2016)

Anda mungkin juga menyukai