Bagi LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGA PEMERIKSAAN KLORIDA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

PEMERIKSAAN KLORIDA (Cl) SECARA KUANTITATIF DENGAN


METODE ARGENTOMETRI CARA MOHR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek


Mata kuliah : Kimia Lingkungan
Dosen Pengampu : Juherah,
Skm.,M.Kes

Oleh :

Kelompok 7

1. Melisa Lapu PO714221211019


2. Nanda Putri Arwini PO714221211024
3. Winda Suci Pratiwi PO714221211040
4. Harvino Hesty Lidung PO714221211015
5. Putri PO714221211028
6. Widya Wati PO714221211039

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D. IV
2021

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klorida adalah ion dari atom unsur klorin. Klorin sendiri adalah atom
dengan muatan ion negatif yang mudah berikatan dengan unsur lain dengan
pelepasan ion klorida membentuk berbagai ikatan senyawa seperti potasium
klorida atau sodium klorida (garam).
Klorin secara alami berbentuk gas yang beracun yang larut oleh air,
baik dalam alam maupun tubuh manusia, umumnya dalam wujud klorida.
Kadar klorida dalam tubuh sekitar 0,15% dari berat total tubuh dan utamanya
ditemukan dengan sodium. Kurang dari 15% dari total klorida dalam tubuh
berada di dalam sel dengan konsentrasi terbesar terdapat pada sel darah merah.
Sebagai salah satu elektrolit penting, klorida bekerja sama erat dengan
sodium dan hidrogen (dalam bentuk hidroklorida) menghantarkan cairan
tubuh. Dengan demikian klorida berfungsi sebagai distribusi cairan tubuh serta
menjaga keseimbangan kation (ion positif) dan anion (ion negatif) dalam
jaringan tubuh. Klorida mudah diserap di usus kecil dan disingkirkan juga
dengan mudah oleh organ ginjal. Apabila kondisi memerlukan klorida,
ginjal dapat menyimpannya guna menjaga keseimbangan dan regulasi kadar
keasaman tubuh. Klorida bersama potasium juga ditemukan dalam sistem
pernafasan manusia. Berkeringat berlebihan yang bisa membuang potasium
tubuh juga ternyata mengurangi kadar klorida secara signifikan. Hal ini bisa
menyebabkan terjadinya defisiensi potasium dan klorida secara bersamaan.
B. Tujuan Praktikum
1) Mampu mengetahui peralatan yang digunakan saat pemeriksaan klorida
2) Mampu menjelaskan kandungan klorida dalam air.
3) Mampu mengetahui metode analisis yang digunakan dalam
penentuan kadar klorida.
4) Mampu menentukan kadar klorida dan kualitas air kran
dengan metode Mohr-Winkler yaitu titrasi argentometri
C. Manfaat
1. Dapat mengetahui peralatan yang digunakan saat pemeriksaan klorida
2. Dapat menjelaskan kandungan klorida dalam air.
3. Dapat mengetahui metode analisis yang digunakan dalam penentuan kadar
1
klorida.
4. Dapat menentukan kadar klorida dan kualitas air kran dengan metode
Mohr-Winkler yaitu titrasi argentometri.
D. Prinsip Praktikum
Untuk menetapkan kadar Cl- dalam sampel air sumur gali dapat
ditetapkan melalui metode titrasi argentometriTirasi argentometri.
Menurut Mohr-Winkler atau Water Codex titrasi ini menggunakan reagen
AgNO3 sebagai titran. Dalam suasana netral atau dalam larutan basa lemah,
ion khlorida diendapkan dengan AgNO3 menjadi AgCl.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Klorida
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron
untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-. Garam dari asam klorida
(HCl) mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, yang disebut Natrium
klorida dengan rumus kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan
Cl. Klorida dalam senyawa kimia, satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen
dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik.
Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah asam klorida (HCl),
sedangkan contoh sederhana senyawa organik (suatu atau organoklorida) adalah
klorometana (CH3Cl), sering disebut metil klorid (Panjaitan, 2009).
Klorin adalah bahan kimia yang penting untuk beberapa proses penurunan air,
penjangkitan dan dalam pelunturan. Klor merupakan salah satu zat desinfektan yang
sering digunakan dalam pengolahan air minum. Zat kimia lain yang dapat digunakan
sebagai desinfektan adalah ozon (O3), klordioksidan, dan sebagainya. Dua faktor penting
yang mempengaruhi proses desinfektan adalah waktu bereaksi dan konsentrasi zat
desinfektan. Ozon boleh juga digunakan untuk membunuh bakteria, dan ozon tidak
membentuk organoklin dan tidak tertinggal dalam air setelah perawatan (Jatilaksono,
2009).
Senyawa ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum
maupun sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium. Bila dilarutkan dalam
air, besi (III) klorida mengalami hidrolisis yang merupakan reaksi eksotermis
(menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang coklat, asam, dan
korosif, yang digunakan sebagai koagulan pada pengolahan limbah dan produksi air
minum. Larutan ini juga digunakan sebagai pengetsa untuk logam berbasis-tembaga pada
papan sirkuit cetak (PCB). Anhidrat dari besi (III) klorida adalah asam Lewis yang cukup
kuat, dan digunakan sebagai katalis dalam sintesis organik (Putranto, 2009).
Kebanyakan klorida larut dalam air, oleh karena itu klorida biasanya hanya
ditemui di kawasan beriklim kering, atau bawah tanah. Klorida biasanya dihasilkan
melalui elektrolisis natrium klorida yang terlarut dalam air. Bersama dengan klorin,
proses kloral kali ini menghasilkan gas hidrogen dan natrium hidroksida. Klor berasal
dari gas Cl2, NaOCl, Ca(OCl)2 atau larutan kaporit atau larutan HOCl (asam hipoklorit).
3
Dalam konsentrasi yang wajar, klorida tidak akan membahayakan bagi manusia. Rasa
asin terhadap air merupakan pengaruh dari klorida dalam jumlah konsentrasi sebesar 250
mg/L. Oleh karena itu, penggunaan klorida dibatasi untuk kebutuhan manusia (Alaerts
dan Ir. S. Sumetri, 1998).
Dalam jumlah kecil, mereka tidak berpengaruh. Dalam konsentrasi tinggi, mereka
menyebabkan masalah. Biasanya konsentrasi klorida rendah. Sulfat dapat lebih
bermasalah karena sulfat ada dalam konsentrasi yang lebih besar. Kadar rendah atau
menengah dari kedua senyawa ion tersebut menambah rasa segar ada air. Pada
kenyataannya, mereka dibutuhkan karena alasan ini. Jumlah konsentrasi yang berlebihan
dari keduanya tentu akan membuat air jadi tidak enak diminum (Anonim1, 2008).
Konsentrasi klorida pada dataran tinggi dan pegunungan biasanya relatif rendah,
sedangkan pada sungai dan air tanah biasanya sangat banyak jumlahnya. Konsentrasi
klorida yang juga sangat tinggi pada air laut yang menguap, kemudian mengalir ke
sungai. Karena itu, sungai dan air tanah memiliki tingkat klorida yang tinggi.
Khlorida di dalam air ada dalam bentuk terikat atau bebas sebagai ion Cl-.
Penetapan khlorida sangat penting untuk penetapan zat organik selain itu kandungan
khlorida yang tinggi didalam air dapat menyebabkan rasa asin dan endapan korosif pada
peralatan masak dan dapat merusak pipa-pipa air juga dapat mematikan tanaman. Pada
umumnya air buangan mengandung khlorida lebih tinggi dibandingkan dengan air tanah
karena sudah terkontaminasi, konsentrasi khlorida maksimum menurut SNI 06-6989.22-
2004 adalah 300 mg/L ppm. Ketetapan ini hanyalah untuk mencegah perubahan rasa air
dan bukan sebagai pencegah bahaya fisik.
Air mineral adalah air yang bebas dari mikroorganisme dan logam- logam berat
yang layak untuk dikonsumsi. Air mineral biasanya diproduksi untuk dipasarkan
sehingga kualitasnya harus memenuhi persyaratan untuk memenuhi persyaratan Standar
Nasional Indonesia.

4
B. Metode Dalam Menentukan Klorida
Untuk menentukan atau mengukur jumlah (kadar) klorida dalam air, dapat digunakan
metode berikut ini.
a) Mercurie Nitrate Method (metode HgNO3)
Menentukan banyak sedikitnya kandungan klorida dengan perbandingan Mohr
method (metode Mohr). Pada metode ini, indikator digunakan untuk menunjukkan adanya
kelebihan ion Hg2+.
Hg2+ + 2Cl-  HgCl2 (K = 2,6 x 10-15)
b) Mohr Method (Argentometric)
Metode ini merupakan metode yang dapat menghasilkan hasil yang lebih memuaskan
dari pada metode HgNO3. Metode Mohr ini menggunakan AgNO3 sebagai zat pentitrasi dan
menganjurkan menggunakan metode standar. Dalam proses titrasi ion klorida akan terbentuk
klorida dengan lapisan endapan putih perak.
Ag+ + Cl-  AgCl (Ksp = 3 x 10-10)
Indikator yang biasa digunakan untuk menentukan adanya ion Ag+ adalah potassium
chromate. Indikator ini akan mengubah warna putih perak menjadi endapan merah bata.
2Ag+ + CrO42-  Ag2CrO4 (Ksp = 5 x 102-) (Hanief, 2009).
Klorida dan sulfat dapat dihilangkan dari air dengan Reverse Osmosis. Deionisasi
(demineralisasi) atau destilasi juga akan menghilangkan klorida dan sulfat dari dalam air,
tetapi metode ini tidak cocok untuk perumahan dibanding reverse osmosis
C. Prinsip Metode Praktikum
Titrasi argentometri : Sejumlah tertentu sampel yang mengandung ion Cl-
diendapkan dengan penambahan larutan AgNO30,01 N dalam keadaan netral atau basa
lemah. Kemudian dititrasi menggunakan indikator penolftalein dengan titik akhir titrasi
dicapai pada saat larutan berubah dari warna kuning sampai berubah atau terbentuk warna
merah bata.
D. Reaksi
1. Reaksi Pembakuan
AgNO3(aq) + NaCl(aq)→ AgCl(s) ↓ putih + NaNO3(aq)
2AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) → Ag2CrO4(s)↓merah bata +
2KNO3(aq)

5
2. Reaksi sampel

AgNO3(aq) + Cl- (aq)→ AgCl (s) ↓ (putih) +3 NO


(aq) -

K2CrO4 (aq)+ 2AgCl (aq)→ Ag2CrO4 (s) ↓ (endapan merah bata) + 2KCl (aq)

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 November 2021 dilakukan
pada pukul 08.50 WIB-11.30 WIB di Laboratorium Kimia Kampus Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar.
B. Alat dan Bahan
a) Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kesadahan ini adalah :
1) Erlenmeyer
2) Buret
3) Klem dan Statif
4) Beacker glass
5) Gelas ukur 100 ml
6) Pipet tetes 10 ml
7) Balb
8) corong
b) Bahan
Bahan- bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1) Sampel air
2) NaOH 1 N
3) K2CrO4 1 ml
4) AgNO3 0,0141 N

C. Cara Kerja Pemeriksaan Klorida


1) 50 ml sampel air dan 50 ml aquades dimasukkan kedalam erlenmeyer masing-
masing 50 ml
2) Atur pH dengan menambahkan NaOH 1 N atau H2SO4 pada sampel air
3) Tambahkan 1 ml larutan K2CrO4 ke sampel air (A) dan aquades (B)
4) Titrasi dengan AgNO3 0,0141 N sampai terjadi perubahan warna merah bata pada
sampel air (A) dan aquades (B)
5) Catat hasil titrasi pada sampel air (A) dan aquades (B)

7
D. Rumus
Pemeriksaan Klorida (Cl)

1000× ( ml titrasi A−ml titrasi B ) × BM Cl(35,45)


Klorida =
C. A

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
 Diketahui :
ml titrasi aquades (B) : 2,5 ml
Contoh air : 50 ml

8
ml titrasi sampel air (A) : 14,9 – 29,2 =14,3
Awal : 14,9
Akhir : 29,2
 Perhitungan :
1000× ( ml titrasi A−ml titrasi B ) × BM Cl(35,45)
Klorida =
C. A

1000× ( 14,3 ml−2,5 ml ) × 35,45


=
50 ml

1000× 11,8 ×35,45


= 50

418,310
= 50

= 8366,2 mg/l
B. Pembahasan
Dalam percobaan kali ini di lakukan percobaan kadar klorida dalam sampel air
kran dengan menggunakan metode argeometrik. Klorida adalah ion yang terbentuk
sewaktu tidak mendapatkan satu elektro untuk membentuk suatu anion.Pada
percobaan yang di lakukan ini dengan menggunakan titrasi argometrik metode yang
di gunakan pada standarisa AgNO3 dengan NaCL adalah metode mohr dengan
indikator K2CrO4. Titrasi dengan cara ini dilakukan dalam keadaan suasana netral atau
dengan sedikit alkalis PH. Sebelum menentukan kadar NaCL terlebih dahulu
dilakukan standarisasi larutan NaCL, untuk memastikan keakuratan normalitas dari
AgNO3.
Pada pecobaan selanjutnya penepatan kadar klorida dalam sampel. Dimana
sampel yang di gunakan dalam percobaan ini adalah sampel air kran dan aquades
masing-masing 50 ml kemudian di tambahkan kkalium kromat sebanyak 1 ml
kemudian di titrasi dengan larutan AgNO3 yang telah distandarisasi. Pada tambahan
indicator K2CrO4 warna larutan yang tadinya bening berubah menjadi kuning
bening.Dengan tambahan ion AgNO3 dengan cara dititrasi akan berubah warna
menjadi merah bata. Setelah melakukan titrasi maka diperoleh volume pertama 14,9
ml, kemudian volume titrasi kedua adalah 29,2 ml sehingga rata-rata yang diperoleh
adalah 14,9 – 29,2 = 14,3

9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil analisis penetapan kadar khlorida (Cl-) pada sampel air sumur gali,
kami dapat menjelaskan kandungan khlorida dalam air, mengetahui metode-metode
dalam penentuan khlorida dan terampil dalam melakukan analisiskadar Cl- serta
kandungan khlorida dalam sampel sebesar 8366,2 mg/l.
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kita dapat
mengetahui konsentrasi klorida pada sampel air dengan dititrasi menggunakan larutan

10
AgNO3. Persyaratan kualitas air sumur gali yang sesuai dengan Permenkes, RI No
907/Menkes/SK/VII/2002, kadar maksimal klorida yang diperbolehkan untuk air
adalah 250 mg/l.

Rabu, 10 November 2021


DOSEN / INSTRUKTUR PRAKTIKAN

JUHERAH, ,SKM.,M.Kes WIDYA WATI


NIP: 196311986032011 NIM : PO714221211039

11

Anda mungkin juga menyukai