Langkah Langkah Penelitian Sanad Hadis
Langkah Langkah Penelitian Sanad Hadis
Langkah Langkah Penelitian Sanad Hadis
Contoh
ف ان غم عليكم ف اكملوا الع دة ثالثين, الشهر تسع وعشرون فال تصوموا حتى ترو الهالل والتفطروا ح تى ت روه
يوما
فاكملوا عدة شعبان ثالثين: فكملوا ثالثين وفي لفظ مسلم فاقدروا له ثالثين وفي لفظ البخاري:وفى لفظ حزيمة
ابن عمر ابن عباس ابو هريرة
بخاري نسائ
Dari contoh tersebut, hadis yang dicari mutabi’ dan syahidnya adalah hadis riwayat
Imam Syafi’I yang bersandar pada Qa’nabi. Contoh diatas sebagai muttabi’ tamnya
adalah hadis riwayat Qa’nabi adalah muttabi’ tam hadis riwayat Syafi’i. Sedangkan
muttabi’ qashirahnya adalah hadis riwayat Ibnu Huzaimah dan Imam Muslim.
Kemudian hadis riwayat an-Nasa’I adalah syahid lafdzi hadis riwayat Syafi’I, karena
menggunakan redaksi yang sama yaitu: فاكملوا العدة ثالثين يوما, sementara hadis riwayat
Imam Bukhari merupakan syahid ma’nawi dengan menggunakan redaksi: فاكملوا عدة
شعبان ثالثين.
(Al-Tirmizi berkata,) telah menyampaikan berita kepada kami (dengan metode al-sama’) Abu
Kuraib, telah menyampaikan kepada kami Abu Muawiyah (dengan metode sama), dari al-
A’masy, dari Abi Salih, dari Abi Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Setiap Nabi
tersedia baginya satu do’a mustajab (pasti dikabulkan oleh Allah SWT.). Dan aku masih
menyimpan permintaanku itu agar menjadi syafaaat untuk umatku, kelak, dan syafaatku itu-
Insya Allah- mencapai siapa saja dari umatku yang meninggal dunia dalam keadaan tidak
menyekutukan Allah dengan apapun selain-Nya”.
Setelah dilakukan kegiatan takhrij al-hadis, hadis di atas bersumber dari:
1. Al-Bukhari, Kitab al-Daawat, no. hadis 5829; dan al-Bukhari, Kitab al-Tauhid, no. hadis
6920.
2. Muslim, Kitab al-Imam, no. hadis 293, 294, 295, 296, 297, 298 dan 300.
3. Al-Tirmizi, kitab al-Dawat an Rasulillah, no. hadis. 3526.
4. Ibn Majah, kitab al-Zuhud, no. hadis 4297.
5. Ahmad Ibn Hambal, bab Baqi Musnad al-Muksirin, no. hadis 7389, 8602, 8780, 8935,
9140, 9185 dan 9920.
6. Malik, Kitab al-Nida’ li al-Salah, no. hadis 443.
7. Al-Darimi, kitab al-Riqaq, no. hadis 2685.
Kutipan hadis di atas diawali dengan haddatsana. Yang menyatakan kata itu adalah al-
Tirmizi yakni, penyusunan kitab al-Jami’. Karena al-Tirmizi sebagai mukharrij al-hadis, maka
dalam hal ini ia sebagai periwayat terakhir untuk hadis yang dikutip di atas.
Dalam mengemukakan riwayat, al-Tirmizi menyandarkan riwayatnya kepada Abu Kuraib.
Abu Kuraib yang disandari oleh al-Tirmizi tersebut, dalam ilmu hadis, disebut sebagai sanad
pertama. Dengan demikian, maka sanad terakhir untuk riwayat hadis di atas adalah Abu
Hurairah, yakni periwayat pertama karena dia sebagai sahabat Nabi yang bestatus sebagai
pihak pertama yang menyampaikan riwayat tersebut. Berikut ini dikemukakan urutan
periwayat dan urutan sanad untuk hadis di atas.
NAMA PERIWAYAT URUTAN SEBAGAI URUTAN SEBAGAI SANAD
PERIWAYAT
1. Abu Hurairah Periwayat I Sanad V
2. Abi Shalih Periwayat II Sanad IV
3. Al-A’masy Periwayat III Sanad III
4. Abu Muawiyah Periwayat IV Sanad II
5. Abu Kuraib Periwayat V Sanad I
6. Al-Tirmizi Periwayat VI Mukharrij al-Hadis
Dari daftar nama di atas tampak jelas bahwa periwayat pertama sampai dengan
periwayat keenam atau sanad pertama sampai sanad kelima, masing-masing satu orang.
Adapun lambang-lambang metode periwayatan yang dapat dicatat dari hadis tersebut
adalah haddasana, an, dan qala. Itu berarti terdapat perbedaaan metode periwayatan yang
digunakan oleh para periwayat dalam sanad hadis tersebut.
Dengan penjelasan di atas, maka dapat dikemukakan skema sanad al-Tirmizi sebagai
berikut:
Skema Sanad Hadis Riwayat al-Tirmizi Tentang Syafaat Nabi bagi Umatnya.
اللهرسول
ابي هريرة
قال
صالح ابي
عن
االعمش
عن
معاويةابو
عن
ابو كريب
حدثنا
الترمذي
عن قال
ان ابي هريرة عن
حدثني عن
ابي الزناد الزهري
اخبرنا عن
مالك شعيب
عن حدثني
اسماعيل ابواليمان
البخاري
حدثنا حدثنا
Skema Sanad Imam Muslim
رسول هللا
b. Abu Kuraib
1). Nama lengkapnya: Muhammad Ibn Ala Ibn Kuraib al-Hamdani, atau Abu Kuraib al-
Kufi al-Hafidz (w. 248 H)
2). Guru dan muridnya di bidang periwayatan hadis: Guru-gurunya antara lain: Abd Allah
Ibn Idris, Hafz Ibn Qiyas, Abu Bakar Ibn Ayyas, Hasyim, Ibn al-Mubarak, Abu Muawiyah
al-Darir, Waki’, Muhammad Ibn Basyar al-Aqdi. Murid-muridnya antara lain: Jamaah,
Abu Hatim, Abu Zurah, Usman Ibn Khazraj, Abdullah Ibn Ahmad Ibn Hambal.
3). Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya:
a). Ibn Abi Hatim: Abu Kuraib saduq.
b). Marrah: Abu Kuraib siqah.
c). Abu Amr: Dia ahfaz
d). al-Hasan Ibn Abi Sufyan berkata: Muhammad Ibn Abd Allah Ibn Numair berkata:
“Tidak ada di Irak yang telah banyak hadisnya daripada Abu Kuraib”.
e). Abu Amr Ahmad Ibn Nasr al-Khaffaf berkata:”Aku tidak melihat para syaikh
setelah Ishaq yang lebih kuat hafalannya daripada Abu Kuraib.
Tidak seorangpun kritikus hadis yang mencela pribadi Abu Kuraib, karena beliau adalah
periwayat yang tsiqah. Dalam periwayatannya, Abu Kuraib memakai lambang al-
tahammul wa al-ada’ dari Abu Muawiyah dapat dipercaya. Hal ini berarti antara
keduanya sanadnya bersambung.
c. Abu Muawiyah
1). Nama lengkapnya: Muhammad Ibn Khazim al-Tamimi al-sadi, Abu Muawiyah al-Darir
al-Kufi (w. 195 H).
2). Guru dan muridnya di bidang periwayatan hadis. Guru-gurunya antara lain: Asim al-
Ahwal, Abu Malik al-Asyjai, Said, al-A’masy, Dawud Ibn Abi Hindi, Ja’far Ibn Barqain,
Suhail Ibn Abi Salih, Abu Sufyan al-Sadi. Murid-muridnya antara lain: Ibrahim, Ibn Juraij,
Yahya al-Qattan, Ahmad Ibn Hambal, Ishaq Ibn Rahawaih, Abu Kuraib, Muhammad Ibn
salam al-Baikandi, Muhammad Ibn Abdullah An-Numair.
3). Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya.
a). Muawiyah Ibn Salih: Dia adalah sahabat al-Amasy yang paling kokoh.
b). Ibn al-Kharasy: Dia adalah saduq
c). Ibn Hibban: Dia orang yang hafidz lagi teliti
d). Ibn Abi Hatim: Dia adalah orang paling kokoh ingatannya.
Abu Muawiyah telah disepakati ta’dilnya oleh para ulama’ kritikus hadis, beliau
berperingkat tsiqah. Walaupun beliau menggunakan lambang al-tahammul wa al-Ada’
dalam menerima riwayat hadis dari al-A’masy, namun belaiu adalah perawi yang tsiqah
dan salah seorang murid dari al-Amasy adaalh bersambun. Hadis sepakat memberikan
pujian yang tinggi kepad al-A’masy adalah bersambung.
Para krtikus
d. Al-A’masy
1). Nama lengkapnya: Sulaiman Ibn Mahrus al-Asadi al-Kalili (w.147 H). Beliau adalah
budak dari Abu Muhammad al-Kufi al-Amasy.
2). Guru dan muridnya di bidang periwayatan hadis: Guru-gurunya antara lain: Anas, Abd
Allah Ibn Abi Auf, Zaid Ibn Wahb, Abu Wail, Abu Amr al-Syaibani, Qais Ibn Abi Hazm, Abu
Hazim al-Asyjai. Murid-muridnya antara lain: al-Hakim Ibn Utaibah, Zubaid al-Yami, Abu
Ishaq al-Sabi, Sulaiman al-Taimi, Suhail Ibn Abi Salih, Jarir Ibn Hazim, Abd Allah Ibn Idris
Ibn al-Mubarak.
3). Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya:
a). Al-Ajli: Dia adalah orang yang tsiqah lagi kokoh ingatannya
b). Ibn Main: Tsiqah
c). Al-Nasai: Tsiqah sabt
Para kritikus hadis sepakat memberikan pujian yang tinggi kepada al-A’masy bahwa
beliau adalah periwayat hadis yang tsiqah. Walaupun beliau menggunakan lambang
lahamul wa al-ada’ an dalam menerima riwayat hadis dari Abu Salih, namun beliau
adalah seorang perawi yang dapat dipercaya dan salah seorang murid dari Abu Salih,
sehingga antara al-A’masy dan Abu Salih ada persambungan sanad hadis.
e. Abu Salih
1). Nama lengkapnya: Zakwan, Abu Salih al-saman al-zayyat al-Madani (w. 101 H), budak
Juwariyah bint. Al-Ahmas al-Qatafani.
2). Guru dan muridnya dibidang periwayatan hadis: Guru-gurunya antara lain: Abu
Hurairah, Abu al-Darda’, Abu Said al-Khudri, Uqail Ibn Abi Talib, Jabir, Ibn Umar,
Muawiyah, Ummi Habibah, Ummi Salamah. Murid-muridnya antara lain: Suhail
(anaknya), Salih, Abd Allah, Ata Ibn Abi Rubah, Abdullah Ibn Rubah, Abdullah Ibn Dinar,
Raja Ibn Hiwah, Zaid Ibn Aslam, al-A’masy, Abu Hazim Salamah Ibn Dinar.
3). Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya:
a). Abdullah Ibn Muhammad: Tsiqah
b). Ibn Main: Tsiqah
c). Abu Hatim: Tsiqah, Salih al-Hadis
d). Al-saj’i: Tsiqah saduq
e). Al-Ijli: Tsiqah
f). Ibn Sad: Tsiqah
Pujian kepada beliau yaitu tsiqah. Meskipun dalam periwayatan hadisnya menggunakan
lambang al-tahammul wa al-ada’ an, namun beliau adalah periwayat hadis yang dapat
dipercaya maka sanad antara dirinya dengan Abu Hurairah adalah bersambung.
f. Abu Hurairah
1). Nama lengkapnya: Abd al-rahman Ibn sakhr, namun beliau terkenal dengan sebutan
Abu Hurairah (w.57 H).
2). Guru dan muridnya di bidang periwayatan hadis: Guru-gurunya antara lain: Nabi
Muhammad SAW., Abu Bakar, Umar, fadl Ibn Abbas Ibn Abd al-Muttalib, Ubay Ibn Ka’b,
Usman Ibn Zaid, Aisyah. Murid-muridnya antara lain: al-Muharrir (anaknya), Ibn Abbas,
Ibn Umar, Anas, Jabir, Marwan Ibn al-Hakam, Said Ibn al-Musayyib, Abdullah Ibn Abd al-
Rahman, Ata Ibn Yazid al-Laisi, Yusuf Ibn Mahak, Abu salih Ibn al-saman, Naim Ibn
Abdullah al-Mujmar, Hammam Ibn Munabbih.
3). Pernyataan para kritikus hadis tentang dirinya:
a). Al-Bukhari: Ada kurang lebih 800 orang yang mengambil riwayat darinya, baik dari
kalangan sahabat, tabi’in maupun lainnya.
b). Al-Araj: Abu Hurairah paling banyak meriwayatkan hadis dari rasulullah.
c). Ibn Umar: Abu Hurairah adalah seorang yang lebih baik dan tahu (tentang hadis)
dariku.
d). Talhah Ibn Ubaidillah: Ia adalah seorang yang begitu dekat dengan Nabi SAW. dan
tidak diragukan lagi bahwa ia mendengar dari Nabi SAW. sesuatu yang tidak kita dengar.
Abu Hurairah adalah seorang sahabat yang dekat dengan Nabi SAW., beliau banyak
meriwayatkan hadis sehingga tidak diragukan lagi keadilannya. Tidak ada seorang
kritikus hadis yang mencela pribadinya dalam menyampaikan hadis. Lambang al-
tahammul wa al-ada’ yang beliau gunakan adalah qala. Menurut sebagian ulama’, kata
qala merupakan salah satu bentuk berita yang menunjukkan bahwa hadis yang
disampaikan oleh seorang sahabat diterima dari Nabi dengan cara al-sama’. Dengan
demikian sanad antara Abu Hurairah dengan Nabi bersambung.
1. Meneliti kemungkinan adanya syuzuz dan illah
Kekuatan sanad al-Tirmizi yang diteliti ini makin meningkat bila dikaitkan dengan
pendukung berupa mutabi’. Sanad yang memiliki mutabi’ terletak pada sanad-sanad
pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima. Dengan demikian, semua sanad memiliki
mutabi’. Hanya sanad terakhir, yaitu sahabat Abu Hurairah yang tidak memiliki syahid.
Ketiadaan syahid bagi periwayat yang bersangkutan karena sahabat Abu Hurairah adalah
orang yang tsiqah tanpa syarat. Secara keseluruhan, dukungan yang berasal dari sanad-
sanad al-Bukhari, Muslim, Ibn Majah, dan Ahmad Ibn Hambal telah makin menambah
kekuatan sanad al-Tirmizi bila ternyata semua sanad dari para mukharij itu berkualitas sahih
juga.
Dengan alasan-alasan tersebut, sangat kecil kemungkinan-nya bahwa sanad al-
Tirmizi yang diteliti ini mengandung syuzuz (kejanggalan) ataupun illat (cacat). Karena, telah
memenuhi syarat apabila sanad al-Tirmizi yang diteliti ini dinyatakan terhindar dari syuzuz
dan illah.
D. Mengambil Kesimpulan
Melihat analisa sanad hadis di atas, dapat dilihat bahwa seluruh periwayatan hadis
dalam sanad al-Tirmizi di atas bersifat Tsiqah dan sanadnya bersambung dari sumber
hadis yakni Nabi sampai kepada periwayat terakhir al-Tirmizi yang sekaligus sebagai
mukharrij al-Hadis. Hal ini berarti sanad hadis yang diteliti. Sanad hadis tentang “syafa’at
Nabi kepada Umatnya” yang diriwayatkan oleh al-Tirmizi berkualitas shahih al-Sanad.