Ebp - PHBS Kelompok 1
Ebp - PHBS Kelompok 1
Ebp - PHBS Kelompok 1
Disusun Oleh :
Dina Sobarina : 1490121018
Angga Rai Gunawan : 1490121030
Siti Aisyah : 1490121034
Ika Komalasari : 1490121028
Karina Agustin : 1490121037
Sri Wahyuni : 1490121044
Novia Puspita Dewi : 1490121063
Ayu Nuraini : 1490121107
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat beserta salam semoga tetap
tercurah kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari
zaman kegelapan menuju zaman yang penuh peradaban. Atas kemudahan yang telah
diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya dengan judul
“Evidence Based Practice : Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Dengan Status
Diare Kepada An. M.R Di Ruang Melati 5”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Daniel Akbar Wibowo,
S.Kep.,Ners.,M.M.M.Kep selaku pembimbing akademik stase Keperawatan Anak dan kepada
Bapak Jajang Zaenal,S.Kep., Ners selaku pembimbing Klinik di ruang Melati 5 yang telah
memberikan dukungan sehingga tugas ini dapat terselesaikan..
Semoga tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi kita semua.
Aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan buang air besar lebih dari 4 kali dalam satu hari dan merupakan
masalah kesehatan masyarakat, terutama pada balita. Diare dapat dicegah apabila
masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan sangat
berkaitan dalam upaya memperbaiki perilaku. Meningkatnya pengetahuan akan
memberikan hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku. Pengetahuan
merupakan inti yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku, karena perilaku yang
didasari pengetahuan akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari
pengetahuan.
Angka prevalensi kejadian diare di Indonesia berdasarkan hasil riset kesehatan
dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi diare semua umur adalah 3,5 %, dengan
prevalensi tertinggi pada provinsi Papua yaitu 14,7 % dan prevalensi terendah pada
provinsi Bangka Belitung yaitu 3,4 %. Sedangkan prevalensi diare balita secara umum
adalah 6,7%, dengan prevalensi tertinggi pada provinsi Aceh yaitu 10,2% dan prevalensi
terendah pada provinsi Kalimantan Timur yaitu 3,3% (Kemenkes, 2013). Hasil Riset
Kesehatan Dasar (2013) menyatakan bahwa prevalensi diare semua umur pada provinsi
Jawa Barat yaitu 3,9%. Sementara pravelensi diare balita pada provinsi Jawa Barat yaitu
7,9% (Kemenkes, 2013). Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2016,
ditemukan bahwa angka kesakitan diare per 1000 penduduk mencapai 214. Dimana pada
tahun tersebut, jumlah kasus Diare yang ditangani yakni berjumlah 1,032,284 kasus
(Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2016). Sedangkan angka prevalensi di RSUD Dr Soekardjo
di Ruang Melati 5 dalam 3 bulan terakhir yaitu, 147 balita, bulan September sebanyak 36
orang, oktober 44 orang, November 67 orang.
Salah satu faktor berpengaruh dalam kejadian diare adalah Perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
praktik mencuci tangan sebelum makan, praktik mencuci tangan setelah BAB, praktik
mengelola makanan, kepemilikan jamban, kondisi SPAL dan kualitas air bersih dengan
kejadian diare pada balita (Kamilla dkk, 2012). Hasil Penelitian tersebut menunjukkan
ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada tatanan
rumah tangga di Daerah Kedaung Wetan Tangerang (Wiharto & Reza, 2015).
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus dimulai dari unit
terkecil masyarakat yaitu PHBS di rumah tangga sebagai upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan atau kegiatan kesehatan di masyarakat
(Departemen Kesehatan RI, 2009). Atas dasar tersebut, peneliti ingin mengetahui
hubungan karakteristik responden dan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah
tangga dengan kejadian diare pada balita
B. Tujuan
Tujuan dari intervensi aplikasi jurnal ini adalah untuk mengetahui Hubungan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Status Diare Kepada An. M.R Di
Ruang Melati 5 RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya.
BAB II
TINJAUAN JURNAL (PICOT/S)
Judul artikel,
Pernyataan
No Nama peneliti P I C O T/S
Kunci
dan Tahun
1 Judul : - Masalah klinik - Peneliti ini Dalam Terdapat Desain Perilaku hidup
hubungan dari jurnal ini menggunakan penelitian ini hubungan antara penelitian ini bersih dan sehat,
antara perilaku adalah untuk metode survey tidak ada perilaku hidup menggunakan balita, diare.
hidup bersih mengetahui analitik perbandingan bersih dan sehat survey analitik
dan sehat apakah ada dengan antara hasil (PHBS) tatanan dengan
(PHBS) hubungan rancangan penelitian pendektan
rumah tangga
tatanan rumah antara perilaku cross-sectional maupun teori. cross-
dengan kejadian
tangga dengan hidup sehat study. sectional
kejadian diare diare pada balita
(PHBS) dengan - Tehnik
pada balita dengan nilai p
kejadian diare penelitian
Peneliti : value 0,000
pada balita. dilakukan
Laila Jamil (<0,05).
- Populasi dari menggunakan
Faikhotul penelitian ini metode cluser
Jannah adalah sebanyak random
Tahun : 2019 3984 anak sampling
balita di daerah - Sampel dalam
kelurahan penelitian ini
mangunjaya adalah 90
anak balita
BAB III
HASIL APLIKASI JURNAL
1. Implementasi / Metode Pelaksanaan
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi
1 Deficit pengetahuan Tujuan Panjang: a. Memberikan a. Untuk mengetahui a. Memberikan
setelah dilakukan informasi kepada cara berprilaku hidup informasi/pendidikan
tindakan keperawatan keluarga yang bersih dan sehat di kesehatan kepada keluarga
selama 6x24 jam mempunyai balita tatanan rumah An.M.R tentang perilaku
diharapkan masalah tentang perilaku tanggaterutama hidup bersih dan sehat
dapat teratasi hidup bersih dan keluarga yang (PHBS) di tatanan rumah
Tujuan Pendek: sehat mempunyai anak tangga.
Setelah dilakukan balita (hasil: pasien mengetahui
tindakan keperawatan cara berprilaku hidup bersih
selama 3x24 jam dan sehat di tatanan rumah
diharapkan masalah tangga.)
dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
- Keluarga mampu
menjelaskan tentang
perilaku hidup bersih
dan sehat
- Keluarga Mampu
menjelaskan tentang
penyakit yang di
derita
2. Hasil Implementasi
Tindakan Memberikan informasi/pendidikan kesehatan kepada keluarga An.M.R
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga yaitu pemberian ASI,
menggunakan air bersih yang cukup, mencuci tangan, menggunakan jamban yang sehat,
membuang tinja bayi dengan benar, imunisasi dan penyehatan lingkungan.
Hasil penatalaksanaan dari jurnal yang ditemukan oleh penulis, penulis
melakukan implementasi kepada An.M.R dengan hasil keluarga An.M.R dapat
mengetahui tata cara berprilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga.
BAB IV
PEMBAHASAN
Diare merupakan buang air besar lebih dari 4 kali dalam satu hari dan
merupakan masalah kesehatan masyarakat, terutama pada balita. Diare dapat dicegah
apabila masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengetahuan.
Pengetahuan sangat berkaitan dalam upaya memperbaiki perilaku. Meningkatnya
pengetahuan akan memberikan hasil yang cukup berarti untuk memperbaiki perilaku.
Pengetahuan merupakan inti yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku, karena
perilaku yang didasari pengetahuan akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang
tidak didasari pengetahuan.
Penyakit diare salah satunya dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan
perilaku manusia yang tidak sehat (Kemenkes RI, 2011). Semakin sehat lingkungan
sekitar dan semakin sehat perilaku manusia maka semakin rendah angka kejadian
diarenya. Upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan diare balita yaitu melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga, yaitu pemberian
ASI, makanan pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, mencuci
tangan, menggunakan jamban yang sehat, membuang tinja bayi dengan benar,
imunisasi dan penyehatan lingkungan. Meningkatkan pengetahuan masyarakat
termasuk pengetahuan tentang kebersihan kesehatan dan perilaku cuci tangan yang
benar juga dapat mengurangi angka kesakitan diare sebesar 45% (Alisjahbana, dkk,
2011).
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus dimulai dari unit
terkecil masyarakat yaitu PHBS di rumah tangga sebagai upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan atau kegiatan
kesehatan di masyarakat (Departemen Kesehatan RI, 2009). Atas dasar tersebut,
peneliti ingin mengetahui hubungan karakteristik responden dan perilaku hidup bersih
dan sehat tatanan rumah tangga dengan kejadian diare pada balita
Salah satu faktor berpengaruh dalam kejadian diare adalah Perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara praktik mencuci tangan sebelum makan, praktik mencuci tangan
setelah BAB, praktik mengelola makanan, kepemilikan jamban, kondisi SPAL dan
kualitas air bersih dengan kejadian diare pada balita (Kamilla dkk, 2012). Hasil
Penelitian tersebut menunjukkan ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat
dengan kejadian diare pada tatanan rumah tangga di Daerah Kedaung Wetan
Tangerang (Wiharto & Reza, 2015).
BAB V
SIMPULAN SARAN
A. Simpulan
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) kepada keluarga An.M.R selama 4x24 jam , keluarga An.M.R dapat mengetahui
tata cara berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga dan keluarga pasien
khususnya ibu An.M.R menerapkannya setiap hari. Hal ini sesuai dengan penelitian
Noviati Fu Laila Jamil Faikhotul Jannah dan yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada balita di
tatanan rumah tangga.
B. Saran
Diharapkan untuk melakukan penelitian primer lebih lanjut agar dapat
memperbaiki kekurangan yang sudah disampaikan oleh penulis.