Revisi Diare 19010 Rofiqi V
Revisi Diare 19010 Rofiqi V
Revisi Diare 19010 Rofiqi V
2021
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
DAFTAR ISI 2
PENGERTIAN 3
GEJALA 5
PATOFISIOLOGI 5
KLASIFIKASI 6
ETIOLOGI 6
FAKTOR RESIKO 7
DIAGNOSIS 7
TATA LAKSANA 9
PENGENDALIAN 10
DEFINISI SECARA CM 11
TERAPI SECARA CM 14
PUSTAKA 15
PENGERTIAN
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari
biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak diare
didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kgBB/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal
bayi sebesar 5-10 g/kgBB/24 jam (Juffrie, 2010).
Menurut world health organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air
besar yang lebih dari biasa, yaitu 3x atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah
atau tinja yang berdarah.
Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer labih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa lendir
dalam tinja.Diare akut adalah diare yang timbul secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada
bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Mansjoer, dkk, 2000 dalam Wicaksono, 2011).
Anatomi fisiologi pencernaan manusia diawali dari mulut sampai anus, menurut Pearce (2009),
anatomi fisiologi sistem pencernaan manusia yaitu :
1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan yang terdiri atas dua bagian luar yang sempit
(Vestibula) yaitu ruangan diantara gusi dengan bibir dan pipi.Bagian dalam yang terdiri atas rongga
mulut. Didalam mulut terdapat lidah yang merupakan organ otot yang di lapisi mukosa, merupakan
alat bantu pada proses mengunyah (mastikasi), menelan (deglution), bicara (speech) dan pengecap,
kemudian terdapat kelenjar air utama yaitu :glandula parotis, glandula sublingualis. Selain lidah
terdapat pula gigi yang merupakan salah satu alat bantu sistem pencernaan karena berperan sebagai
alat pengunyah dan bicara.
2. Pharing
Pharing atau tekak merupakan suatu saluran mukosa fibrosa, panjang kira-kira 12 cm, terbentang
tegak lurus antara basis cranii yaitu setinggi vertebra cervikalis VI hingga ke bawah setinggi
tulang rawan cricoidea. Jadi pharing penting untuklalunya bolus (makanan yang sedang dicerna
mulut) dan lalunya udara.
3. Esophagus (kerongkongan)
Esophagus merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri dari jaringan otot yang terbentang
mulai setinggi kartilago cricoidea dan bermuara pada lambung yang merupakan lanjutan lambung.
4. Lambung
Lambung yang merupakan bagian terlebar dari Tractus Gastrointestinal dan merupakan lanjutan
dari esophagus, bentuknya seperti huruf “ J “ terletak di bagian atas agak kekiri sedikit pada rongga
abdomen dibawah diafragma. Fungsi lambung sebagai pencernaan makanan secara mekanis dan
kimiawi, sebagai bacterisid oleh asam lambung HCL dan membantu proses
penyembuhan eritrosid.
5. Usus Halus
abdomen terletak sebelah bawah lambung dan hati, panjang kurang lebih 7 meter. Usus halus
dibagi menjadi :
a) Duodenum
Disebut juga usus dua belas jari.Panjang kira-kira 20 cm, berbentuk sepatu kuda
melengkung kekiri.Pada lengkungan ini terdapat pankreas.Bagian kanan terdapat selaput
lendir yaitu papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan yang banyak
mengandung kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi getah intestinum yang disebut
kelenjar brunner.
b) Yeyenum dan Ileum
Panjangnya sekitar 6 cm. lekukan Yeyenum dan Ileum merekat pada dinding
abdomen posterior lipatan peritoneum yang dikenal sebagai mesentrum.Ujung
bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantara luang orifisium
ileosinkalis.Didalam tunica propria (bagian dalam tunica mukosa) terdapat jaringan-
jaringan limfoid, nodui lymphatici yang ada sendiri-sendiri atau berkelompok. Sementara
di ileum plicae cirkulares dan villi akan berkurang, sedangkan
kelompok noduli tympathici akan menjadi banyak, tiap kelompok berkisar antara 20 noduli
tympathici. Kumpulan kelompok ini disebut plaque payeri, yang menjadi tanda khas ileum.
Fungsi dari usus halus antara lain menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna, menyerap
protein dalam bentuk asam amino, menyerap karbohidrat dalam bentuk emulasi lemak.
6. Usus Besar
Usus besar merupakan lanjutan dari usus halus yang tersusun seolah-olah seperti huruf “ U “
terbalik dan mengelilingi usus halus, panjangnya kurang lebih 140 cm terbentang
dari valvula ileocaecalis sampai anus. Usus besar terdiri dari colon asendens, colon transversum,
colon desenden dan sigmoideum.Fungsi usus besar adalah untuk absorbsi air untuk kemudian sisa
masa membentuk masa yang semisolid (lembek) disebut feses.
7. Anus
Anus merupakan bagian dari salauran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar,
terletak didasar pelvis dindingnya diperkuat oleh tiga spinter yaitu :
a) Pinter ani intermus, bekerja tidak menurutkehendak
b) Spinter levator ani, bekerja tidak menurutkehendak
c) Spinter ani ekstermus, bekerja menurut kehendak.
GEJALA
BAB lebih dari 3 kali, dengan konsistensi lembek, ada/tanpa darah. Gejala awal diare adalah anak gelisah, menjadi cengeng,
suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare. Hal
tersebut dapat menyebabkan dehidrasi, karena banyak kehilangan air dan elektrolit. Gejala muntah dapat timbul sebelum dan
sesudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit akhirnya tampak dehidrasi yaitu berat badan turun,
turgor kulit menurun, mata dan ubun–ubun cekung, selaput lendir dan mulut ikut kering. Bila dehirasi berat maka volume
darah akan berkurang
PATOFISIOLOGI
Menurut Hidayat (2008), bahwa proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh
berbagai kemungkinan faktor diantaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat
diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam saluran
pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa
usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi
perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri
akan menyebabkan sistem transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa
mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
Kedua, faktor malabsorbsi merupakan kegagalan yang dalam melakukan
absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kerongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga
usus sehingga terjadilah diare.
Ketiga, faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksik yang ada tidak mampu
diserap dengan baik.Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang
mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian
menyebabkan diare.Keempat, faktor psikologi dapat mempengeruhi terjadinya
penyerapan makanan yang dapat mengakibatkan diare.
KLASIFIKASI
Diarc akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri,
parasit, virus), keracunan makanan, efek obat-obat dan Iain-lain. Menurut World
Gastroenterology Organisation Global Guidelines (2005), etioiogi diare akut
dibagi atas empat penyebab: bakteri, virus, parasit dan non-infeksi (Simadibrata
dan Daldiyono, 2006). Berikut beberapa etioiogi diare akut diantaranya:
1. Diare akibat infeksi yang dibagi menjadi infeksi entemal dan infeksi
parenteral.
Balantidium coli.
B. Infeksi melalui parenteral infeksi dapat terjadi akibat: Otitis Media Akut
(OMA), pneumonia.
combination.
FAKTOR RESIKO
Kondisi imunitas tubuh rendah, seperti pada orang-orang dengan penyakit autoimun, penyakit
kekurangan antibodi Imunoglobulin, dan AIDS. Jika daya tahan tubuh rendah, maka bakteri, virus,
dan parasit mudah menyerang, sedangkan tubuh sendiri tidak mampu memerangi infeksi karena
daya tahan tubuh yang rendah sehingga menyebabkan diare kronis.
Gangguan kesehatan mental, seperti panik, cemas, dan stress yang merupakan faktor risiko untuk
terjadinya Irritable Bowel Syndrome (IBS) sehingga menyebabkan diare kronis.
DIAGNOSIS
Anamnesa
Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut : lama diare, frekuensi, volume, konsistensi
tinja, bau, ada atau tidak adanya berlendir dan darah. Bila disertai muntah ; volume dan
frekuensinya. Kencing : biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir.
Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas atau penyakit lain yang
menyertai seperti : batuk, pilek, otitis media, campak. Tindakan yang telah dilakukan ibu selama
diare : memberi oralit, membawa berobat ke puskesmas atau ke rumah sakit dan obat-obatan
yang diberikan serta riwayat imunisasinya (Subagyo, Bambang dan Nurtjahjo, 2012).
B. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu
tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan
darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama dehidrasi : kesadaran, rasa haus dan turgor kulit
abdomen dan tanda-tanda tambahan lainnya : ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata : cowong
atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa dan lidah kering atau basah.
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus yang lemah atau
tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary
refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi (Subagyo, Bambang dan Nurtjahjo, 2012).
TATA LAKSANA
parenteral, sebenarnya antibiotik baru boleh diberikan kalau pada pemeriksaan laboratorium
dapat ditemukan bakteri patogen. Karena pemeriksaan untuk menemukan bakteri ini
kadang-kadang sulit atau hasil pemeriksaan datang terlambat, antibiotika dapat diberikan
dengan memperhatikan umur penderita, perjalanan penyakit, sifat tinja dan sebagainya
(Suharyono dkk., 1994).
2) Pengobatan simptomatik
a) Obat-obat anti diare: Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare
secara cepat seperti antispasmodik/spasmolitik atau opium (papaveri, extraktum belladona,
loperamid, kodein, dan sebagainya) justru akan memperburuk keadaan karena akan
menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus dan akan menyebabkan terjadinya
perlipat gandaan (overgrowth) bakteri, gangguan digesti dan absorbsi. Obat-obat ini
berkhasiat untuk menghentikan peristaltik, tetapi akibatnya sangat berbahaya karena
penderita akan terkelabui. Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah
kembung dan dehidrasi bertambah berat yang berakibat fatal untuk penderita (Noerasid
dkk., 1988).
b) Adsorben: Obat-obat adsorben seperti kaolin, pektin, charcoal (norit, tabonal), bismut sub
bikarbonat dan sebagainya, telah dibuktikan tidak ada manfaatnya.
c) Stimulans: Obat-obat stimulans seperti adrenalin, nikotinamide dan sebagainya tidak akan
memperbaiki renjatan atau dehidrasi karena penyebab dehidrasi ini adalah kehilangan
cairan sehingga pengobatan yang paling tepat adalah pemberian cairan secepatnya.
d) Antiemetik: Obat antiemetik sepe
pada anak obat antiemetik seperti chlorpromazine dan prochlorperazine mempunyai efek
sedatif, menyebabkan anak tidak
PENGENDALIAN
1. Berikan Oralit
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida, kalium klorida, dan trisodium
sitrat hidrat serta glukosa anhidrat.oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektolit dalam
tubuh yang terbuang saat diare.
Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus
penderita diare.Bila diare segera beri oralit sampai diare berhenti. Cara pemberian oralit dengan
satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air matang (200 cc), anak kurang dari 1
tahun diberi 50-100 cc cairan oralit setiap kali buang air besar dan anak lebih dari 1 tahun diberi
100-200 cc cairan oralit setiap kali buang air besar.
2. Berikan zinc selama 10 hari berturut-turut
Zinc merupakan salah satu gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak
mengalami diare, untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc
yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat. Penelitian
menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan pemberian oralit disertai zinc lebih efektif dan
terbukti menurunkan angka kematian akibat diare pada anak-anak sampai 40%. Manfaat
pemberian zinc yaitu mampu menggantikan kandungan zinc alami tubuh yang hilang tersebut
dan mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga
dapat mencegah resiko terulangnya diare selama 2-3 hari bulan setelah anak sembuh dari diare.
Zinc sebagai pengobatan diare dapat mengurangi insidens pneumonia sebesar 26%, durasi diare akut
sebesar 20 %, durasi diare persisten sebesar 24% dan kegagalan terapi atau kematian akibat diare
persisten sebesar 42%. Zinc merupakan mineral penting bagi tubuh dan diperlukan oleh berbagai
organ tubuh seperti kulit dan mukosa saluran cerna. Pemberian zinc selama 10 hari terbukti
membantu memperbaiki mukosa usus yang rusak dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara
keseluruhan. Obat Zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam waktu sekitar 30 detik.
Zinc diberikan dengan cara dilarutkan dalam satu sendok air matang atau ASI dan untuk anak
yang lebih besar, zinc dapat dikunyah. Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-
turut dengan dosis balita umur < 6 bulan: 1/2 tablet (10mg)/hari dan balita umur > 6 bulan: 1
tablet (20mg)/hari.
3. Teruskan ASI ( Air Susu Ibu ) dan pemberian Makan
Bayi dibawah 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah
diare dan meningkatkan sistem imunitas tubuh bayi. Anak yang masih mendapatkan ASI harus
diteruskan pemberian ASI dan anak harus diberi makan seperti biasa dengan frekuensi lebih
sering, dilakukan sampai dua minggu setelah anak berhenti diare karena lebih banyak makanan
akan membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan mencegah malnutrisi. Anak yang
berusia kurang dari 2 tahun dianjurkan untuk mulai mengurangi susu formula dan menggantinya
dengan ASI.
4. Berikan antibiotik secara selektif
Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi seperti diare berdarah atau
diare karena kolera atau diare dengan disertai penyakit lain. Pemberian antibiotik yang tidak tepat
bisa menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik bila tidak dihabiskan sesuai dosis dan
dapat membunuh flora normal yang justru dibutuhkan tubuh. Anti diare akan menghambat
gerakan itu sehingga kotoran yang seharusnya dikeluarkan justru dihambat keluar. Selain itu anti
diare dapat
menyebabkan komplikasi yang disebut prolapsus pada usus (terlipat/terjepit). Kondisi ini berbahaya
karena memerlukan tindakan operasi,oleh karena itu anti diare seharusnya tidak boleh
diberikan.Resep antibiotik seharusnya hanya boleh dikeluarkan oleh dokter.
5. Berikan Nasihat pada Ibu / Pengasuh
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian
oralit, zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan
jika anak buang air besar cair lebih sering, muntah berulang- ulang, mengalami rasa haus yang
nyata, makan atau minum sedikit, demam, tinjanya berdarah dan tidak membaik dalam 3 hari.
DEFINISI SECARA CM
Diare ialah suatu keadaan bertambahnya keenceran kotoran BAB berbentuk bahkan bagai cairan.
pada penderita ringan kekerapan buang air hanya bertambah sedikit, dengan kotoran lembek atau
tidak berbentuk, sedangkan pada penderita serius keencerannya bertambah banyak bisa mencapai
lebih dari sepuluh kali bahkan berpuluh puluh kali dalam sehari dengan kotoran berupa air.
penderita serius dapat menyebabkan kehilangan jin ye atau cairan tubuh (dehidrasi) bahkan
menjalar menjadi hilangnya qi di dalam tubuh. sebagian penderita diare akut dapat berubah
menjadi diare kronis.
Lokasi penyakit diare terletak dalam limpa lambung usus besar dan kecil. penyebab timbulnya
diare antara lain ialah patogen luar, pola makan yang salah, ttujuan macam emosi abnormal serta
lemahnya fungsi zang fu.
hati yang sehat bertanggung jawab atas aliran qi yang merata ke seluruh tubuh , ketika hati
tidak mengalami tekanan maka proses pertukaran energinya menjadi lancar
limpa yang lemah akan lebih mudah terganggu dan proses asilimasi makanan dan
memindahkannya ke usus besar akan terganggu.
DEFERENSIASI SINDROM MENURUT CM
Tinja encer, bahkan berupa air disertai nyeri perut dan suara kroncong dalam usus
karena dorongan gas (borborygmus), tidak ada nafsu makan. Dapat juga disertai
demam, hidung tersumbat dan nyeri kepala. Lidah pucat, selaput lidah putih
mengkilap, nadi empul dan lamban.
Prinsip pengobatan :
permukaan.
Titik akupunktur :
Diare disertai nyeri perut, tinja berwarna kecokelatan dan berbau busuk, dubur terasa
panas, gelisah dan haus, air seni berkurang dan berwarna kuning. Selaput lidah
kuning mengkilap, nadi empuk dan cepat atau licin dan cepat.
Prinsip pengobatan :
Cara akupunktur :
Diare yang disertai kembung perut, nyeri berkurang setelah defeksi (buang air besar)
merupakan gejala utama, yang diserai suara kroncongan dalam usus karena dorongan
gas (borborygmus) fases (kotoran)bau busuk bagai telur rusak dan terdapat ,makan
yang tercerna,bersendawa dan mengeluarkan bau tidak sedap dan asam, tidak ada
nafsu makan; selaput lidah tebal, kotor, berwarna putih mengkilap, nadi licin
Prinsip pengobatan
Cara akupunktur
-
.
4. Defisiensi limpa
Berulang ulang diare dengan ciri tinja ncer dan semi solid (tidak berbentuk), dalam
tinja banyak makanan yang tidak tercerna kekerapan defeksi bertambah apabila agak
banayak makanan yang berlemak atau bersifat digin,nafsu makanan berkurang,
ulu hatai dan perut terasa lesu,anggota badan terasa lemah,lidah pucat,selaput lidah
putih, nadi xi/halus lemah.
Prinsip pengobatan
Cara akupuntur
Penusukan titik pi shu,wei shu dan da chang sahu diarahkan ke tulang spinal,
sedalam 1-1,5 cun, dengan cara stimulasi bu/menguatkan. Titik titik zhong wan,
dan tian shu ditusuk sedalam 1-1,5 cun, titik tai pai ditusuk tegak lurus sedalam 0,3-0
cun,dengan menggunakan moksa
5. Defisiensi ginjal
Diare yang berulang ulang terjadi pada hari ini, setelah suara keroncongan karena
dorongan gas (boborgymus) dan disertai nyeri perut. Nyeri perut agak hilang setelah
buang air besar. Takut dingin, anggota badan taraba dingin pinggang dan lutut terasa
lemah. Lidah pucat, selaput lidah putih, nadi tenggelam dan lemah
Perinsip pengobatan
Titik Akupunktur
Cara akupuntur
Etiologi & disebabkan PPL terlalu banyak penyebab Diet, ketegangan Ginjal memiliki Aspek
Patologi dingin yang makanan yang kelainan ini mental, penyakit Yang dan Yin, dan
menyerang tubuh panas karna terlalu terutama karna menahun karena itu
serta terlalu banyak banyak merokok makan terlalu kekurangannya dapat
makanan dingin dan terlalu banyak banyak. makan bermanifestasi dengan
serta minuman makanan pedas dan terlalu ceoat atau gejala defisiensi
dingan berlemak tergesa gesa dapat
pula karna cemas
sewaktu makan
Gejala-Tanda epigastrium tiba kadang kadang gusi rasa penuh .Nyerikepala, keemahan pinggang dan
tiba terasa nyeri, berdarah mua kembung badan letih berat, lutut, dozzines, tinnitus,
lebih suka muntah nafas berbau diepigastrium dada penuh sesak, urine banyak dan jernih
kehangatan dan suk tidak enak, rasa yang akan buang air tidak
minuman hangat terbakar dan nyeri di berkurang kalau lancar
daerah epigastrium penderita mual
kehausan dengan
muntah dan bau
keinginan untuk
minum minuman nafas yang tidak
yang dingin, tinja enak
berlendir dan
kekacauan mental
22
Lidah selaput lidah putih teb merah dengan selaput lidah tebal berwarna pucat selaput lidah
selaput kuning dapat berwarna lapisan lidah putih kurang
tebal kuning atau putih
Nadi dalam lambat tegang penuh dalam dan penuh dan licin kosong Tenggelam, lembut,
cepat tidak bertenaga
Maciocia BL 22 LI 11 ST 25 ren 12 BL 23
hal 799-810 SP 9 mengusir lembab menghentikan BL 20 ST 25
SP 6 panas diare ST 25 shu belakang & mu
menghilangkan depan
lembab dingin
PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/437779086/Bentuk-Penyakit-Organ-Zhang-Fu
https://id.scribd.com/presentation/360637618/AKUPUNKTUR-diare
Syam, A.F (2008). JanganAnggapRemehDiare. http://www.medicastore.com. Tanggal 05 Juni
2008.
USAID & ESP (2008).Diare .www.esp.or.id/handwashing/media/diare.pdf.Tanggal 05 Juni 2008.
Media Indonesia (2009).Krisis Air BersihPicuWabahDiare.http://www. sanitasi. or.id. Tanggal 12
Juni 2009
WHO (1992).PenatalaksanaandanPencegahanDiareAkutPetunjukPraktis.Jakarta : EGC. Adikara,
RTS (2002). AkupunkturKlinik :PemanfaatanAkupreserDalamKlinis. Surabaya
:Airlangga University Press.
Pratiknya, W (2003). Dasar-dasarMetodologiPenelitianKedokteran&Kesehatan. Jakarta
:Rajawali Pers.
FKUI (2000). Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : Infomedika
24