Sejarah Herbal

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH HERBAL Nunik

Purwanti,S.Kep.,Ns.,M.Kep
PENGERTIAN OBAT
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk
merawat penyakit, meredakan atau menghilangkan
gejala,atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat
merupakan bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosis, mencegah,mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan fisik dan psikis pada manusia atau hewan.
PERKEMBANGAN
Pada mulanya penggunaan obat dilakukan secaraempirik
dari tumbuhan, hanya berdasarkan pengalaman dan
selanjutnya Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat
bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan
kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan
yang sudah diketahui zat aktifnya.
Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku
tentang metode pengumpulan dan penyimpanan
tumbuhan obat serta carapembuatan sediaan obat seperti
pil,supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan
pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India,
Persia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang
lebih baik
Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan
verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada
hewan percobaan, Ia adalah orang pertama yang
melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada
hewan percobaan. Percobaan pada hewan merupakan uji
praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan
sebelum obat diuji coba secara klinik pada manusia.
Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838- 1921)bersama dengan
pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam
kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan strukturdengan
aktivitas dan toksisitas selektif.Untuk menjamin tersedianya obat
agar tidak tergantung kepada musim maka tumbuhan obat
diawetkan dengan pengeringan. Contoh tumbuhan yang
dikeringkan pada saat itu adalah getah Papaver somniferum
(opium mentah) yang sering dikaitkan dengan obat penyebab
ketergantungan dan ketagihan
Obat merupakan segala bentuk zat baik kimiawi,hewani, maupun
nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan,
meringankan, atau mencegah penyakit berikut gejalanya. Di masa
lalu (sampai sekarang ), kebanyakan obat berasal dari
tanaman.Orang purba mengobati penyakit dari cara coba-mencoba
(empiris), Empiris berarti berdasarkan pengalaman dan disimpan
serta dikembangkan secara turun-temurun hingga muncul apa
yang disebut Ilmu Pengobatan rakyat atau yang lazimnya disebut
Pengobatan Tradisional Jamu.
Diperkirakan lebih dari 78% obat yang beredar sekarang adalah
merupakan hasil dari penemuant iga dasawarsa terakhir
Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari
berbagai sumber yaitu dari tanaman (glikosida jantung untuk
mengobati lemah jantung), jaringan hewan (heparin untuk
mencegah pembekuan darah), kultur mikroba (penisilin G sebagai
antibiotik pertama), urin manusia(choriogonadotropin) dan dengan
Teknik bioteknologi dihasilkan human insulin untuk menangani
penyakit diabetes
Tahun 1864 National Association of MedicalHerbalists
didirikan, untuk mengorganisir pelatihan para praktisi
pengobatan herbal serta mempertahankan standart-standar
praktek pengobatan. Hingga awal abad ini banyak
institute telah berdiri untuk mempelajari pengobatan
herbal. Berkembangnya penampilan obat-obatan herbal
yang lebih alami telah menyebabkan tumbuhnya
dukungan dan popularitasnya
Sejarah tanaman obat atau herbal di Indonesia
berdasarkan fakta sejarah adalah obat asliIndonesia.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa di wilayah nusantara
dari abad ke 5 sampaidengan abab ke 19, tanaman obat
merupakan sarana paling utama bagi masyarakat
tradisionalkita untuk pengobatan penyakit dan
pemeliharan kesehatan.
Pengetahuan tanaman obat yang ada di wilayah Nusantara
bersumber dari pewarisan pengetahuan secara turun-temurun, dan
terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar Nusantara,
khususnya dari China dan India.
Tetapi dengan masuknya pengobatan modern di Indonesia, dengan
didirikannya sekolah dokter jawa di Jakarta pada tahun 1904,
makasecara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat
sebagai obat telah ditinggalkan.Dan telah menggantungkan diri pada
obat kimia modern,penggunaan tanaman obat dianggap kuno,
berbahaya dan terbelakang.
Di Indonesia, kenyataannya obat tradisional (herbalmedicine) ini penetrasinya
hanyalah ditingkat konsumen langsung (end user); sedangkan ditingkat komunitas
“kalangan medis” dalam pelayanan kesehatan formal herbal medicine belum dapat
diterima sebagai bagian dari pola pengobatan modern; oleh karena itu, perlu a danya
upaya uji klinis yang dilakukan oleh pemain diindustri obat tradisional ini.
Dari sisi kualitas, sudah banyak terbukti beberapa tanaman obat
efektif digunakan untuk beberapa pengobatan. Di Indonesia,
beberapa tanaman obat telah terbukti secara empiris dan turun
temurun digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, semisal
daun sirih (Piper battle folium)digunakan untuk antiseptik; umbi
jahe (Zingibersofficinale Rosc) digunakan sebagai
Analgesik.Antipiretik, dan antiinflamasi; daun katuk (Sauropus
androgynus folium) digunakan untuk meningkatkan produk
ASI.
beberapa Industri Farmasi terkemuka, beberapa herbal medicine, secara medis sudah
teregistrasi sebagai fitofarmaka (yaitu herbal medicine yangtelah mengalami uji
klinis) diantaranya Fitodiar –obat diare non spesifik (PT. Kimia
Farma,Tbk);Tensigard –obat darah tinggi dan X-gra –aprodisiaka(PT. Phapros, Tbk);
ini menunjukkan herbalmedicine telah memiliki standar yang baik sebagaiobat alami
yang berkhasiat medis.
Karena produksi produk herbal medicine targantung dengan bahan
baku herbal yang notabone-nya tergantung dari alam,maka
ketersediaan bahan baku, menjadi perhatian penting untuk menjaga
ketersediaan yang berkesinambungan;dibudidayakan secara baik
sehingga kualitas simplisia yangdihasilkan seragam dan bermutu baik.
menurut Amzu dan Haryanto (1991) dalam Yuliani (2001), ada 41
jenis tumbuhan obat langka yang perlu dilestarikan, di antaranya
purwoceng(Pimpinella pruatjan), kayu angin (Usnea
misaminensis),pulasari (Alyxia reinwardtii), pasak bumi
(Eurycomalongifolia), dan kayu repat (Parameria barbata).
Kendala lain dalam pengembangan herbal medicine
adalah pemasaran, yaitu adanya keengganan unit
pelayanan kesehatan formal seperti Puskesmas, poliklinik,
atau rumah sakit untuk menggunakan obat tradisional
dalam pola pengobatan, karena obat tradisional masih
dianggap sebagai produk inferior atau kelas rendah.
Untuk mengatasi masalah ini, upaya pengembangan obat
tradisional ke arah fitofarmaka merupakan suatu
keharusan, karena hanya dengan cara tersebut unit-unit
pelayanan kesehatan dapat menerima penggunaan obat
tradisional sehingga penggunaan obat tradisional
berkembang secara meluas dan diterima oleh seluruh
lapisan.
[Karmawati et al. (1996) dalam Yuliani (2001)] Peran
Marketing untuk pemasaran Herbal Medicine Peran
marketing sangatlah penting untuk memasarkan produk ini
ke konsumen dan kalangan medis. Upaya marketing yang
terintergrasi melalui perencanaan yang matang, baik
research marketing sebelum,saat, dan setelah peluncuran
produk-produk herbal medicine ke pasar manjadi sangatlah
penting untuk melihat kesuksesan produk ini di pasar
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai