Kelompok 1 Cba
Kelompok 1 Cba
Kelompok 1 Cba
Disusun Oleh
Kelompok 1 :
1. Deviatul Inge Agnesia 719621322
2. Alfatihiyatul Fati 719621317
3. Devi Regita Cahyani 719621268
4. Rini Apriliana 719621266
5. Hellen Nindya Prameswari 719621253
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmatNYA, kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah adalah “Makalah CBA (Cost Benefit
Analisis)” Dalam penyusunannya, kami mendapatkan berbagai halangan dan
rintangan. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak, terutama Dosen
pembimbing, maka halangan dan rintangan itu bisa kami atasi dan akhirnya tugas
mengenai makalah ini dapat kami selesaikan.
Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi kriteria penilaian dalam
perkuliahan karena makalah ini sangat berhubungan dengan profesi kami dibidang
kesehatan. Untuk itu, makalah ini disusun untuk dipelajari demi tuntutan
pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya peningkatan kesehatan masyarakat meningkat secara signifikan
selama beberapa dekade terakhir, namun masih terdapat kendala dalam
pemerataan kesehatan. Terdapat tantangan yang cukup besar untuk membuat
kemajuan dibidang kesehatan. Dibutuhkan pengetahuan tentang bagaimana
membuat suatu program atau intervensi, informasi tentang banyaknya biaya
yang dibutuhkan dengan benefit yang diterima.
Biaya (Cost) adalah semua program pengorbanan yang dikeluarkan untuk
memproduksi atau memperoleh suatu komoditif. Biaya merupakan nilai dari
sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu
produk (output). Dalam bidang kesehatan produk yang dihasilkan adalah jasa
pelayanan kesehatan, misal di rumah sakit produk outputnya adalah pelayanan
rawat jalan, rawat inap, laboratorium, radiologi, kamar bedah dan lain-lain.
Penyedia pelayanan kesehatan akan membutuhkan adanya sumber daya
kesehatan yang digunakan pada setiap program kesehatan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang di
selenggarakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kesehatan dan
manfaat lain sehingga para pengguna jasa pelayanan yang didapatkan.
Dalam menganalisis sumber daya kesehatan yang digunakan dan
dibutuhkan, maka harus dilakukan sebuah prose perhitungan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam memilih suatu program dengan
membandingkan keluaran yang diperoleh (manfaat = benefit), dengan
masukan (biaya = cost) yang dibutuhkan dari berbagai program yang tersedia.
Teknik untuk menilai hal tersebut disebut dengan analisis biaya/keuntungan
(cost/benefit analysis).
Berdasarkan alasan tersebut, makalah ini kami buat untuk memberikan
penjelasan dan pemahaman dalam mempelajari Cost Benefit Analysis.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Cost Benefit Analysis.
2. Untuk mengetahui konsep Cost Benefit Analysis.
3. Untuk mengetahui manfaat dari Cost Benefit Analysis.
4. Untuk mengetahui perhitungan Cost Benefit Analysis.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.3 Konsep Dasar Analisis Cost Benefit Analysis
Keterbatasan anggaran pemerintah untuk melakukan alternatif program
yang akan dilaksanakan. Sehingga pemerintah harus jeli dalam menentukan
program yang diprioritaskan. Pemilihan prioritas suatu proyek tidak mudah.
Dalam memutuskan kelayakan suatu proyek yang berhubungan dengan sektor
publik, pemerintah dihadapkan pada banyak pertimbangan dan permasalahan.
Dalam hal ini, prioritas yang dipilih harus mempertimbangkan kepentingan
publik atau masyarakat umum dengan menggunakan cost benefit analysis-
ratio.
2.4 Manfaat Cost Benefit Analysis-Ratio
Berdasarkan hasil analisis ini, pemerintah dapat menentukan pilihan
yang tepat dan anggaran dapat dialokasikan secara efektif. Pemilihan
alternatif dan penentuan prioritas ini berkontribusi pada pencapaian anggaran
berbasis kinerja. Kapasitas pengembangan daerah tidak mutlak hanya
dilakukan berdasarkan variabel manfaat dan biaya. Dalam pengembangan
ekonomi suatu wilayah, analisis utama yang harus dikedepankan oleh
pemerintah daerah adalah sejauh mana kontribusi suatu proyek dalam
komunitas dan ekonomi lokal suatu wilayah. Secara umum, cost benefit
analysis - ratio(BCR) dapat membantu penggunanya untuk:
1. Membantu dalam proses pengambilan keputusan.
2. Menambah alternatif atau pilihan.
3. Mengurangi biaya alternatif yang tidak efektif.
3
Teknik analysis yang bisa digunakan dalam Cost Benefit Analysis ada 3
teknik (Cambell dan Ricard B, 2003), yaitu :
1. Net Present Value (NPV)
NPV mempunyai banyak istilah lain yang digunakan, Present Worth
Analysis (PWA) ataupun Present Value Menthod (PWM) dalam bahasa
Indonesia diartiakan sebagai analisis nilai sekarang. Metode ini
menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
NPV memanfaatkan tiga konsep secara seklaigus, yani konsep
ekilvalensi (equivalent concept), cash flows, dan faktor bunga majemuk
(compound interst factor). NPV merupakan metode untuk menentukan
nilai uang yang sekarang ada dari berbagai aliran kas keluar dan aliran kas
yang masuk pada waktu tertentu yang ada di depan.
Analisis NPV adalah analisis dapat mengkonversi manfaat dan nilai-
nilai masa datang menjadi sebanding dengan nilai masa sekarang dari
manfaat masa dengan memotong manfaat tersebut menjadi biaya
organisasi. Dari nilai yang tersebut dapat dibandingkan nilai masa
sekarang dari manfaat masa datang dengan biaya-biaya yang dibutuhkan
untuk mencapai manfaat tersebut, untuk menentukn apakah manfaat yang
didapat lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate Return (IRR) sebagai laju pengembalian bunga pada
pinjaman yang dikembalikan saat jadwal pengembalian. Sehingga
memberikan nilai present (jumlah pengeluaran yang diekivalensi dengan
nilai sekarang dan jumlah pengeluaran yang diekivalensi waktu sekarang)
sama dengan no. Nilai ekivalensi adalah nilai yang sama dengan proyeksi
waktu yang berbeda (Agus, 2011).
Teknik IRR paling banyak digunakan dalam teknik analisis.
Teknik juga dikenal dalam kesulitan perhitungan dalam pengaplisian pada
objek yang akan dianalisis. Teknik IRR lebih rumit daalam perhitungan
karena mengunakan trial & error, ekstraporasi, dan lain-lain. Tetapi
penggunaan IRR besar manfaatnya karena akan lebih mudah dipahami
artinya.
Teknik IRR mendapatkan tingkat dari suatu investasi dimana nilai
sekarang (present value/pv) dari pengeluaran kas. Pada intinya Metode ini
mencari tingkat bunga yang menjadikan jumlah sekarang dari tiap tiap
proses yang di diskontokan dengan tingkat bunga tersebut sama besarnya
dengan nilai sekarang dari nilai proyek.
Keuntungan dari pengguaan Teknik IRR adalah jika analisis NPV
diperlukan penetapan suku bunga terlebih dahulu, pada analisis IRR
mencari tingkat pengmbalian bunganya, sehingga akan lebih mudah
4
dipahami seberapa baik proyek jika dana dialokasikan pada proyek
tersebut.
3. Case-Based Reasoning (CBR)
Metode CBR adalah metode yang dilakukan dengan cara
membandingkan total manfaat yang telah diidentifikasi selama umur
investasi direncanakan dengan total biaya yang semuanya dianyatakan
dalam tahun ke-0 (Present Value). Cost Benefit Ratio juga dikenal dengan
Analisis Biaya Manfaat. Analisis biaya manfaat dapat diikhtisarkan bahwa
analisis ini dapat digunakan untuk mengavaluasi proyek-proyek yang
menganggu lingkurngan hidup dan kepentingan umum (Suparmoko,
1989). Cost Benefit Ratio (CBR) dibagi menjadi 3 yaitu (Zerbe dan
Dively, 1994) :
1. Undiscount Benefit Cost Ratio (BCRu)
Undiscount Benefit Cost Ratio (BCRu) merupakan metode paling
sedehana yang digunakan dalam perhitungan BCR. Metode ini tidak
memasukkan pertambahan nilai uang setiap tahunnya, dan menggagap
pembayaran di masa depan dengan nilai pembayaran di tahun pertama
pembayaran. Metode BCRn tidak layak dalam perhitungan BCRn karena
tidak bisa menghitung Benefit Cost sesuai dengan perubahan nilai uang.
2. Discount Benefit Cost Ratio (BCRd)
Discount Benefit Cost Ratio (BCRd) merupakan metode kedua dari
metode BCR. Metode ini hampir serupa dengan perhitungan NPV. Metode
BCRd ini memasukkan nilai uang yang masuk dalam perhitungan.
Penentuan kelayakan suatu proyek dilihat dari nilai BCRn. Jika nilai
BCRn lebih dari 1 maka dapat disimpulkan bahwa manfaat yang didapat
lebih dari biaya yang dikeluarkan. Nilai BCRn merupakan nilai yang
menunjukkan kelayakan suatu proyek dari >1.
3. Net Benefit Cost Ratio (BCRn)
Net Benefit Cost Ratio (BCRn) merupakan metode BCR yang paling
sulit karena formula yang dipakai memadukan formula NPV dan BCRn
secara bersamaan. Nilai kelayakan BCRn lebih dari maka proyek tersebut
layak untuk dilaksanakan.
BAB III
5
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Farmakoekonomi penting untuk mempelajari terkait dengan
pembiayaan kesehatan yang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun dikarenakan adanya teknologi yang lebih canggih. Prinsip
farmakoekonomi yaitu menetapkan masalah, identifikasi alternatif
intervensi, menentukan hubungan anatara income dan outcome, menilai
biaya dan efektifitas, menginterpretasi dan mengambil kesimpulan.
Cost Benefit Analysis adalah teknik analisis ekonomi yang
menghitung dan membandingkan biaya suatu intervensi kesehatan
terhadap manfaat dalam satuaan moneter.
cost benefit analysis - ratio(BCR) dapat membantu penggunanya
untuk Membantu dalam proses pengambilan keputusan, Menambah
alternatif atau pilihan, Mengurangi biaya alternatif yang tidak efektif.
Teknik analysis yang bisa digunakan dalam Cost Benefit Analysis ada 3
teknik:
1. Net Present Value (NPV)
2. Internal Rate of Return (IRR)
3. Internal Rate of Return (IRR)
3.2 Saran
Pemerintah memiliki keterbatasan anggaran dalam program yang akan
dilaksanakan. Sehingga Pemerintah harus jeli dalam menentukan program
yang akan diperioritaskan. Untuk memutuskan suatu kelayakan program
berhubungan dengan sektor publik. Dallam hal ini, prioritas yang dipilih
harus mempertimbangkan kepentingan publik atau masyarakat umum
dengan menggunakan cost benefit analysis-ratio.
6
DAFTAR PUSTAKA
Money, Arthur Remenyi, Dan, and Michael Sherwood-Smith. 2002. The Effective
Measurement and Management of IT Costs an Benefits, 2nd Edition. Butterworth-
Heinemann, Britain.
Sanchez RJ, et al. 2005. Exogenous Manganous Ion at Millimolar Levels Rescues All
Known Dioxygen-Sensitive Phenotypes of Yeast Lacking CuZnSOD. J Biol Inorg
Chem 10(8):913-23.