Askep Stroke Non Hemoragik (Revisi 3)
Askep Stroke Non Hemoragik (Revisi 3)
Askep Stroke Non Hemoragik (Revisi 3)
DOSEN PEMBIMBING
Ns.Handayani Sitorus,S.Kep.,M.Kep
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT yang telah memberikan rahmat
hidayah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Stroke Non Hemoragik” ini dengan baik. Makalah ini kami
susun untuk melengkapi tugas mata ajar Keperawatan Medikal Bedah 1. Penyusunan
makalah ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu
mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 7
DAFTAR IS
i
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................29
3.1 Kesimpulan............................................................................................29
3.2 Saran......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap tahunnya di dunia, terdapat sekitar 795.000 kasus stroke, baik itu
kasus baru maupun rekuren. 610.000 diantaranya adalah kasus yang baru
dan 185.000 adalah kasus rekuren. Setiap 40 detik, seseorang di Amerika
Serikat terkena serangan stroke dan setiap 4 menit seseorang di Amerika
meninggal akibat stroke. Sebanyak 8,7% kasus stroke yang terjadi merupakan
stroke iskemik (Stroke Non Hemoragik) yang terjadi akibat tersumbatnya aliran
darah menuju ke 2 otak. Pasien stroke non hemoragik memiliki risiko
kematian 20%. Angka kelangsungan hidup setelah stroke non hemoragik
pertama sekitar 65% pada tahun pertama, sekitar 50% pada tahun kelima,
30% pada tahun ke delapan dan 25% pada tahun ke sepuluh (Eka &
Wicaksana, 2017).
1
2
Stroke non hemoragik dapat didahului oleh banyak faktor dan sering kali
berhubungan dengan penyakit kronis yang menyebabkan masalah penyakit
vaskular seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, obesitas, kolesterol,
merokok, dan stres. Dan jika tidak ditangani segera stroke non hemoragik dapat
berbahaya dan bisa berujung pada kerusakan otak permanen hingga kematian.
1.3 Tujuan
Makalah ini ditulis agar pembaca dapat memahami tentang penyakit stroke
non hemoragik dan bagaimana asuhan keperawatan yang berkaitan dengan
stroke non hemoragik.
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab yaitu, bab 1 pendahuluan
bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan, bab 2 tinjauan pustaka berisikan pengertian,
etiologi, patofisiologi, patoflo, komplikasi, pemeriksaan penunjang, manifestasi
klinis, penatalaksanaan medis dan non medis, dan asuhan keperawatan bab 3
penutup pada bab ini disampaikan mengenai kesimpulan dan saran dari penulis
terhadap topik makalah yang dibahas.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Stroke non-hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau stroke iskemik
ini merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi. Diperkirakan sekitar lebih
dari 80% kasus stroke di seluruh dunia disebabkan oleh stroke non-
hemoragik[ CITATION DIA21 \l 1033 ].
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan
trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan (Muttaqin,2011).
Stroke non hemoragik, dibagi menjadi tiga jenis dan masing-masingnya bisa
terjadi di area tubuh berbeda, dan disebabkan oleh penyumbatan yang berbeda.
Berikut ini, perbedaan dari jenis stroke non hemoragik yang ada.
Stroke emboli terjadi saat gumpalan darah, plak atau benda lain yang
menyebabkan sumbatan di pembuluh darah, terbentuk di area lain pada
5
6
2.2.1 Trombosis (Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah
penyebab utama trombosis serebral, yang merupakan penyebab paling
umum dari stroke. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala
adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien dapat mengalami
pusing, perubahan kognitif, atau kejang, dan beberapa mengalami awitan
yang tidak dapat dibedakan dari haemorrhagi intracerebral atau embolisme
serebral. Secara umum, thrombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba,
dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia pada
setengah tubuh dapat mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam
atau hari.
2.2.2 Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak
dari bagian otak atau dari bagian tubuh lain).
Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang
-cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral. Awitan hemiparesis
atauhemiplegia tiba-tiba dengan afasia atau tanpa afasia atau kehilangan
kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau pulmonal adalah
karakteristik dari embolisme serebral.
7
Ada banyak faktor penyebab yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
penyakit stroke, di antaranya:
Trombus dan emboli di dalam pembuluh darah akan terlepas dan terbawa hingga
terperangkap dalam pembuluh darah distal, lalu menyebabkan pengurangan
8
aliran darah yang menuju ke otak sehingga sel otak akan mengalami kekurangan
nutrisi dan juga oksigen (Esther, 2010).
Terbentuknya Thrombus
DK : Gangguan
Gangguan pusat motorik Komunikasi DK : Pola nafas
verbal tidak efektif
DK : Gangguan Mobilitas
Fisik DK : Defisit Perawatan Diri
Tirah baring
Menurut Ratnasari (2020) manifestasi klinis dari stroke non hemoragik adalah :
2.5.4 Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).
2.5.6 Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah.
2.6.4 Hidrosefalus.
2.6.5 Edema serebral yang signifikan setelah stroke non hemoragi kini terjadi
meskipun agak jarang (10-20%).
2.6.7 Insiden kejang berkisar 2-23% pada pasca-stroke periode pemulihan. Post-
stroke non hemoragik biasanya bersifat lokal tetapi menyebar. Kejang
sekunder dari stroke non hemoragik harus dikelola dengan cara yang sama
seperti gangguan kejang lain yang timbul sebagai akibat neurologis injury.
2.7.1 CT Scan
Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya
secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal,
kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan
otak[ CITATION Mut08 \l 1033 ].
11
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, tanggal, nomor register,
diagnosa medis.
2) Riwayat Kesehatan Klien
a. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara
pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
b. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat
klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala,
mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala
kelumpuhan setengah badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung,
anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama,
penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat
adiktif, kegemukan.
d. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun
diabetes melitus atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu.
e. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Memungkinkan untuk memperoleh persepsi mengenai status emosi,
kognitif, dan perilaku klien.
f. Pengkajian Fisik
15
11. Abdomen
Tujuan : untuk mengetahui bentuk dan gerakan perut,
mendengarkan bunyi peristaltik usus, dan mengetahui respon
nyeri tekan pada organ dalam abdomen.
12. Muskuloskeletal
Tujuan : untuk mengetahui mobilitas kekuatan otot dan
gangguan-gangguan pada daerah tertentu.
b) Kesadaran
Pasien dengan stroke non hemoragik mengalami tingkat
keasadaran mengantuk namun dapat sadar saat dirangsang
(samnolen), pasien acuh tak acuh terhadap lingkungan (apati),
mengantuk yang dalam (sopor), spoor coma, hingga penrunn
kesadaran (koma).
c) Tanda-tanda vital saat pasien masuk rumah sakit
1. Tekanan Darah
pasien dengan stroke non hemoragik memiliki riwayat tekanan
darah tinggi dengan tekanan systole > 140 dan diastole >
80. Tekanan darah akan meningkat dan menurun secara
spontan. Perubahan tekanan darah akibat stroke akan
kembali stabil dalam 2-3 hari pertama.
2. Nadi
Nadi biasanya normal 60-100 x/menit.
3. Pernafasan
Biasanya pasien stroke non hemoragik mengalami
gangguan bersihan jalan napas.
4. Suhu
Biasanya tidak ada masalah suhu pada pasien dengan stroke
non hemoragik.
d) Pemeriksaan secara per sistem (B1-B6)
1. B1 (Breathing) Pada inspeksi didapatkan klien batuk,
peningkatan produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot
bantu napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan. Auskultasi
bunyi napas tambahan seperti ronkhi dengan peningkatan
produksi sekret dan kemampuan batuk yang menurun.
17
2.9.4 Implementasi
Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin,
naso gastric tube (NGT), dan lain-lain.
c) Dependent implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti
ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam
hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh
ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian
fisioterapi.
2.9.5 Evaluasi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stroke non hemoragik adalah jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pada
pembuluh darah otak. Stroke yang juga disebut stroke infark atau stroke iskemik
ini merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi. (DIANTI, 2021). Stroke
non hemoragik, dibagi menjadi tiga jenis yaitu stroke emboli dan trombotik dan
hipoperfusion sistemik. Penyebab dari stroke non hemoragik Menurut
Baughman, C Diane.dkk (2000) yaitu Trombosis dan embolisme serebral.
Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu kelebihan berat badan, jarang bergerak
atau berolahraga, kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
Menurut Ratnasari (2020) manifestasi klinis dari stroke non hemoragik adalah
gangguan motorik, gangguan persepsi, disfagia, gangguan sentuhan dan
gangguan penglihatan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada stroke non
hemoragik yaitu infeksi pernafasan, konstipasi dan hidrosefalus. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan adalah CT Scan, angiografi serebral, MRI dan
EEG. Penatalaksanaan medis stroke non hemoragik adalah dengan terapi
trombolitik, terapi antikoagulan, terapi antitrombosit dan terapi suportif.
Penatalaksanaan non medis dengan cara latihan rentang gerak aktif, terapi musik
dan aktivitas fisik. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga pola
makan, rutin berolahraga, berhenti merokok dan menghindari alkohol [ CITATION
Rat201 \l 1033 ].
29
30
3.2 Saran
3.2.1 Mahasiswa
3.2.2 Institusi
Budianto, Pepi Dkk. (2020). Stroke Iskemik Akut : Dasar dan Klinis.
Sarpini, Rusbandi. (2017). Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.
Bogor : Penerbit IN MEDIA.
Putri, Nina. (2019). Mengenal Stroke Iskemik dan Perbedaannya dengan Stroke
Lain.https://www.sehatq.com/artikel/apa-itu-stroke-non-hemoragik-ini-
bedanya-dari-jenis-stroke-lain (Diakses pada tanggal 7 Oktober 2021 pada
14.30)
Ratnasari. (2020). Stroke Non Hemoragik.
http://www.rsannisa.co.id/artikel/kesehatan/seputar-stroke-non-haemorrhagic
(Diakses pada 5 oktober 2021 pada 19.30)