Perkembangan Dan Penerapan Hukum Islam Di Dunia
Perkembangan Dan Penerapan Hukum Islam Di Dunia
Perkembangan Dan Penerapan Hukum Islam Di Dunia
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah : Ushul Fiqih
Dosen : Dr. KH. Mahrus As’ad M. Ag
Ahmad Basyori H. M. Ag
Disusun oleh:
Kelompok II / Kelas 1 A
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Perkembangan
dan Penerapan Hukum Islam di Dunia”. Kami berterima kasih pula kepada Bapak Mahrus As’ad
dan Bapak Ahmad Basyori selaku dosen mata kuliah Ushul Fiqih di Fakultas Adab dan
Humaniora yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulisan makalah Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam di Dunia ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dengan bantuan berbagai referensi dari buku-buku dan artikel-
artikel di internet, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pembuat referensi-referensi tersebut
yang telah membantu kami dalam menyempurnakan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam di Dunia, khususnya
bagi penyusun. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa mendatang, mengingat pentingnya saran demi
perkembangan dan kemajuan untuk karya berikutnya.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan dan kesalahan-kesalahan yang tak disengaja.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................................1
Kata Pengantar.................................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................19
PENUTUP..................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................19
Daftar Pustaka............................................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang berisi sistem dan aturan yang sangat lengkap mengatur berbagai
macam sisi kehidupan. Aturan-aturan tersebut tercantum dalam hukum Islam. Adapun hukum
Islam adalah seperangkat aturan tentang agama Islam yang diciptakan oleh Allah. Untuk
mengetahui hukum Islam, rujukan utamanya adalah al-Quran dan as-Sunnah. Namun, sumber
hukum Islam tidak hanya al-Quran dan as-Sunnah. Ada sejumlah sumber hukum Islam lain yang
juga diakui keabsahannya seperti ijma dan qiyas.
Hukum Islam memiliki kedudukan yang sangat penting bagi umat Islam. Oleh karenanya,
mempelajari tentang hukum Islam juga wajib dan sangat penting. Sebab, dengan mempelajarinya
kita dapat mengetahui seluk-beluk hukum Islam dan hal-hal yang berhubungan dengannya.
Termasuk mempelajari sejarah perkembangan dan penerapan hukum Islam di dunia.
Pada makalah ini, untuk berperan menambah wawasan bagi umat Islam perihal hukum
Islam, kami menyusun tentang perkembangan dan penerapan hukum Islam di dunia dari masa ke
masa. Mulai dari perkembangan hukum Islam pada masa Rasulullah hingga kondisi penerapan
hukum Islam di dunia kontemporer.
4
2. Menjelaskan perkembangan hukum Islam pada masa Rasulullah.
3. Menerangkan perkembangan hukum Islam pada masa Khulafaur Rasyidin.
4. Menjabarkan perkembangan hukum Islam pada masa pertumbuhan dan pembinaan.
5. Menjelaskan perkembangan hukum Islam pada masa kemunduran.
6. Menjabarkan perkembangan hukum Islam pada masa kebangkitan kembali.
7. Menjelaskan penerapan hukum Islam di dunia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat hukum islam terdiri dari dua kata yaitu ‘Hukum’ dan ‘Islam’yang mana
keduanya memiliki arti kata masing-masing. Pengertian kata Hukum mempunyai definisi yang
beragam oleh masing-masing para ahli. Namun definisi yang beragam tersebut bisa disimpulkan
secara umum hukum memiliki arti suatu himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang
berwenang dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri
memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman
bagi mereka yang melanggarnya.
Lalu kata ‘Islam’ dapat diartikan sebagai ‘agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad
Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam sebagai nabi akhir zaman yang diwahyukan oleh Allah
Shubhaanahu Wa Ta’aala sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia’.
Jadi, Hukum Islam dapat disebut sebagai himpunan peraturan-peraturan atau hukum-
hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi baik hukum
yang berkaitan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum yang berkaitan dengan perbuatan
(amaliyah). Hukum Islam memiliki beberapa nama lain, di antaranya syariah, fiqih, hukum
syarak, dan qanun. Di antara dalil tentang hukum Islam ini adalah surat An-Nisa ayat 58 yang
berbunyi: “Jika kamu menghukumi di antara manusia, maka berhukumlah kamu dengan
(hukuman) yang adil.”
Perkembangan hukum Islam pada masa Rasulullah dapat dibagi menjadi dua fase :
Menurut sebagian pendapat, Nabi Muhammad dilahirkan pada hari senin tanggal 12
Rabiul awal, tahun gajah, kira-kira 571 masehi. Semenjak masa kanak-kanaknya beliau tidak
pernah berbuat perbuatan buruk, disamping tidak pernah berbuat dosa (ma’shum), nabi
6
Muhammad setelah dewasa selalu beribadah dan berkhalwat di gua Hira. Sehingga pada tanggal
17 Ramadhan, beliau akhirnya menerima wahyu pertama yaitu surat Al-A’laq ayat 1-5.
Objek dakwah pertama Nabi Muhammad adalah keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Sejak turunnya wahyu pertama hingga wahyu-wahyu selanjutnya, maka jelaslah bahwa Nabi
Muhammad telah menjadi seorang utusan Allah untuk berdakwah mengajak manusia kepada
tauhid dan jalan Islam.
Saat wahyu pertama turun, Nabi belum diperintah untuk menyeru umat manusia
menyembah dan mengesakan Allah SWT. Jibril tidak lagi datang untuk beberapa waktu
lamanya. Pada saat sedang menunggu itulah kemudian turun wahyu yang kedua (Qs. Al-
Mudatstsir:1-7) yang menjelaskan akan tugas Rasulullah SAW yaitu menyeru ummat manusia
untuk menyembah dan mengesakan Allah SWT. Dengan perintah tersebut Rasulullah SAW
mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW melakukan dakwah secara rahasia. Kemudian
turunlah firman Allah SWT, surat Al-Hijr ayat 94 yang memerintahkan agar Rasulullah
berdakwa secara terang terangan. Pertama kali seruan yang bersifat umum ini beliau tujukan
pada kerabatnya, kemudian penduduk Makkah baik golongan bangsawan, hartawan maupun
hamba sahaya. Sesudah itu beliau dakwahkan kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang
datang ke Makkah untuk mengerjakan haji. Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang
masuk Agama Islam. Demikianlah perjuangan Nabi Muhammad SAW dengan para sahabat
untuk meyakinkan orang Makkah bahwa agama Islamlah yang benar dan berasal dari Allah
7
SWT. Dakwah Islam semakin berkembang terutama setelah peristiwa isra’ mi;raj, sejumlah
penduduk Yastrib (Madinah) datang ke Makkah untuk berhaji, mereka terdiri dari suku Khozroj
dan Aus yang masuk Islam dalam tiga golongan :
2. Pada tahun ke -12 kenabian. Delegasi Yastrib (10 orang suku Khozroj, 2 orang Aus
serta seorang wanita) menemui Nabi di sebuah tempat yang bernama Aqabah dan melakukan
ikrar kesetiaan yang dinamakan perjanjian Aqabah pertama. Mereka kemudian berdakwah
dengan ini ditemani seorang utusan Nabi yaitu Mush’ab bin Umair.
3. Pada musim haji berikutnya. Jama’ah haji Yastrib berjumlah 73 orang. Dengan
mengatasnamakan penduduk Yastrib mereka meminta Nabi untuk pindah ke Yastrib, mereka
berjanji untuk membela Nabi. Perjanjian ini kemudian dinamakan Perjanjian Bai’ah Aqabah II.
Setelah mengetahui perjanjian tersebut, orang kafir Quraisy melakukan tekanan dan intimidasi
secara lebih gila lagi terhadap kaum muslimin. Karena hal inilah, akhirnya Nabi memerintahkan
sahabat–sahabatnya untuk hijrah ke Yastrib atau Madinah.
Saat Nabi Muhammad sampai di Madinah, beliau disambut dengan syair-syair dan penuh
kegembiraan oleh penduduk Madinah. Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekadar
berpindah dan menghindarkan diri dari ancaman dan tekanan orang kafir Quraisy dan penduduk
Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi
juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun srategi dalam menghadapi
tantangan lebih lanjut, sehingga nanti terbentuk masyarakat baru yang di dalamnya bersinar
kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW
melalui wahyu Allah SWT. Setelah tiba dan diterima penduduk Yastrib, Nabi diangkat menjadi
pemimpin penduduk Madinah, mengingat penduduk yang tinggal di Madinah bukan hanya kaum
muslimin, tapi juga golongan masyarakat Yahudi dan orang Arab yang masih menganut agama
nenek moyang, maka agar stabilitas masyarakat dapat terwujudkan Nabi mengadakan perjanjian
dengan mereka, yaitu suatu piagam yang menjamin kebebasan beragama bagi kaum Yahudi.
Piagam yang pada kemudian hari terkenal dengan sebutan Piagam Madinah. Setiap golongan
masyarakat memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan. Di samping itu setiap
8
masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negeri dari serangan musuh. Adapun
dasar-dasar tersebut adalah:
1. Mendirikan Masjid
3. Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim
9
Sepeninggalnya Rasulullah SAW, nabi telah mewariskan dua sumber hukum Islam yang
dapat dijadikan rujukan dalam pemecahan segala permasalahan yang ada, yaitu al-Quran dan as-
Sunnah. Kehidupan bermasyarakat yang semakin dinamis, memungkinkan timbulnya
permasalahan-permasalahan baru yang harus dipecahkan, untuk itu para ulama baik dari
kalangan sahabat dan tokoh Islam lainnya, berkewajiban menegakkan hukum tasyri’ pada
zamannya masing-masing. Pada masa khulafaur rasyidin ini perkembangan hukum dibagi ke
dalam empat periode:
Setelah nabi wafat, Abu Bakar ash-Shiddiq diangkat sebagai khalifah pertama. Khalifah
adalah pemimpin yang diangkat setelah nabi wafat untuk menggantikan nabi dan melanjutkan
tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintah.
Perlantikan Abu Bakar sempat mendapat tentangan dari beberapa orang yang ingin
melantik Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah karena Ali merupakan menantu dan anak saudara
Rasulullah SAW. Golongan Syiah yang merupakan golongan keluarga Bani Hasyim menentang
perlantikan Abu Bakar. Tentangan itu berakhir selepas Ali bin Abi Thalib berbaiat kepada Abu
Bakar.
Abu Bakar walaupun hanya memerintah selama dua tahun (632-634), tetapi beliau
banyak memberi sumbangsih terhadap perkembangan Islam. Beliau berperan menumpaskan
golongan Riddah yang ada di antaranya murtad dan ada diantaranya mengaku sebagai nabi.
Beliau juga orang yang pertama-tama berinisiatif mengumpulkan ayat-ayat Al Quran dan beliau
juga berperan meluaskan pengaruh Islam.
Kekuasaan yang dijalankan pada massa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa
Rasululllah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif berpusat di tangan
10
Khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum,.
Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-
sahabatnya bermusyawarah.
Abu Bakar wafat pada 634 H di Madinah. Ada dua pendapat mengenai sebab kematian
Abu Bakar. Ada yang mengatakan disebabkan keracunan dan ada pula yang mengatakan Abu
Bakar meninggal dunia secara alamiah. Sebelum kewafatannya, Abu Bakar meminta masyarakat
menerima Umar bin al-Khaththab sebagai khalifah yang baru. Jasad Abu Bakar dikebumikan di
sebelah makam Nabi Muhammad di Masjid an-Nabawi yang terletak di Madinah.
Khalifah Umar wafat pada tahun 644 selepas dibunuh oleh seorang budak Persia yang
bernama Abu Lu’lu’ah. Abu Lu’lu’ah menikam Umar karena menyimpan dendam terhadap
Khalifah Umar. Dia menikam Umar sebanyak enam kali sewaktu Umar menjadi imam di Masjid
al-Nabawi, Madinah.
Khalifah Umar meninggal dunia dua hari kemudian dan dikebumikan di sebelah makam
Nabi Muhammad SAW dan makam Abu Bakar.
11
Selanjutnya masuk ke dalam masa kekhalifahan Utsman bin Affan yang berlangsung dari
tahun 644-656 M, produk hukum yang dibangunnya dapat juga dilihat dari jasa-jasa besarnya
yang paling penting yaitu tindakannya telah membuat al Qur’an standar (kodifikasi al Qur’an).
Standarisasi al Qur’an dilakukannya karena pada masa pemerintahannya, wilayah Islam telah
sangat luas dan didiami oleh berbagai suku dengan bahasa dan dialek yang berbeda.
Oleh sebab itu, di kalangan pemeluk agama Islam, terjadi perbedaan ungkapan dan
ucapan tentang ayat-ayat al Qur’an yang disebarkan melalui hafalan. Perbedaan cara
mengungkapkan itu, menimbulkan perbedaan arti, saat berita ini sampai kepada Usman, ia lalu
membentuk penitia yang di ketuai Zaid bin Tsabit untuk menyalin al Qur’an yang telah dihimpun
pada masa khalifah Abu Bakar yang disimpan oleh Hafsah (janda nabi Muhammad SAW).
Panitia tersebut bekerja secara disiplin, menyalurkan naskan al Qur’an ke dalam Mushaf untuk
dijadikan standar dalam penulisan dan bacaan al Qur’an di wilayah kekuasan Islam pada waktu
itu.
Pada zaman ke khalifahan sahabat Ali bin Abi Thalib (656-662 M), Ali tidak banyak
mengembangkan hukum Islam, dikarenakan Negara tidak stabil. Di sana timbul bibit-bibit
perpecahan yang serius dalam tubuh umat Islam yang bermuara pada perang saudara yang
kemudian menimbulkan kelompok-kelompok. Di antaranya dua kelompok besar yakni,
kelompok Ahlussunah Wal Jama’ah dan Syi’ah.
Pada masa ini lahir para ahli hukum Islam yang menemukan dan merumuskan garis-garis
suci islam, muncul berbagai teori yang masih dianut dan digunakan oleh umat islam sampai
sekarang. Banyak faktor yang memungkinkan pembinaan dan pengembangan pada periode ini,
yaitu:
a. Wilayah islam sudah sangat luas, tinggal berbagai suku bangsa dengan asal usul, adat
istiadat dan berbagai kepentingan yang berbeda. Untuk dapat menentukan itu maka ditentukanlah
kaidah atau norma bagi suatu perbuatan tertentu guna memecahkan suatu masalah yang timbul
dalam masyarakat.
12
b. Telah ada karya-karya tentang hukum yang digunakan sebagai bahan untuk
membangun serta mengembangkan hukum fiqih Islam.
c. Telah ada para ahli yang mampu berijtihad memecahkan berbagai masalah hukum
dalam masyarakat. Selain Perkembangan pemikiran hukum pada periode ini lahir penilaian
mengenai baik buruknya mengenai perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang terkenal dengan
al-ahkam al-khamsah.
Pada masa ini ahli hukum tidak lagi menggali hukum fiqih Islam dari sumbernya yang
asli tapi hanya sekedar mengikuti pendapat-pendapat yang telah ada dalam mazhabnya masing-
masing atau bertaqlid buta. Yang menjadi ciri umum pemikiran hukum dalam masa ini adalah
para ahli hukum tidak lagi memusatkan usahanya untuk memahami prinsip-prinsip atau ayat-ayat
hukum yang terdapat pada Al Qur’an dan sunah, tetapi pikirannya ditumpukan pada pemahaman
perkataan-perkataan, pikiran-pikiran hukum para imamnya saja.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran atau kelesuan hukum islam pada masa itu
adalah:
1. Kesatuan wilayah islam yang luas telah retak dengan munculnya beberapa negara baru.
2. Ketidakstabilan politik.
Setelah mengalami kelesuan dalam beberapa abad lamanya, pemikiran Islam telah
bangkit kembali, timbul sebagai reaksi terhadap sikap taqlid tersebut yang telah membawa
kemunduran hukum islam. Pada abad ke XIV telah timbul seorang mujtahid besar yang
menghembuskan udara baru dalam perkembangan hukum Islam yang bernama Ibnu Taimiyyah
dan muridnya Ibnu Qayyim al Jauziyyah walau pola pemikiran mereka dilanjutkan pada abad ke
13
XVII oleh Muhammad Ibnu Abdul Wahab yang terkenal dengan gerakan baru di antara gerakan-
gerakan para ahli hukum yang menyarankan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Gerakan ini
disebutkan sebagai gerakan Salaf (Salafiah) yang ingin kembali kepada kemurnian ajaran Islam
di zaman salaf (permulaan), generasi awal dahulu yang terkenal dengan gerakan Wahabi yang
mempunyai pengaruh pada gerakan Padri di Minangkabau (Indonesia).
Ijtihad-ijtihad besar yang dilakukan oleh kedua dan bahkan ketiga orang tersebut di atas,
dilanjutkan kemudian oleh Jamaluddin Al-Afgani (1839-1897) terutama di lapangan politik.
Jamaluddin Al-Afgani inilah yang memasyhurkan ayat Al-Qur’an: Sesungguhnya Allah tidak
akan mengubah nasib suatu bangsa kalau bangsa itu sendiri tidak (terlebih dahulu) berusaha
mengubah nasibnya sendiri (Q.S. Ar-Ra’du (13) : 11). Ayat ini dipakainya untuk menggerakan
kebangkitan umat Islam yang pada umumnya dijajah oleh bangsa Barat pada waktu itu. Al-
Afgani menilai bahwa kemunduran umat Islam itu pada dasarnya adalah disebabkan penjajahan
Barat.
Oleh karena penyebab utama dari kemunduran itu adalah penjajahan Barat terhadap
dunia Islam, maka Al-Afgani berpendapat bahwa agar ummat Islam dapat maju kembali, maka
penyebab utamanya itu yang dalam hal ini adalah penjajahan Barat harus dilenyapkan terlebih
dahulu. Untuk itulah maka Al-Afgani menelurkan ide monumentalnya yang sangat terkenal
sampai dengan saat ini, yaitu Pan Islamisme, artinya persatuan seluruh umat Islam.
Persoalannya sekarang adalah apakah pemikiran Al-Afgani tentang Pan Islamisme ini
masih relevan sampai dengan saat ini ataukah tidak. Artinya apakah pemikiran Al-Afgani ini
masih cocok untuk diterapkan dalam dunia Islam yang nota bene nasionalisme masing-masing
negara sudah menguat dan mengental ditambah tidak seluruhnya negara-negara muslim
14
negaranya berdasarkan Islam. Gagasan ide yang dilontarkan oleh Al-Afgani ini adalah relevan
pada masanya, namun demikian masih perlu diterjemahkan ulang (diperbaharui substansinya)
pada masa kini. Sebab persatuan dunia Islam sebagaimana layaknya sebuah negara Islam
Internasional hampir tidak memungkinkan untuk dilaksanakan lagi, tetapi persatuan umat Islam
dalam arti bersatu untuk memberantas pengaruh negatif dari negara-negara Barat dan adanya
kesepakatan bersama untuk saling bantu membantu dalam memberantas kemiskinan, kebodohan
dan keterbelakangan adalah sesuatu hal yang mutlak dan sangat diperlukan oleh dunia Islam saat
ini.
15
memadukan mazhab Hanafi, Syafi’i. Negara lain yang melakukan hal serupa adalah Sudan,
Yordania , Suriah, Tunisia, Maroko, Algeria, Irak, Iran dan Pakistan.
Pada masa kontemporer, hukum Islam memang tidak diberlakukan oleh seluruh negara
yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam. Namun, negara-negara berikut ini cukup
menerapkan hukum Islam di era modern sekalipun hanya sebagian atau tidak menyeluruh.
1. Arab Saudi
Arab Saudi adalah salah satu negara yang masih konsisten menerapkan hukum Islam,
kendati hukum Islam yang dijalankan oleh Arab Saudi masih begitu tradisional. Hukum yang
digunakan di Arab Saudi adalah hukum syariat Islam dengan berdasarkan pemahaman salafush-
shalih (para sahabat Nabi dan yang mengikuti mereka dengan baik) dan secara umum bermazhab
Hambali. Dengan memegang teguh al-Quran dan al-Hadits berdasarkan pemahaman salaf,
pemahaman Islam di Arab Saudi kerap disebut sebagai pemahaman Salafi.
2. Qatar
Qatar adalah salah satu negara termakmur di saat ini walaupun luas wilayahnya sangat
kecil. Dengan memiliki kekayaan yang terutama berasal dari persediaan minyak-minyaknya,
pemerintah Qatar mampu membangun banyak infrastruktur unggul dan menyejahterakan
rakyatnya. Qatar adalah salah satu negara Arab yang boleh dibilang menganut hukum Islam,
kendati pun tidak seluruh hukum Islam mereka terapkan. Para ulama di Qatar masih ditempatkan
di maqam yang terhormat sebagi objek untuk dimintai fatwa terhadap suatu hukum dan ajaran
Islam pun masih menjadi pedoman hidup.
3. Turki
Republik Turki adalah salah satu negara Islam merdeka yang sempat terisolasikan pada
saat Musthafa Kemal atau yang dikenal dengan Kemal Attatrurk berkuasa. Turki memiliki
penduduk berjumlah sekitar 42 juta jiwa, di mana lebih dari 90% di antaranya adalah menganut
16
agama Islam. Pada tahun 1926 Turki menggunakan hukum pidana yang didasarkan pada hukum
Italy, sedangkan Undang-undang Hukum Acara Pidana yang menyusul dua tahun kemudian,
banyak diilhami Undang-undang Jerman. Dalam bidang perdata Turki memberlakukan Code
Civil yang diadopsi oleh Negara-negara ini setelah runtuhnya kekuasaan Ottoman (Ottoman
Empire), code civil Turki bersumber pada code civil Switzerland 1912, yang mengangkat materi-
materi hukum islam prinsipil. Jadi, walaupun tak seutuhnya mengambil hukum Islam sebagai
dasar hukum negara dan masih tercampuri undang-undang non-Islam, pada dasarnya tetap
memberlakukan hukum Islam.
4. Mesir
Republik Arab Mesir adalah sebuah negara yang berada di kawasan Afrika dengan
ibukota Kairo. Dahulunya, Mesir pernah diinvansi oleh Inggris selama beberapa tahun. Sehingga
hal tersebut berpengaruh juga terhadap sistem sosial politik di Mesir. Adapun menyoal
penerapan hukum, sebagian ulama di Mesir berusaha agar negara mereka memberlakukan
hukum syariat Islam dan bukan hukum Barat. Namun ternyata pemberlakuan hukum Islam di
Mesir tidak dapat berjalan secara utuh sekali. Akhirnya, hukum Islam yang berlaku di sana
adalah hukum Islam dengan interpretasi baru, yang tentunya, agak tercampuri pula dengan
hukum Barat. Di pengadilan Mesir, mazhab yang dianut adalah mazhab Syafi’i. Para ulama di
Mesir memiliki peranan yang cukup besar terhadap berlangsungnya hukum di negara tersebut.
Hal itu membuktikan bahwa hukum Islam berjalan cukup massif di Mesir.
5. Yordania
6. Suriah
17
Suriah, sepertinya sejumlah negara Arab lainnya berada di bawah naungan kekhalifahan
Turki Utsmani sebelum terjadinya perang dunia. Karena itulah pemberlakuan hukum di Suriah
masih banyak menganut atau menjalankan hukum Islam. Di antara pemberlakuan hukum Islam
di Suriah adalah menyangkut hal-hal yang terkait dengan kekeluargaan dan ahwal asy-
syakhshiyyah semisal hukum perkawinan, perceraian, wasiat, waris, dan lain sebagainya.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kita juga dapat mengetahui bahwasanya perkembangan hukum Islam ini ada kalanya
meningkat dan ada kalanya mengalami kemunduran. Meningkatnya atau kemajuan hukum Islam
umumnya hanya dapat tercapai jika umat Islam mau menggunakan daya pikir dan
mengupayakan seluruh tenaga untuk mempelajari Islam yang benar secara mendalam. Kemudian
didukung dengan pemerintahan Islam yang tidak berpolemik alias stabil. Sebaliknya hukum
Islam dapat mengalami kemunduran apabila umat Islam bermalas-malasan dalam mempelajari
Islam dan pemerintahan Islam senantiasa terfokuskan pada hal-hal duniawi semata.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Musthofa dan Abdul Wahid. 2009. Hukum Islam Kontemporer. Jakarta: Sinar Grafika.
2. Santoso, Topo. 2000. Membumikan Hukum Pidana Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
3. Wulandari, Putri Yolanda dkk,. Sejarah Perkembangan Hukum Islam I. Jember: Tidak
diterbitkan.
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Arab_Saudi [diakses pada 4 Oktober 2018]
5. http://islammoderat.com/apakah-qatar-negara-islam/ [diakses pada 4 Oktober 2018]
6. http://syariah.uin-malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-fakultas/entry/perkembangan-
hukum-islam-di-berbagai-negara-muslim [diakses pada 4 Oktober 2018]
7. http://amiercadul.wordpress.com [diakses pada 4 Oktober 2018]
20
LAMPIRAN: SOAL DAN JAWABAN
I. SOAL
A. Pilihan Ganda
1. Peraturan-peraturan yang merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam yang dibuat oleh
Allah disebut…
A. 3 tahun C. 5 tahun
B. 4 tahun D. 6 tahun
3. Khalifah yang berfokus memerangi orang yang murtad dan enggan membayar zakat pada
masa kekuasaannya adalah…
5. Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan kemunduran hukum Islam kecuali…
A. Kesatuan umat Islam yang menjadi retak karena banyaknya negara baru
D. Ketidakstabilan politik
6. Pada abad ke-14 M ada dua ulama mujtahid pembaharu Islam yaitu…
A. Sekularisme C. Posmodernisme
B. Turki D. Malaysia
9. Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha merupakan dua tokoh pembaharu Islam
yang berasal dari…
B. Mesir D. Iran
B. Essay
22
2. Ada berapa cara dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saat fase mekkah? Sebutkan!
5. Di antara 4 Khulafaur Rasyidin, pada masa siapakah hukum Islam sangat berkembang?
6. Di antara 4 Khulafaur Rasyidin, pada masa siapakah hukum Islam tidak begitu berkembang?
7. Sebutkan faktor yang menyebabkan mundurnya hukum Islam!
23
II. JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. C. Hukum Islam
2. A. 3 tahun
3. A. Abu Bakar
5. C. Kestabilan politik
7. D. Pan Islamisme
8. A. Arab Saudi
9. B. Mesir
B. Essay
4. Hukum-hukum Islam
5. Pada masa ‘Umar bin al-Khathtab, karena saat itu wilayah Islam telah berkembang luas dan
reformasi sistem pemerintah Islam sangat gencar.
24
6. Pada masa ‘Ali bin Abi Thalib, sebab waktu itu kondisi negara tidak stabil dan banyak
konflik.
10. Menjaga kesatuan umat; tidak mencampuradukkan kepentingan agama dengan kepentingan
politik; senantiasa mengembangkan pemikiran-pemikiran dan keilmuan Islam.
25