Makalah PHI Judul (Ilmu Bantu Hukum)
Makalah PHI Judul (Ilmu Bantu Hukum)
Makalah PHI Judul (Ilmu Bantu Hukum)
Disusun oleh :
NAMA:
Vika Reskika Sintia 22111011
Satria HadiBrata 22111049
Dimas Agung Prayoga 22111035
Ganang Aulia Budiarto 22111025
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
MEDAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Pengertian Ilmu Hukum...................................................................................3
B. Penerapan Ilmu Bantu Hukum Sebagai Ilmu Kenyataan di Indonesia............4
C. Ilmu Bantu Hukum yang termasuk dalam ilmu tentang kenyataan.................4
BAB III......................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum dalam arti disiplin hukum adalah sistem ajaran mengenai kenyataan
atau gejala-gejala hukum yang ada dan “hidup” di tengah pergaulan. Dalam
menghadapi kenyataan yang terjadi dalam pergaulan hidup di masyarakat salah
satu ruang lingkup yang ada dalam disiplin ilmu ini adalah Ilmu-Ilmu Hukum
yang berarti setiap pemikiran yang teliti dan berbobot mengenai semua tingkat
kehidupan hukum, asal pikiran itu menjangkau keluar batas pemecahan terhadap
suatu problem yang konkrit, jadi ilmu hukum meliputi semua macam
generalisasi yang jujur dan dipikirkan masak-masak dibidang hukum. (Satjipto
Raharjo,1982)
Sebagai suatu ilmu, ilmu hukum masuk kedalam bilangan ilmu yang bersifat
preskriptif, artinya ilmu yang membawa atau sarat nilai. Ilmu hukum bersifat
menganjurkan bukan hanya mengemukakan apa adanya. Oleh karena itu, ilmu
hukum bukan termasuk kedalam bilangan ilmu empiris. Kebenaran yang hendak
di peroleh adalah kebenaran koherensi bukan korespondensi. Untuk itu ada
bagian-bagian dar ilmu hukum itu sediri yang dikenal sebagai ilmu tentang
kenyataan yang menyoroti hukum sebagai perikelakuan atau sikap tindak.
Terdapat bagian dari ilmu hukum yang dalam arti luas membantu
perkembangan ilmu hukum dan juga dapat dikatakan bahwa ilmu bantu hukum
sebagai ilmu tentang kenyataan yang mana terdiri dari Sosiologi Hukum,
Antropologi Hukum, Ilmu Perbandingan Hukum, Sejarah hukum, Kriminologi,
Kriminalistik dan Psikologi Hukum. yang dalam perkembangannya membantu
perkembangan ilmu hukum.
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
1
B. Rumusan Masalah
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
3
korespondensi. Ilmu sosial bebas nilai. Di samping itu, ilmu sosial mempelajari
perilaku (behavior). Ilmu hukum sebaliknya bukan mempelajari prilaku
(behavior), melainkan mempelajari tindakan atau perbuatan (act) yang berkaitan
dengan norma dan prinsip hukum. Oleh karena itu, perumpamaan yang
membandingkan ilmu hukum dengan ilmu sosial seperti kerbau adalah sapi adlah
tidak tepat, melainkan seperti kerbau atau sapi dengan ayam.
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
4
1. Sosiologi Hukum
Sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara
empiris dan analitis mempelajari hubungan timbal balik antara hukum
sebagai gejala sosial dengan gejala-gejala sosial lainya. Sosiologi hukum
merupakan salah satu ilmu bantu hukum yang mempelajari perilaku
masyarakat terhadap hukum itu sendiri dengan menyesuaikan pada obyek
yang diatur, homogen atau hetrogen.
2. Antropologi Hukum
Ilmu bantu hukum yang mempelajari perilaku individu dalam
berperilaku hukum di masyarakat. Antropologi hukum Suatu cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari pola-pola sengketa dan penyelesaian pada
masyarakat-masyarakat sederhana, maupun pada masyarakat yang sedang
mengalami proses perkembanagan dan pembangunan. Para antropolog tidak
hanya mempelajari semacam jenis manusia, mereka juga mempelajari semua
aspek dari pengalaman manusia seperti penulisan tentang bagian dari sejarah
manusia, lingkungan hidup dan kehidupan keluarga-keluarga, pemukiman,
segi-segi ekonomi, politik, agama, gaya kesenia dan berpakaian, bahasa dan
sebagainya.
Antropologi merupakan ilmu pengetahuan yang jauh sekali
jangkauannya yakni, mengekspresikan kehidupan manusia dalam
totalitasnya sehingga segala segi kehidupan di bicarakan. Oleh karena itu
baginya hukum hendaknya diartikan lebih dari sekedar peraturan dan
lembaga-lembaga pelaksanaanya yang formal.
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
5
merupakan suatu metoda studi hukum untuk membandingkan sistem hukum
positif dari bangsa yang satu dengan yang lain. Perbandingan hukum baru
berkembang secara nyata pada akhir abad ke-20. Lebih-lebih sekarang,
dimana negara-negara di dunia saling ketergantungan dan saling
membutuhkan hubungan yang erat.
4. Sejarah Hukum
Ilmu bantu hukum yang mempelajari hukum dimasa lalu, hukum yang
berlaku sekarang dan bagaimana hukum yang akan datang dengan kata lain,
yaitu:
Ius constitutum ( hukum yang berlaku sekarang )
Ius constituendum ( hukum yang di cita-citakan )
Sejarah hukum adalah salah satu bidang studi hukum, yang mempelajari
perkembangan dan asal usul sistem hukum dalam suatu masyarakat tertentu,
dan memperbandingkan antara hukum yang berbeda karena dibatasi oleh
perbedaan waktu. Sudah menjadi kelaziman bahwa sejarah itu
menghubungkan keadaan yang lampau dengan keadaan yang sekarang
maupun yang akan datang atau bahwa keadaan sekarang berasal dari
keadaan yang lampau. Dan keadaan yang sekarang akan melahirkan keadaan
yang akan datang. Apabila dihubungkan dengan hukum, maka dapat
diterima bahwa hukum dewasa ini merupakan pertumbuhan dari hukum
yang lampau, sedangkan hukum yang akan datang terbentuk dari hukum
yang sekarang. Fungsi dari sejarah hukum (Soerjono Soekanto 1983 :40) ,
yaitu:
Sejarah hukum dapat memeberikan pandangan yang luas bagi
kalangan hukum. Hukum tak akan mungkin berdisi sendiri, karena
senantiasa di pengaruhi oleh aspek-aspek kehidupan lain. Sejarah hukum
akan dapat melengkapi pengetahuan kalangan hukum mengenai hal-hal
tersebut.
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
6
Sejarah hukum juga berguna bagi praktik hukum. Sejarah hukum
sangat penting untuk mrngadakan penafsiran secara historikal terhadap
peraturan-peraturan tertentu.
Dalam bidang pendidikan hukum, sejarah hukum akan sangat
membantu mahasiswa hukum untuk lebih memahami hukum yang
dipelajarinya.
Sejarah hukum dapat mengungkapkan fungsi dan efektivitas
lembaga-lembaga hukum tertentu. Artinya pada situasi-situasi semacam
apakah suatu lembaga hukum benar-benar dapat berfungsi atau tidak
berfungsi sama sekali. Ini sangat penting, terutama bagi pembentuk dan
penegak hukum. Akhirnya sejarah hukum memberikan kemampuan,
untuk menilai keadaan-keadaan dan memecahkan masalah-masalahnya.
5. Psikologi Hukum
Ilmu bantu hukum yang mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi
pembuatan, pelaksanaan dan penegakan hukum. Psikologi hukum
Merupakan suatu cabang pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai
suatu perwujudan dari perkembangan jiwa manusia. Psikologi adalah ilmu
pengetahuan tentang prilaku manusia ( human behavior ) maka kaitannya
dalam studi hukum, ia akan melihat hukum sebagai salah satu dari
pencerminan perilaku manusia.
Mengenai perkembangan ilmu hukum dengan dimanfaatkannya studi
ilmu hukum tentang kenyataan telah dikemukakan. Sedangkan dari segi
psikologi dapat ditegaskan bahwa perkembangan dalam psikologi yang
membawa perhatian terhadap studi hukum adalah semakin pesatnya
perkembangan di dalam cabang psikologi khusus. Perlu diketahui bahwa ada
dua jenis psikologi yaitu :
1) Psikologi umum
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
7
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan atau aktivitas psychis
manusia pada umumnya yaitu yang dewasa, normal dan beradab. Psikologi
hukum mencari dalil-dalil yang bersifat daripada kegiatan atau
aktivitas psychis yang kemudian dapat merupakan teori-teori dan psikologi.
2) Psikologi khusus
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari
aktivitas phsycis manusia. Hal-hal khusus yang menyimpang dari hal-hal
yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.
Ditinjau dari segi psikologi dan perkembangannya, maka psikologi
hukum merupakan psikologi khusus, yang secara serasi mengalami
keseiringan perkembangan dengan perkembangan ilmu hukum yang telah
berkembang, karena pengaruh ilmu-ilmu metajuridis, di mana psikologi
termasuk di dalamnya. Sebagai ilmu bantu yang merupakan ilmu kenyataan
psikologi hukum memiliki tujuan sebagai berikut :
a) Hukum sebagai norma dibuat, di terapkan dan di tegakan apabila dalam
pembuatannya tidak melihat kepada kehidupan masyarakat maka hukum itu
akan bersifat ansih yang mana hukum dalam perundang-undangan tidak
ditaati, tidak diterapkan dan tidak di tegakan, semata-mata hanya di lihat
sebagai hukum. Maka dari itu di butuhkan ilmu bantu hukum yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang di kehendaki.
Dengan demikian sadar atau tidak sadar, hukum telah menggarap tingkah
laku manusia. Proses demikian menunjukan bahwa hukum telah memasuki
bidang psikologi terutama psikologi sosial.
b) Psikologi hukum bergerak atau beroperasi sejak hukum itu di bentuk
(kebiasaan yang menjadi hukum : hukum adat ), ketika hukum di bentuk
sudah ada suasana kebatinan atau tekanan psikologis. Untuk itu dalam tahap
pembentukan hukum diperlukan banyak pertimbangan dari masyarakat
dengan tujuan sampai pada saat hukum itu dapat berlaku dalam tahap
pelaksanaanya dan penerapannya dalam masyarakat .
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
8
c) Pelanggaranya sendiri diberlakukan asas “egalite before the law” yakni,
perlakuan yang sama atas diri setiap orang di muka hukum dengan tidak
membedakan perlakuan. Dalam artian tidak ada peraturan khusus yang
mengatur tentang sanksi khusus bagi penegak hukum yang melakukan tindak
pidana. Dengan tujuan memeberikan hak-hak dan kewajiban seseorang yang
memiliki arti sosial, tidak hanya menjadi hal yang ada di dalam pikiran
manusia.
6. Kriminologi
Kriminologi merupakan suatu ilmu yang berdasarkan hal-hal nyata atau
Ilmu yang mempelajari sebab musabab mengapa orang melakukan kejahatan
atau tindakan pidana. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan bahan-
bahan, menjelaskan dan menggolongkannya (Criminography). Hampir tidak
mungkin membatasi sumber penyelidikan bahan-bahan ini, sebab
kriminalitas merupakan bagian dari kehidupan kita, dan sebagai suatu gejala
nyata (empiris) dapat ditinjau dari berbagai sudut, yaitu Sosiologi, Biologi
dan Psikologi.
Keterangan tentang bentuk-bentuknya, luasnya sebab-sebabnya dan
sifat-sifatnya kriminalitas dapat di ketemukan dari tabel catatan statistik,
laporan-laporan penjara, penjara, kumpulan putusan-putusan pengadilan,
dari kepustakaan teknis, riwayat hidup para penjahat, dari harian cerita-cerita
nyata (true stories)
Dan sebagai penambah keterangan yang mungkin lebih penting, adalah
penjahat itu sendiri yang setiap saat merupakan suatu sumber bahan yang tak
ada batasnya bagi peneliti kriminologi baik mengenai individunya maupun
golongannya.
7. Kriminalistik
Ilmu bantu hukum yang mempelajari tentang cara melakukan kejahatan
(modus operandi) atau ilmu kriminalistik Ilmu yang melihat kejahatan
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
9
sebagai suatu seni mengenai kejahatan itu dilakukan & dengan apa
melakukannya. Di dalam pelaksanaannya ilmu kriminslistik ini dibantu oleh
ilmu-ilmu forensik, yaitu :
• Ilmu Kedokteran kehakiman / kedokteran Forensik
Ilmu yang mempelajari tentang sebab-sebab matinya orang / sebab-
sebab luka .
• Ilmu Balistik
Ilmu yang mempelajari tentang senjata api, yang berfungsi untuk
mengetahui & melacak jenis Sen_Pi / pemilik Sen_Pi dan orang yang
menggunakan Sen_Pi merupakan tindak pidana. Dewasa ini banyak
digunakan karena pada akhir-akhir ini banyak tindak pidana yang
menggunakan Sen_Pi, karena Polri memberikan izin bagi warga negara
Sipil.
• Ilmu toxicologi
Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang racun terutama yang ada
kaitannya tentang suatu tindak pidana yaitu mengenai jenisnya, kekuatan
reaksinya & daya kerjanya. Kaitannya dengan kasus pidana ini untuk
memastikan apakah benar seseorang korban benar akibat racun atau yang
lain.
• Ilmu Docsticolopie
Ilmu yang mempelajari tentang sidik jari, yang berguna untuk
mengetahui siapa pelaku tindak pidana dengan menguji, meneliti bekas-
bekas dalam diri korban / TKP karena sidik jari tidak ada yang sama di
dunia ini. Di dalam praktek banyak kasus pidana yang terungkap dengan
sidik jari.
• Ilmu Akuntan
Kegiatan di bidang Ekonomi yang di fokuskan pada kegiatan
pembukuan keuangan meliputi pemasukan, penggunaan & pengeluaran
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
10
yang di dalam istilah bakunya dikenal dengan kegiatan auditing. Dari
pemeriksaan / audit akuntan tersebut dapat diketahui ada penyimpangan
atau tidak. Tindak pidana yang banyak berhubungan dengan akuntan /
audit disebut Tindak Pidana Korupsi.
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ilmu hukum masuk kedalam bilangan ilmu yang bersifat preskriptif, artinya
ilmu yang membawa atau sarat nilai. Ilmu hukum bersifat menganjurkan bukan
hanya mengemukakan apa adanya. Oleh karena itu, Kebenaran yang hendak di
peroleh adalah kebenaran koherensi bukan korespondensi.
2. hukum akan dilihat dari segi penerapannya yang diwujudkan dalam bentuk
tingkah laku atau sikap tindak.
3. Bagian-bagian dari Ilmu Bantu Hukum yang termasuk sebagai Ilmu-Ilmu
kenyataan tentang Hukum, yaitu :
Sosiologi hukum
Antropologi hukum
Ilmu perbandingan hukum
Sejarah hukum
Psikologi hukum
Kriminologi
Kriminalistik
4. Hukum sebagai kenyataan, ia menghidup dalam pergaulan hidup manusia
dan tercermin dalam bentuk sikap tindak masyarakat. Penerapan Ilmu Hukum
sebagai Ilmu Kenyataan di Indonesia dapat kita lihat dimana hukum tersebut
diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia untuk mengatur hubungan
sosial dalam masyarakat dan Indonesia juga menganut sistem negara hukum
(Rechtstaat).
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
12
B. Saran
Ilmu hukum juga harus diperkenalkan kepada masyarakat, agar
masyarakat mengatahui sejarah, cakupan, peran serta mampu
membandingkannya dengan sistem hukum lainnya. Dengan itu Ilmu hukum
sebagai kenyataan di harapkan juga dapat mengajak masyarakat untuk menilai
dan berfikir secara rasional tentang hukum yang diterapkan dalam kehidupan.
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
- Internet:
https://arrrniti.blogspot.com/2016/03/makalah-ilmu-bantu-hukum_23.html
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pamulang/mix-course/
pertemuan-12-ilmu-ilmu-bantu-dalam-mempelajari-ilmu-hukum/20532215
https://ahmadwahyumaruto.blogspot.com/2017/01/macam-macam-ilmu-bantu-
dalam-ilmu-hukum.html
Harwitz, Stephan, 1952, Kriminologi, Radar Jaya offset, Jakarta. Marzuki. Peter Mahmud, 2013, Pengatar Ilmu
Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta. Soeroso. R, 2014, Pengatar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
14