Keperawatan Bencana Angin Puting Beliung (Kelompok 3)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

KEPERAWATAN BENCANA

“ANGIN PUTING BELIUNG”

Dosen Pembimbing :
Ns. Uti Rusdian Hidayat, M. Kep

Disusun Oleh Kelompok III


Islamiyati (821181005)
Dimas Permadi (821202027)
Sri Wahyuni (821181011)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN YARSI PONTIANAK
2021/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Shalawat dan salam
kita kirimkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, karena atas
hidayah-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan. Dan kami berterima kasih kepada
dosen mata kuliah Keperawatan Bencana yaitu Ns. Uti Rusdian Hidayat, M.Kep
yang telah membantu kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah kami 
ini. yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Angin Putting
Beliung”.
Kami mohon kepada Bapak/Ibu dosen khususnya, umumnya para
pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam penulisan ini,
baik dari segi bahasanya maupun isinya, kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya
tulis yang akan datang.

Pontianak, 13 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Masalah .................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan ......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................ 4
A. Puting Beliung ................................................................................. 4
B. Penyebab angin puting beliung ....................................................... 4
C. Proses terjadinya angin puting beliung ......................................... 5
a. Fase tumbuh ................................................................................. 6
b. Fase dewasa .................................................................................. 6
c. Fase punah .................................................................................... 7
D. Dampak angin puting beliung ......................................................... 7
a. Dampak negatif ........................................................................... 7
b. Dampak terhadap kesehatan ......................................................... 7
c. Dampak positif ............................................................................ 8
E. Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung ....................................... 8
1. Penanganan sebelum terjadi bencana angin puting beliung ........ 8

iii
2. Penanganan saat terjadi bencana angin puting beliung ................ 9
3. Penanganan setelah terjadinya bencana angin puting beliung ..... 9
F. Penanganan Kesehatan Pasca Bencana Angin Puting Beliung . . 10
a. Penyakit pasca bencana angin puting beliung ............................. 10
b. Pengelolaan Air Bersih Darurat pada Bencana ........................... 11
BAB III RENCANA PELAKSANAAN (SAP) ......................................... 14
A. Latar Belakang ................................................................................ 14
B. Tujuan Penyuluhan ......................................................................... 14
1. Tujuan Intruksional Umum ................................................ 14
2. Tujuan Instruksional Khusus .............................................. 14
C. Sasaran ............................................................................................. 15
D. Manfaat Penulisan .......................................................................... 15
E. Materi ............................................................................................... 15
F. Metode Pembelajaran ..................................................................... 15
G. Media ................................................................................................ 16
H. Proses Kegiatan/Rencana Pembelajaran ...................................... 16
I. Pembagian Tugas ............................................................................ 17
1. Tugas .................................................................................. 17
2. Rincian Tugas ..................................................................... 17
J. Evaluasi Hasil ................................................................................. 19
BAB IV DESAIAN VIDEO EDUKASI ..................................................... 20
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 24
A. Kesimpulan ........................................................................................ 24
B. Saran .................................................................................................. 25

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wilayah Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara dua
benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta berada di antara dua
samudera yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis
Indonesia tersebut mempunyai pengaruh terhadap perubahan angin asia dan
angin australia yang selalu berganti arah dua kali selama setahun, hal ini
terjadi karena mengikuti pergeseran matahari ke arah utara/selatan garis
khatulistiwa. Sehingga wilayah Indonesia mengenal dua musim yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Perubahan musim kemarau ke musim hujan atau
sebaliknya disebut masa peralihan antar musim atau lebih dikenal dengan
musim pancaroba.
BMKG melalui Peraturan Kepala BMKG Nomor Kep.009 Tahun 2010
menjelaskan bahwa Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal,
tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa
dan harta. Bencana Alam yang ditimbulkannya adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Angin puting beliung sering terjadi diwilayah Indonesia pada bulan-
bulan peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi karena
proses perubahan arah angin asia dan angin Australia yang terjadi dua kali
setahun. Perubahan arah angin regional tersebut akan mempengaruhi
kestabilan beda tekanan udara permukaan dan lapisan atas yang cukup besar
sehingga menimbulkan daya sedot udara dari permukaan ke lapisan atas yang
kuat. Namun area kejadian angin puting beliung pada umumnya sangat lokal
dan dalam waktu yang singkat. Tanda-tanda akan terjadinya angin puting
beliung, antara lain; (1) Sehari sebelumnya udara malam hari terasa panas dan

1
gerah, (2) Pada pagi hari langit cerah dan sekitar pukul 10.00 pagi ada
pertumbuhan awan gelap yang cepat, (3) Terbentuk awan gelap
Cumulusnimbus (Cb) yang bentuk awannya seperti bunga kol, (4) Angin
dingin mulai berhembus dan ranting serta daun pepohonan di sekitar mulai
bergoyang kencang. Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana angin
itu akan berubah menjadi bencana, sehingga kita bisa mengantisipasi dengan
cepat, sehingga bisa mengurangi resiko bencana. Maka dalam makalah ini
akan di bahas mengenai apa itu angin puing beliung, apa tindakan yang harus
dilakukan bila akan terjadi angin putting beliung serta bagaimana mitigasi
bencana angin puting beliung sebelum dan setelah bencana terjadi.
B. Tujuan Masalah
1. Umum
Agar mahasiswa mampu melakukan tindakan penanganan pada
saat terjadinya bencana “tsunami”
2. Khusus
a. Agar mahasiswa mampu memahami Filosofi Puting beliung
b. Agar mahasiswa mampu memahami Definisi Puting beliung
c. Agar mahasiswa mampu memahami Penyebab Puting beliung
d. Agar mahasiswa mampu memahami Tanda-tanda Terjadi Puting
beliung
e. Agar mahasiswa mampu memahami Jenis-jenis Puting beliung
f. Agar mahasiswa mampu memahami Penanggulangan Bencana
g. Agar mahasiswa mampu memahami Cara Menghadapi Puting
beliung
C. Manfaat
Agar mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami bencana seperti tsunami, sehingga dapat menjadi bekal dalam
persiapan praktek di rumah sakit maupun di masyarakat.

2
D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan : berisikan Latar Belakang, Tujuan Penulisan,
Manfaat Penulisandan Sistematika
Penulisan
BAB II Tinjauan Teori :
berisikan isi yaitu Filosofi angin puting
beling , Definisi angin puting beliung ,
Penyebab angin putting beliung , Tanda-
tandaTerjadi angin puting beliung , Jenis-
jenis angin puting beling, Penanggulangan
Bencana, Cara Menghadap angin puting
beliung.
BAB III Asuhan kep : berisikan Latar Belakang, Tujuan
Intruksional Umum, Tujuan Instruksional
Khusus, Manfaat Penulisan, Materi, Metode,
Media, Kegiatan Belajar Mengajar, Setting,
Pembagian Tugas, Evaluasi
BAB IV Penutup : Kesimpulan dan Saran

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Puting Beliung
Angim puting beliung adalah angn atau bisa juga disebut badai besar yang
sangat kuat dengan pusaran angin dengan kecepatan 120km/jam atau lebih.
Angin puting beliung bergerak mengaduk laut bawah dan menyebabkan
gelombang besar yang sangat sangat.
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih
dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian antara
5-10 menit. Angin Puting Beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari
pada musim pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang
diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan
terlempar. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin
"Leysus", di daerah Sumatera disebut "Angin Bohorok" dan masih ada
sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu "Tornado"
mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin
puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim
pacaroba. Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu siang
hari terlihat adanya awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian
berkembang menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara dingin, dan
angin mulai menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan, tidak lama
kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai
hujan es. Terlihat di awan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut
turun menuju tanah (bumi) (Rosdiana, 2013) Ancaman angin puting beliung
desebabkan beberapa faktor yakni karena suhu panas yang tinggi, low
pressure, dan awan comonimbus. Faktor yang juga sangat berpengaruh puting
beliung itu adalah konveksi tinggi [CITATION Nur10 \l 1033 ]
B. Penyebab angin puting beliung
Angin Puting Beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada
musim pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang
diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan

4
terlempar, (BNPB, 2014). Orang awam menyebut angin puting beliung
adalah angin "Leysus", di daerah Sumatera disebut "Angin Bohorok" dan
masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu
"Tornado" mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500
meter. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada
musim pacaroba. Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu
siang hari terlihat adanya awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol,
kemudian berkembang menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara
dingin, dan angin mulai menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan,
tidak lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan
terkadang disertai hujan es. Terlihat di awan hitam pusaran angin berbentuk
seperti kerucut turun menuju tanah (bumi) (Rosdiana, 2013) Ancaman angin
puting beliung desebabkan beberapa faktor yakni karena suhu panas yang
tinggi, low pressure, dan awan comonimbus. Faktor yang juga sangat
berpengaruh puting beliung itu adalah konveksi tinggi [CITATION Nur10 \l 1033
]
C. Proses terjadinya angin puting beliung
Menurut [CITATION N \l 1033 ] :

Gamabar : proses terbentuknya awan comulonimbus


Proses terjadinya puting beliung sangat terkait ert dengan fase
tumbuhnya awan CB yaitu dseperti dijelaskan pada gambar dibawah ini :

5
a. Fase tumbuh

Gambar fase tumbuh


Dalam awan tediri dari arus naik kee atas yang kuat. Hujan yang
belum turun, titik-titik air maupun kristas-kristal es, masih bertahab oleh
arus udara yang naik keatas puncak awan
b. Fase dewasa

Gambar fase dewasa masuk


Titik-titik air tidak terputus lagi oleh udara naik ke puncak awan.
Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun.
Temperatur massa udara yang turun lebih dingin dari udara sekelilingnya.
Antara arus udara yang naik dan turun dapat menyebabkan arus geser
memutar, dan membentuk pusaran. Arus udara ini memutar lebih cepat,
irip seperti sebuah siklon yang "menjilat" bumi sebagai angin puting
beliung. kadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air

6
c. Fase punah

Gambar fase punah


Tidak ada udara naik, massa udara ysng turun meluas diseluruh
awan. Kondesi berhenti, udara yang turun melemah hinggah berakhirlah
pertumbuhan awan cumulunimbus.
D. Dampak angin puting beliung
Menurut [ CITATION Ilh10 \l 1033 ]
Angin puting beliung bersifat merusak, gerakannya yang berputar
semakin cepat akan menjadi sebuah awalan angin yang mirip dengan badai
tropis di lautan dan angin puting beliung periode waktunya sangat singkat
dan singkat dari 10 menit. Angin puting beliung ini biasanya merusak
bangunan, vegetasi, jaringan listrik dan jalan dan apapun yang dilewatinya.
Bencana ini biasanya tidak banyak menelan korban jiwa. Bisa diperjelas
sebagai berikut:
a. Dampak negatif
1. Rusaknya rumh dan infrastruktur suatu daerah
2. Dapat menimbulkan korban jiwa
3. Rusaknya kebun-kebun warga
4. Kerugian material
5. Banyaknya puing-puing dan sampah yang terbawaputing beliung
berserakan
b. Dampak terhadap kesehatan
1. Iritasi mata
2. Codera ringan-berat
3. Trauma

7
c. Dampak positif
1. Meningkatkan pendapatan rumah sakut
2. Meningkatkan pendapat penjualan bahan bangun
3. Membuka peluang kerja bagi arsitek.
E. Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana
angin puting beliung, sebagai berikut [ CITATION Nur13 \l 1033 ]
a. Membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk
bertahan terhadap gaya angin.
b. Perlunya penerapan aturan bangunan yang memperhitungkan
beban angin khususnya di daerah rawan angin puting beliung.
c. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting di daerah
yang terlindung dari serangan angin puting beliung.
d. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk dianggap sebagai
gaya angin.
e. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat
digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang
maupun saat terjadi serangan angin puting beliung.
f. Pengamanan/perlakuan bagian-bagian yang mudah diterbangkan
angin yang dapat membahayakan diri atau tempat lain disekitarnya.
g. Kesiap-siagaan dalam menghadapi angina puting beliung,
mengetahui bagaimana cara diri.
h. Pengamanan barang-barang di sekitar rumah agar dibangun secara
kuat sehingga tidak diterbangkan angin.
i. Untuk para nelayan, agar menembatkan atau mengikat kuat kapal-
kapalnya.
1. Penanganan sebelum terjadi bencana angin puting beliung :
Menurut : [ CITATION Nur131 \l 1033 ]
a. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai puting beliun agar masyarakat
memahami dan mengenal puting beliung, baik definisi, gejala awal,
karateristik, bahaya, dan mitigasinya.

8
b. Menyusun peta rawan bencana puting beliung berdasarkan data
historis
c. Memangkas ranting pohong besar dan menebang pohong yang sudah
rapuh serta tidak membiasakan memakirkan kendaraan di bawah
pohon besar
d. Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu
mengikuti informasi perkiraan cuaca atau proaktif menanyakan
kondisi cuaca kepada instansi yang berwenang
e. Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengusian sementara.
2. Penanganan saat terjadi bencana angin puting beliung :
Menurut : [ CITATION Nur131 \l 1033 ]
Ketika angin puting beliung terbentuk, uap air terangkat dari lautan
dan membentuk dinding awan yang tebal. Angin kencang yang berputar
di sekitar daerah yang tenang, bersih dari awan, dan berkenan rendah,
disebut mata angin puting beliung.
a. Bawa barang masuk ke dalam rumah, agar tidak terbawa angin.
b. Tutup jendela dan pintu lalu kunci
c. Matikan semua aliran listrik dan peralatan eletronik.
d. Jika terasa petir akan menyambar, segera membungkuk, duduk dan
peluk lutu ke dada.
e. Jangan tiarap di atas tanah
f. Hindari bangunan yang tinggi, tiang listrik, papan reklame, dan
sebagainya.
g. Segera masuk ke dalam rumah dan bangunan yang kokoh
3. Penanganan setelah terjadinya bencana angin puting beliung :
Menurut : [ CITATION Nur131 \l 1033 ]
a. Pastikan tiadak ada anggota kelurga yang cedera
b. Bila jatuh korban, segera berikan pertolongan darurat
c. Laporkan segera kepada yang berwenang jika ada kerusakan yang
berhububgan dengan listrik, gas, dan kerusakan lainnya.
d. Jika dalam perjalanan, teruskan kembali dengan berhati-hati

9
F. Penanganan Kesehatan Pasca Bencana Angin Puting Beliung
Menurut : [ CITATION Nic12 \l 1033 ]
a. Penyakit pasca bencana angin puting beliung
Angin puting beliung yang telah terjadi di suatu daerah tentu akan
berdampak buruk bagi kesehatan warga sekitar. Adapun beberapa
penyakit yang biasanya menyerang warga pasca bencana angin puting
beliung, antara lain:
1. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
ISPA terjadi karena masuknya kuman atau mirkoorganisme ke
dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan
gejala penyakit. Istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Istilah ISPA mencakup tiga
unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut, dengan pengertian
sebagai berikut:
1) Infeksi adalah masuknya kuman atau mirkoorganisme ke dalam
tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan
gejala penyakit.
2) Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli.
Secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas,
saluran pernpasan bagian bawah (termasuk saluran pernapasan).
3) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari,
Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun
untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA
proses ini berlangsung lebih dari 14 hari.
Selain ISPA sering juga ditemukan pneumonia yaitu proses
infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya
pnemoni pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut
pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini
berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara
mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak

10
50 kali per menit atau lebih pada anak usia dua bulan sampai kurang
dari satu tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia satu
tajun sampai kurang dari lima tahun. Pada anak di bawah usia dua
bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia (Depkes RI, 2005).
Pencegahannya dengan pengadaan rumah dengan ventilasi yang
memadai, perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan gizi balita.
2. Diare dan penyukit kulit
Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitusi
yang jelek. Misalnya kuman-kuman penyebab diare seperti : Vibrio
kolera, Salmonella dysentriae pada genangan banjir, diare akibat
kurangnya asupan air bersih kurena saluran air bersih dan sanitari yang
rusak.
Seseorang menderita diare bila frekuensi buang air besar telah
melampaui kebiasaannya dengan kotoran encer dan banyak cairan.
Diare yang terus menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat
seperti tipus, kolera dan kanker usus. Diare yang berat bisa
menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa. Gejala-
gejalanya seperti frekuensi buang air besar melebihi normal, kotoran
encer/cair, sakit/kejang perut, demam dan muntah. Penyebabnya bisa
dari Anxietas (rasa cemas), keracunan makanan, infeksi virus dari
usus, alergi terhadap makanan tertentu. Penanggulangannya adalah
dengan minum banyak cairan, hindari makanan padat atau yang tidak
berperasa selama 1-2 hari, minum cairan rehidrasi oral-oralit.
b. Pengelolaan Air Bersih Darurat pada Bencana
Pada tahap awal dari suatu bencana orang yang terkena bencana
pada umumnya lebih mudah menjadi sakit dan meninggal, karena penyakit
pada umumnya berhubungan dengan sanitasi yang tidak memadai,
kekurangan penyediaan air, dan buruknya kebersihan. Penyakit-penyakit
yang paling banyak terjadi adalah penyakit yang ditularkan melaui tinja ke
mulut seperti penyakit diare, dan penyakit yang disebabkan oleh vektor
(huma pembawa penyakit) yang berhubungan dengan sampah dan air.

11
Sasaran utama kegiatan Penyediaan Air Bersih dan sanitasi pada keadaan
bencana adalah untuk mengurangi penularan penyakit-penyakit tinja ke
mulut dan mengurangi penjangkitan oleh vektor dengan melaksanakan
pengelolaan air bersih yang baik, penyediaan air minum yang aman untuk
meningkatkan derajat keschatan masyarakat dengan program sanitasi yang
memadai.
Pada fase bencana hal yang sering kita temukan seperti banyak
memakan korban dengan banyak menemukan mayat-mayat dan
terjadinya kerusakan infrastruktur, salah kerusakan yang ditimbulkan
adalah kerusakan fasilitas air dan sanitasi seperti: jaringan PDAM rusak,
sumur-sumur terkubur reruntuhan atau lumpur, jalur akses sumber air
terputus, banyak puing-puing, sampah-sampuh serta kondisi drainase
yang rusak sehingga banyak air tergenang, didukung perilaku kesehatan
yang buruk dari masyarakat korban. Akibat dari hal tersebut masyarakat
menjadi rentan terhadap penyakit. Untuk kegiatan tanggap darurat
bencana, hal yang dilakukan dalam kegiatan air dan sanitasi adalah
melakukan pemasokan atau penyediaan air bersih.
Dalam kondisi bencana, pasokan atau penyediaan air sangat
penting. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi
untuk menjaga kehidupan, banyak kasus ditemukan ketika bencana
sering terjadi kekurangan udara dikarenakan akses yang tidak mencukupi
sehingga tidak mencukupi atau kualitas udara tidak memenuhi syarat
kesehatan, akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi rentan terhadap
penyakit.
Untuk itu dalam pasokan atau penyediaan air bersih kita harus
memperhatikan :
1. Kuantitas udara (Jumlah air)
Jumlah udara dapat diperoleh jika kita mengetahui jenis
sumber udara. Jenis Sumber Air yaitu :
1) Air tanah : Sumur, mata air
2) air permukaan : kolam dan sungai

12
3) air hujan
2. kualitas air
Kualitas Air Selain kuantitas yang cukup, kita juga harus
memperhatikan kualitasnya, sehingga udara yang dikonsumsi tidak
menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Yang perlu diperhatikan
untuk memenuhi kualitas air adalah pemeriksaan kualitas udara. Ada
tiga cara dalam pemeriksaan kualitas air :
1) pemerikasaan secara fisik (warna, rasa, dan bau)
2) pemeriksaan secara biologis ( pemeriksaan pathogen : E.coli,
yang disebebakan oleh tercemarnya air oleh kotoran tinja)
3) pemerikasaan secara kimia (Chlor, Ph, Ni, Na, Fe, dan lainnya).
3. Sarana dan piranti air
Masyarakat mempunyai sarana dan piranti yang mencukupi
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air untuk
minum, memusakan, dan kebersihan pribadi, dan memastikan air
minum tetap aman sampai pada waktu dikonsumsi. Pada bencana hal
pertama dilakukan adalah pembagian jerigen.

13
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN (SAP)

Pokok bahasan : Bencana Alam


Sub pokok bahasan : Penanggulangan Terhadap Bencana Angin Puting beliung
Sasaran : Masyarakat Umum
Hari/Tanggal : Selasa, 13 Oktober 2021
Waktu : 30 menit
Tempat : Aula STIKes YARSI Pontianak
Penyuluh : Mahasiswa STIKes YARSI Pontianak

A. Latar Belakang
Wilayah Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara dua
benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta berada di antara dua
samudera yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis
Indonesia tersebut mempunyai pengaruh terhadap perubahan angin asia dan
angin australia yang selalu berganti arah dua kali selama setahun, hal ini
terjadi karena mengikuti pergeseran matahari ke arah utara/selatan garis
khatulistiwa. Sehingga wilayah Indonesia mengenal dua musim yaitu musim
kemarau dan musim hujan. Perubahan musim kemarau ke musim hujan atau
sebaliknya disebut masa peralihan antar musim atau lebih dikenal dengan
musim pancaroba.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah menonton vidio edukasi terkait penyuluhan yang berdurasi30
menit diharapkan masyarakat mampu memahami terkait penanggulangan
terhadap angin puting beliung .
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan terkait penanggulangan bencana angin
puting beliung pada masyarakat, diharapkan masyarakat untuk:
a. Mengetahui Filosofi Angin Puting Beliung

14
b. Mengetahui Definisi Angin Puting Beliung.
c. Mengetahui Penyebab Angin Puting Beliung.
d. Mengetahui Tanda-Tanda Terjadi Angin Puting Beliung.
e. Mengetahui Jenis-Jenis Angin Puting Beling.
f. Mengetahui Cara Penanggulangan Angin Puting Beliung.
g. Mengetahui Cara Menghadapi Tsunami
C. Sasaran
Masyarakat Umum
D. Manfaat Penulisan
Setalah melakukan penyuluhan masyarakat umum dapat mengerti dan
memahami tentang bencana Angin Putting Beliung dan cara menghadapi
angin puting beliung, sehingga masyarakat tidak difisit pengetahuan lagi
terkait angin puting beliung, sehingga untuk kedepannya masyarakat siap
siaga mengadapi angin puting beliung.
E. Materi
1. Filosofi Angin Puting Beliung.
2. Definisi Angin Puting Beliung.
3. Penyebab Angin Puting Beliung.
4. Tanda-Tanda Terjadi Angin Puting Beliung.
5. Jenis-Jenis Angin Puting Beliung.
6. Cara Penanggulangan Bencana
7. Cara Menghadapi Angin Puting Beliung.
F. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini menggunakan metode
ceramah yang dibuat berupa rekaman yang menjadi Video Edukasi yang akan
di unggah ke aplikasi Youtube, Instagram, Facebook dan lain-lainnya.

15
G. Media
1. Kamera
2. Vidio
3. Leptop
4. Sound
5. Earphone
H. Proses Kegiatan/Rencana Pembelajaran

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta


1. 5 menit Pembukaan :
a. Memberisalam, Mendengarkan
memperkenalkann diri, dandan
membuka penyuluhan memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
c. Menyebutkanmateri/pokok
bahasan yang akan disampaikan
d. Memipin jalannya penyuluhan
dan menjelaskan waktu penyuluhan

2. 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. memperhatikan
Materi :
a) Filosofi Angin Puting Beliung.
b) Definisi Angin Puting Beliung.
c) Penyebab Angin Puting
Beliung.
d) Tanda-Tanda Terjadi Angin
Puting Beliung.
e) Jenis-Jenis Angin Puting
Beliung.

16
f) Cara Penanggulangan Bencana
g) Cara Menghadapi Angin Puting
Beliung.
3. 5 menit Evaluasi :
a. Menyimpulkan inti penyuluhan Menyimak dan
b. Menyampaikan secara mendengarkan
singkatmateri penyuluhan
4. 5 menit Penutup :
a. Menyimpulkan materi Menyimak dan
penyuluhan yang telah mendengarkan
disampaikan
b. Mengucapkan salam

I. Pembagian Tugas
1. Tugas
Sutradara : Islamiyati
Penulis Naskah : Islamiyati
Kameramen : Islamiyati
Sri Wahyuni
Editor : Islamiyai
2. Rincian Tugas
a. Sutradara
1) Mempelajari dan memahami skenario
2) Menentukan kru yang akan terlibat (dibantu prosedur/penulis
naskah)
3) Melakukan casting
4) Membahas skrip bersama tim
5) Mencari tempat lokasi shooting dengan kru
6) Menyusun director shoot
7) Membuat storyboar film
8) Memberi pengarahan pada pemain

17
9) Menentukan adegan
10) Menjelaskan urutan shot
11) Mengkoordinasi kru untuk Latihan blocking pemain
12) Memberi pengarahan pemain
13) Memimpin jalannya shooting
14) Melihat hasil shooting dan materi editing
15) Melakukan evaluasi materi editing
16) Mengevaluasi ilstrasi music
17) Melakukan koreksi tahap akhir
18) Menjelaskan tujuan penyuluhan
19) Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan
20) Memipin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan
b. Penulis Naskah
1) Menentukan tema film/cerita
2) Melakukan survey dan riset awal suatu cerita.
3) Menulis sebuah naskah film yang akan diproduksi.
4) Melakukan brain-storming naskah dengan produser dan sutradara.
5) Melakukan revsi naskah sesuai dengan hasil brain-storming.
c. Kameramen
1) Membaca dan mempelajari naskah film
2) Melakukan persiapan dan setting peralatan kamera termasuk tripod,
monitor, lampu, kabel, headphone (headset)
3) Memberikan masukan kepada sutradara untuk menghasilkan shot
terbaik dalam setiap scene
4) Selalu kreatif terhadap visual yang di hasilkan dari angle-angle shot
5) Menghubungkan kamera dengan berbagai fungsi dan peralatan
lainnya.
6) Mendengarkan intruksi dari sutradara
7) Selalu bertanggung jawab dalam situasi apapun yang berhubungan
dengan hasil gambar

18
8) Bekerja cepat, karena waktu sangat berharga pada saat produksi
berjalan
9) Merencanakan pekerjaan dengan ketelitian
10) Selalu mengikuti perkembangan teknis kamera dan peralatan
lainnya
11) Profesionalisme seorang juru kamera televisi dalam mengambil
gambar saat foto karyanya dinilai diperiksa sebelum mengedit ruang
editing
d. Editor
1) Menganalisa skenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam
skenario dan mengungkapkan penilaiannya pada sutradara .
2) erdiskusi dengan penulis naskah dan sutradara .
3) Bertanggung jawab memperbaiki dan menerbitkan naskah atau
tulisan maupun gambar
J. Evaluasi Hasil
Setelah di upload vidio edukasi tentang penanggulangan bencana angin
puting beliung masyarakat mengerti 90% dari apa yang telah disampaikan
terkait apa pengertian angina putting beliung, apa saja penyebab angin puting
beliung, apa saja tanda-tanda angin puting beliung, bagaimana cara
penanggulangan bencana, bagaimana cara menghadpi angin puting beliung.
Maka dari itu dengan penyampaian vidio tersebut pengetahuan masyarkat
bertambah terkait bencana alam.

19
BAB IV
DESAIAN VIDEO EDUKASI

Setting Lokasi/Kondisi Pemeran Skrib Dialog


Depan Teras Rumah Islamiati -Salam Pembuka
-Perkenalan Tim
-“Video ini berisikan
informasi tentang apa itu
Angin putting beliung,
bagaimana mengenali
tanda akan terjadi, dan
bagaimana
menyelamatkan diri
-“dikemas selama 10
menit dengan berbagai
adegan yang diperlukan,
selamat menyaksikan
video ini dan semoga
bermanfaat…
Di depan halaman rumah Islamiyati “Halo semuanya…”
Angim puting
beliung adalah angn
atau bisa juga
disebut badai besar
yang sangat kuat
dengan pusaran
angin dengan
kecepatan
120km/jam atau
lebih.

Di depan halaman rumah Islamiati Angin puting beliung

20
sering terjadi pada siang
hari atau sore hari pada
musim pacaroba. Ciri-
ciri datangya angin
puting beliung adalah
pada waktu siang hari
terlihat adanya awan
putih menjulang tinggi
seperti bunga kol,
kemudian berkembang
menjadi awan gelap yang
disertai hembusan udara
dingin, dan angin mulai
menggoyangkan
pepohonan ke kiri dan ke
kanan, tidak lama
kemudian angin semakin
cepat dan diikuti hujan
lebat dan terkadang
disertai hujan es. Terlihat
di awan hitam pusaran
angin berbentuk seperti
kerucut turun menuju
tanah

Di halaman rumah Islamiayai Kalian semua harus


dan ketahui juga cara
Sri Wahyuni bagaimana kita
menghadapi angina
putting beliung, jika
sedang berada didalam

21
rumah :
 Tutup jendela dan
lalu kunci..
 Matikan semua aliran
listrik dan peralatan
elektronik. Jagan lupa
copot juga regulator
tabungan gas untuk
mencegah kebakaran.
 Menjauh dari sudut
ruangan, pintu,
jendela, dan dindig
terluar bangunan. Dan
kita berlindungan
ditempat aman seperti
tengah ruangan.
Jika sedang berada di
dalam kendaran
 Segera hentikan lau
kenderaan lalu cari
tempat perlindugan
yang terdekat disana.
Jika sedang berada di luar
ruangan
 Jika terasa petir akan
mnyambar, segera
membuku, duduk dan
peluk lutut kita ke
dada.
 Jangan tiarap diatas
tanah.

22
 Segera masuk ke
dalam rumah atau
bangunyang
sekitarnya kokoh.
 Hindari berlindung
didekat tiang listrik,
jembatan.
 Waspada terhadap
benda-benda yang
diterbangkan oleh
angina, karena dapat
menyebabkan cedera
parah hingga
kematian.

Semua Tampilkan foto bersama


dan memberikan pesan
dan kesan berupa video

BAB V
PENUTUP

23
A. Kesimpulan
Angim puting beliung adalah angn atau bisa juga disebut badai besar yang
sangat kuat dengan pusaran angin dengan kecepatan 120km/jam atau lebih.
Angin puting beliung bergerak mengaduk laut bawah dan menyebabkan
gelombang besar yang sangat sangat.
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih
dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian antara
5-10 menit. Angin Puting Beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari
pada musim pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang
diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan
terlempar.
B. Saran
Sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami ciri-ciri dan
karateristik angin putting beliung, dismping itu kita pun harus mengetahui
cara penanggulangan dan antisipasinya jika suatu hari nanti dihadapkan pada
bencana angin puting beliung dilingkungan kita.

DAFTAR PUSTAKA

24
Ilham, K. (2010). Inventasi dan Model Terpadu Untuk Menduga Dampak Angin
Puting Beliung . Hutan Tropis Borneo, 292-302.
lambang, N. (2013). Resiko Angin puting beliung. Insist Program Keguruaan
Bencana, 334-336.
Nicholson. (2012). Peanggulangan Masalah Kesehatan Pada Kejadian Bencana.
Balitbangkes.
Nisa, F. (2011). Manajemen Penanggulangan Bencana Angin Puting Beliung .
Prosiding Seinas Riset Kebencanaan, 22-25.
Nuration. (2013). Penanggulangan Bencana Cuaca Ekstrim Di Indonsia .
Prosiding Seminas Riset Kebencanaan , 78-86.
Nurjani, R. (2013). Kajian Angin Ribut Di Indonesia Upaya Mitigasi Bencana.
Geomedia, 66-70.

25

Anda mungkin juga menyukai