Laporan Akhir Manajemen Bencana Gedung Fikes Lantai 2 Sayap Kanan (Kebakaran Dan Gempa Bumi)
Laporan Akhir Manajemen Bencana Gedung Fikes Lantai 2 Sayap Kanan (Kebakaran Dan Gempa Bumi)
Laporan Akhir Manajemen Bencana Gedung Fikes Lantai 2 Sayap Kanan (Kebakaran Dan Gempa Bumi)
Disusun Oleh :
Zini Puspitasari (19.0601.0017) Reni Maynitasari (19.0601.0022)
Randhika Alfhan A F (19.0601.0018) Mei Lutfi A (19.0601.0023)
Iqbal Maulana (19.0601.0019) Nirmala Titah K (19.0601.0024)
Ella Pradita I (19.0601.0020) Vita Arwin S (19.0601.0025)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dengan judul “LAPORAN AKHIR
MANAJEMEN BENCANA GEDUNG FIKES LANTAI 2 SAYAP KANAN
(KEBAKARAN DAN GEMPA BUMI)”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................................6
1.4 Manfaat................................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................7
2.1.1 Definisi.................................................................................................................................7
BAB III...............................................................................................................................................12
TINJAUAN KASUS..........................................................................................................................12
BAB IV...............................................................................................................................................13
PEMBAHASAN.................................................................................................................................13
BAB V.................................................................................................................................................17
3
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................................17
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................................17
5.2 Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................18
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
faktor alam yaitu gundulnya hutan yang kemudian menyebabkan banjir selalu terjadi
setiap tahunnya di Indonesia khususnya di daerah yang rawan terkena bencana banjir.
Oleh karenanya landasan nasional dalam penanggulangan bencana dan pengurangan
risiko bencana akan memberikan advokasi dan dukungan kepada pemerintah dalam upaya
melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana nasional dan penanggulangan
bencana di daerah secara terencana, sistematis dan menyeluruh. Secara khusus
penanggulangan bencana di daerah ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD), hal ini dikarenakan BPBD merupakan 2Muhammad Ali, Indonesia
Rawan Bencana, DPR Minta Mendagri Perluas BPBD. 3 Undang-Undang Nomor 24
tahun 2007 Pasal 1 tentang Penanggulangan Bencana. 3 unsur pelaksana yang
mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dan sebagai unsur pelaksana
penyelenggara penanggulangan bencana yang ada di daerah. Ketentuan mengenai
pembentukan, fungsi, tugas, struktur organisasi dan tata kerja lembaga BPBD diatur
dalam Peraturan Daerah masing-masing.4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara manajemen bencana Ketika gempa bumi dan kebakaran di Gedung
fikes lantai 2 ruang dekanan Universitas Muhammadiyah Magelang?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara manajemen bencana Ketika terjadi bencana gempa bumo dan
kebakaran di Gedung fikes lantai 2 ruang dekanan Universitas Muhammadiyah
Magelang.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Dapat memberikan pengetahuan serta pemahaman baru bagi penulis bagaimana cara
manajemen bencana gempa bumi dan kebakaran di Gedung fikes lantai 2 ruang
dekanan Universitas Muhammadiyah Magelang.
2. Bagi pembaca
Melalui makalah ini diharapkan mampu memberikan informasi untuk pembaca
mengenai bagaimana cara manajemen bencana gempa bumi dan kebakaran di Gedung
fikes lantai 2 ruang dekanan Universitas Muhammadiyah Magelang.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
c) Letusan Gunung Api Letusan terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah
cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000C.
d) Banjir Banjir merupakan bencana alam yang paling dapat diramalkan
kedatangannya. Karena berhubungan besar curah hujan. Banjir pada umumnya
terjadi di daratan rendah dan di bagian hilir daerah aliran sungai. Umumnya
berupa delta maupun alluvial. Secara geologis, berupa lembah atau bentuk
cekungan bumi lainnya dengan porositas rendah. Banjir adalah tanah
tergenang akibat luapan sungai, yang disebabkan oleh hujan deras atau banjir
akibat kiriman dari daerah lain yang berada ditempat yang lebih tinggi
(Findayani et al,. 2015).
e) Longsor Longsor merupakan gejala alam untuk mencapai kondisi kestabilan
kawasan. Seperti halnya banjir, sebenarnya gerakan tanah merupakan bencana
alam yang dapat diramalkan kedatangannya, karena berhubungan dengan
besar curah hujan (Ramli, 2010).
2. Bencana Non Alam
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam
yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, dan wabah penyakit.
3. Bencana Sosial
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik social antar kelompok atau antar
komunitas masyarakat dan teror.
8
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi bencana
Menurut Nurjanah et al. (2012) menyebutkan faktor yang mempengaruhi bencana yaitu :
1) Bahaya (Hazard) Bahaya merupakan suatu fenomenan alam atau buatan yang
mempunyai potensi mengancam kehidupan manusia, kerugian harta benda dan
kerusakan lingkungan. Bahaya dikelompokan menjadi 2 yaitu bahaya alami yang
terdiri dari bahan geologi, hidrologi-meteorologi, biologi dan lingkungan. Sedangkan
bahaya buatan manusia yang terdiri dari kegagalan teknologi, degradai, lingkungan
dan konflik.
2) 2) Kerentanan (Vulnerability) Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu masyarakat
yang menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kerentanan adalah sebagai berikut :
a) Kerentanan fisik Menggambarkan suatu kondisi fisik yang rawan terhadap faktor
bahaya tertentu seperti persentase kawasan terbangun, kepadatan bangunan, jaringan
listrik, rasio panjang jalan dan jalan kereta api.
b) Kerentanan sosial Menggambarkan suatu kondisi tingkat kerapuhan sosial dalam
menghadapi bencana seperti kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk dan
persentase penduduk usia balita-lansia.
c) Kerentanan ekonomi Menggambarkan suatu kondisi tingkat kerapuhan ekonomi
dalam mengahadapi ancaman bencana seperti persentase rumah tangga yang bekerja
di sector rentan dan persentase rumah tangga miskin.
d) Kerentanan lingkungan Menggambarkan suatu kondisi tingkat kerapuhan
lingkungan dalam menghadapi bencana meliputi ketersediaan atau kerusakan sumber
daya seperti lahan, udara dan air. 3) Resiko bencana (Disaster Risk) Resiko bencana
adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah dengan ancaman bahaya yang ada.
Secara umum bahaya menunjukkan kemungkinan terjadinya bencana, baik alam
maupun non alam. Kerentanan menunjukkan kerawanan yang dihadapi suatu
masyarakat dalam menghadapi ancaman. Semakin tinggi bahaya dan kerentanan akan
semakin besar resiko bencana yang dihadapi. Upaya yang dapat dilakukan dalam
mengurangan resiko bencana yaitu melalui penurunan tingkat kerentanan karena hal
ini relative lebih mudah dibandingkan dengan mengurangi atau memperkecil bahaya,
social dan lingkungan.
9
2.2 Konsep Dasar Kesiapsiagaan
2.2.1 Definisi kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Kesiapsiagaan dilakukan untuk memastikan upaya secara tepat dan cepat dalam menghadapi
bencana (Aminudin, 2013). The Indonesian Development of Education and Permaculture
(IDEP) tahun 2007 menyatakan tujuan kesiapsiagaan yaitu :
a. Mengurangi ancaman
b. Mengurangi kerentanan masyarakat
c. Mengurangi akibat d. Menjalin kerjasama
10
Sumber daya meliputi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sarana dan prasarana
yang merupakan faktor pendukung dalam kesiapsiagaan bencana alam.
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan suatu komunitas dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Menurut LIPI-
UNESCO/ISDR (2006) faktor yang dapat mempengaruhi kesiapsiagaan terhadap bencana,
antara lain :
a. Kondisi fisik dan keadaan sosial budaya
b. Kelembagaan sosial
c. Kemampuan ekonomi
d. Pengetahuan
e. Sikap dan Perilaku
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
- Membuat video edukasi berupa cara manajemen kebencanaan (Kebakaran dan gempa bumi)
di Gedung Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang lantai 2 sayap
kanan ruang dekanan. Animasi merupakan salah satu media yang di sukai oleh anak – anak
karena animasi lebih cepat dipahami oleh anak – anak, dapat memudahkan anak – anak
dalam memperoleh informasi, dan lebih menarik sehingga dapat meningkatkan minat anak –
anak untuk mengetahui tentang cara penyelamatan bencana (Faja, Gita Sispratiwi dkk, 2020)
- Memberikan sosialisasi mengenai kebencanaan berupa video edukasi dan paparan materi ke
mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dan Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Magelang.
4.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan saat terjadi bencana
a. Jangan panik
b. Segera keluar dari ruangan dengan berjalan secara cepat, tidak dengan cara berlari.
c. Berjalan dengan sedikit merunduk dengan dua tangan dibelakkang kepala melewati
pintu terdekat dari posisi anda. Jika menggunakan sepatu hak tinggi, harap dilepas
untuk menghindari cidera.
d. Mengikuti petunjuk arah evakuasi menuju arah lapangan basket.
Gedung fikes dilengkapi dengan apar di masing-masing lantai, nomor telepon darurat,
kotakP3K, dan jalur evakuasi.
13
a) Langsung berlindung di bawah meja. Saat gempa terjadi, Jika tidak ada meja,
pastikan tangan melindungi kepala. Kalau gempa cukup keras, ada kemungkinan
benda di atas akan berjatuhan.
c. Keluar dari Bangunan
a) Setelah gempa berakhir, harus segera keluar bangunan menuju titik kumpul
melalui pintu darurat yang terdekat dengan posisi anda dengan cara jalan cepat
tetapi tidak berlari kemudia kepala merunduk dan kedua tangan melindungi kepala
dengan benda yang dapat digunakan sebagai pelindung.
d. Jangan Berdiri di Dekat Bangunan
a) Setelah keluar dari bangunan, kamenjauhi bangunan agar tidak tertimpa bangunan
yang mungkin saja runtuh. Jauhi juga tiang listrik, pohon besar, papan reklame,
dan lainnya. Kalau bisa, kamu berada di tanah yang lapang.
e. Bersiap untuk Gempa Susulan
Biasanya setelah gempa pertama akan terjadi gempa susulan, kita harus siap untuk
apabila terjadi gempa susulan (Lestari, Ayu Widya dan Husna, 2017).
Berdasarkan jurnal penelitian di atas, maka manjemen bencana di gedung fikes lantai2 sayap
kiri dapat diterapkan dengan melakukan kesiapsiagaan bencana saat menghadapi gempa bumi
yang meliputi:
1. Saat terjadi gempa bumi di gedung fikes kita tidak boleh panik agar kita dapat
berfikir jernih cara menyelamatkan diri.
2. Segera mencari perlindungan, seperti berlindung dibawah meja
3. Lindungi kepala dan jauhi kaca.
4. Jika getaran sudah berhenti segera keluar secara teratur berjalan cepat jangan lari
melalui tangga darurat menuju titik kumpul di lapngan basket mengikuti arahan tim
penyelamat.
15
tempat dan bungkukkan badan. Tetap menutup hidung dan mulut, serta
bernafaslah dengan perlahan.
Cara menggunakan APAR:
Rencana tindak lanjut manjamen bencana yaitu jika terjadi bencana dan
mengakibatkan cidera ataupun korban jiwa segera membawa ke klinik atau
puskesmas terdekat. Selain itu memberikan sosialisasi terkait potensi bencana
dengan memberikan pengarahan dan informasi lebih lanjut tebntang potensi
bencana dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Serta memberikan informasi apa
saja alat atau fasilitas perlindungan diri yang terdapat di gedung fikes
16
BAB V
5.2 Saran
Masalah penanggulangan bencana tidak hanya menjadi beban pemerintah atau lembaga-
lembaga yang terkait. Tetapi juga diperlukan dukungan dari masyarakat umum.
Diharapkan masyarakat dari tiap lapisan dapat ikut berpartisipasi dalam upaya
penanggulangan bencana.
17
DAFTAR PUSTAKA
Pemalang. 2015
Nugraha FK. Analisis Implementasi Sistem Tanggap Darurat Kebakaran pada Gedung
http://indonesiannursing.com/manajemen-penanganan-bencana-berbasis-masyarakat/ pada
14.35 wib
http://poskosiagabencana.blogspot.co.id/2013/06/12-prinsip-penanggulangan- bencana.html
Kementrian PPN. 2006. Bab 33 Rehabilitasi dan Rekrontruksi NAD dan Sumatra Utara.
Faja, Gita Sispratiwi. (2020). Animasi Tata Cara Penyelamatan Bencana Gempa Bumi Untuk
https://doi.org/10.30812/sasak.v2i1.748
Kementrian PPN. 2006. Bab 34 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Di Wilayah Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Daerah
18
Istimewa Yogyakarta Dan Provinsi Jawa Tengah, dan Penanggulangan Lumpur
19