Tugas RPL Bimbingan Klasikal (Irsan)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM

SMP TELKOM MAKASSAR


Alamat: Jl. A.P. Pettarani NO. 4 ,Makassar

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
BIMBINGAN KLASIKAL
Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020

A Komponen Layanan Layanan Dasar


B Bidang Layanan Belajar
C Topik Layanan Motivasi belajar
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
sesuai kebutuhannya untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan
karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat

F Tujuan Khusus Menjelaskan pengertian motivasi belajar


Mengemukakan faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar
Menyusun langkah-langkah untuk meningkatkan
motivasi belajar
Memahami langkah-langka meningkatan motivasi
belajar
Menganalisis langkah-langkah meningkatan
motivasi belajar

G Sasaran Layanan Siswa kelas VIII


H Materi Layanan 1. Pengertian motivasi belajar
2. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
3. Langkah-langkah meningkatkan motivasi belajar

I Waktu 2 X 45 menit
J Sumber Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependididkan Kemendikbud. 2019. Unit
Pembelajaran Bimbingan dan Konseling
Membentuk Kebiasaan Belajar SMP.

K Tanggal Pelaksanaan 20 Februari 2020


L Metode/Teknik Ceramah, tanya jawab dan diskusi
M Media dan Alat Laptop, LCD, Power Point, LK Siswa
N Pelaksanaan
1. Pembukaan
a. Pernyataan tujuan 1. Guru BK membuka dengan salam dan berdoa.
2. Guru BK menyapa peserta didik dengan kalimat
yang membuat siswa bersemangat (menanyakan
kabar, pelajaran sebelumnya).
3. Pada tahap ini bisa juga diikuti dengan proses Ice
Breaking/ games sederhana.
4. Guru BK menyampaikan tentang tujuan khusus
yang akan dicapai.
b. Penjelasan 1.Guru BK menjelaskan langkah-langkah kegiatan,
tentanglangkah- tugas dan tanggung jawab peserta didik.
langkah kegiatan 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini
kita akan melakukan kegiatan selama 2 jam
pelayanan, kita sepakat akan melakukan dengan
baik.

c. Mengarahkan Guru BK memberikan penjelasan tentang topik


kegiatan yang akan dibicarakan.
(konsolidasi)
2. Tahap Peralihan Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik
(Transisi) melaksanakan kegiatan, dan memulai ke tahap inti.

3. Tahap Inti
a. Kegiatan Peserta Peserta didik melakukan berbagai kegiatan sesuai
didik langkah-langkah dan tugas serta tangggung jawab
yang telah dijelaskan.

b. Kegiatan Guru BK Guru BK memberikan materi yang telah disiapkan.

4. Tahap Penutup 1. Guru BK mengingatkan bahwa kegiatan


pembelajaran akan segera berakhir.
2. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan.
3. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan
mengungkapkan kemanfaatan dan kebermaknaan
kegiatan secara lisan.
4. Guru BK memberikan penguatan dengan
memotivasi agar peserta didik.
5. Guru BK merencanakan tindak lanjut.
6. Guru Bk menyampaikan Terimakasih kepada
peserta didik atas partisipasi aktifnya selama
mengikuti pembelajaran
7. Guru BK dan peserta didik berdoa bersama
mengakhiri pembelajaran dan menyampaikan
salam perpisahan.

O Evaluasi

1. Proses 1. Mengadakan refleksi.


2. Sikap peserta didik dalam mengikuti kegiatan.
3. Cara peserta didik menyampaikan penyampaikan
pendapat atau bertanya.
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan guru/konselor.

2. Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan


1. Merasakan suasan pertemuan;
2. Topik yang dibahas;
3. Cara Guru BK menyampaikan;
4. Kegiatan yang diikuti.
Makassar, Februari 2020
Mengetahui;
Kepala SMP Telkom Makassar Guru BK;

Ttd; Ttd;

Muhammad Irjan Marsaoly, SE Irsan Karatahe,S.Psi.,M.Pd


NIP. 13740066 NIP. 18940062

Materi :
MOTIVASI BELAJAR
1. Pengertian Motivasi
Perilaku individu dipahami sebagai tindakan yang tidak berdiri sendiri, selalu
ada hal yang mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang hendak
dicapainya.Dorongan untuk mencapai yujuan tersebut sering lebih dikenal dengan
sebutan motivasi.Sehingga motivasi merupakan keadaan internal yang
membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku untuk mencapai tujuan
tertentu.
Motivasi merupakan kondisi psikologis berupa keinginan seseorang yang
meningkatkan rangsangan untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang
menjadi dasar atau alasan seseorang berperilaku. Secara sederhana motivasi atau
dorongan perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan tiga pertanyaan pokok yaitu :
Apa (What), Bagaimana (How), dan Mengapa (Why). Apa (What), Apa yang ingin
dicapai atau tujuan individu yang hendak diperoleh. Bagaimana (How), bagaimana
mencapai dan Mengapa (Why) mengapa individu ingin mencapainya.Motivasi sebagai
salah satu komponen pembelajaran yang terpenting.
Mc.Donald berpendapat bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut terdapat tiga elemen/ciri pokok
dalam motivasi yang mengawali terjadinya perubahan energy, ditandai dengan adanya
feeling dan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi belajar merupakan daya
penggerak psikis dari dalam diri seseorang yang mendorong dan mengarah minat
belajar untuk mencapai suatu tujuan belajar.
Dengan motivasi belajar peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar,
menambah ketrampilan, pengalaman untuk mencapai prestasi belajar lebih baik.
Peserta didik bersungguh–sungguh belajar karena termotivasi meningkatkan prestasi,
mendapat kedudukan dalam jabatan, menjadi politikus, dan memecahkan masalah.
Motivasi akan tumbuh dan berkembangan disebabkan dorongan oleh kebutuhan
(need) seseorang. Sehingga dalam belajar motivasi sangat diperlukan agar aktifitas
belajar berlangsung dengan baik.
Anita woolfolk membedakan motivasi terbagi atas dua berdasarkan tumbuhnya
motivasi itu sendiri, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik Kecenderungan alamiah untuk mencari dan menaklukkan
tantangan ketika kita mengejar kepentingan pribadi dan menerapkan kapabilitas
(Deci & Ryan, 1985; Reeve, 1996). Bila kita termotivasi secara intrinsik, kita tidak
membutuhkan insentif atau hukuman, karena kegiatan itu sendiri
rewarding/bermanfaat.
b. Motivasi Ekstrinsik Melakukan suatu kegiatan karena maksud tertentu; untuk
mendapatkan nilai, menghindari hukuman, membuat Guru BK senang, atau alasan
lain yang hanya sedikit sekali hubunganya tugas itu sendiri. Kita tidak benar-benar
tertarik dengan kegiatanya karena kegiatan itu sendiri; kita hanya peduli dengan
apayang akan kita dapatkan.

2. Fungsi Motivasi
Dalam Pembelajaran Motivasi memiliki dua fungsi, yaitu pertama mengarahkan
atau directional function, dan kedua mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan atau
activating and energizing function. Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan
mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai. Kuat
lemahnya motivasi sangat mempengaruhi kuat lemahnya perbuatan atau kegiatan
untuk mencapai tujuan. Sehingga motivasi memiliki fungsi kesungguhsungguhan,
terarah, dan penuh semangat, sehingga kemungkinan akan berhasil lebih besar.

3. Penerapannya Teori Motivasi Dalam Pembelajaran


Penerapannya Teori Motivasi Dalam Pembelajaran, antara lain :
a. Teori Kebutuhan Teori kebutuhan dikembangkan oleh Abraham H. Moslow,
gagasan ini lebih lanjut dan dikenal dengan sebutan hierarki kebutuhan. Dalam
karyanya: A Theory on Human Motivationof 1943, merumuskan hierarki kebutuhan
manusia dalam teorinya dan berpendapat bahwa ketika kebutuhan dasar terpenuhi
(bawah piramida), manusia mengembangkan kebutuhan dan keinginan yang lebih
tinggi (bagian atas piramida). Skala kebutuhan Maslow sering digambarkan
sebagai piramida yang terdiri dari lima tingkat: empat tingkat pertama dapat
dikelompokkan sebagai 'kebutuhan defisit' (primordial); pada tingkat yang lebih
tinggi ia menyebutnya "realisasi diri," "motivasi pertumbuhan," atau "perlu."
Perbedaannya adalah bahwa sementara kebutuhan defisit dapat dipenuhi,
kebutuhan untuk menjadi kekuatan pendorong yang berkelanjutan."Ide dasar
hierarki ini adalah bahwa kebutuhan tertinggi hanya menjadi perhatian kita ketika
kebutuhan piramida yang lebih rendah telah terpenuhi.Kekuatan pertumbuhan
memunculkan gerakan ke atas dalam hierarki, sementara kekuatan regresif
mendorong kebutuhan yang lebih dulu menuruni hierarki. Menurut piramida
Maslow kita akan memiliki kebutuhan fisiologis dasar untuk mempertahankan
homeostasis (terkait dengan kesehatan), yaitu: Kebutuhan akan udara, air,
makanan dan seks, dia menepatkan lima lapisan kebutuhan yang lebih lugas:
kebutuhan fisiologi, kebutuhan rasa aman, kebutuhan cinta dan rindu, kebutuhan
harga diri dan kebutuhan untuk aktualisasi diri.
b. Teori Berprestasi McClelland mengemukakan bahwa teori motivasi berhubungan
erat dengan konsep belajar. Ia berpendapat banyak kebutuhan yang diperoleh dari
kebudayaan yaitu: Kebutuhan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan
afiliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for fower).
c. Teori Alderfer (ERG)
Teori Alderfer mengenalkan akronim “ERG”. Akronim “ERG” dari tiga istilah yaitu: E
= Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhan untuk
berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan).
Teori ”ERG” Apabila dijabarkan lebih lanjut dapat dicermati akan tampak sebagai
berikut: 1) Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula
keinginan untuk memuaskanya; 2) Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang
“lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
3) Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih dasar.
d. Teori Dua Faktor Kontribusi berikutnya tentang motivasi berasal dari Herzberg.
Kontribusi penting yang telah disumbangkan adalah pemahaman motivasi tentang
teori yang dikenal dengan “model dua faktor” dari motivasi yaitu faktor motivasional
dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
e. Teori Penerapan Tujuan (goal setting theory) Edwin locke mengemukakan bahwa
dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni: 1)
tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; 2) tujuan-tujuan mengatur upaya; 3) tujuan-
tujuan meningkatkan persistensi; dan 4) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi
dan rencana-rencana kegiatan.
f. Teori Keadilan Banyak orang menyebut teori ini sebagai teori keseimbangan atau
keadilan. Dengan pandangan manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan antara usaha yang dilakukan dengan imbalan yang diterima. Artinya,
seseorang akan berbuat lebih besar tergantung persepsi mereka terhadap imbalan
yang diterimanya. Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu: 1) Seorang
berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau 2) Mengurangi intensitas
usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
g. Teori Harapan (Teori Victor H. Vroom).
Teori harapan (expectancy) memiliki tiga asumsi pokok: 1) Setiap orang percaya
bahwa ia berperilaku dengan cara tertentu ia akan memperoleh hal tertentu. Ini
disebut sebuah harapan hasil (out come expectancy). 2) Setiap hasil mempunyai
nilai dan daya tarik, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut dengan valiancy
(valence) 3) Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai beberapa sulit
mencapai hasil tersebut.
h. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku Berbagai teori atau model motivasi yang
telah dibahas dimuka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi,
Perilakunya seseorang didasarkan pada kebutuhannya dan bardasarkan
persepsinya. Sehingga teori ini bersifat sangat subyektif.
i. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi Setiap model motivasi mempunyai kelebihan
dan kekurangan serta tidak ada yang sempurna. Bertitik tolak dari pandangan
tersebut para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem
motivasi yang terbaik, sehingga berupaya menggabung berbagai kelebihan
modelmodel tersebut menjadi satu model.
Pada akhirnya menemukan kesepakatan di kalangan para pakar bahwa
model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan
dengan prestasi seseorang individu. Menurut model ini, motivasi seorang individu
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun
eksternal.
1) Motivasi pengaruh faktor internal adalah:
a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri;
b) harga diri
c) harapan pribadi;
d) kebutuhan;
e) keinginan;
f) kepuasan kerja;
g) prestasi kerja dihasilkan
2) Motivasi pengaruh faktor eksternal, antara lain;
a) jenis dan sifat pekerjaan;
b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung;
c) Organisasi tempat bekerja;
d) situasi lingkungan pada umunya;
e) Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

4. Faktor Penting yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Peserta didik/Konseli.


Motivasi belajar yang tinggi tidak dimiliki oleh semua peserta didik/konseli
memiliki tinggi. Hal ini dibutuhkan Guru BK untuk memberikan layanan yang dapat
meningkatkan motivasi belajar kepada konseli. Sebab motivasi belajar memiliki
peranan yang penting dalam mendorong kesuksesan belajar pada konseli.Dengan
demikian konselor perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik/konseli agar memiliki kemampuan untuk memenuhi dan mengatasi
semua masalah yang ada di dalam faktor motivasi.
Jika semua faktor sudah saling mendukung, maka proses belajar konselipun
akan berjalan dengan baik. Faktor Internal Faktor ini berasal dari dalam diri individu
yang terbagi menjadi dua, yakni faktor fisik yang meliputi kesehatan jasmani dan
keadaan fungsi-fungsi fisiologis dan faktor psikologis yang meliputi minat, kecerdasan,
dan persepsi. 1) Faktor Fisik Agar proses belajar konseli berjalan optimal, maka
dibutuhkan fisik yang sehat. Apabila kondisi fisik peserta didik/konseli terganggu,
misalnya demam, pilek, pusing, batuk dan sebagainya, maka tak heran jika konseli
merasa cepat lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat dalam belajar.
Selain itu, kekurangan asupan gizi juga bisa mengakibatkan tubuh lesu, cepat
mengantuk, konsentrasi menurun, dan sebagainya. Oleh sebab itu, Ibu harus menjaga
kesehatan konseli dan juga penuhi asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang, agar
badan kondisi fisik konseli tetap sehat dan kuat, serta pikiran pun selalu segar dan
bersemangat. Tak hanya itu, adanya kelainnan pada fisik, seperti buta, tuli, patah kaki,
lumpuh dan sebagainya, juga bisa mempengaruhi aktivitas seseorang untuk
melakukan interaksi dengan lingkungan dalam proses pembelajaran.
Panca indera yang baik akan mempermudah seseorang dalam mengikuti
proses belajar di sekolah. 2) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik/konseli berhubungan dengan hal-hal yang mendorong
atau menghambat aktivitas belajar konseli. Faktor yang mendorong aktivitas belajar
konseli, seperti rasa ingin tahu yang tinggi, ingin mendapat simpati dari orang tua, guru
BK , dan teman- teman, ingin memperbaiki kegagalan, dan perasaan aman jika telah
menguasai pelajaran.
Adapun hal-hal yang menghambat aktivitas belajar konseli adalah, tidak
menyenangi mata pelajaran tertentu, merasa tidak aman dan nyaman, dan juga
perasaan takut, cemas, dan gelisah.
Faktor Eksternal Faktor yang berasal dari luar individu ini terbagi menjadi dua,
yakni faktor sosial dan faktor non sosial. Faktor eksternal ini berasal dari keluarga,
sekolah, dan lingkungan sekitar, baik lingkungan sosial maupun nonsosial. 1) Faktor
Sosial Pengaruh lingkungan sosial pada umumnya bersifat positif dan tidak
memberikan paksaan yang meliputi keluarga, Guru BK dan teman konseli. Proses
belajar akan berlangsung dengan baik, apabila guru BK mengajar dengan cara yang
menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian pada semua konseli, serta
selalu membantu peserta didik/konseli yang mengalami kesulitan belajar.
Begitu pula, pada saat dirumah konseli tetap mendapat perhatian dari orang
tua, baik perhatian material dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar, serta
perhatian non-material yakni kasih sayang yang akan membuat konseli merasa aman,
nyaman dan percaya diri saat belajar.
Selain itu, pengawasan orang tua terhadap pergaulan konseli dengan teman-
temannya juga diperlukan ekstra pengawasan.Jangan sampai konseli terbawa dalam
suasana belajar yang negatif akibat mendapat pengaruh buruk dari teman-
temannya.Sebab, pengaruh dari teman bergaul lebih cepat diterima dalam jiwa
konseli. Pada akhirnya lingkungan masyarakat ikut andil dalam membentuk
perkembangan kepribadian konseli, sebab ia akan selalu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Oleh karena itu pengawasan dan bimbingan dari orang tua perlu diperhatikan
dalam proses pembelajaran peserta didik/konseli. 2) Faktor Non-Sosial Faktor
lingkungan non-sosial berasal dari luar individu peserta didik/konseli, yakni dari
lingkungan konseli, seperti rumah dan sekolah. Keadaan rumah dan sekolah juga
sangat mempengaruhi motivasi belajar konseli. Dimulai dari kondisi rumah yang
nyaman dan suasana yang tenang dan damai akan sangat menunjang kegiatan
belajar konseli. Oleh karena itu, sebaiknya jaga selalu kebersihan rumah dan hindari
suasana rumah yang tegang, akibat sering ribut dan cekcok.
Hal ini bisa menyebabkan konseli merasa tidak nyaman dan bosan atau malas
untuk belajar di rumah. Ciptakan suasana yang tenang, tentram dan penuh kasih
sayang untuk konseli agar ia merasa betah di rumah dan bisa konsentrasi dalam
belajar. Begitu pula dengan suasana di sekolah juga harus menyenangkan. Metode
belajar yang diajarkan guru BK di kelas juga sangat mempengaruhi motivasi belajar
konseli.

Lembar Kerja Peserta Didik

Petunjuk
1. Di dalam Lembar Kerja (LK) ini terdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
secara mandiri sesuai waktu yang ditetapkan pemimpin kelompok.
2. Pemimpin kelompok dibantu Guru BK memecah anggota kelompoknya menjadi 4
kelompok kecil yang terdiri dari 3 atau 4 orang.
3. Pemimpin mengkoordinir anggota kelompoknya agar diskusi kelompok kecil dan besar
berjalan baik dan tepat waktu
4. Pemimpin Kelompok memandu diskusi untuk menyimpulkan masingmasing jawaban
dari anggota.
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda sebenarnya dengan cara
menuliskan pada titik-titik yang disediakan !
1. Sejauh ini nilai hasil belajar yang pernah anda peroleh pada posisi … (di bawah rata-
rata, sesuai rata-rata, di atas rata-rata)
2. Nilai hasil belajar yang dicapai bila dibandingkan dengan usaha yang telah anda
dilakukan, menunjukkan … (tidak seimbang, seimbang, lebih dari seimbang)
3. Dalam setiap anda menyelesaikan tugas-tugas kegiatan belajar menggambarkan
waktu dibandingkan dengan kawan-kawan … (selalu tertinggal, tepat waktu, lebih
cepat)
4. Ketika beberapa temanmu memperoleh hasil belajar yang tidak sesuai harapannya,
mereka menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti … (acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dusta, biasa saja, pemurung, mudah tersinggung,
pemarah, gelisah, sedih atau menyesal)
5. Rendahnya hasil belajar yang anda peroleh akibat dari perilaku … (membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, tidak mencatat pelajaran, motivasi atau
lainnya (sebutkan!)
6. Sebenarnya perasaan-perasaanmu sebelum melaksanakan pelajaran adalah …
7. Kamu akan menentukan rencana tindakan atau kegiatan untuk memperbaiki atau
meningkatkan motivasi setelah kegiatan ini yaitu…

Anda mungkin juga menyukai