Helen Isi Revisi1
Helen Isi Revisi1
Helen Isi Revisi1
PENDAHULUAN
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk
beberapa kendala dan permasalahan ekonomi dimasa sekarang ini, salah satunya
yang paling besar dampak akibat kasus pandemi covid-19 yang terjadi sejak bulan
pandemi covid-19 yang sedang terjadi mau tidak mau memberi pengaruh yang
cukup signifikan terhadap beberapa sektor usaha, salah satu sektor yang
yang ditetapkan pemerintah Indonesia, (Sidik, 2020). Terjadinya hal ini dapat juga
1
2
2020 mengalami penurunan yakni 3,6 poin dari 50,8 dibulan Agustus menjadi
dimulai bulan April, pada saat pandemi global memuncak, hal ini menandakan
pertumbuhan perusahaan, berawal dari tangible asset menjadi intangible asset hal
ini berdasarkan pada knowledge yang dimasa depan akan menjadi bagian penting
mulai memperoleh kembali laba. Tanpa adanya perolehan laba, perusahaan tidak
dapat memenuhi tujuan lain sebuah perusahaan, seperti pertumbuhan yang terus
dalam menghasilkan laba yaitu dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio ini
penting bagi suatu perusahaan karena profitabilitas merupakan salah satu ukuran
kinerja perusahaan.
sumber daya perusahaan dapat dievaluasi melalui beberapa rasio, yaitu perputaran
persediaan, perputaraan aset tetap, dan kas. Sumber daya tersebut dievaluasi untuk
cepat persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berganti dalam satu periode.
di persediaan, sehingga hal ini dapat memperbesar biaya persediaaan, dan akan
akan menurun. Penelitian ini didukung oleh Sufiana & Purnawati, (2013),
Daulay, (2017), dan Suminar, (2015). Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan
oleh penelitian yang dilakukan oleh Bangun et al (2018) dan Wijaya dan Tjun
Nuryani, dkk (2017) dan Ardhan & Hatane (2015) menyatakan perputaran
lainnya membutuhkan aset tetap. Perusahaan melakukan investasi pada aset tetap
dengan harapan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan pada aset
4
tersebut. Perolehan kembali dana atas investasi aset tetap akan lebih cepat apabila
perusahaan mampu menentukan kesesuaian jumlah aset tetap yang dimiliki dan
Ketika sumber daya dalam suatu perusahaan dikelola secara efisien, maka
perusahaan yang menguntungkan (Handayani & Hadi, 2019 ). Hal ini sejalan
dengan penelitian Wikardi & Wiyani (2017), dan Budiang, dkk (2017) assets
bahwa perusahaan telah efisien menggunakan aset yang dimilikinya dan sumber
sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aset tetap. Tingkat
perputaran kas yang tinggi menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas
yang telah diinvestasikan pada aset. Dengan demikian kas akan dapat
modal yang terdapat di dalam aset dapat berubah menjadi kas dengan cepat. Hal
ini berefek juga pada profitabilitas yang menjadi semakin besar. Ketika suatu
perusahaan memiliki perputaran kas yang rendah maka modal yang ditanamkan
dalam aset dicairkan dalam waktu yang lebih lama. Sedangkan penelitian dari
Suminar (2015) dan Budiansyah, dkk (2016). menyatakan bahwa perputaran kas
memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hal ini bisa terjadi karena ada
kas digunakan untuk kebutuhan lain, misalnya kas dipakai untuk menutupi
piutang yang tak tertagih dan digunakan juga untuk mengelola persediaan yang
terdapat di gudang. Sedangkan hasil temuan Sufiana & Purnawati (2013) secara
parsial tingkat tidak ada pengaruh antara perputaran kas terhadap profitabilitas.
Hal ini disebabkan karena investasi modal kerja pada perusahaan manufaktur
Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity,
Asset (ROA). Semakin besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva
perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan
laba yang lebih besar dan sebaliknya. Profitabilitas yang tinggi akan dapat
dengan membandingkan antara laba bersih terhadap total aset. Semakin tinggi
perbandingan laba bersih terhadap total aset maka akan semakin baik bagi
perusahaan.
yang telah dilakukan yang berkaitan dengan pengaruh perputaran aset tetap, kas,
hubungan yang positif dan signifikan, akan tetapi juga terdapat penelitian dengan
hubungan sebaliknya. Dari perbedaan hasil yang diperoleh, peneliti ingin menguji
kembali bagaimana pengaruh perputaran aset tetap, kas dan perputaran persediaan
sektor manufaktur sebagai salah satu sektor usaha yang terus mengalami
Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Mei 2021 terus
meningkat ke level 55,3 di Mei 2021, naik dari posisi 54,6 pada April 2021, dan
7
mencatat rekor survei tertinggi baru selama tiga bulan berturut-turut. Hal tersebut
menjadi rekor yang tertinggi sejak survei pertama kali pada April 2011.
2021. Sektor ini merupakan sumber pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 1,35%.
pada 2021, yakni industri makanan, minuman, serta kertas dan barang dari kertas.
tahunan pada 2021. Pemerintah juga akan memberikan perhatian khusus pada
beberapa sektor manufaktur, seperti industri farmasi, produk obat, kimia, obat
tradisional, bahan kimia, barang dari bahan kimia, logam dasar, dan makanan.
tahun 2021 tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan
antara perputaran aset tetap, kas, dan perputaran persediaan terhadap tingkat
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian skripsi ini,
dengan judul “Pengaruh Perputaran Aset Tetap, Kas, dan Persediaan terhadap
Agar penelitian ini dapat tercapai, maka peneliti membuat beberapa batasan
sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2017 hingga tahun 2020
sebagai berikut :
4. Untuk menguji secara empiris pengaruh antara perputaran aset tetap, kas,
sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah konsep dan teori yang
Asset.
bagi investor dan perusahaan tentang pengaruh perputaran aset tetap, kas
skripsi yang terdiri dari 5 bab dengan tujuan untuk mempermudah para pembaca
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini, dipaparkan pendahuluan yang berisi tentang latar
Pada bab dua sendiri berisi landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka
Pada bab yang ketiga diuraikan metode penelitian yang dipakai. Metode
penelitian tersebut terdiri dari desain penelitian, jenis dan sumber data, populasi
Pada bab ke empat ini memiliki beberapa bagian untuk penelitian dengan
uji hipotesis meliputi deskripsi data penelitian atau deskripsi objek penelitian,
BAB V PENUTUP
Pada bab terakhir ini sendiri menguraikan beberapa bagian penutup dari
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang: (a) Dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain,
atau untuk tujuan administratif; dan (b). Diharapkan untuk digunakan lebih dari
satu periode
Menurut Kasmir (2015: 185) total asset turnover merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
(1). Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat
(2). Gedung, adalah bangunan yang berdiri di atas lahan baik yang berdiri di
perusahaan.
Manfaat ekonomi aset tetap dikonsumsi hanya sepanjang masa manfaat aset
tersebut, jumlah aset yang tecatat secara kumulatif akan terus berkurang hingga
habis masa manfaat aset tersebut, disebut sebagai penyusutan. Seluruh jenis aset
tetap kecuali tanah akan mengalami penyusutan. Biaya lain menyangkut aset tetap
adalah biaya pemeliharaan atau penggantian komponen dalam aset tetap tersebut
Laporan Keuangan menyatakan bahwa: “Rasio fixed assets turnover disebut juga
dengan perputaran aktiva tetap. Rasio ini melihat sejauh mana aktiva tetap yang
dimiliki oleh suatu perusahaan memiliki tingkat perputarannya secara efektif, dan
Rumus untuk mencari perputaran aset tetap / fixed assets turnover dapat
penjualan
Perputaran aset tetap =
total aktiva tetap
menyatakan bahwa: “fixed assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk
14
mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam
satu periode.” Menurut Kasmir (2015: 185) total asset turnover merupakan rasio
perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap
rupiah aktiva
berikut:
penjualan
Perputaran aset tetap =
total aktiva tetap
Rata-rata aset tetap dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan aset tetap
awal periode dengan aset tetap dengan aset tetap akhir periode dibagi dua. Rata-
2.1.4 Kas
Akuntansi & Manajemen, menyatakan bahwa : “Kas meliputi uang logam, uang
kertas, cek,wesel pos (kiriman uang lewat pos; money orders) dan deposito,
Perangko bukan merupakan kas melainkan biaya yang dibayar dimuka atau beban
yang ditangguhkan.”
menurut James O. Gill, berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja
Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk
penerimaan kas dalam perusahaan manufaktur berasal dari penjualan tunai dan
penerimaan kas dari piutang usaha. Dalam pengendalian intern yang baik, setiap
penerimaan kas harus disetor dalam jumlah penuh ke bank pada hari yang sama
atau pada hari kerja berikutnya. Tidak diperkenankan melakukan pengeluaran kas
dari kas yang diterima dari sumber-sumber tersebut. Dengan demikian catatan
penerimaan kas dapat direkonsiliasi dengan catatan setoran ke bank yang terdapat
dalam rekening koran bank. Dengan kata lain, catatan kas perusahaan dapat
perusahaan.
pinjaman uang tunai kepada pihak lain. Jika pihak yang berhutang menyerahkan
kembali uang tunai kepada perusahaan sejumlah kas yang pernah dipinjamnya,
Jika aktiva tetap perusahaan dijual secara tunai, maka hasil penjualan akan
langsung diterima dalam bentuk kas. Perusahaan besar sering melakukan hal ini
perusahaan dapat melakukan peminjaman uang dari pihak lain. Peminjaman dapat
dilakukan di bank dan dapat juga dari perorangan atau perusahaan lain.
tambahan hutang.
pada perusahaan sebagai penyertaan modal. Setoran modal juga dapat dilakukan
berharga perusahaan lain yang dapat diperjual belikan. Hasil penjualan tunai surat
tugas tersebut mengeluarkan jumlah uang yang lebih kecil dari yang diberikan,
semakin tinggi jika kas di dalam perusahaan semakin besar (Widiasmoro, 2017).
Ketika suatu perusahaan memiliki likuiditas tinggi, maka resiko perusahaan untuk
kas menunjukkan berapa kali kas perusahaan berputar selama periode tertentu,
yang dihitung dari pendapatan atau penjualan perusahaan dibagi dengan saldo kas
2.1.7 Persediaan
18
disimpan perusahaan untuk dijual pada waktu tertentu, yang masih berbentuk
bahan baku dan disimpan untuk selanjutnya diproses, barang dalam proses
manufaktur, dan barang jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses
(Widiasmoro, 2017). Persediaan juga bisa diartikan sebagai barang yang dibeli
untuk dijual kembali dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (Altaf &
Shah, 2018).
1.1 Batch stock, persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat
bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah
yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau
produksi.
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual
maupun ritel, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap
untuk dijual, kata bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in
process), dan barang jadi (finished goods) untuk dijual ditujukan untuk
digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan
(inventory) ini berputar dalam suatu periode. Dapat diartikan pula bahwa
barang persediaan diganti dalam satu tahun. Menurut Fahmi (2014: 66) rumus
manajemen dalam mengontrol modal yang ada pada persediaan. Semakin cepat
21
suatu persediaan.
2.1.10 Profitabilitas
dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam mengukur
pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat resiko.
1. Rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan, antara lain Net Profit
(GPM).
Dividend Per Share, Book Value Per Share, Price To Earnings Ratio, dan
Dividend Yield.
22
Return On Assets (ROA). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian aktiva setelah
beban bunga dan pajak dengan cara melakukan perbandingan antara laba bersih
aktiva (atau pendanaan) yang diberikan pada perusahaan (Wild dan Robert, 2005).
Return on Asset (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang
laba perusahaan dalam kondisi negatif ataupun rugi, maka hal ini menunjukkan
Semakin tinggi perbandingan laba bersih terhadap totalan aset maka akan
dengan data penelitian melalui data sekunder yang berasal dari laporan keuangan
perusahaan manufaktur sub sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Sufiana & Purnawati (2013) secara
parsial tingkat tidak ada pengaruh antara perputaran kas terhadap profitabilitas.
Hal ini disebabkan karena investasi modal kerja pada perusahaan manufaktur
analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan data
Penelitian juga dilakukan oleh Nuryani, dkk (2017) dengan metode teknik
analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda melalui data sekunder
perusahaan manufaktur sektor industri bahan dan kimia yang terdaftar di Bursa
perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Bangun, dkk (2018 ). Penelitian ini
berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif dan
profitabilitas.
Hasil penelitian yang juga dilakukan oleh Wikardi & Wiyani (2017)
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2015. Sampel
berganda.
Untuk lebih jelasnya dari hasil penelitian terdahulu, maka berikut disajikan
tabel berikut :
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Variabel Hasil Persamaan Perbedaan
Variabel
Perputaran bebas
Perputaran
persediaan, Perputaran
Persediaan,
perputaran kas dan Piutang,
Perputaran Variabel
perputaran piutang bebas
Runtunuwu Kas, Variabel
secara simultan Perputaran
, dkk Perputaran terikat
memiliki pengaruh Persediaan,
(2017) Piutang, Rentabilitas
yang signifikan Perputaran
Rentabilitas Ekonomis
terhadap Kas
Ekonomis.
rentabilitas
Periode
ekonomis 2012-2016
piutang, dan
persediaan
berpengaruh
Perputaran
terhadap
Kas,
Perputaran profitabilitas Perputaran
Perputaran
Piutang, perusahaan Piutang,
Persediaan,
Perputaran manufaktur sektor Variabel
Persediaan, industri dasar dan Periode
terikat :
Profitabilitas 2014-2016
Profitabilita
kimia di Bursa s
Efek Indonesia.
Perputaran
Persediaan &
piutang Variabel
mempunyai bebas
Perputaran Variabel
pengaruh positif Perputaran
Persediaan, bebas
terhadap Kas,
Perputaran Perputaran
Suminar, profitabilitas, Perputaran
Piutang, Piutang,
(2015) sedangkan Persediaan
Perputaran
perputaran kas dan Variabel
Kas, Periode
terikat :
Profitabilitas berpengaruh 2008-2013
Profitabilita
negatif terhadap
s
profitabilitas
atau bersamaan.
Hasil penelitian ini
menunjukkan
hanya Debt To
Equity Ratio,
Firm Size,
Inventory
Turnover, Dan
Assets Turnover
Debt To yang berpengaruh Variabel Variabel
Equity Ratio, secara parsial bebas bebas Debt
Firm Size, terhadap Perputaran To Equity
Inventory profitabilitas dan Persediaan Ratio, Firm
Wikardi & dan Aset,
Turnover, secara simultan Size
Wiyani
Assets menunjukkan
(2017) Variabel
Turnover Dan bahwa Debt To
Pertumbuhan terikat :
Equity Ratio, Profitabilita Periode
Penjualan,
Firm Size, s 2011-2015
Profitabilitas
Inventory
Turnover, Assets
Turnover dan
pertumbuhan
penjualan
berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
Sumber : Data diolah penulis, 2021
28
pokok yang dapat dijabarkan dan dapat digunakan sebagai acuan dalam
menganalisis hasil penelitian. Variabel yang dibahas dalam penulisan skripsi ini
adalah variabel bebas, meliputi perputaran aset tetap (X1), perputaran kas (X2),
gambar berikut :
VARIABEL VARIABEL
BEBAS TERIKAT
PERPUTARAN
ASET TETAP
(X1) H1
PERPUTARAN H2 PROFITABILITAS :
KAS RETURN ON ASSET
(X2) (Y)
H3
PERPUTARAN
PERSEDIAAN
(X3)
29
H4
Keterangan :
Secara simultan
Secara parsial
menghasilkan penjualan. Aset yang digunakan secara optimal dan efisien dapat
meningkatkan pendapatan serta dapat menurunkan biaya tetap yang berasal dari
aset tetap yang dimiliki perusahaan sehingga dapat memicu peningkatan laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Wikardi & Wiyani (2017) menunjukkan bahwa
inventory turnover, dan assets turnover yang berpengaruh secara parsial terhadap
Dari uraian di atas, maka hipotesis yang dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi
perputaran kas ini akan semakin baik, ini berarti semakin tinggi efisiensi
penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar (Riyanto,
2001). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rahma (2011) yang menyatakan
menurut penelitian yang dilakukan oleh Sufiana & Purnawati (2013) menyatakan
bahwa secara parsial tidak ada pengaruh antara perputaran kas terhadap
profitabilitas.
Dari uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
semakin tinggi rasio perputaran persediaan menunjukkan bahwa modal kerja yang
tertanam dalam persediaan barang dagang semakin kecil dan hal ini berarti
Dari uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
profitabilitas.
Aset tetap merupakan bagian utama dari modal kerja yang memegang
mempengaruhi laba bersih periode berjalan. Rasio perputaran aset tetap digunakan
melalui melihat rasio ini kita bisa menilai dan mengukur efisiensi serta efektivitas
aset tetap, maka semakin tinggi tingkat perputaran aset tetap maka semakin tinggi
juga tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang
perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aset tetap.
Tingkat penjualan yang tinggi pada suatu sisi akan meningkatkan perputaran kas
menjadi tinggi. Hal ini juga akan berdampak pada peningkatan laba. Besarnya
laba yang diterima perusahaan akan membuat tingkat profitabilitas menjadi tinggi.
Semakin cepat atau tinggi tingkat perputaran kas, maka semakin tinggi pula
volume penjualan akan turun di bawah tingkat yang dapat dicapai. Sebaliknya,
persediaan yang terlalu banyak akam memicu perusahaan untuk menghadapi biaya
yang terlalu besar juga menggunakan dana-dana yang seharusnya dapat digunakan
volume penjualan yag tinggi pada perusahaan tersebut. Hal ini dapat berarti laba
33
Dari uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
METODE PENELITIAN
disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antar variabel
umunya hubungan sebab akibat tersebut sudah dapat diprediksi, sehingga dapat
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder
dengan jenis data yang bersifat kuantitatif. Data sekunder yaitu data yang sudah
tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain (Sanusi, 2011:104). Data sekunder ini
setiap tahun oleh media perantara yakni perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdapat di Bursa Efek Indonesia per 31 Desember
2017 hingga tahun 2020, serta buku-buku literatur dan jurnal yang mendukung
penelitian.
37
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2017-
mewakili seluruh karakteristik populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari
representative maka mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup
penelitian ini berasal dari laporan neraca dan laporan laba rugi pada perusahaan
antara lain :
3). Perusahaan tersebut memiliki laba usaha positif selama empat tahun berturut-
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2020.
39
Tabel 3.2
Daftar Sampel Perusahaan
No. Kode Nama Perusahaan
1. ADES PT.Akasha Wira International Tbk
2. BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk
3. CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
4. CLEO Sariguna Primatirta Tbk
5. DLTA Delta Djakarta Tbk
6. HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk
7. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
8. IIKP Inti Agri Resources Tbk
9. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
11. MYOR Mayora Indah Tbk
12. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
13. SKBM Sekar Bumi Tbk
14. SKLT Sekar Laut Tbk
15. STTP Siantar Top Tbk
16. TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
17. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tradaing Company Tbk
Jumlah 17
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas
terikat (dependent). Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah
perputaran aset tetap, kas, dan persediaan. Oleh karena itu, indikator yang
digunakan adalah perputaran aset tetap (X1), perputaran kas (X2), dan perputaran
persediaan(X3).
rata-rata aset tetap, dan diartikan sebagai jumlah uag dalam penjualan yang
dihasilkan dari setiap satuan mata uang yang diinvestasikan dalam aset
Penjualan
tetap. Perputaran aset tetap =
Rata−rata aset tetap
sehingga dapat dilihat dari berapa kali uang kas berputar dalam satu periode
Penjualan bersih
Perputaran kas =
Rata−rata kas
bebas (independent). Dalam penelitian ini, variabel terikat yang digunakan adalah
perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan
pada suatu periode tertentu. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba bersih
terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.
Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ,
variabel pengganggu atau residual memiliki distrbusi normal. Jika nilai residual
tidak mengikuti distribusi normal, uji statistic menjadi tidak valid untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan Ho
diterima. Sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 berarti distribusi data tidak
2) Uji Heteroskedastisitas
pengamatan yang lain. Jika varain dari residual satu pengamatan ke pengamatan
independent dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
terjadi homoskedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada perode t dengan
kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi
masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson (DW)
dengan ketentuan :
DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol artinya tidak terjadi
autokorelasi.
2. Bila nilai DW<DL (batas bawah) maka koefisien autokorelasi lebih besar
3. Bila nilai DW>4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol
4-DU dan 4-DL maka hasilnya tidak dapat diputuskan ada autokorelasi
atau tidak.
45
4) Uji Multikolinearitas
independen. Sebuah persamaan terjangkit penyakit ini bila dua atau lebih variabel
dikatakan baik bila persamaan tersebut memiliki variabel independen yang saling
tidak berkorelasi.
adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas
independen lainnya. Jad nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel independen, yaitu perputara aset tetap,
Persamaan umum regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Keterangan :
a : Konstanta
e : Variabel Pengganggu
47
atau presentase sumbangan variabel independent yang diteliti terhadap variasi naik
bila (R2) semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya
Ho : b1, b2, b3 = 0 , artinya perputaran aset tetap, kas, dan persediaan secara
Ha : b1, b2, b3 ≠ 0 , artinya perputaran aset tetap, kas dan persediaan secara
ketentuan :
Uji simultan ini dilakukan untuk menilai pengaruh variabel bebas secara
berikut :
Ho : b1, b2, b3 = 0 , artinya perputaran aset tetap, kas, dan persediaan secara
perusahaan.
perusahaan.