Final Skripsi Dea Apr 19 2021

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 124

HUBUNGAN JENIS KELAMIN, STATUS TEMPAT

TINGGAL, DAN LAMA PENDIDIKAN DENGAN POLA


PERILAKU HIDUP SEHAT MENGGUNAKAN INDEKS
HPLP-II PADA MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI USU

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

DEA NATALIA TAMPUBOLON


NIM : 160600167

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021
Fakultas Kedokteran gigi
Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan
Kesehatan Gigi Masyarakat
Tahun 2021
Dea Natalia Tampubolon
Hubungan Jenis Kelamin, Status Tempat Tinggal, dan Lama Pendidikan
dengan Pola Perilaku Hidup Sehat Menggunakan Indeks HPLP-II pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi USU
xii + 58 halaman
Mahasiswa kedokteran gigi diharapkan menjadi contoh teladan dalam
mempromosikan kesehatan sebagai tenaga medis masa depan sehingga berpotensi
memaksimalkan derajat kesehatan masyarakat melalui pola perilaku hidup sehat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, status
tempat tinggal, dan lama pendidikan dengan pola perilaku hidup sehat menggunakan
indeks HPLP-II pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU. Jenis penelitian
adalah analitik dengan rancangan cross sectional dan diambil 209 sampel secara
stratified random sampling namun didapatkan 230 sampel. Pengambilan data
dilakukan dengan memberikan kuesioner secara daring. Hasil analisis statistik
menggunakan uji-t independen menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin
dengan skor subskala tanggung jawab kesehatan, aktivitas fisik, nutrisi, dan
perkembangan spiritual; hubungan antara status tempat tinggal dan skor subskala
tanggung jawab kesehatan; serta hubungan antara lama pendidikan dengan skor
subskala tanggung jawab kesehatan, aktivitas fisik, perkembangan spiritual, dan
hubungan interpersonal (p<0,05). Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan status
tempat tinggal dengan skor pola perilaku hidup sehat (p>0,05), namun terdapat
hubungan yang signifikan antara lama pendidikan dengan skor pola perilaku hidup
sehat mahasiswa FKG USU dengan nilai p=0,000 (p<0,05).

Daftar rujukan: 59 (1996-2021)

ii
iii
TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji


pada tanggal 16 Maret 2021

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D

ANGGOTA : 1. Simson Damanik, drg., M.Kes


2. Darmayanti Siregar, drg., M.KM

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang di
setiap waktu menjadi sumber terbesar kasih, energi, serta penyertaan bagi penulis
untuk menyelesaikan penelitian dan skripsi ini dengan judul “Hubungan Jenis
Kelamin, Status Tempat Tinggal, dan Lama Pendidikan dengan Pola Perilaku Hidup
Sehat Menggunakan Indeks HPLP-II pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
USU”.
Dengan sepenuh kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sungguh kepada:
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin bagi
penelitian ini.
2. Darmayanti Siregar, drg., M.KM selaku Ketua Departemen Ilmu
Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat sekaligus dosen
pembimbing yang dengan penuh kesabaran bersedia meluangkan waktu, tenaga,
pikiran, dan motivasi dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D selaku dosen penguji yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan nasihat yang memberikan semangat bagi
penulis untuk memberikan yang terbaik dalam penulisan skripsi ini.
4. Simson Damanik, drg., M.Kes selaku dosen penguji yang telah
menyediakan waktu, kritik, dan saran yang membangun kepada penulis.
5. (Alm.) Prof. Dr. Monang Panjaitan, drg., M.S, M.A selaku dosen penguji
awal yang meluangkan waktu, saran, dan semangat yang terbaik bagi penulis hingga
akhir hayat beliau berselang dua hari setelah seminar hasil skripsi ini.
6. Zulkarnain, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing akademik yang
senantiasa memberikan motivasi selama menjalani pendidikan akademis.
7. Seluruh teman-teman sejawat mahasiswa FKG USU yang telah bersedia
menjadi responden penelitian.
8. Seluruh staf pengajar FKG USU terutama di Departemen Ilmu Kedokteran

v
Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat atas bimbingan dan bantuan yang
diberikan kepada penulis.
9. Teristimewa untuk kedua orangtua terkasih, ayahanda Ricardo
Tampubolon, SE dan ibunda Mardiana Nurdewi Lumban Gaol, SH atas dalamnya
kasih sayang, tekunnya doa, sepenuhnya dukungan yang diberikan kepada penulis
dalam segala kondisi.
10. Hawila Jessica Tampubolon, adik penulis yang senantiasa mendoakan
serta mendorong penulis untuk tetap menjadi anak yang baik.
11. Loma Linda – Indonesian Adventist Ministry (LIAM) dan semua orang
tua rohani yang telah memberikan dukungan doa, nasihat, dan materil yang sangat
berarti.
12. Sahabat-sahabat dan teman sejawat penulis: Cinbu, Kak Desilia dan
Adraya Ilona, Adelia, Bang Faber dan Kelompok Belajar, teman-teman skripsi di
Departemen IKGP/KGM, teman-teman FKG USU angkatan 2016, teman-teman
Ikatan Mahasiswa Advent Medan, teman-teman sejawat Ikatan
Kedokteran/Kedokteran Gigi Advent, serta kakak abang Perkantas yang tidak bisa
disebutkan satu persatu atas bantuan, doa dan penghiburan selama perkuliahan dan
pengerjaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu kedokteran gigi, terutama dalam bidang pencegahan dan
kesehatan gigi masyarakat walaupun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran membangun untuk penyempurnaan
skripsi ini.

Medan, 16 Maret 2021

Penulis

vi
Dea Natalia Tampubolon

NIM:160600167

vii
DAFTAR ISI
Halama

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN ABSTRAK................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

HALAMAN TIM PENGUJI.......................................................................... iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL.......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 5
1.4 Hipotesis Penelitian..................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pola Perilaku Hidup Sehat........................................................... 7
2.1.1 Definisi Kesehatan.................................................................... 7
2.1.2 Promosi Kesehatan................................................................... 8
2.1.3 Perilaku Kesehatan................................................................... 10
2.1.4 Promosi Kesehatan Gigi........................................................... 12
2.2 Pengukuran Pola Perilaku Hidup Sehat....................................... 13
2.2.1 Health Promotion Model (HPM) ............................................. 13
2.2.2 Self-Rated Abilities for Health Practices Scale (SRAHPS)..... 13
2.2.3 Adolescent Health Promotion Scale (AHPS) .......................... 14
2.2.4 Adolescent Lifestyle Profile (ALP) .......................................... 14
2.2.5 Healthy Lifestyle and Personal Control Questionnaire (HLPCQ) 15

viii
2.2.6 Health Promoting Lifestyle Profile II (HPLP-II) .................... 15
2.3 Usia Mahasiswa Menurut Klasifikasi WHO............................... 21
2.4 Tingkat Kebutuhan Mahasiswa Menurut Teori Hierarki Kebutuhan 22
2.5 Faktor-Faktor Demografis yang Berhubungan dengan Pola
Perilaku Hidup Sehat .................................................................. 24
2.4 Kerangka Konsep ....................................................................... 26

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 27
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 27
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 27
3.3.1 Populasi ................................................................................... 27
3.3.2 Sampel ..................................................................................... 27
3.4 Variabel Penelitian ..................................................................... 29
3.5 Definisi Operasional ................................................................... 29
3.6 Prosedur Penelitian ..................................................................... 30
3.7 Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 32
3.7.1 Pengolahan Data ...................................................................... 32
3.7.2 Analisis Data ............................................................................ 32
3.8 Etika Penelitian ........................................................................... 33
3.8.1 Kelayakan Etik (Ethical Clearance)......................................... 33
3.8.2 Lembar Persetujuan ................................................................. 33
3.8.3 Kerahasiaan (Confidentially) ................................................... 33

BAB 4 HASIL PENELITIAN


4.1 Karakteristik Responden ............................................................. 34
4.2 Distribusi Pola Perilaku Hidup Sehat Menggunakan Indeks
HPLP-II pada Mahasiswa FKG USU.......................................... 34
4.3 Karakteristik Skor Pola Perilaku Hidup Sehat Menggunakan Indeks
HPLP-II pada Mahasiswa FKG USU.......................................... 40
4.4 Karakteristik Kategori Pola Perilaku Hidup Sehat Menggunakan
Indeks HPLP-II pada Mahasiswa FKG USU.............................. 41
4.5 Hubungan Jenis Kelamin dengan Subskala Pola Perilaku Hidup
Sehat Menggunakan Indeks HPLP-II ......................................... 41
4.6 Hubungan Status Tempat Tinggal dengan Subskala Pola Perilaku
Hidup Sehat Menggunakan Indeks HPLP-II .............................. 42
4.7 Hubungan Lama Pendidikan dengan Subskala Pola Perilaku Hidup
Sehat Menggunakan Indeks HPLP-II.......................................... 43

ix
4.8 Hubungan Jenis Kelamin, Status Tempat Tinggal, dan Lama
Pendidikan dengan Pola Perilaku Hidup Sehat Menggunakan
Indeks HPLP-II............................................................................. 44

BAB 5 PEMBAHASAN................................................................................ 45

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ................................................................................. 51
6.2 Saran ........................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 53


LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel..............................................................................................................Halaman
1. Definisi Operasional................................................................................ 29
2. Kisi-kisi kuesioner HPLP-II.................................................................... 31
3. Kategori Skor HPLP-II............................................................................ 32
4. Karakteristik responden mahasiswa FKG USU...................................... 34
5. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala
tanggung jawab kesehatan....................................................................... 35
6. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala
aktivitas fisik........................................................................................... 36
7. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala nutrisi... 37
8. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala
perkembangan spiritual.......................................................................... 38
9. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala
hubungan interpersonal.......................................................................... 39
10. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala
manajemen stres..................................................................................... 40
11. Rata-rata skor pola perilaku hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II 41
12. Kategori skor pola perilaku hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II. 41
13. Hubungan jenis kelamin dengan subskala pola perilaku hidup
sehat menggunakan indeks HPLP-II....................................................... 42
14. Hubungan status tempat tinggal dengan subskala pola perilaku hidup
sehat menggunakan indeks HPLP-II....................................................... 42
15. Hubungan lama pendidikan dengan subskala pola perilaku hidup
sehat menggunakan indeks HPLP-II....................................................... 43
16. Hubungan jenis kelamin, status tempat tinggal, dan lama pendidikan
dengan pola perilaku hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II.......... 44

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar..........................................................................................................Halaman

1. Teori motivasi dan kebutuhan...................................................................... 22


2. Hirearki Kebutuhan Maslow........................................................................ 23

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian
2. Lembar Kuesioner
3. Lembar Kuesioner dalam Bentuk Google Form
4. Surat Izin Penelitian
5. Surat Keterangan Persetujuan Komisi Etik
6. Jadwal Kegiatan Penelitian
7. Data Hasil Penelitian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU
8. Output Hasil Uji Statistik

xiii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan masyarakat untuk
meningkatkan kendali, memperbaiki kesehatan serta melakukan aktivitas-aktivitas
yang mempromosikan dan menjaga kesehatan.1 Tujuan utama promosi kesehatan
adalah menolong orang dari segala usia untuk tetap sehat, mengoptimalkan kesehatan
pada penderita penyakit kronis dan disabilitas, juga menciptakan lingkungan yang
sehat.2 Promosi kesehatan pada fase pre-patogenesis merupakan strategi terbaik
mencegah penyakit sebelum penyakit tersebut terjadi, sehingga pola perilaku hidup
sehat dapat menurunkan risiko kesakitan dan kematian usia muda.3-5 Orientasi
promosi kesehatan bukan lagi hanya sekadar kegiatan pemberian informasi, namun
lebih ke arah perubahan perilaku dan sikap perorangan.6 Dalam kaitannya dengan
kedokteran gigi, promosi kesehatan gigi merupakan penentu kesehatan secara umum
dan memainkan peran penting dalam kualitas hidup, sehingga dapat dikatakan
promosi kesehatan gigi sebagai komponen integral dari promosi kesehatan.7
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku kesehatan yang negatif
dapat meningkatkan kerentanan seseorang menderita penyakit. Sebaliknya, perilaku
kesehatan yang positif dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian serta
meningkatkan atau menjaga kesejahteraan dan aktualisasi diri seseorang. WHO
menunjukkan bahwa 60% angka kesakitan dan kematian dari penyakit tidak menular
disebabkan oleh faktor perilaku dan gaya hidup.8
Mahasiswa kedokteran gigi diharapkan menjadi contoh teladan dalam
mempromosikan kesehatan sebagai tenaga medis masa depan sehingga berpotensi
penting untuk memaksimalkan derajat kesehatan masyarakat.8,9 Profesi “dokter”
berpotensi memengaruhi publik dan menolong masyarakat untuk memiliki tanggung
jawab kesehatan yang lebih baik, sehingga adopsi gaya hidup sehat dimulai sejak
bangku perkuliahan pada mahasiswa kedokteran gigi sangat penting untuk terus
dilakukan menjadi kebiasaan sepanjang hidup.10-11
2

Pola perilaku hidup sehat mahasiswa kedokteran gigi mempengaruhi


kehidupan mereka di masa sekarang dan mendatang. Pengaruh pola perilaku hidup
sehat pada masa sekarang membantu mahasiswa kedokteran gigi meraih kendali atas
kesehatan, berpengaruh positif kuat terhadap pencapaian akademik, serta
meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup.12-13 Pengaruh pola perilaku hidup sehat
pada masa mendatang akan berpotensi pada peran mereka sebagai promotor
kesehatan dan contoh teladan di masyarakat luas.9 Hal-hal tersebut menjadi alasan
pentingnya meneliti topik pola perilaku hidup sehat pada mahasiswa kedokteran gigi.8
Ada beberapa indeks yang mengukur pola perilaku hidup sehat antara lain
Health Promotion Model (HPM), Self-Rated Abilities for Health Practices Scale
(SRAHPS), Adolescent Health Promotion Scale (AHPS), Adolescent Lifestyle Profile
(ALP), Healthy Lifestyle and Personal Control Questionnaire (HLPCQ), dan Health-
Promoting Lifestyle Profile-II (HPLP-II).2,14-18
Indeks Health-Promoting Lifestyle Profile-II (HPLP-II) merupakan satu-
satunya instrumen yang paling sering digunakan untuk meneliti pola perilaku hidup
sehat dan dapat digunakan pada mahasiswa.1,8 Skala HPLP-II terdiri atas lima puluh
dua soal dalam enam subskala: tanggung jawab kesehatan, aktivitas fisik, nutrisi,
perkembangan spiritual, hubungan interpersonal, dan manajemen stres.18
Peker dan Bermek mengukur pola perilaku hidup sehat mahasiswa kedokteran
gigi tahun pertama di Universitas Istanbul menggunakan HPLP II dan mendapatkan
rerata skor total sebesar 2,49±0,32 termasuk kategori sedang. Skor tertinggi termasuk
kategori baik terletak pada subskala perkembangan spiritual sebesar 3,03±0,41
kemudian diikuti hubungan interpersonal sebesar 2,91±0,46. Skor terendah pada
subskala tanggung jawab kesehatan dengan rerata skor 2,12±0,48 kategori sedang.13
Subskala perkembangan spiritual kerap kali menjadi skor tertinggi pada
beberapa penelitian. Beberapa penelitian pada mahasiswa kedokteran memiliki skor
yang dikategorikan baik, seperti di Universitas Kermansyah Iran sebesar 3,24±0,59,
di India sebesar 2,96±0,52, di Turki sebesar 2,90±0,50, dan di Saudi sebesar
2,83±0,54.8,12,19,20 Subskala ini juga menjadi skor tertinggi dikategorikan baik pada
mahasiswa keperawatan di Turki, seperti penelitian oleh Kara dengan skor 3,07±0,46
3

dan penelitian Polat dengan skor 3,04±0,46.1,21 Mahasiswa universitas dari program
studi umum juga menampilkan subskala tertinggi terkategori baik yang seperti di
Meksiko, India, dan Yordania, sebesar 3,02±0,48; 3,01±0,62; dan 2,81±0,54.22-24
Skor tertinggi pada mahasiswa tidak selalu terletak pada perkembangan
spiritual. Skor tertinggi ditemukan juga pada hubungan interpersonal pada mahasiswa
di Thailand dengan skor 3,28±0,47 dikategorikan amat baik, di Jepang dengan skor
3,05±0,44 dan Iran dengan skor 2,94±0,41 dikategorikan baik.26-27
Penelitian menggunakan indeks HPLP-II yang telah dilakukan di Indonesia
antara lain adalah pada mahasiswa keperawatan Universitas Indonesia. Skor tertinggi
pada manajemen stress dengan rerata skor 3,10±0,10 dikategorikan baik, sementara
skor terendah pada aktivitas fisik dengan rerata skor 2,20±0,20 dikategorikan
sedang.5
Subskala aktivitas fisik sering ditemukan menjadi skor terendah pada skor
HPLP-II mahasiswa di beberapa penelitian. Skor subskala aktivitas fisik termasuk
kategori sedang hingga buruk di bawah 2,50 di antaranya pada penelitian di
Yordania, di Arab Saudi, Turki, India, Iran, dan Meksiko.4,8,22,27-30 Hal ini diasumsikan
karena gaya hidup kurang bergerak yang berhubungan dengan mudahnya akses
internet sehingga mahasiswa dapat melakukan kegiatan secara efektif dan efisien.1,5,25
Faktor demografis mahasiswa yang memiliki hubungan signifikan dengan
skor total pola perilaku hidup sehat di antaranya adalah jenis kelamin, status tempat
tinggal, dan lama tahun pendidikan yang telah ditempuh mahasiswa di universitas.
Terdapat perbedaan signifikan antara jenis kelamin dengan skor total HPLP-II
dan beberapa subskala tertentu. Perbedaan signifikan antara jenis kelamin dengan
skor total HPLP-II ditemukan mahasiswa kedokteran Universitas Kermansyah Iran
yang menunjukkan pola perilaku hidup sehat perempuan lebih baik daripada laki laki
(p<0,05).12 Hasil sebaliknya ditemukan pada mahasiswa di Meksiko menunjukkan
skor yang lebih baik pada laki-laki daripada perempuan (p=0,037).22
Laki-laki sering ditemukan secara signifikan lebih unggul subskala aktivitas
fisiknya dibandingkan perempuan seperti pada mahasiswa di Istanbul (p<0,05),
Yordania dan India (p=0,003), Iran (p=0,002), serta di Kroasia, dan Turki. 12-13,19,21,24,32
4

Perempuan kerap didapati lebih baik daripada laki-laki secara signifikan dalam
subskala tanggung jawab kesehatan seperti pada mahasiswa India (p=0,00), Istanbul,
Jepang, Kroasia, dan Yordania (p<0,05).13,24-25,30,32 Hal ini diasumsikan oleh karena
mahasiswa laki-laki cenderung menghabiskan waktu luangnya dengan mengunjungi
fasilitas olahraga, sementara mahasiswa perempuan biasanya menggunakan waktu
luangnya bersama keluarga mereka.8
Faktor demografis status tempat tinggal apakah mahasiswa tersebut tinggal
bersama keluarganya atau tidak juga dapat mempengaruhi pola perilaku hidup sehat.
Montazeri et al. melaporkan mahasiswa yang tinggal bersama keluarga memiliki skor
total HPLP-II yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak tinggal bersama
keluarga mereka (p<0,001).12 Mahasiswa yang tinggal bersama keluarga mempunyai
subskala nutrisi yang lebih baik (p<0,05).25 Tinggal bersama keluarga memiliki efek
positif terhadap pola perilaku hidup sehat karena keluarga merupakan support system
yang menyediakan dukungan psikologis individu, sosial, dan ekonomi.29
Selain jenis kelamin dan status tempat tinggal, faktor demografis yang dapat
memengaruhi pola perilaku hidup sehat adalah lama pendidikan mahasiswa.
Penelitian pada mahasiswa umum di Jepang (p<0,01) dan mahasiswa keperawatan di
Turki (p=0,01) menunjukkan bahwa mahasiswa tahun pertama memiliki pola perilaku
hidup sehat yang lebih baik daripada mahasiswa tahun-tahun selanjutnya, meskipun
penelitian di Turki dan Thailand menemukan mahasiswa tahun keempat memiliki
perilaku sehat lebih baik dibanding mahasiswa tahun ketiga dan pertama
(p<0,05).1,21,25,33 Skor subskala manajemen stres menurun secara signifikan pada tahun
senior di Turki (p<0,05), Arab Saudi (p=0,015), dan Thailand (p<0,01), diasumsikan
oleh karena beban akademis kelas senior yang lebih berat daripada tahun junior.21,26,28
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melihat hubungan jenis
kelamin, status tempat tinggal, dan lama pendidikan terhadap pola perilaku hidup
sehat menggunakan indeks HPLP-II pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU
oleh karena pentingnya meneliti pola perilaku hidup sehat pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi USU sebagai bakal contoh teladan kesehatan masyarakat dan indeks
HPLP-II ini merupakan instrumen yang paling sering dipakai untuk mengetahui
5

tingkat pola perilaku hidup sehat pada mahasiswa.


1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan jenis kelamin, status tempat tinggal, dan lama
pendidikan dengan pola perilaku hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui karakteristik komponen subskala tanggung jawab
kesehatan, aktivitas fisik, nutrisi, perkembangan spiritual, hubungan interpersonal,
dan manajemen stress dalam indeks HPLP-II pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi USU.
2. Untuk mengetahui kategori pola perilaku hidup sehat menggunakan
indeks HPLP-II pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU.
3. Untuk menganalisis hubungan jenis kelamin dengan pola perilaku hidup
sehat menggunakan indeks HPLP-II pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
USU.
4. Untuk menganalisis hubungan status tempat tinggal dengan pola perilaku
hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi USU.
5. Untuk menganalisis hubungan lama pendidikan dengan pola perilaku
hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi USU.

1.4 Hipotesis
Tidak ada hubungan jenis kelamin, status tempat tinggal, dan lama
pendidikan dengan pola perilaku hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran
6

Gigi USU sehingga dapat mengembangkan kesadaran memotivasi mahasiswa untuk


mengadopsi pola perilaku hidup sehat.
2. Dapat menjadi sumber informasi bagi dokter gigi sehingga dapat
mengembangkan kesadaran dokter gigi untuk mengadopsi pola perilaku hidup sehat
dan menjadi contoh teladan kesehatan bagi pasien mereka dan masyarakat.
3. Dapat memberikan data kepustakaan dalam pengembangan Ilmu
Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi USU.
4. Dapat menjadi landasan teori bagi penelitian berikutnya.
5. Dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti
dalam melakukan penelitian.
7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pola Perilaku Hidup Sehat


Kesehatan masyarakat secara umum berfokus pada kesehatan suatu populasi
dan mengutamakan pencegahan daripada perawatan pengobatan. Promosi kesehatan
merupakan inti fungsi ilmu kesehatan masyarakat untuk meningkatkan perilaku dan
kesehatan.34 Pola perilaku hidup sehat merupakan ekspresi kecenderungan aktualisasi
manusia untuk memelihara kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit yang mengoptimalkan kesejahteraan, pemenuhan pribadi, dan hidup
produktif.2,6
Status dan perilaku kesehatan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar mahasiswa.13 Sebagian mahasiswa hidup jauh dari rumah untuk pertama
kalinya. Mereka dihadapkan dengan tanggung jawab terhadap kesehatan personal,
gaya hidup, dan berbagai perilaku.25 Universitas mempunyai tanggung jawab dalam
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan membantu mahasiswa
meraih kendali atas kesehatan mereka sehingga universitas dapat memberikan
pengaruh positif kuat pada pencapaian akademik dan kesehatan mahasiswa. 13
Mahasiswa kedokteran gigi sebagai bakal tenaga kesehatan di masa depan dituntut
menjadi promotor kesehatan yang bertanggung jawab meningkatkan kesadaran
terhadap kesehatan, memberi informasi tentang kesehatan, dan mewujudkan harapan
akan perubahan.6

2.1.1 Definisi Kesehatan


Kesehatan merupakan konsep yang sering digunakan, tetapi artinya sulit
dijelaskan.6 Sehat bukan berarti tidak ada penyakit atau kelemahan. Definisi klasik
Yunani mengartikan kesehatan sebagai memperpanjang umur dan mencegah
penyakit.35 Setelah Perang Dunia Kedua, definisi kesehatan ditetapkan Badan
Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1947 yang menyatakan kesehatan bukan hanya
keadaan tanpa penyakit atau kelemahan, tetapi juga menekankan seluruh kualitas
8

positif sehat, yakni keadaan utuh sejahtera fisik, mental, dan sosial. Pengertian oleh
WHO ini dikritik karena dianggap tidak realistik dan bersifat subjektif. 2,6,35 Meskipun
demikian, pengertian WHO memandang kesehatan secara positif dan menghargai
peran sentral dari aspek mental dan sosial.6
Undang-Undang Kesehatan no. 23 tahun 1992 mendefinisikan kesehatan
secara lebih kompleks sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tidak hanya
terbebas dari gangguan secara fisik, mental, dan sosial, tetapi kesehatan dipandang
sebagai alat atau sarana untuk hidup secara produktif. Upaya kesehatan yang
dilakukan diarahkan pada upaya yang dapat mengarahkan masyarakat mencapai
kesehatan yang cukup agar dapat hidup produktif.6
Pandangan sehat-produktif telah banyak diterima dan dianut oleh beberapa
negara maju. Keadaan ini disebut sebagai kesehatan prima yang diartikan sebagai
suatu keadaan yang sejahtera dengan adanya sikap dan perilaku yang mencerminkan
kualitas hidup yang tinggi serta adanya tingkat potensi yang maksimal dari individu.
Konsep dasar kesehatan prima meliputi tanggung jawab individu, pencapaian tujuan,
dinamis, pertumbuhan proses, dan pengambilan keputusan sehari-hari dalam area
nutrisi, manajemen stres, olahraga fisik, pelaksanaan upaya pencegahan, kesehatan
emosi, dan aspek kesehatan lain dalam individu. 6 Pandangan ini meliputi kesehatan
dalam dimensi sosial, emosional, fisik, spiritual, dan intelektual.2

2.1.2 Promosi Kesehatan


Fungsi pokok kesehatan masyarakat adalah pencegahan.34 Promosi kesehatan
merupakan salah satu bagian dalam pencegahan primer dari teori five levels of
prevention yang dikemukakan Winslow, Profesor Kesehatan Masyarakat dari Yale
University pada tahun 1920 yang juga diikuti oleh Leavell dan Clark. Teori ini
meliputi lima tingkat pencegahan yang dikategorikan menjadi pencegahan primer,
pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.6,34
Pencegahan primer dilakukan saat individu belum menderita sakit.
Pencegahan primer berkonsentrasi pada pencegahan gejala-gejala penyakit atau
9

masalah kesehatan pada populasi masyarakat umum. Pencegahan primer dapat juga
berfokus pada individu yang memiliki resiko dan berusaha untuk mencegah
perkembangan faktor risiko, yang dikenal dengan istilah pencegahan primordial atau
perlindungan kesehatan. Aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam pencegahan primer,
antara lain sanitasi air, makanan, dan udara, imunisasi, promosi kesehatan untuk
membantu perkembangan perilaku kesehatan dan kondisi lingkungan kesehatan, serta
skrining risiko yang merupakan fungsi penting pencegahan primer. Pencegahan
primer dan primordial bertujuan menjaga diet, aktivitas fisik, menjaga kesehatan
mental, imunisasi, perilaku seks aman, mencegah penyalahgunaan obat-obatan, dan
sebagainya.34
Pencegahan primer meliputi dua hal berikut.6
a. Promosi kesehatan (health promotion) yang ditujukan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
b. Perlindungan khusus (spesific protection) berupa upaya spesifik untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya imunisasi, dan
peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah penggunaan narkotik, dan
penanggulangan stres.
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit. Pencegahan
sekunder berfokus mengurangi konsekuensi penyakit dan injuri melalui diagnosis
dini dan perawatan pada orang yang memiliki risiko tinggi atau orang yang sudah
terkena penyakit. Pencegahan sekunder mengutamakan skrining masalah kesehatan
atau penyakit kemudian mengurangi hari menderita penyakit dan kunjungan
perawatan medis. Contoh pencegahan sekunder, yaitu skrining kanker, diabetes,
penyakit menular seksual, mammografi untuk mengidentifikasi lokasi tumor
payudara, meningkatkan kepatuhan nasihat medis seperti mengonsumsi obat
berdasarkan peresepan.34
Pencegahan sekunder meliputi dua hal berikut.6
a. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment). Tujuan utama tindakan ini adalah mencegah penyebaran penyakit
menular, mengobati, dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit
10

dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.

b. Pembatasan kecacatan (disability limitation). Pada tahap ini, cacat dibatasi


agar penyakit tidak berkelanjutan hingga mengarah ke cacat yang lebih buruk.

Pencegahan tersier terjadi setelah masalah kesehatan telah berkembang.34


Pencegahan tersier meliputi rehabilitasi (rehabilitation).6 Pada proses ini, diusahakan
perawatan dan rehabilitasi mengurangi dampak negatif dan mengembalikan fungsi
agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita
dapat berfungsi optimal secara fisik, mental, dan sosial.6,34 Pencegahan tersier
berkonsentrasi merawat individu yang sudah menderita penyakit dan menekankan
pada rehabilitasi, mengurangi efek berkepanjangan dengan perawatan rutin jangka
panjang dan perawatan gejala akut, serta pencegahan terjadinya rekurensi. Contoh
pencegahan tersier yaitu perawatan diabetes tipe dua, merancang terapi terhadap
penderita kanker yang berkembang, dan konseling kesehatan mental pada korban
pemerkosaan.34
Promosi kesehatan menurut Konferensi Promosi Kesehatan pertama WHO
dalam Ottawa Charter 1986 merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan
masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya.6,35,36 Aspek
dasar promosi kesehatan adalah melakukan pemberdayaan sehingga individu lebih
mampu mengontrol aspek-aspek kehidupan mereka yang memengaruhi kesehatan.6,34
Konferensi Promosi Kesehatan oleh WHO selanjutnya terus diadakan, di
antaranya Jakarta Declaration on Leading Health Promotion into 21 st Century tahun
1997 dan yang terbaru pada tahun 2016 di Shanghai dengan tema “Promoting health
in the Sustainable Development Goals: Health for all and all for health” untuk
mencapai tujuan kesehatan bagi seluruh umat manusia.35,37 Profesional kesehatan
termasuk dokter gigi merupakan promotor kesehatan yang berkontribusi untuk
mewujudkan tujuan ini dalam menolong masyarakat untuk tetap sehat, mengoptimasi
kesehatan dan menciptakan lingkungan yang sehat.2
11

2.1.3 Perilaku Kesehatan


Perilaku menurut Lewit seperti dikutip Notoatmodjo merupakan hasil
pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan tindakan.6
Proses adopsi perilaku menurut Rogers sebelum seseorang mengadopsi
perilaku, terjadi suatu proses yang berurutan di dalam diri orang tersebut (akronim
AIETA), yaitu:38
a. Awareness (kesadaran), individu menyadari adanya stimulus namun masih
memiliki sedikit informasi mengenai perilaku yang baru.
b. Interest (tertarik), individu mulai tertarik pada stimulus dan mencari
informasi lebih banyak.
c. Evaluation (menimbang-nimbang), individu menimbang-nimbang tentang
baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Proses ketiga ini menunjukkan subjek
sudah memiliki sikap yang lebih baik.
d. Trial (mencoba), individu sudah mulai mencoba perilaku tersebut.
e. Adoption (adopsi), individu memutuskan berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, sikap, dan kesadarannya terhadap stimulus.
Promosi kesehatan merupakan program masyarakat yang menyeluruh
termasuk mencakup perubahan perilaku. Ada suatu pola hubungan yang saling
memengaruhi antara promosi kesehatan yang mencakup perilaku dengan status
kesehatan masyarakat. Henrik L. Blum menggambarkan faktor-faktor yang
memengaruhi kesehatan berdasarkan besarnya pengaruh secara berurutan meliputi
faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan.
Perilaku sebagai faktor terbesar kedua sangat penting dilakukan intervensi atau upaya
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sehingga dapat menghasilkan pengaruh
baik.6
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau
objek yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, dan minuman serta lingkungan. Unsur-unsur dalam perilaku kesehatan
terdiri atas perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap makanan
12

(nutrition behavior), perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental


behavior), dan perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan.6
Perilaku terhadap sakit dan penyakit merupakan respons internal dan eksternal
seseorang dalam menanggapi rasa sakit dan penyakit, baik dalam respons tertutup
(sikap dan pengetahuan), maupun dalam bentuk respons terbuka (tindakan nyata).
Perilaku terhadap sakit dan penyakit dapat diklasifikasikan menurut tindakan
pencegahan penyakit sebagai berikut:6
a. Pola perilaku hidup sehat (health promoting behavior)
Perilaku gaya hidup seseorang untuk memelihara kesehatan dan meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap penyakit.6
Pola perilaku hidup sehat merupakan bagian penting dari promosi kesehatan
dalam memampukan masyarakat mempraktikkan gaya hidup sehat.34,39 Nilai yang
penting dalam pendekatan perubahan perilaku adalah gaya hidup sehat seperti
diedukasi oleh promotor kesehatan, contohnya memelihara kesehatan gigi, bagaimana
menghentikan merokok, mendorong orang melakukan kegiatan olahraga, dan
mengonsumsi diet yang baik.6
b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior)
Segala tindakan yang dilakukan seseorang agar dirinya terhindar dari
penyakit, misalnya imunisasi pada balita, melakukan 3M, dan pendekatan spiritual
untuk mencegah seks bebas.
c. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)
Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit dan/atau kecelakaan, mulai dari mengobati diri sendiri (self-treatment)
sampai mencari bantuan ahli. Contohnya, individu pergi ke pelayanan kesehatan saat
sakit, membeli obat dari warung atau toko obat, dan berobat ke pelayanan tradisional.
d. Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior)
Perilaku mengusahakan sakit atau cacat yang diderita tidak menjadi hambatan
sehingga individu dapat berfungsi optimal secara fisik, mental, dan sosial.
Contohnya, penderita diabetes melitus melakukan diet mengurangi gula dan kontrol
rutin ke dokter.
13

2.1.4 Promosi Kesehatan Gigi


Promosi kesehatan gigi memiliki kaitan yang sangat erat dengan kesehatan
umum yakni sebagai komponen integral penentu kesehatan secara umum dan
memainkan peran penting dalam kualitas hidup.40 Kesehatan rongga mulut adalah
indikator kesehatan umum, kesejahteraan dan kualitas hidup. Kebanyakan kondisi
dan penyakit di rongga mulut menjadi bagian faktor risiko penunjang pada penyakit
kardiovaskular, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes. Studi The Global Burden
of Disease 2017 memperkirakan penyakit rongga mulut diderita sekitar tiga setengah
milyar penduduk di seluruh dunia dengan karies gigi menjadi prevalensi penyakit
tidak menular tertinggi. Kesehatan gigi menjadi salah satu topik kesehatan utama
yang penting menurut WHO.37

2.2 Pengukuran Pola Perilaku Hidup Sehat


Ada beberapa macam instrumen kuesioner yang digunakan untuk mengukur
pola perilaku hidup sehat, antara lain:
b.2.1 Health Promotion Model (HPM)
Kerangka Health promotion model (HPM) dipublikasikan pertama kali pada
tahun 1982 oleh Nola J. Pender. HPM mengintegrasikan perspektif ilmu keperawatan
dan perilaku dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan.
HPM dalam versi aslinya menggambarkan potensial dari tujuh faktor kognisi-persepsi
dan lima faktor modifikasi untuk memprediksi perilaku kesehatan. Faktor-faktor
kognisi-persepsi yakni pentingnya kesehatan (importance of health), percaya
pengendalian perilaku (perceived control of health), definisi sehat (definition of
health), percaya status kesehatan (perceived health status), percaya mampu
melaksanakan (perceived self-efficacy), percaya keuntungan mengurangi penyakit
(perceived benefits), dan percaya harga nyata perilaku sehat (perceived barriers).
Faktor-faktor modifikasi antara lain karakteristik demografis dan biologis, pengaruh
interpersonal, pengaruh situasi, dan faktor-faktor perilaku. Model HPM ini kemudian
direvisi dengan menambah variabel pengaruh terkait aktivitas (activity-related affect),
komitmen perencanaan aksi (commitment to a plan of action), serta persaingan segera
14

kebutuhan dan pilihan (immediate competing demands and preferences).2

b.2.2 Self-Rated Abilities for Health Practices Scale (SRAHPS)


Self-Rated Abilities for Health Practices Scale (SRAHPS) berisi 28 soal
dengan skala 5 poin untuk mengukur kemampuan persepsi diri terhadap implementasi
pola perilaku hidup sehat. Stuifbergen dan Hall tahun 1993 merancang skala ini
dengan mengandung empat subskala di dalamnya, yaitu latihan fisik, nutrisi, praktik
tanggung jawab kesehatan, dan kesejahteraan psikologis. Keempat subskala ini
masing-masing memiliki tujuh soal. Skor total memiliki rentang dari 0 hingga 112.
Skor yang lebih tinggi mengindikasikan kepercayaan diri dapat melakukan praktik
kesehatan yang lebih baik.14

b.2.3 Adolescent Health Promotion Scale (AHPS)


Adolescent Health Promotion Scale (AHPS) atau yang disebut juga AHP-40
merupakan instrumen teknik pengumpulan data yang dirancang Chen et al. pada
tahun 2003 untuk mengukur pola perilaku hidup sehat remaja. Instrumen ini
menggunakan 40 pertanyaan tipe skala 5 poin Likert untuk merespon dan
mengumpulkan data mengenai frekuensi perilaku dengan rentang skor dari 1 (tidak
pernah) hingga 5 (selalu) dengan enam dimensi di dalamnya, yakni nutrisi, dukungan
sosial, tanggung jawab kesehatan, apresiasi hidup, aktivitas fisik, dan manajemen
stres. Total skor memiliki rentang mulai 40 hingga 200, dengan skor yang semakin
tinggi mengindikasikan pola perilaku hidup sehat yang lebih baik.15

b.2.4 Adolescent Lifestyle Profile (ALP)


Skala Adolescent Lifestyle Profile (ALP) berasal dari dasar Health Promotion
Model (HPM) yang didesain untuk diukur pada remaja. Skala ALP disusun oleh
Hendricks et al. pada tahun 2006 yang merupakan pengembangan dari Health-
Promoting Lifestyle Profile (HPLP). ALP memiliki 44 soal dalam tujuh subskala,
yaitu nutrisi, aktivitas fisik, tanggung jawab kesehatan, manajemen stress, perspektif
hidup positif, hubungan interpersonal, dan kesehatan spiritual. ALP memiliki
15

subskala yang mirip dengan HPLP, namun ALP secara spesifik ditujukan lebih
relevan kepada remaja. Pender et al. yang mencetuskan HPLP juga
merekomendasikan skala ALP untuk dipergunakan mengukur pola perilaku hidup
sehat pada remaja.16

b.2.5 Healthy Lifestyle and Personal Control Questionnaire (HLPCQ)


Healthy Lifestyle and Personal Control Questionnaire (HLPCQ) dirancang
oleh Darviri et al. pada tahun 2014 merupakan instumen yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan intervensi promosi kesehatan penunjang gaya hidup dan
kesejahteraan individual. HLPCQ berisi 26 soal dimana responden diminta menandai
frekuensi adopsi perilaku gaya hidup positif menggunakan tipe skala Likert dengan
“tidak pernah” atau “jarang” bernilai 1, “kadang-karang” bernilai 2, “sering” bernilai
3, dan “selalu” bernilai 4. Subskala HLPCQ adalah sebagai berikut: 12 soal mengenai
diet, 8 soal mengenai manajemen waktu sehari-hari, 2 soal mengenai latihan fisik
teratur, dan 4 soal mengenai praktik dukungan sosial dan berpikir positif.17

b.2.6 Health Promoting Lifestyle Profile II (HPLP-II)


Pola perilaku hidup sehat merupakan ekspresi kecenderungan aktualisasi
manusia yang mengoptimalkan kesejahteraan, pemenuhan pribadi, dan hidup secara
produktif. Gaya hidup (lifestyle) dalam konteks kesehatan adalah berbagai aktivitas
yang dengan bebas dipilih menjadi bagian tetap pola sehari-hari dan secara signifikan
memengaruhi status kesehatan.2 Health-Promoting Lifestyle Profile-II (HPLP-II)
dicetuskan oleh Susan Noble Walker, Karen R. Sechrist, dan Nola J. Pender pada
tahun 1987 yang merupakan pengembangan kerangka Health Promotion Model dan
revisi dari Health-Promoting Lifestyle Profile pertama.18 HPLP-II kemudian direvisi
pada tahun 1996.21
HPLP-II merupakan satu-satunya instrumen yang paling sering digunakan
untuk meneliti pola perilaku hidup sehat.8 Indeks HPLP-II mengukur pola perilaku
hidup sehat, dikonsep sebagai pola multidimensional aksi inisiasi diri dan persepsi
16

tetap menjaga atau meningkatkan tingkat kesejahteraan, aktualisasi diri dan


pemenuhan individual.18 HPLP-II juga memberikan informasi bagaimana
mengembangkan perencanaan promosi kesehatan individu yang mengidentifikasi
kekuatan dan sumber gaya hidup serta area-area untuk perkembangan yang lebih
jauh.2 HPLP-II dapat digunakan menjadi indeks untuk mengukur pola perilaku hidup
sehat mahasiswa.1
Indeks HPLP-II terdiri dari 52 soal dalam enam subskala: tanggung jawab
kesehatan (9 soal), aktivitas fisik (8 soal), nutrisi (9 soal), perkembangan spiritual (9
soal), hubungan interpersonal (9 soal), dan manajemen stress (8 soal).2,18 Subskala
tanggung jawab kesehatan (health responsibility) adalah mengenai pentingnya
memajukan kesehatan individual dan orang lain. Subskala aktivitas fisik (physical
activity) mencakup menganut pola latihan olahraga secara teratur. Subskala nutrisi
(nutrition) di dalamnya melibatkan kebiasaan menerapkan pola makan dan pilihan
makanan. Subskala perkembangan spiritual (spiritual growth) adalah pencapaian
aktualisasi dan pemenuhan diri. Subskala hubungan interpersonal (interpersonal
relations) adalah bagaimana menghadapi pemeliharaan hubungan yang melibatkan
keintiman dan kedekatan. Subskala manajemen stres (stress management) mencakup
mengenali sumber stres dan mengambil tindakan untuk mengendalikan stres serta
mencapai relaksasi.32
Para respondens menandai frekuensi perilaku pada skala Likert empat poin
yang memiliki rentang dari 1 (tidak pernah) hingga 4 (sangat sering). 11 Skor total
HPLP-II berkisar antara 52 hingga 208, dimana semakin tinggi skor maka
mengindikasikan semakin sehat perilaku kesehatan seseorang.1 Total skor HPLP-II
kemudian diklasifikasikan ke dalam empat tingkatan: buruk 52-90, sedang 91-129,
baik 130-168, dan amat baik 169-208.3,8 Klasifikasi ini dalam persentil terbagi
menjadi: buruk 1-1,73, sedang 1,74-2,48, baik 2,49-3,23, dan amat baik 3,24-4. 41
Klasifikasi tingkatan lain seperti oleh Peker dan Bermek menginterpretasi hasil tiga
kategori, yaitu 1,60-2,25 rendah, 2,26-2,71 sedang, dan 2,72-3,27 tinggi. 13,32 Skor
tinggi pada setiap subskala mengindikasikan pola perilaku hidup sehat yang lebih
sering.8,18 Skor diperoleh masing-masing subskala atau total skor dihitung untuk
17

mengukur keseluruhan pola perilaku hidup sehat.2


Validitas dan reabilitas HPLP-II dalam versi aslinya dikonfirmasi oleh Bahar
et al. pada tahun 2008.21 Skala keseluruhan HPLP-II memiliki nilai alfa Cronbach
0,94.8,18 Reabilitas subskala memiliki nilai alfa Cronbach yaitu: tanggung jawab
kesehatan bernilai 0,86; aktivitas fisik bernilai 0,85; nutrisi bernilai 0,80;
perkembangan spiritual bernilai 0,80; hubungan interpersonal bernilai 0,87; dan
manajemen stres bernilai 0,94.12 HPLP-II telah diterjemahkan ke dalam berbagai
bahasa ditemukan valid dan reliabel. HPLP-II dalam Bahasa Indonesia didapatkan
nilai alfa Cronbach untuk seluruhnya adalah 0,934 maka dinyatakan HPLP-II valid
dan reliabel untuk mengukur pola perilaku hidup sehat.5
Keenam subskala indeks HPLP-II adalah sebagai berikut:
1. Tanggung jawab kesehatan
Tanggung jawab kesehatan didefinisikan sebagai menciptakan kebiasaan sehat
yang baik dan merasa nyaman, memikirkan kesehatan yang dimiliki dan ingin
meningkatkannya, dan mengadopsi sikap normatif yang jelas untuk merawat diri,
tubuh, dan kesehatan.42 Tanggung jawab kesehatan berkonsentrasi pada memberikan
perhatian dan mengakui rasa tanggung jawab terhadap kesehatan seseorang,
penerimaan edukasi mengenai kesehatan dan mencari bantuan profesional saat
membutuhkan. Tanggung jawab kesehatan dalam literatur diperhitungkan sebagai
salah satu dimensi yang membangun pola perilaku hidup sehat.43 Tanggung jawab
pada mahasiswa kedokteran gigi berkaitan dengan kemauan skrining masalah
kesehatan umum maupun kesehatan gigi dan mulut secara rutin, serta memberi
perhatian terhadap program promosi kesehatan yang diselenggarakan oleh universitas
atau pemerintah.13
2. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik merupakan bagian penting dari status kesehatan personal
seseorang. Olahraga berperan meningkatkan kualitas kesehatan tubuh, termasuk daya
tahan kardio-respiratori (kapasitas aerobik), ketahanan muscular, kekuatan, dan
fleksibilitas serta komposisi tubuh.2 Anjuran aktivitas fisik WHO untuk dewasa
merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang atau 75
18

menit aktivitas fisik intensitas berat setiap minggu. Inaktivitas fisik diidentifikasi
menjadi faktor terbesar keempat penyebab mortalitas global dan meningkat dengan
dampak sebagian besar dari prevalensi penyakit tidak menular di seluruh dunia. 44
Gaya hidup kurang bergerak (sedentary behaviour) merupakan inaktivitas fisik yang
disebabkan kebiasaan terlalu banyak duduk dapat meningkatkan risiko morbiditas dan
mortalitas.45 Mahasiswa kedokteran gigi hendaknya memanfaatkan fasilitas olahrga
yang telah disediakan universitas sehingga lebih aktif menghindari gaya hidup kurang
bergerak.13
3. Nutrisi
Nutrisi yang baik adalah salah satu penentu kesehatan yang baik. Perencanaan
efektif promosi kesehatan memerlukan asesmen status nutrisi sebagai dasar.2 Perilaku
nutrisi berhubungan dengan penyakit kardiovaskular terkait faktor-faktor risiko
metabolik. Perilaku nutrisi sehat, antara lain diet tinggi buah-buahan, sayur, biji-
bijian, daging rendah lemak, serta serat dapat menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan kematian. Diet rendah lemak jenuh dan lemak trans dapat
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi dan level
lemak darah tidak baik. Kebalikan yang terjadi, perilaku nutrisi yang tidak sehat
seperti konsumsi garam berlebihan berhubungan dengan kontrol tekanan darah
inadekuat dan seluruh risiko penyakit kardiovaskular. Konsumsi gula berlebihan
memiliki efek berkebalikan dengan tekanan darah dan lemak darah, dapat menaikkan
risiko diabetes. Sering mengonsumsi makanan berkalori tinggi seperti makanan siap
saji yang tinggi lemak dan gula juga dapat menyebabkan obesitas dan risiko penyakit
kardiovaskular.46
Konsumsi nutrisi berupa sarapan pada pagi hari merupakan hal penting untuk
mencegah:47
a. Tubuh tidak menghasilkan energi yang efisien pada pagi hari sehingga
pada jam 10-11 siang akan timbul kelelahan dan kelaparan yang mengganggu
konsentrasi belajar
b. Sulit berkonsentrasi khususnya di jam-jam sebelum makan siang
c. Kadar glukosa darah berkurang sehingga mengakibatkan kesehatan dan
19

keseimbangan tubuh terganggu, badan menjadi lemas, kepala pusing, mengantuk,


letih, dan lesu
d. Terkena penyakit maag, jika jarang sarapan maka lama kelamaan akan
menjadi maag kronis.
Nutrisi berkaitan erat dengan BMI dan perkembangan tubuh mahasiswa
kedokteran gigi. Salah satu item HPLP-II subskala nutrisi menanyakan pola makan
sajian susu, yogurt atau keju per hari yang mengandung nutrisi untuk pembentukan
tulang dan gigi.46

4. Perkembangan spiritual
Hubungan spiritual adalah kemampuan mengembangkan batin pada potensi
penuhnya. Kesehatan spiritual mencakup kemampuan menemukan dan
mengungkapkan tujuan dasar hidup seseorang, belajar bagaimana mengalami cinta,
kebahagiaan, kedamaian dan kecukupan, serta menolong orang lain mencapai potensi
penuh mereka.2
Agama dan spiritual memberikan motivasi yang dalam, dan secara khas
mendorong dalam memelihara dan menjaga kesehatan, faktor-faktor sosial, mengatasi
stres, nutrisi atau makanan, penyakit infeksius, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu-
anak, kebijakan dan manajemen kesehatan, pendidikan dan promosi kesehatan,
kesehatan mental dan praktis klinis.48 Asesmen kesehatan spiritual merupakan
pendekatan holistik penting terhadap keyakinan spiritual yang memengaruhi
interpretasi seseorang akan kejadian-kejadian dalam hidup dan kesehatan.2
Mahasiswa kedokteran gigi yang memiliki perkembangan spiritual yang baik
akan merasa optimis, positif, dan termotivasi dalam melakukan aktivitas yang
produktif dalam studi kuliah dan pekerjaannya kelak sebagai dokter gigi.5
5. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal pada manusia mengacu dalam berbagai bidang sosial,
pencapaian kontak psikologis melalui berinteraksi antara orang-orang dengan
emosional dan keadaan mental saling menarik atau menolak.49 Hubungan
interpersonal berpengaruh terhadap kesehatan mental, perilaku kesehatan, kesehatan
20

fisik, dan risiko kematian. Orang yang memiliki koneksi sosial ditemukan lebih sehat
daripada orang yang terisolasi. Orang terisolasi menunjukkan kondisi kesehatan yang
rendah, seperti perkembangan penyakit kardiovaskular, infark miokardial rekuren,
aterosklerosis, disfungsi saraf otonom, tekanan darah tinggi, kanker dan pemulihan
kanker lambat, dan penyembuhan luka lebih lama.50 Mahasiswa yang memiliki stres
dan tidak berkonsultasi dengan orang di sekitarnya lebih cenderung menjadi depresi,
dengan kemungkinan terburuk melakukan bunuh diri.51
Hubungan interpersonal memengaruhi kesehatan melalui berbagai cara, di
antaranya melalui perilaku dan psikososial. Hubungan interpersonal melalui perilaku
yaitu adanya pengaruh orang-orang sekitar yang dapat mengendalikan kebiasaan
kesehatan seseorang. Hubungan interpersonal melalui psikososial meliputi dukungan
sosial, pengendalian diri, pengertian dan norma simbolis, serta kesehatan mental.
Dukungan sosial mengacu pada kualitas emosional berkelanjutan dari suatu
hubungan, seperti merasa dicintai, dipedulikan, dan didengarkan. Kesehatan mental
dari hubungan interpersonal sangat penting dalam membentuk kesehatan fisik.50
Hubungan interpersonal dapat juga menjadi sumber stres besar. Stres
hubungan dapat merusak kesehatan, misalnya stres dalam hubungan yang membuat
orang terikat perilaku merusak kesehatan seperti makan berlebih, kecanduan alkohol,
merokok, sehingga berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik.50
Mahasiswa kedokteran gigi yang memiliki hubungan interpersonal baik akan
mampu berkomunikasi menyampaikan pesan promosi kesehatan gigi kepada orang
lain di sekitarnya dengan baik dan berhasil melalui berbagai pendekatan
interpersonal.26
6. Manajemen stres
Stres didefinisikan sebagai sebuah gairah pikiran dan tubuh yang pada satu
sisi dapat menyelamatkan kehidupan, sementara pada sisi yang lain dapat melelahkan
sistem tubuh sampai ke titik malfungsi dan penyakit. 52 Stres merupakan ancaman
potensial terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan fisik dan dapat dihubungkan
dengan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, kanker, gangguan pencernaan,
sebagaimana juga depresi, gangguan pola tidur, tidak mampu melakukan aktivitas
21

sehari-hari secara efektif, bunuh diri, dan perilaku merusak kesehatan seperti
merokok, penyalahgunaan narkotika dan alkohol, serta makan secara berlebihan.2,52
Kampus dan universitas di seluruh dunia menghadapi masalah kesehatan serius
dimana stres menjadi penyebab utamanya.52 Stress dianggap penting dalam bagian
komprehensif dari asesmen kesehatan.2
Penyebab stres atau disebut stresor dapat dari internal ataupun eksternal.
Stresor internal mencakup pemikiran sendiri dan perasaan yang dapat menyebabkan
kegelisahan dan kecemasan, misalnya ketakutan umum, tidak mampu memprediksi
akibat perilaku buruk, sikap dan ekspektasi. Stresor eksternal adalah kejadian dan
situasi yang terjadi kepada seseorang, misalnya kejadian menyenangkan seperti
menikah, kejadian buruk seperti ditinggal orang terdekat, interaksi antar individu,
pengaruh kejadian tak terprediksi, konflik keluarga, jam kerja panjang, serta
komitmen pada seseorang atau organisasi.2
Stres pada mahasiswa kedokteran gigi dapat menjadi bersifat negatif ketika
melampaui kemampuan mengatasi stres tersebut secara sehat. Coping atau mengatasi
stres digambarkan sebagai kemampuan seseorang mengendalikan pengalaman stres.
Coping disadari menjadi penentu kritis yang sangat penting apakah pengalaman stres
pada seseorang memberikan hasil adaptif atau maladaptif (berbahaya). 52 Mahasiswa
kedokteran gigi yang banyak menghabiskan waktu dan energi dalam kuliahnya
cenderung lebih sulit mengendalikan stres akibat beban akademis di kampus.26

b.3 Usia Mahasiswa Menurut Klasifikasi Usia WHO


Klasifikasi usia menurut WHO adalah sebagai berikut:53,54
a. Usia bayi (infants) ialah 0-1 tahun
b. Usia anak-anak (children) ialah 2-10 tahun
c. Usia remaja (adolescent) ialah 11-19 tahun
d. Usia dewasa (adult) ialah 20-60 tahun
e. Usia lanjut, dibagi menjadi empat kriteria, yaitu: usia pertengahan (middle
age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old)
ialah usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) ialah di atas 90 tahun.
22

Usia mahasiswa Strata-1 (S1) mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU


umumnya sekitar 18-23 tahun, berada di antara periode remaja akhir dan dewasa awal
sehingga dapat dikatakan sebagai periode transisi. Periode transisi ditunjukkan
dengan mahasiswa secara bertahap bertanggung jawab pada kesehatannya terkait
perkembangan fisik, psikologis, sosial, dan seksual. Periode ini merupakan masa
terbaik untuk menetapkan perilaku-perilaku sehat.12 Efek faktor-faktor berisiko
berbagai penyakit dapat dihindari apabila perilaku tidak sehat diidentifikasi dan
dimodifikasi sejak mahasiswa dengan mengadopsi gaya hidup sehat.11 Oleh sebab itu,
mahasiswa harus waspada akan perilaku kesehatan dan mengaplikasikannya sehingga
dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidupnya.12
b.4 Tingkat Kebutuhan Mahasiswa Menurut Teori Hirearki Kebutuhan
Individu lebih bersifat menerima daripada menggunakannya pada beberapa
promosi kesehatan, seperti menerima anjuran, informasi, atau penyuluhan kesehatan.
Tindakan positif mungkin diperlukan agar setiap individu menggunakan yang sama
terhadap promosi kesehatan. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah
mengidentifikasi kebutuhan dan membuat prioritas.6
Pemuasan kebutuhan merupakan tujuan dari motif yang menggerakkan
seseorang. Motivasi menurut Barelson dan Steiner dapat dipandang sebagai suatu
rantai reaksi yang dimulai dari adanya kebutuhan, kemudian timbul keinginan untuk
memuaskannya atau mencapai tujuan, sehingga menimbulkan ketegangan psikologis
yang akan mengarahkan perilaku kepada tujuan kepuasan.55

kebutuhan keinginan ketegangan perilaku kepuasan

Gambar 1. Teori motivasi dan kebutuhan.55

Kebutuhan secara umum terdiri atas lima tingkatan yang digambarkan dalam
bentuk piramida Maslow. Tingkatan kebutuhan ini banyak digunakan untuk
mengidentifikasi alasan timbulnya perilaku.6 Teori hirearki kebutuhan yang
dikembangkan Maslow memandang kebutuhan dari yang paling rendah hingga yang
23

paling tinggi, dimana jika suatu tingkat kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan
tersebut tidak lagi berfungsi sebagai motivator.55
Tingkat kebutuhan menurut Maslow terdiri atas beberapa faktor berikut.6,55,56
1. Kebutuhan dasar hidup (physicological needs), yakni kebutuhan fisik dan
biologis, seperti oksigen, makanan, minuman, istirahat, pakaian, dan tempat tinggal.
Kebutuhan ini merupakan hal mutlak yang harus terpenuhi oleh manusia untuk
bertahan hidup. Menurut Maslow, jika kebutuhan fisiologis belum terpenuhi, maka
kebutuhan lain tidak akan memotivasi manusia.
2. Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan (safety needs), yaitu
kebutuhan untuk terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut kehilangan, merasa jauh
dari ancaman dan bahaya, termasuk bahaya ekonomi dan sosial. Perlindungan fisik
meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit,
kecelakaan, bahaya dari lingkungan, dan sebagainya.
3. Kebutuhan cinta dan kasih sayang dalam kehidupan sosial (social needs
and the belonging and love), yaitu kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain dan
untuk diterima sebagai bagian dari yang lain. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
untuk memiliki dan dimiliki, antara lain memberi dan menerima kasih sayang,
kehangatan, persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial, dan
sebagainya.
4. Kebutuhan dihargai dan dihormati (esteem needs), yaitu kebutuhan untuk
dihargai oleh orang lain yang menghasilkan kepuasan seperti percaya diri,
kemerdekaan diri, meraih prestasi, kekuasaan, status, dan kebanggaan atas diri
sendiri.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs), yaitu kebutuhan
untuk mengaktualisasikan semua kemampuan dan potensi yang dimiliki hingga
menjadi orang seperti yang dicita-citakan. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan
kebutuhan tertinggi dalam hirearki Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi
pada orang lain dan lingkungan serta mencapai potensi sepenuhnya.
24

Gambar 2. Hirearki Kebutuhan Maslow.6


Maslow berasumsi kalau seseorang dapat memenuhi semua kebutuhan yang
tingkatnya lebih rendah, maka motivasi diarahkan pada terpenuhinya kebutuhan
aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan potensi atau bakat dan
kecenderungan tertentu.56 Setiap individu berada pada tingkat hirearki kebutuhan
yang berbeda-beda, namun mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU umumnya
dapat diasumsikan sudah memenuhi tingkat pertama hingga ketiga, sehingga
kebutuhan yang menjadi motivasi menjadi mahasiwa sudah menjadi tingkat keempat
atau kelima yaitu kebutuhan dihargai dan aktualisasi diri.

b.5 Faktor-Faktor Demografis yang Berhubungan dengan Pola


Perilaku Hidup Sehat
Faktor-faktor demografis yang berhubungan dengan pola perilaku hidup sehat,
antara lain adalah:
1. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam perilaku
kesehatan telah lama menjadi subjek diskusi dan dampaknya dapat dirasakan sistem
pelayanan kesehatan. Laki-laki dan perempuan berbeda dalam sprektrum penyakit
dan perilaku yang akan memengaruhi strategi preventif kesehatan. Perempuan
umumnya cenderung lebih melibatkan diri dalam perilaku kesehatan dari pada laki-
laki.57
25

2. Status Tempat Tinggal


Mahasiswa yang tinggal bersama keluarga memiliki pola perilaku hidup sehat
lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak tinggal bersama keluarga mereka.21,22
Mahasiswa yang tidak tinggal bersama keluarga lebih berisiko memiliki perilaku
tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi alkohol, obat-obatan terlarang, dan
hubungan seks tidak terproteksi.58 Mahasiswa yang tidak tinggal bersama keluarga
memiliki perhatian yang inadekuat terhadap kebutuhan nutrisi mereka karena
sedikitnya waktu mempersiapkan makanan dan sering mengonsumsi makanan
kualitas rendah.12
3. Lama Pendidikan
Pola perilaku hidup sehat seharusnya memiliki hubungan positif bersamaan
dengan tahun angkatan sesuai kurikulum kesehatan yang telah dipelajari mahasiswa
untuk hidup lebih sehat mulai dari tahun pertama hingga tahun keempat. Mahasiswa
kesehatan dipersiapkan untuk menjadi penyedia layanan kesehatan yang bukan hanya
menyediakan konseling preventif, namun juga menjadi model kesehatan masyarakat
dan menolong pasien mereka untuk memiliki gaya hidup sehat.42 Beberapa penelitian
melaporkan pola perilaku hidup sehat yang semakin baik dengan semakin tinggi
tahun studi kampus.21,29,33 Beberapa penelitian lain justru melaporkan tidak ada
hubungan antara meningkatnya tahun studi dengan pola perilaku hidup sehat semakin
baik.1,25,28
26

2.4 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor demografis: Skor HPLP-II:

a. Jenis kelamin a. Skor total


b. Status tempat tinggal b. Skor subskala:
c. Lama pendidikan tanggung jawab
kesehatan, aktivitas
fisik, nutrisi,
perkembangan
spiritual, hubungan
interpersonal, dan
manajemen stress
27

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian
cross-sectional menggunakan kuesioner untuk menganalisis pengaruh jenis kelamin,
status tempat tinggal, dan lama pendidikan terhadap pola perilaku hidup sehat
mahasiswa.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan secara daring (online) pada Google Form. Penelitian
berlangsung pada bulan Juli 2020.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah mahasiswa Program Akademik S1 Fakultas Kedokteran Gigi
USU angkatan 2016–2019. Populasi angkatan 2016 terdapat 231 mahasiswa,
angkatan 2017 terdapat 232 mahasiswa, angkatan 2018 terdapat 240 mahasiswa, dan
angkatan 2019 terdapat 231 mahasiswa, sehingga total seluruh populasi mahasiswa
sejumlah 934 mahasiswa.

3.3.2 Sampel
Perhitungan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
rumus berikut:
α
n= {Z 1− √ 2 Ṕ ( 1−Ṕ )+ Z 1−β √ P 1 ( 1−P1 ) + P 2 (1−P2 )} ²
2
( P 1−P 2 ) ²

{1,96 √ 2(0,099) ( 1−0,099 )+ 1,64 √ 0,176 (1−0,176 ) +0.022 ( 1−0,022 ) } ²


n=
( 0,176−0,022 ) ²
n = 94,51 ≈ 95
28

n = 95 × 2 = 190 + 10% = 209


Keterangan:
n = Besar sampel
Ṕ = Proporsi gabungan = 0,099.25
P1 = Nilai proporsi kelompok berstigma tinggi = 0,176. 25
P2 = Nilai proporsi kelompok berstigma rendah = 0,022. 25
Z1-α/2 = Nilai Z derajat kepercayaan yang dikehendaki adalah 95% = 1,96
Z1-β = Nilai Z derajat kekuatan uji yang dikehendaki adalah 90% = 1,64

Setiap angkatan memiliki besar sampel sebagai berikut:


1. Angkatan 2016
jumlah populasi angkatan 2016
Sampel angkatan 2016 = × 209
jumlah populasi keseluruhan
231
Sampel angkatan 2016 = × 209
934
Sampel angkatan 2016 = 52 orang
2. Angkatan 2017
jumlah populasi angkatan 2017
Sampel angkatan 2017 = × 209
jumlah populasi keseluruhan
232
Sampel angkatan 2017 = × 209
934
Sampel angkatan 2017 = 52 orang
3. Angkatan 2018
jumlah populasi angkatan 2018
Sampel angkatan 2018 = × 209
jumlah populasi keseluruhan
240
Sampel angkatan 2018 = × 209
934
Sampel angkatan 2018 = 53 orang
4. Angkatan 2019
jumlah populasi angkatan 2019
Sampel angkatan 2019 = × 209
jumlah populasi keseluruhan
29

231
Sampel angkatan 2019 = × 209
934
Sampel angkatan 2019 = 52 orang
Pemakaian rumus didapatkan keseluruhan jumlah sampel sebesar 190 orang.
Untuk menghindari terjadinya drop-out maka jumlah sampel ditambah 10%, maka
jumlah sampel menjadi 209 orang. Teknik pengambilan sampel adalah dengan
menggunakan stratified random sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut:
Kriteria inklusi dalam penelitian ini:
a. Mahasiswa FKG USU yang berstatus aktif
b. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

3.4 Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini terbagi atas dua, yaitu:
1. Variabel bebas/independen adalah jenis kelamin, status tempat tinggal,
dan lama pendidikan. Jenis kelamin terbagi atas laki-laki dan perempuan. Status
tempat tinggal terbagi atas tinggal bersama keluarga dan tidak tinggal bersama
keluarga. Lama pendidikan terbagi atas dua kategori, yaitu kurang dari dua tahun dan
lebih dari dua tahun.
2. Variabel terikat/dependen adalah pola perilaku hidup sehat menggunakan
indeks HPLP-II yang meliputi skor total HPLP-II dan skor subskala HPLP-II yang
meliputi tanggung jawab kesehatan, aktivitas fisik, nutrisi, perkembangan spiritual,
hubungan interpersonal, dan manajemen stress.

3.4 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Cara/Alat Hasil Ukur Skala
. Operasional Ukur Ukur
1. Variabel
Independen
Jenis kelamin Jenis kelamin Kuesioner a. Laki-laki Nominal
adalah laki-laki b. Perempuan
dan
30

perempuan.

Status tempat Kuesioner a.Tinggal Nominal


tinggal Status tempat bersama
tinggal adalah
Lanjutan Tabel 1. Definisi operasional
No Variabel Definisi Cara/Alat Hasil Ukur Skala
. Operasional Ukur Ukur
tinggal bersama keluarga
keluarga atau b.Tinggal tidak
tinggal tidak bersama
bersama keluarga
keluarga.

Lama Lama Kuesioner a. Kurang dari Nominal


pendidikan pendidikan dua tahun
adalah tahun b. Lebih dari
pertama dan dua tahun
kedua, serta
tahun ketiga
dan keempat

2. Variabel Pola perilaku Kuesioner Kategorik Ordinal


Dependen hidup sehat indeks Buruk: 1-1,73
Pola perilaku mahasiswa HPLP-II Sedang: 1,74-
hidup sehat yang di 2,48
mahahasiswa dalamnya Baik: 2,49-3,23
terdiri atas Amat baik:
enam 3,24-4.41
komponen
subskala:
tanggung jawab
kesehatan,
aktivitas fisik,
nutrisi,
perkembangan
spiritual,
hubungan
interpersonal,
dan manajemen
stress.

3.6 Prosedur Penelitian


31

Penelitian dapat dilakukan setelah peneliti mendapatkan Ethical Clearance


(EC) dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) dan surat izin dari Fakultas
Kedokteran Gigi USU untuk pengambilan data.
Prosedur penelitian sebagai berikut:
1. Pendataan pendahuluan dilakukan untuk mengetahui proporsi mahasiswa
yang tinggal bersama keluarga dan mahasiswa yang tinggal tidak bersama keluarga
mereka melalui penyebaran kuesioner secara daring (online) dengan Google Form.
Setelah diperoleh proporsi mahasiswa berdasarkan status tempat tinggal maka akan
dipilih secara acak untuk menjadi sampel penelitian mewakili masing-masing
kelompok lama pendidikan.
2. Responden terpilih acak diberikan alamat halaman kuesioner Google
Form. Penjelasan penelitian dicantumkan di halaman awal kuesioner. Responden
yang bersedia menjadi sampel penelitian dapat menyatakan persetujuannya masuk ke
dalam kuesioner.
3. Pengguna menjawab kuesioner secara daring (online). Identitas dan skor
pola perilaku hidup sehat diperoleh melalui pengisian kuesioner data diri dan
kuesioner Health Promoting Lifestyle Profile-II (HPLP-II) dalam Bahasa Indonesia.
Kuesioner HPLP-II berisi 52 pertanyaan dalam enam subskala: tanggung jawab
kesehatan (9 soal), aktivitas fisik (8 soal), nutrisi (9 soal), perkembangan spiritual (9
soal), hubungan interpersonal (9 soal), dan manajemen stres (8 soal).

Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner HPLP-II


Variabel Indikator No. soal Jumlah
soal
Pola perilaku 1. Skor total HPLP-II 1-52 52
hidup sehat 2. Skor subskala
mahasiswa a. Tanggung 3, 9, 15, 21, 27, 33, 39, 45, 51 9
menggunaka jawab kesehatan
n indeks b. Aktivitas fisik 4, 10, 16, 22, 28, 34, 40, 46 8
HPLP-II c. Nutrisi 2, 8, 14, 20, 26, 32, 38, 44, 50 9
d. Perkembangan 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 52 9
spiritual
e. Hubungan 1, 7, 13, 19, 25, 31, 37, 43, 49 9
interpersonal
32

f. Manajemen 5, 11, 17, 23, 29, 35, 41, 47 8


stres

Responen mengisi kuesioner dengan menandai skala Likert empat poin yang
memiliki rentang dari 1 (tidak pernah), 2 (kadang-kadang), 3 (sering), hingga 4
(sangat sering). Skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 208 (rata-rata
skor 4) dan skor terendah adalah 52 (rata-rata skor 1). Selanjutnya skor HPLP-II yang
didapatkan dari responden dihitung totalnya, dibagi 52 untuk mendapatkan rata-rata,
dan kemudian dikategorikan atas pola perilaku hidup sehat buruk, sedang, baik, dan
amat baik. Kategori buruk apabila skor jawaban responden 1-1,73, sedang 1,74-2,48,
baik 2,49-3,23, dan amat baik 3,24-4.41

Tabel 3. Kategori Skor HPLP-II 41


Alat ukur Hasil ukur Kategori penilaian Skor HPLP-II
Kuesioner Tidak pernah = 1 Buruk 1-1,73
HPLP-II Kadang-kadang = 2
(52 pertanyaan) Sering = 3 Sedang 1,74-2,48
Sangat sering = 4
Baik 2,49-3,23

Amat baik 3,24-4

3.7 Pengolahan dan Analisis Data


3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi meliputi:
1. Editing (pengeditan data). Editing adalah memeriksa dan meneliti kembali
kelengkapan kuesioner.
2. Coding (pengkodean data). Pengisian kotak dalam daftar pertanyaan untuk
pengkodean yang berdasarkan jawaban yang telah diisikan dalam kuesioner.
3. Entry data (pemasukan data). Data yang selesai di-coding selanjutnya
dimasukkan dalam tabulasi untuk dianalisis.
4. Cleaning data (pembersihan data). Tahap ini data yang ada ditandai
diperiksa kembali untuk mengoreksi kemungkinan suatu kesalahan yang ada.
33

3.7.2 Analisis Data


Hasil akhir kuesioner HPLP-II dihitung secara manual dan data diolah secara
komputerisasi dengan menggunakan:
1. Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran jenis kelamin, status
tempat tinggal, dan lama pendidikan serta mengetahui tingkat pola perilaku hidup
sehat mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU yang meliputi skor total HPLP-II
serta keenam komponen subskala HPLP-II. Analisis univariat yang digunakan adalah
statistik deskriptif untuk menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian meliputi nilai
rerata, standar deviasi, rentang, median, nilai minimum dan maksimum, distribusi
frekuensi, dan persentase.1, 11-13
2. Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan antar variabel.
Uji-t tidak berpasangan digunakan setelah diketahui data terdistribusi normal untuk
melihat hubungan antara jenis kelamin, status tempat tinggal, dan lama pendidikan
dengan skor rata-rata pola perilaku hidup sehat pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi USU menggunakan indeks HPLP-II.25,30 Nilai p dianggap bermakna apabila
p<0,05 dengan derajat kepercayaan 95%.

3.8 Etika Penelitian


3.8.1 Kelayakan Etik (Ethical Clearence)
Peneliti mengajukan surat permohonan atas kelayakan etik disertai dengan
proposal penelitian yang ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)
di Fakultas Kedokteran USU.

3.8.2 Lembar Persetujuan


Peneliti meminta izin dan menjelaskan tujuan dari penelitian kepada Fakultas
Kedokteran Gigi USU untuk menjadikan mahasiswa Program Akademik S1 angkatan
2016- 2019 sebagai responden penelitian. Responden yang setuju menjadi sampel
penelitian dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian.
34

3.8.3 Kerahasiaan (Confidentially)


Sampel pada penelitian ini akan diberi jaminan atas data-data yang diberikan
agar identitas subjek pada sampel penelitian ini dapat dirahasiakan dan tidak akan
dipublikasikan tanpa izin dari sampel penelitian.
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden


Kuesioner yang dikirimkan secara daring kepada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi USU, sebanyak 230 orang yang mengirimkan kembali walaupun
target sampel hanya 209 orang. Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden
perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki (73,5% dan 26,5%). Status
tempat tinggal responden saat berkuliah tidak tinggal bersama keluarga 55,2% sedikit
lebih banyak daripada yang tinggal bersama keluarga 44,8%. Persentase lama
pendidikan kurang dari dua tahun sebesar 50,4% dan lebih dari dua tahun sebesar
49,6% (Tabel 4).

Tabel 4. Karakteristik responden mahasiswa FKG USU (n=230)

Karakteristik n %
Jenis kelamin
Laki-laki 61 26,5
Perempuan 169 73,5
Status tempat tinggal
Tinggal bersama keluarga 103 44,8
Tidak tinggal bersama 127 55,2
keluarga
Lama pendidikan
Kurang dari dua tahun 116 50,4
Lebih dari dua tahun 114 49,6

4.2 Distribusi Pola Perilaku Hidup Sehat Menggunakan Indeks HPLP-II


pada Mahasiswa FKG USU
Tabel 5 menunjukkan pola perilaku hidup pada subskala tanggung jawab
35

kesehatan sehat yang sering 33,5% dan sangat sering 9,1% adalah responden
membaca atau menonton program cara meningkatkan kesehatan. Sementara pola
perilaku hidup sehat yang tidak pernah dilakukan responden adalah memeriksakan
diri (screening) setidaknya setiap bulan terhadap perubahan fisik atau gejala buruk
sebesar 51,7%.
Tabel 5. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala tanggung
jawab kesehatan (n=230)
Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernyataan pernah (1) kadang (2) (3) sering (4)
n % N % n % n %
Memeriksakan gejala
tubuh yang tidak 39 17 145 63 39 17 7 3
wajar kepada dokter
Membaca atau
menonton program
18 7,8 114 49,6 77 33,5 21 9,1
cara meningkatkan
kesehatan
Bertanya jawab
dengan tenaga 72 31,3 104 45,2 47 20,4 7 3
kesehatan
Bertanya berbagai
anjuran
45 19,6 126 54,8 48 20,9 11 4,8
ketika mendapat
anjuran kesehatan
Mendiskusikan
kesehatan dengan 33 14,3 145 63 48 20,9 4 1,7
tenaga kesehatan
Memeriksakan diri
setidaknya setiap
bulan terhadap 119 51,7 98 42,6 12 5,2 1 0,4
perubahan fisik atau
gejala buruk
Bertanya informasi
perihal merawat diri
64 27,8 120 52,2 43 18,7 3 1,3
kepada tenaga
kesehatan
Mengikuti program
edukasi tentang 61 26,5 145 63 20 8,7 4 1,7
menjaga kesehatan
Mencari konseling
49 21,3 98 42,6 63 27,4 20 8,7
saat membutuhkan
36

Tabel 6 menunjukkan pada subskala aktivitas fisik, persentase responden


tertinggi adalah berolahraga dengan semangat setidaknya 20 menit tiga kali
seminggu dengan persentase sering hanya 24,3% dan sangat sering 10,9%.
Responden berusaha latihan fisik selama beraktivitas harian dengan persentase
sering yaitu 28,7% dan sangat sering 5,7%. Selanjutnya responden melakukan
peregangan (stretching) setidaknya tiga kali seminggu dengan persentase sering
21,3% dan sangat sering 5,2%. Pola perilaku yang tidak pernah dilakukan responden
adalah mengecek denyut nadi saat berolahraga sebesar 31,7% dan mencapai target
detak jantung saat berolahraga sebesar 30,4%.

Tabel 6. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala aktivitas fisik
(n=230)
Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernyataan pernah (1) kadang (2) (3) sering (4)
n % N % n % n %
Mengikuti program
64 27,8 119 51,7 33 14,3 14 6,1
olahraga
Bersemangat
berolahraga ≥20
20 8,7 129 56,1 56 24,3 25 10,9
menit setidaknya tiga
kali seminggu
Beraktivitas fisik
46 20 119 51,7 44 19,1 21 9,1
ringan-sedang
Mempunyai waktu
rekreasi untuk
23 10 156 67,8 41 17,8 10 4,3
melakukan aktivitas
fisik
Melakukan
peregangan
(stretching) 37 16,1 132 57,4 49 21,3 12 5,2
setidaknya tiga kali
seminggu
Berusaha latihan
fisik selama 34 14,8 117 50,9 66 28,7 13 5,7
beraktivitas harian
Mengecek denyut
73 31,7 102 44,3 45 19,6 10 4,3
nadi saat berolahraga
37

Mencapai target
detak jantung (heart 70 30,4 113 49,1 39 17,0 8 3,5
rate) saat berolahraga

Tabel 7 memperlihatkan respons subskala nutrisi yang menjadi sorotan baik


adalah membatasi konsumsi gula dan makanan manis dengan persentase sering
28,7% dan sangat sering 8,7%. Responden makan sajian karbohidrat setiap hari
dengan persentase sangat sering 49,1% dan makan hanya 2-3 porsi lauk setiap hari
dengan persentase 33,5%. Responden tidak pernah memilih makanan rendah lemak,
lemak jenuh, dan kolesterol dengan persentase sebesar 25,2%.

Tabel 7. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala nutrisi
(n=230)
Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernyataan pernah (1) kadang (2) (3) sering (4)
n % N % n % n %
Memilih makanan
diet rendah lemak,
58 25,2 121 52,6 45 19,6 6 2,6
lemak jenuh, dan
kolesterol
Membatasi konsumsi
gula dan makanan 31 13,5 113 49,1 66 28,7 20 8,7
manis
Makan sajian roti,
sereal, nasi, atau 2 0,9 51 22,2 64 27,8 113 49,1
pasta setiap hari
Makan 2 sampai 4
porsi buah-buahan 24 10,4 151 65,7 43 18,7 12 5,2
setiap hari
Makan 3-5 porsi
46 20 118 51,3 55 23,9 11 4,8
sayur setiap hari
Mengonsumsi 2-3
sajian susu, yogurt, 47 20,4 123 53,5 45 19,6 15 6,5
keju setiap hari
Makan hanya 2-3
porsi daging, ayam,
41 17,8 93 40,4 77 33,5 19 8,3
ikan, telur, dan
kacang setiap hari
Membaca label pada 15 6,5 101 43,9 76 33 38 16,5
38

bungkus makanan
untuk mengetahui
kandungannya
Makan sarapan setiap
2 0,9 65 28,3 63 27,4 100 43,5
pagi

Tabel 8 menampilkan respon sangat sering dilakukan responden pada


subskala perkembangan spiritual adalah mempercayai hidup mereka memiliki tujuan
dengan persentase 55,7%. Pola perilaku responden yang sering dilakukan adalah
merasa peduli atas segala sesuatu yang penting dalam hidup mereka dengan
persentase tertinggi dalam subskala ini yaitu 57%. Sebesar 17,4% responden merasa
tidak pernah mempunyai hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari diri
mereka, atau dalam hal ini, sebuah hubungan religius dengan Tuhan.

Tabel 8. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala


perkembangan spiritual (n=230)
Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernyataan pernah (1) kadang (2) (3) sering (4)
n % N % n % n %
Merasa diri tumbuh
3 1,3 93 40,4 121 52,6 13 5,7
lebih positif
Percaya hidup ada
0 0 15 6,5 87 37,8 128 55,7
tujuannya
Berfokus ke masa
0 0 25 10,9 125 54,3 80 34,8
depan
Merasa nyaman dan
damai dengan diri 1 0,4 60 26,1 120 52,2 49 21,3
sendiri
Berjuang untuk tujuan
7 3 57 24,8 117 50,9 49 21,3
jangka panjang
Menemukan tiap hari
adalah menarik dan 14 6,1 130 56,5 64 27,8 22 9,6
menantang
Peduli atas segala
sesuatu yang penting 0 0 32 13,9 131 57,0 67 29,1
di dalam hidup
Mempunyai hubungan 40 17,4 98 42,6 49 21,3 43 18,7
dengan sebuah
kekuatan yang lebih
39

besar daripada diri


sendiri
Membuka diri
terhadap pengalaman 52 0,9 83 36,1 105 45,7 40 17,4
dan tantangan baru

Tabel 9 menampilkan pola perilaku hidup sehat subskala hubungan


interpersonal, responden sangat sering menjaga hubungan baik dengan sesama
sebesar 45,7%. Pola perilaku yang sering dilakukan adalah mudah memberikan
pujian penghargaan kepada orang lain dengan persentase 57,4%. Sebesar 3,9%
responden tidak pernah menyentuh dan tersentuh oleh orang yang mereka kasihi.

Tabel 9. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala hubungan
interpersonal (n=230)
Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernyataan pernah (1) kadang (2) (3) sering (4)
n % N % n % n %
Menceritakan masalah
kepada orang-orang 6 2,6 105 45,7 97 42,2 22 9,6
yang dekat
Mudah memberikan
pujian penghargaan 2 0,9 47 20,4 132 57,4 49 21,3
kepada orang lain
Menjaga hubungan
0 0 14 6,1 111 48,3 105 45,7
baik dengan sesama
Menghabiskan waktu
dengan orang-orang 4 1,7 36 15,7 122 53 68 29,6
terdekat
Mudah memberikan
perhatian, kasih
4 1,7 61 26,5 116 50,4 49 21,3
sayang, dan
kehangatan
Menyentuh dan
tersentuh oleh orang 9 3,9 60 26,1 111 48,3 50 21,7
yang dikasihi
Menemukan cara
5 2,2 112 48,7 96 41,7 17 7,4
memenuhi keakraban
Mendapat semangat
dari orang-orang yang 0 0 48 20,9 121 52,6 61 26,5
peduli
40

Menyelesaikan konflik
dengan orang lain
6 2,6 72 31,3 110 47,8 42 18,3
melalui diskusi
kompromi

Tabel 10 menunjukkan pola perilaku subskala manajemen stres yang sering


dilakukan responden adalah memikirkan hal-hal yang menyenangkan sebelum tidur
dengan persentase sebesar sering 48,7% dan sangat sering 21,3%. Sementara pola
perilaku yang paling tidak pernah dilakukan responden adalah berlatih relaksasi atau
meditasi selama 15-20 menit setiap hari sebesar 66,1%.

Tabel 10. Distribusi pola perilaku hidup sehat mahasiswa pada subskala manajemen
stres (n=230)
Tidak Kadang- Sering (3) Sangat
Pernyataan pernah (1) kadang (2) sering (4)
n % N % n % n %
Mempunyai waktu
7 3 135 58,7 77 33,5 11 4,8
tidur yang cukup
Mempunyai waktu
untuk beristirahat 3 1,3 89 38,7 104 45,2 34 14,8
setiap hari
Menerima hal-hal di
dalam hidup yang 6 2,6 99 43 99 43 26 11,3
tidak dapat diubah
Memikirkan hal-hal
yang menyenangkan 5 2,2 64 27,8 112 48,7 49 21,3
sebelum tidur
Menggunakan cara
spesifik untuk 30 13 107 46,5 77 33,5 16 7
mengendalikan stres
Menyeimbangkan
waktu antara belajar 12 5,2 121 52,6 74 32,2 23 10
dan bersantai
Berlatih relaksasi atau
meditasi selama 15-20 152 66,1 65 28,3 8 3,5 5 2,2
menit setiap hari
Memacu diri agar
16 7 125 54,3 74 32,2 15 6,5
tidak lelah

4.3 Karakteristik Skor Pola Perilaku Hidup Sehat Menggunakan Indeks


41

HPLP-II pada Mahasiswa FKG USU


Rata-rata skor HPLP-II yang menggambarkan pola perilaku hidup sehat
keseluruhan mahasiswa FKG USU yang menjadi responden adalah 2,48±0,28. Skor
subskala tertinggi pada terletak pada subskala hubungan interpersonal dengan skor
2,92±0,44, tidak berbeda jauh dengan subskala perkembangan spiritual sebesar
2,89±0,44 yang menjadi subskala dengan skor tertinggi kedua. Subskala nutrisi
memiliki skor sebesar 2,45±0,38. Subskala manajemen stress memiliki skor sebesar
2,41±0,37. Skor subskala terendah terletak pada subskala tanggung jawab kesehatan
dengan skor 2,03±0,42 42 dan aktivitas fisik dengan skor 2,13±0,47 (Tabel 11).

Tabel 11. Rata-rata skor pola perilaku hdup sehat menggunakan indeks HPLP-II
(n=230)
Indikator Rata-rata skor
Tanggung jawab kesehatan 2,03±0,42
Aktivitas fisik 2,13±0,47
Nutrisi 2,45±0,38
Perkembangan spiritual 2,89±0,44
Hubungan interpersonal 2,92±0,44
Manajemen stres 2,41±0,37
HPLP-II 2,48±0,28

4.4 Karakteristik Kategori Pola Perilaku Hidup Sehat Menggunakan


Indeks HPLP-II pada Mahasiswa FKG USU
Tidak ada responden yang memiliki skor HPLP-II buruk. Persentase
responden terbanyak memiliki skor HPLP-II sedang, yaitu 54,3%. Sebanyak 44,8%
responden memiliki skor HPLP-II baik, dan hanya 0,9% responden yang termasuk
kategori skor amat baik (Tabel 12).

Tabel 12. Kategori skor pola perilaku hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II
(n=230)
Kategori HPLP-II n %
Buruk 0 0
Sedang 125 54,3
Baik 103 44,8
42

Amat baik 2 0,9

4.5 Hubungan Jenis Kelamin dengan Subskala Pola Perilaku Hidup


Sehat Menggunakan Indeks HPLP-II
Skor mahasiswa laki-laki sebesar 2,26±0,55 didapatkan lebih tinggi
dibandingkan skor mahasiswa perempuan sebesar 2,07±0,42 secara signifikan
(p=0,006) pada subskala aktivitas fisik. Skor mahasiswa laki-laki sebesar 3,01±0,49
juga lebih tinggi secara signfikan dari pada skor mahasiswa perempuan sebesar
2,84±0,40 dengan nilai p=0,008 pada subskala perkembangan spiritual (Tabel 13).
Sementara itu skor mahasiswa perempuan sebesar 2,06±0,43 didapatkan lebih
tinggi secara signifikan dari pada mahasiswa laki-laki 1,92±0,37 pada subskala
tanggung jawab kesehatan (p=0,027). Skor mahasiswa perempuan sebesar 2,49±0,36
juga didapatkan lebih tinggi secara signifikan dibandingkan mahasiswa laki-laki
2,33±0,42 pada subskala nutrisi (p=0,011) (Tabel 13).
Hanya skor subskala hubungan interpersonal serta skor subskala manajemen
stress yang tidak memiliki perbedaan yang signifikan secara statistik (Tabel 13).

Tabel 13. Hubungan jenis kelamin dengan subskala pola perilaku hidup sehat
menggunakan indeks HPLP-II
Jenis Indikator
Kelamin TJK AF N PS HI MS
Laki-laki 1,92±0,37 2,26±0,55 2,33±0,42 3,01±0,49 2,89±0,56 2,46±041
Perempuan 2,06±0,43 2,07±0,42 2,49±0,36 2,84±0,40 2,93±0,38 2,38±0,34
Nilai p 0,027* 0,006* 0,004* 0,008* 0,533 0,135
Ket: TJK = Tanggung jawab kesehatan; AF = Aktivitas fisik; N = Nutrisi; PS =
Perkembangan spiritual; HI = Hubungan interpersonal; MS = Manajemen stress

4.6 Hubungan Status Tempat Tinggal dengan Subskala Pola Perilaku


Hidup Sehat Menggunakan Indeks HPLP-II
Hasil uji-t independen menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
status tempat tinggal dengan subskala tanggung jawab kesehatan, dimana mahasiswa
yang tidak tinggal bersama keluarga memiliki skor 2,07±0,41 lebih tinggi dari pada
mahasiswa yang tinggal bersama keluarga 1,96±0,42 (p=0,043) (Tabel 14).
43

Tabel 14. Hubungan status tempat tinggal dengan subskala pola perilaku hidup sehat
menggunakan indeks HPLP-II
Status Indikator
Tempat
TJK AF N PS HI MS
Tinggal
Tinggal
bersama 1,96±0,42 2,17±0,50 2,45±0,41 2,86±0,43 2,86±0,41 2,39±0,36
keluarga

Lanjutan Tabel 14. Hubungan status tempat tinggal dengan subskala pola perilaku
hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II
Status Indikator
Tempat
TJK AF N PS HI MS
Tinggal
Tidak
tinggal
2,07±0,41 2,08±0,43 2,44±0,35 2,90±0,44 2,96±0,45 2,41±0,37
bersama
keluarga
Nilai p 0,043* 0,130 0,823 0,585 0,085 0,694
Ket: TJK = Tanggung jawab kesehatan; AF = Aktivitas fisik; N = Nutrisi; PS =
Perkembangan spiritual; HI = Hubungan interpersonal; MS = Manajemen stress

4.7 Hubungan Lama Pendidikan dengan dengan Subskala Pola Perilaku


Hidup Sehat Menggunakan Indeks HPLP-II
Mahasiswa dengan lama pendidikan kurang dari dua tahun memiliki skor
yang lebih tinggi dari pada mahasiswa dengan lama pendidikan lebih dari dua tahun
secara signifikan pada empat dari enam subskala HPLP-II.
Subskala tanggung jawab kesehatan menunjukkan mahasiswa dengan lama
pendidikan kurang dari dua tahun sebesar 2,10±0,41 lebih tinggi secara signifikan
dari pada yang lebih dari dua tahun dengan skor sebesar 1,94±0,41 (p=0,002). Pada
subskala aktivitas fisik, mahasiswa dengan lama pendidikan kurang dari dua tahun
memiliki skor 2,21±0,45 juga lebih tinggi secara signifikan dibandingkan mahasiswa
lebih dari dua tahun sebesar 2,03±0,47 (p=0,003). Mahasiswa dengan lama
pendidikan kurang dari dua tahun memiliki skor 2,96±0,42 lebih tinggi secara
signifikan dari pada mahasiswa dengan lama pendidikan lebih dari dua tahun
44

2,80±0,44 pada subskala perkembangan spiritual (p=0,006). Subskala hubungan


interpersonal menyatakan skor mahasiswa dengan lama pendidikan kurang dari dua
tahun 2,99±0,41 lebih tinggi secara signifikan dibanding skor mahasiswa dengan
lama pendidikan lebih dari dua tahun 2,84±0,44 (p=0,007) (Tabel 15).
Hanya skor pada subskala nutrisi dan manajemen stres yang tidak memiliki
perbedaan yang signifikan secara statistik (Tabel 15).

Tabel 15. Hubungan lama pendidikan dengan subskala pola perilaku hidup sehat
menggunakan indeks HPLP-II
Lama Indikator
Pendidikan TJK AF N PS HI MS
Kurang
dari dua 2,10±0,41 2,21±0,45 2,48±0,36 2,96±0,42 2,99±0,41 2,45±0,38
tahun
Lebih dari
1,94±0,41 2,03±0,47 2,41±0,40 2,80±0,44 2,84±0,44 2,36±0,34
dua tahun
Nilai p 0,002* 0,003* 0,195 0,006* 0,007* 0,056
Ket: TJK = Tanggung jawab kesehatan; AF = Aktivitas fisik; N = Nutrisi; PS =
Perkembangan spiritual; HI = Hubungan interpersonal; MS = Manajemen stress

4.8 Hubungan Jenis Kelamin, Status Tempat Tinggal, dan Lama


Pendidikan dengan Pola Perilaku Hidup Sehat Mahasiswa
Hasil uji-t menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dengan pola perilaku hidup sehat mahasiswa (p=0,763) (Tabel 16).
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status tempat tinggal dengan
skor HPLP-II dengan nilai p=0,442 (Tabel 16).
Terdapat hubungan yang signifikan antara lama pendidikan dengan skor
HPLP-II. Mahasiswa dengan lama pendidikan kurang dari dua tahun memiliki skor
total HPLP-II sebesar 2,55±0,27 lebih tinggi dibanding mahasiswa dengan lama
pendidikan lebih dari dua tahun sebesar 2,41±0,28 serta terdapat hubungan yang
signifikan dengan nilai p=0,000 (Tabel 16).

Tabel 16. Hubungan jenis kelamin, status tempat tinggal, dan lama pendidikan
dengan skor pola perilaku hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II
45

Karakteristik Skor HPLP-II p-value


Jenis kelamin
Laki-laki 2,49±0,31 0,763
Perempuan 2,47±0,27
Status tempat tinggal
Tinggal bersama keluarga 2,46±0,28 0,442
Tidak tinggal bersama 2,49±0,29
keluarga
Lama pendidikan
Kurang dari dua tahun 2,55±0,27 0,000*
Lebih dari dua tahun 2,41±0,28
BAB 5

PEMBAHASAN

Tabel 5 menyatakan distribusi respon pada subskala tanggung jawab


kesehatan. Responden sering 33,5% dan sangat sering 9,1% membaca atau
menonton program cara meningkatkan kesehatan dan tidak pernah 51,7%
memeriksakan diri (screening) setidaknya setiap bulan terhadap perubahan fisik atau
gejala buruk. Hasil ini sedikit berbeda dengan penelitian dilakukan oleh Kuan dkk
tahun 2019 pada mahasiswa di Malaysia dimana responden sering 38,4% mencari
konseling, sangat sering 12,8% memeriksakan diri setidaknya setiap bulan terhadap
perubahan fisik atau gejala buruk, dan tidak pernah 23% bertanya informasi perihal
merawat diri kepada dokter.59
Tabel 6 memperlihatkan distribusi respon pada subskala aktivitas fisik.
Responden sering 24,3% dan sangat sering 10,9% berolahraga dengan semangat
setidaknya 20 menit tiga kali seminggu. Responden tidak pernah 31,7% mengecek
denyut nadi saat berolahraga dan tidak pernah 30,4% mencapai target detak jantung
saat berolahraga pada subskala aktivitas fisik. Hasil ini sedikit berbeda dengan
penelitian Kuan dkk pada mahasiswa di Malaysia dimana responden sering 52,9%
dan sangat sering 18% berusaha latihan fisik di sela-sela aktivitas, responden 17,8%
tidak pernah mencapai target detak jantung dan mengecek denyut nadi saat
berolahraga 17% pada subskala aktivitas fisik.59
Tabel 7 menyatakan distribusi respon pada subskala nutrisi. Responden
46

sering 28,7% dan sangat sering 8,7% membatasi konsumsi gula dan makanan manis
dan tidak pernah 25,2% memilih makanan rendah lemak. Hal ini berbeda dengan
penelitian Kuat dkk di Malaysia yang mendapatkan sebanyak responden sering
50,6% membatasi makan daging, sangat sering 17,2% membaca kandungan pada
label makanan dan tidak pernah 17,8% makan sajian karbohidrat setiap hari pada
subskala nutrisi.59
Tabel 8 memperlihatkan distribusi respon pada subskala perkembangan
spiritual, responden sering 57% merasa peduli atas segala sesuatu yang penting
dalam hidup mereka, responden sangat sering 55,7% mempercayai hidup mereka
ada tujuan, dan responden tidak pernah 17,4% mempunyai hubungan dengan
kekuatan yang lebih besar dari diri mereka. Hasil ini sedikit memiliki persamaan
dengan penelitan Kuan dkk di Malaysia yang menunjukkan responden sering 59,3%
berfokus ke masa depan, sangat sering 31,4% mempercayai hidup mereka memiliki
tujuan, dan tidak pernah 10,8% berhubungan dengan sebuah kekuatan yang lebih
besar daripada diri sendiri.59
Tabel 9 menyatakan distribusi respon pada subskala hubungan interpersonal.
Responden sering 57,4% mudah memberikan pujian kepada orang lain, sangat
sering 45,7% menjaga hubungan baik dengan sesama, dan tidak pernah 3,9%
menyentuh dan tersentuh oleh orang yang mereka kasihi. Penelitian Kuan dkk di
Malaysia menunjukkan hasil yang sedikit berbeda yaitu responden sering 57,6% dan
sangat sering 23,3% menjaga hubungan baik dan tidak pernah 21,5% menemukan
cara memenuhi kebutuhan kedekatan dengan orang lain.59
Tabel 10 memperlihatkan distribusi respon pada subskala manajemen stres
dimana responden sering 48,7% dan sangat sering 21,3% memikirkan hal-hal yang
menyenangkan sebelum tidur, sementara responden tidak pernah 66,1% berlatih
relaksasi atau meditasi selama 15-20 menit setiap hari. Hasil ini memiliki seedikit
persamaan dengan penelitian Kuan dkk di Malaysia dimana responden sering 58,3%
memikirkan hal-hal yang menyenangkan sebelum tidur dan menerima hal-hal dalam
hidup yang tidak dapat diubah, sangat sering 22,1% mempunyai waktu untuk
beristirahat setiap hari, namun responden tidak pernah 17,5% melakukan relaksasi
47

atau meditasi setiap hari.59


Hasil penelitian dalam Tabel 11 menunjukkan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi USU memiliki kategori pola perilaku hidup sehat sedang dengan
rata-rata skor sebesar 2,48±0,28 dengan skor tertinggi terletak pada subskala
hubungan interpersonal dan perkembangan spiritual sementara skor terendah terletak
pada subskala tanggung jawab kesehatan. Hasil ini hampir menyerupai penelitian Al-
Momani di Arab Saudi yang menyatakan hasil skor tertinggi terletak pada subskala
perkembangan spiritual 3,75±0,69 dan skor terendah pada subskala tanggung jawab
kesehatan 3,23±0,66.41 Hasil ini juga hampir serupa dengan penelitian Peker dan
Bermek pada mahasiswa kedokteran gigi di Istanbul 2,49±0,32 yang mendapatkan
pola perilaku hidup sehat termasuk dalam kategori sedang juga dengan skor tertinggi
terletak pada subskala perkembangan spiritual dan hubungan interpersonal sementara
skor terendah terletak pada subskala tanggung jawab kesehatan.13
Subskala dengan skor tertinggi terletak pada hubungan interpersonal
2,92±0,44 dan perkembangan spiritual 2,89±0,44 sejalan dengan penelitian Hosseini
di Iran serta penelitian Nualnetr dan Wittayapun di Thailand . 26,27,33 Hubungan
interpersonal yang baik merupakan suatu keuntungan bagi mahasiswa sebagai salah
satu penunjang keberhasilan dokter gigi menyangkut kemampuan berkomunikasi
terutama dalam penyampaian pesan promosi kesehatan kepada pasien.26 Ini mungkin
disebabkan oleh karena komunikasi sendiri merupakan salah satu kurikulum semester
pertama di FKG USU. Individu dengan nilai subskala perkembangan spiritual yang
tinggi umumnya memandang kehidupan secara optimis dan positif, merasa tertantang
terhadap hal baru, dan merasakan harmoni dengan Tuhan, alam semesta, dan segala
sesuatu di sekitarnya.5 Pengaruh sistem budaya dan kepercayaan di Indonesia dapat
menjadi penyebab nilai perkembangan spiritual mahasiswa yang baik. 24,28 Selain itu,
mahasiswa di FKG USU umumnya mengikuti unit kegiatan kemahasiswaan yang
berbau keagamaan seperti HMI, K-MUS, DCU, UKM KMK, UKM KMK St. Lukas,
dan UKM KMB.
Subskala dengan skor terendah didapatkan pada subskala tanggung jawab
kesehatan 2,03±0,42 dan aktivitas fisik 2,13±0,47. Keduanya termasuk kateegori
48

sedang meskipun termasuk dua subskala terendah. Hasil serupa didapatkan pada
penelitian Radiah dan Nursasi di Universitas Indonesia dan penelitian Chouhan di
India.5,19 Subskala tanggung jawab kesehatan mungkin disebabkan oleh sedikitnya
motivasi dan waktu mahasiswa yang lebih banyak dihabiskan untuk aktivitas
akademik.5 Ini juga mungkin disebabkan kurikulum di FKG USU yang masih lebih
mengedepankan kuratif dan mata kuliah pencegahan didapatkan di semester terakhir.
Aktivitas fisik yang termasuk subskala terendah kedua mungkin dapat disebabkan
oleh karena mahasiswa cenderung menghabiskan waktunya untuk belajar yang
menyita waktu dan tenaga mereka sehingga kurang tertarik dengan program latihan
fisik.5
Berdasarkan hasil penelitian ini pada Tabel 12, kategori pola perilaku hidup
sehat mahasiswa paling banyak terletak pada kategori sedang 54,3%, diikuti kategori
baik 44,8%, kategori amat baik 0,9%, dan tidak ada mahasiswa yang memiliki
kategori buruk. Skor HPLP-II kategori sedang juga didapati dalam berbagai
penelitian lainnya pada mahasiswa di Yordania, Arab Saudi, India, dan
Meksiko.4,8,19,22,28 Dapat diasumsikan mahasiswa FKG USU menampilkan perilaku
kesehatan yang hampir sama seperti global dan memiliki perilaku kesehatan yang
lebih baik tanpa adanya mahasiswa mahasiswa yang memiliki pola perilaku hidup
sehat yang buruk.11
Pada Tabel 13 terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan
beberapa subskala HPLP-II. Laki-laki didapatkan lebih tinggi secara signifikan dari
pada perempuan pada subskala aktivitas fisik (p=0,006) dan subskala perkembangan
spiritual (p=0,008). Hasil ini sejalan dengan penelitian Diez dan Perez-Fortis di
Meksiko yang menunjukkan laki-laki lebih unggul secara signifikan pada subskala
aktivitas fisik (p=0,004) dan subskala perkembangan spiritual (p=00001).22 Penelitian
ini juga menunjukkan perempuan lebih baik secara signifikan dari pada laki-laki
dalam subskala tanggung jawab kesehatan (p=0,027) dan subskala nutrisi (p=0,004).
Hal ini serupa dengan hasil penelitian Wei dkk di Jepang yang mendapatkan
perempuan lebih baik secara signifikan pada subskala tanggung jawab kesehatan
(p<0,01) dan subskala nutrisi (p<0,001).25 Beberapa penelitian juga mendapatkan
49

hasil perempuan lebih baik secara signifikan pada subskala tanggung jawab kesehatan
seperti dalam penelitian Nacar dkk pada mahasiswa kedokteran di Turki (p=0,001)
dan penelitian Shaheen di Yordania tahun 2015 (p=0,003).20,24 Maka dapat
diasumsikan mahasiswa FKG USU laki-laki cenderung menggunakan waktu
luangnya dengan berolahraga dan beribadah, sementara mahasiswa perempuan
cenderung mengadopsi kebiasaan perawatan diri sehari-hari dan memenuhi
kebutuhan nutrisinya misalnya dengan memasak.
Tabel 14 menunjukkan terdapat hubungan antara status tempat tinggal dengan
subskala tanggung jawab kesehatan secara statistik (p=0,043). Hasil penelitian ini
berbeda dengan hasil yang didapatkan pada penelitian Peker dan Bermek pada
mahasiswa kedokteran gigi Universitas Istanbul tahun 2011 yang menyatakan tidak
ada hubungan antara status tempat tinggal mahasiswa kedokteran gigi dengan keenam
subskala HPLP-II (p>0,05).13 Hasil penelitian ini menyatakan mahasiswa yang tidaak
tinggal bersama keluarga memiliki tanggung jawab kesehatan yang lebih baik dari
pada mahasiswa yang tinggal bersama keluarga juga bertolak belakang dengan
beberapa penelitian sebelumnya, mungkin disebabkan oleh mahasiswa yang tidak
tinggal bersama keluarga lebih terdorong berusaha menjaga kesehatan secara mandiri
meskipun tanpa pengawasan orang tua dan keluarga di sekitar mereka.
Tabel 15 menunjukkan hubungan signifikan secara statistik ditemukan antara
lama pendidikan dengan subskala tanggung jawab kesehatan (p=0,002), subskala
aktivitas fisik (p=0,003), subskala perkembangan spiritual (p=0,006), dan subskala
hubungan interpersonal (p=0,007) dimana mahasiswa dengan lama pendidikan
kurang dari dua tahun memiliki skor lebih baik daripada mahasiswa lama pendidikan
lebih dari dua tahun. Hasil ini hampir serupa dengan penelitian Nacar dkk yang
menunjukkan adanya hubungan signifikan antara lama pendidikan dengan subskala
tanggung jawab kesehatan (p=0,001), subskala aktivitas fisik (p=0,001), subskala
perkembangan spiritual (p=0,001) dimana mahasiswa tahun pertama lebih unggul
dari pada mahasiswa tahun keempat, namun tidak ada hubungan signifikan antara
lama pendidikan dengan hubungan interpersonal (p=0,446).20
Tabel 16 menunjukkan terlihat tidak adanya hubungan antara jenis kelamin
50

dengan pola perilaku hidup sehat (p=0,763). Hasil ini sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Polat dkk tahun 2016 pada mahasiswa keperawatan di Turki
(p=0,626) dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan
pola perilaku hidup sehat.21 Hasil yang serupa didapatkan dari penelitian Peker dan
Bermek pada mahasiswa kedokteran gigi Universitas Istanbul tahun 2011 (p>0,05). 13
Penyebabnya mungkin karena mahasiswa perempuan dan laki-laki hampir seimbang
dalam memiliki pola perilaku yang kuat, dimana laki-laki unggul dalam subskala
aktivitas fisik dan subskala perkembangan spiritual, sementara perempuan unggul
dalam subskala tanggung jawab kesehatan dan subskala nutrisi.
Penelitian mendapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara status
tempat tinggal dan pola perilaku hidup sehat mahasiswa (p=0,442). Hasil penelitian
ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Montazeri dkk pada mahasiswa
kedokteran di Iran tahun 2017 yang menunjukkan mahasiswa yang tidak tinggal
bersama keluarga memiliki pola perilaku hidup sehat yang lebih rendah dibanding
mahasiswa yang tinggal bersama keluarganya (p<0,001).12 Namun hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Peker dan Bermek pada mahasiswa kedokteran gigi
Universitas Istanbul yang menemukan tidak ada hubungan signifikan antara status
tempat tinggal dengan pola perilaku hidup sehat dan keenam subskala HPLP-II
(p>0,05).13 Hal ini mungkin disebabkan waktu penelitian ini dilaksanakan pada masa
pandemi COVID-19 dimana kebanyakan mahasiswa baik yang tinggal bersama
keluarga atau yang tidak tinggal bersama keluarga sama-sama lebih meningkatkan
pola perilaku hidup sehat untuk menjaga kesehatan mereka.
Hasil analisis statistik uji-t independen menunjukkan hubungan yang
signifikan antara lama pendidikan dengan pola perilaku hidup sehat (p=0,000).
Penelitian Kara dan Iscan tahun 2016 juga memberikan hasil yang serupa dimana
mahasiswa tahun pertama memiliki pola perilaku hidup sehat yang lebih baik
dibanding mahasiswa tahun-tahun berikutnya yang lebih senior (p=0,001). 1 Hal ini
dapat diasumsikan karena beban akademis yang lebih besar pada tahun senior dari
pada junior sehingga lebih sedikit waktu untuk mempraktikkan pola perilaku hidup
sehat.
51
52

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Skor pola perilaku hidup sehat menggunakan indeks HPLP-II mahasiswa
FKG USU sebesar 2,48±0,28 yang termasuk dalam kategori sedang. Dua subskala
tertinggi masuk ke dalam kategori baik yaitu subskala hubungan interpersonal
(2,92±0,44) dan subskala perkembangan spiritual (2,89±0,44). Empat subskala
lainnya termasuk dalam kategori sedang yaitu subskala nutrisi (2,45±0,38), subskala
manajemen stress (2,41±0,37), subskala aktivitas fisik (2,13±0,47), dan yang terendah
subskala tanggung jawab kesehatan (2,03±0,42).
2. Pola perilaku hidup sehat mahasiswa FKG USU yaitu 0,9% kategori amat
baik, 44,8% kategori baik, 54,3% kategori sedang, dan tidak ada kategori buruk.
3. Hasil analisis statistik menggunakan uji-t independen menunjukkan tidak
ada hubungan antara jenis kelamin dengan pola perilaku hidup sehat mahasiswa FKG
USU (p=0,763), namun terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dengan beberapa subskala, yaitu subskala tanggung jawab kesehatan, subskala
aktivitas fisik, subskala nutrisi, dan subskala perkembangan spiritual (p<0,05).
4. Hasil analisis statistik menggunakan uji-t independen menunjukkan tidak
ada hubungan antara status tempat tinggal dengan pola perilaku hidup sehat
(p=0,442) namun terdapat hubungan yang signifikan antara status tempat tinggal
dengan subskala tanggung jawab kesehatan (p=0,043)
5. Hasil analisis statistik menggunakan uji-t independen menunjukkan
terdapat hubungan yang signifikan antara lama pendidikan dengan pola perilaku
hidup sehat, subskala tanggung jawab kesehatan, subskala aktivitas fisik, subskala
perkembangan spiritual, dan subskala hubungan interpersonal pada mahasiswa FKG
USU (p<0,05).
53

6.2 Saran
1. Diharapkan Tim Pengembang Kurikulum untuk memasukkan unsur
materi kuliah pencegahan pada setiap blok FKG USU sehingga mahasiswa memiliki
kecenderungan berpikir untuk mencegah penyakit melalui mengembangkan pola
perilaku hidup yang lebih sehat.
2. Diharapkan kepada pihak universitas dapat meningkatkan pelayanan
sarana olahraga untuk mengembangkan pola perilaku hidup sehat yang baik dan
mengapresiasi mahasiswa yang berprestasi dalam minat dan bakat bidang olahraga
dan pola perilaku hidup sehat lainnya.
3. Diharapkan kepada mahasiswa FKG USU untuk lebih mengembangkan
kesadaran dan tetap termotivasi untuk mengadopsi pola perilaku hidup sehat. Melihat
tanggung jawab kesehatan sebagai subskala yang paling rendah maka disarankan
kepada mahasiswa FKG USU untuk lebih mempedulikan, memeriksakan, dan
memperoleh informasi kesehatan kepada profesional kesehatan sehingga lebih sadar
akan kesehatan diri sendiri dan orang lain.
4. Diharapkan agar keluarga lebih memperhatikan dan mendukung upaya
pola perilaku hidup sehat anaknya sebagai mahasiswa FKG USU agar kesehatan dan
kualitas hidup mahasiswa dapat menjadi lebih baik.
54

DAFTAR PUSTAKA

1. Kara B, Iscan B. Predictors of health behaviors in Turkish female nursing


students. Asian Nursing Res 2016;10:75-81.
2. Pender NJ, Murdaugh CL, Parsons MA. Health promotion in nursing practice.
7th ed. New Jersey: Pearson Education.
2015:1,8,9,12,34,35,85,86,88,89,90,91,93,94.
3. Baygi F et al. Factors affecting health-promoting lifestyle profile in Iranian
male seafearers working on tankers. Int Marit Health 2017;68(1):1-6.
4. Nassar OS, Shaheen AM. Health-promoting behaviours of university students
in Jordan. Health 2014;6:2756-63.
5. Radiah R, Nursasi AY. Knowledge level and health promoting lifestyle in
nursing students. UI Proc Health Med 2017;3:54-8.
6. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2009:3,4,5, 11,14,18,19,27,28,185, 190-2.
7. Edasseri A, Barnett TA, Ka K, Henderson M, Nicolau B. Oral health-
promoting school environtments and dental caries in Quebec children. Am J
Prev Med 2017;53(5):697-704.
8. Alzahrani SH et al. Health-promoting lifestyle profile and associated factors
among medical students in a Saudi University. Sage Open Medicine 2019;7:1-
7.
9. Sihombing RM, Nainggolan S. Perbedaan pola perilaku hidup sehat
mahasiswa keperawatan dan non-keperawatan. Nursing Current 2017;5(2):61-
68.
10. Wylie A, Holt T. Health promotion in medical education. New York:
Radcliffe Publishing. 2010:249.
11. Raj S, Singh A, Goel S, Malhotra A, Kaur T, Thingham N. Comparison of
health promoting lifestyle of undergraduate students from two diverse cultures
of India. Healthline J 2016;7(1):37-43.
12. Montazeri N, Kianipour N, Nazari B, Ziapour A, Bakhshi S. Health
55

promoting behaviours among university students: a case-sectional study of


Kermansyah University of medical sciences. Int J Pediatr 2017;5(6):5091-9.
13. Peker K, Bermek G. Predictors of health-promoting behaviors among
freshman dental students at Istanbul University. J Dental Education
2011;75(3):413-20.
14. The University of Texas at Austin. Self Rated Abilities for Health Practices
Scale (SRAHP). http://sites.utexas.edu/chpr/resources/self-rated-abilities-for-
health-practices-scale-srahp/ (Februari 13.2020).
15. Chen M, Lai L, Chen H, Gaete J. Development and validation of the short-
form adolescent health promotion scale. BMC Public Health 2014;14:1106.
16. Ardic A, Esin MN. The adolescent lifestyle profile scale reability and validity
of the Turkish version of the instrument. J Nurs Res 2015;23(1):33-40.
17. Darviri et al. The healthy lifestyle and personal control questionnaire
(HLPCQ): a novel tool for assessing self-empowerment through a
constellation of daily activities. BMC Public Health 2014;14:995.
18. Waker SN, Hill-Polerecky DM. Psychometric of the Health-Promoting
Lifestyle Profile II. Unpublished manuscript, University of Nebraska Medical
Center 1996.
19. Chouhan S. Original research article: Analysing health promoting lifestyles of
medical students in Bhopal, Madhya Pradesh, India by HPLP-II. Int J
Community Med Public Health 2017;4(1):195-9.
20. Nacar M et al. Health promoting lifestyle behavior in medical students: a
multicentre study from Turkey. Asia Pacific J Cancer Prevention
2014;15:8969-74.
21. Polat V, Ozen S, Kahraman BB, Bostanoglu H. Factors affecting health-
promoting behaviors in nursing students at a university in Turkey. J
Transcultural Nursing 2016;27(4):413-9.
22. Diez SMU, Perez-Fortis A. Sociodemographic predictors of health behaviors
in Mexican college students. Health promotion international 2010;25(1):85-
93.
56

23. Gore MN, Menon KC, Safai AA, Shukla S, Yeravdekar R. Determinants of
health-promoting lifestyles amongst Indian university students. Int J Health
Promotion and Education 2020;1(10):1.
24. Shaheen AM, Nassar OS, Amre HM, Hamdan-Mansour AM. Factors
affecting health-promoting behaviors of university students in Jordan. Health
2015;7(1):1-8.
25. Wei CN, Harada K, Ueda K, Fukumoto K, Minamoto K, Ueda A. Assessment
of health-promoting lifestyle profile in Japanese university students. Environ
Health Prev Med 2012;17:222-7.
26. Nualnetr N, Thanavat TH. Health-promoting behaviours of psysical therapy
students. J Phys Ther Sci 2012;24(10):1003-6.
27. Hosseini M, Ashktorab T, Taghdisi MH, Vardanjani AE, Rafiei H. Health-
promoting behaviors and their association with certain demographic
characteristics of nursing students of Tehran City in 2013. Glob J Health Sci
2015;7(2):264-72.
28. Al-Qahtani MF. Assessing healthy lifestyles in female university students:
Eastern Province, Saudi Arabia. Saudi J Health Sci 2017;6:169-75.
29. Can G et al. Comparison of the health-promoting lifestyles of nursing and
non-nursing students in Istanbul, Turkey. Nursing & Health Sci
2008;10(4):273-80.
30. Senjam S, Singh A. Health promoting behaviour among college in Candigarh,
India. Indian J Community Health 2012;24(1):58-62.
31. Hosseini M, Ashktorab T, Taghdisi MH, Yarmohammadyani MKT, Salimi A.
The interpersonal influences as a factor for health promoting lifestyle ini
nursing students: a mixed method study. Global J Health Sci 2017;9(5):196-
205.
32. Masina T, Madzar T, Musil V, Milosevic M. Differences in health-promoting
lifestyle profile among Croatian medical students according to gender and
year of study. Acta Clin Croat 2017;56:84-91.
33. Wittayapun Y, Tanasirirug V, Butsripoom B, Ekpanyaskul C. Factors
57

affecting health-promoting behaviors in nursing students of the Faculty of


Nursing, Srinakharinwirot University, Thailand. J Public Health
2010;40(20):215-25.
34. Simons-Morton B, McLeroy KR, Wendel ML. Behavior theory in health
promotion practice and research. Burlington: Jones and Bartlett Learning.
2012:4,5,12,15,16,20,22,23.
35. Sharma M, Romas JA. Theoretical foundations of health education and health
promotion. 2nd ed. Burlington: Jones and Bartlett Learning. 2012:2,3,4,9.
36. World Health Organization. What is health promotion.
http://www.who.int/healthpromotion/fact-sheet/en/ (Februari 7.2020).
37. World Health Organization. WHO Global health promotion conferences
http://www.who.int/healthpromotion/conferences/en/ (Februari 7.2020).
38. Kotler P, Keller KL. Marketing Management. 14 th ed. New Jersey: Pearson
Education. 2012:589.
39. Glanz K, Rimer BK, Viswanath K. Health behavior: theory, research, and
practice. 5th ed. New Jersey: Wiley-Blackwell. 2015:10.
40. World Health Organization. Health topics: oral health.
http://www.who.int/westernpacific/health-topics/oral-health (Februari 7.2020)
41. Al-Momani MM. Health-promoting lifestyle and its association with the
academic achievements of medical students in Saudi Arabia. Pak J Med Sci
2021;37(2):562.
42. Kjellstrom S, Golino H. Mining concepts of health responsibility using text
mining and exploratorygraph analysis. Scandinavian J Occupational Therapy
2019;26(6):402,403,408.
43. Ayres CG, Pontes, NM. Use of theory to examine health responsibility in
urban adolescents. J Pediatric Nursing 2018;38:40-1.
44. WHO. Information sheet: global recommendations on physical activity for
health. https://www.who.int/dietphysicalactivity/leaflet-physical-activity-
reccomendations.pdf?ua=1 (Februari 10.2020).
45. Leitzmann M, Jochem C, Schmid D. Sedentary behavior epidemiology.
58

Regensburg: Springer. 2018:4.


46. Huang JH, Li RH, Huang SL, Sia HR, Hsu WT, Tang FC. Health-associated
nutrition and exercise behaviors in relation to metabolic risk factors stratified
by Body Mass Index. Int J Public Health 2019;16(869):2,3,8.
47. Endartiwi SS. Pelatihan pengaturan sarapan pagi pada anak sekolah di SDN
Salakan I Potorono Banguntapan Bantul. J Community Empowerment
2019;1(1):27.
48. Oman D. Why religion and spirituality matter for public health: evidence,
implications, and resources. Berckeley: Springer 2018:1.
49. Liu X, Liu L. An analysis of the relationship between interpersonal
relationship and mental health. Int Conf Social Sci Tech Education 2017;3:34.
50. Umberson D, Montez JK. Social relationships and health: a flashpoint for
health policy. J Health Social Behavior 2010;51(S):S54-7.
51. Okada M, Suzue T, Jitsunari F, Association between interpersonal
relationship among high-school students and mental health. Environ Health
Prev Med 2010;15:60-1.
52. Maykrantz SA, Houghton JD. Self-leadership and stress among college
students: Examining the moderating role of coping skills. J Am College
Health 2020;68(1):89.
53. Lestari K. Risiko penyakit berdasarkan klasifikasi umur menurut WHO.
https://www.google.com/amp/s/www.sehatq.com/artikel/risiko-penyakit-
berdasarkan-klasifikasi-umur-menurut-who/amp (Juni 15.2020).
54. Nunes M. Re: is anyone aware of acceptable age classification/categorization
ranges for research in health?. https://www.researchgate.net/post/
Is_anyone_aware_of_acceptable_age_classification_categorization_ranges_fo
r_research_in_health/531610aad3df3eb6608b45a1/citation/download (Juni
15.2020).
55. Anggraini IS. Motivasi belajar dan faktor-faktor yang berpengaruh: sebuah
kajian pada interaksi pembelajaran mahasiswa. Premiere Educantum
2011;1(2):102.
59

56. Kasiati, Rosmalawati NWD. Modul bahan ajar cetak kebutuhan dasar manusia
I. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016:4-5.
57. Hiller J, Schatz K, Drexler H. Gender influence on health and risk behavior in
primary prevention: a systematic review. J Public Health 2017;25(4):339-49.
58. DiBello AM, Benz MB, Miller MB, Merrill JE, Carey KB. Examining
residence status as a risk factor for health risk behaviors among college
students. J Am College Health 2018;66(3):187.
59. Kuan G, Kueh YC, Abdullah N, Tai ELM. Psychometric properties of the
health-promoting lifestyle profile II: cross-cultural validation of the Malay
language version. BMC Public Health 2019;751:5-6.
Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Halo, perkenalkan nama saya Dea Natalia Tampubolon, mahasiswa


Fakultas Kedokteran Gigi USU angkatan 2016. Saat ini saya sedang melakukan
penelitian skripsi di Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat/Pencegahan
yang berjudul "Hubungan Jenis Kelamin, Status Tempat Tinggal, dan Lama
Pendidikan dengan Pola Perilaku Hidup Sehat Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi USU menggunakan Indeks HPLP-II".
Saya mohon kesediaan teman-teman angkatan 2016, 2017, 2018, dan 2019
untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian saya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, status tempat tinggal, dan
lama pendidikan dengan pola perilaku hidup sehat mahasiswa FKG USU
menggunakan indeks HPLP-II. Manfaat penelitian ini adalah dapat menjadi
sumber informasi bagi mahasiswa FKG USU untuk dapat mengembangkan
kesadaran dan motivasi mahasiswa untuk mengadopsi pola perilaku hidup sehat
sehingga dapat menjadi contoh teladan bagi pasien dan masyarakat saat menjadi
dokter gigi di masa depan, menjadi sumber informasi dan mengembangkan
kesadaran bagi dokter gigi, menambah kepustakaan FKG USU, serta menjadi
pengetahuan dan pengalaman peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
penyebaran kuesioner Google Form, dimana kuesioner diberikan dan diisi secara
daring oleh responden. Kuesioner yang diberikan terdiri atas dua bagian yaitu
pertanyaan mengenai faktor demografis mahasiswa yang terdiri atas data
mahasiswa, jenis kelamin, status tempat tinggal, dan tahun pendidikan; dan bagian
kedua yaitu 52 pertanyaan indeks Health-Promoting Lifestyle Profile II (HPLP-II)
dalam Bahasa Indonesia.
Penelitian yang akan dilakukan tidak akan mempengaruhi penilaian
akademik mahasiswa di kampus dan data yang diperoleh akan dirahasiakan oleh
peneliti.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi peneliti di nomor
087874516220 (Whatsapp) atau email [email protected]. Terimakasih.
Lampiran 2
LAMPIRAN KUESIONER
HUBUNGAN JENIS KELAMIN, STATUS
TEMPAT TINGGAL, DAN LAMA
PENDIDIKAN DENGAN POLA PERILAKU
HIDUP SEHAT MENGGUNAKAN INDEKS
HPLP-II PADA MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI USU

Nama :

NIM :

Usia :

Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Tahun angkatan : a. Tahun pertama (angkatan 2019)

Tahun kedua (angkatan 2018)

b. Tahun ketiga (angkatan 2017)

Tahun keempat (angkatan 2016)

Status tempat tinggal : a. bersama keluarga

b. sewa/kos tanpa keluarga

Nomor handphone :

PETUNJUK PENGISIAN

1. Jawablah setiap pertanyaan yang tersedia dengan menandai frekuensi yang


dianggap akurat berdasarkan gaya hidup atau perilaku kebiasaan personal
Anda.
2. Semua pertanyaan harus dijawab dengan satu jawaban.
3. Bila ada pertanyaan yang kurang mengerti diperbolehkan bertanya kepada
peneliti.
62
Indeks HPLP-II

No. Pertanyaan Jawaban


Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernah kadang Sering
(1) (2) (3) (4)
1. Apakah Anda pernah
menceritakan masalah Anda
kepada orang-orang yang
memiliki hubungan dengan
Anda?
2. Apakah Anda pernah memilih
makanan diet rendah lemak,
lemak jenuh, dan kolesterol?
3. Apakah Anda pernah
memeriksakan tanda atau
gejala tubuh yang tidak wajar
kepada dokter atau tenaga
kesehatan?
4. Apakah Anda pernah
mengikuti program olahraga?

5. Apakah Anda memiliki waktu


tidur yang cukup?
6. Apakah Anda pernah merasa
diri Anda tumbuh dan
berubah menjadi pribadi yang
lebih positif?
7. Apakah Anda pernah mudah
memberikan pujian kepada
orang lain sebagai sebuah
penghargaan?
8. Apakah Anda pernah
membatasi konsumsi gula dan
makanan manis mengandung
gula?

9. Apakah Anda pernah


membaca atau menonton
program televisi tentang cara
meningkatkan kesehatan?
64

No. Pertanyaan Jawaban


Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernah kadang Sering
(1) (2) (3) (4)
10. Apakah Anda pernah sangat
bersemangat berolahraga
selama 20 menit atau lebih
setidaknya tiga kali dalam
seminggu?
11. Apakah Anda pernah
memiliki waktu untuk
beristirahat setiap hari?
12. Apakah Anda pernah percaya
hidup ada tujuannya?

13. Apakah Anda pernah


menjaga hubungan baik
dengan sesama?
14. Apakah Anda pernah
memakan sajian roti, sereal,
nasi, atau pasta setiap hari
untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat Anda?
15. Apakah Anda pernah
bertanya jawab dengan tenaga
profesional kesehatan
misalnya dokter untuk
memahami petunjuk edukasi
kesehatan saat berobat atau
tanya jawab melalui online
web kesehatan?
16. Apakah Anda pernah
beraktivitas fisik ringan
hingga sedang, seperti
berjalan kaki jauh 30-40
menit lima kali atau lebih
setiap minggu?
17. Apakah Anda pernah
menerima hal-hal di dalam
hidup yang tidak dapat
diubah?
65

No. Pertanyaan Jawaban


Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernah kadang Sering
(1) (2) (3) (4)
18. Apakah Anda pernah
berfokus ke masa depan?
19. Apakah Anda pernah
menghabiskan waktu dengan
orang-orang terdekat?
20. Apakah Anda pernah makan
2 sampai 4 porsi buah-buahan
setiap hari?
21. Apakah Anda pernah
menanyakan opsi kedua
(second opinion) ketika
mendapat anjuran tenaga
kesehatan?
22. Apakah Anda pernah
memiliki waktu rekreasi
untuk melakukan aktivitas
fisik? (seperti berenang,
menari, atau bersepeda)
23. Apakah Anda pernah
memikirkan hal-hal yang
menyenangkan sebelum
tidur?
24. Apakah Anda pernah merasa
nyaman dan damai dengan
diri sendiri?
25. Apakah Anda pernah mudah
memberikan perhatian, kasih
sayang, dan kehangatan pada
orang lain?
26. Apakah Anda pernah
memakan 3-5 porsi sayur
setiap hari?
No. Pertanyaan Jawaban
Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernah kadang Sering
(1) (2) (3) (4)
27. Apakah Anda pernah
mendiskusikan kesehatan
dengan tenaga kesehatan?
28. Apakah Anda pernah
melakukan peregangan
(stretching) setidaknya tiga
kali dalam seminggu?
29. Apakah Anda pernah
menggunakan cara spesifik
untuk mengendalikan stres?
30. Apakah Anda pernah berjuang
untuk tujuan jangka panjang?
31. Apakah Anda pernah
menyentuh dan tersentuh oleh
orang-orang yang Anda kasihi?
32. Apakah Anda pernah
mengonsumsi 2-3 sajian susu,
yoghurt, atau keju setiap hari?

33. Apakah Anda pernah


memeriksakan diri setidaknya
setiap bulan terhadap
perubahan fisik atau gejala
buruk?
34. Apakah Anda pernah berusaha
latihan fisik selama menjalani
aktivitas sehari-hari? (seperti
berjalan saat jam makan siang,
menggunakan tangga
meskipun ada lift,
memarkirkan mobil jauh dari
tempat tujuan kemudian
berjalan ke tempat tujuan)
35. Apakah Anda pernah
menyeimbangkan waktu antara
belajar dan bersantai?
No. Pertanyaan Jawaban
Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernah kadang Sering
(1) (2) (3) (4)
36. Apakah Anda pernah
menemukan tiap hari adalah
menarik dan menantang?
37. Apakah Anda pernah
menemukan cara untuk
memenuhi kebutuhan akan
keakraban?

38. Apakah Anda pernah memakan


hanya 2-3 porsi daging, ayam,
ikan, telur, dan kacang-
kacangan setiap hari?

39. Apakah Anda pernah


menanyakan informasi perihal
merawat diri kepada tenaga
kesehatan?

40. Apakah Anda pernah


mengecek denyut nadi saat
berolahraga?
41. Apakah Anda pernah berlatih
relaksasi atau meditasi selama
15-20 menit setiap hari?
42. Apakah Anda pernah peduli
atas segala sesuatu yang
penting di dalam hidup Anda?

43. Apakah Anda pernah


mendapatkan semangat dari
orang-orang yang peduli?

44. Apakah Anda pernah membaca


label pada bungkus makanan
untuk mengetahui kandungan
nutrisi, lemak, dan garam di
dalamnya?
No. Pertanyaan Jawaban
Tidak Kadang- Sering Sangat
Pernah kadang Sering
(1) (2) (3) (4)
45. Apakah Anda pernah
mengikuti program edukasi
tentang menjaga kesehatan?
46. Apakah Anda pernah mencapai
target detak jantung (heart
rate) saat berolahraga?
47. Apakah Anda pernah memacu
diri Anda agar tidak lelah?

48. Apakah Anda pernah merasa


memiliki hubungan dengan
sebuah kekuatan yang lebih
besar daripada diri Anda?
49. Apakah Anda pernah
menyelesaikan konflik Anda
dengan orang lain melalui
diskusi dan kompromi?
50. Apakah Anda pernah memakan
sarapan setiap pagi?

51. Apakah Anda pernah mencari


arahan atau konseling saat
membutuhkannya?
52. Apakah Anda pernah
membuka diri terhadap
pengalaman dan tantangan
baru?

Rumus

jumlah skor
Skor HPLP-II =
52 Kategori skor HPLP-II:
Buruk : 1-1,73
Sedang : 1,74-2,48 Amat baik : 3,24-4
Baik : 2,49-3,23

Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER DALAM BENTUK GOOGLE FORM


Lampiran 4
SURAT IZIN PENELITIAN
Lampiran 5
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN KOMISI ETIK
Lampiran 6
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
Tahun 2020 2021
2019
Kegiatan Jan-
– Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Mar
Feb
2020
Penyusunan
Proposal
Seminar
proposal
Pengurusan
surat izin
Pengumpulan
data
Pengolahan
dan analisis
data
Penulisan
laporan
Seminar hasil
dan revisi
Sidang
skripsi
Lampiran 7

DATA HASIL PENELITIAN

J ST L HPLP-
No Nama TJK AF N PS HI MS
K T P II
1,7 2,1 2,3 3,1 2,6 2,6
1 D 2 1 2 2,44
8 3 3 1 7 3
2,3 1,7 2,1 3,1 3,0 2,3
2 E 2 1 2 2,46
3 5 1 1 0 8
2,2 2,2 2,2 2,7 2,7 2,2
3 N 2 2 2 2,42
2 5 2 8 8 5
2,5 2,2 2,3 2,8 3,0 2,2
4 R 2 2 2 2,56
6 5 3 9 0 5
1,6 2,0 2,2 2,3 2,5 2,6
5 S 2 1 2 2,23
7 0 2 3 6 3
1,0 1,5 2,4 2,4 2,1 2,3
6 M 2 2 2 1,98
0 0 4 4 1 8
2,0 1,5 2,3 2,5 2,6 2,1
7 N 2 2 2 2,21
0 0 3 6 7 3
1,8 1,6 2,1 2,4 2,7 2,0
8 A 2 1 2 2,15
9 3 1 4 8 0
1,8 1,7 3,0 3,1 3,3 2,3
9 W 2 2 2 2,60
9 5 0 1 3 8
2,4 1,5 2,7 3,3 3,4 2,3
10 N 2 2 2 2,67
4 0 8 3 4 8
2,4 1,5 2,7 3,3 3,4 2,3
11 G 2 2 2 2,67
4 0 8 3 4 8
2,4 1,5 2,7 3,3 3,4 2,3
12 G 2 2 2 2,67
4 0 8 3 4 8
2,2 1,8 2,5 2,6 2,7 2,6
13 N 2 1 2 2,46
2 8 6 7 8 3
2,5 2,0 2,0 2,6 2,5 2,6
14 E 2 2 2 2,40
6 0 0 7 6 3
2,2 2,2 2,5 2,6 3,1 2,2
15 T 2 2 2 2,52
2 5 6 7 1 5
1,8 2,5 2,6 3,2 3,0 2,6
16 S 2 2 2 2,65
9 0 7 2 0 3
2,0 1,3 1,7 3,7 3,7 1,8
17 I 1 2 2 2,46
0 8 8 8 8 8
1,1 2,3 2,4 2,7 3,3 2,5
18 S 2 1 2 2,42
1 8 4 8 3 0
2,1 2,2 2,7 3,3 3,3 2,6
19 F 2 2 2 2,75
1 5 8 3 3 3
1,6 3,0 2,1 3,0 2,7 2,1
20 R 1 1 2 2,44
7 0 1 0 8 3
1,3 2,0 2,1 2,6 2,4 2,3
21 J 1 1 2 2,15
3 0 1 7 4 8
2,7 2,2 2,6 3,0 3,3 2,0
22 G 2 1 2 2,69
8 5 7 0 3 0
2,1 2,5 2,1 2,7 3,1 2,2
23 C 2 2 2 2,48
1 0 1 8 1 5
2,1 1,8 3,0 3,4 3,1 2,6
24 A 2 2 2 2,71
1 8 0 4 1 3
1,7 2,1 2,4 2,7 3,1 2,5
25 S 2 1 2 2,46
8 3 4 8 1 0
2,1 2,3 2,5 2,2 2,7 2,1
26 R 2 1 2 2,37
1 8 6 2 8 3
1,3 1,5 2,0 2,7 3,1 2,0
27 K 2 1 2 2,13
3 0 0 8 1 0
3,0 2,7 3,1 3,1 3,3 2,8
28 L 2 2 2 3,04
0 5 1 1 3 8
1,3 1,5 2,2 1,6 2,0 2,2
29 A 2 2 2 1,83
3 0 2 7 0 5
1,8 3,3 3,4 2,4 2,5 2,6
30 H 1 1 2 2,71
9 8 4 4 6 3
2,3 2,2 2,6 3,4 3,2 2,5
31 I 2 1 2 2,75
3 5 7 4 2 0
1,3 2,2 2,1 1,8 2,0 1,7
32 E 1 2 2 1,88
3 5 1 9 0 5
1,8 2,1 2,2 2,6 2,4 2,1
33 M 2 1 2 2,25
9 3 2 7 4 3
2,5 2,6 2,8 3,0 3,1 2,7
34 I 2 2 2 2,83
6 3 9 0 1 5
35 A 2 2 2 2,3 3,3 2,7 3,2 2,6 2,3 2,79
3 8 8 2 7 8
1,7 1,8 2,0 2,5 2,3 2,0
36 M 1 2 2 2,10
8 8 0 6 3 0
2,1 2,2 2,6 2,5 3,0 3,0
37 C 2 1 2 2,60
1 5 7 6 0 0
3,3 2,7 2,6 3,1 2,8 3,3
38 H 2 1 2 3,02
3 5 7 1 9 8
1,8 1,8 2,2 3,1 3,2 2,3
39 S 2 2 2 2,46
9 8 2 1 2 8
1,7 1,6 2,3 2,6 2,8 2,3
40 A 2 2 2 2,29
8 3 3 7 9 8
1,5 2,3 2,1 3,1 3,0 2,6
41 W 1 2 2 2,46
6 8 1 1 0 3
2,5 2,0 2,5 2,8 3,1 2,1
42 R 2 1 2 2,56
6 0 6 9 1 3
2,0 1,5 2,2 2,6 2,8 2,2
43 P 2 2 2 2,27
0 0 2 7 9 5
2,4 2,2 2,7 3,3 3,1 2,5
44 V 2 2 2 2,75
4 5 8 3 1 0
1,7 2,1 2,4 1,7 2,0 2,2
45 D 1 2 2 2,06
8 3 4 8 0 5
2,1 2,8 2,6 3,1 2,5 2,7
46 E 2 1 2 2,67
1 8 7 1 6 5
1,4 2,2 2,6 2,4 2,8 1,7
47 D 2 1 2 2,25
4 5 7 4 9 5
2,2 2,1 2,1 2,5 2,8 2,3
48 H 2 2 2 2,38
2 3 1 6 9 8
1,5 1,6 2,4 2,5 2,7 2,3
49 T 2 2 2 2,23
6 3 4 6 8 8
1,7 1,7 1,8 2,3 2,4 2,0
50 M 1 1 2 2,04
8 5 9 3 4 0
1,4 1,6 2,1 2,1 3,2 1,7
51 N 2 2 2 2,06
4 3 1 1 2 5
2,6 2,1 2,3 3,2 3,2 2,1
52 E 2 2 2 2,63
7 3 3 2 2 3
2,3 2,1 2,5 3,1 3,1 3,1
53 T 2 2 2 2,73
3 3 6 1 1 3
2,1 1,7 2,3 3,0 3,1 2,3
54 N 1 2 2 2,46
1 5 3 0 1 8
1,8 2,2 2,6 3,1 3,2 3,0
55 V 2 2 2 2,69
9 5 7 1 2 0
2,6 1,8 2,7 3,2 3,0 2,5
56 E 2 2 2 2,69
7 8 8 2 0 0
1,6 1,8 2,0 2,3 1,5 2,0
57 T 2 1 2 1,90
7 8 0 3 6 0
2,4 2,2 2,4 3,7 3,5 2,5
58 A 2 2 2 2,85
4 5 4 8 6 0
2,0 1,3 1,7 3,7 3,7 1,8
59 M 1 2 2 2,46
0 8 8 8 8 8
2,1 2,1 2,5 2,7 2,7 2,3
60 M 2 1 2 2,46
1 3 6 8 8 8
2,0 2,1 1,8 2,3 2,8 2,0
61 A 2 2 2 2,21
0 3 9 3 9 0
1,4 2,3 2,2 2,4 2,8 2,1
62 M 2 1 2 2,25
4 8 2 4 9 3
2,0 1,8 2,7 2,7 3,2 2,5
63 N 2 1 2 2,54
0 8 8 8 2 0
1,6 3,2 2,1 3,0 2,6 2,1
64 L 1 1 2 2,46
7 5 1 0 7 3
1,8 1,2 2,1 3,1 2,8 2,0
65 G 2 1 2 2,23
9 5 1 1 9 0
2,1 2,1 2,4 2,2 3,2 2,1
66 A 2 2 2 2,38
1 3 4 2 2 3
1,6 2,6 1,8 3,0 2,5 2,3
67 Y 1 1 2 2,35
7 3 9 0 6 8
2,1 2,0 1,8 2,6 2,7 2,1
68 R 2 2 2 2,27
1 0 9 7 8 3
2,1 1,7 2,5 3,4 3,4 3,2
69 T 1 2 2 2,77
1 5 6 4 4 5
1,7 1,3 2,1 2,4 2,7 2,0
70 A 2 1 2 2,10
8 8 1 4 8 0
1,8 1,7 2,4 2,4 2,7 1,8
71 M 2 1 2 2,21
9 5 4 4 8 8
72 V 2 1 2 1,3 1,2 2,0 2,4 2,2 2,0 1,88
3 5 0 4 2 0
1,6 1,8 2,5 2,8 2,7 2,6
73 D 1 1 2 2,40
7 8 6 9 8 3
2,0 1,5 2,5 3,3 3,5 3,2
74 M 1 2 2 2,71
0 0 6 3 6 5
2,3 2,1 3,1 2,6 2,7 2,1
75 S 2 1 2 2,54
3 3 1 7 8 3
1,6 1,6 3,4 2,8 3,1 2,6
76 F 2 2 2 2,58
7 3 4 9 1 3
1,5 2,1 2,5 1,8 2,0 2,5
77 A 2 1 2 2,10
6 3 6 9 0 0
1,5 1,8 2,6 2,6 2,6 2,3
78 P 1 1 2 2,31
6 8 7 7 7 8
1,5 2,2 2,6 2,8 2,5 2,3
79 D 1 2 2 2,38
6 5 7 9 6 8
1,4 1,1 2,4 2,2 2,5 2,2
80 V 2 1 2 2,02
4 3 4 2 6 5
1,8 2,1 1,7 3,0 2,7 2,6
81 A 2 1 2 2,37
9 3 8 0 8 3
1,6 1,8 2,5 2,8 2,7 2,6
82 D 1 1 2 2,40
7 9 6 9 9 4
1,7 1,6 2,1 2,6 2,3 2,3
83 R 1 2 2 2,15
8 3 1 7 3 8
2,1 1,6 2,7 2,0 2,5 2,0
84 J 2 1 2 2,19
1 3 8 0 6 0
2,1 2,1 2,2 2,6 3,2 2,0
85 O 2 2 2 2,40
1 3 2 7 2 0
1,6 2,0 2,2 2,8 2,6 2,5
86 M 1 1 2 2,33
7 0 2 9 7 0
1,8 1,8 2,0 2,6 2,3 2,0
87 S 1 1 2 2,13
9 8 0 7 3 0
1,4 1,7 2,2 2,2 1,8 2,2
88 R 1 2 2 1,96
4 5 2 2 9 5
1,4 1,8 2,2 2,3 1,8 2,2
89 P 1 2 2 2,00
4 8 2 3 9 5
1,8 2,2 2,6 2,5 3,0 2,1
90 Y 2 2 2 2,42
9 5 7 6 0 3
1,4 1,6 1,5 2,7 2,2 2,1
91 S 1 1 2 1,96
4 3 6 8 2 3
1,8 3,1 2,7 3,5 3,2 2,7
92 D 1 1 2 2,88
9 3 8 6 2 5
1,5 1,7 2,0 2,3 2,8 2,2
93 A 2 1 2 2,13
6 5 0 3 9 5
2,1 2,0 2,5 3,4 3,5 3,3
94 M 1 2 2 2,85
1 0 6 4 6 8
2,1 1,8 2,6 1,7 2,5 2,0
95 Y 2 1 2 2,17
1 8 7 8 6 0
2,2 1,6 2,6 2,1 2,3 1,7
96 N 2 1 2 2,13
2 3 7 1 3 5
1,5 1,5 1,6 2,8 2,2 2,2
97 M 1 2 2 2,02
6 0 7 9 2 5
1,8 3,3 3,4 2,6 2,5 2,6
98 E 1 1 2 2,75
9 8 4 7 6 3
2,2 2,3 3,3 2,6 2,4 2,1
99 M 2 1 2 2,54
2 8 3 7 4 3
10 1,5 2,1 2,2 2,3 1,8 2,3
R 1 2 2 2,08
0 6 3 2 3 9 8
10 1,6 1,8 2,5 2,8 2,7 2,6
D 1 1 2 2,40
1 7 8 6 9 8 3
10 1,7 2,6 1,7 3,1 2,5 2,1
B 1 1 2 2,33
2 8 3 8 1 6 3
10 2,0 1,6 2,3 3,4 3,7 3,3
M 1 2 2 2,77
3 0 3 3 4 8 8
10 2,1 2,2 3,0 2,8 3,0 2,3
D 2 2 2 2,62
4 1 5 0 9 0 8
10 1,3 2,0 2,1 2,5 2,4 2,3
W 1 1 2 2,13
5 3 0 1 6 4 8
10 3,0 2,3 3,0 3,0 3,2 2,7
N 2 1 2 2,90
6 0 8 0 0 2 5
10 2,2 2,0 2,4 2,8 2,8 2,2
J 2 1 2 2,46
7 2 0 4 9 9 5
10 1,5 1,0 1,5 2,6 2,2 2,1
D 1 2 2 1,87
8 6 0 6 7 2 3
10 A 1 2 2 2,0 1,7 2,2 3,0 3,1 2,5 2,44
9 0 5 2 0 1 0
11 2,2 1,8 1,8 2,8 2,6 2,0
S 2 1 2 2,27
0 2 8 9 9 7 0
11 1,4 2,3 3,1 3,6 3,4 2,6
W 1 1 2 2,79
1 4 8 1 7 4 3
11 2,2 2,2 2,6 2,7 3,2 2,1
C 2 2 2 2,56
2 2 5 7 8 2 3
11 1,6 3,1 3,0 3,6 3,3 2,7
A 1 1 2 2,92
3 7 3 0 7 3 5
11 1,4 1,6 2,0 3,0 3,0 2,0
I 2 2 2 2,19
4 4 3 0 0 0 0
11 2,7 2,2 2,5 2,7 3,0 2,2
J 2 2 1 2,62
5 8 5 6 8 0 5
11 2,2 2,0 2,4 3,2 3,0 2,6
C 2 1 1 2,60
6 2 0 4 2 0 3
11 2,6 2,6 2,5 3,4 3,3 2,7
L 2 2 1 2,90
7 7 3 6 4 3 5
11 1,7 2,3 2,5 3,1 2,8 2,8
N 2 1 1 2,60
8 8 8 6 1 9 8
11 1,5 2,1 2,2 2,7 2,2 2,1
L 2 2 1 2,17
9 6 3 2 8 2 3
12 1,7 1,8 2,2 2,5 2,8 2,2
A 2 2 1 2,27
0 8 8 2 6 9 5
12 2,4 2,6 2,2 3,1 3,3 3,0
H 1 2 1 2,79
1 4 3 2 1 3 0
12 2,8 1,7 3,3 2,3 3,2 2,5
S 2 2 1 2,69
2 9 5 3 3 2 0
12 1,3 1,5 2,4 2,5 2,7 2,1
B 2 1 1 2,13
3 3 0 4 6 8 3
12 2,7 1,6 2,3 3,2 4,0 2,7
S 2 1 1 2,81
4 8 3 3 2 0 5
12 2,0 2,0 2,5 3,2 3,3 2,6
R 2 2 1 2,63
5 0 0 6 2 3 3
12 2,1 1,8 2,3 2,3 2,5 2,2
F 2 2 1 2,25
6 1 8 3 3 6 5
12 1,8 2,0 2,0 3,3 3,1 2,3
S 2 1 1 2,46
7 9 0 0 3 1 8
12 1,6 2,2 2,5 2,6 2,4 2,7
N 2 1 1 2,38
8 7 5 6 7 4 5
12 2,1 2,8 2,4 3,3 2,6 2,8
I 1 2 1 2,71
9 1 8 4 3 7 8
13 2,6 2,2 2,1 3,7 3,6 2,6
I 1 2 1 2,87
0 7 5 1 8 7 3
13 1,7 1,6 2,5 2,6 2,4 2,0
S 2 2 1 2,19
1 8 3 6 7 4 0
13 1,7 1,8 2,2 3,0 3,0 2,3
S 2 2 1 2,38
2 8 8 2 0 0 8
13 2,5 3,2 2,5 2,5 2,8 2,1
K 1 1 1 2,65
3 6 5 6 6 9 3
13 1,7 1,8 2,5 2,6 2,6 2,6
A 2 1 1 2,37
4 8 8 6 7 7 3
13 2,1 1,7 2,0 3,1 2,6 2,7
L 2 2 1 2,40
5 1 5 0 1 7 5
13 2,4 2,7 2,4 2,8 2,8 2,8
J 1 2 1 2,71
6 4 5 4 9 9 8
13 2,2 2,1 2,3 3,4 3,1 2,2
M 2 2 1 2,60
7 2 3 3 4 1 5
13 1,8 2,5 2,7 3,1 3,7 2,7
N 2 2 1 2,81
8 9 0 8 1 8 5
13 1,8 1,7 2,2 2,5 2,5 1,8
F 2 2 1 2,15
9 9 5 2 6 6 8
14 1,5 1,8 1,6 2,5 3,1 2,3
A 2 1 1 2,19
0 6 8 7 6 1 8
14 2,1 2,3 2,6 3,7 2,1 3,8
F 1 1 1 2,81
1 1 8 7 8 1 8
14 2,2 1,8 2,3 3,0 3,2 2,6
S 2 2 1 2,56
2 2 8 3 0 2 3
14 2,6 2,5 2,1 3,7 3,5 2,1
M 1 1 1 2,81
3 7 0 1 8 6 3
14 2,6 2,5 2,1 3,7 3,5 2,1
M 1 1 1 2,81
4 7 0 1 8 6 3
14 2,2 2,7 2,2 3,1 2,8 2,8
S 1 2 1 2,67
5 2 5 2 1 9 8
14 S 2 1 1 1,8 2,0 2,0 2,8 2,7 2,1 2,29
6 9 0 0 9 8 3
14 3,3 3,7 3,3 3,4 3,4 3,0
F 2 2 1 3,38
7 3 5 3 4 4 0
14 2,0 2,3 2,5 3,1 3,0 2,8
A 2 1 1 2,65
8 0 8 6 1 0 8
14 2,1 2,7 2,4 3,3 3,4 2,2
M 1 2 1 2,73
9 1 5 4 3 4 5
15 2,6 2,2 2,1 3,8 3,7 2,3
R 1 1 1 2,87
0 7 5 1 9 8 8
15 2,3 2,6 2,4 2,7 2,8 2,8
M 1 2 1 2,65
1 3 3 4 8 9 8
15 1,7 2,0 2,5 2,5 2,8 2,0
I 2 2 1 2,31
2 8 0 6 6 9 0
15 1,6 1,6 2,7 3,5 3,3 2,3
D 2 1 1 2,58
3 7 3 8 6 3 8
15 2,0 2,0 2,6 3,7 3,3 2,7
N 2 2 1 2,77
4 0 0 7 8 3 5
15 1,7 1,7 2,5 2,5 3,4 2,2
E 2 1 1 2,40
5 8 5 6 6 4 5
15 1,4 2,2 2,8 3,0 2,8 2,7
Z 2 2 1 2,54
6 4 5 9 0 9 5
15 1,8 1,8 2,5 2,7 2,7 2,6
D 2 1 1 2,42
7 9 8 6 8 8 3
15 2,5 2,5 2,1 3,5 3,7 2,6
M 1 1 1 2,87
8 6 0 1 6 8 3
15 1,8 3,1 2,0 3,2 3,7 2,3
M 1 2 1 2,73
9 9 3 0 2 8 8
16 2,0 2,6 2,2 3,3 3,4 2,0
B 1 1 1 2,62
0 0 3 2 3 4 0
16 1,5 2,1 3,0 2,8 2,6 2,7
L 2 2 1 2,50
1 6 3 0 9 7 5
16 2,1 2,6 2,0 3,1 3,6 2,2
K 1 2 1 2,63
2 1 3 0 1 7 5
16 2,0 2,0 2,4 2,8 2,6 2,1
L 2 2 1 2,37
3 0 0 4 9 7 3
16 1,5 1,5 2,0 2,4 2,4 1,8
P 2 2 1 1,98
4 6 0 0 4 4 8
16 2,3 2,0 2,2 2,4 3,6 2,3
F 2 2 1 2,52
5 3 0 2 4 7 8
16 2,6 1,5 3,0 3,2 3,3 2,5
R 2 1 1 2,73
6 7 0 0 2 3 0
16 1,6 2,0 2,4 2,6 3,0 2,5
M 2 2 1 2,38
7 7 0 4 7 0 0
16 1,3 3,2 3,3 3,4 2,1 3,0
N 2 1 1 2,73
8 3 5 3 4 1 0
16 1,7 2,3 2,0 2,1 2,2 1,8
M 2 1 1 2,06
9 8 8 0 1 2 8
17 2,0 2,2 2,3 2,4 2,6 2,1
H 1 2 1 2,31
0 0 5 3 4 7 3
17 1,4 1,8 2,4 2,5 2,6 2,1
T 2 1 1 2,19
1 4 8 4 6 7 3
17 1,6 1,8 2,4 2,6 2,8 2,5
S 2 1 1 2,35
2 7 8 4 7 9 0
17 2,0 3,2 3,3 3,1 3,3 2,2
S 2 1 1 2,88
3 0 5 3 1 3 5
17 1,6 1,7 2,5 2,8 2,6 2,1
A 2 2 1 2,29
4 7 5 6 9 7 3
17 2,3 2,2 2,1 2,6 2,7 2,2
S 2 2 1 2,40
5 3 5 1 7 8 5
17 2,3 2,5 2,2 2,7 2,6 2,5
L 2 2 1 2,50
6 3 0 2 8 7 0
17 2,4 1,7 2,0 2,5 2,5 2,0
N 2 2 1 2,23
7 4 5 0 6 6 0
17 2,1 2,3 3,0 3,5 3,7 2,3
R 2 2 1 2,88
8 1 8 0 6 8 8
17 1,6 1,7 2,2 2,8 2,8 2,8
F 2 1 1 2,38
9 7 5 2 9 9 8
18 2,7 2,8 3,4 3,2 2,6 2,1
Q 2 1 1 2,87
0 8 8 4 2 7 3
18 2,5 2,1 2,2 2,6 3,0 2,3
R 2 2 1 2,50
1 6 3 2 7 0 8
18 1,3 2,5 2,4 3,0 3,0 2,2
R 2 2 1 2,42
2 3 0 4 0 0 5
18 I 1 1 1 2,1 2,1 2,4 2,7 2,6 2,6 2,46
3 1 3 4 8 7 3
18 1,8 2,0 3,1 3,0 3,2 3,0
D 2 2 1 2,71
4 9 0 1 0 2 0
18 3,3 2,8 2,8 4,0 4,0 3,5
F 2 2 1 3,44
5 3 8 9 0 0 0
18 2,3 2,0 3,1 2,7 3,1 2,6
T 2 1 1 2,67
6 3 0 1 8 1 3
18 2,2 2,0 2,5 2,4 2,8 2,0
M 2 2 1 2,37
7 2 0 6 4 9 0
18 1,8 2,2 2,6 3,0 3,2 3,0
M 2 1 1 2,67
8 9 5 7 0 2 0
18 2,1 1,5 1,8 2,3 3,1 2,1
H 2 1 1 2,19
9 1 0 9 3 1 3
19 2,2 1,7 2,3 2,8 3,0 2,7
A 2 2 1 2,50
0 2 5 3 9 0 5
19 1,6 2,0 2,4 2,5 2,6 2,0
A 2 2 1 2,23
1 7 0 4 6 7 0
19 2,1 2,0 2,0 2,7 2,4 2,1
A 2 1 1 2,25
2 1 0 0 8 4 3
19 2,4 1,8 2,5 2,6 2,8 2,0
J 2 2 1 2,42
3 4 8 6 7 9 0
19 2,5 1,6 2,4 2,3 3,2 2,3
J 2 2 1 2,44
4 6 3 4 3 2 8
19 2,1 2,2 2,3 2,6 2,7 2,1
S 2 2 1 2,38
5 1 5 3 7 8 3
19 2,3 2,3 3,0 2,8 3,4 2,7
S 2 2 1 2,81
6 3 8 0 9 4 5
19 1,6 1,6 2,5 3,1 2,7 2,6
K 2 1 1 2,40
7 7 3 6 1 8 3
19 2,3 2,3 2,6 3,0 2,4 3,0
N 2 2 1 2,63
8 3 8 7 0 4 0
19 1,4 2,0 2,5 2,6 2,6 2,1
W 2 2 1 2,25
9 4 0 6 7 7 3
20 1,6 2,6 2,1 3,3 3,4 2,0
B 1 1 1 2,54
0 7 3 1 3 4 0
20 2,4 1,8 2,5 3,2 3,5 3,1
D 2 2 1 2,81
1 4 8 6 2 6 3
20 1,8 3,0 2,1 2,4 2,3 2,3
M 2 1 1 2,35
2 9 0 1 4 3 8
20 1,7 1,7 2,3 3,1 2,7 1,8
J 2 2 1 2,29
3 8 5 3 1 8 8
20 1,8 1,7 2,4 2,2 2,5 2,1
R 1 2 1 2,17
4 9 5 4 2 6 3
20 2,1 2,1 2,4 3,1 3,1 2,6
B 2 2 1 2,60
5 1 3 4 1 1 3
20 1,8 2,1 2,7 2,8 3,1 2,3
A 2 2 1 2,54
6 9 3 8 9 1 8
20 2,1 2,5 3,4 3,3 3,4 3,0
M 1 2 1 2,98
7 1 0 4 3 4 0
20 1,8 1,7 2,3 2,3 2,4 2,3
L 2 2 1 2,19
8 9 5 3 3 4 8
20 2,5 3,2 2,6 3,6 3,4 2,5
A 2 2 1 3,02
9 6 5 7 7 4 0
21 2,0 1,8 2,4 3,4 3,1 2,0
N 2 2 1 2,50
0 0 8 4 4 1 0
21 2,0 2,3 2,1 2,7 2,5 2,7
H 2 2 1 2,42
1 0 8 1 8 6 5
21 2,5 2,3 2,7 2,7 3,0 2,7
A 2 2 1 2,71
2 6 8 8 8 0 5
21 2,6 2,8 2,4 2,8 3,1 2,7
A 2 1 1 2,79
3 7 8 4 9 1 5
21 1,4 2,0 2,0 2,8 2,7 2,2
M 2 1 1 2,23
4 4 0 0 9 8 5
21 2,1 2,5 3,0 2,8 2,8 2,6
E 1 1 1 2,67
5 1 0 0 9 9 3
21 2,1 2,2 2,4 2,6 3,1 2,1
N 2 1 1 2,46
6 1 5 4 7 1 3
21 1,7 2,1 2,4 2,6 2,7 1,7
V 2 2 1 2,27
7 8 3 4 7 8 5
21 2,0 2,5 3,2 3,4 3,5 2,6
I 2 1 1 2,90
8 0 0 2 4 6 3
21 2,6 3,1 2,8 3,0 3,1 2,2
P 2 1 1 2,85
9 7 3 9 0 1 5
22 F 2 1 1 2,3 2,7 2,8 3,6 3,3 3,3 3,06
0 3 5 9 7 3 8
22 2,5 2,1 2,5 3,0 3,1 2,3
E 2 2 1 2,63
1 6 3 6 0 1 8
22 2,1 2,1 2,2 2,0 2,5 1,6
S 2 2 1 2,12
2 1 3 2 0 6 3
22 2,6 2,7 2,8 3,5 2,6 2,6
M 1 2 1 2,87
3 7 5 9 6 7 3
22 2,0 2,5 2,0 2,6 2,6 2,1
F 2 2 1 2,33
4 0 0 0 7 7 3
22 2,7 1,6 2,3 3,5 3,0 2,7
N 2 2 1 2,69
5 8 3 3 6 0 5
22 2,6 2,1 2,7 2,8 3,1 2,5
A 2 1 1 2,69
6 7 3 8 9 1 0
22 2,1 1,8 2,1 3,1 2,7 2,3
Z 2 1 1 2,40
7 1 8 1 1 8 8
22 2,5 2,7 2,8 3,4 3,6 3,0
J 2 1 1 3,06
8 6 5 9 4 7 0
22 1,6 1,6 2,2 2,8 2,4 2,1
Y 2 1 1 2,17
9 7 3 2 9 4 3
23 1,6 2,1 2,6 2,3 2,3 2,1
Z 2 2 1 2,21
0 7 3 7 3 3 3
Lampiran 8
OUTPUT HASIL UJI STATISTIK

Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-laki 61 26.5 26.5 26.5
Valid Perempuan 169 73.5 73.5 100.0
Total 230 100.0 100.0

Status tempat tinggal saat berkuliah


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tinggal bersama 103 44.8 44.8 44.8
keluarga
Valid Tidak tinggal bersama 127 55.2 55.2 100.0
keluarga
Total 230 100.0 100.0

Lama Pendidikan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Angkatan 2018 dan 116 50.4 50.4 50.4
2019
Valid Angkatan 2016 dan 114 49.6 49.6 100.0
2017
Total 230 100.0 100.0
Uji-t Independen
Jenis Kelamin

Group Statistics
Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skor Tanggung jawab Laki-laki 61 1.9235 .37049 .04744
kesehatan Perempuan 169 2.0625 .43353 .03335
Laki-laki 61 2.2684 .55191 .07066
Skor Aktivitas fisik
Perempuan 169 2.0747 .42898 .03300
Laki-laki 61 2.3315 .42090 .05389
Skor Nutrisi
Perempuan 169 2.4957 .36004 .02770
Laki-laki 61 3.0128 .49983 .06400
Skor Perkembangan spiritual
Perempuan 169 2.8402 .40641 .03126
Skor Hubungan Laki-laki 61 2.8907 .56710 .07261
interpersonal Perempuan 169 2.9316 .38318 .02948
Laki-laki 61 2.4693 .41624 .05329
Skor Manajemen stres
Perempuan 169 2.3868 .34858 .02681
Laki-laki 61 2.4871 .30839 .03948
TOTAL HPLP-II
Perempuan 169 2.4743 .27388 .02107

Independent Samples Test


Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. Error 95% Confidence
(2- Differenc Differenc Interval of the
tailed e e Difference
) Lower Upper
Equal
variance . -.2619
1.265 -2.226 228 .027 -.13896 .06242 -.01598
Skor s 262 5
Tanggung assumed
jawab Equal
kesehatan variance 123.21 -.2537
-2.397 .018 -.13896 .05799 -.02419
s not 6 4
assumed
Equal
variance 10.05 . .
2.792 228 .006 .19374 .06938 .33045
s 7 002 05703
Skor Aktivitas assumed
fisik Equal
variance .
2.484 87.534 .015 .19374 .07799 .34874
s not 03874
assumed
Equal
variance . -.2751
1.190 -2.916 228 .004 -.16421 .05631 -.05325
s 276 8
assumed
Skor Nutrisi
Equal
variance -.2845
-2.710 93.548 .008 -.16421 .06059 -.04390
s not 3
assumed
Skor Equal 4.413 . 2.668 228 .008 .17251 .06467 . .29994
Perkembanga variance 037 04509
n spiritual s
assumed
Equal
variance .
2.422 90.217 .017 .17251 .07122 .31401
s not 03102
assumed
Equal
variance 22.39 . -.1701
-.624 228 .533 -.04091 .06559 .08832
s 5 000 5
Skor
assumed
Hubungan
Equal
interpersonal
variance -.1968
-.522 80.622 .603 -.04091 .07836 .11502
s not 4
assumed
Equal
variance . -.0257
2.052 1.501 228 .135 .08243 .05491 .19062
s 153 6
Skor
assumed
Manajemen
Equal
stres
variance -.0360
1.382 92.114 .170 .08243 .05966 .20092
s not 6
assumed
Equal
variance . -.0706
3.298 .302 228 .763 .01279 .04233 .09619
s 071 1
TOTAL HPLP- assumed
II Equal
variance -.0760
.286 96.241 .776 .01279 .04475 .10162
s not 4
assumed

Status Tempat Tinggal

Group Statistics
Status tempat tinggal saat N Mean Std. Std. Error
berkuliah Deviation Mean
Skor Tanggung jawab Tinggal bersama keluarga 103 1.9633 .42847 .04222
kesehatan Tidak tinggal bersama keluarga 127 2.0761 .41045 .03642
Tinggal bersama keluarga 103 2.1784 .50899 .05015
Skor Aktivitas fisik
Tidak tinggal bersama keluarga 127 2.0837 .43588 .03868
Tinggal bersama keluarga 103 2.4585 .41941 .04133
Skor Nutrisi
Tidak tinggal bersama keluarga 127 2.4471 .35261 .03129
Skor Perkembangan Tinggal bersama keluarga 103 2.8684 .43306 .04267
spiritual Tidak tinggal bersama keluarga 127 2.9003 .44441 .03943
Skor Hubungan Tinggal bersama keluarga 103 2.8652 .41709 .04110
interpersonal Tidak tinggal bersama keluarga 127 2.9659 .45177 .04009
Tinggal bersama keluarga 103 2.3981 .36370 .03584
Skor Manajemen stres
Tidak tinggal bersama keluarga 127 2.4173 .37375 .03316
Tinggal bersama keluarga 103 2.4617 .27634 .02723
TOTAL HPLP-II
Tidak tinggal bersama keluarga 127 2.4906 .28839 .02559

Independent Samples Test


Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. 95%
(2- Differen Error Confidence
taile ce Differe Interval of the
d) nce Difference
Lower Upper
Equal
-.2221
variances .525 .470 -2.032 228 .043 -.11279 .05551 -.00342
Skor 7
assumed
Tanggung
jawab Equal
kesehatan variances -.2227
-2.023 214.254 .044 -.11279 .05576 -.00289
not 0
assumed
Equal
3.50 -.0280
variances .062 1.520 228 .130 .09474 .06232 .21754
8 6
assumed
Skor Aktivitas
Equal
fisik
variances -.0301
1.496 201.666 .136 .09474 .06333 .21962
not 5
assumed
Equal
4.04 -.0889
variances .046 .224 228 .823 .01140 .05091 .11171
1 1
assumed
Skor Nutrisi Equal
variances -.0908
.220 199.411 .826 .01140 .05183 .11361
not 2
assumed
Equal
-.1466
variances .282 .596 -.547 228 .585 -.03187 .05826 .08293
7
Skor assumed
Perkembanga Equal
n spiritual variances -.1463
-.549 220.455 .584 -.03187 .05810 .08264
not 8
assumed
Equal
-.2148
variances .777 .379 -1.740 228 .083 -.10072 .05789 .01335
0
Skor assumed
Hubungan Equal
interpersonal variances -.2138
-1.754 224.162 .081 -.10072 .05741 .01241
not 6
assumed
Equal
-.1157
variances .035 .851 -.393 228 .694 -.01926 .04897 .07722
5
Skor assumed
Manajemen Equal
stres variances -.1154
-.395 220.565 .694 -.01926 .04883 .07696
not 9
assumed
Equal
-.1028
variances .015 .903 -.770 228 .442 -.02889 .03753 .04507
4
assumed
TOTAL
HPLP-II Equal
variances -.1025
-.773 221.731 .440 -.02889 .03737 .04475
not 3
assumed

Lama Pendidikan
Group Statistics
Tahun angkatan N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
Skor Tanggung jawab Angkatan 2018 dan 2019 116 2.1092 .41599 .03862
kesehatan Angkatan 2016 dan 2017 114 1.9405 .41156 .03855
Angkatan 2018 dan 2019 116 2.2166 .45336 .04209
Skor Aktivitas fisik
Angkatan 2016 dan 2017 114 2.0340 .47337 .04434
Angkatan 2018 dan 2019 116 2.4847 .36409 .03380
Skor Nutrisi
Angkatan 2016 dan 2017 114 2.4191 .40049 .03751
Skor Perkembangan Angkatan 2018 dan 2019 116 2.9646 .42052 .03904
spiritual Angkatan 2016 dan 2017 114 2.8060 .44415 .04160
Skor Hubungan Angkatan 2018 dan 2019 116 2.9971 .41971 .03897
interpersonal Angkatan 2016 dan 2017 114 2.8431 .44538 .04171
Angkatan 2018 dan 2019 116 2.4547 .38250 .03551
Skor Manajemen stres
Angkatan 2016 dan 2017 114 2.3618 .34937 .03272
Angkatan 2018 dan 2019 116 2.5456 .27101 .02516
TOTAL HPLP-II
Angkatan 2016 dan 2017 114 2.4086 .27890 .02612

Independent Samples Test


Levene's t-test for Equality of Means
Test for
Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. 95%
(2- Differe Error Confidence
taile nce Differe Interval of the
d) nce Difference
Lower Upper
Equal
. .
variances .035 .851 3.090 228 .002 .05457 .27618
Skor 16865 06112
assumed
Tanggung
jawab Equal
kesehatan variances . .
3.091 227.990 .002 .05457 .27617
not 16865 06113
assumed
Equal
. .
variances .009 .923 2.988 228 .003 .06111 .30302
18260 06219
assumed
Skor Aktivitas
Equal
fisik
variances . .
2.987 227.165 .003 .06113 .30307
not 18260 06214
assumed
Equal
2.20 . -.0338
variances .139 1.300 228 .195 .05045 .16498
4 06557 4
assumed
Skor Nutrisi Equal
variances . -.0339
1.299 225.156 .195 .05049 .16507
not 06557 3
assumed
Skor Equal .068 .794 2.780 228 .006 . .05702 . .27088
Perkembanga variances 15852 04615
n spiritual assumed
Equal
variances . .
2.778 226.822 .006 .05705 .27094
not 15852 04610
assumed
Equal
. .
variances .156 .693 2.700 228 .007 .05705 .26647
15405 04162
Skor assumed
Hubungan Equal
interpersonal variances . .
2.699 226.666 .007 .05708 .26653
not 15405 04156
assumed
Equal
2.65 . -.0023
variances .105 1.922 228 .056 .04833 .18813
0 09290 3
Skor assumed
Manajemen Equal
stres variances . -.0022
1.924 226.793 .056 .04829 .18805
not 09290 6
assumed
Equal
. .
variances .053 .818 3.779 228 .000 .03626 .20847
13702 06557
assumed
TOTAL
HPLP-II Equal
variances . .
3.778 227.516 .000 .03627 .20849
not 13702 06555
assumed

Anda mungkin juga menyukai