Laporan E-Government
Laporan E-Government
Laporan E-Government
Oleh :
M. ADIE KURNIAWAN
NIM. 21222010P
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otonomi daerah menggambarkan pentingnya pemerintah daerah
untuk melakukan inovasi dalam rangka peningkatan penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai peraturan
perundang-undangan, dalam melakukan inovasi ada beberapa prinsip yang
harus dijalankan, yakni: peningkatan efisiensi, perbaikan efektivitas,
perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik kepentingan, berorientasi
kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-
nilai kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak
untuk kepentingan diri sendiri.
Usaha mewujudkan otonomi daerah tersebut dapat dilakukan
pemerintahan daerah dengan memaksimalkan konsep good governance,
prinsip-prinsip good governance menurut UNDP (United Nations
Develepoment Program) yakni partisipasi masyarakat, tegaknya supermasi
hukum, transparansi, daya tanggap, berorientasi pada konsensus,
kesataraan, efektivitas dan efisiensi, serta visi misi strategis, hal ini
merupakan sesuatu yang harus diwujudkan pemerintah dengan cara
melakukan reformasi dalam segala kegiatan pemerintahan ataupun
pelayanan publik, salah satunya adalah melalui pemanfaatan teknologi
informasi atau E-Government. E-government berperan dalam mewujudkan
good governance melalui Pelayanan servis yang lebih baik kepada
masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam tanpa harus menunggu
dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus
secara fisik datang ke kantor pelayanan dan tanpa betemu secara face to
face. Adanya peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan
masyarakat umum (publik) sehingga adanya keterbukaan (transparansi)
maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik.
Berdasarkan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa urusan pemerintah wajib non
pelayanan dasar salah satunya adalah terkait pengembangan komunikasi
dan informatika, salah satunya adalah pengembangan pelayanan publik
berbasis E- Government. Pengembangan pelayanan publik juga telah di
konsepkan secara matang sebelumnya pada Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik serta Peraturan Mentri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
PER/05/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan
Masyarakat bagi Instansi Pemerintah menjadi dasar bagi Pemerintah Kota
Jambi untuk Menerbitkan Peraturan Walikota No 40 Tahun 2017 tentang
sistem informasi keluhan masyarakat online, melahirkan aplikasi E-
Government bernama Sikesal.
Sikesal (Sistem Informasi Keluhan Masyarakat Online Kota Jambi)
merupakan aplikasi pengaduan dan aspirasi yang disampaikan oleh
masyarakat Kota Jambi kepada pemerintah Kota Jambi yang berupa
sumbangan pikiran, gagasan, saran, atau keluhan yang bersifat
pembangunan secara online yang hanya bisa diakses secara khusus oleh
masyarakat yang memiliki Nomor Induk Kependudukan Kota Jambi,
dengan aplikasi ini tentunya akan mempermudah masyarakat untuk
melakukan pengaduan seperti jalan rusak, banjir, kebakaran, gangguan
umum, sampah dan lain sebagainya masyarakat bisa melapor kepada
aplikasi Sikesal dan akan diteruskan ke dinas terkait dan dicari penyebab
serta solusinya.
Konsep pelayanan E-Government yang sebelumnya dibuat secara
rinci ternyata pada pelaksanaannya juga memiliki kekurangan, adapun
permasalahan yang muncul dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Tidak adanya anggaran khusus dari APBD Kota Jambi untuk
pengembangan aplikasi Sikesal.
2. Kurangnya Sosialisasi Aplikasi Sikesal yakni hanya sekitar 0,16%
(1000+) saja penduduk Kota Jambi yang mendownload aplikasi ini.
3. Tidak sesuainya pelaksanaan aplikasi ini dengan regulasi yang
ditetapkan, contohnya pada waktu menanggapi laporan masyarakat
yang lama/ melewati batas standar.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Pelaksanaan E- Government pada aplikasi Sikesal di
Kota Jambi?
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pelaksanaan
E- Government pada Aplikasi Sikesal di Kota Jambi, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan E-Government melalui Sistem Informasi Keluhan
Masyarakat Online (Sikesal) di Kota Jambi terlihat belum optimal.
Pelaksanaan Aplikasi Sikesal hanya memenuhi 2 indikator kesiapan E-
Government, yaitu Infrastruktur telekomunikasi serta Perubahan
Paradigma.
2. Infrastruktur telekomunikasi Pemerintah Kota Jambi sudah berhasil
memenuhi kriteria standarnya dikarenakan posisi Kota Jambi sebagai
Ibukota Provinsi serta tersedianya infrastruktur telekomunikasi bagi
pemerintah maupun masyarakat yang sudah cukup memadai.
3. Perubahan Paradigma aparatur pelaksana terlihat berkembang
dengan baik, hal ini terjadi juga dikarenakan kondisi dan tuntutan
zaman serta pekerjaan yang mengharuskan aparatur mengerti seluruh
perkembangan tekonologi informasi.
4. Faktor penghambat dalam pelaksaan aplikasi Sikesal adalah yang
dihadapi adalah ini masih terdapat beberapa kelemahan yang dilihat
dan belum sempat dievaluasi secara mendalam oleh Pemerintah Kota
Jambi, dalam hal ini Dinas Komunikasi dan Informatika yang memiliki
peran sebagai pelaksana utama dan juga sebagai sekretariat pengaduan
tidak menyadari beberapa kekurangan sistem yang terjadi pada tim
teknis pembantu di instansi lain. Kendala yang dihadapi adalah seperti
jangka waktu yang diberikan pada instansi untuk menindaklanjuti
laporan terlalu singkat yang mengakibatkan regulasi yang mengatur
pelaksanaan tidak dijalankan.
5. Faktor Penghambat lainnya yaitu tidak adanya anggaran juga
mengakibatkan tidak adanya program sosialisasi khusus terkait
aplikasi Sikesal ini yang mengakibatkan sedikitnya jumlah download
yang ada pada aplikasi ini serta masih banyaknya masyarakat yang
melapor secara manual. Peran kepala instansi instansi dibeberapa
sektor publik juga terlihat kurang memperhatikan dan mendukung
secara teknis dalam pengembangan aplikasi Sikesal dikarenakan
kesibukan internal masing-masing instansi.
B. Saran
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Jambi sebaiknya
melakukan evaluasi keseluruhan bersama semua Organisasi Perangkat
Daerah di Kota Jambi, hal ini bertujuan untuk menemukan permasalahan
teknis dan kendala yang berbeda-beda di setiap instansi, hal ini tidak
terlepas dari hasil temuan penelitian yang banyak menemukan beberapa
permasalahan dari instansi lain yang belum sempat tersampaikan kepada
pihak pelaksana utama dalam hal ini Dinas Kominfo.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Jambi sebaiknya
melakukan peninjauan kembali dan evaluasi terkait pelaksanaan Peraturan
Walikota Jambi Nomor 40 Tahun 2017, hal ini bertujuan agar pelaksanaan
Sikesal lebih terorganisir dengan lebih baik secara peraturan yang sudah
dibuat.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Jambi sebaiknya
menyediakan anggaran khusus untuk pengembangan lanjutan aplikasi
Sikesal dikarenakan sesuai dengan pendapat Indrajit terkait indikator
kesiapan pelaksanaan E- Government di daerah, anggaran merupakan hal
yang sangat penting untuk ada dalam pelaksanaan E- Government. Dinas
Komunikasi & Informatika Kota Jambi juga harus melakukan sosialisasi
secara besar- besaran kepada masyarakat Kota Jambi, hal ini juga perlu
keterlibatan seluruh stake holder agar seluruh masyarakat bisa mengerti
fungsi dan kegunaan aplikasi ini, tentunya dengan begitu pelaksanaan
fungsi pada aplikasi ini bisa berjalan dengan maksimal.