2 Disagregasi Docx

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

19

2.4 Disagregasi

2.4.1 Pengertian disagregasi

Proses disagregasi adalah proses merubah hasil rencana agregat menjadi jumlah yang harus
diproduksi untuk setiap produk atau item. Tujuan dibuatnya disagregasi adalah untuk membuat
jadwal induk produksi.11 Perencanaan agregat merencanakan jumlah produk yang akan diproduksi
secara keseluruhan. Hal ini akan berguna apabila perencanaan tersebut di disagregasi menjadi
jumlah produk untuk masing-masing produk individu.(Bedworth, 1986 [ CITATION Bed96 \l
1057 ])

Dalam sebuah perusahaan manufaktur proses produksi adalah bagian yang sangat penting, maka
setiap perusahaan harus bisa memproduksi dengan baik. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi
produksi dengan baik, maka diperlukan rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem
produksi. Input produksi dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi.
Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut dari hasil sampingannya,
seperti limbah, informasi dan sebagainya. 12

Keberhasilan perencanaan dan pengendalian produksi membutuhkan perencanaan kapasitas yang


efektif, agar mampu memenuhi jadwal produksi yang ditetapkan, dengan kata lain dapat
memenuhi permintaan pasar. Kekurangan kapasitas mengakibatkan kegagalan memenuhi target
produksi, keterlambatan pengiriman pelanggan dan kehilangan kepercayaan dalam sistem formal
yang mengakibatkan reputasi perusahaan akan menurun atau hilang sama sekali. Pada sisi lain
kelebihan kapasitas akan mengakibatkan tingkat utilitas sumber daya yang rendah, biaya
meningkat, harga produk menjadi tidak kompetitif, kehilangan pangsa pasar, penurunan
keuntungan dan lain-lain. Dengan demikian, kekurangan kapasitas akan memberikan dampak
negatif bagi sistem manufaktur, sehingga perencanaan kapasitas yang efektif adalah menyediakan
kapasitas sesuai dengan kebutuhan pada waktu yang tepat.13

Safety stock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). Stock out dapat disebabkan oleh adanya
penggunaan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan semula atau adanya keterlambatan bahan
baku yang dipesan. Dengan adanya safety stock akan mengurangi stockout cost bagi perusahaann.
Akan tetapi akan menimbulkan penambahan carrying cost sebesar perkalian antara presentase
carrying cost terhadap harga atau nilai safety stock. Untuk itu penentuan safety stock yang
optimum sangat diperlukan.Penentuan besarnya safety stock dapat ditentukan dengan metode
pendekatan probabilitas stock out (probability stock out approach) dan pendekatan service level
(level of service approach). Biaya Persediaan Biaya persediaan merupakan keseluruhan biaya
operasi atas sistem persediaan yang meliputi biaya pembelian (purchase cost), biaya pemesanan
(order cost), biaya simpan (holding cost), biaya kekurangan persediaan (stockout cost). Biaya
pembelian adalah harga per unit apabila item dibeli dari luar, atau biaya produksi per unit apabila
diproduksi dalam perusahaan. Biaya pengangkutan atau biaya tenaga kerja, bahan baku, overhead
pabrik apabila bahan baku diproduksi dalam perusahaan harus ditambahkan dalam biaya
pembelian.14

11
Lihat lebih lanjut pada halaman web berikut: http://222.124.203.59/files/disk1/29/jbptunikompp-
gdl-s1-2005-pipitpanca-1450-bab-2.doc
12
Lihat lebih lanjut pada halaman web berikut: http://teorisingkat.blogspot.co.id/2015/11/proses-
disagregasi-rccp-mrp-dan-crp.html
13
Lihat lebih lanjut pada halaman web berikut: http://teorisingkat.blogspot.co.id/2015/11/proses-
disagregasi-rccp-mrp-dan-crp.html
14
Lihat lebih lanjut pada halaman web berikut: http://teorisingkat.blogspot.co.id/2015/11/proses-
disagregasi-rccp-mrp-dan-crp.html
20

Sebelum memasuki metode disagregasi kita harus paham tentang situasi produk gabungan.
Kebanyakan fasilitas manufaktur memproduksi beberapa famili dari product lines. Sebuah famili
bisa terdiri dari beberapa kelompok produk yang mirip satu sama lain baik itu secara ekonomi
ataupun teknologi. Gabungan dari beberapa famili biasa dikenal dengan tipe produk. Dibawah ini
merupakan hierarki dari tipe produk seperti terlihat pada gambar 2.11. dibawah ini. (Bedworth,
1986[ CITATION Bed96 \l 1057 ])

Gambar 2.11Hierarki produk

masalah disagregasi merupakan suatu pengaturan jumlah produksi untuk masing-masing item yang
ada pada tipe sebuah produk. Masalah tersebuat yaitu; menentukan jumlah famili yang akan
diproduksi pada periode berikutnya dan menentukan berapa banyak item yang akan diproduksi.

2.4.2 Metode disagregasi

Metode dalam disagregasi ini ada banyak cara, baik itu bersifat analitis maupun heuritis. Metode-
metode ini sebagai berikut:

a) Pendekatan Hax & Meal


b) Pendekatan Britan & Hax
c) Pendekatan Cut & Fit
d) Rencana yang lebih tinggi menjadi pembatas atau kendala bagi rencana tingkat rendah
e) Agregat taktis  Operasional

2.4.3 Langkah-langkah penyelesaian

2.4.3.1 Pendekatan Hax & Meal

Pada pendekatan ini, produknya dibagi atas tiga tingkatan, yaitu15:

a) Item
Item adalah produk akhir yang digunakan konsumen dan juga merupakan tingkat terendah
dalam struktur produk. Suatu jenis produk mungkin terdiri dari banyak item yang dibedakan
dari; warna, kemasan, merek dan lain-lain.

15
Lihat lebih lanjut pada halaman web berikut: http://222.124.203.59/files/disk1/29/jbptunikompp-
gdl-s1-2005-pipitpanca-1450-bab-2.doc
21

b) Famili
Famili dalah sekelompok item yang menanggung secara bersama-sama ongkos setup. Bila
suatu mesin sudah disiapkan untuk membuat suatu item dari suatu keluarga, maka semua item
dalam keluarga yang sama dapat diproduksi dengan melakukan perubahan kecil pada saat
setup.

c) Tipe
Tipe adalah kelompok dari beberapa item yang memiliki ongkos produksi per satuan yang
sama. Biasanya ongkos untuk buruh secara langsung dan juga memiliki ongkos simpan. Suatu
jenis tipe terdiri dari jumlah produk, satuan waktu dan sebagainya.

2.4.3.2 Pendekatan Britan & Hax

Jika dalam suatu perencanaan produksi terdapat item j dalam famili i, maka harus ditentukan
terlebih dahulu item mana saja yang perlu diproduksi berdasarkan informasi permintaan dan
persediaan item tersebut. Berdasarkan hal tersebut ditambah dengan data perencanaan agregat
yang terpilih, selanjutnya ditentukan rencana produksi untuk famili. Setelah itu, berdasarkan
rencana produksi famili dapat ditentukan rencana produksi untuk setiap item (kuantitas MPS)
dalam famili tersebut. Agar dapat lebih dimengerti dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2.2Format tabel britan danhax

Expected
Family Item Inventory Demand Conversion Safety Stock
Quantity
i j Iij,t-1 Dij,t Kij Bij Iij,t-1- Dij,t
A 1 240 170 0,85 50 70
A 2 285 200 1,10 75 85
A 3 122 100 0,90 40 22
B 4 223 130 1,15 50 93
B 5 290 170 1,05 50 120
B 6 193 110 1,20 40 83
B 7 420 210 1,15 60 210
C 8 235 150 0,75 40 85
C 9 135 100 0,85 50 35
C 10 180 140 0,80 50 40

Item 3,9 dan 10 akan berjalan dibawah safety stock level jika kita tidak merencanakan
produksinya. Untuk itu semua item pada famili a dan c harus mengalami pertimbangan dalam
produksinya.

Ada beberapa perhitungan yang harus dilakukan dalam metode Bitran & Hax bila terdapat item j
dalam famili i yang dapat dilihat pada persamaan 2.6 dibawah ini.
q ij, t=I ij ,t −1 −Dij, t (2.6)

Dimana:
q ij, t adalah banyaknya ekspektasi pada item j dalam famili i
I ij, t−1 adalah inventory awal
D ij ,t adalah demand pada item j dalam famili i

Dari persamaan 2.6 sehingga didapatkan persamaan 2.7

min { I ij, t−1−Dij ,t −Bij } ≤ 0 (2.7)


22

Dimana :
Bij adalah safety stock

2.4.3.2.1 Prosedur dengan pendekatan Britan & Hax

Prosedur dengan metode ini terdiri dari 4 cara yaitu sebagai berikut16:

a) Memilih famili produk yang akan diproduksi pada periode yang bersangkutan. Suatu famili i
produk akan diproduksi bila salah satu item j dari famili i tersebut memenuhi syarat sebagai
berikut seperti terlihat pada persamaan 2.9 dibawah ini.

I j=t −1−D ijt ≤ SS ij (2.9)

Dimana:
I j−1 adalah tingkat persediaan pada periode t-1 dari item j dalam famili i
Dijt adalah permintaan item j dalam famili i pada periode t
SSij adalah cadangan pengaman item j dalam famili i

b) Menentukan jumlah yang akan diproduksi dari famili yang terpilih dengan model knapsack
dengan persamaan 2.10 sebagai berikut\

Hi . Xi Si
minZ=∑ + ∑ K ij D ij (2.10)
2 xi

Dimana:
Hi adalah holding cost untuk item j dalam famili
xi adalah jumlah unit famili i yang diproduksi
Si adalah ongkos setup untuk famili i
Xi adalah faktor konversi untuk item j dalam famili i terhadap unit produk agregate
Dij adalah permintaan untuk item j dalam famili i selama masa produk i
Z adalah set dari famili yang akan diproduksi

c) Batas bawah untuk menentukan nilai batas bawah dari sebuah periode agar nilai tersebut dapat
terkontrol dengan baik dengan persamaan 2.11 sebagai berikut


LBi=∑ MAX [ D K ij ( Dijt −1+ SSij ) ] (2.11)
JEi

Batas bawah dikehendaki bila terdapat safety stock

d) Batas atas untuk menentukan nilai batas atas dari sebuah periode agar nilai tersebut dapat
terkontrol dengan baik dengan persamaan 2.12 sebagai berikut
n=1

[ (∑ ) ]

UBi=∑ K ij D ijt t tk −I ijt −1+ SS ij (2.12)
JEi k=0

Batas atas bila tidak diinginkan, akan mengakibatkan akumulasi inventory terlalu banyak.
Batas atas dan batas bawah bisa diabaikan bila dikehendaki atau tidak sesuai rencana produksi.

16
Lihat lebih lanjut pada halaman web berikut: http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=192126
23

Anda mungkin juga menyukai