The Green House (Theory)
The Green House (Theory)
The Green House (Theory)
Isu pemanasan global saat ini menjadi masalah utama yg harus dihadapi.
Dikarenakan bumi semakin lama semakin panas, Temperatur udara meningkat
terjadi dimana-mana di seluruh dunia. Es di kutub mencair, Salju di puncak
gunung meleleh, akibatnya permukaan air laut naik, banjir pasang pun terjadi.
Pantai akan semakin menjorok ke daratan.
Sebenarnya proses pemanasan bumi terjadi akibat ulah manusia juga.
Banyak aktifitas kita sehari-hari yang pada akhirnya adalah menyumbangkan
“panas” pada bumi. Penggunaan elektronika penghasil panas yang berlebihan,
pemakaian AC sepanjang hari, pemakaian lemari pendingin, pemakaian
kendaraan bermotor secara masal, pemakaian listrik tidak tepat guna, bahkan
sampai dgn pemakaian kantong plastik yg ternyata dlm proses pembuatannya
memakan energi yg tdk sedikit.
Apakah ini berarti kita harus kembali ke jaman purba? Tidak pakai listrik, tidak
pakai kendaraan bermotor ? Yang dapat kita lakukan sekarang adalah seminimal
mungkin menggunakan energi, apalagi yang bersumber dari fosil.
Topik pemanasan global menjadi hangat diperbincangkan dimana - mana
akhir - akhir ini. Bumi semakin panas, dan kutub es semakin menipis menjadi
alasan untuk sama - sama menyelamatkan bumi, salah satunya menciptakan
rumah tinggal ramah lingkungan.
Rumah bukan hanya tempat berlindung tapi juga mencerminkan status
sosial dan selera penghuninya. Konsep apa pun yang menjadi pilihan Anda, satu
hal yang tidak boleh dikesampingkan, rumah Anda haruslah ramah lingkungan.
Konsep rumah ramah lingkungan (ecofriendly-house) mencuat terutama
setelah bergulirnya Isu pemanasan global. Manusia dengan berbagai cara
berupaya mengatasi dampak pemanasan global, salah satu upaya yang
dilakukan manusia adalah menciptakan hunian yang lebih hijau dan ramah
lingkungan.
Oleh karena itu Para ahli dan ilmuwan berlomba-lomba membicarakan
rumah ramah lingkungan. Mereka mencari dan membuat berbagai arsitektur
yang cocok dengan alam.
Konsep 'green house' menjadi cara untuk menciptakan rumah yang ramah
lingkungan, seperti meminimalisir penggunaan sumber daya alam ketika proses
pembangunan rumah, memilih material bangunan yang ramah lingkungan,
menciptakan sirkulasi udara dan cahaya yang baik, untuk mengurangi
ketergantungan terhadap penggunaan pendingin ruangan, keberadaan taman
dalam rumah, memilih lampu hemat energi yang tepat guna sehingga
menghemat penggunaan listrik secara efisien.
Salah satu kepedulian terhadap pemanasan global ini adalah penemuan
material-material yang ramah lingkungan, penggunaan produk yang hemat
energi dan dalam dunia arsitektur adalah penggunaan rumah ramah lingkungan.
Pada dasarnya rumah ramah lingkungan menerapkan konsep rumah hemat
energi. Yang banyak memanfaatkan pengudaraan alami & pencahayaan alami.
Jika anda takut bahwa rumah ramah lingkungan sama sekali tidak mewah,
anda salah, bahkan bisa tampil sangat mewah. Rumah yang ramah lingkungan
seringkali dianggap sebagai rumah yang mahal, menurut Alex Wilson, hal itu
tidak benar.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuat rumah menjadi ramah
lingkungan dan malah lebih murah daripada membangun rumah secara standar.
Arsitek Angela Dean, penulis buku "Green by Design" mengatakan bahwa
bahkan perubahan kecil dapat memiliki dampak yang besar.
Rumah ramah lingkungan bukan hanya menjadi trend. Kini perilaku dan
sikap ramah lingkugan telah menjadi gaya hidup. Banyak yang bisa diubah dari
pola hidup anda untuk bersikap ramah lingkungan, termasuk rumah Anda.
Lingkungan yg seimbang akan memberikan efek positif bagi lingkungan & alam.
Rumah tinggal ramah lingkungan juga tidak bisa dipisahkan dengan pola
hidup penghuni rumah itu sendiri. Penggunaan air dalam bathtub dan juga
gayung ketika mandi menjadi lebih boros apabila dibandingkan dengan
penggunaan shower. Penghematan air juga perlu dilakukan pada proses
memasak, mencuci, menyiram tanaman dsb.
Kita pun harus mulai membiasakan diri untuk selalu bijak dalam
menggunakan listrik. Matikan lampu yg tidak perlu, peralatan elektronik yg
jarang digunakan dimatikan saja, jangan menggunakan mode “standby”.
Model rumah idaman tidak cukup kalau hanya bagus dipandang mata. Itu
pikiran setengah kuno, egois dan cenderung narsistik.
Konsep rumah minimalis, rumah modern, rumah tradisional atau apapun dewasa
ini mesti ditambahi satu unsur yaitu ramah lingkungan!
Setidaknya ada tiga faktor yang harus diperhatikan untuk membangun rumah
ramah lingkungan, yakni :
I. 3. a. Desain rumah :
Alokasikan 30 persen dari luas lahan untuk ditanami dengan berbagai
tanaman. Sifat tanaman yang menghisap karbon dioksida dan mengeluarkan
oksigen tentunya sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas udara di
lingkungan sekitar rumah. Selain Itu ruang hijau ini bisa berfungsi sebagai area
resapan air karena area yang banyak ditumbuhi tanaman akan lebih banyak
menyerap alr. Rumah ramah lingkungan banyak memiliki bukaan untuk sirkulasi
udara, agar selalu mendapatkan pasokan udara bersih.
Prinsip lainnya, memaksimalkan terangnya matahari dan mengurangi
teriknya. Karena itu sedapat mungkin setiap bagian dari rumah mendapatkan
paparan sinar matahari yang cukup. Sementara untuk mengurangi sengatan
matahari bisa disiasati dengan membuat kanopi pada tiap Jendela.
Ciri lain rumah ramah lingkungan adalah bagian atapnya datar dan
menggunakan landskap atau biasa disebut greenroof / roofgarden. Green roof
selain bisa difungsikan sebagai taman juga membantu menurunkan suhu panas
di dalam rumah.
I. 3. b. Pemanfaatan air :
Manusia seharusnya bersikap prihatin, caranya adalah dengan tidak boros
dalam menggunakan air. Dalam hal untuk Lebih memperhatikan konsumsi air,
Jangan biarkan air terlalu lama mengalir, Misalnya saat mandi atau mencuci
piring sebaiknya bila sedang sabunan air dimatikan kerannya.
Hal ini membantu penghematan air secara signifikan.
Ada tiga hal yang bisa dilakukan, yakni :
Hemat dalam penggunaan air, mendaur ulang air & membuat Sumur resapan.
Air bekas mandi atau mencuci sayuran bisa didaur ulang menjadi air untuk
membilas kloset, menyiram tanaman, atau mencuci kendaraan.
Air bekas cuci pakaian atau cuci piring bisa ditampung, disaring
(dinetralisasi). dan diresapkan secara alami ke dalam sumur resapan air yang
dilengkapi filter alami (pasir, kerikil, ijuk, pecahan bata/genteng). Air kotor yang
dialirkan ke dalam septik tank diproses tersendiri.
Air hujanpun dapat ditampung & sbg sirkulator untuk kolam ikan, bisa juga
diserap & dialirkan ke dlm pipa serta diresap-kan ke dlm sumur resapan air.
Jadi hampir tidak ada buangan percuma dari konsep rumah ramah lingkungan.
Semuanya dimanfaatkan sesuai dengan konsep daur ulang. Ucapkan selamat
tinggal pd bak mandi, pakailah shower, karena mandi dgn gayung boros air.
I. 3. c. Pengelolahan Limbah :
Sistim pembuangan limbah perlu diperhatikan juga untuk suatu sistim
rumah ramah lingkungan, dengan melakukan pola pembuangan sampah yang
memisahkan antara sampah kering dan basah menjadi salah satu cara untuk
mengurangi pencemaran lingkungan. Sampah sebagai barang tidak terpakai
dapat difungsikan lagi melalui reduce, reuse dan recycle.
Gunakan bak sampah yg berteknologi, yaitu bak sampah yg dirancang
khusus utk membakar sampah yg sdh sangat tdk dpt digunakan lagi, sehingga
tidak terlalu banyak mengeluarkan asap pada saat pembakarannya. Karena pada
bak khusus ini sampah sudah terlebih dahulu mengalami proses pengeringan
(penguapan) sebelumnya, jadi tidak ada peresapan air limbah kedalam tanah.
Pembuangan sampah kelokasi TPA adalah tidak baik karena ini adalah
bentuk pengalihan limbah secara massal, sehingga sulit untuk diproses, serta
menimbulkan pencemaran lingkungan & tanah yg sangat berat. Karena alam
sulit untuk memproses limbah jika volume limbah sedemikian massal (besar),
lain halnya jika proses pengolahan limbah dikelola secara parsial (mandiri).
I. 4. b. Bahan Kusen :
Penggunaan alumunium / PVC / UPVC untuk kusen, jendela dan pintu juga
sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan
masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan
ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai
gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas
dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak
perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna,
bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).
I. 4. c. Bahan Plafond :
Penggunakan gypsum, rangka besi holow dan atap yang tinggi bermanfaat
utk sirkulasi udara yg baik di dlm rumah.
I. 4. d Bahan Dinding :
Dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata
alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan
lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap
air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.
Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah
satu bentuk inovatif desain. Dinding keramik memberikan kemudahan dalam
perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup dilap), motif
beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta menyuguhkan
suasana ruang yang bervariasi. Bangunan menggunakan bahan bangunan yang
tepat, efisien, dan ramah lingkungan. Beberapa produsen telah membuat produk
dengan inovasi baru yang meminimalkan terjadinya kontaminasi lingkungan,
mengurangi pemakaian sumber daya alam tak terbarukan dengan optimalisasi
bahan baku alternatif, dan menghemat penggunaan energi secara keseluruhan.
I. 4. e. Bahan Lantai :
Selama ini kita mengenal lantai kayu, disini bahan yang lebih ramah adalah
bambu yang mampu lebih cepat untuk tumbuh kembali, sehingga mengurangi
efek perusakan hutan.
Bambu yang dilekatkan di bidang datar (lantai / dinding) akan
memperlihatkan karakter yang mirip dengan kayu mahal. Harga bambu seperti
ini tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan papan kayu aslinya, dan lapisan
terakhir dari papan bambu ini lebih ramah lingkungan daripada lapisan untuk
kayu yang biasanya mengandung racun yang lumayan kuat.
Bayangkan keuntungannya :
Rumah tetap indah, lebih aman untuk ditinggali karena lebih aman dari racun,
dan ramah lingkungan.
Pada akhirnya di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan
krisis ekonomi sekarang, cara pandang merencanakan atau merenovasi
bangunan sudah harus mulai diubah. Bagaimana menghadirkan bangunan yang
hemat (bahan bangunan, waktu, tenaga) yang berujung pada penghematan
anggaran biaya dengan tetap menjaga kualitas dan tampilan bangunan, serta
ramah lingkungan.
Bangunan berkualitas yang ramah lingkungan, beberapa jenis bahan
bangunan ada yang memiliki tingkat kualitas yang memengaruhi harga.
Penetapan anggaran biaya sebaiknya sesuai dengan anggaran biaya yang
tersedia dan dilakukan sejak awal perencanaan sebelum konstruksi untuk
mengatur pengeluaran sehingga bangunan tetap berkualitas.
Peduli terhadap perubahan iklim bukan berarti kita harus kembali hidup di
zaman batu. Ada beberapa langkah cerdas dengan pilihan yang bebas dari
keruwetan agar kita dapat berpartisipasi mencegah kerusakan lingkungan,
sekaligus meremajakan tubuh, rumah, dan bumi secara bersamaan.
Dibawah ini ada banyak ide yang dapat anda pergunakan untuk mengubah
rumah anda menjadi semakin ramah lingkungan, dan ide yang ada bukanlah ide
yang susah sama sekali untuk di lakukan.
Berikut ada 10 cara sederhana yg dapat kita lakukan utk menghijaukan rumah :
I. 5. a. Pilih perabot rumah yang ramah lingkungan :
Sebelum membeli perabot rumah yang berbahan kayu, periksa apakah
bahan yang digunakannya berasal dari hutan yang dikelola untuk industri. Ini
dapat mengurangi dampak negatif hilangnya hutan yang berfungsi sebagai
penyerap karbon dioksida, pencegah tanah longsor, dan penyedia habitat bagi
berbagai tumbuhan serta hewan.
Selain itu, perabot rumah yang tahan lama juga dapat dipilih karena akan
menghemat pengeluaran di masa depan dan membantu mengurangi tumpukan
sampah di tempat pembuangan.
Membeli perabot antik, jika memungkinkan, juga menjadi alternatif
tersendiri. Karena selain mengurangi volume sampah, gaya yang terdapat pada
barang antik tak lekang oleh zaman.
I. 5. e. Lakukan 3 R :
Mulai mengaplikasikan 3 R (reduce, reuse & recycle) dalam kehidupan
sehari-hari. Caranya ;
Kurangi (reduce) konsumsi personal kita dari barang-barang yang tidak
bisa digunakan kembali (reuse). Akan tetapi, menggunakan kembali sebuah
produk adalah sebuah tindakan yang lebih bersahabat dengan lingkungan
dibanding mendaur ulang (recycle). Sedangkan langkah daur ulang dengan
memilah sampah yang bisa diproses kembali menjadi produk baru merupakan
tindakan yang mudah untuk membantu menjaga lingkungan.
I. 5. g. Gunakan internet :
Beralih ke internet dapat membantu menyelamatkan hutan dari
deforestrasi. Sebab, lebih dari 34 juta acre (setara 157.964 hektar) pohon
ditebang setiap tahun untuk berbagai kebutuhan, termasuk memproduksi kertas
yg mengakibatkan emisi karbon yang dilepas ke atmosfir naik hingga 25%.
Maka, beralihlah ke internet untuk melakukan surat menyurat, membaca
artikel2, membaca berita dlsbnya, sehingga mengurangi tumpukan kertas surat,
kertas katalog, koran maupun kertas-kertas lainnya.
Ganti lampu rumah dengan bola lampu dengan watt lebih rendah.
Lampu ini memang lebih mahal dari yang biasa, namun bola lampu ini bertahan
lebih lama. Telah terbukti bahwa jenis bola lampu ini tidak hanya rendah energi,
pencahayaannya pun lebih terang.
Gunakan lampu pijar hemat energi, kalau Anda ingin berperan serta
menjaga bumi melalui satu langkah mudah, gunakan lampu compact fluorescent
lightbulbs (CFL). Lampu CFL umumnya dapat digunakan pada dudukan lampu
bohlam namun menggunakan sumber pencahayaan yang berasal dari pendaran
fluor saat dialiri arus listrik, mirip seperti lampu neon. Sedangkan lampu bohlam
menggunakan kawat filamen yang berpijar saat dialiri arus listrik sebagai sumber
cahayanya. Produk lampu CFL ini di Indonesia sudah banyak beredar di pasar
dengan berbagai merek, variasi serta beragam pilihan daya sebagai lampu
hemat energi. Meski harganya lebih mahal dari lampu bohlam, lampu ini memiliki
masa pakai hingga 10 kali lebih lama.
Lampu ini dapat menyala dengan sangat cepat dan tidak lagi berdengung.
Lampu jenis ini dipergunakan pada awal 1980an, ternyata Lampu CFL juga 75%
lebih hemat energi sehingga mengganti satu lampu bohlam saja dapat
mereduksi 227 kg emisi karbon dioksida dalam setahun.
Sementara mengganti 17 lampu bohlam dengan lampu CFL memberi efek yang
setara dengan mengurangi satu mobil dari jalan raya dalam setahun.
Seperti diatas, lampu ini sangat sedikit mengeluarkan emisi dan juga hemat
energi, jadi akan sangat membantu anda dalam menciptakan zona hijau di
rumah anda. Tidak sadarkan betapa anda sudah membantu lingkungan hanya
dengan satu cara sederhana seperti itu?
Gunakan lampu listrik seperlunya dan segera matikan jika ruangan sudah
tidak digunakan. Hal sederhana Ini rasanya tidak sulit diterapkan.
Pemanas Air, coba gunakan pemanas air yang memanaskan air pada saat
dibutuhkan. Banyak rumah yang masih memiliki pemanas air yang memanaskan
air secara terus menerus, dan menyimpan air panas sampai dengan 40-80 galon
(200-400 liter air) secara terus menerus. Hal ini sangat tidak efektif dan akan
menghabiskan banyak sekali bahan bakar. Kenapa tidak menggunakannya?
dengan cara ini anda mendapatkan air hangat untuk mandi atau mencuci, dan
jika dikombinasikan dengan pemanas matahari, tentunya akan sangat hemat
energi dan ramah lingkungan.
Saklar Otomatis, peneliti sudah mulai memikirkan cara agar kita tidak perlu
lagi mematikan atau menyalakan lampu dalam rumah. Caranya adalah dengan
menciptakan saklar otomatis yang mampu mematikan dan menyalakan lampu
sendiri dengan cara mencari tanda-tanda keberadaan manusia di dalam ruangan.
Model lama yang menggunakan sistem suara, dimana level tertentu akan
menyalakan lampu, dianggap tidak pas, sehingga sistem yang ada sekarang
menggunakan gabungan teknologi infra merah dan sinyal ultrasonik.
Penggunaan saklar seperti ini, akan mengurangi kemalasan orang untuk memati-
nyalakan saklar dan jelas sangat hemat energi.
Penggunaan sesuatu yang efektif, perilaku hemat dan tidak boros energi
menjadi bagian penting terciptanya rumah tinggal ramah lingkungan.
Banyak hal yang dapat kita lakukan. Kita mulai dari yang mudah bagi kita.
Sedikit tindakan lebih baik daripada tidak sama sekali.
Hidup itu ibarat membangun sebuah rumah, pada akhir perjalanan kita
akan 'terpana' dan mungkin 'terkejut', saat melihat apa yang telah kita pilih dan
kita lakukan, sampai akhirnya menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah
yang kita ciptakan sendiri.
Hormat Saya