Makalah Laporan Penelitian Geografi Kelompok 4
Makalah Laporan Penelitian Geografi Kelompok 4
Makalah Laporan Penelitian Geografi Kelompok 4
MASALAH BANJIR YANG TERJADI DI IBUKOTA SERTA AKIBATNYA BAGI PENDUDUK JAKARTA
DISUSUN OLEH :
2. josiah lie
3. eduardo rekso
KELOMPOK 4
XI IPS 1
Sunrise Garden, RT.001 / RW.005 Jl. Surya Sarana Kedoya Utara RT.13/RW.5 Kedoya Utara, RT.13/RW.5,
kedoya utara, Kebonjeruk, kota Jakarta barat , Jakarta 11470
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “Masalah Banjir yang Terjadi Di Ibukota serta Akibatnya Bagi Penduduk
Jakarta” ini telah disetujui dan disahkan, pada:
Hari :
Tanggal :
Oleh :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa , karena atas berkat dan
limpahan rahmatnya kelompok kami dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah untuk memenuhi tugas
kelompok mata pelajaran Geografi dengan baik dan tepat waktu.
1. Ayah dan Ibu yang telah mendo’akan dan memberikan semangat kepada masing masing kami.
2. Ibu guru mata pelajaran Geografi yang telah memberikan Bimbingan dan Ilmu sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan tugas kelompok ini.
3. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan saran serta kritik kepada kelompok kami.
4. SMA Kristen 4 Jakarta, tempat kami menuntut ilmu sehingga dapat menyelesaikan tugas
kelompok ini.
Berikut ini kelompok kami mempersembahkan tugas Karya Ilmiah yang berjudul “MASALAH BANJIR
YANG TERJADI DI IBUKOTA SERTA AKIBATNYA BAGI PENDUDUK JAKARTA”. Tugas ini disusun
berdasarkan informasi yang ada. Semoga siapa saja yang membaca dapat mengetahui makna dari isi
karya ilmiah ini.
Kelompok kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis
ini. Oleh karena itu, kelompok kami menerima dengan baik saran dan kritik yang diberikan teman teman
dan bapak ibu guru.
Dengan ini kelompok kami mempersembahkan karya ilmiah sederhana ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga TUHAN YANG MAHA ESA memberkati tugas ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Hormat Kami,
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1
1. Latar Belakang………………………………………………………………………………. 1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………….. 1
3. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………………. 2
4. Manfaat Penelitian………………………………………………………………………….. 2
1. Peengertian Banjir…………………………………………………………………………… 9
3. Akibat Banjir………………………………………………………………………………….. 11
4. Penanggulangan Banjir………………………………………………………………. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Banjir hingga saat ini menjadi masalah serius di berbagai daerah di Indonesia, yang disebabkan oleh
perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia yang mempengaruhi berbagai aspek lingkungan hidup.
Sebelum lingkungan hidup menjadi rusak, banjir di Indonesia jumlahnya sedikit, karena masih
seimbangnya ekosistem yang ada dilingkungan.
Latar belakang kelompok kami mengambil permasalahan mengenai banjir karena kelompok kami
merasa perihatin dengan kondisi wilayah Jakarta yang setiap tahun tidak pernah bisa lepas dari masalah
banjir dan kurang tanggapnya pemerintah dengan masalah ini.
Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya peningkatan yang
cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan
yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan
penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah bantaran sungai, di daerah
resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan
pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya.
1. Rumusan masalah
Adapun perumusan masalah mengenai banjir yang akan kelompok kami bahas, antara lain:
1. Pengertian banjir
2. Penyebab banjir
3. Akibat banjir
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dibuatnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan pada
mata pelajaran Geografi. Selain itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang
permasalahan yang ada saat ini.
1. Manfaat Penelitian
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk mengetahui dan lebih mendalami apa itu banjir, penyebab banjir dan
gejala-gejala terjadinya banjir.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan
gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat
kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan
dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya
gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika
gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan
benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan
daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul bila ancaman
bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak
akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di
wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa
tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia.
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang
mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki
kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika
manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep
ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk
mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian
meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan
ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian dan
beberapa istilah terkait dengan bencana.
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas
masyarakat, dan teror.
6. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
10. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
11. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat
sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk
normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pascabencana.
12. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada
wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran
utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
13. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana.
14. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis,
geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu
tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
16. Pencegahan bencanaadalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana.
17. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah
dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya
rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
18. Bantuan darurat bencanaadalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar pada saat keadaan darurat.
19. Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk
jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk menanggulangi
bencana.
20. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat
tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.
21. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia
akibat bencana.
Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area atau tempat yang luas.
Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tidak terendam air menjadi terendam
akibat volume air yang bertambah seperti sungai atau danau yang meluap, hujan yang terlalu lama,
tidak adanya saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya pohon penyerap
air dan lain sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran
pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-
orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga
daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir
dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
1. Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap, biasanya terjadi jika ada sampah yang menghambat aliran sungai
1. Banjir Danau
Pernahkah kita mengalami banjir? Bagaimana kita menghadapinya? Di antara kita mungkin ada yang
tinggal di sekitar sungai yang rawan banjir. Atau mungkin tidak tinggal di sekitar sungai tapi tetap
mengalami banjir. Tahukah kita penyebabnya?
6. f) Banjir kiriman
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi. Banjir sering terjadi
terutama pada musim hujan dengan intensitas yang sering dan lebat. Daerah yang menjadi
langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai
pun kadang terkena musibah banjir juga jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan
sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.
Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat musibah banjir menimpa kita, tentu
kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah menghadapinya. Ada banyak cara untuk menghadapi
banjir tersebut, Di antaranya yaitu:
2. Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan tolong juga orang-
orang di sekitar tempat tinggal kita.
3. Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur, dan alat rumah
tangga ke tempat yang lebih tinggi, misalnya lantai dua rumah atau loteng. Jika kita tidak
memiliki loteng maka bawalah pergi barang-barang penting seperti selimut, uang, perhiasan,
dan bahan makanan sebisanya.
5. Timbulnya penyakit-penyakit;
6. Menghambat transportasi darat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode
Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu untuk menjelaskan
hubungan kausal antara penggunaan lahan dan banjir di daerah Jakarta. Penelitian ini bersifat kualitatif.
Metode dalam penelitian ini adalah metode pendekatan wilayah karena situasi saat terjadinya banjir
musiman ini berada hanya di daerah Jakarta.
Sungai Kecamatan Makasar Jakarta Timur (Sungai Cipinang) tetapi hanya yang berada di Jl. Soeprapto.
1. Studi pustaka
Teknik pengumpulan data dengan mengkaji berbagai teori, prinsip, kosep, dan hukum –hukum yang
berlaku dalam ilmu geografi. Data yang diperoleh bersumber dari buku buku, internet, dan warga
sekitar.
1. Observasi :
Pengumpulan data dalam ilmu geografi yang berusaha untuk melihat langsung tentang gejala dan
masalah geografis.
BAB IV
ANALISIS DATA
1. Pengertian Banjir
Pada dasarnya banjir disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi
dimana saja, ditempat yang tinggi mauun yang rendah. Banjir adalah peristiwa tergenang dan
terbenamnya daratan, karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang
berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Pengertian yang lain yaitu, Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai
atau saluran.
Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah
curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi
adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini
disebut banjir bandang.
Saat musim penghujan tiba, hujan bisa turun terus-menerus sehingga air pun semakin banyak
memenuhi sungai dan saluran-saluran air. Kalau sungai dan saluran air itu tersumbat oleh sampah dan
kotoran, maka banjir bisa terjadi.
Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir
ketempat yang lebih rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off)
sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap keudara
(evapotranspirasi).
Hal ini merupakan penyebab utama, karena beberapa dari kita banyak yang malas untuk membuang
sampah pada tempatnya, yang semestinya wajib kita lakukan agar terhindar dari banjir. Namun masih
banyak masyarakat yang kurang tanggap dan terkesan meremehkan hal ini. Sehingga, sampah jadi
menumpuk dan menyumbat beberapa saluran air dan sungai.
2. Penebangan hutan
Banyaknya penebangan hutan secara liar juga menjadi salah satu penyebab banjir. Karena penebangan
hutan yang tidak diikuti dengan penanaman kembali dapat menyebabkan erosi, sehingga tidak ada
penyerapan air pada saat musim hujan.
3. Banjir kiriman
Hal ini sering terjadi didaerah dataran rendah. Banjir yang tiba-tiba datang karena pada dataran tinggi
terjadi hujan dan menyebabkan meluapnya aliran sungai yang menuju ke dataran rendah meluap,
sehingga terjadilah banjir pada dataran yang lebih rendah
4. Abrasi
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini
terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini
disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global.
5. Banyaknya bangunan
Banyaknya bangunan juga menjadi penyebab terjadinya banjir karena kurangnya daerah resapan air.
Kebanyakan bangunan perkantoran atau perumahan menggunakan materi padat pada halamannya,
seperti aspaldan semen, sehingga air hujan tidak dapat terserap ke tanah. Selain itu banyak rawa-rawa
yang kemudian berganti menjadi daerah perumahan atau gedung perkantoran, padahal rawa-rawa
sangat berguna sebagai daerah resapan air.
6. Perubahan lingkungan
Saat ini yang paling hangat dibicarakan akibat dari perubahan lingkungan adalah terjadinya pemanasan
global, selain itu manusia juga telah merubah penggunaan lahan (yang juga perubahan lingkungan) yang
berakibat pada berkurangnya tutupan lahan. Semakin lama jumlah vegetasi semakin berkurang,
khususnya di daerah perkotaan. Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada
pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa
sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah.
Faktor yang satu ini sangat penting untuk diperhatikan, karena Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
membuang sampah pada tempatnya menyebabkan terjadinya penyumbatan pada saluran air.
Selain beberapa faktor diatas, ada juga faktor selain yang disebabkan oleh ulah manusia, yaitu faktor
alam.
1. Badai
Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui ombak besar yang
tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya presipitasi yang dikaitkan dengan
peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik
beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering terjadi di Bangladesh.
2. Gempa bumi
Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang membentuk kawah (seperti Thera
atau Krakatau) dapat memicu terjadinya gelombang besar yang disebut tsunami yang menyebabkan
banjir pada daerah pesisir pantai
1. Akibat banjir
Bencana banjir yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda
yang besar, disamping itu menyisakan pula berbagai permasalahan, seperti :
Banjir telah menyebabkan pengungsian masyarakat secara besar-besaran. Banjir juga telah
mengakibatkan anyak kerugian, baik material maupun jiwa. Seperti sekolah, tempat ibadah,
perkantoran, dan sarana kesehatan. Sementara itu, orang meninggal akibat berbagai sebab. Muai dari
hnyut di sungai, tenggelam, tersengat listrik, dan terkena penyakit.
Banyak cara untuk mencegah banjir datang kembali. Walaupun pemerintah sudah menyiapkan rencana-
rencana untuk menanggulangi banjir, tapi nggak ada salahnya kalau pencegahan banjir dimulai dari diri
kita masing-masing.
Istilah ini memang benar adanya, buang sampah harus pada tempatnya. Sampah yang berserakan bisa
membuat selokan atau saluran air tersumbat. Akibatnya, air sungai tidak bisa mengalir dengan lancar ke
laut, sehingga meluap menjadi banjir.
Cobalah untuk menanam pohon dan rumput di halaman rumah. Ini berfungsi sebagai daerah resapan
air. Selain baik untuk musim hujan, hal ini juga baik untuk musim kemarau untuk menyimpan cadangan
air.
Bersihkanlah selokan rumah secara berkala agar kotoran tidak ikut mengalir. Karena kotoran yang ada di
selokan bisa memperbesar peluang terjadinya banjir.
4. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering
menimbulkan banjir.
5. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
7. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
8. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi aktifitas di
bagian sungai rawan banjir.
Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar Anda,
terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah.
Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan fasilitas dapur umum
dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait, bersama
pengurus RT/RW di lingkungan Anda.
Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim penanggulangan banjir di
tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung Jawab Posko Banjir.
Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali,
tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi.
Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi,
meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.
Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang curah hujan dan
posisi air pada pintu air.
Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek gas dan lilin,
selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi, gula, kopi,
teh dan persediaan air bersih.
1. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah
yang terkena bencana,
2. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk
diseberangi.
3. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera
mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
4. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti
Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.
1. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan
antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
2. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering
berjangkit setelah kejadian banjir.
3. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau binatang
penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
BAB V
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas Menggunakan kerangka teori sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka
kesimpulannya sebagai berikut :
Partisipasi masyarakat daam menanggulangi masalah banjir masih sangat kurang. Begitu juga dengan
Peran pemerintah masih sangat dominan pada setiap tahap bencana. Partisipasi masyarakat yang
merupakan critical player pada tahap sebelum bencana, memiliki pengaruh sangat kecil dalam proses
dan implementasi kebijakan. Tingkat partisipasi terbaik yang terjadi baru pada tingkat consultation. Pada
beberapa kegiatan masih pada tingkat information. Di tahap ini masyarakat masih sebagai obyek
program/kegiatan pemerintah.
Partisipasi telah dimulai pada tingkat partnership pada lingkup lingkungan setempat yang dilaksanakan
secara spontan. Kegiatan tanggap darurat, di saat bencana banjir datang, partisipasi masyarakat
seimbang dengan stakeholder lainnya. Tingkat partisipasi yang dicapai adalah partnership, baik secara
individu maupun kelompok organisasi sosial. Pada tahapan rehabilitasi setelah bencana, pemerintah
kembali dominan, terutama dalam kegiatan fisik.
Partisipasi masyarakat hanya sebatas consultation. Tingkat partisipasi risk sharing dan partnership
dilakukan lingkup lingkungan setempat.dan Kebijakan pemerintah daerah tentang penanggulangan
bencana masih sangat terbatas
1. Saran
Banjir Merupakan salah satu Fenomena Bencana alam yang disebabkan Terlalu banyaknya air, Banjir
Bisa dicegah Dengan Cara sederhana diantaranya, Menjaga Kebersihan, terutama di area sungai,
Membuat gorong-gorong dan lain-lain, Perlu Diingatkan bahwa Peran Manusia Sangat Berpengaruh
Pada hal tersebut. Serta kerjasama pihak yang terlibat untuk mengantisipasi bencana banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Maryono A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, dan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Rukmana R. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Situs: http://afrahda.blogspot.com/2016/04/banjir.html
http://lemlit.unlam.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/yudi-firmanul-a.pdf
Hidayat. 2007. Ilmu Alam Fenomena Alam Sekitar. Bandung : PT Sarana Panca Karya Nusa.
Situs: http://dikinuwa.blogspot.co.id/2016/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Situs: https://smak4.bpkpenaburjakarta.sch.id