Askep PTM - Widyastuti
Askep PTM - Widyastuti
Askep PTM - Widyastuti
M DENGAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR (HIPERTENSI) DI DUSUN SARON RT 01 DESA
RAMBEANAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUNGKID
Disusun oleh :
Widyastuti
NPM : 21.0604.0048
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi
afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen
yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih,
kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling
menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap
anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak
pasangan sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi,
misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu
dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini
keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai
budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan
makan, pakaian, dan tempat tinggal.
c. Pengkajian
Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai
cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota
keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-
masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai
nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengaan kesehatan.
5) Fungsi keluarga :
a) Fungsi afèktif, yaitu perlu dikaji gambaran diri
anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
I. DATA UMUM
1. Nama KK : Tn.M
2. Alamat : Saron Rt 01, Rambeanak, Mungkid
3. Pekerjaan KK : Buruh
4. Pendidikan KK : SMP
5. Komposisi keluarga :
Genogram
Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
: ikatan perkawinan
: klien (Ny. S)
6. Tipe keluarga
Keluarga Tn. M memiliki tipe middle age family yaitu keluarga
yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya, karena keluarga Tn.M
dan istri yang tinggal dalam satu rumah. Tidak ada masalah dalam
keluarga Tn. M.
7. Suku bangsa : Jawa / Indonesia
Suku bangsa Tn. M merupakan suku Jawa, Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Jawa, tidak ada kebiasaan keluarga yang
mempengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
8. Agama
Keluarga Tn.M beragama islam. Tn.M dan istri selalu
melaksanakan ibadah sholat 5 waktu berjamaah di masjid dan mengikuti
pengajian rutin di kampungnya. Tn.M selalu mengajarkan keluarganya
untuk menjunjung tinggi agamanya.
TERAS RUMAH
KAMAR
RUANG TAMU
KAMAR
a. Pendek : Stressor jangka pendek yang dipikir keluarga saat ini yaitu
memikirkan agar penyakit Tn.M tidak kambuh lagi.
b. Panjang : Saat ini keluarga Tn.M memikirkan biaya untuk pengobatan
secara rutin Ny. S.
31. Kemampuan keluarga berespon thd situasi/stressor
Keluarga Tn.M selalu melakukan musyawarah dalam
menyelesaikan masalah baik dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.
32. Sumber koping yang digunakan
Keluarga Tn.M apabila ada masalah baik dalam keluarga atau
masyarakat selalu menyelesaikannya dengan musyawarah.
33. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi semua
kembali lagi pada Allah SWT.
VII. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga
ANALISA DATA
DO :
TD : 165/100 mmHg
N : 74 x/M
S : 36,50C
R: 20x/M
2 DS : Ketidakmampuan Deficit pengetahuan
- Keluarga mengatakan keluarga dalam mengenal tentang hipertensi
mengetahui Ny. S masalah kesehatan (D.0111)
mengalami darah tinggi
- Keluarga mengatakan
tidak mengetahui tanda
gejala bila hipertensi
Ny. S tinggi
DO :
- Keluarga tampak
bingung saat diberi
pertanyaan mengenai
hipertensi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PRIORITAS MASALAH
2. Defisit pengetahuan tentang Setelah dilakukan Pendidikan Edukasi kesehatan (1.12383) - Untuk mengetahui
hipertensi berhubungan kesehatan selama 3x8 jam pada Ny. - Identifikasi kesiapan dan pengetahuan keluarga
dengan Ketidakmampuan S diharapakan masalah dapat teratasi kemampuan menerima tentang penyakit
keluarga dalam mengenal dengan kriteria hasil: informasi hipertensi
masalah kesehatan Tingkat pengetahuan (L.12111) - Sediakan materi dan media - Untuk memberikan
- Pengetahuan keluarga tentang Pendidikan kesehatan pengetahuan tentang
hipertensi meningkat - Jadwalkan Pendidikan penyakit hipertensi
- Keluarga mengetahui cara kesehatan sesuai jadwal dan tanda gejalanya
mengatasi hipertensi - Jelaskan factor resiko yang
- Perilaku sesuai dengan mempengaruhi kesehatan
pengetahuan cukup - Berikan kesempatan untuk
meningkat bertanya
VII. IMPLEMENTASI
No Hari/ Diagnosa keperawatan Implementasi Respon Paraf
tanggal
1. Nyeri kronis berhubungan - Mengidentifikasi lokasi Ds: Widya
dengan ketidakmampuan nyeri - Ny. S mengatakan nyeri
keluarga merawat keluarga (pegel di tengkuk)
yang sakit - Ny. S mengatakan leher
masih agak pegel
Do:
- Ny. S tampak
memegangi bagian
tengkuk
- Mengajarkan Teknik non Ds: Widya
farmakologi mengurangi - Ny. S mengatakan
nyeri (Teknik nafas dalam) sudah melakukan
Teknik nafas dalam
Do:
- Ny.s tampak sudah
melakukan Teknik
- Menjelaskan periode dan nafas dalam Widya
pemicu nyeri Ds:
- Ny. S mengatakan
sudah mengetahui
pemicu nyeri (pegel di
tengkuk)
Do:
- Ny. S tampak sudah
menjelaskan pemicu
- Mengecek tanda-tanda vital nyeri Widya
Ds:
- Ny. S mengatakan
pusing
Do:
- Td : 165/100 mmHg
2. - Memonitor tanda-tanda vital Do: Widya
- Td: 150/90 mmHg
- Memberikan Teknik non- Ds: Widya
farmakologi (akupresure) - Ny. S mengatakan nyeri
kepala berkurang
Do:
- Ny. S tampak rileks dan
tenang
Ds: Widya
- Mengidentifikasi nyeri
- Ny. S mengatakan nyeri
berkurang di bagian
kepala dan tengkuk
Do:
- Ny. S tampak rileks
3. S: Widya
- Ny. S mengatakan sudah tidak nyeri kepala
dan rasa pegal sudah sedikit hilang
O:
- Ny. S tampak rileks
- Ny. S tampak tidak merasakan nyeri
A:
- Nyeri kronis teratasi nyeri berkurang dan
tidak pusing
- Nyeri kronis teratasi
P:
- Anjurkan klien untuk malakukan terapi non
farmakologis (teknik nafas dalam,
akupresure, senam hipertensi) secara mandiri
untuk mengontrol hipertensi dan mengatasi
nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016). Hubungan Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi
pada Lansia di Puskesmas Ranomut Kota Manado.
Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni,
Cikarang Barat Tahun 2012. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5
(1) : 20-25.
Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2007). Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.
Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi.
Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
Heniwati. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.
H. Hadi Martono Kris Pranaka. (2014-2015). Geriatri Edisi ke-5. Jakarta: FKUI.
Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular, Panduan Klinis. Bandung: Alfa Beta.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2009). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Sarkomo. (2016). Mencegah Stroke Berulang. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/1444261/ gambaran tingkat kecemasan
keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang mawar, tanggal 06-09-2016 Jam 09.00 WIB.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi SecaraTerpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of reise blood pressure or contain the according to national
circumstances
Wolf, II. (2008). Hipertensi. Jakarta: Gramedia.