Makalah Peranan Kehidupan Beragama Bagi Perwujudan Kerunan Dan Kestabilan Nasional Di Indonesia
Makalah Peranan Kehidupan Beragama Bagi Perwujudan Kerunan Dan Kestabilan Nasional Di Indonesia
Makalah Peranan Kehidupan Beragama Bagi Perwujudan Kerunan Dan Kestabilan Nasional Di Indonesia
Oleh :
Novia NIM.5402420053
ROMBEL 2
JURUSAN PKK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, saya ucapkan puji syukur dan rasa terima kasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah berjudul “Peranan
Kehidupan Beragama Bagi Perwujudan Kerukunan dan Stabilitas Nasional di
Indonesia,” ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ucapan
terima kasih juga saya sampaikan kepada dosen mata kuliah Pendidikan Agama
Kristen yaitu Bapak Pdt. Bambang Santosa, SH, SSi yang telah memberikan saya
kesempatan untuk menyusun makalah ini.
Dalam menyusun makalah saya harus mencari informasi seteliti mungkin, agar
informasi yang saya gunakan dalam menyusun makalah ini benar-benar informasi
yang berwawasan luas dan membawa dampak positif bagi para pembaca. Saya
ucupkan mohon maaf bila makalah ini masih memiliki banyak kesalahan atau
kekurangan, saya menerima segala kritik serta saran agar makalah ini nantinya dapat
diperbaiki lebih baik lagi. Dan saya berharap agar makalah ini dapat dipergunakan
sebagaimana semestinya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kerukunan atar-agama?
2. Apakah kehidupan beragama benar-benar dapat mewujudkan kerukunan dan
stabilitas nasional di Indonesia?
3. Hal-hal seperti apa yang harus selalu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari,
agar kerukunan antar-agama tetap terjaga?
4. Dampak negatif apa saja yang ditimbulkan, bila tidak ada lagi sikap toleransi
dalam diri masyarakat Indonesia?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Kehidupan Beragama Sebagai Perwujud Kerukunan dan Stabilitas.
Negara Indonesia memang dikenal sebagai negara yang penuh dengan
keragaman, baik dari segi budaya, agama, suka, ras, bahasa, dan lain sebagainnya. Hal
ini didukung oleh semboyan Bangsa Indonesia, yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu
jua. Dan oleh karena itu, untuk menjaga kerunanan dan stabilitas nasional di
Indonesia, kita harus menerima adanya perbedaan-perbedaan di sekitar kita. Salah
satu perbedaan tersebut yaitu agama. Berbeda dengan keragaman lainnya, agama ini
merupakan keragaman yang mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Dari agama juga kita belajar untuk bertoleransi dengan orang
lain yang memeluk agama berbeda dengan kita. Karena kita tahu bahwa semua agama
di Indonesia mengajarkan toleransi, dan semua agama mengajarkan hal baik.
Contohnya dalam ajaran Kristen yang mengajarkan toleransi menurut Alkitab,
terdapat pada Kisah Para Rasul 10:34-35 yang berbunyi, Lalu mulailah Petrus
berbicara, katanya: “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak
membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan
yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Selain itu, ajaran toleransi juga
terdapat pada Matius 25:31-46, yang berisi, Apabila Anak Manusia datang dalam
kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di
hadapan-Nya dan Ia akan memisahka mereka seorang dari pada seorang, sama
seperti gembala memisahkan domba dari kambing dan Ia akan menempatkan
domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan
Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu
yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu
sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku
haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku
tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu
melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka
orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami
melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami
memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing,
dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau
pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami
mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu,
6
sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan
berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari
hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang
telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak
memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku
seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak
memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat
Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami
melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit,
atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab
mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu
lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya
juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi
orang benar ke dalam hidup yang kekal. Berdasarkan ayat-ayat diatas, kita sebagai
umat Kristiani dapat menarik kesimpulan untuk saling bertoleransi dengan agama
lain. Dan bila ajaran-ajaran toleransi yang diajarkan oleh setiap agama selalu
diterapkan oleh para pemeluknya, hal ni akan selalu menjadi landasan bagi
masyarakat Indonesia untuk mewujudkan kerukunan dan stabilitas nasional di
Indonesia. Karena keragaman agama yang berbeda dengan keragam lainlah yang
menjadikan agama benar-benar mampu menjadi alasan kerukunan-kerukunan
masyarakat Indonesia.
7
bertindak atau berbuat buruk kepada orang tersebut. Karena walau berbeda
agama, setiap orang pasti ingin diperlakukan dengan dengan baik.
3. Saling menolong antar-sesama. Bila orang-orang di sekitar kita membutuhkan
bantuan, kita harus membantu orang tersebut selagi kita bisa, tanpa memandang
apa agama orang tersebut. Sebab bila kita menolong orang yang hanya memiliki
agama yang sama dengan kita, hal itu akan menciptkan perselisihan.
4. Tidak mudah tersinggung. Walau kita sendiri sudah menjaga tutur kata yang
keluar dari mulut kita serta tingkah laku kita, namun seringkali ada saja
orang-orang yang malah bertingkah atau berbicara buruk yang berhubungan
dengan agama kita. Dan hal tersebut mudah sekali membuat kita tersinggung
kemudian malah membalas perbuatan mereka. Oleh karena itu, kita harus
menjadi pribadi yang tidak mudah tersinggung serta sabar, agar kita dapat
mencegah timbulnya konfik antar-agama.
5. Saling berkunjung dan menyapa. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering
berjumpa dengan orang yang kita kenal di tempat umum. Dan walau orang yang
kita kenal itu berbeda agama dengan kita, kita harus tetap menyapa merekat.
Selain itu, bila ada tetangga yang berbeda agama mengundang kita untuk hadir di
acara mereka, maka kita harus berusaha untuk dapat hadir di acara tersebut.
Karena sikap-sikap tersebutlah yang mampu menjaga keutuhan kerukunan
antar-agama.
6. Bersosialisasi antar-sesama. Selain menyapa dan berkunjung, kita juga harus
dapat bersosialisasi dengan orang-orang yang bertempat tinggal di sekitar rumah
kita. Jangan bersikap sombong, acuh, serta individualisme hanya karena
orang-orang di lingkungan tempat tinggal kita berbeda agama dengan kita.
Karena sikap-sikap tersebutlah yang menjadi pemicu perselisihan kita dengan
orang lain, dan perselisihan tersebut mampu membuat kerukuan antar-agama
menjadi terancam.
8
Tidak toleransi, artinya kita tidak menjaga tutur kata kita serta perbuatan kita
kepada orang lain karena adanya perbedaan dari diri orang tersebut. Dan hal itu kerap
membuat orang-orang yang mendengarnya dan mendapatkan perlakuan dari kita
menjadi merasa kurang nyaman. Saat orang tersebut merasa kurang nyaman, orang
tersebut akan berkemungkinan besar menegur kita. Dan kita memilih acuh kemudian
tidak mengucapkan maaf, hal tersebut akan terus berlanjut hingga timbulah konflik
antara kita dengan orang tersebut. Bila sudah ada yang namanya konflik, pasti ada
namanya pertengkaran. Pertengkaran tersebutlah yang menyebabkan pepecahan.
Tidak hanya itu, kadang-kala dalam suatu pepecahan akan menghasilakan dua kubu
yang beberda, di mana kedua kubu tersebut saling menyerang satu sama lain. Bila
sudah begitu, tidak menutup kemungkinan akan adanya korban jiwa maupun materi.
Walau terkesan sepela, kita dapat mengetahui bahwa toleransi benar-benar sangat
penting. Bila tidak adanya toleransi dalam diri kita, itu akan menjadi pemicu
timbulnya pepecahan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toleransi menjadi kunci kedamaian dari keberagaman agama, untuk
menciptakan kedamaian di sekitar kita, maka kita harus selalu menggunakan kunci
tersebut. Dari kedamaian itu, negara Indonesia dapat mampu terus terjaga dari adanya
perpecahan. Di mana kita bisa hidup saling berdampingan dengan orang-orang yang
memiliki perbedaan dengan kita. Dan bila orang lain tidak bersikap toleransi terhadap
kita, hanya karena kita berbeda dengan mereka, itu bukan berarti kita berhak
membalas perbuatan mereka dengan hal yang sama. Karena dalam ajaran agama
Kristen sendiri, kita tahu bahwa kita tidak boleh membalas kejahatan dengan
kejahatan, melainkan kita harus membalas kejahatan dengan kebaikan. Karena bila
kita membalas orang tersebut dengan perbuatan yang sama juga, itu akan membuat
kita terlibat dalam perselisihan.
3.2 Saran
Setiap orang sama, sama-sama memiliki perasaan, sama-sama memiliki rupa
yang sama, dan sama-sama ingin diperlakukan sebaik mungkin. Oleh karena itu,
perlakukan orang lain seperti kamu memperlakukan diriu sendiri. Jangan
mengeluarkan kata-kata atau berbuat sesuatu yang dapat menyinggung perasaan orang
lain, kerena kita sendiri juga tidak ingin mendapat perlakuan seperti itukan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11