Ferry Setyadi Atmadja (453091) - Tugas UTS
Ferry Setyadi Atmadja (453091) - Tugas UTS
Ferry Setyadi Atmadja (453091) - Tugas UTS
19/453091/PSP/06881
[email protected]
Magister Administrasi Publik – ISIPOL UGM 2020
2. Teori Institusional / Teori Kelembagaan merupakan hasil dari proses isomorfik, yakni
proses yang mengarahkan organisasi untuk mengadopsi praktik dari organisasi lain sebagai
solusi melalui mekanisme difusi. Secara instutional, hal ini menggambil bentuk mendasar
yang berbeda dimana inovasi menyebar.
Di Indonesia, keterkaitan UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dengan the
Civil Service Reform Act of 1978 (CSRA) dalam hal ini, mengadopsi beberapa ketentuan
CSRA. Diantaranya, Klasifikasi jabatan/SES. Kepegawaian Negara Amerika Serikat disusun
berdasarkan suatu sistem klasifikasi jabatan. Jabatan-jabatan yang ada diklasifikasi dalam 18
tingkatan/level (grades) yang disebut dengan General Schedule (GS) pada 6 eselon.
Sedangkan adopsi di Indonesia jabatan PNS, khususnya untuk Jabatan Struktural diklasifikasi
sistem klasifikasi jabatan yang disebut dengan eselonering. Masing-masing eselon memiliki
jenjang kepangkatan tertentu, yakni dari jenjang kepangkatan terendah sampai dengan
tertinggi. Hal ini terbagi dalam 17 tingkatan (I/a s/d IV/e) dalam 5 eselon. Selanjutnya,
Penilaian Kinerja / Promosi yang berbasis merit system walaupun di Indonesia belum sesuai
dengan implementasinya. Terakhir adalah Remuniasi / Tunjangan Kinerja, yakni bedasarkan
klasifikasi jabatan pegawai. Disamping itu, penetapan skala pengupahan, jika di Amerika
dengan 10 skala, di Indonesia dengan 32 skala.
4. Untuk meningkatkan angka kelompok pelamar kerja dengan biaya minimum melalui
pendekatan tradisional menurut saya tentu tidak efektif di era informasi ini, sehingga
merugikan untuk memiliki pegawai yang kuat dan beragam, Operasional strategi pertama
yang dilakukan adalah dalam proses ini perlu keterlibatan kepada calon pegawai dengan
ketangkasan melalui pendekatan yang lebih aktif terlibat dalam pencarian. Hal ini tentu dapat
mengeksplore populasi SDM potensial terkait ketertarikan mereka pada posisi tertentu. hal ini
dapat diintegrasikan melalui internet sebagai wadah segala akses informasi, sehingga lebih
mudah mencari portofolio SDM yang dicari. Dilain hal, pertimbangan karyawan internal
yang telah mengabdi menjadi suatu pertimbangan penting, hal ini tentu akan mengefisiensi
waktu dan biaya terhadap kinerja perusahaan dalam penyesuaian keterampilan yang
diinginkan dan berimbas pada peningkatan kemampuan dan loyalitas. Disamping itu,
operasional strategi selanjutnya terkait pemilihan maupun dalam identifikasi pelamar yang
memiliki kompetensi maupun keterampilan, dan lainnya perlu dikaji secara ulang. pola
pergeseran di era ini menuntut memilih pegawai berdasarkan problem-solving, abillity,
communication, adapt, flexy, dan creativity. Maupun dengan memberi pelatihan dasar dan
memperluas keterampilan dan kemampuan.
Terakhir, strategi operasional yang perlu dijalankan merupakan tindakan terkait upaya retensi
dengan cara inovatif, sehingga pegawai merasa puas dan produktif. Hal ini mungkin akan
sejalan dengan peningkatan kinerja lembaga pemerintahan. Pemahaman terhadap pegawai
adalah langkah awal dalam hal ini. Ini dikarenakan untuk menganalisa kerugian bila
ditinggalkan pegawainya. Dilain hal, perlunya pendektan secara intens kepada mereka
sehingga mereka akan merasa terlibat atas program maupun keadaan lembaga pemerintahaan
yang sedang berjalan serta mendengarkan masukan-masukan yang mereka keluhkan maupun
solusi yang patut menjadi pertimbangan. Akibat dari ini, lembaga pemerintah tentu dapat
mengembangkan program yang ada, dan dapat memertimbangkan kondisi mereka dengan
memberikan pergeseran pekerjaan maupun peran. Terakhir, dalam memfasilitasi
memfasilitasi keberhasilan dengan kebutuhan dimasa mendatang, organisasi perlu selalu
terlibat dalam perencanaan jangka panjang untuk menentukan kompetensi dan pengetahuan
pekerjaan yang dibutuhkan, kompetensi ini sangat dipengaruhi oleh pegawai-pegawai yang
telah mengabdi lama dan mendekati masa pensiun. Penambahan masa progresif menjadi
suatu solusi dimana mereka akan men-transfer-kan pengalaman dan pengetahuannya kepada
mereka yang akan menduduki suatu jabatan tertentu, bahkan dapat dijadikan menjadi
penasihat.