LP Asma Bronkial
LP Asma Bronkial
LP Asma Bronkial
GEBRIELA S LELAPARY
NS0619015
CI INSTITUSI
(…………………………...........................)
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA
A. Definisi
keluarga, serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap
dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hbungan yang
B. Tipe Keluarga
Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
berkembang menjadi :
Keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau
kehilangan pasangannya.
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay
3. Keluarga yang memiliki anak 2. Kelurga dengan anak baru lahir (usia anak
4. Keluarga yang memiliki anak 5. Keluarga dengan anak remaja (usia anak
rumah)
perkembangannya :
dan kegiatan
memuaskan pasangannya
anak
baru di masyarakat
rumah
pertengahan pasangan
keluarga.
merawat
D. Struktur Keluarga
Menurut Parad dan Caplan yang diadopsi oleh Friedman mengatakan ada
informal.
tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada
mendukung kesehatan.
kelompok lain.
1. Keluarga Pra-sejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,
atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih
dalam seminggu.
tetap.
berumur 10 – 60 tahun.
Anak hidup 2 atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini memakai
kontrasepsi.
agama.
penghasilan tetap.
E. Fungsi Keluarga
tercapai.
orangtuanya.
placement function)
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu
kelangsungan keluarga.
disekitarnya.
3. Fungsi pendidikan : keluarga yang mempunyai peran dan tanggung
kehidupan dewasanya.
luar rumah.
F. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
yang saling berhubungan dan tergantung satu dengan yang lain dalam waktu
kleuarga.
berikut :
Lingkungan
Umpan balik
Keterangan :
keluarga, aturan dari lingkungan (masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan
sebagainya.
keluarga.
Luaran (output) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk perilaku keluarga :
lingkungan/masyarakat di sekitarnya.
Suatu sistem yang kurang mempunyai kesempatan, kurang mau menerima atau
Masyarakat luas
Komunitas
Sistem
yang lain
Sistem Sistem
kesehatan kesehatan
Keluarga dengan
karakteristiknya
Sistem Sistem
kesehatan kesehatan
Karakteristik keluarga sebagai sistem :
menyalahkan, kacau,
membingungkan.
sesuai kebutuhan.
Pendapat terbatas
mendapat dukungan
untuk
mengembangkan
diri.
1. Pengkajian
kesejahteraan keluarga.
a. Pengumpulan Data
lainnya.
1) Identitas keluarga
2) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah
dialami.
3) Anggota keluarga
b. Analisa Data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan yang meliputi rumah, sumber air
3) Karakteristik keluarga.
c. Perumusan Masalah
mendalam tentang situasi kesehatan lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut
1) Ancaman kesehatan
2) Kurang/tidak sehat
3) Situasi krisis
Masalah keperawatan yang dapat muncul yaitu : ketidakmampuan keluarga dalam
d) Prioritas masalah
disebabkan karena :
2. Prioritas Masalah
No. Kriteria
Skala :
Krisis ........................................... 1
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah .......................................... 2
Skala :
Skala :
Tinggi .......................................... 3
Cukup ......................................... 2
Rendah ....................................... 1
4.
Skala :
skor
Kemudian skoring = × bobot
angkatertinggi
3. Perencanaan
b. Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dengan
diidentifikasi.
a. Memodifikasi perilaku
b. Pembuatan kontrak
d. Strategi-strategi kolaboratif
kerangka
g. Modifikasi lingkungan
h. Advokasi keluarga
k. Model peran
m. Suplementasi peran
4. Pelaksanaan
antaranya
5. Evaluasi
selalu berkaitan dangan tujuan, apabila dalam evaluasi tidak tercapai maka perlu
a. Kriteria kebersihan
b. Standar keperawatan
c. Perubahan perilaku
dalam keluarga.
Kedokteran EGC.
Jakarta:EGC.
http://sunartihalim.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-tahap-
perkembangan.html
http://riwayataskep.blogspot.com/2013/02/askep-keluarga-prasekolah.html
http://books.google.co.id/books?
id=k04S1VhNLWoC&pg=PA9&lpg=PA9&dq=diagnosa+potensial+dan+
intervensi&source=bl&ots=x0bcCjKXSe&sig=zCjX4C_cims28c96azRJU
Io8G3g&hl=en&sa=X&ei=v4oWU-
eHHoKPrQeVhICADg&redir_esc=y#v=onepage&q=diagnosa
%20potensial%20dan%20intervensi&f=false
LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONKIAL
I. KONDISI MEDISI
A. DEFISINI
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang
menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara.
Asma dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Asma brongkial
Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap
rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan
bahan lain penyebab alergi. Gejala kemunculannya sangat mendadak,
sehingga gangguan asma bisa datang tiba-tiba. Jika tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya, risiko kematian bisa saja datang. Gangguan
asma brongkial bisa muncul lantaran adanya radang yang
mengakibatkan penyempitan saluran pernafasan bagian bawah.
Penyempitan ini akibat berkerutnya otot polos saluran pernafasan,
pembengkakan selaput lender, dan pembentukan timbunan lender yang
berlebihan.
2. Asma kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung, gejala asma kardial
biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak nafas yang hebat.
Kejadian ini disebut nocturnal paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi
pada saat penderita sedang tidur.
B. KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya asma bronkial dapat di klasifikasikan menjadi 3
tipe, yaitu :
1. Ekstrinsik (alergin)
Ditandai dengan reaksi alergin yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik seperti debu, serbuk bunga, bulu inatang, obat-
obatan (anti biotik dan aspirin) dan spora jamur.
2. Instrinsik (non alergin)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergin yang beraksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau diketahui seperti udara dingin atau juga bisa
disebabkan oleh adanya instensi saluran pernafasan dan emosi.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergin dan non alergin.
C. ETIOLOGI
Sebagai pemicu timbulnya serangan dapat berupa infeksi (infeksi virus RSV),
iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara), inhalan (debu, kapuk,
tungau, sisa-sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat),
makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji-bijian, tomat), obat
(aspirin), kegiatan fisik (olahraga berat, kecapaian, tertawa terbahak-bahak)
dan emosi.
D. PATOFISIOLOGI
Zat oksigen masuk dalam tubuh melalui pernafasan, mulut, dan kontak
kulit. Dari jenis allergen yang masuk ke dalam tubuh, bila pada orang yang
atopic tidak akan menyebabkan apa-apa. Bila jenis allergen masuk ke dalam
tubuh orang yang mempunyai factor keturunan untuk bereaksi terhadap bahan
allergen akan menyebabkan alergik.
Akibat reaksi dari tubuh untuk melepaskan zat histamine
menyebabkan reaksi kontraksi otot-otot polos saluran pernafasan sehingga
terjadi broncopasme. Broncopasme akan timbul kerusakan dinding bronkus
yang akan mengakibatkan pemeabilitas kapiler yang berperan edema mukosa.
Dari edema mukosa akan menimbulkan peningkatan sekresi kelenjar
mukosa dan peningkatan produksi sputum sebagai akibatnya akan terjadi
penyempitan saluran pernafasan kemudian menghambat saluran pernafasan.
Karena hambatan aliran nafas yang menyebabkan gangguan aliran
udara terjadi hipoventilasi karena hipersekresi sputum yang tertahan sehingga
menyebabkan jalan nafas tidak efektif dimana gejala dan tanda yang munul
pada pendeita asma bronkial terjadi sesak nafas, bunyi nafas tidak normal
(weezhing), batuk yang menerus dan semakin lamam terjadinya serangan
akan mengakibatkan kurangnya tenaga atau kelemahan, serta tidak nafsu
makan, dalam kondisi demikain akan mengakibatkan perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan pemenuhan istirahat tidur, intileransi
aktivitas dan mengalami penurunan perawatan diri sendiri.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang lazim muncul pada asma bronkial adalah batuk, dyspnea,
dan mengi. Biasanya penedrita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan
gejala klinis, tapi pada saat seranagn penderita tampak bernafas cepat dan
daam gelisah dan duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot0otot
bantu pernafasan bekerja dengan keras.
Selain gelisah tersebut ada beberapa gejala menyertainya :
1. Gelisah
2. Takipnea
3. Nyeri di abdomen karena terlihat otot abdomen dalam pernafasan
4. Tidak toleran terhadap aktivitas makan, berjalan, bahkan berbicara
5. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada
dosertai pernafasan lambat.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemerikasaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu
serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambahdan peleburan rongga intercostalis, serta
difragma yang menurun.
2. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai allergen yang
dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma
3. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi
menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada
emfisema paru.
4. Scanning paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi
udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
G. PENATALAKSANAAN
Perinsip umum pengibatan asma bronkial :
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera
2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan
serangan asma
3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai
asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya
Pengobatan pada penyakit asma bronkial :
B. DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d keletihan otot pernafasan, hiperventilasi,
keletihan
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d penumpukan mucus pada jalan
nafas
3. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi pefusi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
C. INTERVENSI
DX.1 Ketidakefektifan pola nafas b/d keletihan otot pernafasan,
hiperventilasi, keletihan
NOC NIC
- Status Pernafasan Monitor Pernafasan
- Status pernafasan : pertukaran gas 1. Monitor tanda-tanda vital
- Status Pernafasan : Ventilasi 2. Monitor kecepatan, irama,
Dengan Kriteria hasil : kedalaman, dan kesulitan bernafas
- Dyspneu saat istirahat 3. Monitor suara nafas tambahan
dipertahankan pada skala 4 (berat)
ditingkatkan ke skala 4 (ringan) Manajemen Asma
- Dyspneu dengan aktivitas ringan 4. Identifikasi Pemicu yang
dipertahankan ke skala 3 (cukup) diketahui
ditingkatkan ke skala 5 (tidak ada) 5. Ajarkan teknik pengobatan yang
- Sianosis dipertahankan pada skala tepat (Mis, Inhaler, Nebulizer)
3 (cukup) ditingkatkan ke skala 5
(tidak ada) Terapi Oksigen
- Suara nafas tambahan 6. Berikan terapi oksigen sesuai
dipertahankan pada skala 2 (berat) kebutuhan
ditngkatkan ke skala 5 (tidak ada)
- Penggunaan otot bantu
pernapasan dipertahankan pada
skala 2 (berat) ditingkatkan ke
skala 5 (tidak ada)
NOC NIC
- Status Pernafasan : kepatenan Monitor Pernafasan
jalan nafas 1. Monitor tanda-tanda vital
Dengan Kriteria hasil : 2. Monitor kecepatan, irama,
kedalaman, dan kesulitan
- Pernafasan cuping hidung
bernafas
dipertahankan pada skala 3
3. Monitor suara nafas tambahan
(cukup) ditingkatkan ke skala 5
(tidak ada)
Manajemen Jalan Nafas
- Akumulasi sputum dipertahankan
4. Berikan posisi yang nyaman
pada skala 2 (berat) ditingkatkan
(semi fowler)
ke skala 5 (tidak ada)
5. Instruksikan pasien melakukan
- Dyspneu saat istirahat
batuk efektif
dipertahankan pada skala 4 (berat)
6. Kolaborasikan penyedotan lendir
ditingkatkan ke skala 4 (ringan)
(suction)
- Dyspneu dengan aktivitas ringan
7. Ajarkan teknik pengobatan yang
dipertahankan ke skala 3 (cukup)
tepat (Mis, Inhaler, Nebulizer)
ditingkatkan ke skala 5 (tidak ada)
- Suara nafas tambahan Terapi Oksigen
dipertahankan pada skala 2 (berat) 8. Berikan oksigen sesuai dengan
ditngkatkan ke skala 5 (tidak ada) kebutuhan
- Penggunaan otot bantu
pernapasan dipertahankan pada
skala 2 (berat) ditingkatkan ke
skala 5 (tidak ada)
NOC NIC
- Status pernafasan : pertukaran gas Monitor Pernafasan
Dengan Kriteria hasil : 1. Monitor tanda-tanda vital
- Dyspneu saat istirahat 2. Monitor kecepatan, irama,
dipertahankan pada skala 4 (berat) kedalaman, dan kesulitan bernafas
ditingkatkan ke skala 4 (ringan) 3. Monitor suara nafas tambahan
- Dyspneu dengan aktivitas ringan
dipertahankan ke skala 3 (cukup) Manajemen Jalan Nafas
ditingkatkan ke skala 5 (tidak 4. Berikan posisi yang nyaman
ada) (semi fowler)
- Sianosis dipertahankan pada skala 5. Instruksikan pasien melakukan
3 (cukup) ditingkatkan ke skala 5 batuk efektif
(tidak ada) 6. Kolaborasikan penyedotan lendir
(suction)
7. Ajarkan teknik pengobatan yang
tepat (Mis, Inhaler, Nebulizer)
Terapi Oksigen
8. Berikan terapi oksigen sesuai
kebutuhan
NOC NIC
- Toleransi terhadap aktivitas Aktivity Therapy
- Daya Tahan
1. Kaji aktivitas yang mampu
Dengan Kriteria hasil :
dilakukukan oleh pasien
- Aktifitas fisik dipertahankan pada 2. Bantu pasien untuk memilih
skala 2 (banyak terganggu)
aktivitas sesuai dengan
ditingkatkan ke skala 5 (tidak
terganggu) kemampuan
- Melakukan aktivitas rutin 3. Anjurkan pasien untuk banyak
dipertahankan ke skala 3 (cukup beristirahat
terganggu) ditingkatkan ke skala 5 4. Anjurkan keluarga untuk
(tidak terganggu membantu pasien dalam
- Kelelahan dipertahankan pada melakukan aktivitas
skala 3 (sedang) ditingkatkan ke
skala 5 (tidak ada)
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah tahap pelaksanaan terhadap tindakan keperawatan
yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi
dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi di samping itu
juga dibutuhkan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan
cermat dan efisien dalam situasi yang tepat dengan selalu memperlibatkan
keadaan psikososial.
E. EVALUASI
Merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan kegiatan evaluasi ini
adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi
keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan. 3 alternatif
dalam menentukan tujuan tercapai :
1. Berhasil, perilaku pasien sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau
tanggal ditetapkan tujuan
2. Tercapai, menunjukkan perilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam
tujuan
3. Belum tercapai, tidak mampu menunjukkan sama sekali perilaku yang
diharapkan.
PENYIMAPNGAN KDM
Gangguan Pertukaran
Gas
Kelemahan dan
keletihan
Penyempitan jalan
nafas
Intoleransi Aktivitas
Ketidakefektifan Pola
Nafas
DAFTAR PUSTAKA
Nuratif Huda Amir, Kusuma Narasi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasrkan
Diagnosa Medis Dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta.Medication Publishing.
Ayah Ibu
Anak Anak
D. Fungsi Keluarga
Klien mengatakan yang menjadi tulang punggung keluarga yaitu suaminya dank lien
hanya membantu suaminya
No Nama Umur Gender Hubungan Pendidikan Pekerjaan Status
(Inisial) Kesehatan
(L/P ) Dg KK
K. Psikososial
Klien mengatakan sering bergaul dengan tetangganya dan jika ada kegiatan masyarakat
klien selalu hadir.
M. Pemeriksaan fisik
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/i
Suhu badan : 36 ºC
Pernafasan : 26 x/i
N. Pengkajian lingkungan
Klien mengatakan di daerah lingkungan rumahnya sangat nyaman dan tenang tanpa ada
suara bising dan jauh dari kota pengolaan limbah,sampah klien di buang di tempat
sampah depan rumahnya, dan klien mempunyai wc sendiri didalam rumahnya.