KTI Hidayatun Najah-2-2-2
KTI Hidayatun Najah-2-2-2
KTI Hidayatun Najah-2-2-2
PENDAHULUAN
suatu negara dapat dilihat dari kualitas para generasi penerusnya. Kesehatan
merupakan salah satu faktor utama dan sangat penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Ketika kondisi kesehatan anak kurang sehat, maka
(Inten & Permatasari, 2019). Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah
infeksi yang harus cepat didiagnosis agar tidak semakin parah. Penyakit
infeksi merupakan penyakit yang mudah menyerang anak, hal ini dikarenakan
anak belum mempunyai sistem imun yang baik (Mutsaqof et al, 2016).
sekitar dua miliar kasus penyakit diare di seluruh dunia setiap tahunnya,
dan 1,9 juta anak dibawah usia 5 tahun meninggal karena diare. Dari semua
kematian anak akibat diare, 78% terjadi di Afrika Tenggara dan wilayah
keenceran, serta frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah (Rospita et
al, 2017). Sedangkan pengertian diare menurut Zein (2004) diare atau
mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak
berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam.
merupakan penyakit yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2017
756 orang dan kematian 36 orang (4,76%). Bila dilihat perkelompok umur
terdeteksi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16,7%. Sedangkan menurut
jenis kelamin prevalensi laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu 8,9%
sering pada anak, dan memantau status tanda-tanda vital (PPNI, 2018).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dengan diare.
dengan diare.
dengan diare.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
tinja dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali
dalam kurun waktu satu hari (Prawati & Haqi, 2019). Diare adalah kondisi
dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga
kali atau lebih) dalam satu hari (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
suatu keadaan dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari biasanya (> 3
kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja lebih encer atau berair dengan
2. Etiologi
105
b. Faktor malabsorpsi, dimana malabsorpsi ini biasa terjadi terhadap
c. Faktor Risiko
susu.
106
3. Anatomi Fisiologi Pencernaan
Gambar 2.1
Anatomo Fisiologi Pencernaan
Sumber : (Syaifuddin, 2016)
usus halus dan usus besar. Fungsi utama system pencernaan adalah
(air, elektrolit, dan zat gizi). Sebelum zat ini diperoleh tubuh makanan
107
4. Patofisiologi
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan usus.
meningkat.
rongga usus sehingga terjadi diare. Pada factor makanan dapat terjadi
apabila toksin yang ada tidak diserap dengan baik sehingga terjadi
5. Manifestasi Klinis
sebagai berikut :
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
108
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
dengan empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
g. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
6. Pemeriksaan Penunjang
Ph dan kadar gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
109
7. Pathway Diare
infeksi makanan
Psikologi
Pergeseran air
dan
elektrolit ke usus
Diare (D0020)
Nafsu makan
menurun
Hilang cairan & Gg Integritas Kulit
elektrolit berlebihan (D0129)
Defisit Nutrisi
Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik (D0019)
cairan & elektrolit
Sesak
Dehidrasi
BAB III
1. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Fisik Klien Anak Dengan Diare
111
a. Kepala Kepala tidak ada kelainan, Bentuk kepala normal,
rambut pendek, kulit rambut kulit kepala bersih tidak
bersih, kelopak mata bersih ada ketombe dengan
tidak anemis pada rambut hitam tidak ada
konjungtiva, mukosa mulut uban.
kering, tidak ada masalah Hasil pemeriksaan muka
dari mata palpebra tidak
kemampuan menelan,hidung
ada oedem, konjungtiva
bersih tidak ada peradangan, tidak anemis, sklera tidak
telinga bersih tidak ada ikterik, pupil isokor,
kelainan, tidak terdapat diameter kanan kiri
kuman pada lubang telinga. simetris, reflek terhadap
cahaya baik, dan tidak
menggunakan alat bantu
penglihatan.
Pemeriksaan hidung
bersih, simetris, tidak ada
jejas dan tidak ada secret.
Pemeriksaan mulut dengan
hasill simetris, warna bibir
pucat mukosa kering, dan
kebersihan cukup.
Kemampuan mengunyah
normal,kemampuan
menelan normal.
b. Leher Tidak ada pembesaran pada Tidak ada data
leher.
c. dada Bentuk dada simetris antara Bentuk dada simetris
kanan dan kiri, gerakkan antara kanan dan kiri tidak
dada simetris kanan dan kiri. ada jejas.
d. Punggung Tidak ada data Tidak ada data
e. Perut Tidak ada data normal
f.Genetalia Bersih tidak ada kelainan. Tidak ada kelainan
g. Anus dan Rektum Tampak kemerahan daerah Tidak ada kelainan. Colon
anus. dan Rektum normal.
h. Tulang Belakang Crt < 3 detik, clubbing finger Ekstermitas kanan dan kiri
normal. bawah tidak ada oedem,
Ekstermitas
tidak ada varises dikaki.
Pada ekstermitas bagian
atas akral teraba hangat,
perfusi baik, refleks
Palpasi
112
c. Perut Peristaltik usus 24 x/menit
Perkusi
6. Sistem saraf
a. Fungsi cerebral Baik tidak ada gangguan Tidak ada data
b. Keadaran Composmentis
c. Bicara -
ekspresive
Tabel 4.3
Hasil Pemeriksaan Penunjang Klien Anak Dengan Diare
113
1. Laboratorium Hasilpemeriksaan Hasil pemeriksaan
laboratorium hematologi laboratorium
Wbc: 5,6 103/UL Hgb : 13,3 L,g,dl
HgB: 10,2 9/dl Leukosit : 19,9 103/ul
Hct: 29,1 % Hematokrit : 38%
MCV: 79,3 FI Trombosit : 417 k/ul
MCH: 27,8 Pg Basofil : 0.0%
RBC: 3,6 106/UL Eosinofil : 0,0%
Netrofil Batang : 1,0%
Netrofit Segmen : 86,0%
Limfosit : 11,0
Monosit : 2,0%
Elektrolit darah natrium :
133. Mmol/L
Kalium : 5,07 mmol/L
Klorida : 117 mmol/L
Sumber : Sinaga (2018), Fatimawati (2017)
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.5
Diagnosa Keprawatan Klien Anak Dengan Diare
DO:
• Nampak BAB encer 3 x Berkembang diusus
/sehari
• Peristaltik usus 24 x/
menit
Hipersekresi air dan
• Anak tampak lemah dan elektrolit
lemas
Diare
114
2. DS: Kekurangan volume Diare
• Ibu Klien mengatakan cairan
anaknya BAB sejak 5 hari
yang lalu.
Frekuensi BAB
• Ibu klien mengatakan
meningkat
anaknya BAB encer ± 3
x / sehari.
• Ibu mengatakan anaknya
lemas. DO: Hilangnya cairan dan
• Nampak BAB encer 3 x / elektrolit berlebihan
sehari.
• Mukosa bibir kering
• Turgor kulit kering. Gangguan
• Klien tampak lemah dan Keseimbangan cairan
lemas. dan elektrolit
• Tana-tanda vital
a. Nadi : 138x/menit
b. Pernapasan :
30x/menit Dehidrasi
c. Suhu : 37 C
• IV terpasang RL 18 tpm.
Risiko kekurangan
volume cairan
Klien 2
1. DS: Kekurangan volume Kehilangan cairan aktif
• Ibu klien mengatakan cairan
An. R BAB 4 -7 kali
dalam sehari, sebelum
dibawa ke Rs mencret
(BAB) tanpa ampas. An.
R mengalami mual
muntah > 3x. Anak R
tidak pernah mengalami
penyakit ini sebelumnya.
DO:
• Klien tidak mau untuk
minum
• Klien lemas, bibir
kering, turgor kulit tidak
elastis, mata cekung,
kulit berekeringat, klien
rewel, tanda- tanda vital
S: 37,6 oC
N: 105 x /menit
RR: 26 x/menit
• BB 13,5 kg, TB 92 cm
• Hasil laboratorium Hgb :
13,3 L,g,dl
Leukosit : 19,9 103/ul
Hematokrit : 38%
Trombosit : 417 k/ul
Basofil : 0.0%
Eosinofil : 0,0%
115
Netrofil Batang : 1,0%
Netrofit Segmen : 86,0%
Limfosit : 11,0
Monosit : 2,0%
Elektrolit darah natrium :
133. Mmol/L
Kalium : 5,07 mmol/L
Klorida : 117 mmol/L
2. DS: Ketidakseimbangan Tidak ada data
• Ibu klien mengatakan An. nutrisi kurang dari
R tidak mau makan, kebutuhan tubuh
adanya mual dan muntah.
DO:
• Ku : Lemah
• Klien rewel
• Membrane mukosa pucat
• Penurunan berat
badan.
• Kelemahan otot untuk
menelan,
ketidakmampuan
memakanan makanan,
menghabiskan ½ sendok
dari porsi makan.
• Terpasang infus NACL
16 tpm.
116
c. Perencanaan
Tabel 4.6
Intervensi Keperawatan Klien Anak Dengan Diare
117
4. Menunjukan pemahaman
dalam proses perbaikan
kulit dan mencegah
terjadinya cedera
berulang
5. Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan
118
disediakan
Sumber : Sinaga (2018), Fatimawati (2017)
d. Implementasi
Tabel 4.7
Implementasi Keperawatan Klien Anak Dengan Diare
Penatalaksanaan pemberian
medikasi infuse
12:30 Tidak ada data
119
Selasa
26 Juni 2018
09:00 Menganjurkan kepada ibu klien Tidak ada data
untuk memberikan obat anti diare
pada klien
Penatalaksanaan pemberian
11:00 medikasi infuse
Tidak ada data
Mengoleskan lotion atau baby oil
pada daerah anus
12:00 Tidak ada data
Rabu
27 Juni 2018 Menganjurkan kepada ibu klien Tidak ada data
09:00 untuk memberikan obat anti diare
pada klien
Penatalaksanaan pemberian
12:00 medikasi infuse
Tidak ada data
Klien 2
120
20/01/2016 • Makanan bubur
08:30 Kaji tanda – tanda vital klien terutama kuahnya
• P : 105 x/menit RR :
09:20 26 x/menit
Kaji tanda – tanda dehidrasi. T : 37, 6 C
• Mukosa bibir
09:30 Kaji intake dan output cairan lembab
• Minuman sudah
09:35 Anjurkan keluarga untuk diberikan sedikit
memberikan minum sedikit tapi tapi sering
sering • Cairan masuk
melalui infuse
10: 40
Kolaborasi dengan tim medis NACL 500 cc
dalam pemberian obat dan cairan • BAB masih encer >
infus RL gtt 16 x/m, oralit 4x
10:45 • Diberikan cairan
NACL dan larutan
Kaji pola nutrisi klien
11:30 oralit.
121
• Makanan bubur
14:30 Kaji tanda - tanda dehidrasi. terutama kuahnya
• P : 105 x/menit
15:25 Kaji intake dan output cairan. RR : 26 x/menit
T : 37, 6 C
• Mukosa bibir
15:40 Anjurkan keluarga memberikan
lembab
minum sedikit tapi sering
• Minumansudah
diberikansedikit
Kolaborasi dengan tim medis tapi sering
dalam pemberian obat dan cairan
15:45 • Cairan masuk
infus RL gtt 16 Kaji melalui infuse
pola nutrisi klien NACL 500 cc BAB
• masih encer > 4x
Timbang berat badan klien Diberikan cairan
• NACL dan larutan
Kaji faktor penyebab gangguan oralit.
pemenuhan klien
Makan bubur sedikit
3 x/hari
Anjurkan klien untuk meningkat •
BB : 13,5 kg
protein dan vitamin
Adanya mual
• muntah
16:35 Berikan diet dalam kondisi hangat Diet sudah
dan porsi tapi sering. diberikan
16:30
Kolaborasi dengan tim ahli gizi
17:25 dalam pemenuhan atau penentuan
diet pasien.
17:45
122
e. Evaluasi
Tabel 4.8
Evaluasi Klien 1
Dx Klien 1
Hari
S: S: S:
• Ibu klien • Ibu klien mengatakan • Ibu klien mengatakan
Mengatakan anaknya bab encer anaknya BAB satu
anaknya bab • Ibu klien mengatakan kali sehari
encer ± 3x masihadanya • Ibu klien mengatakan
Sehari kemerahan pada daerah sekitar anus
• Ibu klien daerah anus tidak nampak lagi
Mengatakan kemerahan
masih adanya
kemerahan pada
daerah anus
O: O: O:
• Fases berbentuk, BAB • Fases berbentuk, • Frekuensi BAB satu
sehari sekali tiga kali BAB sehari dua kali kali sehari
• Klien belum bisa minum • Mampu dengan konsistensi
obat mempertahankan padat
• Belum mampu turgor kulit • Turgor kulit klien
mempertahankan turgor • Keluargamulai kering
kulit mampu • Keluargamampu
• Keluarga belum mampu mempertahankan melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit mempertahankan
kelembaban kulit pada pada klien kelembaban kulit
klien • Tampakkemerahan • Pada Kulit sekitar
• Tampak kemerahan pada pada bagian anus anus klien tidak
bagian anus • Pemberian L Bio nampak kemerahan
• Pemberian L. Bio 1tab/ lagi
1tab/oral , Zink
oral , Zink 1tab/oral 1tab/oral • Pemberian L. Bio
1tab/oral , Zink
1tab/oral
A:
A: - Diare (sedang)
A:
• Diare(sedang) - Kerusakan integritas kulit
Diare teratasi , integritas
• Kerusakan integritas kulit
baik di pertahankan
P : Intervensi 1,2,3,4, dan
P : Intervensi 1,2,3,4 dan 5 di 5 di pertahankan P : Intervensi di
lanjutkan pertahankan
123
Tabel 4.9
Evaluasi Klien 2
Dx Klien 2
O: O:
• An. R tampak rewel • An. R masih sedikit
rewel
• Klien masih tidak mau
minum • An. R sudah mulai mau
minum
• Mata cekung
• An. R masih sedikit
• Turgor kulit tidak
lemas
elastis
• Turgor kulit mulai
• Klien lemas
membaik
• Kulit berkeringat
• Kulit An. R tidak lagi
• Tanda-tanda vital
berkeringat
Suhu : 37,5 C
• Tanda-tanda vital
Nadi : 105 x/menit
Suhu : 37 C
Pernafasan : 26 x/menit
Nadi : 105 x/menit
BB : 13,5 kg
Respirasi : 26 x/menit
Tb : 92 cm
Bb : 13,5 kg
Tb : 92 cm
A: A:
Masalah belum teratasi Masalah teratasi sebagian
• BAB >3x • BAB klien sudah mulai
berkurang
P: P:
Intervensi Lanjutkan Lanjutkan intervensi
• Kaji kekurangan cairan • Kaji kekurangan cairan
• Kaji TTV • Kaji TTV
• Observasi dehidrasi • Observasi dehidrasi
• Anjurkan keluarga • Anjurkan keluarga
memberikan minum memberikan minuman
sedikit tapi sering. sedikit tapi sering
• Terpasang infus NACL • Terpasang infus NACL
gtt 16 tts/mnt, An.R gtt 16 tts/nt, An. R
diberikan terapi oralit, diberikan terapi oralit
paracetamol, dan ini dan injeksi cefotaxime.
cefotaxime.
124
Dx 2 S: S: Tidak ada data
Ketidakseimb • Ny.Y mengatakan anak • Ny. Y mengatkan mual
angan nutrisi nya masih mual muntah dan muntah anaknya
kurang dari • Ny.Y mengatakan An. berkurang
kebutuhan R tidak mau makan • Ny. Y mengatakan
tubuh • Ny.Y mengatakan An. anaknya mulai mau
berhubungan R hanya menghabiskan makan
dengan mual ½ sendok dari 1 porsi • Ny. Y mengatakan An.
dan muntah. makan. R mulai menghabiskan
1-6 sendok dari 1 porsi
makan.
O:
O:
• An.R masih terbaring
tidur • An. R mulai bangun
dari tempat tidur.
• Membrane mukosa
pucat • Adanya peningkatan
berat badan
• Penurunan berat badan
• Menunjukkan
• Kelemahan otot untuk
peningkatan fungsi
menelan
pengecapan dari
• Ketidakmampuan
menelan.
memakan makanan
• Keadaan umum mulai
• Menghindari makanan
membaik
• Keadaan umum lemah
• TTV
• TTV
Suhu : 36,6 C
Suhu : 36,6 C
Nadi : 105 x/menit
Nadi : 105 x/menit
Respirasi : 12 x/menit
Pernafasan : 26 x/menit
Bb : 13,5 kg
Bb : 13,5 kg
A:
A:
Masalah belum teratasi
Masalah teratasi sebagian
• Pasien masih mual • Mual muntah klien
muntah mulai berkurang
P: P:
Intervensi lanjutkan Lanjutkan intervensi
• Kaji pola nutrisi • Kaji pola nutrisi
• Timbang BB • Timbang BB
• Kajipenyebab • Kajipenyebab
gangguan pemenuhan gangguan pemenuhan
nutrisi nutrisi
• Berikan diet • Berikan diet
• Kolaborasi dengan tim • Kolaborasi dengan tim
ahli gizi. ahli gizi
Sumber : Fatimawati (2017)
125
BAB IV
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
ditemukan pengkajian masa prenatal, natal, dan post natal, dan data
2. Diagnosa keperawatan
gangguan integritas kulit, ansietas, dan risiko syok. Namun pada klien 1
3. Intervensi Keperawatan
126
teori yang ada. Intervensi disusun sesuai dengan masalah yang ditemukan
kolaborasi.
4. Implementasi Keperawatan
tindakan yang telah disusun. Implementasi pada klien 1 dan klien 2 sesuai
5. Evaluasi Keperawatan
3 hari dan pada klien 2 selama 2 hari perawatan dan dibuat dalam bentuk
B. Saran
1. Bagi Peneliti
yang dialami oleh klien agar asuhan keperawatan dapat tercapai tepat
127
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah ilmu
asuhan keperawatan pada klien anak dengan diare secara komperhensif dan
128