Makalah DM Tipe 2 Kelompok 4 LK
Makalah DM Tipe 2 Kelompok 4 LK
Makalah DM Tipe 2 Kelompok 4 LK
DI SUSUN OLEH :
Nama : Dian Khusufi W (421J00
Nama : Dita Apriani (421J0003)
Nama : Khoirunnisa (421J0081)
Nama : Liya Laeliyah (421J00
Nama : Purbowati (421J00
Nama : Ririn Wahyu P (421J0013)
Nama : Siti Komalasari (421J0031)
Nama : Widya Dwi J (421J0030
KOTA CIREBON
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan diabetes mellitus dengan
masalah .....
2. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dewasa diabetes mellitus
dengan masalah .. di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol
2) Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien dewasa diabetes mellitus
dengan masalah .. pada klien dewasa diabetes mellitus dengan masalah .. di
RSUD Pantura M.A Sentot Patrol
3) Menyususn perencanaan keperawatan pada klien dewasa diabetes mellitus
dengan masalah .. di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol
4) Melakukan tindakan keperawatan pada klien dewasa diabetes mellitus
dengan masalah .. di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol
5) Melakukan evaluasi pada klien dewasa diabetes mellitus dengan masalah ..
di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol
1.3 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Diharapkan menjadi salah satu sumber referensi oleh institusi pendidikan
kesehatan sebagai bahan ajar mengenai
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.2 Etiologi
1. Faktor Keturunan
Keturunan merupakan faktor yang tidak dapat diubah. Bila ada anggota keluarga
anda yang terkena diabetes, maka anda juga dapat beresiko menjadi penderita
diabetes (Tandra, 2013).
2. Faktor Nutrisi
Nutrisi merupakan faktor yang penting untuk timbulnya Diabetes Mellitus. Gaya
hidup yang kebarat-baratan dan hidup santai serta panjangnya angka harapan
hidup merupakan faktor yang meningkatkan prevelensi Diabetes Mellitus
(Pudiastuti, 2013).
2.3 Patofisiologi
1. Patofisiologi diabetes mellitus tipe 1
Pada DM tipe 1, sistem imunitas menyerang dan menghancurkan sel yang
memproduksi insulin beta pankreas (ADA, 2014). Kondisi tersebut merupakan
penyakit autoimun yang ditandai dengan ditemukannya anti insulin atau
antibodi sel antiislet dalam darah (WHO, 2014). National Institute of Diabetes
and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) tahun 2014 menyatakan bahwa
autoimun menyebabkan infiltrasi limfositik dan kehancuran islet pankreas.
Kehancuran memakan waktu tetapi timbulnya penyakit ini cepat dan dapat
terjadi selama beberapa hari sampai minggu. Akhirnya, insulin yang dibutuhkan
tubuh tidak dapat terpenuhi karena adanya kekurangan sel beta pankreas yang
berfungsi memproduksi insulin. Oleh karena itu, diabetes tipe 1 membutuhkan
terapi insulin, dan tidak akan merespon insulin yang menggunakan obat oral.
2. Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2
Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan insulin namun tidak mutlak. Ini
berarti bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan yang ditandai dengan kurangnya sel beta atau defisiensi
insulin resistensi insulin perifer (ADA, 2014). Resistensi insulin perifer berarti
terjadi kerusakan pada reseptor-reseptor insulin sehingga menyebabkan insulin
menjadi kurang efektif mengantar pesan-pesan biokimia menuju sel-sel (CDA,
2013). Dalam kebanyakan kasus diabetes tipe 2 ini, ketika obat oral gagal untuk
merangsang pelepasan insulin yang memadai, maka pemberian obat melalui
suntikan dapat menjadi alternatif.
3. Patofisiologi diabetes gestasional
Gestational diabetes terjadi ketika ada hormon antagonis insulin yang
berlebihan saat kehamilan. Hal ini menyebabkan keadaan resistensi insulin dan
glukosa tinggi pada ibu yang terkait dengan kemungkinan adanya reseptor
insulin yang rusak (NIDDK, 2014 dan ADA, 2014).
2.4 Manifestasi Klinis
Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya
1) pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat
melebihi batas normal. Poliuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar
gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk mengurainya
dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini
lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan mengandung
glukosa (PERKENI, 2011).
2) Timbul rasa haus (Polidipsia)
Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa
oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan (Subekti,
2009).
3) Timbul rasa lapar (Polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan karena
glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup
tinggi (PERKENI, 2011).
4) Peyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh terpaksa
mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi (Subekti, 2009).
2.5 Komplikasi
1. Komplikasi Diabetes Mellitus akut
a) Diabetes Ketoasidosis
Adalah komplikasi akut dan berbahaya dengan tingkat insulin rendah
menyebabkan hati menggunakan lemak sebagai sumber energi. Hal tersebut
normal jika terjadi secara periodik namun akan menjadi masalah serius jika
dipertahankan. Penderita DKA biasanya mengalami dehidrasi serta
pernapasan cepat dan dalam (Hasdianah, 2012).
b) Hiperglikemia
Adalah air dalam cairan sel ditarik keluar dari sel-sel masuk kedalam darah
dan ginjal, kemudian membantu membuang glukosa ke dalam urine. Jika
cairan dalam sel yang keluar tidak diganti maka akan muncul efek osmotic
karena kadar glukosa tinggi dan hilangnya air yang kemudian akan
mengarak kepada dehidrasi. Kondisi elektrolit yang tidak seimbang juga
mengganggu dan berbahaya (Hasdianah, 2012).
c) Hipoglikemia
Atau kondisi tidak normal akibat glukosa darah yang rendah. Penderita akan
mengalami perasaan gelisah, berkeringat, lemah, dan mengalami semacam
rasa takut dan bergerak panik. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor, seperti
terlalu banyak atau salah 14 penggunaan insulin, terlalu banyak atau salah
waktu olahraga, dan tidak cukup asupan makanan (Hasdianah, 2012).
2. Komplikasi Kronik
a) Makroangiopati
Peningkatan kadar glukosa secara kronis dalam darah menyebabkan
kerusakan pembuluh darah. Sel endotel yang melapisi pembuluh darah
mengambil glukosa lebih dari biasanya karena sel-sel tersebut tidak
tergantung pada insulin. Sel-sel tersebut kemudian membentuk permukaan
glikoprotein lebih dari biasanya sehingga menyebabkan membran basal
tumbuh lebih tebal dan lebih lemah.
b) Mikroangiopati
Perubahan-perubahan mikrovaskuler yang ditandai dengan penebalan dan
kerusakan membran diantara jaringan dan pembuluh darah sekitar. Terjadi
pada penderita DMTI/IDDM yang terjadi neuropati, nefropati, dan
retinopati. Nefropati terjadi karena perubahan mikrovaskuler pada struktur
dan fungsi ginjal yang menyebabkan komplikasi pada pelvis ginjal.
Retinopati yaitu perubahan dalam retina karena penurunan protein dalam
retina. Hal ini mengakibatkan gangguan dalam penglihatan. Retinopati
dibagi menjadi 2 tipe yaitu :
1) Retinopati back ground yaitu mikroneuronisma di dalam pembuluh
retina menyebabkan pembentukan eksudat keras.
2) Retinopati proliferatif yaitu perkembangan lanjut dari retinopati
back ground yang terjadi pembentukan pembuluh darah baru 15 pada
retina akan menyebabkan pembuluh darah menciut dan tarikan pada
retina serta pendarahan di rongga vitreum. Juga mengalami
pembentukan katarak yang disebabkan hiperglikemia berkepanjangan.
3) Neuropati diabetika yaitu akumulasi orbital dalam jaringan dan
perubahan metabolik mengakibatkan penurunan fungsi sensorik dan
motorik saraf yang menyebabkan penurunan persepsi nyeri.
4) Kaki diabetik perubahan mikroangiopati, mikroangiopati dan neuropati
menyebabkan perubahan pada ekstermitas bawah. Komplikasinya
dapat terjadi gangguan sirkulasi, terjadi infeksi,
gangrene, penurunan sensasi, dan hilangnya fungsi saraf sensorik.
(Sukarmin &Riyadi, 2013)
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. Data Umum Klien
Nama : Ny. C
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No Register : 176.365
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus Tipe 2
Tanggal Masuk : 04 November 2021
Tanggal Pengkajian : 06 November 2021
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Anak
Alamat : Marga Mulia
b. Minum
7-8 gelas 4-5 gelas
- Jumlah
Tidak ada Tidak boleh
- Pantangan
minum-minuman
yang tinggi gula
2. Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 2-3x sehari 1x sehari
b. BAK
- Frekuensi 3-4x sehari 6-7x sehari
DO :
- Klien tampak lelah
- Klien tampak sering
kencing
- Klien tampak sering
minum
- Gula darah 347
2. DS : Intoleransi Kelemahan
- Klien mengatakan susah aktifitas
saat beraktifitas karena
lemas
DO :
- Klien tampak lemah
- Keadaan compos mentis
- TD 120/80 mmhg
- Nadi 90x/menit
- RR 24x/menit
- Suhu 36,2°C
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA