1.3.4. Eksplorasi Konsep - Visi Guru Penggerak

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Pengantar

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, selamat datang di pembelajaran kedua! Kali

ini, kita akan mengeksplorasi mengapa lingkungan belajar yang bermakna dan

berpihak pada murid itu harus ditumbuhkan. Bapak/Ibu CGP telah membuat lukisan

mimpi dan narasi tentang murid dan lingkungan belajar di masa depan yang sesuai

dengan murid yang Bapak/Ibu impikan. Nah, kali ini kita akan membahas lanjutan

mengenai visi, bagaimana mewujudkannya dengan sebuah pendekatan perubahan.

Mari menyimak bacaan berikut ini.

Visi: Mengelola Perubahan yang Positif


Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak sekalian,

Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi

murid sepertinya sudah menjadi hal yang umum diinginkan semua pihak. Mungkin

saja, sebagian dari Bapak/Ibu juga menuliskan mimpi itu pada gambaran visinya.

Namun, dalam praktiknya, kalimat tersebut bukan kalimat yang mudah untuk

diwujudkan. Perlu perubahan yang mendasar dan upaya yang konsisten. Inilah

salah satu tujuan visi, yaitu untuk mencapai perubahan yang lebih baik dari kondisi

saat ini. Kunjungi membantu kita untuk melihat kondisi saat ini sebagai garis “start”

dan membayangkan garis “finish” seperti apa yang ingin dicapai. Ini bagaikan

seorang pelari yang perlu mengetahui garis “start” dan garis “finish” bahkan sebelum

ia benar-benar berlari melintasi jalur lari tersebut.

Menurut Evans (2001), untuk memastikan bahwa perubahan terjadi secara

mendasar dalam operasional sekolah, maka para pemimpin sekolah mulai

memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah. Budaya sekolah merujuk

pada kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan di sekolah. Kebiasaan ini

dapat berupa sikap, tindakan, dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan warga

sekolah. walaupun sulit, reformasi budaya sekolah hal yang tidak mungkin. Untuk
melakukannya diperlukan orang-orang yang melawan arus naif tentang inovasi dan

terbuka terhadap kenyataan yang bersifat manusiawi. Hal ini berarti butuh partisipasi

dari semua warga sekolah.

Perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan waktu

dan bersifat bertahap. Oleh karena itu, sebagai pemimpin, Bapak/Ibu CGP terus

berlatih mengelola diri sendiri sambil terus berupaya menggerakkan orang lain yang

berada dalam pengaruh Anda untuk menjalani proses perubahan ini bersama-sama.

Hal ini perlu dilakukan dengan niatan belajar yang tulus demi mewujudkan visi

sekolah.

Visi: Mengelola Perubahan yang Positif


Untuk dapat mewujudkan visi sekolah dan melakukan proses perubahan, maka

perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang memiliki tujuan

mencapai garis "selesai", maka ia membutuhkan peralatan yang mendukung selama

berlatih seperti alat olahraga. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan mengeksplorasi

paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan

manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini

pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016). Kita

akan menggunakan pendekatan IA sebagai 'alat olahraga' untuk kita berlari

mencapai garis "selesai" kita yaitu visi yang kita impikan.

Dalam sebuah video di Youtube, Cooperrider, yang adalah tokoh yang

mengembangkan IA, menyatakan bahwa pendekatan IA dapat membantu

menciptakan potensi inovatif dan kreativitas, serta tidak boleh melakukan sesuatu

dengan cara yang tidak dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa.

Manajemen perubahan yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan pada masalah

apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Hal ini
berbeda dengan IA yang berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota

dan tanpanya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi.

IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif.

Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat

memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset

organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali

hal-hal positif, keberhasilan yang dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi,

sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan

perencanaan perubahan.

Menurut Cooperrider, saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata

yang dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik. Mata yang mampu

membuka kemungkinan perbaikan dan memberikan penghargaan. Bila organisasi

lebih banyak membangun sisi positif yang disimpan, maka kekuatan sumber daya

manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian

organisasi akan berkembang secara berkelanjutan.

Visi: Mengelola Perubahan yang Positif


Dalam video di Youtube tersebut, Cooperider juga menceritakan bahwa

pendapatnya sejalan dengan Peter Drucker, seorang Begawan dalam

kepemimpinan dunia dan manajemen. Menurut Drucker, kepemimpinan dan

manajemen adalah keabadian. Oleh karena itu, penting untuk mencatat keunggulan

yang dimiliki organisasi. Caranya adalah dengan mengupayakan agar suatu

kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan, karena semua

aspek dalam organisasi fokus pada penyelarasan kekuatan.

Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan Mengidentifikasi hal baik apa

yang ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan

memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Nantinya, kelemahan, kekurangannya, dan dijadikan tidak relevan. Berpijak dari hal
positif yang telah ada, sekolah kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan

visi sekolah dan visi setiap warga sekolah.

Perubahan yang positif di sekolah tidak akan terjadi jika pertanyaan yang

diajukan mengenai kondisi sekolah saat ini diawali dengan permasalahan yang

terjadi atau mencari aktor sekolah yang melakukan kesalahan. Pertanyaan yang

sering diajukan adalah, “Mengapa capaian hasil belajar siswa rendah?”, “Apa yang

membuat rencana kegiatan sekolah tidak berjalan lancar?”, dan lain sebagainya.

Motivasi untuk melakukan perubahan tentu akan meningkat jika diskusi diarahkan

pada permasalahan. Suasana psikologis yang terbangun akan berbeda jika

pertanyaan dimulai dengan pertanyaan positif seperti ini :

● Hal-hal baik apa yang pernah dicapai murid di kelas?

● Apa hal menarik yang dapat dipetik pelajarannya dari setiap guru di kelas?

● Bagaimana mengembangkan praktik baik setiap guru untuk dipertahankan

sebagai budaya sekolah?

Visi: Mengelola Perubahan yang Positif


Dalam modul 1.3 ini, kita mempelajari IA lebih dalam sebagai salah satu model

manajemen perubahan di sekolah dan mencobanya melalui tahapan dalam IA yang

disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan

Rencana, Atur Eksekusi). simak dan pelajari terlebih dahulu melalui berikut ini.

https://youtu.be/JcVPW6dchO0

Visi: Mengelola Perubahan yang Positif


Inilah langkah-langkah yang perlu Anda ikuti dalam menerapkan perubahan

sesuai dengan visi yang telah Anda impikan berdasarkan tahapan BAGJA. Tahap
pertama, Buat Pertanyaan Utama . Pada tahap ini, Anda merumuskan pertanyaan

sebagai penentu arah penelusuran terkait dengan perubahan apa yang diinginkan

atau diimpikan. Tahap kedua, Ambil Pelajaran . Pada tahapan ini, Anda

mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah dan

pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut. Tahap ketiga, Gali

Mimpi . Pada tahapan ini, Anda dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa

yang diimpikan dan diharapkan terjadi di sekolah. Disinilah visi benar-benar

dirumuskan dengan jelas. Tahap ketiga, Jabarkan Rencana. Dalam tahapan ini,

Anda dapat merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu

dilakukan untuk mewujudkan visi. Tahapan terakhir, Atur Eksekusi . Di bagian ini,

Anda memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat,

bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi secara

perlahan-lahan.
Visi: Mengelola Perubahan yang Positif
Semoga semua yang telah Anda pelajari menit “persenjataan” Anda akan melihat

langkah-langkah kecil hingga terwujudnya visi Anda telah Anda jabarkan di

Pembelajaran 1.

Pada awal penerapannya, mungkin Anda akan merasakan kejanggalan atau

keraguan keberhasilannya. Namun, kami mengajak Anda untuk menikmati dan

menikmati kurva belajarnya. Kurva belajar yang Anda akan alami seperti seekor

anak burung yang belajar terbang. Pada saat pertama kali terbang, jalur terbang

anak burung tidak akan langsung ke atas, tapi akan ke bawah terlebih dahulu

kemudian meliuk ke atas seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Dengan Merujuk pada kurva belajar ini, maka marilah terus percaya bahwa

pendekatan positif akan menghasilkan hasil yang lebih luar biasa. Ini adalah

kebiasaan baru.

Berikut adalah contoh BAGJA, silahkan unduh disini .


Refleksi Mandiri
Berdasarkan penjelasan mengenai Inkuiri Apresiatif dan video BAGJA

sebelumnya, mari Bapak/Ibu CGP refleksikan kepada pengalaman pribadi.

Pertanyaan utama untuk refleksi kali ini adalah:

“Pernahkah Anda bermimpi tinggi dan memulainya dari kekuatan pribadi yang

Anda miliki?”.

Pengalaman pribadi tersebut mungkin terjadi bertahun-tahun yang lalu.

Pengalaman tersebut bisa saja terjadi di masa dahulu. Sesederhana bermimpi

mendapatkan prestasi yang bagus pada mata pelajaran yang disukai saat

bertransaksi dulu. Refleksikan pengalaman tersebut dan unggahlah di media sosial

Anda sebagai pengingat pribadi tentang mimpi. Ceritakan kekuatan apa yang Anda

miliki dan strategi apa yang Anda lakukan sehingga mimpi tersebut dapat tercapai.

Pengalaman ini akan menjadi pengingat bagi Anda dalam mencapai visi Anda

tentang pembelajaran di pembelajaran 1.

Anda mungkin juga menyukai