Bahan Ajar Hewani KD 3.7 Pengemasan Produk Olahan Hewani

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Bahan Ajar Hewani KD 3.

Pengemasan Produk Olahan Hewani

Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan bahan pangan hasil


pertanian yang pada umumnya mudah rusak, karena dengan pengemasan dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan yang disebabkan faktor Iingkungan dan sifat alamiah
produk. Kerusakan yang disebabkan faktor Iingkungan, yaitu : kerusakan mekanis, perubahan
kadar air bahan pangan, absorbsi dan interaksi dengan oksigen, kehilangan dan penambahan
cita rasa yang tidak diinginkan, sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh sifat alamiah
produk yang dikemas, yaitu perubahan-perubahan fisik seperti pelunakan, pencoklatan,
pemecahan emulsi. Perubahan -perubahan biokimia dan kimia karena
mikroorganisme atau karena interaksi antara berbagai komponen dalam produk tidak dapat
sepenuhnya dicegah dengan pengemasan.
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak pula
pada pengemasan, yaitu perkembangan dalam hal bahan dan bentuk kemasan. Penggunaan
logam, kaca, kertas, disamping bahan kemas yang bersifat alami seperti kayu, daun, kulit
hewan dan lain -lain, bahkan sekarang telah digunakan kemasan dengan variasi pada
komposisi atmosfir di dalam kemasan, kemasan aseptik, kemasan transportasi dengan suhu
rendah dan lain sebagainya.
Prinsip-prinsip pengolahan perlu diketahui agar dapat menerapkan cara dan
penggunaan bahan kemasan yang sesuai dengan produk pangan yang akan dikemas. Untuk
mendapatkan hasil yang optimum, maka dalam pengemasan bahan pangan, perlu diketahui
sifat dan karakteristik bahan yang akan dikemas, sehingga dapat menentukan jenis kemasan
yang akan digunakan.
Banyak keuntungan yang diperoleh melalui pengemasan bahan pangan, diantaranya
menekan kerusakan dan memberikan daya tarik bagi konsumen, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan nilai jualnya. Selama penyimpanan akan terjadi penurunan mutu bahan pangan
yang dikemas, sehingga pendugaan masa simpan bahan pangan yang dikemas merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian. Kemasan harus mampu melindungi makanan dan mampu
menghambat pengaruh luar. Selama penyimpanan selalu terjadi penurunan mutu bahan
pangan. Seberapa besar penurunan mutu makanan dapat ditolerir tergantung dari sifat bahan
pangan.
Pengemasan bukan merupakan proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian
dalam proses pengolahan, yaitu kegiatan memproduksi atau memodifikasi bahan pangan,
kegiatan membentuk wadah, kegiatan dalam penimbangan bahan pangan, kegiatan
menambahkan atau memasukkan gas ke dalam kemasan dan akhirnya penutupan. Oleh
karena itu prinsip-prinsip pengolahan perlu diketahui agar dapat menerapkan cara dan
penggunaan bahan kemasan yang sesuai dengan produk pangan yang akan dikemas.

A. PENGERTIAN KEMASAN

Pengemasan dapat diartikan sebagai usaha perlindungan terhadap produk dari segala
macam kerusakan dengan menggunakan wadah, sehingga pengemasanbertujuan untuk
melindungi atau mengawetkan produk agar sampai ke tangankonsumen dalam keadaan balk.
Kegiatan yang meliputi pemasukan dan atau pengaturan unit atau beberapa unit ke dalam
suatu wadah untuk keperluantransportasi disebut pengepakan.
Bahan kemasan, baik bahan logam, maupun bahan lain seperti plastik, gelas, kertas
dan karton seharusnya mempunyai 6 fungsi utama, yaitu :
1. Menjaga produk bahan pangan tetap bersih dan merupakan pelindung terhadap
kotoran dan kontaminasi lainnya.
2. Melindungi makanan terhadap kerusakan fisik, perubahan kadar air,oksigen dan
penyinaran (cahaya).
3. Mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis khususnya dalam proses
pengepakan,yaitu selama penempatan bahan pangan ke dalam wadah kemasan.
4. Mempunyai kemudahan dalam membuka atau menutup dan juga memudahkan dalam
tahap-tahap penanganan, pengangkutan dan distribusi
5. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang
ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak
6. Menampakkan identifikasi, informasi dan penampilan yang jelas clanmakanan di
dalamnya agar dapat membantu promosi atau penjualan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan, yaitu: etika, sifat
produk, analisis pasar, kemasan saingan, kepentingan konsumen, kemasan ekspor.

1. Etika.
Pengemasan dituntut untuk memberi informasi yaitu : Kemasan harus memberi kesan
yang jujur tentang isinya, tidak boieh meniru desain kemasanpihak lain, tidak membuat
desain wadah yang berlebihan sehingga harganya mahal. Bagi bahan pangan, biaya untuk
kemasan umumnya lebih kurang 20% dari harga jualnya, tergantung dari tingkat
kemudahan yang diperoleh konsumen dari kemasan tersebut
.
2. Sifat produk
Wadah harus disesuaikan dengan sifat bahan pangan yang akan dikemas, karena itu
pengenalan yang seksama terhadap sifat bahan yang akan dikemas merupakan salah satu
hal yang sangat penting dalam merencanakan wadah

3. Analisis pasar
Dalam merancang kemasan diperlukan data yang Iengkap tentang cara pemasaran dan
selera konsumen. Misalnya produk yang akan dipasarkan di pusat-pusat perbelanjaan
(swalayan) dan stratum konsumen yang berpenghasilan tinggi perlu dirancang kemasan
yang sesuai dengan kondisi tersebut.

4. Kemasan saingan
Sebelum sampai pada desain terahir, suatu model kemasan perlu diuji coba di pasar
dengan menampilkannya diantara kemasan lain (saingan) yang sudah ada.

5. Kepentingan konsumen
Sejauh mungkin harus diupayakan agar dapat memenuhi kepentingan konsumen dari segi
praktis maupun psikologis, yaitu dengan menjelaskan tentang cara pemakaian produk,
komposisi, batas waktu kadaluwarsa, cara penyimpanan dan lain-lain.
6. Kemasan ekspor
Kemasan ekspor menghendaki persyaratan yang berbeda dengan kemasan untuk dalam
negeri, karena memerlukan kekuatan dan daya proteksi yang lebih besar, disamping itu
persyaratan lainnya seperti hukum, bea cukai, selera dan kesenangan konsumen yang
berbeda.

B. Jenis Kemasan

Kemasan dapat digolongkan berdasarkan berbagai hal antara lain frekuensi


pemakaian, struktur sistem kemasan, sifat kekakuan bahan kemas. tingkat kesiapan pakai dan
sifat perlindungan terhadap lingkungan.

B.1 Jenis kemasan berdasarkan bahan kemasannya


Berdasarkan bahan kemasannya, maka kemasa dibagi menjadi:
1. Gelas
Sebagai bahan kemas gelas mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan seperti inert
(tidak bereaksi) kuat, tahan terhadap kerusakan,sangat baik sebagai barier terhadap
benda padat,cair dan gas. Sifat gelas yang transparan menguntungkan dari segi
promosi disamping itu beberapajenis gelas seperti pyrex tahan terhadap suhu yang
tinggi. Kelemahan kemasan gelas yaitu mudah pecah dankurang baik bagi produk-
produk yang peka terhadap penyinaran (ultra violet).
 Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.
 Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
 Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)
 Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).
 Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan
yang peka terhadap sinar.
 Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin
(wax) dan silika yang halus.
Kemasan gelas berkembang terus, mulai dari bejana sederhana hingga berbagai bentuk
kemasan yang sangat menarik walaupun kemasan gelas terus bersaing dengan bahan
kemasan lainnya (Osborne,1980).
Menurut Hanlon (1971),gelas bukan merupakan bahan kristal,sehingga lebih tepat
disebut cairan beku. Dalam proses pembuatannya bahan gelas mengalami proses
annelling pada suhu 540 - 570° C. Penggunaan bahan gelas untuk bahan pangan yang
memerlukan pasteurisasi dan sterilisasi sangat tepat.
Dalam proses pengemasan dengan menggunakan kemasan gelas dalam bentuk botol,
kegiatan menutup atau menyumbat botol merupakan satu bagian yang penting dan
perlu mendapat perhatian. Bagian penutup atau tutup botol merupakan bagian yang
terlemah dari sistem perlindungan terhadap gangguan atau pencemaran dari
luar,karena cara penutupan dan jenis/bahan penutup yang kurang tepat dapat
menyebabkan pencemaran dan kerusakan bahan yang dikemas. Bahan – bahan yang
umum digunakan untuk menutup adalah logam (kaleng ), aluminium, gabus dan
berbagai jenis plastik (Syarief,1989)

2. Kertas
Selain untuk media komunikasi atau media cetak, kertas digunakan menjadi bahan
pengemas.Pada abad ke 19 kertas menggantikan peranan kemasan dari tanah liat,
gelas dan kaleng. Pada abad ke 19 itu pula karton mulai berkembang dalam bentuk
kantong kertas dan kardus.Kotak kertas yang dibuat pada sekitar tahun 1840
membutuhkan banyak lem karena banyak potongan yang perlu direkat.
Penggunaannya terbatas untuk barang-barang mewah (Syarief,1989)
Jenis-jenis kertas kemudian lebih beragam mulai dari kertas karton, kertas tulis,
kraft,kertas label,kertas tahan minyak (lemak),hingga berbagai jenis karton. Secara
berangsur-angsur sebagai bahan kemas, kemasan kertas mendapat saingan dari
bahan kemas lain terutama plastik.Kertas dan karton dapat dibuat lembaran –
lembaran dan gulungan, karena itu memungkinkan untuk dilakukan proses laminasi
sehingga kertas banyak dikombinasikan dengan bahan lain yang kedap udara dan
tahan air.
Kertas “greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin,
daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan
terhadap perembesan lemak.
Kertas “glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan
terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering
digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.
Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari
Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga
bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila
permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas
keju di Negara-negara eropah.
Kantung kertas merupakan salah satu kemasan tertua yang masih tetap
popular.Sedangkan amplop adalah kantung kertas yang mempunyai bentuk
khusus,sangat umum digunakan untuk pembungkus surat. Kedua jenis pembungkus
ini dinilai cukup murah, baik harganya maupun ongkos untuk pengangkutannya.
Mempunyai rasio bobot (perbandingan antara berat kemasan dengan berat produk
yang dikemas) yang rendah. Seperti juga amplop, kantung kertas dapat dibedakan
atas beberapa jenis rempah dan berbagai jenis tepung (Syarief,1989).
Karton lipat merupakan jenis pengemas yang popular karena mempunyai sifat praktis,
murah dan mudah dilipat sehingga hanya memerlukan sedikit ruang dalam
pengangkutan dan penyimpanan. Demikian pula dalam pencetakan dan penggrafiran
dapat dilakukan untuk meningkatkan penampilan produk.Pemakaian yang luas dari
jenis kemasan ini disebabkan oleh banyaknya variasi dalam hal model, bentuk dan
ukuran dengan karakteristik yang khusus. Dalam perdagangan karton lipat dikenal
dengan nama FC (Folding Carton)
3. Logam
Beberapa keuntungan dari kemasan logam (kaleng) untuk makanan dan minuman
yaitu mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi,mempunyai sifat sebagai barrier
yang baik khususnya terhadap gas,uap air,jasad renik,debu dan kotoran sehingga
cocok untuk kemasan hermitis. Disamping itu walaupun mempunyai resiko adanya
pengikisan atau migrasi unsur-unsur logam,akan tetapi tosisitasnya relatif
rendah,tahan terhadap perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim dam mempunyai
permukaan yang ideal untuk pemberian dekorasi dalam labeling.
Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.
Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis,
bagian dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email.
Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email
adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan
pangan. Misal email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan
dan daging.
Kemasan kaleng,umumnya digunakan untuk berbagai produk yang mengalami
proses sterilisasi termal. Pada mulanya kemasan kaleng dibuat dari plat timah (tin
plate) yang terdiri dari lembaran dasar baja dilapisi timah putih dengan cara
pencelupan dalam timah cair panas (hot dipping) atau dengan proses elektrolisa
yaitu menggunakan listrik galvanis sehingga menghasilkan lapisan timah yang lebih
tipis standar,seperti misalnya kaleng baja bebas timah (tin free steel),kaleng tiga
lapis (three piece cans), dan kaleng lapis ganda (two piece cans) (Syarief,1989).
Aluminium adalah logam yang lebih ringan dari baja, mempunyai daya korosif oleh
atmosfir yang rendah,mudah dilekuk-lekukkan sehingga lebihmudah berubah
bentuknya,tidak berbau,tidak berasa,tidak beracun dan dapat menahan masuknya
gas. Aluminium lebih sukar disolder sehingga sambungan-sambungannya tidak
dapat rapat. Kemasan yang dibuat dari alumiun dapat menyebabkan patahan –
patahan jika terlipat,sehingga dapat menimbulkan lubang-lubang.
Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat
yang lebih ringan dibanding baja.
Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.
Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar
disolder sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.
Pada umumnya penggunaan alumium secara komersial memerlukan sifat-sifat
khusus yang mungkin tidak menguntungkan bila digunakan aluminium yang
murni.Penambahan komponen campuran dapat memperbaiki sifat-sifatnya dan daya
tahan korosi. Bahan –bahan yang umum digunakan sebagai campuran diantaranya
adalah tembaga,magnesium,mangan khronium,seng,besi dan titanium. Sifat-sifat
yang spesifik dari aluminium memungkinkan penmggunaan logam terbebut sebagai
tutup kaleng kemasan berbagai jenis makanan dan minuman atau untuk tube logam
lunak / collapsible tube ( Iskandar ,1987).
Foil adalah bahan kemasan dari logam , berupa lembaran aluminium ayng padat dan
tipis dengan ketebalan kurang dari 0,15 mm. Mempunyai kekerasan yang berbeda-
beda,yaitu dari mulai yang sangat lunak sampai yang keras. Foil mempunyai sifat
yang hermetis,fleksibel,tidak tembus cahaya (cocok untuk kemasan margarin dan
yoghurt).Pada umumnya digunakan sebagai bahan pelapis (laminan) yang dapat
ditepatkan pada bagian dalam (lapisan dalam) atau lapisan tengah sebagai penguat
yang dapat melindungi kemasan (Syarief,1989)
4. Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari
jenis makanannya. elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik
masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi
pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun. Penggunaan plastik
sebagai kemasan dapat berupa kemas bentuk (flexible) atau sebagai kemas kaku.
Makanan padat yang umumnya memiliki umur simpan pendek atau makanan yang
tidak memerlukan perlindungan yang hebat dikemas dengan kemasan bentuk. Akan
tetapi makan cair dan maka padat yang memerlukan perlindungan yang kuat perlu
dikemas dengan kemasan kaku dalam bentuk botol,jerigen,kotak atau bentuk lainnya
(Suryati dan Setiawan ,1987)
Berbagai jenis kemasan bentuk muncul dengan pesat seperti
polietilen,polipropilen,polyester nilon dan film vinil. Sebagai bahan
pengemas ,plastik dapat digunakan dalam bentuk tunggal,komposit atau berupa
lapisan – lapisan (multi lapis)dengan bahan lain (kertas,aluminium foil ). Kombinasi
tersebut dinamakan laminasi yang diproses baik dengan cara laminasi akstrusi
maupun laminasi adhesif. Dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam plastik
dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan.

Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu maka plastik dapat dibagi


dua,yaitu :
1. Termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu,dan
mempunyai sifat dapat balik (reversible) kepada sifat aslinya,yaitu kembali
mengeras bila didinginkan.
2. Termoset atau Termodursinable : tidak dapat mengikuti perubahan suhu, bila
sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali (non
reversible).Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan
akan membentuk arang dan terurai,karena sifatnya yang demikian sering
digunakan sebagai tutup ketel,eperti jenis-jenis melamin.
Penggunaan plastik untuk kemasan makanan cukup menarik karena sifat-sifatnya
yang menguntungkan,seperti luwes (mudah dibentuk),mempunyai adaptasi yang
tinggi terhadap produk,tidak korosif seperti kemasan logam , serta mudah dalam
penanganannya. Di dalam perdagangan dikenal plastik untuk kemasan pangan (food
grade) dankemasan untuk bukan pangan (non food grade).
Kemasan kaku yang terbuat dari plastik paling banyak digunakan untuk mengemas
produk susu. Dua jenis bahan dari plastik yang terbaik yaitu LDPE (Low Density
Polyethylene ) dan HDPE (High Density Polyethylene). Bentuk-bentuk kemasan
plastik kaku dapat dijumpai dengan mudah di pasaran dalam bentuk yang siap pakai
seperti botol.jerigen,drum ,gelas ,mangkuk, ember, dan lain-lain (Syarief,1989)
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari
jenis makanannya. elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik
masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi
pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun.
Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophan,
polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester,
poliamida, dan polietilentereptalat (PET).
o Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki
beberapa varian antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density
Polyetilene (HDPE), dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat
bergantung variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga
mudah dibuat kantong plastik.
o Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan
dapat dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti.
Cellophan yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap
air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi
PVDC tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas
makanan yang mengandung minyak atau lemak.
o Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu
dapat berkerut (Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau
keju.
o Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan
transmisi udara. Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan
yang dikeringkan.

5. Karton
Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi
sebagai wadah luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan
pangan agar lebih kuat, dan rigid. arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas
lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan
secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak memerlukan
ruang luas.

B.2 Jenis Kemasan Berdasarkan Struktur Sistem Kemasan


Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan
dapat dibedakan atas :
1. Kemasan primer, yaitu apabila bahan kemas langsung mewadahi atau membungkus bahan
pangan.
2. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungikelompok -kelompok
kemasan lainnya.
3. Kemasan tersier dan kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah
kemasan primer dan sekunder (kemasan tersier) dan kemasan tersier (kemasan kuartener).
Kemasan sekunder, tersier dan kuartener umumnya digunakan sebagai pelindungselama
pengangkutan dari pabrik sampai ke konsumen (wadah pengangkutan). Sedangkan kemasan
primer, yaitu wadah untuk produk yang dibeli oleh konsumen(kemasan konsumen).
KEMASAN PRODUK HASIL TERNAK

1. Kemasan Produk Susu


Kemasan susu sebaiknya didesain untuk melindungi produk dari kontaminasi oleh
debu atau bakteri dan dari pengaruh sinar oleh oksigen. Jenis dan bentuk kemasan susu yaitu
plastik, karton, kaleng dan gelas.
a. Plastik
Jenis kemasan plastik yang biasa digunakan untuk mengemas susu adalah polietilen dan
polistiren yang bersifat kaku berbentuk botol dan gelas dilengkapi dengan tutup yang
bervariasi seperti dibuat dari karton alumunium foil yang direkat pada mulut botol,
tutup metal bersekrup atau plastik polietilen dengan sumbat. Film plastik juga sering
digunakan dengan bentuk kemasan kantung.
b. Karton
Pengemasan susu dengan karton dalam bentuk kotak yang diberi lapisan Win dan
plastik polyvinil khlorida merupakan kemasan yang praktis dan menarik dengan
berbagai bentuk, yaitu: bata segi empat (Zupack, Tetra Gabled), tetra hedral (Tetra
Pak), bentuk kotak dengan bagian atas dilipat (Tetra Gabled). Susu yang dikemas
dalam karton ini menggunakan proses aseptik yaitu produk dan wadah dipanaskan
secara terpisah. Metoda pemanasan yang digunakan untuk produk cairan, yaitu Ultra
High Temperatur (UHT) atau High Temperature Short Time (HTST) sehingga dapat
bertahan sampai lebih dari 1 bulan. Sistem kemasan ini digunakan pula untuk produk
cair dari buah -buahan.
Pengemas tetra pack terdiri atas 6 lapis:
1. Polietilen :menghambat air dari luar, melindungi cetakan;
2. Kertas :media cetak, memberi kekuatan dan stabilitas kemasan;
3. Polietilen :lapisan untuk merekatkan alufo pada kertas;
4. Aluminium foil :barrier terhadap O2, flavor, cahaya;
5. Polietilen :lapisan untuk merekatkan dan barrier air;
6. Polietilen :untuk menutup kotak dalam lingkungan bahan pangan cair
c. Kaleng
Kaleng digunakan untuk mengemas susu yang diproses dengan cara pemanasan
konvensional, dimana pemanasan dilakukan setelah susu dimasukkan ke dalam kaleng,
sehingga diperlukan wadah yang kuat untuk mempertahankan produk tidak bocor. Jenis
kemasan ini digunakan pula oleh produk lainnya yang menggunakan cara pemanasan
konvensional. Kemasan kaleng dengan tutup alumunium dan plastik digunakan pula
untuk susu bubuk dan berbagai produk tepung lainnya yang menggunakan proses
secara aseptik
d. Gelas
Kemasan gelas dalam bentuk botol yang bermulut lebar dan tebal digunakan untuk
pengemasan susu cair dan produk susu lainnya seperti yoghurt. Tutup gelas
menggunakan bahan kertas alumunium, plastik polyethilen, polypropilen dan karton.
Pengemasan Vacuum atau Hampa Udara

Pengemasan vakum adalah metode kemasan yang menghilangkan udara dari paket
sebelum di sealing/press. Metode ini bisa digunakan secara manual ataupun otomatis seperti
memasukan produk kedalam kantong plastik vacuum, mengeluarkan udara dari dalam plastik
dan penyegelan plastik. Pengemasan plastik vakum diharapkan menggunakan plastik dengan
ukuran yang pas sesuai dengan bentuk produk yang akan dikemas.
Maksud utama dari kemasan vacuum adalah biasanya digunakan untuk
menghilangkan oksigen dari dalam kemasan plastik vacuum, dimana ketika oksigen sudah
dikeluarkan diharapkan waktu kadarluasa suatu produk akan lebih panjang lagi . Penggunaan
plastik ini dapat memperpanjang waktu display produk, dengan bentuk yang fleksibel, serta
untuk mengurangi ukuran suatu kemasan produk.
Untuk produk yang di vacuum, kemasannya pun tidak sembarang plastik yang bisa
di vacuum. Ada plastik khusus untuk vacuum jenisnya adalah nylon. Plastik nylon/ Plastik
Vacuum ini memiliki tingkat elastisitas dan daya kerat yang kuat, sehingga jika sudah di
vacuum dengan plastik nylon, kemasan tidak akan mudah bocor. Sehingga harga plastik
nylon pun relatif mahal.
Kemasan ini digunakan untuk meningkatkan daya tahan atau lamanya kadaluwarsa
suatu produk. Bahannya terbuat dari barier Nylon, sehingga udara tidak bisa masuk lagi
begitu juga udara yang berada dalam kemasan. Saat divakum, udara keluar sehingga
mencegah cepatnya proses oksidasi yang menyebabkan kuman dan bakteri masuk ke dalam
kemasan yang akan menyebabkan makanan lebih cepat mengalami kerusakan (basi) sehingga
makanan bisa tahan lama hingga berbulan-bulan.
Kemasan yang memiliki ketebalan 80 micron ini cocok untuk membungkus seafood,
bakso, ikan, daging, kacang, beras dan sosis.
Harga plastik yang mahal tentunya sebanding dengan manfaat yang akan dihasilkan,
awet, health, higienis ketiga hal tersebut akan ada di produk anda. Dan tentunya akan
menambah daya tarik dan keunggulan produk anda. Selain itu dengan produk yang awet lebih
lama, anda dapat menekan kerugian akibat produk yang tidak laku terjual.
Kemasan Vacuum mengurangi oksigen atmosfer, membatasi pertumbuhan
bakteri aerobik dan jamum menjega penguapan komponen volatil. Hal ini juga sering
digunakan untuk menyimpan makanan kering dalam jangka waktu yang panjang,
seperti seral, kacang-kacangan, daging, keju, ikan asap, kopi, teh, keripik, rendang,
ayam presto, sosis, nugget, dan lain-lain. Pada dasarnya dalam jangka pendek
pengemasan vacuum dapat digunakan untuk menyimpan makanan segar, sayuran,
daging dan cairan, karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Vacuum packing dapat diaplikasikan untuk produk bukan makanan. Misalnya
pakaian, komponen elektronik, guling, bantal, dan tempat tidur dapat disimpan dalam
kantong menggunakan alat vacuum cleaner rumah tangga atau vacuum sealer external.
Penggunaan makanan yang halus dan mudah hancur oleh proses pengepakan
vacuum sealer ( seperti keripik kentang ), dapat menggunakan cara alternatif dengan
memasukan gas nitrogen kedalam kemasan. Cara ini mempunyai efek yang sama dengan
proses vakum yaitu menghambat kerusakan dengan menghilangkan oksigen.
Pengemasan Aseptis

Proses pengemasan secara aseptis merupakan proses pengemasan yang telahbanyak


digunakan oleh industri-industri dibidang pangan, terutama industry yangbergerak dibidang
pengolahan susu pasteurisasi. Proses pengemasan aseptismerupakan metode pengemasan
dimana produk yang ingin dikemas dan kemasandisterilkan di tempat terpisah dan produk
dimasukkan ke dalam kemasan dalamlingkungan yang aseptis sehingga dapat diminimalisir
kandungan mikroorganisme yangterdapat pada produk tersebut dan umur simpan produk
lebih tahan lama. Selain itu,proses pengemasan ini tidak merubah cita rasa dari produk dan
merusak karakteristik fisis dari produk
Pengemasan aseptis adalah suatu cara pengemasan bahan di dalam suatuwadah yang
memenuhi empat persyaratan, yaitu: produk harus steril, wadahpengemas harus steril,
lingkungan tempat pengisian produk ke dalam wadah harussteril, dan wadah pengepak yang
digunakan harus rapat untuk mencegah kontaminasikembali selama penyimpanan. Prinsip
pengemasan aseptis adalah baik bahan panganyang dikemas maupun bahan kemasan harus
bebas dari mikroorganisme perusakketika bahan pangan tersebut dikemas, sehingga produk
pangan yang dikemasmerupakan produk yang steril. Hal ini berarti kemasan harus bebas
darimikroorganisme patogen dan toksin, dan mikroorganisme penyebab kerusakan tidakdapat
berkembang. Jika kondisi ini sudah diterapkan, maka bahan pangan akan amanuntuk
disimpan pada suhu ruang dalam jangka waktu yang lebih lama.

Proses Pengemasan Aseptis


Proses pemanasan pada minuman dilakukan agar mikroorganisme yang dapatmerusak
produk selama penyimpanan dapat hilang. Proses pemanasan untuk produkyang memiliki
kadar keasaman tinggi disebut pasteurisasi. Menjaga kondisi aseptikdalam keseluruhan
proses bagi minuman yang dikemas secara aseptik dan tidakmemerlukan pendinginan
sangatlah diperlukan, ini juga mencegah adanya kontaminasibalik pada produk yang sudah
dipasteurisasi. Proses yang dilakukan dengan benar dapat melindungi rasa dan gizi yang
adadalam produk. Ketepatan proses pemanasan setiap minuman, tergantung pada sifatkhusus
minuman tersebut. Suhunya berkisar dari 850C untuk jus sampai 1380C untukteh Asia dan
masa pemanasan biasanya bervariasi antara 5 sampai 30 detik.Sistem pasteurisasi tetra Pak
dirancang agar pemulihan energinya cepatdan pembuangan produknya sedikit, dua faktor
yang membuat biaya operasimenjadi rendah sekaligus melindungi lingkungan secara
maksimal. Sistem aseptikyang dapat digunakan untuk berbagai jenis minuman dengan tingkat
kekentalan danintisari yang berbeda-beda, memberikan fleksibilitas bagi para produsen
untukmemenuhi permintaan pasar minuman yang berkembang pesat pada saat ini
maupunwaktu yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai