Laporan Magang Efisiensi Kinerja Alat Ripple Mill Di PT

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 32

EFISIENSI KINERJA ALAT PADA RIPPLE MILL DI PABRIK

PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PT. BAYUNG


AGRO SAWITA (BAS)

OLEH
REKA HANJAYANI PERATIWI
J1A118091

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI TEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
RINGKASAN

PT. Bayung Agro Sawita PKS Senawar Jaya adalah sebuah perusahaan di bidang
perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit. PKS Senawar Jaya terletak di Desa Senawar
jaya, Kecamatan Bayung lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. PKS
Senawar Jaya didirikan pada tahun 2017. PT. Bayung Agro Sawita merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Produk yang dihasilkan dari pabrik
pengolahan kelapa sawit adalah Crude Palm Oil (CPO) dan kernel. Proses pengolahan kelapa
sawit menjadi CPO dan kernel dibagi dalam beberapa stasiun yaitu stasiun penerimaan, stasiun
perebusan, stasiun pemipilan, stasiun press, stasiun klarifikasi, dan stasiun kernel.
Proses pengolahan kelapa sawit secara umum melalui beberapa tahapan proses mulai dari
pos keamanan, jembatan timbang, sortasi, stasiun loading ramp, stasiun perebusan (sterilizer),
stasiun threshing, stasiun press, stasiun klarifikasi, stasiun kernel. Adapun beberapa unit
pendukung pabrik meliputi stasiun boiler, stasiun water treatment, power house, whorkshop,
laboratorium dan stasiun IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
Kualitas kernel dapat dicapai dengan menjaga kualitas bahan baku dan proses, pada
kinerja alat Ripple Mill harus di perhatiakn jarak rotor dan plate merupakan salah satu faktor
penentu pemecahan nut di ripple mill. Jauh dekatnya rotor juga dapat mempengaruhi losses.
Jarak rotor dan plate yang terlalu jauh akan menyebabkan nut tidak pecah (nut utuh). Umpan/nut
yang masuk melalui nut hopper tidak terpecah, hal ini disebabkan oleh jarak rotor dan plate yang
tidak sesuai dengan diameter nut sehingga nut tidak terpecah, selain itu dapat menyebabkan
losses.
Jarak rotor dan plate yang terlalu dekat akan menyebabkan nut pecah tetapi inti/kernel
juga ikut pecah (hancur). Hal ini dapat mempersulit proses pemisahan berikutnya di Claybath.
Selain itu, bila jarak terlalu dekat nut tidak akan terpecah melainkan masuk ke celah dinding
rotor yang dapat menyebabkan mesin rusak dan meningkatkan losses.
Bila jarak rotor dan plate telah sesuai dengan diameter nut, namun hasil (output) yang keluar nut
utuh dan pecahan kernel yang lengket pada cangkang (broken kernel), hal ini disebabkan proses
perebusan/sterilisasi yang tidak sesuai standar (SOP). Dimana pada saat pemberian tekanan uap
tidak mengenai bagian dalam buah yaitu nut. Karena salah satu fungsi sterilisasi adalah untuk
membantu mengurangi kadar air pada nut sehingga pemecahan nut dapat sempurna.
Keadaan rotor maupun plate yang aus/rusak menyebabkan pemecahan pada ripple mill
tidak efektif. Ripple mill sangat berpengaruh terhadap kualitas akhir kernel yang dihasilkan
karena jika efisiensinya di bawah standar 97% maka kernel yang dihasilkan mengandung kotoran
yang cukup tinggi. Sedangkan jika efisiensinya diatas standar 98% terjadi broken kernel yang
besar. Kernel dikatakan berkualitas baik apabila efisiensi ripple mill 97-98% dikarenakan dapat
menghasilkan kualitas kernel yang baik dan kernel yang dihasilkan juga bersih dari kotoran.
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Efisiensi kinerja mesin ripple mill PT. Bayung Agro Sawita,
Pabrik Bayung Lencir.
Lokasi : PT.Bayung Agro Sawita, Pabrik Senawar Jaya
Nama : Reka Hanjayani Peratiwi
NIM : J1A118091
Program Studi : Teknologi Hasil Pertanian
Jurusan : Teknologi Pertanian
Fakultas : Pertanian
Waktu Pelaksanaan : 28 September – 28 November 2021
Dosen Pembimbing : Dr. Mursalin, S.TP.,M.Si

Jambi, November 2021

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Laura Olivia Siahaan Dr. Mursalin, S.TP.,M.Si


Asisten Laboratorium NIP /NIK. 197110271998021001

Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian


Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Dr.Ir.Sahrial,M.Si
NIP. 196611031992031005
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan magang tentang “ efisiensi
kinerja mesin ripple mill PT. Bayung Agro Sawita, Pabrik Bayung Lencir” dengan baik dan tepat
waktu.
Laporan ini semata-mata tidak terlepas dari bantuan oleh beberapa pihak yang telah
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, serta nasehat kepada penulis, oleh sebab itu penulis
menyampaikan ucapan tetrimakasih dan rasa hormat kepada :
1. Kedua orang tua dan adik-adik penulis yang selalu membantu dengan cara
mendoakan dan memberikan dukungan moril dan material sehingga penulis dapat
menyelesaikan pelaksanaan magang.
2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi yaitu Bapak Prof. Dr. Ir. Suand. M.Si.
3. Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi yaitu
Bapak Dr.Ir.Sahrial,M.Si.
4. Ketua Prodi Bapak Addion Nizori S.TP., M.Sc., Ph.D.
5. Dosen Pembimbing yaitu Bapak Dr. Mursalin, S.TP.,M.Si.
6. Bapak Jeamy Sihombing selaku manager perusahaan PT.BAS.
7. Ibu Laura Olivia Siahaan selaku pembimbing lapangan di Laboratorium yang telah
memberikan arahan, saran dan informasi selama pelaksanaan magang ini, sehingga
tugas ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan.
8. Bapak Ronald Siahaan dan Bapak Muhamad Zuhari selaku pembimbing lapangan di
Pabrik Pengolahan yang telah memberikan arahan selama magang.
9. Seluruh Staff dan Karyawan Pabrik Bayung Agro Sawita yang telah banyak
membantu penulis selama pelaksanaan magang ini.
10. Saudara Atmaja sembiring yang selalu menemani, mendoakan dan mendukung
penulis selama ini.
11. Nurul Fitriani Lubis, Okta Julianti, Ratna Dwi Rahayu, Oxsa Marina dan Dandi
Trinof Nababan yang telah menjadi tim yang luar biasa serta membantu dan
memberikan motivasi selama magang.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri kelapa sawit merupakan salah satu industry strategis yang bergerak pada sektor
pertanian (Agro-Based Industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis seperti
Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Hasil industri kelapa sawit biasanya digunakan sebagai bahan
dasar industri lainnya seperti industri makanan, kosmetik, dan industri sabun. Perkembangan
industri kelapa sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa
sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat (Agustina,2006).
Kelapa sawit merupakan bahan baku pada produksi crude palm oil (CPO) dan palm
kernel oil (PKO) yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk-produk
yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat seperti minyak goreng, margarine, kosmetik dan lain-
lain. CPO merupakan komoditi penyokong perekonomian Indonesia, karena Indonesia yang
merupakan negara tropis yang memiliki keunggulan dalam pertumbuhan dan perkembangan
kelapa sawit.
Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak
adalah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq) adalah tanaman berkeping
satu yang termasuk dalam family palmae. Warna daging buahnya ialah putih ketika masih muda
dan bewarna jingga saat buah matang (Ketaren,2008). Kelapa sawit merupakan tanaman
perkebunan yang dapat menghasilkan minyak nabati disamping tanaman kacang-kacangan dan
jagung. Pengolahan terhadap buah sawit akan diperoleh produk utama berupa CPO (Crude Palm
Oil), CPKO (Crude Palm Kernel Oil) dan produk sampingannya berupa cangkang, fiber, limbah
padat, sludge dan tandan kosong.
Tandan buah segar (TBS) yang diolah di pabrik kelapa sawit (PKS) menghasilkan dua
produk yaitu crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO), tetapi dari kedua produk tersebut
terdapat perbedaan angka rendemen sangat jauh berbeda. Dimana rendemen CPO selalu menjadi
rendemen menjadi rendemem PKO selalu menjadi rendemen skunder. Padahal jika rendemen
pada inti (kernel) dapat ditingkatkakn lagi, maka akan menambah keuntungan bagi perusahaan.
Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis guineensi
Jacqi), merupakan senyawa yang tidak larut dalam air dengan komponen utamanya trigliserida
dan non trigliserida. Seperti jenis minyak lain, minyak kelapa sawit tersusun dari unsur – unsur
C, H, dan O. Minyak kelapa sawit ini terdiri dari fraksi padat yang biasanya berupa lemak dan
fraksi cair yang berupa minyak dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi padat
terdiri dari asam oleat (39%) dan asam linoleat (11%). Komposisi tersebut ternyata agak berbeda
jika dibandingkan dengan minyak inti sawit dan minyak kelapa (Ketaren, 1986).
Inti (kernel) utuuh adalah salah satu penentu kualitas untuk menghasilkan minyak inti
sawit yang berkualitas, maka digunakan alat atau mesin pemecah biji yang berfungsi untuk
memisahkan cangkang dengan inti. Proses pemisahan ini berlangsung pada alat ripple mill (alat
pemecah biji). Inti sawit yang utuh dari hasil pemecahan di ripple mill adalah tolak ukur
keberhasilan kerja ripple mill, karena semakin banyak inti utuh maka losses inti sawit semakin
kecil.
Tujuan utama dari pengolahan kelapa sawit adalah mengolah tandan buah segar (TBS)
menjadi minyak kasar/crude palm oil (CPO) dan inti sawit (kernel). Inti sawit (kernel) utuh
adalah salah satu penentu kualitas untuk menghasilkan minyak inti sawit yang berkualitas, maka
digunakan alat atau mesin pemecah biji yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan inti
sawit. Proses pemisahan ini berlangsung pada alat pemecah biji (ripple mill) (Mahyunis, 2015).
Ripple mill sangat berpengaruh terhadap kualitas akhir kernel yang dihasilkan karena jika
efisiensinya di bawah standar 97% maka kernel yang dihasilkan mengandung kotoran yang
cukup tinggi. Sedangkan jika efisiensinya diatas standar 98% terjadi broken kernel yang besar.
Kernel dikatakan berkualitas baik apabila efisiensi ripple mill 97-98% dikarenakan dapat
menghasilkan kualitas kernel yang baik dan kernel yang dihasilkan juga bersih dari kotoran.
Berdasarkan uraian diatas, penyusun akan melakukan pengamatan pada ripple
mill yang bertujuan untuk mengetahui “efisiensi ripple mill di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT
Bayung Agro Sawita (ADR Group)”.

1.2 Tujuan Magang


Magang yang dilaksanakan bertujuan untuk :
1. Mendapatkan pengalaman dan memahami dunia kerja didalam perusahaan.
2. Menambah pemahaman mahasiswa tentang keterampilan kerja dan berperan serta
aktif dalam proses kerja di perusahaan.
3. Melatih mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi, menganalisis dan mencari solusi
serta mengeksekusi permasalahan real yang ada di dunia kerja.
4. Mengetahui kinerja efisiensi kinerja dari ripple mill.
1. Untuk mengetahui lebih dalam lagi dan terjun langsung ke lapangan (pabrik)
untuk mengenal proses pengolahan kelapa sawit berdasarkan stasiun-stasiun
produksinya.
2. Untuk lebih mengetahui bagaimana proses pemecahan dan pemisahan cangkang
dan inti kelapa sawit pada stasiun Ripple Mill.
3. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang apa itu stasiun Ripple Mill dan
fungsinya.

1.3 Kegunaan Magang


1. Membentuk sikap, perilaku, kedisiplinan kerja, serta inisiatif dan kerjasama.
2. Menumbuhkan keterampilan kerja, kemampuan teknis dan pemahaman terhadap
suatu masalah serta kemampuan menyelesaikan masalah dalam keadaan yang actual.
3. Menjalin dan meningkatkan kerjasama antar Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jambi dengan dunia kerja.

1.4 Tempat Magang


Magang dilaksanakan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Bayung Agro Sawita (ADR
Group) yang terletak di Desa Senawar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi
Bayuasin , Palembang, Sumatra Selatan.

1.5 Jadwal Waktu Magang


Magang dilaksanakan pada tanggal 28 September sampai 28 November 2021 dengan hari
kerja yaitu hari senin sampai hari sabtu. Pada hari senin Magang dimulai pada pukul 06.45-17.00
WIB, pada hari Selasa sampai jumat dimulai pada pukul 08.00 sampai 17.00 WIB, sedangkan
pada hari Sabtu dimulai pada pukul 08.00 – 13.00 WIB.
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT MAGANG

2.1 Sejarah Pabrik


2.1.1 Sejarah PT Bayung Agro Sawita
PT. Bayung Agro Sawita merupakan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit (PKS)
menjadi Crude Plam Oil (CPO) yang terletak di Desa Senawar Jaya Kecamatan Bayung Lencir
seluas ± 40,66 Ha. Kegiatan perusahaani ini yaitu mengolah tandan buah segar (TBS) menjadi
Crude Palm Oil (CPO), yang mana pabrik ini berdiri pada tanggal 04 April 2015, di bangun
berdasarkan izin lokasi dan Bupati Musi Banyuasin nomor 251/KPTS-TAPEM/2015 tanggal 08
juli 2015 tentang pendirian izin lokasi untuk keperluan pembangunan pabrik industri pengolahan
Minyak Kelapa Sawit seluas ± 40,66 Ha, dengan kapasitas produksi 45 ton/jam. Perkebunan
kelapa sawit PT. Bayung Agro Sawita yaitu ABL 1 – ABL 5 terletak di Desa Mendis Kecamatan
Bayung Lencir dengan luas ±2.300 Ha. Proses pengolahan TBS menjadi CPO dapat
menghasilkan air limbah setiap 1 jam sebanyak 22,5 m3/jam dengan lama operasional 7 jam per
hari, maka akan dihasilkan air limbah 157,5 m3/hari dan 4.725 m3/bulan. PKS-Senawar Jaya
mengelola crude palm oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas 45 ton TBS/jam. Pengolahan
limbah PKS-Senawar jaya adalah menggunakan system aerob dan anaerob. Perusahaan yang
sudah berdiri selama 4 tahun ini sudah memperoleh sertifikat, antara lain :
• Sertifikat ISPO, SPO.21014.TSI menyatakan bahwa telah dilakukan penilaian dan
dinyatakan memenuhi persyaratan dalam peraturan Menteri pertanian Nomor
11/Permentan/OY.140/3/2015 tentang system sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan Indonesia
(ISPO) Lampiran IV.
• Piagam pengahrgaan Bupati Musi Banyuasin, Nomor:525/015/DISBUN-V/2020 atas
prestasinya dalam pengelolaan kebun secara maksimal dan berkelanjutan untuk kriteria penilaian
perkebunan tahap operasional dengan nilai kelas kebun baik II (baik)
2.1.2 Adapun visi dan misi PT.Bayung Agro Sawita adalah:
Visi
Menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia dalam bidang pengolahan kelapa sawit yang
dikelola secara profesional berdasarkan prinsip kelestarian (sustainability) keuntungan
(profitability) dan kesejahteraan (prosperity).

Misi
1. komitmen dalam meningkatkan kinerja operasional dan mengoptimalkan pengolahan
kelapa sawit yang menguntungkan tanpa mengabaikan aspek lingkungan dan aspek social.
2. mematuhi peraturan perundang-undangan terkait K3 dan lingkungan serta peraturan
perundang-undangan terkait operasional lainnya.
3. meningkatkan kualitas sumberdaya bekerja secara profesional serta tidak
memperkerjakan tenaga kerja di bawah umur sesuai peraturan yang berlaku.
4. komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.
5. menjaga kehidupan yang harmonis dengan masyarakat serta memberikan kontribusi
positif pada bidang sosial melalui program corporate social responsibility .
6. mengelola dan mengembangkan perusahaan secara profesional dengan cara perbaikan
terus-menerus.
2.1.3 Struktur Organisasi Pabrik
PT. Bayung Agro Sawita dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan pabrik yang berlokasi di bayung lencir , kecamatan musi banyuasin sumatera
selatan. Untuk menunjang kegiatan perusahaan, Adapun struktur PT Bayung Agro Sawita Unit
pabrik minyak kelapa sawit terlampir pada lampiran 3.
1. Direktur
Direktur memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab, yaitu mengarahkan dan mewakili
kepentingan pihak perusahaan kepada pihak luar seperti: perusahaan lain, bank, legal, pajak,
pengadilan dan pemerintah , menjalankan dan mengelola perusahaan untuk kepentingan
perusahaan sesuai dengan visi dan misi nya, melaporkan kinerja perusahaan kepada komisaris,
mengarahkan, mengatur dan mengawasi fungsi-fungsi departemen yang ada di perusahaan,
melakukan analisa dan mengambil keputusan/tindakan terhadap perkembangan bisnis
perusahaan serta bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaan kepada komisaris dan
pemegang saham.
2. Mill Manager
Mill manager memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab diantaranya, menyusun dan
mengevaluasi program kerja harian, bulanan dan tahunan dalam pencapaian target produksi,
menyusun laporan harian seluruh kegiatan operasional pabrik dan melaporkan kepada pimpinan,
mengawasi pelaksanaan tugas seluruh bawahan, memberikan arahan dan petunjuk kerja kepada
setiap pelaksana, melakukan koordinasi kepada department lain yang berhubungan dengan
proses produksi, mengendalikan pemakaian material secara effisien, mengawasi mutu hasil
produksi, menjaga kebersihan lingkungan pabrik dan mengawasi pelaksanaan K3 di lingkungan
kerja.
3. Kepala Tata Usaha
Kepala tata usaha memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab diantaranya menyusun
dan mengajukan program kerja dan anggaran biaya tahunan bagiannya, mengkoordinir dan
mengawasi tugas dan fungsi masing masing bawahan, menyusun laporan kegiatan operasional ke
Tata Usahaan secara periodik serta melaporkanya kepada atasannya, melakukan evaluasi atas
program kerja dan anggaran biaya yang telah ditetapkan serta mengusulkan
perbaikan/penyempurnaan sistem prosedur operasional Pabrik.

4. HRD / Personalia
HRD memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab diantaranya menyelenggarakan
stabilitas yang harmonis antara pihak pengusaha/pabrik dengan serikat pekerja,
menyelenggarakan perencanaan latihan dan pengembangan karyawan di lingkungan pabrik,
menyelenggarakan kegiatan penerimaan karyawan, menyelenggarakan data base inventaris
karyawan pabrik, menyelenggarakan fungsi asuransi karyawan bagi karyawan pabrik
perusahaan, menyelenggarakan sistem penggajian karyawan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku, memeriksa absensi karyawan, melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektivitas
program dan kontribusi peraturan bagi perkembangan pabrik, mengevaluasi hasil penilaian
kinerja seluruh Pegawai pabrik yang telah dilaksanakan bersama para atasan langsung,
menyusun dan menyampaikan laporan bulanan bagiannya, membuat surat-surat perjanjian kerja
dan lain-lain.

5. Admin Timbangan
Tugas dan tanggung jawab Admin Timbangan, yaitu melakukan penimbangan setiap
kendaraan yang masuk maupun keluar, menetapkan berat kendaraan dan isi muatan sesuai
dengan hasil timbangan, memastikan saat penimbangan driver/kernet turun dan tidak berada
diatas timbangan, melakukan perawatan timbangan, memeriksa keadaan timbangan dan semua
komponen-komponen komputer dan peralatan kerja, memeriksa kondisi load cell agar selalu
dalam kondisi baik, memastikan kabel-kabel yang ada di bawah timbangan harus dalam keadaan
kering dan tidak putus, memastikan timbangan tidak ada kotoran yang dapat mengganggu
operasional timbang serta selalu berkoordinasi dengan KTU dan dilanjutkan kebagian IT jika ada
trouble dalam proses penimbangan.
6. Admin Gudang
Tugas dan tanggung jawab dari admin gudang adalah mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran barang jadi, melakukan opname persediaan barang setiap hari, membuat laporan
bulanan persediaan dan menyerahkannya kepada atasannya, menjaga keamanan persediaan
barang, menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan gudang persediaan dan mengawasi
setiap barang yang dimuat untuk dikirim apakah jumlah dan tonasenya sesuai.
7. Security
Tugas dan tanggung jawab security adalah melakukan pengontrolan keliling lingkungan
perusahaan dan mencatatnya pada mesin rolling control yang disediakan khususnya pada malam
hari, mengawasi setiap kendaraan yang berada di lingkungan perusahaan atau areal pada tempat
yang disediakan untuk menghindari terjadinya pencurian atau penggelapan asset perusahaan,
mengatur lalu lintas kendaraan yang masuk ke lingkungan perusahaan, melakukan pengamanan
dan penertiban yang terpadu pada setiap kegiatan-kegiatan di lingkungan perusahaan,
melakukan tindakan sementara apabila terjadi suatu tindakan pidana di lingkungan perusahaan,
membuat berita acara pemeriksaan atas terjadinya tindakan pidana di lingkungan perusahaan
serta berkoordinasi dengan aparat keamanan terkait dengan terjadinya tindakan pidana yang
dilakukan oleh pihak luar maupun karyawan.
8. Asisten Laboratorium dan Asisten Proses
Tugas dan tanggung jawab asisten laboratorium dan asisten proses adalah mengawasi
pelaksanaan tugas mandor proses produksi, memberikan arahan dan petunjuk kerja kepada
pelaksana kegiatan produksi, mengawasi mutu hasil produksi dan pemakaian bahan kebutuhan
produksi, menjaga kebersihan mesin dan lingkungan pabrik serta mengawasi pelaksanaan K3 di
lingkungan kerja, mengawasi kinerja mesin-mesin produksi.
9. Mandor Laboratorium dan mandor Proses
Tugas dan tanggung jawab mandor laboratorium dan mandor proses adalah mengawasi
pelaksanaan tugas operator proses mesin produksi, memberikan arahan dan petunjuk kerja
kepada operator mesin kegiatan produksi, mengawasi mutu hasil produksi dan pemakaian bahan
kebutuhan produksi, menjaga kebersihan mesin dan lingkungan pabrik, melaksanakan K3 di
lingkungan kerja serta menjalankan pekerjaan sesuai prosedur dan instruksi kerja yang
ditetapkan.
10. Operator setiap statiun
Operator proses memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab diantaranya memeriksa
mesin-mesin proses sebelum dioperasikan, menyiapkan sarana dan prasarana kerja agar setiap
mesin, mengoperasikan mesin sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

2.1.4 Jumlah Tenaga Kerja


Adapun jumlah tenaga kerja di PT.Bayung Agro Sawita adalah 114 orang yang terdiri
dari karyawan staff, keamanan, adminitrasi dan umum, quality control, workshop , kebersihan
dan proses/pengolahan.
Perincian klasifikasi tenaga kerja di PT.Bayung Agro Sawita-PKS Senawar Jaya adalah
sebagai berikut:
a. Karyawan staff
Karyawan staff berjumlah 12 orang terdiri dari mill manajer, asisten kepala, asisten maint
& repair, asisten proses I dan II, asisten laboratorium, asisten sortasi, staff FFB, KTU, staff IT
dan asisten HSE.
b. Keamanan
Keamanan di PT.Bayung Agro Sawita –PKS Senawar Jaya berjumlah 11 orang yang
terbagi menjadi 3 shift.
c. Administrasi & Umum
Adminitrasi dan umum berjumlah 14 orang terdiri dari kepala WH & logistic, krani WH
& logistic, she officier, krani pembukuan, krani produksi, krani timbang I dan 11, krani bengkel,
supir karyawan kebersihan
d. Quality control
Quality control berjumlah 10 orang terdiri dari asisten laboratorium, mandor
laboratorium, analisis , operator WTP (water treatment plant), operator final effluent, helper final
effluent dan sampel boys.
e. Workshop
Workhshop berjumalah 15 orang terdiri dari dari asisten maint & repair, mandor maint 7
repair, electric, Mechanic dan helper mechanic.
f. Proses/pengolahan
Proses/pengolahan berjumlah 53 orang terdiri dari asisten proses I dan 11, mandor proses,
operator loading ramp, operator dan helper sterilizer, operator dan helper pressing, operator dan
helper klarifikasi, operator dan helper boiler, operator dan helper kernel, operator dan helper
bunch press & incinerator, operator loader, operator dump truck dan operator room energy(
power house).
2.1.5 Waktu kerja
Berdasarkan waktu kerja PT.Bayung Agro Sawita-PKS Senawar Jaya memberlakukan
system shift yaitu shift pertama dan kedua. Pada hari Senin dan selasa karyawan dan staff masuk
pukul 07:00-17:00 WIB untuk melakukan apel pagi terlebih dahulu sedangkan selasa-sabtu
masuk pukul 08:00-17:00 WIB, untuk shift kedua masuk pada pukul 17:00-07:00 WIB
Pengaturan waktu libur setiap shift berbeda diatur sesuai kebutuhannya dan pada hari
sabtu, minggu dan hari libur tetap kerja. PT. Bayung Agro Sawita-PKS Senawar Jaya ini tidak
menggunakan system lembur melainkan menggunakan system premi yang mana jika jumlah
rebusan TBS lebih dari 10 rebusan maka selebihnya adalah premi untuk karyawan.
2.1.6 Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3)
Setiap kerja di PT.Bayung Agro Sawita-PKS Senawar Jaya berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan. Seperti yang telah disebutkan
berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja PER No.5/MEN/1996, yang pada intinya
menetapkan bahwa setiap tenaga kerja berhak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan
dalam melakukan pekerjaan, demi kesejahteraan hidup dan untuk meningkatkan produksi serta
produktivitas kerja nasional.
Sasaran pokok bentuk dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah:
1) Keselamatan bagi tenaga kerja yang berkaitan dengan mesin, alat kerja, bahan,
dan proses pengolahan.
2) Menjaga tempat kerja dan lingkungan kerja agar sehat, bersih dan nyaman.
3) Cara-cara melakukan pekerjaan dengan mengumandangkan Safety is My Life
pada saat masuk dan keluar kerja.
Jenis-jenis bahaya di tempat kerja, seperti:
1) Mesin-mesin yang bekerja tanpa alat pengaman sehingga menimbulkan bahaya.
2) Bahaya lantai dan tangga licin akibat losses.
3) Bahaya gas atau cairan dari zat kimia.
4) Aliran listrik bertegangan tinggi.
5) Debu-debu disekitar tempat kerja yang mengganggu kesehatan.
6) Kebisingan yang melebihi batas.
7) House keeping yang kurang baik sehingga menyebabkan tempat kerja yang kotor
dan tata letak alat yang tidak teratur.

2.2 Kegiatan Umum Perusahaan


Kegiatan yang dilaksanakan di pabrik PT. Bayung Agro Sawita yakni melakukan
pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Inti
Sawit (Kernel). Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi penerimaan buah, perebusan
(Sterilizer), pengepressan (Pressing), pemurnian (Clarification) dan pengolahan inti sawit.
Produk yang dihasilkan berupa CPO yang disimpan dalam storage tank dan kernel yang
disimpan dalam bulking kernel sebelum dilakukan pengiriman. Kapasitas pabrik dalam
melakukan pengolahan TBS sebesar 45 Ton TBS/Jam, pada saat panen puncak dalam satu hari
pabrik beroperasi selama 24 jam/hari sedangkan waktu panen biasa pabrik beroperasi selama 8-
11jam/hari.
PT. Bayung Agro Sawita memiliki kapasitas 45 Ton TBS perjam. Bahan baku PT.
Bayung Agro Sawita berasal dari AgroNusa Bumi Lestari (ABL) merupakan perkebunan milik
PT. Bayung Agro Sawita dan Supplier Masyarakat . Produk yang dihasilkan oleh PT. Bayung
Agro Sawita adalah CPO dan kernel atau inti sawit yang langsung dapat dipasarkan. Selain itu,
pengolahan buah kelapa sawit juga menghasilkan fiber, cangkang dan tandan kosong serta
limbah cair, Fiber dan cangkang kering dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan
tandan kosong dapat dijadikan pupuk dengan proses pembakaran.
Proses pengolahan dimulai dari stasiun penerimaan yaitu tempat dimana Tandan Buah
Segar (TBS) masuk dan disortasi. Selanjutnya, TBS masuk ke stasiun Loading ramp untuk
menghantarkan buah ke statiun Sterilizer untuk direbus atau disterilisasi. Setelah itu, TBS dipipil
untuk dipisahkan antara janjangan dan brondolan untuk kemudian dirajang dan dilumatkan di
stasiun press sehingga menghasilkan minyak kasar dan nut. Kemudian, minyak kasar dimurnikan
di stasiun klarifikasi untuk menjadi CPO sedangkan nut diolah di stasiun pengolahan kernel
untuk menghasilkan kernel kemudian kernel diolah di stasiun Kernel. Adapun tahapan proses
pengolahan kelapa sawit di PT. Bayung Agro Sawita.

Timbangan Tandan buah segar


Timbangan (TBS)

Sortasi

Loding Ramp Station

Sterilizer Station
Press Station Bunch Press

Thereser Station

Clarification Station

Crude Palm Oil Kernel

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Crude Palm Oil
(CPO) Dan Kernel di PT. Bayung Agro Sawita.

2.3 Stasiun Utama Pabrik


2.3.1 Pos Satpam
Pos satpam merupakan tempat keamaan pabrik dan disini tempat mengatur kendaraan
(mobil staff, motor karyawan/staff, mobil angkut kernel, mobil angkut cpo, mobil angkut
bungkil, mobil angkut cangkang, truck angkut tbs, dan kendaraan dll) yang akan masuk kedalam
pabrik sebelum ke jembatan timbang. Adapun beberapa kegiatan yang ada di pos satpam, yaitu :
a. Mencatat kendaraan yang akan masuk dan keluar ke dalam areal Pabrik Bayung Agro Sawita.
b. Membuat buku jurnal tamu.
c. Melakukan pemeriksaan kendaraan truk pengangkutan, petugas keamanan memeriksa SPB
(Surat Pengantar Buah) ataupun DO (Delivery Order), STNK, SIM pengemudi serta mencatat
tanggal masuk/keluar, jam masuk/keluar, nama sopir, nomor polisi kenderaan, asal, hamparan,
tujuan, jenis muatan, dan jumlah muatan sebelum masuk ke jembatan timbang dan sortasi.
d. Untuk melakukan antrian truck angkut harus mendaftar ke pos satpam.
2.3.2 (weight brigde)
Jembatan timbang di Pabrik Bayung Agro Sawita menggunakan sistem elektronik yang
terdiri dari dua timbangan yaitu Timbangan A dan B yang masing-masing terdapat 4 load cell
disetiap sudut sisinya. Timbangan ini berkapasitas 50 ton dengan akurasi 10 kg. Pada saat
dilakukan penimbangan supir truck dilarang didalam mobil dan diharuskan untuk keluar, serta
tidak ada barang yang tertinggal didalam truck. Hal ini dilakukan agar tidak mengurangi akurasi
dari jembatan timbang. Adapun fungsi dari jembatan timbang yaitu :
a. Untuk mengetahui tonase TBS yang masuk ke Pabrik Bayung Agro Sawita.
b. Untuk mengetahui tonase CPO dan kernel yang diproduksi.
c. Menimbang tonase yang masuk dan keluar yang berhubungan dengan PT. Bayung Agro
Sawita, seperti pupuk, solid, janjangan kosong, cangkang, cpo,dan abu.
d. Jembatan timbang A untuk timbangan CPO kernel ataupun truk pengangkutan lain. Jembatan
timbang B untuk timbangan dan TBS janjangan kosong.
Penimbangan awal dilakukan dengan menimbang mobil angkut beserta muatan untuk
mengetahui berat awal (bruto) dan untuk mengetahui berat akhir (tarra) dilakukan penimbangan
mobil setelah dilakukan penuangan buah pada stasiun sortasi, setelah itu didapat berat bersih
(netto). Hal ini bermanfaat untuk menentukan jumlah TBS yang diproduksidan menentukan
jumlah produksi (rendemen minyak dan kernel) bagi pabrik.
2.3.3 Sortasi
Tandan buah segar (TBS) dikumpulkan di area sortasi untuk disortasi dan digrading.
Buah yang sudah disortasi dituangkan ke loading ramp.Stasiun penerimaan buah sebagai tahapan
awal dari seluruh tahapan proses pengolahan di pabrik kelapa sawit merupakan stasiun yang
paling vital, karena dari stasiun penerimaan ini bisa kita ketahui mutu buah yang akan kita olah
artinya bila mutu TBS yang diterima bermutu rendah maka hasil olahnya sudah pasti bermutu
rendah. Perlakuan terhadap penerimaan TBS di PKS harus dilaksanakan dengan hati – hati.
Dalam proses penerimaan TBS ini meliputi beberapa proses diantaranya:
- penerimaan buah masuk dari supplier
pada proses ini truk pengangkut TBS terlebih dahulu menyerahkan SP kepada petugas untuk
diparaf sehingga bisa masuk ke dalam PKS. kemudian melewati timbangan untuk mengetahui
berat TBS yang dibawa masuk ataupun keluar titik TBS sudah diturunkan petugas Stasiun
memberikan nota tentang kriteria TPS yang di bawa
- sortasi mutu buah
Sortasi TBS di PKS bertujuan untuk mengetahui mutu buah yang diterima. Mutu buah
yang diterima di PKS terdiri dari beberapa kriteria yaitu :
1.Buah Mengkal Adalah janjang buah yang membrondol kurang dari 1 ( satu ) berondol per
kilogram janjang, daging buah berwarna kuning.
2.Buah Masak Adalah janjang yang warna dagingnya orange dan membrondol paling sedikit 1
( satu ) berondol per kilogram janjang dan paling banyak 50%. Buah diangkut dari TPH ke PKS
tidak lebih dari 24 jam.
3.Buah Terlalu Masak adalah janjang buah membrondol (brondol pokok) lebih dari 50% hingga
maksimum 90%.
4.Buah Tangkai Panjang Adalah janjang buah yang gagangnya lebih dari 2 cm diukur dari
potongan yang terdekat dengan sisi permukaan tanah ( dibawah 5% dari satu truk).
5.Brondolan Adalah Brondolan segar yang tidak bercampur dengan buah busuk atau buah
cincang/sampah.
Mutu TBS yang tidak diterima di PKS antara lain:
- TBS BJR <5kg
TBS yang berat rata-ratanya tidak mencapai 5 kg, disarankan untuk dikembalikan dan di ketek
(dibrondol).
- TBS mentah
Adalah TBS yang sama sekali tidak memberondol dan daging TBS berwarna putih.
- TBS busuk
Adalah TBS restan >24 jam warnanya mulai hitam dan berbau busuk.
- TBS abnormal
Adalah TBS masak akan tetapi tidak mau memberondol apabila dibanting (buah batu).
- Tandan kosong
Adalah janjang TBS yang memberondol >90%.
- Sampah dan goni.
2.3.4 Loding Ramp
TBS yang telah ditimbang atau sortasi, kemudian ditampung ke loading ramp. Loading
ramp adalah tempat penimbunan (healing) yang lantainya berkisi-kisi yang posisinya dibuat
miring serta dilengkapi sekat, pintu yang digerakkan oleh pompa hidrolik.Proses kerja pada
Stasiun loading ramp merupakan tempat penampungan TBS sebelum diolah atau diproses . Di
statiun loading ramp memiliki kapasitas berkisar 15 ton per pintu dan memiliki 16 pintu. loading
ramp menggunakan sistem hidrolik untuk membuka dan menutup pintu .buah yang dijatuhkan ke
conveyor akan dibawa ke proses selanjutnya dengan menggunakan inclined konveyor yang
bergerak atau mengantarkan buah ke atas untuk proses perebusan
Fungsi loading ramp:
1. Mempermudah TBS masuk kedalam inclined untuk perebusan di sterilizer .
2. Memudahkan sistem FIFO (first in first out) yaitu TBS yang pertama datang diolah terlebih
dulu untuk mencegah buah menjadi restan.
3. Sebagai tempat melakukan sortasi buah dan penampungan sementara TBS.
2.3.5 Statiun Sterilizer
Pada Stasiun ini merupakan proses perebusan buah yang dilakukan dengan menggunakan
tangki perebusan atau bejana rebusan. dengan waktu dan tekanan tertentu. Rebusan ini
menggunakan uap (steam) yang diperoleh dari turbin Di PT.BAS terdapat 4 bejana berkapasitas
30 Ton, jika bejana sterilizer penuh maka dapat merebus 33 ton. perebusan dilakukan dengan
sistem triplek triple Peak (3 Puncak) yang pertama 25 PSI selama 7 menit dengan penurunan
menjadi 10 PSI kemudian penurunan atau pembuangan kedua dengan 35 PSI selama 5 menit
dengan diturunkan menjadi 20 PSI kemudian Puncak ketiga dengan 43,5 PSI. Perebusan dilihat
dari jenis buah sawit dengan kondisi buah normal selama 60 menit, buah mengkal (under)
selama 70-75 menit dan buah terlalu masak (over) selama 50 menit dengan menggunakan suhu
130 derajat Celcius.
Adapun siklus proses perumusan yaitu:
- tahap generasi yaitu tahap pembuangan oksigen dalam air
-tahap masukkan uap
-tahap penahanan uap dan tahap pembuangan uap

Proses perebusan ini dimaksudkan untuk:


1. Memudahkan pemisahan brondolan dari tandan
Minyak sawit terdapat dalam buah, maka untuk mempermudah poroses ekstraksi
minyak,buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan buah dan spikht karena adanya
hidrolisa pektin yang terjadi di pangkal buah. Jadi hidrolisa pektin ini telah terjadi secara alami
yang menyebabkan buah membrondol. Hidrolisa pektin juga dapat terjadi pula didalam ketel
rebusan, dengan adanya reaksi yang dipercepat oleh pemanasan.
2. Menginaktifkan enzim lipase.
Buah yang dipanen mengandung enzim lipase dan oksidasi yang tetap bekerja didalam
buah sebelum ezim tersebut dihentikan. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator dalam
pembentukan asam lemak bebas atau free fatty acid (FFA) sedangkan enzim oksidasi berperan
dalam pembentukan peroksida yang kemudian berubah menjadi gugus aldehid dan kation. Enzim
umumnya tidak aktif lagi bila dipanaskan sampai suhu >500C. Maka perebusan dengan suhu
1200C sekaligus menghentikan kegiatan enzim.
3. Memperlunak jaringan buah agar mudah pada proses pelumatan.
Pericarp atau kulit buah yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan 12 akan
menunjukan sifat serat yang mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan
mempermudah proses didalam digester.
4. Mengurangi kadar air Proses sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah
dan inti, yaitu dengan cara penguapan baik dari dalam saat direbus maupun saat sebelum
dimasukkan ke tressher.
Perebusan dengan menggunakan sistem 3 peak bertujan untuk membuang air condensate
dan udara dari sterilizer. Air condensate dibuang agar uap air steam yang terkondensasi selama
proses perebusan tidak menggenangi TBS didalam sterilizer. Apabila TBS didalam sterilizer
terendam air dapat menyebabkan larutnya minyak pada air sehingga meningkatkan losses. Udara
didalam sterilizer juga harus dibuang karena udara merupakan penghantar panas yang buruk.
Adanya udara didalam sterilizer dapat memperlambat proses penyerapan panas pada TBS selama
perebusan.
2.3.6 Stasiun Threshing (Pemipilan)
Stasiun threshing merupakan tempat pemisahan brondolan dari tandan buah dengan cara
memtuar serta membanting TBS didalam mesin thresher. Mesin thresher berputar dengan
kecepatan 23 rpm. Adapun thresher yang ada di PT.BAS ini yaitu berjumlah 2 buah dimana di
pabrik ini menggunakan sistem double thresher. Tahap pertama thresher 1 melakukan pemisahan
setelah itu janjangan hasil pemisahan pertama menuju conveyor under thresher untuk menuju
thresher 2 untuk pemisahan brondolan tahap kedua. Setelah dari thresher 2 janjangan kosong
jatuh menuju horizontal empty bunch conveyor dan diteruskan oleh inclined empty bunch
conveyor to empty bunch press dimana jajangan kosong dipress kemudian minyak hasil press
keliquor vibrating screen kemudian ditampung ke liquor tank
Brondolan yang telah terpisah dari tandan buah masuk kedalam under threshing dan
menuju fruit bottom cross. Brondolan dibawa menuju fruit televator dan selanjutnya menuju top
cross conveyor yang kemudian jatuh ke distributing conveyor. Lalu brondolan didistribusikan ke
masing – masing digester.
Nama dan fungsi alat yang ada di statiun Theser :
• Autofeeder : penampungan sementara sebelum buah dikirimkan ke theser drum.
• Theser Drum :pada theser drum terdapat kisi kisi yang berfungsi untuk membanting tandan
buah segar agar berondolan buah dapat rontok dan selanjutnya masuk ke mesin digester dan
screw press.
• Conveyer : memiliki fungsi untuk nmemindahkan atau mentrasnfer buah ataupun ampas kelapa
sawit .alat ini secara umum berupa baja yang memiliki ulir dan arah putar searah jarum jam
bentuknya mirip sekrup.
• Fruit elevator : berfungsi untuk penghantar buah sawit kedalam screw press.
• Digester : berbentuk bejana silinder tegak yang dilengkapi stiring arm (pisau digester) dengan
kecepatan pengaduk sekitar 25-26 rpm .digester berfungsi untuk melumatkan brodolan atau buah
sawit dengan proses pengadukan (blend).

2.3.7 Stasiun Digester dan Press


Digester adalah sebuah tabung silinder tempat untuk melumatkan brondolan agar mudah
dipisahkan antara daging buah dan nut. Di PT. BAS memiliki 4 digester. Suhu didalam digester
berkisar antara 90– 100oC serta memiliki tekanan 60 bar, dan suhu juga harus di kontrol agar
mempermudah dalam pelepasan sel – sel minyak pada saat pressing serta untuk menjaga minyak
agar tidak rusak pada proses pelumatan dan pengepressan. Mesin press yang ada di PT.BAS
berjumlah 4, dimana 3 yang melakukan proses sedangkan 1 lainnya standbye apabila terjadi
kerusakan pada mesin press lainnya. Setelah brondolan dilumatkan di digester diekstraksi di
mesin press dengan menggunakan screw press bertekanan 40 bar yang digerakkan oleh hydrolic
powerpack. Minyak hasil ekstraksi dialirkan ke crude oil gutterkemudian ke sand trap tank untuk
menurunkan viskositas minyak dan menyaring pasir yang ada pada minyak. Untuk cake yang
terdiri atas fiber dan nut hasil dari pengepresan masuk ke CBC (Cake Braker Conveyor) menuju
stasiun kernel untuk diolah lebih lanjut.
Nama dan fungsi alat yang ada di statiun Pressing
• thresher: berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangan nya dengan cara membanting tandan
buah segar (TBS) ke dalam drum therser. Thresher juga berfungsi untuk menjaga kestabilan
agar kapasitas pengolahan TBS sesuai aturan pabrik dan menjaga oil losses maupun kernel losses
seoptimal mungkin.
• buttom cross: berfungsi untuk membawa hasil perebusan untuk kemudian didistribusikan ke
fruit elevator.
• fruit elevator: berfungsi untuk membawa brondolan dan buah dari buttom Cross conveyor ke
top Cross conveyor.
• Top Cross conveyor: berfungsi untuk membawa brondolan dari top Cross conveyor ke masing-
masing digester.
• Digester, Alat ini berbentuk silinder dengan diameter sekitar 1200 mm dan volume 3500 liter,
terbuat dari plat BMS setebal 12 mm yang bagian dalamnya dilapisi liner atau plat aus. Digester
ini juga dilengkapi dengan digester arm dan expeller arm dimana alat tersebut dipasang pada satu
poros shaft yang berputar ± 25 rpm.Di dalam pengadukan di digester akan menyebabkan
terjadinya :
 Daging buah terlepas dari nut sehingga nut lebih mudah dipisahkan.
 Lumatnya daging buah sehingga minyak mudah dikeluarkan.
 Massa buah akan lebih merata dan temperatur menjadi lebih homogen.
 Sebagian minyak keluar dari daging buah kemudian dikeluarkan melalui lubang bottom
plate digester.

Gambar Digester
• Screw press : Komponen utama alat ini terdiri dari double worm screw untuk pendorong, press
cage untuk menyaring minyak yang keluar dan cone untuk penekan. Alat ini juga dilengkapi
sistem hidraulik dan gearbox motor untuk penggerak putaran screw. Kapasitas screw press yang
digunakan umumnya 15-17 ton TBS/jam.

• Oil Gutter :berfungsi sebagai penghubung atau penyalur aliran minyak kasar (crude oil) hasil
dari press menuju ke sand trap tank untuk diendapkan.
• Sand trap tank : berfungsi sebagai penampungan minyak sementara dari oil gutter.
• Vibrating: berfungsi untuk menyaring serabut dan kotoran yang lain terbawa di dalam minyak
dari sand trap tank.
• crude oil tank ; berfungsi untuk penampungan Minyak dari hasil penyaringan di vibrating
screen .suhu yang digunakan pada COT berkisar 90 derajat Celcius.
• fibre Conveyor :fungsi untuk sebagai pembawa fiber yang sudah di press.
• cake free konveyor : berfungsi untuk sebagai pemecah gumpalan fiber dan nut hasil press
sehingga mudah memisahkan fiber dan nut pada fiber cyclone.

2.3.8 Stasiun Klarifikasi (pemurnian minyak)


Stasiun klarifikasi merupakan stasiun pemurnian minyak kasar yang diperoleh dari hasil
pengepressan. Proses pemisahan minyak, air, dan kotoran dilakukan dengan sistem pengendapan
(secara gravitasi) di continuos setting tank . Minyak kasar yang dihasilkan dari proses
pengepressan ditampung dan diendapkan pasirnya di sand trap tank. Pada sand trap tank
dilakukan penambahan water dilution dan air condensate perebusan untuk menurunkan
viskositas minyak.
Stasiun pemurnian minyak berfungsi untuk memisahkan minyak dengan kotoran serta
unsur-unsur yang mengurangi kualitas minyak dan mengupayakan agar kehilangan minyak
seminimal mungkin. Proses pemisahan ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak, air, dan
kotoran, serta pasir dan lumpur dengan sistem sentrifuge dan pengendapan.
Adapun tujuan pengolahan di stasiun pemurnian adalah :
• Melakukan pemisahan dengan cara pengendapan minyak kasar hasil pressan yang masih
mengandung air dan kotoran lainnya di CST.
• Melakukan pemisahan minyak dengan zat padat yang ada pada sludge dengan bantuan sludge
sentrifuge dan decanter.
• Menurunkan kandungan air yang ada di CPO melalui proses pengeringan ( dengan vacuum
drier ).
• Mendapatkan minyak CPO yang memenuhi standar mutu yang disyaratkan secara maksimal.
A. Proses pemurnian minyak
a. Continuous settling tank (CST)
Continuous settling tank berfungsi memisahkan minyak murni dari minyak kasar yang
masih mengandung air dan zat padat secara gravitasi. Alat ini berbentuk tanki segi empat
memanjang dilengkapi dengan beberapa sekat untuk menahan retensi minyak dan bagian
dasarnya berbentuk kerucut berfungsi untuk mengefektifkan pengendapan pasir. Sedangkan tanki
clarifier berbentuk silinder dan bagian dasarnya berbentuk kerucut untuk pengendapan pasir dan
sludge agar mudah di drain. Temperatur yang digunakan dalam cst adalah 90oc.

b. Oil tank
Oil tank berfungsi sebagai penampungan sementara minyak murni hasil pemisahan di
CST, memanaskan minyak sebelum di proses ke purifier serta mengendapkan kotoran yang
terikut dalam minyak. Tanki ini berbentuk silinder dan bagian dasarnya berbentuk kerucut serta
dilengkapi bodi isolasi.

c. Vacuum Dryer
Vacuum Dryer berfungsi sebagai alat untuk mengurangi kadar air di CPO. Vacuum dryer
berbentuk tabung silinder berkapasitan 15 ton / jam dan dilengkapi nozzle penyemprotan, gelas
penduga dan katup apung pengontrol level CPO. Hal ini akan mempermudah pemisahan air
dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air, air akan
terkondensasi dan akan dihisap oleh pump vacuum ke bagian atas, sedangkan minyak akan turun
ke bawah dan kemudian dipompakan ke storage tank. Alat ini bekerja dengan tekanan hampa 65
– 70 cm Hg. Tekanan hampa dihasilkan oleh vacuum pump.
d. Storage tank
Storage Tank berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara minyak produksi
sebelum dilakukan pengiriman. PKS-Senawar Jaya memilki 4 storage tank 3 diantaranya
memilki kapasitas 1000 ton dan satu storage memilki kapasitas 2000 ton. Storage tank harus
dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi steam oil harus dilakukan secara rutin,
karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam oil dapat mengakibatkan naiknya kadar air
pada CPO.Adapun standar kualitasn CPO produksi yaitu :
• FFA ≤ 4%
• Kadar air ( moisture) ≤ 0,2%
• Kadar kotoran ≤ 0,015%
B. Proses pengolahan sludge
Adapun beberapa alat yang digunakan untuk pengolahan sludge terdiri dari sludge
tank,buffer tank, sand cyclone, decanter, light phase, heavy phase, FAT FIT dan final effluent.
a. Sludge Tank
Sludge dihasilkan dari pengendapan di CST dan COT yang ditampung pada sludge drain.
Sludge tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sludge underflow dari CST
sebelum diolah lebih lanjut untuk pengutipan minyak. Temperatur sludge adalah 950 C.
b. Sand cyclone
Fungsi dari sand cyclone adalah untuk menangkap pasir halus yang terkandung dalam
sludge dan untuk memudahkan sludge separator agar peralatan dapat terbebas dari keausan dini.
Sand cyclone terdiri dari cyclone, ceramic cone actuator desanding pump, pressure gauge, dan
timer control. Pressure gauge dipasangkan pada inlet dan outlet ssand cyclone, settling timer
control berfungsi untuk mengatur pembukaan dan penutupan katup pembuangan pasir di sand
cyclone, timer di setting posisi menutup selama 5 menit sedangkan membuka selama 15 detik.
Alat ini pada bagian atas berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk kortex. Dibawah kortex
terdapat tabung pengendapan pasir. Cairan dipompakan pada bagian samping dengan system
siklon, sehingga cairan berputar dalam tabung dan konus, yang mengakibatkan timbulnya gaya
sentrifugal. Gaya ini menyebabkan pasir tidak bergerak ke atas dan keluar melalui poros.
c. Buffer tank
Sludge Buffer Tank berfungsi sebagai tanki penampung sludge untuk umpan ke sludge
centrituges dan decanter, serta dilengkapi dengan overflow yang menuju ke sludge tank.
d. Decanter
Alat ini bekerja dengan gaya sentrifugal dengan putaran tinggi dimana ada tiga fraksi
yaitu berat (solid), menengah (heavy phase), dan ringan (light phase). Prinsip kerja alat ini
adalah berdasarkan berat jenis yang berbeda dengan gaya sentrifugal, maka minyak yang
mempunyai berat jenis lebih ringan akan terkumpul pada bagian tengah kemudian masuk ke bak
penampungan. Dalam decanter, sludge dipisahkan dalam 3 fase yaitu minyak, air dan solid, jadi
fungsi dari dekanter adalah untuk memisahkan minyak, air dan solid, melakukan pengutipan
minyak yang masih terkandung dalam sludge. Solid akan ditransfer oleh conveyor ke rumah
solid yang akan dibawa oleh mobil truk untuk dijadikan kompos. Hasil dari decanter
menghasilkan tiga massa yaitu:
• Light phase merupakan hasil pemisahan decanter mengandung 75-80% minyak, sehingga light
phase akan ditampung di reclime oil tank. Light phase dari reclime oil tank dipompakan kembali
ke CST untuk mengutip minyak tersebut. Solid adalah kotoran pada minyak berupa padatan.
Solid dari decanter akan jatuh ke solid decanter conveyor dan ditampung sementara di solid bin
sebelum dibawa ke perkebunan untuk dijadikan pupuk.
• Heavy phase merupakan hasil pemisahan dari decanter yang masih mengandung minyak dan
langsung dialirkan ke FAT FIT.
• Solid merupakan kotoran pada minyak berupa padatan yang akan dibawa ke perkebunan untuk
dijadikan kompos

e. FAT FIT
Berfungsi sebagai tempat penampungan heavy Phase hasil olahan dari centrifuge. Proses pada
sludge fat fit dilakukan pengutipan minyak kembali yang masi terkandung di heavy phase. Air
pencucian, air kondensat rebusan, minyak tumpah dan sludge pada lantai, parit ditampung di bak
sludge fat fit masi memiliki kandungan minyak sehingga dilakukan pengutipan kembali dengan
cara memasukkannya kembali ke sand trap tank.
f. Liquor
Liqour tank berfungsi sebagai tangki penampung kondensat rebusan, sludge bunch press dan fat-
fit untuk diolah kembali.
2.3.9 Stasiun Kernel

Stasiun kernel merupakan stasiun yang mengolah nut menjadi inti sawit utuh (kernel)
dengan cara memisahkan fiber, kernel, dan cangkang. Ada beberapa alat dan mesin pendukung
distasiun kernel ini yaitu :
a. Cake Breaker Conveyor (CBC)
b. Depericarper
c. Nut Polishing Drum
d. Nut conveyor
e. Nut elevator atau destoner
f. Grading drum
g. Nut silo atau nut over
h. RippleMill
i. Cracked Mixtured Conveyor
j. Cracked Mixtured Elevator
k. Light Tenera Dust Separator I (LTDS I)
l. Light Tenera Dust Separator II (LTDS II) (kering)
m. Claybath ( basah)
n. Kernel Silo
o. Bulk Silo Kernel

A. CBC (cake break conveyor)

Cake yang terdiri dari nut dan fiber di pecahkan oleh CBC (Cake Breaker Conveyor) agar
mudah dilakukan pemisahan antara nut dan fiber. Setelah dari CBC cake menuju depericapter
untuk memisahkan fiber dan nut dengan sistem pneumatic. Cara pemisahannya dilakukan dengan
cara fiber terhisap keatas dan masuk menuju fiber cyclone, sedangkan nut material yang lebih
berat jatuh kedalam NPD (Nut Polishing Drum) berkapasitas 6,30 ton/jam. Fiber yang masuk ke
fiber cyclone jatuh ke fiber conveyor untuk dibawa ke boiler sebagai bahan bakar boiler. Pada
NPD (Nut Polishing Drum) dilakukan pemisahan fiber yang masih tersisa dari depericapter
dengan cara berputar dengan kecepatan 32 rpm, dimana didalam nut polishing drum terdapat
lubang-lubang agar nut dapat masuk kedalam lubang menuju nut transport conveyor, sedangkan
fiber masuk kembali ke depericapter dan ada sebagian diambil oleh operator dan diangkut ke
fiber conveyor.
B. Depericarper

Depericarper adalah alat yang disertai kipas penghisap (blower) yang digunakan
untukmenghisap fiber sehingga terpisah dari nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar
boiler.

C. Nut Polishing drum

Nut polishing drum adalah suatu drum yang berputar yang mempunyai plat-plat
pembawa yangdipasang miring pada dinding bagian dalam. Di ujung nut polishing drum terdapat
lubang-lubang penyaring sebagai tempat keluarnya nut yang kemudian ditransfer melalui nut
elevatormasuk ke nut over. Biji yang telah dipisah dari ampasnya masuk ke dalam nut polishing
drum dan putaran drumtersebut biji-biji akan dipolis untuk melepaskan serat-serat yang masih
tinggal pada biji oleh plat-plat yang ada pada dinding dan porosnya. Kecepatan putaran drum
adalah 32 rpm.
Nut Polishing Drum Fungsi dari nut polishing drum adalah :
1. Membersihkan biji dari serabut-serabut yang masih melekat
2. Membawa nut dari depericarper ke nut silo
3. Memisahkan ke nut dari sampah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas nut polishing drum :
1. Kondisi plat pengarah atau pengangkat
2. Kecepatan putaran drum
3. Diameter dan panjang drum
4. Diameter lubang penyaringan
5. Jumlah lubang penyaring
6. Kualitas dan kuantitas feeding

D. Nut Conveyor
Berfungsi untuk menampung nut hasil keluaran dari nut polishing drum dan membagikan nut
pada destoner dan nut elevator.
E. Nut Elevator atau Destoner
Berfungsi untuk membawa nut dari nut conveyor menuju grading drum.
F. Nut Grading Drum
Sebelum proses pemecahan nut, terlebih dahulu dilakukan seleksi berdasarkan ukuran nut
dengan menggunakan alat nut grading. Nut grading merupakan drum berputar yang berlubang-
lubang untuk memilih atau memisahkan nut yang akan masuk nut silo.
G. Nut Silo atau Nut Over
Nut yang ada di nut conveyor dibawa menuju nut destoner atau nut elevator yang akan
diabawa ke nut sillo, pada nut conveyor terdapat destoner yang berfungsi untuk memisahkan
batu yang terbawa bersama nut, karena batu dapat merusak mesin ripple mill. Dari destoner
masuk kedalam nut sillo dengan kapasitas 15 ton. Nut sillo merupakan tempat penampungan
sementara sebelum menuju ripple mill untuk di pecahkan.
H. Ripple mill

Ripple mill berfungsi untuk memecahkan cangkang dan inti. PKS Senawar Jaya
menggunakan 3 buah ripple mill yang terbagi menjadi 3 line. Ripple mill memecahkan nut
dengan cara menjepit nut diantara ripple dan rotor bar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecahan adalah :
1. Kualitas dan kuantitas umpan
2. Kondisi ripple plate dan rotor bar
3. Jarak antara plat dan rotor
4. Kecepatan putaran ripple mill
Kualitas umpan dipengaruhi oleh :
1. Kekoplakan nut, kalau nut tidak koplak maka banyak yang lengket pada cangkang
2. Jenis buah, dura atau tenera
3. Ukuran nut
4. Kadar air yang terkandung dalam inti
5. Umpan yang terlalu banyak (berlebihan)
6. Umpan terlalu kering
7. Persentase nut pecah pada umpan besar

I. LTDS 1 dan LTDS 2

LTDS (Light Tenera Dry Separator I dan II) adalah alat pemisahan dengan sistem pneumatic.
Dimana cangkang dan fiber merupakan material ringan yang terhisap ke fiber cylone dan jatuh
ke shell bin yang kemudian akan menjadi bahan bakar boiler. Sedangkan material yang berat
seperti kernel, nut pecah, nut utuh dan cangkang berukuran besar masuk ke grading drum.

J. Claybath
Claybath berfungsi untuk memisahkan inti ( kernel) dan cangkang (shell) dengan media air
dan calcium. Pada Claybath berat jenis yang ringan (kernel) akan mengapung sedangkan berat
jenis yang berat (cangkang) akan mengendap.
K. Kernel silo

Kernel sillo merupakan alat penampungan kernel yang telah mengalami proses pemisahan
dari mesin ripple mill dengan. Pada kernel sillo terjadi pengurangan kadar air kernel dengan cara
menggunakan heater fan. Proses pemanasan yaitu dengan melewatkan steam melalui pipa-pipa
didalam radiator dan fan blower menghembuskan udara panas dari radiator masuk ke kernel silo.
Proses pengeringan ini berlangsung selama ±4 jam dengan suhu ±80°C. Pada Pabrik Bayung
Agro Sawita ini memiliki 2 kernel sillo dengan kapasitas 18 ton. Setelah dari kernel sillo kernel
dikirim ke bunker sillo untuk ditampung sementara sebelum di pasarkan.

L. Bunker kernel silo

Bulk Silo atau bunker silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan inti produksi sebelum
dikirim keluar untukdiproduksi dan agar uap air yang terkandung di dalam inti dapat keluar dan
tidak menyebabkankondisi dalam storage tidak lembab yang menyebabkan timbulnya jamur
pada inti. Inti dari kernel silo diangkut ke bulk silo dengan menggunakan screw conveyor dan
pneumatic conveyor.

3.3 Stasiun pendukung


3.3.1 Stasiun pengolahan air (water treatment)
Air merupakan kebutuhan utama bagi sebuah PMKS, karena sebagian besar proses
pengolahan memerlukan air. Water treatment merupakan suatu tempat pengolahan air yang akan
dipakai atau dipergunakan dalam proses pengolahan maupun untuk keperluan domestik. Air
yang dipergunakan baik untuk pengolahan maupun domestik adalah air yang berasal dari sungai
dan masih banyak terkandung zat-zat terlarut serta kandungan lainnya yang merugikan.
Stasiun pengolahan air berfungsi sebagai mengolah air supaya menjadi air bersih yang
akan dialirkan ke pabrik maupun ke perumahan karyawan. Air diambil dari sumur bor dan
dialirkan ke waduk, hal ini dilakukan agar pasir yang berasal dari sumur bor dapat mengendap di
waduk yang terletak didekat pabrik.
Air dipompakan dari waduk atau sungai ke clarifire tank. Clarifier tank berfungsi sebagai
tempat penjernih air. Air yang berasal dari waduk terlebih dahulu diinjeksikan dengan bahan
kimia. Bahan kimia yang digunakan yaitu poli alumunium clorin sebagai pengikat lumpur yang
teriku dan flokulan hidro 320 berfungsi sebagai pemberat lumpurt . Alat ini juga di lengkapi
dengan kran drain untuk membuang endapan lumpur. Proses selanjutnya yaitu air dialirkan ke
water basin.
Water basin adalah suatu tempat berupa bak yang fungsinya sebagai tempat pengendapan
zat-zat terlarut dan juga sebagai tempat penampungan air yang telah jernih sebelum dipompakan
ke sand filter. Muatan yang dapat ditampung water basin ini adalah 500 ton. Proses selanjutnya
yaitu air dari water basin masuk ke sand filter. Berikut ini adalah bentuk clarifire dan water
basin yang dapat dilihat pada Gambar 23.

Gambar 23. Clarifire dan Water Basin


Sand filter adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyaring kembali air yang telah
diproses di water basin yang kemungkinan masih mengandung zat-zat terlarut yang masih terikut
dengan air. Penyaringan di sand filter ini menggunakan pasir silika sebagai media. Air yang telah
disaring di sand filter, kemudian air dipompakan ke atas twin tower tank untuk dialirkan ke
pabrik dan perumahan. twin tower tank adalah suatu alat yang berfungsi menampung air
sementara dari sand filter. Bentuk sand filter dan twin tower tank dapat dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24. Sand Filter dan Tower Tank


3.3.2 Boiler
Stasiun Boiler merupakan instalasi penghasil uap panas bertekanan (steam) dengan cara
memanaskan air. Di PT. Bayung Agro Sawita memiliki 2 buah boiler yang dipakai secara
bergantian. Boiler 1 memiliki kapasitas 30 ton/jam, type N-900 R, pada boiler 1 menggunakan
rotary fedeer untuk memasukkan fiber dari fiebr shell conveyor ke boiler. Sedangkan pada boiler
2 memiliki kapasitas 35 ton/jam, dengan N-1000 R. Pada boiler 2 ini menggunakan pedulum
untuk fiber secara otomatis ke boiler. Steam yang dihasilkan dapat digunakan dalam beberapa
keperluan, yaitu sebagai berikut :
1. Turbin untuk menghasilkan listrik tenaga uap.
2. Pada stasiun perebusan untuk memasak buah sawit sehingga menghasilkan buah yang masak
dan lembut dengan tekanan yang digunakan yaitu 3 bar.
3. Pada stasiun press dan digester untuk mengatur temperatur pada digester sehingga
memudahkan proses pelumatan dan memudahkan untuk proses pengepresan pada suhu 90oC.
4. Pada stasiun klarifikasi untuk memanaskan tanki digunakan sebagai pemisahan minyak
dengan sludge pada suhu 90oC.
5. Pada stasiun kernel untuk memasak kernel dengan uap sehingga kandungan minyak yang
terdapat pada kernel dengan mudah keluar pada suhu 75-80oC.
6. Pengiriman CPO pada BST untuk menjaga dan menetralkan suhu pada BST agar minyak tetap
cair.
Beberapa bagian utama dan perlengkapan boiler yang penting diantaranya yaitu:
a. Pompa Feed Water, Pompa ini berfungsi untuk mensuplai/mengalirkan air umpan Boiler dari
Deaerator kedalam upper drum. Umumnya pompa yang digunakan adalah pompa multi stage
yang digerakkan oleh electromotor atau turbin uap.
b. Dapur boile, berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar (shell dan fiber), untuk
memanaskan dan menguapkan air yang mengalir didalam pipa-pipa pendidih. Ruang bakar ini
pada bagian bawahnya disekat dengan susunan roster yang dapat dibuka/ditutup dengan cara
hidrolik dengan bantuan kompressor. Bagian bawah ruang bakar ada ruangan untuk
menghembuskan udara pembakaran dan abu sisa pembakaran. Bagian sisi depan ruang bakar
terdapat main hole untuk mengatur agar proses pembakaran sempurna, selain itu sebagai jalan
untuk inspeksi dan perawatan saat tidak beroperasi.
c. Drum boiler, ada dua yaitu drum atas (upper/steam drum) dan drum bawah (lower/mud drum).
Kedua drum ini dilengkapi dengan manhole yang berfungsi untuk mengontrol, memeriksa,
membersihkan bagian dalam drum.
d. Header Air Umpan, Header berfungsi sebagai tempat menampung air umpan dan
mendistribusikan air tersebut ke pipa-pipa pendidih untuk dipanaskan menjadi uap. Header
merupakan bejana baja berbentuk silinder yang dipasang disekeliling dapur pembakaran pada
bagian bottom/dasar sisi-sisi dinding boiler. Pada header dilengkapi dengan handhole untuk
pemeriksaan dan pipa drain untuk pengeluaran kotoran saat pembersihan kerak di pipa-pipa
pemanas. Header ini dilengkapi dengan handhole yang berfungsi untuk memeriksa bagian dalam
header.
e. Pipa Pemanas ,Pipa pemanas ini berfungsi untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan
pemanasan secara konveksi dari udara panas hasil pembakaran di ruang bakar. Pipa-pipa
pemanas ini berupa pipa-pipa baja yang tersusun sejajar (inline) di sekeliling sisi dari ruang
bakar. Susunan pipa-pipanya antara satu dengan yang lainnya berjarak ± 2.5 diameter pipa.
Ujung pipa bagian bawah dihubungkan pada header dan drum bawah, sedangkan ujung pipa
bagian atas berhubungan dengan drum atas. Susunan pipa-pipa pada dinding ruang bakar boiler
direncanakan sedemikian rupa sehingga luas bidang pemanas besar sehingga panas yang diserap
banyak dan efisiensi ketel tinggi. Untuk mengurangi panas yang terbuang maka dinding ruang
bakar harus diisolasi dengan bahan yang sesuai.
f. Pipa Generating, Fungsi dari pipa ini adalah untuk mengalirkan air umpan boiler dari upper
drum ke lower drum, dari upper drum header atau lower drum ke header. Fluida yang mengalir
di dalam pipa-pipa turun ini masih berupa air sebab pipa ini tidak mendapatkan pemanasan
langsung.
3.3.3 Stasiun Pengolahan Limbah
Proses pengolahan TBS menjadi crude palm oil (CPO) dan kernel menghasilkan limbah
berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat terdiri dari cangkang (shell), fiber , solid dan
janjangan kosong (jangkos) yang masih memiliki nilai secara ekonomis. Sebagian cangkang
dijual dan sebagian lagi digunakan sebagai bahan bakar boiler yang dicampur dengan fiber. Solid
dan jangkos digunakan sebagai pupuk organik, sementara kerak dan abu hasil pembakaran boiler
digunakan untuk menimbun permukaan tanah yang tidak rata di sekitar pabrik. Limbah cair
membutuhkan perlakuan khusus karena jumlahnya yang cukup besar atau sekitar 40-50 % TBS
olah yang berasal dari proses pemurnian minyak.
Limbah cair yang berasal dari heavy phase decanter dan air pencucian di hydrocyclone
ditampung sementara di recovery tank. Pada recovery tank terjadi pengendapan sehingga terjadi
pemisahan minyak dengan air. Apabila pada recovery tank terdapat banyak minyak, minyak
tersebut masih diambil kembali. Air limbah dari recovery tank selanjutnya dipompakan ke
effluent treatment untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Pengolahan limbah cair dilakukan dengan menggunakan sistem kolam. Adapun parameter air
limbah yang harus dikontrol antar lain :
a. BOD (Biological Oxygen Demand) yaitu besarnya kebutuhan oksigen bagi mikroorganisme
untuk menguraikan bahan-bahaan organik didalam kondisi tertentu.
b. COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu besarnya kebutuhan oksigen dalam perombakan zat
kimia dalam kondisi tertentu.
c. Total Suspended Solid merupakan jumlah padatan yang tidak terlarut pada air.
d. Minyak dan lemak yaitu kadar minyak dan lemak pada air limbah.
e. pH atau potential of hydrogen yaitu kondisi asam atau basa air limbah.

3.3.4 Laboratorium
Laboratorium berfungsi sebagai pusat pengendali terhadap proses dan kualitas produk
yang dihasilkan selama dan setelah proses produksi berlangsung. Laboratorium memiliki
peranan untuk menyuguhkan data-data efisiensi proses, data kehilangan minyak dan kernel serta
kualitas produk yang dihasilkan. Hasil-hasil analisis laboratorium digunakan sebagai umpan
balik bagi perusahaan untuk perbaikan dan peningkatan proses produksi. Adapun analisis yang
dilakukan diantaranya sebagai berikut.
a. CPO losses (tingkat kehilangan minyak selama proses pengolahan) pada tandan kosong
(empty bunch), buah yang tidak terpipil (unstripped bunch), heavy phase senfugasi, solid
sentrifugasi,
b. Kernel losses (tingkat kehilangan kernel selama proses pengolahan) pada ampas cyclone
(cyclone fiber), LTDS 1, LTDS 2, cangkang basah (wet shell) dan buah yang tidak terpipil
(unstripped bunch).
c. Kualitas CPO yang meliputi tingkat asam lemak bebas (free fatty acid), persen kotoran dan
persen kadar air.
d. Kualitas kernel yang meliputi persen kotoran dan persen kadar air.
e. Kualitas air boiler yang meliputi pH, P-Alkalinity, M-Alkalinity, O-Alkalinity, total hardness,
silica dan TDS (total disolvent solid).
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Bidang atau Unit Usaha


Kegiatan magang di PT. Bayung Agro Sawita –Senawar Jaya dilakukan pada setiap unit
proses (Stasiun proses) pengolahan kelapa sawit dan Laboratorium. Kegiatan tersebut dilakukan
untuk mengetahui dan memahami setiap proses pengolahan kelapa sawit dimulai dari bagaimana
kualitas bahan baku hingga diperoleh CPO dan kernel yang bermutu tinggi. Produk yang
dihasilkan disimpan kemudian siap dikirim ke tempat pengiriman.
Setelah semua proses pengolahan minyak sawit dan inti sawit dipelajari serta dipahami,
dilakukan pengambilan sampel untuk menganalisa ukuran nut melalui test nut histogram dan
menganalisa kadar air nut serta menganalisa efisiensi ripple mill yang memecah nut menjadi
kernel yang terpisah dari cangkangnya, sebagai data untuk laporan magang.
3.1.1 Pelaksanaan Magang
PT. Bayung Agro Sawita, Pabrik Senawar Jaya merupakan pabrik yang mengolah TBS
(Tandan Buah Segar) menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan kernel. Adapun produk sampingan
yang dihasilkan di Pabrik Senawar Jaya yaitu: cangkang, fiber, solid, janjangan kosong, dan abu
boiler.
Pelaksanaan Magang dilaksanakan setiap hari Senin pada pukul 07.00-17.00 WIB, hari
selasa sampai jumat pada pukul 08.00 – 17.00 WIB dan hari Sabtu pada pukul 08.00-13.00 WIB.
Kegiatan ini dilakukan selama 8 minggu atau 300 jam kerja di PT. Bayung Agro Sawita yang
terletak di Desa Senawar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatra Selatan. Kegiatan dimulai dari mengamati secara keseluruhan proses pengolahan TBS
(Tandan Buah Segar) kelapa sawit menjadi CPO dan inti sawit (kernel) serta analisa di
Laboratorium.
Pelaksanaan magang ini dimulai dari mengetahui, membantu, mempelajari dan
memahami tahapan dari proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) menjadi CPO (Crude
Palm Oil) dan kernel di PT. Bayung Agro Sawita, Pabrik Senawar Jaya.

3.1.2 Perincian Pelaksanaan


Kegiatan yang dilakukan pada minggu pertama meliputi pengenalan lingkungan pabrik,
pengenalan proses pengolahan minyak sawit serta inti sawit dan pengenalan alat – alat analisa
laboratorium. Lalu kegiatan yang dilakukan pada minggu kedua yakni pengenalan kegiatan
pabrik pengolahan dari stasiun sortasi TBS sampai stasiun power house. Kemudian kegiatan
yang dilakukan pada minggu ketiga memahami per stasiun pengolahan CPO sampai Kernel,.
Kegiatan yang dilakukan pada minggu keempat meliputi melakukan analisa dan pengambilan
sampel CPO dan Kernel.
Kegiatan yang dilakukan pada minggu ke lima sampai minggu ke tujuh meliputi
pengambilan sampel kernel, pada kernel di PT. Bayung Agro Sawita ada 3 analisa yaitu mutu
kernel, loses kernel dan efisiensi ripple mill. Pengambilan sampel yang dilakukan selama 3 hari
dimulai pada tanggal 15 November 2021 sampai
17 November 2021, pengambilan sampel tersebut dilakukan sebagai data laporan analisa
efisiensi ripple mill. Setelah pengambilan sampel dilakukan analisa pada analisa mutu kernel ada
4 macam sampel yaitu inti out claybath, inti in kernel silo, inti out kernel silo 1, dan inti out
kernel 2. Analisa pada losses kernel terdapat 5 macam sampel yaitu fiber cyclone, LTDS 1,
LTDS 2, Destoner dan shell claybath. Dan analisa pada efisiensi ripple mill terdapat 2 sampel
yaitu ripple mill 1 dan ripple mill 2. Kegiatan yang dilakukan pada minggu kedelapan dan
minggu kesembilan yakni pemahaman mendalam mengenai stasiun kernel dan penyusunan
laporan magang..
Kegiatan Magang ini dilakukan dengan mengamati, menganalisa serta memberikan solusi
terhadap permasalahan yang berkaitan dengan proses pengolahan kelapa sawit. Kegiatan analisa
dan pengujian dilakukan di laboratorium untuk mengetahui efisiensi (kemampuan kerja) ripple
mill.

3.2 Proses Pemecahan Nut


Kegiatan yang dipelajari mendalam oleh penulis yakni efisiensi kinerja alat ripple mill
pada saat melakukan proses pemecahan nut di stasiun kernel. Stasiun kernel merupakan stasiun
akhir untuk memperoleh inti sawit (kernel) yang dilakukan dengan cara pemecahan nut. Proses
pemecahan nut pada pabrik kelapa sawit merupakan suatu proses yang sangat berpengaruh untuk
keberhasilan pengolahan inti pada pabrik kelapa sawit.
Hasil proses pemecahan nut yakni terdiri dari kernel dan cangkang. Proses pemecahan
nut terjadi pada saat nut masuk diantar rotor bar dan rotor plate sehingga akan saling berbenturan
dan terjadilah proses pemecahan nut. Rotor bar merupakan bagian yang bergerak memutar
dengan kecepatan 900 - 1000 rpm, sedangkan rotor plate merupakan bagian yang diam. PT.
Bayung Agro Sawita memiliki 3 unit mesin ripple mill yang memiliki kapasitas masing – masing
6,30 ton/jam.Sebelum nut masuk ke dalam mesin ripple mill terlebih dahulu dilakukan analisa
nut histogram untuk melihat diamater nut yang akan dipecah, lalu dilakukan analisa kadar air nut
sebelum masuk ke mesin ripple mill dan dilakukan analisa sampel efisiensi ripple mill untuk
melihat presentase biji utuh dan biji pecah.
Ada berbagai keuntungan menggunakan ripple mill adalah sebagai berikut:
a. Efisiensi pemecahan nut mencapai 98% sehingga kerugian akibat banyak
b. Terbuangnya nut yang belum dipecahkan dalam proses claybath dapat dihemat.
c. Persentase nut yang hancur karena nut yang terlampau kering menjadi lebih sedikit.
d. Abu dan kotoran berkurang karena cangkang dan kernel yang hancur lebih sedikit.
e. Sangat cocok digunakan untuk memecah segala jenis ukuran nut sawit, terutama
untuk mencacah nut berkulit tebal atau jenis dura.
f. Konstruksi yang sederhana mempermudah bongkar pasang.
g. Kapasitas ripple mill bisa mencapai 6-7 ton/jam.

3.2.1 Prinsip Kerja Ripple Mill


Biji/nut dari nut over masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti/kernel terpisah
dari cangkang (shell). Nut yang masuk melalui rotor akan mengalami gaya sentrifugal (menjauhi
pusat putaran) sehingga nut keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang menyebabkan
cangkang pecah. Cangkang dan kernel yang sudah terpisah diangkut oleh cracked mixture
conveyor lalu cracked mixture elevator dan diolah untuk proses berikutnya untuk mendapatkan
kernel kelapa sawit. Alat ini dapat memecah biji tanpa melalui proses pemeraman dalam nut silo
atau nut over asalkan pada saat proses perebusan buah dilakukan dengan sempurna yaitu dengan
tekanan rebusan 3 kg/cm2.
Hasil pecahan ripple mill disebut cracked mixture yang terdiri dari material berat yaitu
kernel dan biji utuh (whole nut), material sedang yaitu kernel pecah (broken nut) dan biji pecah
(broken nut) serta material ringan yaitu cangkang (shell). Kernel utuh dari hasil pecahan di ripple
mill adalah tolak ukur keberhasilan kerja ripple mill, karena semakin banyak kernel utuh maka
losses kernel semakin kecil. Oleh karena itu sangat diperlukan ketelitian untuk dapat
menganalisa, memilih, dan menggunakan alat yang efektif didalam prosesnya untuk mendapati
biaya olah yang optimal dengan kinerja yang bagus sehingga dapat menjadi masukan yang bagus
pada pabrik kelapa sawit. Alat yang efektif dapat dilihat dari sisi perawatan, biaya operasi,
kemudahan dalam proses kinerjanya.
Adapun efisiensi proses pemecahan biji sawit/nut pada ripple mill dipengaruhi oleh:
1. Kondisi Ripple mill plate pada geriginya sudah tumpul dan rod yang aus
menyebabkan banyak biji yang tidak pecah.
2. Jarak rotor dan ripple plate yang terlampau rapat menyebabkan biji hancur cukup
tinggi, jarak yang direkomendasikan minimal seperempat inci.
3. Destoner yang bekerja efektif memisahkan batu dan benda asing lainnya seperti bji,
batu, batu atau logam yang dapat menyebabkan kerusakan ripple mill plate dan rod.
4. Kapasitas ripple mill tidak overload.
5. Putaran rotor yang terlalu rendah <900 rpm akan menurunkan efisiensi (banyak biji
yang tidak pecah) sedangkan putaran terlalu tinggi kernel hsncur akan meningkat.

3.2.2 Komponen-komponen Utama Ripple Mill


Komponen-komponen utama ripple mill terdiri dari 2 bagian yaitu bagian yang tidak
bergerak dan bagian yang bergerak.
3.2.2.1 Bagian yang tidak Bergerak
Bagian yang tidak bergerak antara lain:
1. Ripple plate
Bagian yang berfungsi sebagai penahan nut agar nut tersebut terjepit antara ripple plate
dan rotor rod. Didalam ripple plate terdapat square bar yang disusun sekeliling ripple
plate yang berjumlah 30 batang dan berbentuk persegi panjang dengan sisi yang tajam
dengan posisi depan belakang..
2. Casing
Casing adalah bagian paling luar dari ripple mil yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar dari ripple mill.

Gambar 23. Ripple plate PT. BAS

3.2.1.2 Bagian yang Bergerak


Bagian yang bergerak antara lain:
1. Poros
Berfungsi sebagai kedudukan rotor rod yang digunakan sebagai penjepit nut.
2. Plate rotor
Berfungsi sebagai pemegang steel rod. Plate rotor terletak ditengah steel rod agar tidak
terlepas yang diakibatkan oleh beban dan putaran.
3. Steel rod
Steel rod berbentuk seperti batang besi yang bulat dan berdiameter 25,3 mm dan panjang
59 mm sebanyak 36 buah.
4. Rotor rod
Rotor rod adalah bagian yang berputar yang terdiri dari plate rotor dan steel rod. Rotor
rod adalah bagian keseluruhan yang digunakan sebagai penggilas/pemecah nut.
5. Bantalan (bearing)
Bantalan adalah bagian dari komponen yang bergerak dan berfungsi untuk mendukung
poros yang berputar serta bebannya, sehingga kerugian gesekan yang terjadi dapat
diperkecil. Disamping itu, bantalan juga berguna untuk mengantisipasi timbulnya gaya-
gaya unbalances selama mesin beroperasi.
6. V-belt
V-belt adalah suatu komponen yang terbuat dari bahan karet khusus. V-belt pada ripple
mill berfungsi sebagai penerus putaran yang menghubungkan putaran motor dengan rotor
ripple mill.
7. Pulley
Adalah suatu alat yang terpasang pada poros sebagai kedudukan v-belt.

3.3 Permasalahan yang Dihadapi


Hal yang menjadi permasalahan ini adalah bagaimana efisiensi (kemampuan Kinerja alat)
ripple mill dapat tercapai secara maksimal. Untuk menghindari banyaknya nut utuh dan nut
pecah yang gagal terpecahkan di ripple mill, maka dilakukan salah satu tindakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan dari proses ripple mill.

3.4 Analisis
Analisis dilakukan dengan mengambil sampel berupa cracked mixture dari ripple mill 1
dan ripple mill 2. Sampel diambil secara rendem sebanyak 1.000 gram per 2 jam (sesuai SOP)
selama ripple mill beroperasi (1 shift). Selama 1 shift sampel diambil sebanyak 3 kali artinya
terdapat 6.000 gram sampel, kemudian sampel di dibawa ke laboratorium untuk dianalisa. Lalu
ditimbanng berat sampel ripple mill 1 dan ripple mill 2, kemudian dipisahkan biji utuh dan biji
pecah, setelah terpisah biji utuh dan biji pecah ditimbang, dihitung efisiensi pada ripple mill dan
dicatat.

Untuk menghitung persentase nut utuh dan nut pecah digunakan persamaan sebagai berikut:
a. Persentase biji utuh
Biji utuh
% Biji utuh = x 100%
Berat sampel

b. Persentase biji pecah


Biji pecah
% Biji Pecah = x 100%
Berat sampel

Untuk menghitung efisiensi dari ripple mill digunakan persamaan sebagai berikut:

%RippleMill = 100 – (%BijiUtuh + %BijiPecah)

Efisiensi ripple mill dianalisa selama 3 (tiga) hari sehingga didapatkan persentasenya
dengan rata-rata 98.33% untuk ripple mill nomor 1 dan 98.51% ripple mill nomor 2. Data
efisiensi ripple mill disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Efisiensi ripple mill selama 3 hari di PT. BAS (Bayung Agro Sawita)
Hari/Tanggal Efisiensi Standar Hasil Analisa (%)
(%) Ripple mill 1 Ripple mill 2

Senin/ 15-11-2021 98.77 % 98.24 %


Selasa/16–11-2021 97 – 98 % 97.91% 98.38 %
Rabu / 17-11-2021 98.31% 98.91 %
Rata – rata 98.33 % 98.51%
Sumber: Data Olahan Laboratorium PT. BAS (Bayung Agro Sawita)

Dari data diatas menunjukkan bahwa efisiensi yang didapat dari kedua ripple mill diatas
sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal yang mengakibatkan efisiensi maupun dibawah standar
karena jarak rotor dengan plate bergerigi yang terlalu jauh atau terlalu dekat, aus/rusaknya rotor
maupun plate serta diameter nut/biji.
Jarak rotor dan plate merupakan salah satu faktor penentu pemecahan nut di ripple mill.
Jauh dekatnya rotor juga dapat mempengaruhi losses. Jarak rotor dan plate yang terlalu jauh akan
menyebabkan nut tidak pecah (nut utuh). Umpan/nut yang masuk melalui nut hopper tidak
terpecah, hal ini disebabkan oleh jarak rotor dan plate yang tidak sesuai dengan diameter nut
sehingga nut tidak terpecah, selain itu dapat menyebabkan losses.
Jarak rotor dan plate yang terlalu dekat akan menyebabkan nut pecah tetapi inti/kernel
juga ikut pecah (hancur). Hal ini dapat mempersulit proses pemisahan berikutnya di Claybath.
Selain itu, bila jarak terlalu dekat nut tidak akan terpecah melainkan masuk ke celah dinding
rotor yang dapat menyebabkan mesin rusak dan meningkatkan losses.
Bila jarak rotor dan plate telah sesuai dengan diameter nut, namun hasil (output) yang keluar nut
utuh dan pecahan kernel yang lengket pada cangkang (broken kernel), hal ini disebabkan proses
perebusan/sterilisasi yang tidak sesuai standar (SOP). Dimana pada saat pemberian tekanan uap
tidak mengenai bagian dalam buah yaitu nut. Karena salah satu fungsi sterilisasi adalah untuk
membantu mengurangi kadar air pada nut sehingga pemecahan nut dapat sempurna.
Keadaan rotor maupun plate yang aus/rusak menyebabkan pemecahan pada ripple mill tidak
efektif. Adapun hal yang menyebabkan rotor maupun plate aus/rusak antara lain:
a. Adanya gesekan yang terjadi diakibatkan benturan yang terus-menerus dari cangkang sawit
mengakibatkan plate mengalami keausan.
b. Banyaknya kadar air yang terkandung didalam nut mengakibatkan rotor maupun plate
mengalami korosi/berkarat yang mengakibatkan rotor maupun plate rapuh dan lama-kelamaan
akan patah.
c. Jarak celah antara rotor dan plate yang tidak tepat. Apabila celah terlalu kecil maka gesekan
yang terjadi semakin besar.
Diameter dan bentuk nut yang tidak seragam membuat proses pemecahan pada ripple
mill tidak sempurna. Pada saat pemecahan, diameter nut yang besar akan terhimpit dengan kuat
diantara rotor dan plate, himpitan tersebut membuat nut hancur dan mengakibatkan losses/broken
kernel sedangkan untuk diameter nut yang terlalu kecil pada saat proses pemecahan nut akan
lolos dari himpitan rotor dan plate, hal tersebut juga mengakibatkan losses/nut utuh. Bentuk nut
yang lonjong-pipih akan menyebabkan efisiensi pemecahan nut yang rendah, hal ini diakibatkan
nut pipih lolos dari proses pemecahan/ lolos dari himpitan rotor dan plate.

3.5 Solusi yang Ditawarkan


Untuk menghadapi permasalah mengenai rendahnya efisiensi dari ripple mill di PT. BAS
(Bayung Agro Sawita) dapat dilakukan dengan beberapa upaya pengendalian antara lain:
a. Penyetelan jarak antara rotor dan plate.
Penyetelan jarak dilakukan dengan memperhatikan ukuran rata-rata dari nut yang akan
dipecah pada ripple mill. Penyetelan jarak yang tepat akan meningkatkan kemampuan kerja dari
ripple mill yang akan berdampak pada losses, dimana losses dapat diperkecil atau dikendalikan.
b. Perawatan komponen dan perbaikan komponen yang rusak.
Perawatan dan perbaikan adalah salah satu tindakan untuk menjaga atau memperbaiki
kondisi mesin pada suatu kondisi yang dapat diterima. Tindakan perawatan rotor dan plate pada
ripple mill lebih diutamakan agar proses produksi bisa berjalan dengan semestinya, karena setiap
komponen merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Bila suatu komponen mengalami
kerusakan, maka akan mempengaruhi kinerja peralatan kinerja komponen-komponen lainnya.
Tindakan yang perlu dilakukan ketika keadaan rotor maupun plate yang sudah aus/rusak yaitu
dengan pergantian komponen-komponen tersebut. Komponen-komponen tersebut harus selalu di
rawat dan di periksa, efisiensi standart penggantian rotor bar 200 jam (wajib ganti).
Perawatan yang tepat untuk dilakukan adalah perawatan korektif (corrective maintenance).
Perawatan ini adalah pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu peralatan atau fasilitas
untuk dapat mencapai standar. Corrective maintenance tidak hanya memperbaiki, tetapi juga
menganalisa sebab-sebab terjadinya kerusakan serta cara-cara mengatasinya dengan cepat, tepat,
dan benar sehingga tercegah terulangnya kerusakan yang serupa. Perlu disadari pula bahwa
corrective maintenance tidak dapat menghilangkan/mengeliminasi semua kerusakan, tetapi
hanya mencegah terjadinya kerusakan serupa.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya:
1. Pada hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan efisiensi ripple mill di PT. BAS
(ADR Group) 98.33% untuk ripple mill nomor 1 dan 98.51% untuk ripple mill nomor 2.
Efisiensi kedua ripple mill sesuai standar yang telah ditentukan.
2. Perawatan dan perbaikan ripple mill sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga kestabilan
kinerja ripple mill. Perawatan yang optimal perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir
kerusakan. Apabila terjadi kerusakan, maka sesegera mungkin dilakukan perbaikan agar
produksi tidak terganggu dan menekan biaya perbaikan yang lebih besar.

4.2 Saran
Sebaiknya memperhatikan hal detail di lapangan yang dapat meningkatkan kualitas kerja
ripple mill maupun mesin-mesin lainnya misalnya pengawasan dan perawatan mesin. Perawatan
dilakukan sesering mungkin agar mesin-mesin dapat bekerja dengan baik dan diharapkan dapat
mempertahankan kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, H. 2006. Land Aplication Sebagai Alternatif Pada Industri Kelapa Sawit.
Kementrian Negara Lingkup Hidup. Pengelolaan Bahan dan Limbah.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta
Universitas Indonesia.
Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:
Universitas Indonesia.

Mahyunis. 2015. Analisa Hasil Cracked Mixture pada Alat Pemecah Biji (Ripple Mill)
Kelapa Sawit Kapasitas 250 Kg/Jam. Jurnal Penelitian STIPAP. Vol. 6 (1):17-24.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Alir Pengolahan TBS


Lampiran 2. Jadwal kegiatan magang di PT.Bayung Agro Sawita- PKS Senawar Jaya
Tanggal Waktu kegiatan
28 september 2021- 2 08:00-17:00 Perkenalan kepada staf dan
oktober 2021 karyawan diPT.Bayung Agro
sawita dan perkenalan pada stasiun
pengolahan CPO dan kernel
4 oktober - 9 oktober 08:00-17:00 Mempelajari Analisa oil losis
2021 dilaboratorium
11 Oktober- 16 oktober 08:00-17:00 Mempelajari ekstraksi untuk oil
2021 content
18 oktober- 23 oktober 08:00-17:00 Perkenalan dan mempalajari stasiun
2021 pendukung seperti boiler, power
house dan wtp
25 Oktober- 30 oktober 08:00-17:00 Mempelajari masalah-masalah yang
2021 ada pasa stasiun pengolahan CPO
dan kernel
1 november- 6 november 08:00-17:00 Mempelajari analisa kernel
2021
8 november - 13 08:00-17:00 Pengampilan sampel untuk laporan
november 2021
14 november-25 08:00-17:00 Pembuatan dan revisi laporan
november 2021
27 November 2021 08:00- 33:00 Perpisahan dan penyerahan plakat

Anda mungkin juga menyukai