Laporan Magang Efisiensi Kinerja Alat Ripple Mill Di PT
Laporan Magang Efisiensi Kinerja Alat Ripple Mill Di PT
Laporan Magang Efisiensi Kinerja Alat Ripple Mill Di PT
OLEH
REKA HANJAYANI PERATIWI
J1A118091
PT. Bayung Agro Sawita PKS Senawar Jaya adalah sebuah perusahaan di bidang
perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit. PKS Senawar Jaya terletak di Desa Senawar
jaya, Kecamatan Bayung lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan. PKS
Senawar Jaya didirikan pada tahun 2017. PT. Bayung Agro Sawita merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Produk yang dihasilkan dari pabrik
pengolahan kelapa sawit adalah Crude Palm Oil (CPO) dan kernel. Proses pengolahan kelapa
sawit menjadi CPO dan kernel dibagi dalam beberapa stasiun yaitu stasiun penerimaan, stasiun
perebusan, stasiun pemipilan, stasiun press, stasiun klarifikasi, dan stasiun kernel.
Proses pengolahan kelapa sawit secara umum melalui beberapa tahapan proses mulai dari
pos keamanan, jembatan timbang, sortasi, stasiun loading ramp, stasiun perebusan (sterilizer),
stasiun threshing, stasiun press, stasiun klarifikasi, stasiun kernel. Adapun beberapa unit
pendukung pabrik meliputi stasiun boiler, stasiun water treatment, power house, whorkshop,
laboratorium dan stasiun IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
Kualitas kernel dapat dicapai dengan menjaga kualitas bahan baku dan proses, pada
kinerja alat Ripple Mill harus di perhatiakn jarak rotor dan plate merupakan salah satu faktor
penentu pemecahan nut di ripple mill. Jauh dekatnya rotor juga dapat mempengaruhi losses.
Jarak rotor dan plate yang terlalu jauh akan menyebabkan nut tidak pecah (nut utuh). Umpan/nut
yang masuk melalui nut hopper tidak terpecah, hal ini disebabkan oleh jarak rotor dan plate yang
tidak sesuai dengan diameter nut sehingga nut tidak terpecah, selain itu dapat menyebabkan
losses.
Jarak rotor dan plate yang terlalu dekat akan menyebabkan nut pecah tetapi inti/kernel
juga ikut pecah (hancur). Hal ini dapat mempersulit proses pemisahan berikutnya di Claybath.
Selain itu, bila jarak terlalu dekat nut tidak akan terpecah melainkan masuk ke celah dinding
rotor yang dapat menyebabkan mesin rusak dan meningkatkan losses.
Bila jarak rotor dan plate telah sesuai dengan diameter nut, namun hasil (output) yang keluar nut
utuh dan pecahan kernel yang lengket pada cangkang (broken kernel), hal ini disebabkan proses
perebusan/sterilisasi yang tidak sesuai standar (SOP). Dimana pada saat pemberian tekanan uap
tidak mengenai bagian dalam buah yaitu nut. Karena salah satu fungsi sterilisasi adalah untuk
membantu mengurangi kadar air pada nut sehingga pemecahan nut dapat sempurna.
Keadaan rotor maupun plate yang aus/rusak menyebabkan pemecahan pada ripple mill
tidak efektif. Ripple mill sangat berpengaruh terhadap kualitas akhir kernel yang dihasilkan
karena jika efisiensinya di bawah standar 97% maka kernel yang dihasilkan mengandung kotoran
yang cukup tinggi. Sedangkan jika efisiensinya diatas standar 98% terjadi broken kernel yang
besar. Kernel dikatakan berkualitas baik apabila efisiensi ripple mill 97-98% dikarenakan dapat
menghasilkan kualitas kernel yang baik dan kernel yang dihasilkan juga bersih dari kotoran.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Efisiensi kinerja mesin ripple mill PT. Bayung Agro Sawita,
Pabrik Bayung Lencir.
Lokasi : PT.Bayung Agro Sawita, Pabrik Senawar Jaya
Nama : Reka Hanjayani Peratiwi
NIM : J1A118091
Program Studi : Teknologi Hasil Pertanian
Jurusan : Teknologi Pertanian
Fakultas : Pertanian
Waktu Pelaksanaan : 28 September – 28 November 2021
Dosen Pembimbing : Dr. Mursalin, S.TP.,M.Si
Dr.Ir.Sahrial,M.Si
NIP. 196611031992031005
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan magang tentang “ efisiensi
kinerja mesin ripple mill PT. Bayung Agro Sawita, Pabrik Bayung Lencir” dengan baik dan tepat
waktu.
Laporan ini semata-mata tidak terlepas dari bantuan oleh beberapa pihak yang telah
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, serta nasehat kepada penulis, oleh sebab itu penulis
menyampaikan ucapan tetrimakasih dan rasa hormat kepada :
1. Kedua orang tua dan adik-adik penulis yang selalu membantu dengan cara
mendoakan dan memberikan dukungan moril dan material sehingga penulis dapat
menyelesaikan pelaksanaan magang.
2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi yaitu Bapak Prof. Dr. Ir. Suand. M.Si.
3. Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi yaitu
Bapak Dr.Ir.Sahrial,M.Si.
4. Ketua Prodi Bapak Addion Nizori S.TP., M.Sc., Ph.D.
5. Dosen Pembimbing yaitu Bapak Dr. Mursalin, S.TP.,M.Si.
6. Bapak Jeamy Sihombing selaku manager perusahaan PT.BAS.
7. Ibu Laura Olivia Siahaan selaku pembimbing lapangan di Laboratorium yang telah
memberikan arahan, saran dan informasi selama pelaksanaan magang ini, sehingga
tugas ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan.
8. Bapak Ronald Siahaan dan Bapak Muhamad Zuhari selaku pembimbing lapangan di
Pabrik Pengolahan yang telah memberikan arahan selama magang.
9. Seluruh Staff dan Karyawan Pabrik Bayung Agro Sawita yang telah banyak
membantu penulis selama pelaksanaan magang ini.
10. Saudara Atmaja sembiring yang selalu menemani, mendoakan dan mendukung
penulis selama ini.
11. Nurul Fitriani Lubis, Okta Julianti, Ratna Dwi Rahayu, Oxsa Marina dan Dandi
Trinof Nababan yang telah menjadi tim yang luar biasa serta membantu dan
memberikan motivasi selama magang.
BAB I
PENDAHULUAN
Misi
1. komitmen dalam meningkatkan kinerja operasional dan mengoptimalkan pengolahan
kelapa sawit yang menguntungkan tanpa mengabaikan aspek lingkungan dan aspek social.
2. mematuhi peraturan perundang-undangan terkait K3 dan lingkungan serta peraturan
perundang-undangan terkait operasional lainnya.
3. meningkatkan kualitas sumberdaya bekerja secara profesional serta tidak
memperkerjakan tenaga kerja di bawah umur sesuai peraturan yang berlaku.
4. komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.
5. menjaga kehidupan yang harmonis dengan masyarakat serta memberikan kontribusi
positif pada bidang sosial melalui program corporate social responsibility .
6. mengelola dan mengembangkan perusahaan secara profesional dengan cara perbaikan
terus-menerus.
2.1.3 Struktur Organisasi Pabrik
PT. Bayung Agro Sawita dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan pabrik yang berlokasi di bayung lencir , kecamatan musi banyuasin sumatera
selatan. Untuk menunjang kegiatan perusahaan, Adapun struktur PT Bayung Agro Sawita Unit
pabrik minyak kelapa sawit terlampir pada lampiran 3.
1. Direktur
Direktur memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab, yaitu mengarahkan dan mewakili
kepentingan pihak perusahaan kepada pihak luar seperti: perusahaan lain, bank, legal, pajak,
pengadilan dan pemerintah , menjalankan dan mengelola perusahaan untuk kepentingan
perusahaan sesuai dengan visi dan misi nya, melaporkan kinerja perusahaan kepada komisaris,
mengarahkan, mengatur dan mengawasi fungsi-fungsi departemen yang ada di perusahaan,
melakukan analisa dan mengambil keputusan/tindakan terhadap perkembangan bisnis
perusahaan serta bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaan kepada komisaris dan
pemegang saham.
2. Mill Manager
Mill manager memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab diantaranya, menyusun dan
mengevaluasi program kerja harian, bulanan dan tahunan dalam pencapaian target produksi,
menyusun laporan harian seluruh kegiatan operasional pabrik dan melaporkan kepada pimpinan,
mengawasi pelaksanaan tugas seluruh bawahan, memberikan arahan dan petunjuk kerja kepada
setiap pelaksana, melakukan koordinasi kepada department lain yang berhubungan dengan
proses produksi, mengendalikan pemakaian material secara effisien, mengawasi mutu hasil
produksi, menjaga kebersihan lingkungan pabrik dan mengawasi pelaksanaan K3 di lingkungan
kerja.
3. Kepala Tata Usaha
Kepala tata usaha memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab diantaranya menyusun
dan mengajukan program kerja dan anggaran biaya tahunan bagiannya, mengkoordinir dan
mengawasi tugas dan fungsi masing masing bawahan, menyusun laporan kegiatan operasional ke
Tata Usahaan secara periodik serta melaporkanya kepada atasannya, melakukan evaluasi atas
program kerja dan anggaran biaya yang telah ditetapkan serta mengusulkan
perbaikan/penyempurnaan sistem prosedur operasional Pabrik.
4. HRD / Personalia
HRD memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab diantaranya menyelenggarakan
stabilitas yang harmonis antara pihak pengusaha/pabrik dengan serikat pekerja,
menyelenggarakan perencanaan latihan dan pengembangan karyawan di lingkungan pabrik,
menyelenggarakan kegiatan penerimaan karyawan, menyelenggarakan data base inventaris
karyawan pabrik, menyelenggarakan fungsi asuransi karyawan bagi karyawan pabrik
perusahaan, menyelenggarakan sistem penggajian karyawan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku, memeriksa absensi karyawan, melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektivitas
program dan kontribusi peraturan bagi perkembangan pabrik, mengevaluasi hasil penilaian
kinerja seluruh Pegawai pabrik yang telah dilaksanakan bersama para atasan langsung,
menyusun dan menyampaikan laporan bulanan bagiannya, membuat surat-surat perjanjian kerja
dan lain-lain.
5. Admin Timbangan
Tugas dan tanggung jawab Admin Timbangan, yaitu melakukan penimbangan setiap
kendaraan yang masuk maupun keluar, menetapkan berat kendaraan dan isi muatan sesuai
dengan hasil timbangan, memastikan saat penimbangan driver/kernet turun dan tidak berada
diatas timbangan, melakukan perawatan timbangan, memeriksa keadaan timbangan dan semua
komponen-komponen komputer dan peralatan kerja, memeriksa kondisi load cell agar selalu
dalam kondisi baik, memastikan kabel-kabel yang ada di bawah timbangan harus dalam keadaan
kering dan tidak putus, memastikan timbangan tidak ada kotoran yang dapat mengganggu
operasional timbang serta selalu berkoordinasi dengan KTU dan dilanjutkan kebagian IT jika ada
trouble dalam proses penimbangan.
6. Admin Gudang
Tugas dan tanggung jawab dari admin gudang adalah mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran barang jadi, melakukan opname persediaan barang setiap hari, membuat laporan
bulanan persediaan dan menyerahkannya kepada atasannya, menjaga keamanan persediaan
barang, menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan gudang persediaan dan mengawasi
setiap barang yang dimuat untuk dikirim apakah jumlah dan tonasenya sesuai.
7. Security
Tugas dan tanggung jawab security adalah melakukan pengontrolan keliling lingkungan
perusahaan dan mencatatnya pada mesin rolling control yang disediakan khususnya pada malam
hari, mengawasi setiap kendaraan yang berada di lingkungan perusahaan atau areal pada tempat
yang disediakan untuk menghindari terjadinya pencurian atau penggelapan asset perusahaan,
mengatur lalu lintas kendaraan yang masuk ke lingkungan perusahaan, melakukan pengamanan
dan penertiban yang terpadu pada setiap kegiatan-kegiatan di lingkungan perusahaan,
melakukan tindakan sementara apabila terjadi suatu tindakan pidana di lingkungan perusahaan,
membuat berita acara pemeriksaan atas terjadinya tindakan pidana di lingkungan perusahaan
serta berkoordinasi dengan aparat keamanan terkait dengan terjadinya tindakan pidana yang
dilakukan oleh pihak luar maupun karyawan.
8. Asisten Laboratorium dan Asisten Proses
Tugas dan tanggung jawab asisten laboratorium dan asisten proses adalah mengawasi
pelaksanaan tugas mandor proses produksi, memberikan arahan dan petunjuk kerja kepada
pelaksana kegiatan produksi, mengawasi mutu hasil produksi dan pemakaian bahan kebutuhan
produksi, menjaga kebersihan mesin dan lingkungan pabrik serta mengawasi pelaksanaan K3 di
lingkungan kerja, mengawasi kinerja mesin-mesin produksi.
9. Mandor Laboratorium dan mandor Proses
Tugas dan tanggung jawab mandor laboratorium dan mandor proses adalah mengawasi
pelaksanaan tugas operator proses mesin produksi, memberikan arahan dan petunjuk kerja
kepada operator mesin kegiatan produksi, mengawasi mutu hasil produksi dan pemakaian bahan
kebutuhan produksi, menjaga kebersihan mesin dan lingkungan pabrik, melaksanakan K3 di
lingkungan kerja serta menjalankan pekerjaan sesuai prosedur dan instruksi kerja yang
ditetapkan.
10. Operator setiap statiun
Operator proses memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab diantaranya memeriksa
mesin-mesin proses sebelum dioperasikan, menyiapkan sarana dan prasarana kerja agar setiap
mesin, mengoperasikan mesin sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Sortasi
Sterilizer Station
Press Station Bunch Press
Thereser Station
Clarification Station
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Crude Palm Oil
(CPO) Dan Kernel di PT. Bayung Agro Sawita.
Gambar Digester
• Screw press : Komponen utama alat ini terdiri dari double worm screw untuk pendorong, press
cage untuk menyaring minyak yang keluar dan cone untuk penekan. Alat ini juga dilengkapi
sistem hidraulik dan gearbox motor untuk penggerak putaran screw. Kapasitas screw press yang
digunakan umumnya 15-17 ton TBS/jam.
• Oil Gutter :berfungsi sebagai penghubung atau penyalur aliran minyak kasar (crude oil) hasil
dari press menuju ke sand trap tank untuk diendapkan.
• Sand trap tank : berfungsi sebagai penampungan minyak sementara dari oil gutter.
• Vibrating: berfungsi untuk menyaring serabut dan kotoran yang lain terbawa di dalam minyak
dari sand trap tank.
• crude oil tank ; berfungsi untuk penampungan Minyak dari hasil penyaringan di vibrating
screen .suhu yang digunakan pada COT berkisar 90 derajat Celcius.
• fibre Conveyor :fungsi untuk sebagai pembawa fiber yang sudah di press.
• cake free konveyor : berfungsi untuk sebagai pemecah gumpalan fiber dan nut hasil press
sehingga mudah memisahkan fiber dan nut pada fiber cyclone.
b. Oil tank
Oil tank berfungsi sebagai penampungan sementara minyak murni hasil pemisahan di
CST, memanaskan minyak sebelum di proses ke purifier serta mengendapkan kotoran yang
terikut dalam minyak. Tanki ini berbentuk silinder dan bagian dasarnya berbentuk kerucut serta
dilengkapi bodi isolasi.
c. Vacuum Dryer
Vacuum Dryer berfungsi sebagai alat untuk mengurangi kadar air di CPO. Vacuum dryer
berbentuk tabung silinder berkapasitan 15 ton / jam dan dilengkapi nozzle penyemprotan, gelas
penduga dan katup apung pengontrol level CPO. Hal ini akan mempermudah pemisahan air
dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air, air akan
terkondensasi dan akan dihisap oleh pump vacuum ke bagian atas, sedangkan minyak akan turun
ke bawah dan kemudian dipompakan ke storage tank. Alat ini bekerja dengan tekanan hampa 65
– 70 cm Hg. Tekanan hampa dihasilkan oleh vacuum pump.
d. Storage tank
Storage Tank berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara minyak produksi
sebelum dilakukan pengiriman. PKS-Senawar Jaya memilki 4 storage tank 3 diantaranya
memilki kapasitas 1000 ton dan satu storage memilki kapasitas 2000 ton. Storage tank harus
dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi steam oil harus dilakukan secara rutin,
karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam oil dapat mengakibatkan naiknya kadar air
pada CPO.Adapun standar kualitasn CPO produksi yaitu :
• FFA ≤ 4%
• Kadar air ( moisture) ≤ 0,2%
• Kadar kotoran ≤ 0,015%
B. Proses pengolahan sludge
Adapun beberapa alat yang digunakan untuk pengolahan sludge terdiri dari sludge
tank,buffer tank, sand cyclone, decanter, light phase, heavy phase, FAT FIT dan final effluent.
a. Sludge Tank
Sludge dihasilkan dari pengendapan di CST dan COT yang ditampung pada sludge drain.
Sludge tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sludge underflow dari CST
sebelum diolah lebih lanjut untuk pengutipan minyak. Temperatur sludge adalah 950 C.
b. Sand cyclone
Fungsi dari sand cyclone adalah untuk menangkap pasir halus yang terkandung dalam
sludge dan untuk memudahkan sludge separator agar peralatan dapat terbebas dari keausan dini.
Sand cyclone terdiri dari cyclone, ceramic cone actuator desanding pump, pressure gauge, dan
timer control. Pressure gauge dipasangkan pada inlet dan outlet ssand cyclone, settling timer
control berfungsi untuk mengatur pembukaan dan penutupan katup pembuangan pasir di sand
cyclone, timer di setting posisi menutup selama 5 menit sedangkan membuka selama 15 detik.
Alat ini pada bagian atas berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk kortex. Dibawah kortex
terdapat tabung pengendapan pasir. Cairan dipompakan pada bagian samping dengan system
siklon, sehingga cairan berputar dalam tabung dan konus, yang mengakibatkan timbulnya gaya
sentrifugal. Gaya ini menyebabkan pasir tidak bergerak ke atas dan keluar melalui poros.
c. Buffer tank
Sludge Buffer Tank berfungsi sebagai tanki penampung sludge untuk umpan ke sludge
centrituges dan decanter, serta dilengkapi dengan overflow yang menuju ke sludge tank.
d. Decanter
Alat ini bekerja dengan gaya sentrifugal dengan putaran tinggi dimana ada tiga fraksi
yaitu berat (solid), menengah (heavy phase), dan ringan (light phase). Prinsip kerja alat ini
adalah berdasarkan berat jenis yang berbeda dengan gaya sentrifugal, maka minyak yang
mempunyai berat jenis lebih ringan akan terkumpul pada bagian tengah kemudian masuk ke bak
penampungan. Dalam decanter, sludge dipisahkan dalam 3 fase yaitu minyak, air dan solid, jadi
fungsi dari dekanter adalah untuk memisahkan minyak, air dan solid, melakukan pengutipan
minyak yang masih terkandung dalam sludge. Solid akan ditransfer oleh conveyor ke rumah
solid yang akan dibawa oleh mobil truk untuk dijadikan kompos. Hasil dari decanter
menghasilkan tiga massa yaitu:
• Light phase merupakan hasil pemisahan decanter mengandung 75-80% minyak, sehingga light
phase akan ditampung di reclime oil tank. Light phase dari reclime oil tank dipompakan kembali
ke CST untuk mengutip minyak tersebut. Solid adalah kotoran pada minyak berupa padatan.
Solid dari decanter akan jatuh ke solid decanter conveyor dan ditampung sementara di solid bin
sebelum dibawa ke perkebunan untuk dijadikan pupuk.
• Heavy phase merupakan hasil pemisahan dari decanter yang masih mengandung minyak dan
langsung dialirkan ke FAT FIT.
• Solid merupakan kotoran pada minyak berupa padatan yang akan dibawa ke perkebunan untuk
dijadikan kompos
e. FAT FIT
Berfungsi sebagai tempat penampungan heavy Phase hasil olahan dari centrifuge. Proses pada
sludge fat fit dilakukan pengutipan minyak kembali yang masi terkandung di heavy phase. Air
pencucian, air kondensat rebusan, minyak tumpah dan sludge pada lantai, parit ditampung di bak
sludge fat fit masi memiliki kandungan minyak sehingga dilakukan pengutipan kembali dengan
cara memasukkannya kembali ke sand trap tank.
f. Liquor
Liqour tank berfungsi sebagai tangki penampung kondensat rebusan, sludge bunch press dan fat-
fit untuk diolah kembali.
2.3.9 Stasiun Kernel
Stasiun kernel merupakan stasiun yang mengolah nut menjadi inti sawit utuh (kernel)
dengan cara memisahkan fiber, kernel, dan cangkang. Ada beberapa alat dan mesin pendukung
distasiun kernel ini yaitu :
a. Cake Breaker Conveyor (CBC)
b. Depericarper
c. Nut Polishing Drum
d. Nut conveyor
e. Nut elevator atau destoner
f. Grading drum
g. Nut silo atau nut over
h. RippleMill
i. Cracked Mixtured Conveyor
j. Cracked Mixtured Elevator
k. Light Tenera Dust Separator I (LTDS I)
l. Light Tenera Dust Separator II (LTDS II) (kering)
m. Claybath ( basah)
n. Kernel Silo
o. Bulk Silo Kernel
Cake yang terdiri dari nut dan fiber di pecahkan oleh CBC (Cake Breaker Conveyor) agar
mudah dilakukan pemisahan antara nut dan fiber. Setelah dari CBC cake menuju depericapter
untuk memisahkan fiber dan nut dengan sistem pneumatic. Cara pemisahannya dilakukan dengan
cara fiber terhisap keatas dan masuk menuju fiber cyclone, sedangkan nut material yang lebih
berat jatuh kedalam NPD (Nut Polishing Drum) berkapasitas 6,30 ton/jam. Fiber yang masuk ke
fiber cyclone jatuh ke fiber conveyor untuk dibawa ke boiler sebagai bahan bakar boiler. Pada
NPD (Nut Polishing Drum) dilakukan pemisahan fiber yang masih tersisa dari depericapter
dengan cara berputar dengan kecepatan 32 rpm, dimana didalam nut polishing drum terdapat
lubang-lubang agar nut dapat masuk kedalam lubang menuju nut transport conveyor, sedangkan
fiber masuk kembali ke depericapter dan ada sebagian diambil oleh operator dan diangkut ke
fiber conveyor.
B. Depericarper
Depericarper adalah alat yang disertai kipas penghisap (blower) yang digunakan
untukmenghisap fiber sehingga terpisah dari nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar
boiler.
Nut polishing drum adalah suatu drum yang berputar yang mempunyai plat-plat
pembawa yangdipasang miring pada dinding bagian dalam. Di ujung nut polishing drum terdapat
lubang-lubang penyaring sebagai tempat keluarnya nut yang kemudian ditransfer melalui nut
elevatormasuk ke nut over. Biji yang telah dipisah dari ampasnya masuk ke dalam nut polishing
drum dan putaran drumtersebut biji-biji akan dipolis untuk melepaskan serat-serat yang masih
tinggal pada biji oleh plat-plat yang ada pada dinding dan porosnya. Kecepatan putaran drum
adalah 32 rpm.
Nut Polishing Drum Fungsi dari nut polishing drum adalah :
1. Membersihkan biji dari serabut-serabut yang masih melekat
2. Membawa nut dari depericarper ke nut silo
3. Memisahkan ke nut dari sampah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas nut polishing drum :
1. Kondisi plat pengarah atau pengangkat
2. Kecepatan putaran drum
3. Diameter dan panjang drum
4. Diameter lubang penyaringan
5. Jumlah lubang penyaring
6. Kualitas dan kuantitas feeding
D. Nut Conveyor
Berfungsi untuk menampung nut hasil keluaran dari nut polishing drum dan membagikan nut
pada destoner dan nut elevator.
E. Nut Elevator atau Destoner
Berfungsi untuk membawa nut dari nut conveyor menuju grading drum.
F. Nut Grading Drum
Sebelum proses pemecahan nut, terlebih dahulu dilakukan seleksi berdasarkan ukuran nut
dengan menggunakan alat nut grading. Nut grading merupakan drum berputar yang berlubang-
lubang untuk memilih atau memisahkan nut yang akan masuk nut silo.
G. Nut Silo atau Nut Over
Nut yang ada di nut conveyor dibawa menuju nut destoner atau nut elevator yang akan
diabawa ke nut sillo, pada nut conveyor terdapat destoner yang berfungsi untuk memisahkan
batu yang terbawa bersama nut, karena batu dapat merusak mesin ripple mill. Dari destoner
masuk kedalam nut sillo dengan kapasitas 15 ton. Nut sillo merupakan tempat penampungan
sementara sebelum menuju ripple mill untuk di pecahkan.
H. Ripple mill
Ripple mill berfungsi untuk memecahkan cangkang dan inti. PKS Senawar Jaya
menggunakan 3 buah ripple mill yang terbagi menjadi 3 line. Ripple mill memecahkan nut
dengan cara menjepit nut diantara ripple dan rotor bar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecahan adalah :
1. Kualitas dan kuantitas umpan
2. Kondisi ripple plate dan rotor bar
3. Jarak antara plat dan rotor
4. Kecepatan putaran ripple mill
Kualitas umpan dipengaruhi oleh :
1. Kekoplakan nut, kalau nut tidak koplak maka banyak yang lengket pada cangkang
2. Jenis buah, dura atau tenera
3. Ukuran nut
4. Kadar air yang terkandung dalam inti
5. Umpan yang terlalu banyak (berlebihan)
6. Umpan terlalu kering
7. Persentase nut pecah pada umpan besar
LTDS (Light Tenera Dry Separator I dan II) adalah alat pemisahan dengan sistem pneumatic.
Dimana cangkang dan fiber merupakan material ringan yang terhisap ke fiber cylone dan jatuh
ke shell bin yang kemudian akan menjadi bahan bakar boiler. Sedangkan material yang berat
seperti kernel, nut pecah, nut utuh dan cangkang berukuran besar masuk ke grading drum.
J. Claybath
Claybath berfungsi untuk memisahkan inti ( kernel) dan cangkang (shell) dengan media air
dan calcium. Pada Claybath berat jenis yang ringan (kernel) akan mengapung sedangkan berat
jenis yang berat (cangkang) akan mengendap.
K. Kernel silo
Kernel sillo merupakan alat penampungan kernel yang telah mengalami proses pemisahan
dari mesin ripple mill dengan. Pada kernel sillo terjadi pengurangan kadar air kernel dengan cara
menggunakan heater fan. Proses pemanasan yaitu dengan melewatkan steam melalui pipa-pipa
didalam radiator dan fan blower menghembuskan udara panas dari radiator masuk ke kernel silo.
Proses pengeringan ini berlangsung selama ±4 jam dengan suhu ±80°C. Pada Pabrik Bayung
Agro Sawita ini memiliki 2 kernel sillo dengan kapasitas 18 ton. Setelah dari kernel sillo kernel
dikirim ke bunker sillo untuk ditampung sementara sebelum di pasarkan.
Bulk Silo atau bunker silo berfungsi sebagai tempat penyimpanan inti produksi sebelum
dikirim keluar untukdiproduksi dan agar uap air yang terkandung di dalam inti dapat keluar dan
tidak menyebabkankondisi dalam storage tidak lembab yang menyebabkan timbulnya jamur
pada inti. Inti dari kernel silo diangkut ke bulk silo dengan menggunakan screw conveyor dan
pneumatic conveyor.
3.3.4 Laboratorium
Laboratorium berfungsi sebagai pusat pengendali terhadap proses dan kualitas produk
yang dihasilkan selama dan setelah proses produksi berlangsung. Laboratorium memiliki
peranan untuk menyuguhkan data-data efisiensi proses, data kehilangan minyak dan kernel serta
kualitas produk yang dihasilkan. Hasil-hasil analisis laboratorium digunakan sebagai umpan
balik bagi perusahaan untuk perbaikan dan peningkatan proses produksi. Adapun analisis yang
dilakukan diantaranya sebagai berikut.
a. CPO losses (tingkat kehilangan minyak selama proses pengolahan) pada tandan kosong
(empty bunch), buah yang tidak terpipil (unstripped bunch), heavy phase senfugasi, solid
sentrifugasi,
b. Kernel losses (tingkat kehilangan kernel selama proses pengolahan) pada ampas cyclone
(cyclone fiber), LTDS 1, LTDS 2, cangkang basah (wet shell) dan buah yang tidak terpipil
(unstripped bunch).
c. Kualitas CPO yang meliputi tingkat asam lemak bebas (free fatty acid), persen kotoran dan
persen kadar air.
d. Kualitas kernel yang meliputi persen kotoran dan persen kadar air.
e. Kualitas air boiler yang meliputi pH, P-Alkalinity, M-Alkalinity, O-Alkalinity, total hardness,
silica dan TDS (total disolvent solid).
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
3.4 Analisis
Analisis dilakukan dengan mengambil sampel berupa cracked mixture dari ripple mill 1
dan ripple mill 2. Sampel diambil secara rendem sebanyak 1.000 gram per 2 jam (sesuai SOP)
selama ripple mill beroperasi (1 shift). Selama 1 shift sampel diambil sebanyak 3 kali artinya
terdapat 6.000 gram sampel, kemudian sampel di dibawa ke laboratorium untuk dianalisa. Lalu
ditimbanng berat sampel ripple mill 1 dan ripple mill 2, kemudian dipisahkan biji utuh dan biji
pecah, setelah terpisah biji utuh dan biji pecah ditimbang, dihitung efisiensi pada ripple mill dan
dicatat.
Untuk menghitung persentase nut utuh dan nut pecah digunakan persamaan sebagai berikut:
a. Persentase biji utuh
Biji utuh
% Biji utuh = x 100%
Berat sampel
Untuk menghitung efisiensi dari ripple mill digunakan persamaan sebagai berikut:
Efisiensi ripple mill dianalisa selama 3 (tiga) hari sehingga didapatkan persentasenya
dengan rata-rata 98.33% untuk ripple mill nomor 1 dan 98.51% ripple mill nomor 2. Data
efisiensi ripple mill disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Efisiensi ripple mill selama 3 hari di PT. BAS (Bayung Agro Sawita)
Hari/Tanggal Efisiensi Standar Hasil Analisa (%)
(%) Ripple mill 1 Ripple mill 2
Dari data diatas menunjukkan bahwa efisiensi yang didapat dari kedua ripple mill diatas
sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal yang mengakibatkan efisiensi maupun dibawah standar
karena jarak rotor dengan plate bergerigi yang terlalu jauh atau terlalu dekat, aus/rusaknya rotor
maupun plate serta diameter nut/biji.
Jarak rotor dan plate merupakan salah satu faktor penentu pemecahan nut di ripple mill.
Jauh dekatnya rotor juga dapat mempengaruhi losses. Jarak rotor dan plate yang terlalu jauh akan
menyebabkan nut tidak pecah (nut utuh). Umpan/nut yang masuk melalui nut hopper tidak
terpecah, hal ini disebabkan oleh jarak rotor dan plate yang tidak sesuai dengan diameter nut
sehingga nut tidak terpecah, selain itu dapat menyebabkan losses.
Jarak rotor dan plate yang terlalu dekat akan menyebabkan nut pecah tetapi inti/kernel
juga ikut pecah (hancur). Hal ini dapat mempersulit proses pemisahan berikutnya di Claybath.
Selain itu, bila jarak terlalu dekat nut tidak akan terpecah melainkan masuk ke celah dinding
rotor yang dapat menyebabkan mesin rusak dan meningkatkan losses.
Bila jarak rotor dan plate telah sesuai dengan diameter nut, namun hasil (output) yang keluar nut
utuh dan pecahan kernel yang lengket pada cangkang (broken kernel), hal ini disebabkan proses
perebusan/sterilisasi yang tidak sesuai standar (SOP). Dimana pada saat pemberian tekanan uap
tidak mengenai bagian dalam buah yaitu nut. Karena salah satu fungsi sterilisasi adalah untuk
membantu mengurangi kadar air pada nut sehingga pemecahan nut dapat sempurna.
Keadaan rotor maupun plate yang aus/rusak menyebabkan pemecahan pada ripple mill tidak
efektif. Adapun hal yang menyebabkan rotor maupun plate aus/rusak antara lain:
a. Adanya gesekan yang terjadi diakibatkan benturan yang terus-menerus dari cangkang sawit
mengakibatkan plate mengalami keausan.
b. Banyaknya kadar air yang terkandung didalam nut mengakibatkan rotor maupun plate
mengalami korosi/berkarat yang mengakibatkan rotor maupun plate rapuh dan lama-kelamaan
akan patah.
c. Jarak celah antara rotor dan plate yang tidak tepat. Apabila celah terlalu kecil maka gesekan
yang terjadi semakin besar.
Diameter dan bentuk nut yang tidak seragam membuat proses pemecahan pada ripple
mill tidak sempurna. Pada saat pemecahan, diameter nut yang besar akan terhimpit dengan kuat
diantara rotor dan plate, himpitan tersebut membuat nut hancur dan mengakibatkan losses/broken
kernel sedangkan untuk diameter nut yang terlalu kecil pada saat proses pemecahan nut akan
lolos dari himpitan rotor dan plate, hal tersebut juga mengakibatkan losses/nut utuh. Bentuk nut
yang lonjong-pipih akan menyebabkan efisiensi pemecahan nut yang rendah, hal ini diakibatkan
nut pipih lolos dari proses pemecahan/ lolos dari himpitan rotor dan plate.
4.2 Saran
Sebaiknya memperhatikan hal detail di lapangan yang dapat meningkatkan kualitas kerja
ripple mill maupun mesin-mesin lainnya misalnya pengawasan dan perawatan mesin. Perawatan
dilakukan sesering mungkin agar mesin-mesin dapat bekerja dengan baik dan diharapkan dapat
mempertahankan kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, H. 2006. Land Aplication Sebagai Alternatif Pada Industri Kelapa Sawit.
Kementrian Negara Lingkup Hidup. Pengelolaan Bahan dan Limbah.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta
Universitas Indonesia.
Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Mahyunis. 2015. Analisa Hasil Cracked Mixture pada Alat Pemecah Biji (Ripple Mill)
Kelapa Sawit Kapasitas 250 Kg/Jam. Jurnal Penelitian STIPAP. Vol. 6 (1):17-24.
LAMPIRAN