8-Article Text-14-1-10-20180810
8-Article Text-14-1-10-20180810
8-Article Text-14-1-10-20180810
ABSTRAK
1
Pra penulis adalah Dosen TTP IPI Malang
44
PENDAHULUAN
2
Suharyo, I, “ Keluarga: Kabar Gembira untuk Milenium Ke-3”, dalam Basis no. 05-06 tahun
ke 52, hlm. 66.
3
Bdk. AA, art 11
45
masalah demografi. Tahun 2015 ini PBB mengambil tema “Men in Charge;
Gender Equality and Children’s Rights in Contemporary Families. Kaum
laki-laki diingatkan akan peran pentingnya dalam keluarga, bukan saja
dalam memberi nafkah melainkan juga mendidik.
4
Suharyo, I, “ Keluarga: Kabar Gembira untuk Milenium Ke-3”, dalam Basis no. 05-06 tahun
ke 52, hlm. 66.
5
Bdk. GS, art. 53
47
kecil, pada masa kanak-kanak. Sebab, pada masa itu seorang anak
belum dapat membedakan apa yang baik dan apa yang jahat, sehingga
ia sangat membutuhkan bimbingan dan penyertaan orangtua.6
6
Y.M Seto Marsuni, Pendidikan Iman, 171
7
Martin Harun, Apa kata Alkitab 161
48
8
Julie Harlon Rubio, A Christian Theology 93
51
9
Martin Harun, Apa kata Alkitab 165
10 Martin Harun, Apa kata Alkitab 168
11
Martin Harun, Ibid
52
12
Martin Harun, Ibid
13A. Harikustono, “Pemimpin Jemaat dilahitrkan dari keluarga yang aik”, Keluarga
bersekutu dalam Sabda, ed. Jarot Hadianto, 214
53
14
A Heuken, Ensiklopedi Gereja.(Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2015), 159
15
Julie Harlon Rubio, A Christian Theology 20
54
16
Rober W. Crapps, Perkembangan Kepribadian & Agama (Kanisius, 1994; 36-38)
57
METODE PENELITIAN
𝑁
𝑛=
1 + (𝑁 × �� 2 )
Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Populasi
e = Prosentasi kelonggaran ketidakterikatan karena
kesalahan pengambilan sampel yang masih
diinginkan
Berdasarkan rumus yang diberikan oleh Slovin ini maka jumlah sampel
untuk populasi 7.036 keluarga katolik di Dekenat Malang Kota dengan tingkat
17
Bdk. Jasa Ungguh Muliawan, Metodologi Penelitian Pendidikan dengan Studi Kasus,
Op.Cit, halm.85
18
Tentang teori-teori menentukan jumlah sampel lihat misalnya, V. Wiratna Sujarweni.
Metodologi penelitian; lengkap, praktis, dan mudah dipahami, pustakan baru
pres:Yogyakarta. 2014, hlm. 66-67
19 Sujarweni, hlm 67
20
Sujarweni hlm 66-67
60
7 . 036
𝑛= 1+(7.036×0,12 )
7.036
𝑛=
71,36
Waktu Penelitian
Variabel penelitian
21
Sujarweni hlm 69
61
Analisa Data
pandangan Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A22, Prof. Dr. Sugiono, dan
John Creswell. Data-data yang masuk akan diatur, diurutkan,
dikelompokkan dan diberi kode sehingga diperoleh satu temuan
berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.23 Melalui
serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang sudah
diperoleh/dikumpul dibahas kembali dan disederhanakan untuk lebih
mudah dipahami. Setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan
beberapa alur tahapan sebagai berikut: 1) Reduksi data maksudnya ialah
data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan
pada hal-hal yang penting. 2) Penyajian data, maksudnya: data yang
diperoleh dikategorikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam
bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola
hubungan satu data dengan data lainnya. 3) Penyimpulan dan verifikasi
sebagai satu proses untuk menentukan suatu pernyataan/kesimpulan
sementara yang diperoleh lalu diverifikasi dengan menggunakanan
teknik triangulasi sumber data dan diskusi teman sejawat. 4) Kesimpulan
akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara yang telah
diverifikasi. Kesimpulan final ini diharapkan dapat diperoleh setelah
pengumpulan data selesai.24
a. Metode Kuantitatif
Setelah angket dikumpulkan, kami menghitung jawaban
yang diperoleh, melihat apakah responden telah menjawab dengan
baik, kemudian mengklasifikasikan jawaban itu menurut pedoman
penilaian, untuk mengetahui apakah orangtua memberikan
pendidikan iman kepada anak-anaknya.
22
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014). hlm.
245.
23V. Wiratna Sujarweni., Metode Penelitian.,hlm. 34.
24
V. Wiratna Sujarweni., Metode Penelitian.,hlm. 36.
63
Keterangan:
P : Prosentase yang didapat
F : Frekuensi yang diperoleh
N : Jumlah populasi yang diteliti
b. Metode Kualitatif
Metode kuantitatif mempunyai beberapa kekurangan
dalam penelitian ini. Pertama, tema yang diteliti menyangkut hal-
hal yang berkaitan dengan iman atau hal-hal yang tidak sepenuhnya
bisa diukur secara matematis. Kedua, dalam memberi jawaban
responden hanya memilih jawaban yang sudah tersedia, serta
memberi penjelasan secukupnya. Oleh karena itu, untuk
memperoleh data yang lebih mendalam dan menyeluruh kami
melanjutkan hasil penelitian kuantitatif dengan penelitian
kualitatif, melalui pertemuan Focus Group Discussion (FGD).
FGD akan diadakan 29 November 2015. Peserta yang hadir
direncanakan sebanyak 50 orang. Jumlah itu akan diambil dari
kedelapan paroki yang ada di Dekenat Malang Kota secara acak
dan dari mahasiswa S-2 IPI serta staf dosen.
Pertanyaan-pertanyaan untuk FGD akan disusun
sesudah data kuantitatif selesai diolah. Hasil penelitian kualitatif ini
akan diolah untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan yang
kiranya akan berguna bagi STP IPI dalam menyusun modul-modul
katekese.
HASIL PENELITIAN
FREKUENSI JAWABAN
No Total Skor %
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
1 43 42 14 1 100 327 82
2 55 38 7 100 348 87
3 25 37 36 2 100 285 71
4 41 36 20 3 100 315 79
5 57 31 12 100 345 86
6 80 18 2 100 378 95
7 88 11 1 100 387 97
8 28 43 28 1 100 298 75
9 11 19 66 4 100 237 59
10 23 45 30 2 100 289 72
11 47 35 16 2 100 327 82
12 7 25 59 9 100 230 58
13 54 35 11 100 343 86
14 49 38 13 100 336 84
15 19 16 58 7 100 247 62
16 75 14 11 100 364 91
17 70 22 8 100 362 91
18 83 11 6 100 377 94
19 83 11 6 100 377 94
20 56 18 18 8 100 322 81
21 29 34 26 11 100 281 70
22 71 17 8 4 100 355 89
23 31 31 36 2 100 291 73
67
KESIMPULAN
dalam pendidikan iman anak-anak. Hal yang sama juga bisa ditemukan
dalam data Fokus Group Discution (FGD).
8. Faktor-faktor penghambat; yang mendapat prosentase paling tinggi
adalah masalah waktu yang tidak klop karena terbentur kerja atau sekolah
24%, pengaruh media sosial dan TV 22%, dan kegiatan anak di sekolah
terlalu padat 12%.
9. Ketika hal ini dikroscek lewat FGD, beberapa kelompok melihat bahwa
sekolah katolik itu di satu pihak adalah faktor pendukung, namun di
pihak lain juga sekaligus bisa dikatakan penghambat. Di satu pihak
membantu para orangtua dalam pendidikan iman, tapi di pihak lain
menjadi sangat mahal dan program kegiatan begitu padat sehingga anak-
anak itu berangkat ke sekolah masih pagi pagi dan pulang sudah malam,
ketika mereka diajak orangtuanya untuk ikut kegiatan doa baik di
gereja/lingkungan maupun dalam rumah sendiri, mereka sudah tidur
karena kelelahan.
10. Selain itu faktor penghambat lain yang perlu diperhatikan dan
diwaspadai adalah pengaruh negatif dari media sosial dan TV. Informasi
yang ditangkap anak-anak dari media sosial seperti internet, games, dan
siaran tidak seluruhnya bersifat mendidik dan membangun karakter anak
ke arah positif. Melalui FGD para orangtua memahami dan menyadari
keadaan itu, meski kadang mereka juga tidak sanggup mengatasinya
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reneka
Cipta, 2010.
Dister, N. Syukur. Psikologi Agama: Bapak dan Ibu Sebagai Simbol Allah.
Yogyakarta: Kanisius, 1983
70
GO, P.. 1994. Pendidikan Nilai Di Sekolah Katolik. Malang: Dioma, 1994.
Komp endiu m Kat eki s mus G er eja Kat olik. Terj. P as kali s Ed wi n .
Mala n g: Diom a, 2 011
Konferensi Waligereja Indonesia, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi.
Jakarta: Obor, 1996.
Konferensi Waligereja Indonesia. Katekismus Gereja Katolik. Ende: Nusa
Indah, 2007.
Konferensi Waligereja Indonesia. Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris
Canonici). Jakarta: Obor 2006.
Suharyo, I. “ Keluarga: Kabar Gembira untuk Milenium Ke-3”, Basis no. 05-06
tahun ke 52.
Wiratna, Sujarweni V. Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Baru,
2014