Pertemuan Ke 1. Peran Biologi Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Pertemuan Ke 1. Peran Biologi Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Pertemuan Ke 1. Peran Biologi Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Saat ini kita memasuki revolusi industri 4.0. Perkembangan kemajuan teknologi dapat
dirasakan manfaatnya bagi setiap negara, dimana negara yang tidak mampu bersaing akan
tertinggal dari negara maju. Tahapan revolusi industri disajikan pada Gambar 2 ini.
Pesatnya perkembangan teknologi yang secara langsung mempengaruhi perkembangan
biologi yang patut dipelajari semua kalangan mahasiswa di lingkungan FMIPA.
Perkembangan teknologi informasi dari masa ke masa dapat dilihat dari Gambar 3
berikut ini.
Bagaimana peran biologi dan pengaruhnya dalam kehidupan manusia? Manusia sebagai
puncak piramida tingkat konsumen, yang berperan sebagai pengelola, pengawas, pelestari,
dan perlu memiliki kearifan dalam kancah kehidupan di permukaan bumi ini.
Sumber gambar: Wikimedia
Koch ahli mikrobiologi yang mengidentifikasi agen penyebab sejumlah penyakit mematikan
yaitu tuberkulosis, kolera, dan antraks. Postulat Koch untuk menganalisis penyebab penyakit
menular. Penemuannya ini mempelopori bakteriologi, menerima penghargaan hadiah Nobel
Fisiologi pada tahun 1905 untuk penelitiannya mengenai tuberkolosis.
6. Sir Alec John Jeffreys (9 January 1950 - Sekarang)
Sir Alec John Jeffreys adalah ahli genetika yang mengembangkan teknik sidik jari
RNA dan pembuatan profil DNA. Temuannya digunakan oleh sains forensik seluruh dunia
untuk memecahkan berbagai kasus kejahatan dan persengketaan imigrasi. Dia
mengembangkan profil DNA, yaitu pengetikan minisatelit (STR) individu yang bervariasi
dalam genom manusia, berfokus pada beberapa minisatelit sehingga hasil profil DNA
menjadi lebih sensitif, mudah diproduksi, dan diterima ke dalam database komputer.
7. Heinrich Anton de Bary (26 Januari 1831 – 19 Januari 1888)
Profesor Sir David Hopwood seorang ahli mikrobiologi dan genetik terkemuka, yang pertama
meneliti bakteri tanah Streptomyces, yang menghasilkan streptomisin dan tetrasiklin yang
berguna sebagai bagian mekanisme pertahanan bakteri untuk mengurangi persaingan habitat
dan makanan. Mendapat penghargaan Gabor Medal atas jerih payahnya merintis penelitian
di bidang genetika Streptomyces dan pengembangan proses sintesis polketida.
9. Carolus Linnaeus (23 Mei 1707 - 10 Januari 1778)
Sumber gambar: Wikimedia
Carolus Linnaeus sebagai bapak Taksonomi Modern berkat berbagai temuannya
dalam bidang taksonomi, yakni sistem penamaan makhluk hidup ‘Binominal Nomenclature’.
Di mana setiap nama makhluk hidup terdiri atas dua kata dari bahasa latin. Nama pertama
adalah nama genus yang ditulis dengan awalan kapital, dan nama spesies sebagai nama
kedua. Misalnya saja nama bakteri Staphylococcus aureus. Staphylococcus adalah nama
genusnya dan aureus merupakan nama spesies organismenya. Sistem ini membagi makhluk
hidup berdasarkan hierarki khusus. Dimulai dari Kerajaan, Kelas, Ordo, Genera, dan Spesies.
10. Al Jahiz (776 - 868)
Salah satu halaman dalam Kita Al Hawayan yang mendeskripsikan mengenai jerapah. Sumber gambar: Wikimedia
Abū ʿUthman ʿAmr ibn Baḥr al-Kinānī al-Baṣrī yang dikenal orang Al Jahiz.
Kontribusinya dalam bidang biologi yaitu menerbitkan Kitab al-Hayawan yang terdiri dari 7
jilid dan menggambarkan 350 spesies dengan cara yang puitis. Menurut Conwey Zirkle,
botanis dan sejarawan sains, kutipan dari kitab al-Hayawan dalam tulisannya mengenai
sejarah sains adalah yang paling relevan yang ia temukan dari ilmuwan Arab. Al Jahiz
mendeskripsikan teori evolusi serupa Darwin. Menurutnya, hewan selalu beradaptasi,
bertransformasi menjadi spesies, dan mengatasi berbagai masalah lingkungannya.
11. Charles Darwin (12 February 1809 - 19 April 1882)
Sumber gambar: Wikimedia
Charles Robert Darwin begitu dikenal berkat teori evolusi yang dikemukakannya,
bahwa setiap spesies saling berhubungan dan berasal dari satu keturunan yang sama, hanya
saja dalam perjalanannya terjadi perubahan genetik. Darwin membaca tulisan Thomas
Malthus yang menjelaskan mengenai persaingan manusia mencari makanan. Ia
menghubungkan gagasan Malthus dengan sejumlah temuannya, mulai dari fosil hingga
binatang yang dijumpai ketika melakukan ekpedisi Beagle. Dari sinilah gagasan mengenai
hukum seleksi alam lahir. Di mana setiap makhluk hidup berevolusi sebagai bentuk adaptasi
terhadap lingkungannya. Pemikirannya ditulis dalam buku “On the Origin of Species” yang
terbit pada tahun 1859 berkat dorongan rekannya, Alfred Russel Wallace.
12. Rosalind Franklin (25 Juli 1920 - 16 April 1958)
Rosalind Franklin seorang ilmuwan yang meneliti struktur DNA bersama dengan
Francis Crick, James Watson, dan Maurice Wilkins. Karyanya berupa gambar difraksi sinar
X, terutama foto 51. Karyanya ini sempat menimbulkan kontroversi mengakibatkan konflik
dengan Maurice Wilkins. Padahal mereka tengah bersaing dengan ilmuwan James Watson,
yang mengerjakan model DNA tersendiri bersama Francis Crick di Cambridge dan berhasil
menyelesaikan model DNA sehingga mendapatkan hadiah Nobel berkat bocoran Wilkins.
13. Frederick Sanger (13 Agustus 1918 - 19 November 2013)
Sanger seorang biokimiawan yang dua kali mendapat hadiah Nobel. Pertama diberi
untuk penemuan penentuan struktur asam amino dalam protein. Penelitian menggunakan
reagen (pereaksi kimia) untuk memecah insulin menjadi asam amino. Kedua diberi karena
kontribusinya dalam menentukan urutan asam nukleat tapi berbagi dengan Walter Gilbert
dan Pau Berg yang mengerjakan penelitian berkaitan dengan DNA rekombinan.
14. Antonie van Leeuwenhoek (24 October 1632 - 26 August 1723)
Antonie Philips van Leeuwenhoek seorang ilmuwan biologi di bidang mikroskop dan
kontribusinya pada pembentukan mikrobiologi sebagai disiplin ilmu. Dengan menggunakan
mikroskop buatan tangannya, ia mengamati dan menggambarkan mikroorganisme yang
disebut animalcules (binatang kecil). Mendokumentasikan pengamatan mikroskopik pertama
terhadap serabut otot, bakteri, spermatozoa, dan aliran darah di kapiler.
Sumber gambar: Wikimedia