21laporan PKLT Pijat Oksitosin Hijrah 1234

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKATEDUKASI

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MENINGKATKAN


PRODUKSI ASIPADA IBU MENYUSUI

BIDANG KEGIATAN:
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Disusun Oleh:
Hijrah.Im/40019017/DIII Kebidanan
Aristoteles,M.Kes.,PhD/1206450/Pembimbing I
Marwan Riki Ginanjar,M.Kep/1206299/Pembimbing II

FAKULTAS ILMU KESEHATAN/TEKNOLOGI


INSTITUT ILMU KESEHATAN DANTEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2022

i
Ringkasan

ASI merupakan suatu subtansi yang dinamik dengan


komposisi yang terus berganti untuk mencukupi kebutuhan
nutrisi dan mengandung komponen imunologi aktif yang
memberikan perlindungan melawan spektrum luar infeksi
bakteri, virus, dan protozoa. Faktor-faktor yang mempengaruhi
atau menghambat pengeluaran ASI antara lain diet, penurunan
berat badan, istirahat, perawatan payudara, penggunaan alat
kontrasepsi, merokok, dan kafein. Metode karya tulis ilmiah ini
menggunakan desain studi kasus (case study) terkait penerapan
pijat oksitosin. Subyek yang digunakan yaitu ibu post partum
yang belum pernah melakukan pijat oksitosin. Analisa data
dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan
menunjukkan bahwa setelah dilakukan penerapan pijat oksitosin
selama 7 hari, terjadi peningkatan produksi ASI yang ditandai
oleh 18 tanda kecukupan ASI pada bayi. Kesimpulan pijat
oksitosin dapat membantu meningkatkan pengeluaran ASI
pada ibu post partum. Saran bagi ibu post partum dan keluarga
hendaknya dapat melakukan pijat oksitosin dalam upaya
meningkatkan pengeluaran ASI.
(Trianti Rusmia Anggraeni1 , Nia Risa Dewi2 , Tri
Kesumadewi3 3, September 2021)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul Edukasi Pijat
Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada Ibu Menyusui
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan sebagai upaya
untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan lansia di Desa Betung 1
tentang Pijat Oksitosin. Tersusunnya laporan hasil kegiatan pengabdian
masyarakat ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Bupati Ogan Ilir
2. Bapak Camat Lubuk Keliat
3. Bapak Kepala Desa Betung 1
4. Bapak Heri Shatriadi CP, M.Kes. selaku Rektor IKesT Muhammadiyah
Palembang.
5. Ibu Maya Fadlillah, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan IKesT Muhammadiyah Palembang.
6. Ibu RA. Aminah Maya, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII
Kebidanan IKesT Muhammadiyah Palembang.
7. Ir.M.Djakar Abdullah.,M.Si dan Yudi Abdul Majid,S.Kep.Ns,Kep selaku dosen
pembimbing lapangan PKLT IKesT Muhammadiyah Palembang.
8. Para dosen dan seluruh staf karyawan IKesT Muhammadiyah Palembang
serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama
pelaksanaan PKLT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan pengabdaian
masayarakat ini masih jauh dari sempurna sehingga masukan yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Selanjutnya penulis mohon maaf kepada
seluruh pihak atas segala kekurangan dan kekhilafan penulis selama menjalankan
kegiatan ini. Harapan penulis semoga dengan adanya kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini dapat menjadi pengalaman masa depan dan bermanfaat bagi
penulis khususya dan bagi masyarakat Desa Betung 1 Kecamatan Lubuk Kliat
Kabupaten Ogan Ilir pada umumnya.

Palembang, 21 Januari 2022


Penulis,

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii
RINGKASAN ...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Analisis situasi ...............................................................................................7
B. Permasalahan masyarakat .............................................................................10
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN ....................................................................11
A. Solusi yang di tawarkan .................................................................................11
BAB III METODE PELAKSANA .........................................................................12
A. Nama dan Jenis kegiatan ................................................................................12
B. Waktu dan Tempat .........................................................................................12
C. Peserta ............................................................................................................12
D. Tahapan Kegiatan...........................................................................................12
1. Persiapan Kegiatan ...................................................................................12
2. Pelaksana Kegiatan ..................................................................................12
BAB IV LUARAN DAN TARGET CAPAIAN .....................................................14
BAB V JADWAL ....................................................................................................15
BAB VI HASIL DAN LUARAN YANG DI CAPAI .............................................16
A. Hasil Kegiatan ................................................................................................16
B. Luaran yang di capai ......................................................................................16
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................18
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita–cita
bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berkaitan
dengan hal itu, undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang program Kesehatan menyatakan bahwa derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2011).
Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah satu kabupaten yang
ada di Provinsi Sumatera Selatan, hasil pemekaran dari kabupaten
Ogan Komering Ilir yng dibentuk melalui Undang-Undang No.37
Tahun 2003 dan diresmikan pada tanggal 07 Januari 2004. Secara
keseluruhan luas wilayah Ogan Ilir adalah 2.666.07km2 yang terdiri
dari 65% Daratan dan 35% Rawa.
Secara geografis Ogan Ilir terletak antara 3 02`LS sampai 3
0 48` LS dan diantara 1040 20` BT sampai 1040 48` BT. Kabupaten
Ogan Ilir berada kecamatan Indralaya yang terletak +35 KM dari Ibu
kota Provinsi Sumatera Selatan. Kabupatenn Ogan Ilir
mempunyaibatas, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Banyuasin, Kota Palembang dan Kabupaten Muara Enim, sebelah
selatan berbatasan dengan Kabupaten OKU dan OKU Timur, sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten OKI dan OKU Timur, sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan Kota
Prabumulih wilayah kabupatenn Ogan Ilir terdiri dari 19 kecamatan
dan masing-masing kecamatan terbagi atas 227 desa dan 14
kelurahan. Desa Betung 1 merupakan desa di Kecamatan Lubuk

1
keliat, Kabupaten Ogan Ilir yang memiliki jumlah KK yaitu 458.
Program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat dilakukan di
desa Betung I dengan tujuan yang memacu pembangunan
masyarakat dengan menumbuhkan motivasi kekuatan sendiri,
mengembangkan materi dan kemampuan serta menambah wawasan
dan pengetahuan bagi mahasiswa.
Permasalahan pada ibu setelah melahirkan adalah
Penurunan produksi ASI dan pengeluaran ASI pada hari-hari
pertama melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya produksi
hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Faktor yang dapat
mempengaruhi kelancaran produksi dan pengeluaran ASI yaitu
perawatan payudara, frekuensi menyusui, paritas, stres, penyakit atau
kesehatan ibu, konsumsi rokok atau alkohol, sebaiknya dilakukan
segera pil kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah
persalinan (1-2) hari, dan harus dilakukan ibu secara rutin, dengan
pemberian rangsangan pada otot-otot payudara akan membantu
merangsang hormon prolaktin untuk membantu produksi air susu
ibu.
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam
larutan protein laktose dan garam – garam organik yang disekresi
oleh kedua belah payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi.
ASI sangat bermanfaat bukan hanya untuk bayi saja, juga untuk ibu,
keluarga, dan negara.
Untuk memperlancar pengeluaran kolostrum maka harus
sering menyusukan bayi agar terjadi perangsangan putting susu,
terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI makin
lancar. Dua refleks prolaktin pada ibu yang sangat penting dalam
proses laktasi, refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat
perangsangan putting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila
ini dirangsang, timbul implus yang menuju hipotalamus selanjutnya
ke kelenjer hipofisis bagian depan sehingga kelenjer ini
mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang rangsangan

2
penyusuan makin banyak pula produksi ASI. Refleks aliran (let
down refleks) rangsangan putting susu tidak hanya diteruskan
sampai kekelenjar hipofisis depan, tetapi juga kekelenjar hipofisis
bagian belakang, yang mengeluarkan hormon oksitosin.
Untuk memperlancar keluarnya hormon oksitosin maka
perlu dilakukan pula merangsang refleks oksitosin yaitu pijat
oksitosin. Pijat oksitosin adalah teknik pemijatan pada daerah tulang
belakang leher, punggung, atau sepanjang tulang belakang
(vertebrae) sampai tulang costae kelima sampai keenam.
Melalui pemijatan pada tulang belakang, neurotransmitter
akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke
hipotalamus untuk mengeluarkan oksitosin. Oksitosin menyebabkan
otot-otot halus disekitar kelenjar payudara mengkerut sehingga ASI
keluar. Dengan pijat oksitosin ini juga akan merileksasi ketegangan
dan menghilangkan stress (Perinasia, 2007 dalam Wulandari, 2014).
Begitu pentingnya memberikan ASI kepada bayi tercermin
pada rekomendasi Badan Kesehatan Dunia/World Health
Organization (WHO) yang menghimbau agar setiap ibu memberikan
ASI eksklusif sampai bayinya berusia enam bulan. Menurut data dari
UNICEF, anak-anak yang mendapat ASI eksklusif 14 kali lebih
mungkin untuk bertahan hidup dalam enam bulan pertama kehidupan
dibandingkan anak yang tidak disusui. Mulai menyusui pada hari
pertama setelah lahir dapat mengurangi risiko kematian baru lahir
hingga 45%. Penelitian yang dilakukan Melina Mgongo dkk., (2013)
di Kilimanjaro Tanzaia menunjukan bahwa EBF (Exclusive
Breastfeeding) efektif untuk mencegah kematian balita hingga 13 %
- 15 %.
Oleh karena itu Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyaarakat IkesT Muhammadiyah Palembang mewujudkan
kepedulian tersebut pada tahun ini dengan menggerakkan para
mahasiswa untuk melakukan beberapa kegiatan Pengabdian
Masyarakat, salah satunya berupa “Edukasi Pijat Oksitosin Untuk

3
Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Menyusui”.

B. Permasalahan Masyarakat
Desa Tanjung Mas 2 terletak di Kecamatan Rantau alai
Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan, tingkat
kesejahteraan dan ekonomi warga desanya cukup baik dalam
kebutuhan sehari-hari. Namun, peran masyarakat terutama ibu,
kurangnya pengetahuan ibu tentang pijat oksitosin untuk
meningkatkan produksi ASI. Hal ini terlihat dari masih adanya bayi
yang di berikan susu formula, apabila ibu berpengetahuan baik
mengenai pijat oksitosin ini maka akan berpengaruh baik pula pada
peningkatan produksi ASI.

4
BAB II

SOLUSI PERMASALAHAN

A. Solusi yang Ditawarkan


Untuk menyelesaikan permasalahan ini tentang Edukasi Pijat
Oksitosin Untuk Ibu Menyusui yang terjadi di masyarakat Desa
Tanjung Mas 2 terletak di Kecamatan Rantau alai Kabupaten Ogan
Ilir Provinsi Sumatera Selatan Selatan dengan jumlah KK yang
terdiri dari 210 kk, solusi yang ditawarkan adalah perlu dilakukan
upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat, baik pemberian
edukasi berupa penyuluhan, Pijat Oksitosin untuk Ibu Menyusui
secara langsung.

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Nama dan Jenis Kegiatan


Kegiatan edukasi ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dari
Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang yaitu
Pengabdian Masyarakat. Faktor utama dari kegiatan yaitu untuk
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan ibu tentang pijat oksitosin.

B. Waktu dan Tempat


Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan pada bulan Januari-
Febuari 2022 di Desa Tanjung Mas 2 di Kecamatan Rantau alai Kabupaten
Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan

C. Tahapan Kegiatan
1. Persiapan Kegiatan
Berkoordinasi dengan anggota tim dalam mempersiapkan
rancangan kegiatan, materi edukasi melalui studi pustaka tentang pijat
oksitosin, surat perijinan kepada Kepala Desa Tnjung Mas 2,
pembuatan leaflet.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Rencana tindakan yang akan dilakukan selama pelaksanaan
pengabdian masyarakat yaitu :
a. Edukasi Kegiatan
Berkoordinasi dengan Kepala Desa Tanjung Mas 2 dengan
menyampaikan surat ijin, menjelaskan tujuan, prosedur kegiatan
dan memuat kontrak kegiatan. Melakukan edukasi tentang pijat
oksitosin pada Ibu. Penyuluhan dibantu oleh mahasiswa sebagai
anggota pengabdian masyarakat. Kegiatan penyuluhan dilakukan
pada pukul 15.00 WIB. Langkah pelaksanaan adalah :
1) Pembawa acara/ MC membuka acara dan menjelaskan tujuan
kegiatan.

6
2) Melakukan pretest kepada peserta.
3) Penyaji memberikan edukasi mengenai pijat oksitosin dengan
media leaflet.
4) Melakukan post test untuk mengukur pengetahuan terhadap
materi yang telah diberikan.
5) Pembawa acara/MC menutup kegiatan.
6) Menyusun laporan akhir serta pendokumentasian kegiatan
pengabdian masyarakat.

7
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
A. Luaran
Hasil dari kegiatan pelaksanaan pengabdian masyarakat tentang
edukasi pijat oksitosin pada ibu akan di publikasikan di jurnal nasional
pengabdian masyarakat yang terakreditasi, leaflet memiliki HaKI serta dapat
dijadikan sebagai bahan ajar bagi Ilkum Kesehatan.

B. Taget Capaian
Edukasi dilakukan sebagai upaya pencapaian peningkatan pengetahuan
tentang pijat oksitosin pada ibu desa Janjung Mas 2 . Edukasi diberikan
melalui penyampaian materi dengan menggunakan leaflet. Akhir dari
kegiatan, edukasi diberikan dengan tujuan ibu akan dapat mengetahui lebih
dalam mengenai Pijat Oksitosin.

8
BAB V
JADWAL KEGIATAN

Januari Februari
No Kegiatan
I II III IV I II III IV
1 Pembuatan rancangan
proposal pengabdian
masyarakat
2 Pengajuan rencana proposal
pengabdian masyarakat
3 Pengurusan administrasi
4 Tahap persiapan
5 Tahap pelaksanaan
6 Pembuatan Laporan
7 Tahap pelaporan

9
BAB VI

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

A. Hasil Kegiatan
1. Peserta
Peserta terdiri dari 3 Ibu menyusui di Desa Tanjung Mas 2 terletak di
Kecamatan Rantau alai Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
2. Proses Kegiatan
a. Persiapan
Perizinan penyuluhan tentang Edukasi Pijat Oksitosin untuk
melancarkan ASI kepada
(Perizinan, Persiapan Kegiatan, Pelaksanaan Kegiatan, Evaluasi
Kegiatan)
3. Hasil Penilaian Terkait Pengabdian Masyarakat (Hasil berupa narasi dari
kegiatan pengabdian, ketercapaian hasil dari pengabdian serta
memasukkan dokumentasi kegiatan pengabmas)
B. Luaran Yang Dicapai
Edukasi dilakukan mampu meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya
pijat oksitosin untuk memperlancar ASI pada ibu menyusui diberikan
melalui penyampaian materi dengan menggunakan media leaflet. Rencana
akhir dari kegiatan pelaksanaan pengabdian masyarakat akan
dipublikasikan di jurnal nasional pengabdian masyarakat.

10
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat tentang


edukasi kesehatan tentang diet hipertensi dapat disimpulkan bahwa:
1. Masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya memilih makanan-makanan yang sehat yang boleh dimakan
dan tidak boleh dimakan pada penderita hipertensi. Hal ini karena
masyarakat kurang mengetahui pentingnya memilih makanan sehat agar
terhindar dari penyakit hipertensi.
2. Cukup tinggi antusias masyarakat dalam kegiatan edukasi. Masyarakat
banyak bertanya terkait memilih makanan sehat untuk penderita
rematik, serta semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat mampu
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengedukasi.

B. Saran

Saran untuk masyarakat untuk merubah pola makan yang sehat dan
memilih makanan-makanan yang sehat agar tidak memperburuk dan tidak
terjadi komplikasi dari penyakit hipertensi tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Cox, S. (2006).Breasfeeding with confidence: Panduan untuk Belajar


Menyusui dengan Percaya Diri (Gracinia, Penerjemah). Jakarta:
Gramedia.

DEPKES RI, 2007

Elza, Y. (2009). Dukung Ibu untuk Meraih Emas,


http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=402,
diperoleh tanggal 07 April 2015.

Evariny, A. (2008). Agar ASI Lancar di Awal Masa Menyusui,


http://www.hypnobirthing.web.id/?, diperoleh tanggal 07 April
2015.

Roesli, U & Yahmi, E. (2009). Manajemen Laktasi. Jakarta: IDAI.

Soraya, L. L. (2010). Agar ASI Lancar di Masa Menyusui,


http://www.mailarchive.com/[email protected]
majalah.com, diperoleh tanggal 07 April 2015.

12

Anda mungkin juga menyukai