Analisis Jurnal Ca Mamae
Analisis Jurnal Ca Mamae
Analisis Jurnal Ca Mamae
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing :
Suratun , S.Kep.,Ns.,M.Kep
A. DEFINISI
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan
kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada
bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak
ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru,
hati, kulit, dan bawah kulit.
B. ETIOLOGI
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah
mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktor-faktor resiko
akan membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah kanker
payudara. Faktor-faktor resiko mencakup:
a. Tinggi melebihi 170 cm Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena
kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat
adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke
arah sel ganas.
b. Riwayat kanker payudara Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae
adalah organ berpasangan
c. Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)
d. Menarke dini Resiko Ca payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
sebelum usia 12 tahun.
e. Nulipara dan usia maternal Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang melahirkan
setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami kanker payudara.
f. Menopause pada usia lanjut (setelah usia 50 tahun).
C. MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit, keluar cairan
dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu, nyeri tekan atau
rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori
yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya
merupakan tanda lanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah bening, nyeri
pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk menetap, anoreksi
atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan, pusing, penglihatan yang kabur dan sakit
kepala.
Ca payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi mayoritas terjadi
pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Ca payudara
umumnya terjadi pda payudara sebelah kiri.
Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur.
Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada saat
menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Metastasis ke kulit dapat
dimanifestasikan adanya Ca payudara pada tahap lanjut
D. PEMERIKSAAN
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur
jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi
dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel
normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya
kanker, tapi bourgeois lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya
kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen,
lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan
dan individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu
lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran
cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase
ke-3 dan ke-4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun Bila tumor makin membesar maka kemungkinan
penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah
D. KOMPLIKASI
potensial dari Ca payudara adalah limfederma. Hal ini terjadi jika saluran limfe untuk
menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi dengan adekuat. Jika nodus
eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka sistem kolateral dan aksilaris harus mengambil alih
fungsi mereka. Apabila mereka diinstruksikan dengan cermat dan didorong untuk meninggikan,
memasase dan melatih lengan yang sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan hal ini akan
membantu mencegah perubahan bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan terbukanya
pembengkakan yang menyulitkan.
E. PENGOBATAN
Pengobatan kanker payudara tergantung pada jenis, stadium, dan ukuran kanker, serta apakah
sel kanker sensitif terhadap hormon.
Metode pengobatannya bisa dengan prosedur bedah, kemoterapi, radioterapi, terapi hormon,
atau kombinasi dari metode-metode tersebut.
1. Bedah Lumpektomi
Bedah lumpektomi adalah prosedur untuk mengangkat tumor dan sebagian kecil jaringan
sehat di sekitarnya.
2. Lumpektomi biasanya disarankan kepada pasien yang tumornya berukuran kecil.
3. Lumpektomi juga dapat dilakukan pada pasien yang ukuran tumornya lebih besar, tetapi
didahului dengan kemoterapi untuk menyusutkan tumor.
Bedah Mastektomi
4. Bedah mastektomi adalah bedah yang dilakukan oleh dokter bedah onkologi untuk
mengangkat seluruh jaringan di payudara. Umumnya, mastektomi dilakukan ketika
kondisi pasien tidak bisa ditangani dengan lumpektomi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kasus
Seorang perempuan 30 tahun dirawat di ruangLakitan 1.3 karena mengalami ca mamae
klien mengatakan sakit pada dada sebelah kanan
Hasil pemeriksaan: keadaan umum composmetis hasil usg terdapat benjolan di dada
sebelah kanan.
Pertanyaan Klinis
Apakah terapi nonfarmakologi terhadap ca mamae pada pasien ?
B. PICO
P : Penderita ca mamae
I : Terapi nonfarmakologi
C : Tidak ada pembanding
O : Tingkat pengetahuan anemia
D. VIA
1. Validity
a. Desain
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang
menggambarkan studi kasus. Jenis studi kasus ini menggunakan asuhan keperawatan
pendekatan dengan pasien ketidakefektifan koping pada ca mamae dengan
memberikan terapi Murottal Ayat Kursi.
b. Sampe
Populasi dan sampel penelitian ini adalah 2 orang penderita ca mamae.
Teknik pengambilan sampel menggunakan lembar kuesioner DASS-42 (Depression
Anxiety Stress 42)
c. Kriteria inklusi
- Kriteria inklusi dalam studi kasus ini adalah pasien beragama islam yang belum
pernah dilakukan Murottal Ayat Kursi, pasien dengan kesadaran composmentis,
pasien yang bersedia menjadi responden.
- Kriteria eksklusi dalam studi kasus ini adalah pasien dengan gangguan
pendengaran dan gangguan ekstermitas.
d. Rendominasi
Dalam penelitian ini tidak menggunakan rendominasi
3. Applicability
a. Dalam diskusi
Diskusi dari teknik distraksi terapi Murottal Ayat Kursi antara lain mengurangi
lamanya waktu perawatan pasien gangguan psikis, memperkuat mentalitas dan
konsep diri pasien, pasien dengan gangguan psikis berasal dari persepsi yang salah
terkait dengan dirinya, orang lain dan lingkungan, dengan terapi spiritual maka pasien
akan dikembalikan persepsinya terkait dengan dirinya, orang lain dan lingkungan,
mempunyai efek positif dalam menurunkan stress dan depresi (Setyoadi &
Kushariyadi, 2011). Selain itu juga terapi Murottal Al-Qur’an adalah sebagai penawar
atau obat baik penyakit fisik maupun non fisik, salah satunya dapat digunakan dalam
terapi penyembuhan penyakit kanker. Para ilmuwan mulai menyatakan tentang
pentingnya terapi alternatif dengan efek negatif yang minimal dari pada terapi yang
memiliki banyak efek negatif seperti kemoterapi yang bisa ikut mematikan sel-sel
sehat. Bagi seorang muslim alternatif terapi berupa membaca dan mendengar
lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an secara teratur setiap hari dengan diiringi keyakinan
terhadap pertolongan, penyembuhan, dan perlindungan dari Allah SWT (Sulihandari,
2014). Sehingga penatalaksanaannya perlu dilakukan tindakan teknik distraksi terapi
Murottal Ayat Kursi untuk mengatasi ketidakefektifan koping.
b. Karakteristik klien
Pasien yang memiliki penyakit ca mamae, beragama islam.
c. Fasilitas biaya
Tidak dicantumkan jumlah biaya yang digunakan
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari kedua responden bahwa terapi Murottal Ayat Kursi mampu mengatasi
ketidakefektifan koping pada pasien ca mamae dimana skor tingkat stress pada Ny. S yang
awalnya 23 (tingkat stress sedang) menjadi 13 (normal) dan pada Ny. J yang awalnya 24
(tingkat stress sedang) menjadi 14 (normal).
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : media aesculopius
Novarina, V. 2019. “Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten
Gorontalo” Volume 2. Negeri Gorontalo
Octa. 2005. Diabetes Mellitus Masalah Kesehatan Masyarakat Yang Serius. Diakses tanggal 11 April
2011.
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 2. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G, Bare. 2001. Keperawatan Medical-Bedah Brunner & Suddarth, Vol
2. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2005. Nursing Diagnosis Handbook With NIC Interventions And NOC
Outcomes. New jersey : pearson prentice hall