Laporan 1 PK
Laporan 1 PK
Laporan 1 PK
PRAKTIK SITOHISTOLOGI 2
DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
CHARITAS HOSPITAL PALEMBANG
DISUSUN OLEH:
Kelompok : IV
Anggota :
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan kasih-Nya , praktikan dapat menyelesaikan laporan praktik
Mata Kuliah Sitohistologi 2 di Laboratorium Patologi Anatomi Charitas Hospital
Palembang. Kami juga mengucap syukur dan berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun laporan ini sehingga dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan
pemeriksaan serta pengumpulan data selama mahasiswa melakukan kegiatan
praktik di Laboratorium Patologi Anatomi Charitas Hospital Palembang.
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan kasih karunia-Nya
yang melimpah sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
2. dr. Pillipus Resar Andreano, Sp.PA selaku penanggung jawab Laboratorium
Patologi Anatomi
3. Seluruh pegawai Laboratorium Patologi Anatomi Charitas Hospital
Palembang yang turut memberikan ilmu dan membagikan penggalaman dalam
dunia kerja.
4. Pra Dian Mariadi, S.Si.,M.T selaku kepala Prodi DIV Teknologi Laboratorium
Medis Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang
5. Maria Nuraeni, SKM., M.Kes selaku Koordinator sekaligus dosen
pembimbing Mata Kuliah Sitohistologi 2
6. Lidwina Septie Christyawardani, S.Si.T., M.Biomed selaku dosen
pembimbing Mata Kuliah Sitohistologi 2
7. Dan kepada teman-teman DIV Teknologi Laboratorium Medis Angkatan 2018
yang telah memberikan support
Kelompok IV
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laboratorium klinik atau laboratorium kesehatan merupakan suatu tempat
yang dapat disebut laboratorium dan di tempat itu dilakukan berbagai macam
pemeriksaan pada spesimen biologis yang didapat dari berbagai sumber
biologis untuk mendapatkan segala informasi tentang kesehatan pasien dan
lingkungannya. Pekerja laboratorium merupakan bagian dari laboratorium
yang melakukan pemeriksaan tersebut guna menyediakan informasi bagi
dokter maupun bagi konsumen sehingga dapat digunakan untuk diagnosis
ataupun informasi tentang kesehatan pasien tersebut. Pekerja laboratorium
saat ini dikenal dengan sebutan atau istilah baku yaitu tenaga Kesehatan
(Khristian, E; Inderiati, D. 2017).
Pemeriksaan laboratorium adalah kegiatan yang dapat menunjang
pencegahan dan pengobatan penyakit. Pelayanan di laboratorium Kesehatan
khususnya bidang Patologi Anatomi terdapat banyak pemeriksaan yang dapat
menunjang dalam penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan
pemantauan hasil (KepMenKes, 2010). Pemeriksaan laboratorium Patologi
Anatomi meliputi pemeriksaan Sitopatologi dan Histopatologi. Pemeriksaan
Sitopatologi meliputi pemeriksaan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy),
Sputum, Urine, Cairan tubuh (Pleura, Ascites, Fistel, dan LCS) dan Pap
Smear sedangkan Histopatologi meliputi Laminasi Jaringan, Potong Gross
(Potong Jaringan Basah), Prossesing Jaringan, Embedding (Penanaman
Jaringan), Potong Mikrotome, Waterbath (Tissue Flotation Bath), Hotplate
dan Pengecatan.
a. Histopatologi
Bagian dari ilmu patologi anatomi yang mempelajari dan mendiagnosa
penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan jaringan tubuh. Sebagai contoh
yaitu pemeriksaan jaringan dengan cara biopsi sehingga diperoleh
diagnosa definitif.
Biopsi adalah prosedur medis berupa pengambilan sampel kecil dari
jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi dapat di lakukan
dari hampir diseluruh tubuh, termasuk hati, sumsum tulang, kulit dan
ginjal serta paru.
Biopsi dilakukan untuk mengidentifikasi sel-sel abnormal dan untuk
membantu mendiagnosa serta untuk mengukur tingkat keparahan penyakit
melalui beberapa jenis biopsi.
b. Sitopatologi
Bagian ilmu patologi anatomi yang mempelajari dan mendiagnosa
penyakit
berdasarkan hasil pemeriksaan sel tubuh yang didapat atau diambil.
Sebagai contoh adalah pemeriksaan sel neoplasma untuk mengetahui tipe
sel tersebut termasuk ganas atau jinak.
Diproses Sebagian :
1) Serviks/Portio : 1 Kaset
2) Cavum dan Myometrium : 1 Kaset
3) Ovarium dan Tuba : 2 Kaset
e. Menyiapkan alat dan bahan
1) Nampan
2) Talenan
3) Pisau Besar
4) Pisau Kecil
5) Penggaris
6) Pinset
7) Etiket
8) Alat Tulis (pulpen, pensil, spidol)
9) Kaset Jaringan
10) Keranjang Jaringan
11) Kertas Saring
12) Gergaji
13) Plastik
14) Karet
15) Air Mengalir
f. Potong Gross (Potong Jaringan Basah)
1) Bilas jaringan dengan air mengalir untuk mengurangi bau cairan
fiksasi (Buffer formalin 10%) agar tidak terlalu menyengat (untuk
jaringan yang besar)
2) Lakukan pemotongan dengan ukuran panjang dan lebar 1- 2 cm dan
ketebalan ± 4 mm.
3) Tentukan jaringan yang akan dipotong, yang kita anggap mengalami
kelainan.
Contoh pengambilan dan pemotongan
a) Jaringan Uterus
Ada bagian-bagian tertentu yang harus dipotong yaitu
serviks/portio, cavum dan myom, ovarium dan tuba. Etiket yang
ditulis a, b, c, d
b) Jaringan Usus
Ada bagian-bagian tertentu yang harus dipotong yaitu diameter I,
diameter II, massa tumor, kelenjar getah bening (KGB). Etiket
yang ditulis a, b, c, d
c) Jaringan Mammae Utuh
Bagian-bagian tertentu yang harus dipotong yaitu putting, massa
tumor, batas dasar, batas atas, batas bawah, batas medial, batas
lateral, KGB.
- KGB yang didapat minimal 12 buah untuk menentukan derajat
keganasan tumor
- Batas-batas sayatan diberi tanda/tinta/marker untuk mengetahui
batas sayatan batas tumor atau belum
d) Jaringan Appendiks
Bagian-bagian yang ahrus dipotong : bagian ujung, diameter besar
dan kecil, (atau jika ada perfolasi dipotong juga)
e) Jaringan Kandung Empedu
Bagian-bagian yang harus dipotong : bagian ujung, tengah,
pangkal, diukur tebal dinding
f) Jaringan Kulit (Ganas)
Dipotong bagian batas sayatan minimal 5 sisi, lalu diberi
tanda/tinta/marker untuk mengetahui batas sayatan bebas
tumor/belum
g) Jaringan Tidak Teratur
Contoh : Prostat, Kuretase
Dihitung volume (jumlah jaringan)
10 cc pertama diambil 3 kaset
10 cc berikutnya diambil 1 kaset
Jika dalam satu tempat sediaan terdapat jaringan yang berbeda, etiket
yang ditulis A, B, C. Jika ada beberapa tempat sediaan, etiket yang
ditulis I, II, III
a. Tekan Go To 1 pada remote alat Cytadel 2000 dan pastikan berada pada
Buffer formalin 10%
b. Masukkan kaset jaringan ke dalam keranjang/basket
c. Masukkan keranjang/basket kedalam alat Cytadel 2000, tutup dengan
pemberat
d. Tekan Lower pada remote
e. Stel program (disesuaikan dengan jam selesai pemotongan dan program
yang dipakai)
f. Tekan Enter pada remote
g. Tekan Autostart pada remote, maka alat akan bekerja secara otomatis
Gambar Alat Cytadel 2000
Tahap – tahap Prossesing jaringan sebagai berikut :
1) Fiksasi Jaringan
Fiksasi berfungsi sebagai fiksasi ulang apabila ada jaringan yang
belum terfiksasi sempurna. Fiksasi dilakukan selama 2 jam
menggunakan Buffer formalin 10%
2) Dehidrasi
Dehidrasi berfungsi untuk menarik kadar air dari dalam jaringan
menggunakan alcohol bertingkat :
a) Alcohol 70% : 1,5 Jam
b) Alcohol 80% : 1,5 Jam
c) Alcohol 95% : 1,5 Jam
d) Alcohol Absolute I : 1 Jam
e) Alcohol Absolute II : 1 Jam
f) Alcohol Absolute III : 1,5 Jam
3) Clearing
Berfungsi untuk menarik kadar alcohol dari dalam jaringan dan untuk
membuka pori-pori jaringan/rongga jaringan. Clearing menggunakan
Xylol :
a) Xylol I : 1 Jam
b) Xylol II : 1,5 Jam
c) Xylol III : 1,5 Jam
4) Impregnasi Parafin suhu 57-59℃
Impregnasi berfungsi untuk mengisi rongga-rongga jaringan dengan
parafin dan untuk memadatkan jaringan
a) Paraffin I : 1,5 Jam
b) Paraffin II : 1,5 Jam
a. Trimming
Trimming bertujuan untuk mengikis blok parafin sehingga didapatkan
penampang jaringan dengan ketebalan 10 – 15 µ
b. Section
Section bertujuan untuk mendapatkan pita jaringan, ketebalan jaringan
yang dipotong sesuai dengan jenis jaringan :
1) Jaringan KGB :1–2µ
2) Jaringan Biasa :2–3µ
3) Jaringan Lemak : 4 – 6 µ
Proses deparafinisasi adalah proses dimana lilin parafin meleleh dengan cara
penguapan yang mana objek glass diletakkan di atas hotplate dengan suhu
60℃. Proses deparafinisasi bertujuan untuk melelehkan parafin pada objek
glass