Makalah Dewasa
Makalah Dewasa
Makalah Dewasa
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puji dan
syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan “ Makalah Menelaah Konsep Persiapaan Pelaksanaan Pasca Pemeriksaan
Diagnostik Dan Laboratorium Pada Masalah Gangguan Sistem Pencernaan , Perkemihan Dan
Reproduksi ”.
Adapun Makalah ini kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan Makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terimakasih kepada Bimbingan Dosen yang telah memberikan arahan yang baik dalam membuat
Makalah ini
Namun tidak lepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusunan maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu kami mengucapkan beribu-ribu maaf jika kesalahan
dalam pembuatan Makalah ini. Akhirnya kami mengharapkan semoga dari Makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca, sebelum dan sesudahnya kami
ucapkan banyak terimakasih.
A. Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium saat ini menjadi sangat penting karena pergeseran fungsi hasil
pemeriksaan laboratorium dari penunjang diagnosa menjadi penegak diagnosa (Riswanto, 2013).
Pemeriksaan laboratorium biasanya dilakukan sebelum dan sesudah hemodialisa. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk membandingkan kadar zat-zat racun dalam darah sehingga dapat ditentukan bahwa
proses dialisa berhasil. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan meliputi, elektrolit (kalium,
natrium, kalsium, fosfor dan klorida), ureum, kreatinin, albumin dan total protein (Alam dan
Hadibroto, 2008).
Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting bagi para tenaga perawat, karena ada beberapa
pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat-alat dalam pemeriksaan penunjang.
Perawat dalam menegakkan diagnosis Keperawatan perlu mempertimbangkan hasil analisis
pemeriksaan penunjang atau prosedur Keperawatan. Ada dua kompetensi perawat dalam hal
pemeriksaan keperawatan ini yaitu bertanggung jawab dalam pengelolaan persiapan pasien sampai
pasca pemeriksaan dan mempertimbangkan hasil pemeriksaan dalam Keperawatan diagnosis
keperawatan serta merencanakan intervensi keperawatan.
Pemeriksaan penunjang adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikan
terhadap suatu masalah perawat. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam
membantu perawat, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Pemeriksaan
penunjang juga sebagai ilmu terapan yang bertujuan membantu petugas perawat dalam mendiagnosis
dan mengobati pasien. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengoptimalkan perawat keperawatan dan
proses penyembuhan pasien, dilakukan oleh tenaga medis dengan menggunakan alat bantu tertentu
untuk memperoleh hasil selanjutnya. Tujuan tersebut memang sesuai dengan fungsinya sebagai
penunjang medik oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus benar dan baik serta dapat
dipercaya. Kesalahan dari hasil pemeriksaan laboratorium akan berakibat fatal, bukan saja merugikan
pasien tetapi juga menyesatkan diagnosis. (Effendi dan niluh, 2002)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Pemeriksaan Dianogstik ?
2. Apa Definisi Pemeriksaan Laboratorium ?
3. Apa Tujuan Dari Pemeriksaan Dianogstik & Laboraorium ?
4. Apa Saja Jenis – Jenis Pemeriksaan Dianogstik & Laboratorium ?
5. Bagaimana Persiapaan Pasien Saat Melakukan Pemeriksaan Dianogstik & Laboratorium Pada
Masalah Gangguan Sistem Pencernaan , Perkemihan Dan Reproduksi ?
6. Bagaimana Pelaksaan Saat Melakukan Pemeriksaan Dianogstik & Laboratorium Pada Masalah
Gangguan Sistem Pencernaan , Perkemihan Dan Reproduksi ?
7. Bagaimana Pasca Setelah Melakukan Pemeriksaan Dianogstik Dan Laboratorium Pada Masalah
Gangguan Sistem Pencernaan , Perkemihan Dan Reproduksi ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Dari Pemeriksaan Dianogstik & Laboratorium
2. Untuk Mengetahui Tujuan Dari Pemeriksaan Dianogstik & Laboratorium
3. Untuk Mengetahui Jenis – Jenis Dari Pemeriksaan Dianogstik & laboratorium
4. Untuk Mengetahui Bagimana Pesiapan Paisen Saat Melakukan Pemeriksaan Dianogstik &
Laboratorium Pada Masalah Gangguan Sistem Pencernaan , Perkemihan Dan Reproduksi
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Persiapan Pada Saat Pemeriksaan Dianogstik & Laboratorium
Pada Masalah Gangguan Sistem Pencernaan , Perkemihan Dan Reproduksi
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Pasca Saat Setelah Melakukan Pemeriksaan Dianogstik Dan
Laboratorium Pada Masalah Gangguan Sistem Pencernaan , Perkemihan Dan Reproduksi
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan
mengambil bahan dan sample dari penderita, dapat berupa urine, darah, sputum (dahak) dan
sebagainya untuk menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang, anamnesis dan data
pemeriksaan lainya.
Diperkirakan 60 sampai 70 persen dari semua keputusan mengenai diagnosis pasien, termasuk
pengobatan dan rawat inap pasien, dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan Pengujian juga merupakan bagian penting dari pemeriksaan lengkap untuk gangguan
penggunaan zat atau obat-obatan tertentu.
2. Rontgen
Foto rontgen adalah pemeriksaan dengan menggunakan radiasi sinar-X untuk menghasilkan
gambar bagian dalam tubuh. Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk mendiagnosis penyakit
dan cedera, termasuk: Kondisi tulang, seperti patah tulang, dislokasi, infeksi tulang atau radang
sendi, dan juga osteoporosis dan kepadatan tulang. Kondisi paru-paru, seperti pneumonia, paru-
paru kolaps, dan kanker paru-paru. Gagal jantung kongestif. Masalah pembuluh darah, seperti
aneurisma aorta atau tonjolan di aorta
Kanker, misalnya kanker paru-paru, kanker tulang, kanker payudara.
Penyumbatan usus. Kerusakan gigi.
Mendeteksi benda asing, seperti saat anak menelan barang secara tidak sengaja
3. CT Scan
Ini adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar-X dengan mesin khusus untuk menghasilkan
gambar 3 dimensi dari bagian dalam tubuh kamu, termasuk tulang, organ, jaringan dan tumor.
Kelebihan CT scan adalah bisa menghasilkan gambar yang lebih jelas dibandingkan foto rontgen
biasa. Pemeriksaan diagnostik ini bisa kamu gunakan untuk mendiagnosis berbagai kondisi,
seperti tumor atau infeksi, memeriksa adanya cedera setelah kecelakaan serius, dan
mendiagnosis anatomi tubuh yang tidak normal. Dalam prosedurnya, dokter bisa menggunakan
zat kontras untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih jelas dan akurat untuk mendeteksi
kelainan. CT scan biasanya berlangsung sekitar 20-60 menit.
5. EKG ( Elektrokardiogram )
Pemeriksaan diagnostik ini biasanya direkomendasikan oleh dokter bila kamu mengalami nyeri
dada, jantung berdebar kencang atau masalah jantung lainnya. EKG juga bisa membantu
mendiagnosis serangan jantung, irama jantung tidak teratur, otot jantung stres karena
penyempitan di arteri jantung, perikarditis, dan jalur listrik jantung abnormal.
EKG adalah pemeriksaan yang menghasilkan grafik aktivitas listrik jantung kamu. Saat
menjalani pemeriksaan ini, kamu akan diminta untuk berbaring dan melepaskan baju serta
perhiasan yang dikenakan. Kemudian dokter akan memasang elektroda di bagian dada, lengan,
dan tungkai pasien. Pemeriksaan ini aman, tidak menyakitkan dan tidak ada risiko
tersengat listrik.
6. Fluoroskopi
Pemeriksaan diagnostik ini bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan tertentu di dalam tubuh,
seperti kerusakan atau gangguan pada tulang, jantung, pembuluh darah dan sistem pencernaan.
Fluoroskopi menggunakan sinar rontgen untuk menghasilkan serangkaian gambar yang
menyerupai video. Pada pemeriksaan ini, zat kontras biasanya juga akan diberikan untuk
menghasilkan gambar yang lebih jelas.
7. Endoskopi
Endoskopi dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk selang kecil yang elastis yang
dilengkapi dengan kamera di ujungnya. Alat ini terhubung dengan monitor, sehingga dokter bisa
melihat kondisi organ dalam tubuh. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi
kondisi saluran cerna dan mendiagnosis penyakit tertentu, seperti tukak lambung, GERD,
perdarahan pada saluran cerna, serta kanker lambung.
8. Tes Darah
Ini adalah jenis pemeriksaan penunjang yang paling umum dilakukan. Melalui tes darah ada
banyak penyakit atau kondisi medis tertentu yang bisa diketahui. Mulai dari infeksi, anemia,
hingga kanker. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk
dianalisis di laboratorium. Dokter melakukan tes darah untuk memeriksa beberapa komponen
darah dan fungsi organ yang meliputi:
Sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Plasma darah. Zat kimia dalam darah, seperti gula darah atau glukosa, kolesterol, zat besi,
elektrolit dan asam urat. Fungsi organ tertentu, seperti ginjal, hati, pankreas, kelenjar
tiroid, dan lain-lain.
9. Cek Urine
Selain tes darah, cek urine merupakan jenis pemeriksaan diagnostik yang juga umum
dilakukan. Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta
mengetahui apakah seseorang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Sedangkan pada ibu hamil, cek
urine sering dilakukan untuk memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi preeklamsia.
c. Endoskopi
Endoskopi adalah pemeriksaan struktur dalam dengan menggunakan selang/tabung serat
optik yang disebut endoskop. Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan
untuk memeriksa:
- Kerongkongan ( esofagus )
- Lambung ( gastrokopi )
- Usus halus ( endoskopi saluran pencernaan atas )
Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk memeriksa:
- Rectum dan Usus Besar bagian bawah ( sigmoidoskopi )
- Keseluruhan usus besar ( kolonoskopi )
Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya berkisar dari sekitar
30 cm-150 cm. Sistem video serat-optik memungkinkan endoskop menjadi fleksibel menjalankan
fungsinya sebagai sumber cahaya dan sistem penglihatan. Banyak endoskop yang juga dilengkapi
dengan sebuah penjepit kecil untuk mengangkat contoh jaringan dan sebuah alat elektronik untuk
menghancurkan jaringan yang abnormal. Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem
pencernaan, daerah yang mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang
abnormal. Biasanya diambil contoh jaringan untuk keperluan pemeriksaan lainnya.
d. Laporoskopi
adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan endoskop Laparoskopi
biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total.
Setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di dekat
pusar. Kemudian endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam rongga
perut. Dengan laparoskopi dokter dapat:
- Mencari tumor atau kelainan lainnya
- Mengamati organ-organ di dalam rongga perut
- Memperoleh contoh jaringan
- Melakukan pembedahan perbaikan.
e. Rontgen
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan
persiapan khusus dari penderita. Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
a). suatu penyumbatan
b). kelumpuhan saluran pencernaan
c). pola udara abnormal di dalam rongga perut
d). pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
f. USG Perut
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ
dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan
pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat
menunjukkan adanya cairan. Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan
permukaan saluran pencernaan, sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan
penyebab perdarahan di lambung, usus halus atau usus besar.
b. Pemeriksaan Urine
Analisis urin rutin dan urin 24-jam. Hasil dari pemeriksaan ini dapat menjadi data
dasar yang menunjukkan berbagai masalah kesehatan, dan untuk menilai fungsi
ginjal. Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna urine
kotor, sedimen kecoklatan menunjukkan adanya darah. hemoglobin, mioglobin,
porfirin. Berat jenis kurang dari 1,020 menunjukkan penyakit ginjal. Contoh
glomerulonefritis, pielonefritis dengan kehilangan kemampuan untuk meningkatkan,
menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat. pH lebih besar dari 7
ditemukan pada infeksi saluran kencing, nekrosis tubular ginjal dan gagal ginjal
kronis (GGK). Protein urin meningkat (nilai normal negative )
c. Pemeriksaan Radiologi
Jenis-jenis pyelogram. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendapatkan gambaran
saluran kemih menggunakan film x-ray untuk melihat bentuk, ukuran, dan fungsi
dari ginjal, pelvis ginjal, ureter, dan mendeteksi batu ginjal, tumor atau kista.
d. Cystoscopy
Pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat langsung dinding kandung kemih dan
urethra.
e. Pemeriksaan Ct-Scan & MRI
Pemeriksaan ini untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi struktur dan ukuran
ginjal, adanya obstruksi ataupun masa, serta mengevaluasi aliran darah, perfusi dan
produksi urin.
f. Biopsy Ginjal
pemeriksaan dilakukan untuk mengambil sampel jaringan ginjal untuk
diagnosa penyakit.
b. USG Transvaginal
Metode pemeriksaan sistem reproduksi ini dilakukan dengan menggunakan
alat ultrasound ke dalam vagina dan area organ panggul. Dengan begitu, ahli
medis dapat melihat gambar dari ovarium dan rahim guna memastikan jika
terdapat masalah.
c. Histeroskopi
Dokter akan menggunakan tabung tipis dan fleksibel dengan kamera di
ujungnya. Alat ini dimasukkan melalui leher rahim dan akhirnya masuk ke
dalamnya. Kamera dapat memberikan penglihatan di dalam rahim dan
menentukan jika ada masalah hingga mengambil sampel
jaringan jika diperlukan
b. USG Transrektal
Pemeriksaan terkait gangguan pada sistem reproduksi ini dilakukan dengan
penggunaan tongkat kecil yang telah dilumasi, lalu dimasukkan ke dalam
rektum. Hal ini dapat membantu dokter untuk memeriksan prostat dan
mencari sumbatan tabung yang berfungsi membawa air mani.
c. Tes Hormon
Hormon yang diproduksi oleh beberapa organ, seperti kelenjar pituitari,
hipotalamus, dan testis, memiliki peran penting untuk perkembangan sistem
reproduksi dan sperma yang dihasilkan. Jika bagian tersebut mengalami
gangguan, infertilitas mungkin saja terjadi.
H. Pasca Pemeriksaan Dianogstik & Laboratorium Pada Masalah Gangguan Sistem Pencernaan ,
Perkemihan Dan Reproduksi
Setelah melakukan pemeriksaan laboratorium, biasanya pasien bisa beraktivitas seperti biasa.
Terkadang prosedur pemeriksaan akan meninggalkan sedikit ketidaknyamanan. Namun, itu hanya
berlangsung sebentar, karena setelahnya pasien akan merasa normal kembali. Hasil pemeriksaan
laboratorium bisa diketahui tergantung dari jenis pemeriksaan yang dilakukan. Mulai dari hitungan
menit, jam, hari, dan minggu.
Setelah tahap-tahap tersebut selesai, selanjutnya pasien dapat melakukan konsultasi hasil medical
check up dengan dokter, di mana pada tahap ini terjadi diskusi serta edukasi antara dokter dengan
Anda terkait hasil yang didapatkan. Dan apabila dokter menemukan adanya kelainan atau gangguan
medis setelah membaca hasil pemeriksaan laboratorium, pasien akan dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan lanjutan sekaligus mendiskusikan pilihan pengobatan yang bisa dilakukan. Setelah
menjalani tes laboratorium atau diagnostic
Dan biasanya pasien di anjurkan untuk berolahraga secara rutin , menjaga pola makan dan
mengurangi aktivitas merokok setelah melakukan pemeriksaan laboratorium atau dianogstik.
Pemeriksaan tes dianogstik dan laboratorium sendiri memilki manfaat yaitu seperti :
a. Mengetahui riwayat Kesehatan terbaru
b. Mengetahui kondisi organ vital
c. Mengetahui riwayat penyakit yang di alami oleh pasien
Dan juga Pemeriksaan laboratorium mungkin akan memerlukan banyak waktu. Nah, supaya
hasilnya maksimal, pasien bisa melakukan beberapa hal berikut ini :
a. Pastikan tubuh mendapatkan cukup istirahat. Pasalnya, kurang tidur berdampak negatif pada
tubuh.
b. Pastikan pasien memberi tahu dokter atau petugas lab jika sedang menjalani pengobatan
untuk kondisi medis lain.
c. Persiapkan sebaik mungkin dan tanyakan semua informasi yang kamu butuhkan pada dokter
agar proses pemeriksaan berjalan lancar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan laboratorium penting untuk mengetahui
gejala yang dikeluhkan pasien dengan tanda yang ditemukan. Karena pemeriksaan laboratorium
dandiagnostik merupakan salah satu sarana untuk menunjang penegakan diagnosis penyakit yang
diderita pasien. Pemeriksaan ini juga berperan untuk memberikan gambaran pada organ dalam pasien
tanpa dinilai apakah sedang mengalami kelainan (keadaan patologis) atau tidak.
B. Saran
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan mengikuti prosedur yang ada sehingga diagnosa dapat
ditegakkan semaksimal mungkin dan untuk makalah yang telah kami buat ini di harapkan
mendapatkan saran yang baik agar kedepannya kami bisa membuat makalah ini lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Hall E.2014.guyton ddan hall buku ajaran fisiologi kedokteran. Edisi Bahasa Indonesia
12.Saunders : Elsviers(singapura)Pte.Ltd.
Fadli Rizal. 2021. “ Artikel 6 Jenis Pemeriksaan Untuk Gangguan Sistem Reproduksi Wanita &
Pria” Referensi Web MD. Diakses Pada 2021. Fertility Teast For Women & Mayo Clinic. Diakses
pada 2021. Male Infertility https://www.halodoc.com/artikel/6-jenis-pemeriksaan-untuk-gangguan-
sistem-reproduksi-wanita-pria
Kusmiyati, Yati. 2008 Penuntun Belajar keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.
Yogyakarta Fitramaya
Tim Medis Siloam Hospital. 2023 “ Artikel Medical Check Up : Persiapan Prosedur , Hingga
Tahapan Setelahnya “ https://www.siloamhospital.com/medical-check-up-persiapan-proesdur-
hingga-tahapan-setelahnya
Fadli Rizal. 2023 “ Artikel Lakukan Hal Ini Setelah Pemeriksaan Laboratorium “
Referensi : MediBuddy. Diakses Pada 2023. Preparing For Health Check : The Dos and Don’ts
You Must Know & Emedicinehealth. Diakses Pada 2023. General Medical Check Up Checlist,
When, and How Often & MedlinePlus. Diakses Pada 2023. Health Checkup.
https://www.halodoc.com/artikel/lakukan-hal-ini-setelah-pemeriksaan-laboratorium