Laporan Tugas Akhir M. Fachrurrozi Dan Nurmala
Laporan Tugas Akhir M. Fachrurrozi Dan Nurmala
Laporan Tugas Akhir M. Fachrurrozi Dan Nurmala
SKRIPSI
Oleh :
NURMALA 03031381621072
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya tugas akhir yang berjudul “Pra Rencana Pabrik Pembuatan
Phosgene Kapasitas 60.000 Ton/Tahun” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan tugas akhir ini ditujukan sebagai syarat untuk menyelesaikan kurikulum
akademik yang ada di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dikarenakan penulis
mendapatkan bimbingan, arahan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
Penulis
vii
RINGKASAN
RINGKASAN
Pabrik pembuatan Phosgene ini direncanakan berdiri pada tahun 2030
berlokasi di Kelurahan Gunungsugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten,
memiliki luas area 11,68 Ha dengan kapasitas 60.000 ton/tahun. Proses pembuatan
Phosgene ini mengacu pada US Patent No. 10.486.972 B2 dengan preparasi bahan
baku utama berupa Karbon Monoksida dilakukan dengan cara mengelektrolisis
Karbon Dioksida menggunakan Solid Oxide Electrolysis Cell (SOEC). Elektrolit
anoda, dan katoda yang digunakan masing-masing adalah Yttria Stabilized
Zirconia (YSZ), Lanthanum Strontium Manganite - Yttria Stabilized
Zirconia (LSM-YSZ), Nikel- Yttria Stabilized Zirconia (Ni-YSZ).
Proses pembuatan Phosgene ini menggunakan bahan baku klorin, karbon
monoksida, dan karbon aktif sebagai katalis. Proses ini menggunakan multi tubular
fixed bed reactor dengan kondisi operasi pada temperature 100ºC dan tekanan 2
atm. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Cl2 (g) + CO(g) → COCl(2) (g)
Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang
Direktur Utama. Sistem organisasi perusahaan adalah line and staff dengan total
karyawan 145 orang. Hasil analisa ekonomi dari Pra Rencana Pabrik Pembuatan
Phosgene ini adalah sebagai berikut :
viii
DAFTAR I SI
DAFTAR ISI
ix
x
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR NOTASI
1. TANGKI
C = Tebal korosi yang diizinkan
Dt = Diameter tangki, m
He = Tinggi head, m
Hs = Tinggi silinder, m
T = Temperatur Operasi, K
Vs = Volume silinder, m3
Vt = Volume tangki, m3
ρ = Densitas, kg/m3
De = Diameter ekivalen, in
g = Percepatan gravitasi
xvi
xvii
3. POMPA
A = Area alir pipa, in2
BHP = Brake Horse Power, HP
Di opt = Diameter optimum pipa, in
E = Equivalent roughtness
f = Faktor friksi
FK = Faktor keamanan
gc = Percepatan gravitasi, ft/s2
xviii
Vt = Volume Vessel, m3
Vh = Volume head, m3
ρ = Densitas, kg/m3
μ = Viskositas, cP
ρg = Densitas gas, kg/m3
ρl = Densitas liquid, kg/m3
5. KOMPRESSOR
BHP = Brake Horse Power, power yang dibutuhkan, HP
K = Konstanta Kompresi
N = Jumlah Stage
H = Efisiensi Kompresor
P1 = Tekanan Masuk, bar
P2 = Tekanan Keluar, bar
T1 = Temperatur Masuk, ºC
T2 = Temperatur Keluar, ºC
Pw = Power Kompresor, HP
Q = Kapasitas Kompresor, lb/menit
Rc = Rasio Kompresi
W = Laju Alir Massa, lb/jam
ρ = Densitas, kg/m3
6. REAKTOR
ATCS = Tube cross sectional area, m2
AT = Tube area, m2
a" = Flow area, m2
C = Corrosion maksimum, m
CAO = Konsentrasi reaktan mula-mula, kmol/m3
dP/dL = Pressure drop across tube, Pa/m
DS = Diameter shell, m
Db = Diameter bundle, m
Dsb = Diameter clearance, m
xx
Dk = Diameter katalis, m
EJ = Joint effisiensi
E = Energi aktivasi
FAO = Jumlah feed mula-mula, kmol/jam
G = Tube side mass velocity, kg/(m2.s)
Head = Tinggi Head, m
ID = Diameter dalam, m
OD = Diameter luar, m
k = Konstanta kecepatan reaksi, m3/kmol s
K = Konstanta Boltzmann = 1,30 x 10-26 kJ/K
L = Tinggi reaktor, m
LT = Tinggi tube, m
MA = Berat molekul A
MB = Berat molekul B
N = Bilangan avogadro = 6,203 . 1023 molekul/mol
NT = Jumlah tube
P = Tekanan desain, bar
Pr = Bilangan Prandtl, tak berdimensi
Qf = Volumetrik flowrate, m3/jam
ri = Jari-jari Vessel, m
R = Konstanta umum gas = 8,314 kJ/kmol.K
Re = Bilangan Reynold, tak berdimensi
S = Working stress Allowable, N/m2
t = Tebal dinding tanki, m
T = Temperatur operasi, K
Vk = Volume katalis, m3
VR = Volume reaktor, m3
VT = Volume tube, m3
Vt = Volume tanki, m3
vT = Kecepatan linier, m/s
W = Laju alir massa, kg/jam
Wk = Massa katalis, kg
xxi
X = Konversi
μ = Viskositas, kg/m.hr
ρ = Densitas, kg/m3
t = Waktu tinggal, s
ϕ = porositas katalis
σA = Diameter molekul A, cm
σB = Diameter molekul B, cm
DAFTAR LAMPIRAN
xxii
BAB I
PEMBAHASAN UMUM
1.1. Pendahuluan
Indonesia begitu kaya dengan hasil alam. Potensi ini seharusnya
dimanfaatkan dalam proses transformasi Indonesia dari negara agraris menjadi
negara industri. Semakin berkembangnya perindustrian di tanah air seiring dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan membaiknya iklim investasi negara
mendorong sentra perindustrian negara Indonesia yang sempat lesu untuk bergegas
bangkit menyambut era globalisasi. Pertumbuhan industri kimia di Indonesia kian
berkembang. Pemerintah memiliki banyak pertimbangan untuk mengembangkan
industri-industri tersebut. Perkembangan industri kimia selain akan memberi nilai
tambah pada sektor industri kimia lainnya sebagai bahan bakunya juga akan
mendorong beragamnya diversifikasi produk-produk kimia. Peningkatan yang
pesat baik secara kualitatif maupun kuantitatif juga terjadi dalam industri kimia.
Hal ini menimbulkan kondisi dimana industri tidak hanya dituntut untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri tetapi juga dapat diekspor ke luar negeri. Salah satu industri
yang mempunyai kegunaan penting dan memiliki prospek cerah dalam
perindustrian bahan dasar kimia adalah phosgene.
Phosgene merupakan senyawa anorganik yang berwujud gas dan tidak
berwarna. Phosgene yang memiliki rumus molekul COCl2 ini dikenal dengan nama
lain yaitu Carbonyl Chloride. Penggunaan phosgene di industri kimia biasanya
digunakan untuk memproduksi polyurethane, chloroformic, carbonate ester, dan
pembuatan plastik polycarbonate. Konsumen utama phosgene biasanya digunakan
dalam industri polimer, kaca/gelas, tekstil, farmasi dan pestisida.
1
2
Phosgene yang berbau seperti jerami dan berjamur, juga iritasi tetapi enam kali
lebih mematikan daripada gas klor.
Phosgene juga merupakan senjata yang lebih tersembunyi karena tidak
berwarna, dan para prajurit pada Perang Dunia I awalnya tidak tahu bahwa mereka
telah menerima dosis fatal setelah phosgene dilepaskan ke udara. Setelah satu atau
dua hari, paru-paru korban akan terisi dengan cairan, dan mereka perlahan-lahan
akan mati lemas dalam kematian yang menyakitkan. Meskipun Jerman adalah yang
pertama menggunakan phosgene di medan perang, itu menjadi senjata kimia utama
Sekutu. Phosgene bertanggung jawab atas 85% kematian akibat senjata kimia
selama Perang Dunia I. Phosgene ditimbun sebagai bagian dari gudang
persenjataan militer A.S sampai jauh setelah Perang Dunia II, dalam bentuk bom
udara dan mortir. Amerika Serikat mulai membuang timbunannya pada tahun 1969.
Bahkan sebelum itu, pentingnya phosgene sebagai senjata telah menurun, karena
lebih banyak agen saraf yang lebih mematikan untuk dikembangkan.
6
7
60000
50000
Volume Impor
y = 2445,1x + 40335
40000
R² = 0,9347
30000
20000
10000
0
0 2 4 6 8
Tahun ke-
y = 2445,1X + 40335
kecil. Maka untuk itu, kapasitas pabrik pembuatan Phosgene ini dirancang sebesar
70% dari kapasitas pabrik Phosgene di dunia tahun 2030 sebesar 57.331,19 atau
dibulatkan menjadi 60.000 ton/tahun. Hal tersebut dikarenakan, dengan
menghasilkan 70% kebutuhan Phosgene, maka dapat menghemat devisa negara
untuk mengimpor produk ini dan akan berpengaruh ke aspek lain seperti neraca
keuangan negara yang akan lebih stabil, harga bahan baku ini untuk industri lainnya
akan lebih murah, biaya transportasi penyaluran bahan baku lebih murah sehingga
akan menguntungkan banyak pihak.
4. Temperatur reaksi lebih tinggi (200 s.d. Temperatur reaksi lebih rendah
375oC) sehingga operasional kurang (50 s.d. 150oC) sehingga
aman operasional lebih aman
9
CO + Cl2 COCl2
Produk dari reaktor yang berupa gas terdiri dari Phosgene sebagai produk
utama, sisa Karbon Monoksida dan Klorin serta komponen-komponen lain seperti
Hidrogen dan Oksigen kemudian dikondensasi dalam PC-01 untuk memisahkan
antara gas Klorin dan Phosgene dengan gas-gas yang akan diolah lebih lanjut.
Selanjutnya dipisahkan antara liquid dan gas pada gas liquid KOD-01. Aliran gas
akan dikondensasi kembali pada PC-02 karena masih banyak mengandung
phosgene. Keluaran PC-02 akan dialirkan ke KOD-02 untuk dipisahkan antara fase
gas dan liquid. Liquid keluaran KOD-01 dialirkan ke MFC-02 untuk digabungkan
dengan liquid keluaran KOD-02. Kemudian dialirkan kedalam tangki penyimpanan
phosgene dan siap untuk dijual dengan kemurnian mencapai 99,99 %.
10
ST-03
Skala 1 : 500
(27)
T : 32,9°C
P : 17 atm
(26)
KOD-02
PC-02 T : 32,9°C
(23) P : 17 atm
T : 48,8°C
Chlorine 99,98% P : 17 atm
Oksigen 0,02% (20) (21) (22)
T = 30°C
P = 3 atm KOD-01
C-01 (28)
K-02 PC-01
ST-02 (19) T : 48,8°C
T : 800°C P : 17 atm P-02
P : 1 atm (16)
MFC-01
(25) MFC-02 (29)
(24)
(17) R-01
(5) to utilization P-01 (30)
T : 100°C
P : 2 atm
H-03
(1)
T : 30°C
P : 13,6 atm
(9)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gambar
FAKULTAS TEKNIK
2.2.
JURUSAN TEKNIK KIMIA
Digambar oleh:
1. M. Fachrurrozi Pasmawijaya 03031381621074
2. Nurmala 03031381621072
11
12
letak geografisnya, Kota Cilegon berada dibagian paling ujung sebelah Barat Pulau
Jawa dan terletak pada posisi 5º52'24" - 6º04'07" Lintang Selatan (LS), 105º54'05"
- 106º05'11" Bujur Timur (BT). Kota Cilegon memiliki iklim tropis dengan suhu
rata-rata sebesar 22 – 30ºC.
Skala 1 : 100000000
Area hijau
Masjid
Fire and Laboratorium
Safety
klinik
Bengkel
Area Perluasan Pabrik Area Pabrik kantin
Kantor
Lapangan
Pos
keamanan
parkir Lapangan
KOD
PC-02 -02
KOD
C-01 K-02 PC-01 -01
ST-02
MFC-01 P-02
R-
H-03 01 MFC-02
P-01
HE-01
CH-01
SOEC K-01
H-02 T-01
EMV-01
H-01
EMV-02
PSA-1 PSA-2
ST-
01
Keterangan:
K = Kompresor T = Tank
H = Heater C = Cooler
Total 11,68
BAB IV
NERACA MASSA DAN PANAS
Klorin (Cl2)
Produk : Phosgene
Setelah Recycle
Input (Kg) Output (Kg)
Komponen
Aliran 4 Aliran 6 Aliran 5
Kardon Dioksida 9334,5509 1866,9101 0
17
18
Setelah Recycle
Input (Kg) Output (Kg)
Komponen
Aliran 9 Aliran 15 Aliran 10
Aliran 3 316114,1735 0
Aliran 4 0 3636715,7018
Qin 4590419,75 0
Qreaksi 0 -199786,1271
Qout 0 5237062,312
Qlistrik 775888 0
Qw-in 82257,9543 0
Qw-out 0 411289,7719
Qin 612376,6667 0
Qout 0 29418,0802
QW-in 15048,2513 0
QW-out 0 598006,8379
Qin 26615,7500 0
Qout 0 222538,331
Qs-in 245164,6245 0
Qs-out 0 49242,0435
Qin 30883,1764 0
Qout 0 25035,9472
Qs-out 0 5847,2292
Qin 36615,1809 0
Qout 0 552479,6914
Qs-in 1265760,495 0
Qs-out 0 749895,9844
Qin 553566,8179 0
Qout 0 358992,4573
Qreaksi 0 -188164,3518
Qw-in 95684,6780 0
Qw-out 0 478423,3905
Qin 186742,3317 0
Qout 0 59539,8550
QW-in 21200,4128 0
QW-out 0 148402,885
Qin 186236,0664 0
Qout 0 120433,3338
Qreaksi 0 -2189,7396
Qw-in 16998,1180 0
Qw-out 0 84990,5903
Qin 120421,158 0
Q25 0 46098,4593
Q27 0 74322,6987
Qin 57999,9466 0
Qout 0 24732,0452
Q,lv 0 -797,9433
Qw-in 8516,4611 0
Qw-out 0 42582,3058
Qin 24732,0453 0
Q28 0 5708,7143
Q29 0 19023,331
4. Listrik 8.908,9974 kW
1. Reaktor-01 4.571,6521
5. Cooler-01 1.520,1061
25
26
1) Evaporative loss
Kehilangan air pendingin karena penguapan dihitung dengan
menggunakan persamaan:
Keterangan:
We = Evaporative loss (m3/h)
Wc = Jumlah sirkulasi air pendingin (m3/h)
T1 = Temperatur air pendingin masuk cooling tower (ºF)
T2 = Temperatur air pendingin keluar cooling tower (ºF)
11.240,9475 kg/jam
Wc = 1.004,2874 kg/m3
= 11,1930 m3/jam
= 0,3425 m3/jam
27
2) Drift Loss
Drift loss merupakan jumlah air yang hilang karena terbawa aliran udara
keluar cooling tower. Kehilangan karena drift loss ini berkisar antara 0,1-0,2%
(Perry’s Chemical Engineering, hal. 12.29)
Wd = 0,2% x Wc
= 0,2% x 11,1930 m3
= 0,0224 m3/jam
3) Blowdown
Blowdown merupakan kehilangan air pendingin yang sengaja dilakukan
demi menjadi konsentrasi padatan terlarut dalam air pendingin yang meningkat
karena evaporative loss. Jumlah blowdown yang dilakukan dihitung berdasarkan
siklus konsentrasi yang dijaga agar tidak terbentuk scale pada peralatan ataupun
perpipaan. Siklus konsentrasi adalah perbandingan kandungan padatan pada air
pendingin yang disirkulasi dengan kandungan padatan pada air make-up. Biasanya
digunakan siklus konsentrasi antara 3-5. Jumlah air di blowdown dihitung dengan
persamaan:
We
Wb = (cycle-1) (Perry’s Chemical Engineering, Pers. 12-12)
Maka,
0,3425 m3
Wb = (3-1)
= 0,1713 m3/jam
Jumlah total make up air pendingin (WT)
WT = W e + Wd + Wb
= (0,3425 + 0,0224 + 0,1713) m3
= 0,5361 m3/jam
= 538,4414 kg/jam
Jadi, jumlah kebutuhan air pendingin (A)
A = Wc + total make up air
= (11.240,9475 + 538,4414) kg/jam
= 11.779,3889 kg/jam
28
c) Laboratorium
Kebutuhan air = 10 Liter/hari/karyawan/hari
Estimasi jumlah karyawan adalah 12 orang
Kebutuhan air laboratorium = 10 Liter/karyawan/hari x 12 karyawan
= 120 Liter/hari
= 5 Liter/jam
d) Musholla
Kebutuhan air = 2.000 Liter/hari
= 83 Liter/jam
e) Perumahan
Kebutuhan air = 120 Liter/orang/hari
Estimasi jumlah rumah 20 unit dan 2 orang setiap rumah
Kebutuhan air perumahan = 120 Liter/orang/hari x 20 rumah x 2
orang/rumah
= 4.800 Liter/hari
= 200 Liter/jam
Total air domestik yang dibutuhkan adalah 364,1667 kg
Safety factor = 10%
Jadi, total kebutuhan air domestik adalah
= 110% x 364,1667 kg
= 400,5833 kg/jam
Air proses 0
Total 18.426,7194
30
Chiller-01 426,9007
Total 426,9007
Heater-01 128,3394
Heater-02 90,1374
Total 218,4768
Faktor keamanan sebesar 10% sehingga total kebutuhan saturated steam 336ºC
Saturated steam 336 ºC = 110% x 218,4768 kg/jam
= 240,324 kg/jam
Heater-03 478,4941
Total 478,4941
Faktor keamanan sebesar 10% sehingga total kebutuhan saturated steam 600ºC
Saturated steam 600 ºC = 110% x 478,4941 kg/jam
= 526,3435 kg/jam
Total 45.520,3423
Pompa-01 1
Pompa-02 1
Kompresor-01 49,0714
Kompresor-02 20,1714
Total 9.726,6019
= 82.027,1955 watt
= 82,0272 kW
= 89.011,5 watt
= 89,0115 kW
= 9.898,8859 kW
= 13.274,6224 HP
34
Q = msteam x λ
= 259.093,7980 kJ/jam
= 245.573,5063 Btu/jam
Bahan bakar yang digunakan adalah Liquified Natural Gases dengan data:
Nilai kalor (LHV) = 20.908 Btu/lb (engineeringtoolbox.com)
Efisiensi boiler, η = 80% (Perry, 2008)
35
= 14,6818 lb/jam
= 6,6595 kg/jam
Q = msteam x λ
= 1.950.418,5911 kJ/jam
= 1.848.639,8977 Btu/jam
Bahan bakar yang digunakan adalah Liquified Natural Gases dengan data:
1.848.639,8977
= 80% x 20.908
= 110,5223 lb/jam
= 50,1321 kg/jam
36
= 56,7916 kg/jam
= 1.622,6223 lb/jam
= 736,0091 kg/jam
Boiler 56,7916
Generator 736,0091
Total 792,8007
BAB VI
SPESIFIKASI PERALATAN
Identifikasi
Nama Alat Tangki
Kode Alat ST-01
Jumlah Alat 1,0000 Unit
Fungsi Alat Menampung bahan baku CO2
Data Desain
Tipe Spherical Tank
Kapasitas 22,3887 m^3
Tekanan 1,0000 atm
Temperatur 30,0000 C
Diameter 3,4964 m
OD 3,5062 m
Tebal Dinding 0,0049 m
High Tensile Steel (SA-302,
Bahan Konstruksi Gr.B)
Identifikasi
Nama Alat Tangki
Kode Alat ST-02
Jumlah Alat 1,0000 Unit
Fungsi Alat Menampung bahan baku cl2
Data Desain
Tipe Spherical Tank
Kapasitas 4,8619 m^3
Tekanan 1,0000 atm
Temperatur 30,0000 C
Diameter 2,1016 m
OD 2,1108 m
Tebal Dinding 0,0046 m
High Tensile Steel (SA-302,
Bahan Konstruksi Gr.B)
37
38
Identifikasi
Nama Alat Tangki
Kode Alat ST-03
Jumlah Alat 1,0000 Unit
Fungsi Alat Menampung produk CO, Cl2, dan
COCl2
Data Desain
Tipe Spherical Tank
Kapasitas 63,9067 m^3
Tekanan 3,0000 atm
Temperatur 32,9030 C
Diameter 4,9597 m
OD 4,9747 m
Tebal Dinding 0,0075 m
Bahan Konstruksi High Tensile Steel (SA-302, Gr.B)
Data Desain
Silinder vertical dengan head type
Tipe ellipsoidal
Kapasitas 163,2072 m^3
Tekanan 3,0000 atm
Temperatur 32,9030 C
Diameter 4,9966 m
OD 5,0192 m
Tebal Dinding 0,0113 m
Tinggi 9,3686 m
Bahan Konstruksi Stainless Steel 304 (SA-240 )
39
Spesifikasi Pompa-01
Mengalirkan phosgene
Fungsi menuju MFC-02
Tipe Centrifugal Pump
o
Temperatur, C 30,000
3
Densitas, kg/m 1351,208
Laju alir massa, kg/jam 6096,297
Viskositas, cP 0,354
Tekanan uap, psi 32,273
Kapasitas pompa, gal/min 21,850
Volumetric Flowrate, ft3/det 0,049
Suction Discharge
NPS, in 3,000 2,500
SN 40,000 40,000
ID, in 3,068 2,469
OD, in 3,500 2,875
L, m 6,000 10,000
Velocity, ft/s 0,949 1,466
Total friction loss, ft lbf/lb 0,094 0,285
Required motor driver, HP 1,000
Jumlah 2,000
Bahan Carbon Steel
40
Spesifikasi Pompa-02
Mengalirkan phosgene menuju
Fungsi MFC-02
Tipe Centrifugal Pump
Temperatur, oC 30,000
3
Densitas, kg/m 1351,208
Laju alir massa, kg/jam 2237,036
Viskositas, cP 0,354
Tekanan uap, psi 32,273
Kapasitas pompa, gal/min 8,018
Volumetric Flowrate, ft3/det 0,018
Suction Discharge
NPS, in 3,000 2,500
SN 40,000 40,000
ID, in 3,068 2,469
OD, in 3,500 2,875
L, m 6,000 10,000
Velocity, ft/s 0,348 0,538
Total friction loss, ft lbf/lb 0,014 0,043
Required motor driver, HP 1,000
Jumlah 2,000
Bahan Carbon Steel
41
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Heater
Kode Alat H-01
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
598,3164 h outside 3154,8842
Uc = 502,9358
UD = 334,6356
RD calculated = 0,00100
RD required = 0,00100
9,3373 P Calculated (psi) 0,00000
10,0000 P Allowable (psi) 10,0000
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Heater
Kode Alat H-02
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
207,4847 h outside 100,8238
Uc = 67,8522
UD = 63,5408
RD calculated = 0,00100
RD required = 0,00100
5,0557 P Calculated (psi) 0,00000
10,0000 P Allowable (psi) 10,0000
42
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Heater
Kode Alat H-03
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
181,2324 h outside 626,1692
Uc = 140,5523
UD = 123,2318
RD calculated = 0,00100
RD required = 0,00100
3,6896 P Calculated (psi) 0,00002
10,0000 P Allowable (psi) 10,0000
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Chiller
Kode Alat CH-01
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi Menurunkan suhu setelah SOEC
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
206,4905 h outside 411793,3095
Uc = 206,3870
UD = 22,4508
RD calculated = 0,00100
RD required = 0,00100
1,0237 P Calculated (psi) 0,0000
10,0000 P Allowable (psi) 10,0000
44
IDENTIFIKASI
Nama Alat Cooler
Kode Alat C-01
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi Menurunkan suhu setelah SOEC
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
388,0963 h outside 131,6280
Uc = 98,2912
UD = 89,4947
RD calculated = 0,00100
RD required = 0,00100
0,0000 P Calculated (psi) 1,17803
10,0000 P Allowable (psi) 10,0000
IDENTIFIKASI
Nama Alat Partial Condensor
Kode Alat PC-01
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
322,4317 h outside 144,6072
Uc = 99,8331
UD = 90,7712
RD calculated = 0,0010
RD required = 0,0010
0,0003 P Calculated (psi) 0,0807
10,000 P Allowable (psi) 10,000
48
49
7.5.4. Organisasi Lini, Fungsional, dan Staff (Line, Functional, and Staff
Organization)
Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut atau gabungan dari
organisasi berbentuk lini, fungsional, dan staff. Organisasi ini mempunyai unsur
karyawan pokok : karyawan dengan tugas pokok (line personal), karyawan dengan
tugas bantuan (staff personal), dan karyawan dengan tugas operasional fungsional.
50
Direktur yang ditunjuk dan diangkat oleh Dewan Komisaris akan memiliki
bawahan berupa manajer. Manajer akan dibantu oleh beberapa pekerja pada bidang
masing-masing. Tugas seorang manajer adalah mengkoordinir, mengawasi, dan
mengatur pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan operasi dan proses perusahaan,
serta manajer akan bertanggung jawab langsung pada Direktur. Direktur
perusahaan membawahi tiga manajer yang memimpin beberapa divisi berikut.
1) Manajer Teknik dan Produksi (Engineering and Production Manager)
a. Divisi Operasi dan Produksi (Operation and Production)
b. Divisi Pemeliharaan dan Instrumentasi (Maintenance and Intrumentation)
c. Divisi Riset dan Pengembangan (Research and Development)
2) Manajer Keuangan dan Pemasaran (Finance and Marketing Manager)
a. Divisi Keuangan (Finance)
b. Divisi Pemasaran (Marketing)
3) Manajer Personalia dan Umum (Personel Manager)
a. Divisi Personalia
b. Divisi Pelayanan Umum
7.3.2. Direktur
Penetapan direktur dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) yang kemudian dilaporkan kepada Kementrian Hukum dan HAM untuk
dicatat dalam daftar wajib perusahaan atas penetapan atau pergantian direktur.
Pengaturan direktur di Indonesia diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang
52
Perseroan Terbatas yang memuat fungsi, wewenang, dan tanggung jawab direktur.
Beberapa tugas dan wewenang direktur sebagai berikut:
1) Mempertanggungjawabkan proses operasi pabrik serta keputusan operasi
kepada Dewan Komisaris.
2) Menyetujui anggaran tahunan perusahaan.
3) Menetapkan dan mengawasi tugas karyawan dan kepala bagian.
4) Menjaga stabilitas operasional pabrik.
5) Mengambil inisiatif dan membangun kerja sama kontrak kerja dengan
pihak diluar organisasi perusahaan.
7.4. Kepegawaian
Pegawai merupakan orang yang bekerja langsung dalam menjalankan
sistem di perusahaan. Pegawai merupakan aset utama perusahaan, tanpa adanya
pegawai perusahaan tidak akan berjalan. Semua aspek dari kepegawaian dalam
perusahaan dikendalikan oleh bagian Kepegawaian.
= 200 ton/hari
2) Menentukan jenis proses pabrik
a) Proses dengan peralatan manual
b) Proses dengan peralatan semi-otomatis
c) Proses dengan peralatan otomatis tinggi
Pabrik pembuatan Phosgene dengan kapasitas 60.000 ton/tahun dilakukan dengan
jenis proses dengan peralatan semi-otomatis.
3) Menentukan banyaknya jumlah karyawan, dapat ditentukan berdasarkan
grafik pada Gambar 7.1.
M = 15,2 x P0,25
= 15,2 x 2000,25
= 57,16 man
1. Feed preparation
2. Pumping and piping
3. Heating, cooling, and condensation
4. Reaction
5. Purification
6. Utility
= 42,75 man
= 43 man
Direktur 1 Harian
i) Supervisor 2 Harian
i) Supervisor 2 Harian
b) Analis 4 Harian
b) Dokter 1 Harian
c) Perawat 2 Harian
d) Pengemudi 2 Harian
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR
Satpam
Staf Staf Staf
Staf Promosi Supervisor Supervisor Analis
Administrasi Instrumentasi Kepegawaian
Pengemudi
= 38,29%
62
63
Keterangan:
FCI = Fix Capital Investment = US$ 60,196,024.65
TSV = Salvage Value =0
Service Life = 11 Tahun (Peters and Timmerhaus, 1991)
D
US 60,196,024.65
Depresiasi = 11
= US$ 5,472,365.88
D
US 5,472,365.88
% Depresiasi =D ×100%
US 60,196,024.65
= 9,09%
= US$ 13,876,871.16
= 3 tahun
NPOTLP = CCP + CR
Keterangan:
CCP = Cummulative Cash Position (US$)
CR = Capital Recovery (US$)
n = umur pabrik
= 30,29%
Keterangan:
TCI = Total Capital Investment = US$ 75,245,030.82
ACF = Annual Cash Flow = US$ 28,807,699.63
WC = Working Capital = US$ 15,049,006.16
TSV = Salvage Value =0
N = umur pabrik = 11 tahun
5
i (Discaunted Cash Flow Rate of Return) = : 5> ;
(Discount Factor)
% DFC-ROR = 47,17%
Keterangan:
Fixed Cost = Fixed Charge + Plant Overhead Cost + General Expenses
= 7,825,483.20 + 1,899,103.95 + 5,294,379.64
= US$ 15,018,966.79
Selling Price = Total Harga Jualan Produk
= US$ 95,220,000
Variable Cost = Direct Production Cost
= US$ 46,575,110.13
Sehingga,
15.018.966,79
BEP = 95.220.000- 46.575.110,13 ×100%
= 30,87%
66
Slope = 952.200
Intersept =0
2. Fixed Cost
% Kapasitas Harga (US$/1000)
0 15.018.966,79
100 15.018.966,79
Slope =0
Intersept = 15.018.967
3. Production Cost
% Kapasitas Harga (US$/1000)
0 15.018.966,79
100 64.835.870,44
Slope = 498.169
Intersept = 15.018.967
100
Millions
90
80
70
Harga Jual (US$)
60
Selling Price
50
Fix Cost
40 Variable Cost
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Kapasitas (%)
1. Annual Cash Flow 38,29% Lebih besar dari bunga bank Layak
(ACF) (>9,95%) didirikan
3. Net Profit Over US$ 267,097,258.57 Lebih besar dari TCI + Total Layak
Total Lifetime of Bunga Pinjaman didirikan
The Project (>US$ 88,304,118.56)
(NPOTLP)
4. Total Capital Sink US$ 275,254,082.51 Lebih besar dari TCI Layak
(TCS) (US$ 75,245,030.82) didirikan
Keismpulan dari Pra Rencana Pabrik Pembuatan Phosgene antara lain sebagai
berikut:
68
BAB X
TUGAS KHUSUS
69
70
Pada sel elektrolit, arus dilewatkan melalui sel oleh tegangan eksternal,
menyebabkan reaksi kimia yang tidak spontan untuk melanjutkan. Dalam sel
galvanik kemajuan reaksi kimia spontan menyebabkan arus listrik mengalir.
Kesetimbangan sel elektrokimia berada pada keadaan antara sel elektrolisis dan sel
galvani. Kecenderungan reaksi spontan untuk mendorong arus melalui rangkaian
eksternal persis seimbang dengan tegangan eksternal yang disebut gaya gerak listrik
lawan atau counter emf. sehingga tidak ada arus yang mengalir. Jika tegangan
counter ini dinaikkan maka sel menjadi sel elektrolisis dan jika diturunkan maka
sel menjadi sel galvanik.
Michael Faraday mendefinisikan katoda sel sebagai elektroda tempat
kation (ion bermuatan positif, seperti ion perak Ag+) mengalir di dalam sel, untuk
direduksi dengan bereaksi dengan elektron (bermuatan negatif) dari elektroda itu.
Demikian juga ia mendefinisikan anoda sebagai elektroda tempat anion (ion
bermuatan negatif, seperti ion klorida Cl−) mengalir di dalam sel, untuk dioksidasi
dengan mendepositokan elektron pada elektroda. Pada kabel eksternal yang
terhubung ke elektroda sel galvanik (atau baterai), membentuk sirkuit listrik, katoda
positif dan anoda negatif. Jadi arus listrik positif mengalir dari katoda ke anoda
melalui sirkuit eksternal dalam kasus sel galvanik. Pertimbangkan dua sel volta
dengan tegangan yang tidak sama. Tandai elektroda positif dan negatif masing-
masing sebagai P dan N. Tempatkan mereka di sirkuit dengan P di dekat P dan N
di dekat N, sehingga sel akan cenderung mengarahkan arus ke arah yang
berlawanan. Sel dengan tegangan yang lebih besar dilepaskan, menjadikannya
sel galvanik, jadi P adalah katoda dan N adalah anoda seperti dijelaskan di atas.
Tapi, sel dengan muatan tegangan yang lebih kecil, menjadikannya sel elektrolitik.
Dalam sel elektrolit, ion negatif didorong menuju P dan ion positif menuju N.
Dengan demikian, elektroda P dari sel elektrolit memenuhi definisi anoda saat sel
elektrolit sedang diisi. Demikian pula, elektroda N sel elektrolitik adalah katoda
sementara sel elektrolitik sedang diisi. Seperti yang telah diketahui, air, terutama
ketika ion ditambahkan (air asin atau air asam), dapat dielektrolisis (dikenakan
elektrolisis). Ketika digerakkan oleh sumber tegangan eksternal, H+ ion mengalir
ke katoda untuk bergabung dengan elektron untuk menghasilkan gas hidrogen
71
dalam reaksi reduksi. Demikian juga, OH- ion mengalir ke anoda untuk melepaskan
elektron dan H+ ion untuk menghasilkan gas oksigen dalam reaksi oksidasi.
Pada natrium klorida cair, ketika arus dilewatkan melalui garam, anoda
mengoksidasi ion klorida (Cl-) menjadi gas klorin, melepaskan elektron ke anoda.
Demikian juga katoda mereduksi ion natrium (Na+), yang menerima elektron dari
katoda dan mengendap di katoda sebagai logam natrium. NaCl yang dilarutkan
dalam air juga dapat dielektrolisis. Anoda mengoksidasi ion klorida (Cl−), dan gas
Cl2 dihasilkan. Namun, di katoda, alih-alih ion natrium direduksi menjadi logam
natrium, molekul air direduksi menjadi ion hidroksida (OH−) dan gas hidrogen (H2).
Hasil keseluruhan dari elektrolisis adalah produksi gas klor, hidrogen dan larutan
natrium hidroksida (NaOH). Secara komersial, sel elektrolit digunakan dalam
pemurnian listrik dan elektrowinning beberapa logam non-ferrous. Hampir semua
aluminium, tembaga, seng, dan timbal dengan kemurnian tinggi diproduksi secara
industri dalam sel elektrolitik.
elektrolit cair, yang memungkinkan CO2 untuk diangkut melalui lapisan difusi gas
ke permukaan katalis, dan elektrolit ditranfer terus menerus ke sel elektrokimia
untuk menjaga nilai pH dan konsentrasi stabil. Namun, fabrikasi sel aliran relatif
kompleks dan energi efisiensi masih kurang.
Tipe ketiga adalah sel elektrolisis elektrolisis garam cair (>400 °C) dengan
campuran karbonat atau klorida garam cair sebagai elektrolit. CO2 dielektroreduksi
menjadi padat spesies berkarbon seperti bola karbon, tabung nano karbon, dan
serpihan karbon pada permukaan katoda. Karena itu, katoda perlu diganti tepat
waktu dan elektrolisis reaksi sering terganggu. Jenis lain dari elektrolisis sel bekerja
di sel elektrolisis oksida padat (SOEC) memanfaatkan oksida padat penghantar ion
sebagai elektrolit dan biasanya beroperasi pada suhu tinggi (>600 °C). Di SOEC,
gas CO2 langsung berdifusi ke elektroda padat dan dielektroreduksi untuk produk
gas secara eksklusif, sehingga reaksi elektroda adalah sederhana dan stabil karena
tidak adanya elektrolit cair solusi dan produk padat. Selain itu, operasi yang tinggi
suhu dapat sangat mempercepat reaksi elektroda dan menyebabkan kerapatan arus
yang lebih tinggi daripada elektrolisis sel menggunakan elektrolit cair pada
tegangan elektrolisis yang sama. Oleh karena itu, dibandingkan dengan sel
elektrolisis lainnya, CO2 elektrolisis di SOEC pada suhu tinggi menampilkan
kepadatan arus, efisiensi energi, dan stabilitas, yang lebih menjanjikan untuk
aplikasi praktis di masa depan.
Elektron untuk reaksi disediakan oleh daya eksternal Pasokan. Ion oksida
(O2−) yang terbentuk dalam reaksi digabungkan ke dalam elektrolit dan melintasi
melalui elektroda ke anoda (juga disebut oxygen cell), di mana ion dioksidasi
menjadi oksigen molekuler sesuai dengan reaksi dibawah :
Gas oksigen yang terbentuk dibawa keluar sel melalui saluran gas. Ini penting untuk
dicatat bahwa selama CO2 murni diumpankan ke fuell cell, produk yang terbentuk
akan bebas dari H2 dan H2O.
10.1.5. Elektrolit
Elektrolit sangat berpengaruh terhadap seberapa banyak ion oksigen yang
akan ditransfer, dan suhu tinggi pada elektrolisis. Di SOEC, konduksi ion oksigen
dalam elektrolit berkontribusi pada resistansi ohmik utama untuk elektrolisis CO2.
Dengan demikian, bahan elektrolit harus memiliki konduktivitas ionik yang sangat
baik tetapi konduktivitas elektronik yang dapat diabaikan dan kedap gas untuk
mencegah rekombinasi CO dan O2 yang dihasilkan. Sementara itu, biaya bahan
baku dan proses pembuatan elektrolit harus serendah mungkin. Stabilized Zirconia,
Doped Ceria, Doped LaGaO3, dan oksida lainnya seperti bismut oksida adalah
bahan elektrolit yang umum digunakan.
1. Stabilized Zirconia
ZrO2 yang distabilkan adalah bahan elektrolit yang paling umum
digunakan karena stabilitas redoks yang sangat baik, kekuatan mekanik yang tinggi,
biaya rendah, dan konduktivitas ion oksigen yang memadai. ZrO2 murni
menunjukkan tiga fase yang berbeda dari suhu kamar ke titik leleh (≈2680 °C),
yaitu fase monoklinik (ruangan suhu), fase tetragonal (≈1100 °C), dan fase kubik
(≈2370 °C), di antaranya memiliki fluorit kubik ZrO2 konduktivitas ion oksigen
tertinggi. Doping logam bervalensi rendah ion ke Zr-situs tidak hanya dapat
menstabilkan fase kubik ZrO2 di suhu kamar, tetapi juga meningkatkan
konduktivitas ioniknya. Y2O3 adalah doping yang paling banyak digunakan untuk
ZrO2. Ketika jumlah doping Y2O3 adalah 8 mol%, ZrO2 (YSZ) yang distabilkan
Y2O3 menunjukkan konduktivitas ionik tertinggi sekitar 0,1 S cm−1 pada 1000 °C,
dan merupakan elektrolit paling umum di SOEC. Namun, penurunan yang
signifikan dari konduktivitas ionik YSZ dengan menurunkan suhu membatasi
penerapannya di SOEC bersuhu menengah. Atau, ZrO2 (ScSZ) yang distabilkan
Sc2O3 menampilkan konduktivitas ionik yang jauh lebih tinggi daripada YSZ di
suhu menengah karena kecocokan ukuran yang hampir ideal dari Ion Sc dan Zr,
tetapi ScSZ tidak banyak digunakan sebagai elektrolit dalam SOEC terutama
karena biaya tinggi dan aktivitas sintering yang buruk.
2. Doped Ceria
Mirip dengan zirkonia, konduktivitas ceria bisa sangat ditingkatkan
dengan doping kation divalen atau trivalen ke situs Ce. Itu ceria yang didoping,
75
seperti GDC (Gd2O3-doped ceria) atau SDC (Sm2O3- doped ceria), menunjukkan
konduktivitas yang lebih tinggi daripada YSZ. Namun, ceria yang didoping jarang
digunakan sebagai elektrolit untuk SOEC karena Ce4+ dapat direduksi sebagian
menjadi Ce3+ dalam pereduksi atau reduksi listrik lingkungan, yang menghasilkan
konduktivitas elektronik yang tinggi elektrolit ceria dan menghasilkan hubungan
arus pendek sel. Solusi yang efektif adalah melapisi elektrolit ceria dengan lapisan
elektrolit konduktif ionik murni, seperti YSZ atau ScSZ untuk memblokir konduksi
elektronik dari elektrolit ceria.
3. Doped LaGaO3
LaGaO3 yang didoping Sr dan Mg (La0.9Sr0.1Ga0.8Mg0.2O3-δ, LSGM)
memiliki konduktivitas ionik yang sangat baik antara 400 s.d 800 °C dan dianggap
sebagai elektrolit yang menjanjikan untuk SOEC suhu menengah. Konduktivitas
LSGM pada 800 °C dan 600 °C adalah 0,17 dan 0,03 S cm−1 masing-masing, jauh
lebih tinggi dari 0,026 dan 0,00173 S cm−1 dari YSZ konvensional pada saat yang
sama kondisi. Namun, masalah utama LSGM adalah reaksi dengan elektroda
berbasis Ni untuk membentuk lantanum yang tidak diinginkan, menyebabkan
penurunan konduktivitas yang luar biasa. Di Selain itu, bahan elektroda yang
kekurangan La akan mendorong La elemen difusi elektrolit LSGM ke elektroda,
mengakibatkan pembentukan fase insulatif dan degradasi elektrolit. Lapisan
penyangga ceria yang didoping biasanya ditambahkan antara elektroda dan
elektrolit LSGM untuk menghilangkan dua masalah yang disebutkan.
1. Ni-YSZ
Ni–YSZ adalah bahan katoda yang paling luas untuk SOEC. Awal tahun
1996, Ni–YSZ diuji untuk beroperasi secara terbalik dari sel bahan bakar oksida
padat (SOFC) ke mode SOEC. Kemudian itu menunjukkan bahwa elektroda Ni-
YSZ memiliki sifat yang sangat baik kinerja elektrokimia dan stabilitas tinggi untuk
elektrolisis CO2 di SOEC. Selain di SOEC planar, katoda Ni–YSZ juga
menampilkan kinerja elektrokimia yang mengagumkan untuk elektrolisis listrik
CO2 di SOEC mikrotubular. Biasanya, produk untuk CO2 elektrolisis atau CO2/H2O
co-electrolysis adalah CO atau syngas (CO + H2). Baru-baru ini, generasi langsung
metana dari co-electrolysis CO2/H2O telah dilaporkan di SOEC dengan katoda Ni-
YSZ. Diketahui bahwa Ni adalah salah satu katalis terbaik untuk metanasi reaksi
(200–700 °C), sehingga dapat lebih mengkatalisis reaksi yang dihasilkan syngas
menjadi metana ketika suhu operasi di bawah 700°C dengan komposisi gas reaktan
yang dioptimalkan dan laju aliran.
2. Perovskite – Related Oxides
Oksida terkait perovskit telah menarik semakin banyak perhatian sebagai
kandidat baru untuk bahan katoda di SOEC karena ketahanan kokas yang sangat
baik, ditingkatkan toleransi pengotor, stabilitas redoks tinggi, dan ionik yang
memadai dan konduktivitas elektronik. Namun, yang relatif miskin aktivitas
katalitik adalah tantangan utama bagi sebagian besar oksida terkait perovskit. Oleh
karena itu, beberapa metode telah dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas
elektrokatalitik terkait perovskit oksida, seperti infiltrasi, doping dan in-situ
exsolution.
Infiltrasi adalah metode yang efektif untuk meningkatkan kinerja
elektrokimia dengan memuat nanopartikel aktif ke dalam permukaan bagian dalam
perancah elektroda. Semakin rendah suhu persiapan metode infiltrasi dapat
mencegah delaminasi elektroda yang diinduksi suhu tinggi dan pengkasaran bahan
elektroda. Selain itu, katalis dengan aktivitas tinggi dan stabilitas termal yang buruk
juga dapat digunakan sebagai komponen elektroda dengan infiltrasi.La0.9Sr0.1
Ga0.8Mg0.2O3-δ (LSCM) adalah konduktor oksida umum dengan konduktivitas
elektronik tinggi di atmosfer pengoksidasi tetapi konduktivitas elektronik rendah
dalam mengurangi atmosfer. Beberapa jenis logam telah disusupi untuk
77
dan sebagainya, yang memiliki TPB lebih besar dan kinerja anodik lebih tinggi
daripada LSM murni anoda. Dan anoda komposit lebih kompatibel dengan bahan
elektrolit dan dapat bekerja secara stabil selama ribuan jam. Namun, aktivitas
katalitik anoda komposit LSM tidak cukup untuk SOEC berkinerja tinggi.
2. LSCF
Anoda lain yang umum digunakan untuk SOEC adalah La1-xSrxCo1-
yFeyO3-δ (LSCF). Konduktivitas elektronik LSCF adalah 200–330 S cm−1 pada
600-800 °C, sedangkan konduktivitas ionik adalah 0,001-0,1 S cm−1, yang secara
substansial lebih tinggi dari LSM. Konduktivitas ionik LSCF yang tinggi dapat
secara signifikan mempercepat difusi oksigen dan tingkat pertukaran permukaan
oksigen, dan selanjutnya meningkatkan aktivitas katalitik. Kekurangannya ialah
bahan yang digunakan pada aoda ini cenderug terlalu mahal.
3. BSCF
Sebagai alternatif, Ba1-xSrxCo1-yFeyO3-δ (BSCF) juga biasanya digunakan
sebagai anoda SOEC. Dibandingkan dengan LSM dan LSCF, BSCF dengan
konduktivitas elektronik lebih tinggi dari 30 S cm−1 di atas 500 °C dan
konduktivitas ionik 0,01–0,02 S cm−1 pada 600–700 °C lebih cocok untuk SOEC
suhu menengah. Pada suhu rendah antara 550 dan 725 °C, koefisien difusi oksigen
BSCF adalah 1 × 10–6–3 × 10–5 cm2 s−1, dan pertukaran permukaan koefisien
adalah 2 × 10–4–3 × 10–3 cm s−1, yang lebih tinggi dari bahan-bahan anoda umum
lainnya dari SOEC.
4. Double Perovskite Oxides
Sr2Fe1.5Mo0.5O6-δ (SFM) adalah oksida perovskit ganda yang umum
digunakan sebagai anoda untuk SOEC. Pada suhu 900 °C, hambatan polarisasi
hanya 0,26 cm2 pada kondisi hubung terbuka, dan rapat arus listrik pada 1,3 V
mencapai 0,88 A cm−2 dengan tinggi stabilitas, yang lebih baik daripada anoda
LSM–YSZ.
5. Ruddlesden-Popper Phase
Sebagian besar studi fokus SOEC pada An+1NinO3n+1 dan mencoba untuk
menghindari An+1NinO3n+1 karena cepat berdegradasi fase RP berbasis Co.
An+1NinO3n+1 juga telah dieksplorasi, tetapi hanya Pr2CuO4 yang cocok untuk
aplikasi untuk SOEC. Dibandingkan dengan perovskit konvensional, RP fase
memiliki difusi oksigen dan pertukaran permukaan yang lebih tinggi tingkat karena
79
transportasi oksigen lancar, oleh karena itu, mereka menunjukkan kinerja SOEC
yang sangat baik. Untuk SOEC dengan Nd2NiO4+δ anoda, rapat arus pada 1,3 V
mencapai 0,40, 0,64, dan 0,87 A cm−2 pada 750, 800, dan 850 °C, yaitu 4.2, 3.0,
dan 1,7 kali dari LSM anoda, masing-masing.
SOEC Planar dapat berbentuk plat persegi atau piringan bundar. Untuk
BUMN plat persegi, kedua tumpukan SOEC 10-sel dan 5-sel disajikan pada
80
Gambar. . Selain 10 SOEC planar, komponen lain seperti interkoneksi, seal gasket,
saluran aliran, dan pelat ujung juga ditunjukkan pada Gambar.10.3. Tumpukan
SOEC yang terdiri dari lima SOEC yang didukung Ni/YSZ bersama dengan
interkoneksi, mesh, dan gasket ditunjukkan pada Gambar 10.3. Ebbesen et al.
mengusulkan tumpukan multi-sel dengan planar sel oksida padat yang didukung
Ni/YSZ untuk elektrolisis uap atau Co-elektrolisis CO2/H2O. Tumpukan terdiri
dari enam (untuk elektrolisis H2O) atau sepuluh (untuk CO2-elektrolisis) unit
berulang yang berisi sel dan interkoneksi.
= 2951,5003 A/m2
82
1,00 × 10+5
JO katoda = 1,34 × 10+10 XPE 8,314 × 1073
= 182024,6690 A/m2
ΩD = 3366,2728/KJ
ΩD = 3,3662/J
2r 8RT
DCO2 = J¤
3 πMCO2
2r 8RT
DCO = J¤
3 πMCO
ε Jl DCO2-CO DCO2 Jp
= +
Deff
CO2
1 76713,2225
= /s
Deff
CO2
m2
ε Jl DCO2-CO DCO Jp
= +
Deff
CO
1 86221,7111
= /s
Deff
CO
m2
= 175,833 m3/h
87
= 0,0098 m3/h
Volume Total feed = Volume setiap senyawa (CO2 + CO)
= 175,833 + 0,0098
= 175,8429 m3/h
(Kondisi volume masih 80%)
Volume Total akhir = : 1+0,8; ×Voume Total Feed
= 219,8036 m3/h
Safety Factor = 0,2
Maka :
Velektrolisis = : 1+0,2; ×Voume Total Akhir
= 263,7643 m3/h
IDENTIFIKASI
Nama Alat Reaktor Elektrolisis
Kode Alat RE-01
Jumlah 1
Tempat elektrolisis
Fungsi
CO2 menjadi CO
DATA DESIGN
Tipe SOEC
Volume reaktor (m3) 263.7642892
Temperatur (ᵒC) 800
Tekanan (bar) 10
Panjang (m) 13
Lebar (m) 3.7
Tinggi (m) 5.5
Material Anoda : Ni-YSZ
Katoda : LSM
Tipe elektrolit YSZ
Jumlah cell 10 cell
Luas elektroda (cm2) 64
Current density
9000 A/m2
(A/m2)
Tegangan (V) 5.33488700
Kuat arus (A) 57.600000
power (Hp) 9655.359045
89
Nama : Nurmala
NIM : 03031381621072
1. Tube
Diameter dalam tube merupakan diameter dalam aktual dalam ukuran
inchi dengan toleransi yang sangat tepat. Tube dapat diubah dari berbagai jenis
logam, seperti besi, tembaga, muniz metal, perunggu, 70-30 tembaga-nikel,
aluminium perunggu, aluminium, dan stainless steel. Ukuran ketebalan pipa
berbeda-beda dan dinyatakan dalam bilangan yang disebut Birmingham Wire Gage
(BWG). Ukuran pipa yang secara umum digunakan biasanya mengikuti ukuran-
ukuran yang telah baku. Semakin besar bilangan BWG maka semakin tipis tube-
nya.
Lubang-lubang pipa pada penampang shell dan tube tidak disusun secara
begitu saja namun mengikuti aturan tertentu. Jumlah pipa dan ukurannya harus
disesuaikan dengan ukuran shell-nya, ketentuan ini mengikuti aturan baku dan
lubang-lubang pipa disusun berbentuk persegi atau segitiga. Bentuk susunan
lubang-lubang pipa secara persegi dan segitiga ini disebut sebagai tube pitch. Jenis-
jenis tube pitch yang utama adalah :
Square pitch
Triangular pitch
Square pitch rotated
Triangular pitch with cleaning lanes
91
2. Shell
Biasanya shell berbentuk bulat memanjang (silinder) yang berisi tube
bundle sekaligus sebagai wadah mengalirkan zat atau fluida. Untuk kemungkinan
korosi, tebal shell sering diberi kelebihan 1/8 in. Pembagian tipe shell dibagi
berdasarkan front-end stationary heat type, shell type, dan rear head type.
Gambar 10.7. Desain TEMA untuk Shell and Tube Heat Exchanger
92
3. Baffle
Baffle merupakan bagian yang penting dari alat penukar panas. Kondisi
kecepatan aliran baik dalam shell maupun tube dapat diatur oleh baffle. Fungsi
baffle ini adalah untuk membuat aliran turbulen sehingga perpindahan panas
menjadi lebih baik, hingga harga koefisien perpindahan panas yang didapat besar.
Luas baffle + 75% dari penampungan shell. Spasi antar baffle tidak lebih dekat dari
1/5 diameter shell karena apabila terlalu dekat akan mengakibatkan kehilangan
tekanan yang besar.
1. Duty (Q)
Duty merupakan besarnya energi atau panas yang ditransfer per waktu.
Duty dapat dihitung baik pada fluida dingin atau fluida panas. Apabila duty pada
saat operasional lebih kecil dibandingkan dengan duty pada kondisi desain,
kemungkinan terjadi heat losses, fouling dalam tube, penurunan laju alir (fluida
panas atau dingin), dan lain-lain. Duty dapat meningkat seiring bertambahnya
kapasitas.
Akibat fouling :
Mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga meningkatkan
biaya, baik investasi, operasi maupun perawatan.
Ukuran Heat Exchanger menjadi lebih besar, heat losses meningkat,
waktu shutdown lebih panjang dan biaya perawatan.
Sedimentation fouling
Cooling water mengandung padatan terlarut yang dapat mengendap pada
permukaan perpindahan panas. Pengendapan pengotor sangat dipengaruhi oleh
kecepatan aliran dan sedikit dipengaruhi oleh temperatur dinding.
95
air dengan kecepatan sangat tinggi. Pembersihan ini membutuhkan waktu yang
tidak singkat sehingga terkadang operasi produksi harus dihentikan.
2. Mechanical Cleaning
‒ Drilling atau Turbining, pembersihan dilakukan dengan men-drill deposit
yang menempel pada dinding tube.
‒ Hydrojeting, pembersihan dilakukan dengan cara menginjeksikan air ke
dalam tube pada tekanan yang tinggi, untuk jenis deposit yang lunak.
‒ Gabungan dari keduanya
Gambar:
97
Q = W x Cp x ΔT
= 3.458.355,553 kJ/Jam
= 3.904.409,740 kJ/jam
Q = Qoutput - Qinput
= 446.054,188 kJ/Jam
= 422.783,987 Btu/hr
b. LMTD
∆t2 - ∆t1
LMTD = ∆t
ln ( 2JW∆t )
1
117,7 °F - 107,8 °F
=
ln (117,7 °FJW107,8 °F)
= 112,706 °F
t2 - t1
S =
T1 - t1
1.112 °F - 1.013,9 °F
=
1.229,7 °F - 1.013,9 °F
= 0,45
T1 - T 2
R =
t2 - t1
1.229,7 °F - 1.121,7 °F
=
1.112 °F - 1 013,9 °F
= 1,10
Δt = LMTD x Ft
= 112,706 °F x 0,77
= 86,22 °F
1.229,7 °F + 1.121,7 °F
=
2
= 1.175,7 °F
t1 + t2
tc = tavg =
2
1.013,9 °F + 1.112 °F
=
2
= 1.062,96 °F
99
d. Tube
1) Trial UD
Q
A =
UD × ∆t
422.783,987
=
22,5 × 86,22
= 217,935 ft2
Karena A > 200 ft2, maka direncanakan menggunakan Shell and Tube Heat
Exchanger
A
Jumlah Tube (Nt) =
L ×a"
219,9348 ft2
=
20 ft × 0,2618 ft
= 41,595
2) Koreksi UD
A = 0 JH . JH =6
= 52 x 20 ft x 0,2618 ft
= 272,4507 ft2
100
Q
UD =
A × ∆t
422.783,987 Btu/hr
=
272,4507 ft2 × 86,22 ℉
Karena nilai UD perhitungan mendekati dengan nilai trial UD, maka untuk
data shell :
Pass = 1
Pt = 1,25
Nt × a't
Total flow area (at) =
144 ×n
52 ×0,546 inch2
=
inch2
144 ×1
ft2
= 0,0986 ft2
W
Laju Alir (Gt) =
at
14.593,913 lb/hr
=
0,0986 ft2
= 148.036,310 lb/hr.ft2
5) Reynold Number (Ret)
tavg = 1.175,739 °F
101
6) L/D dan jH
D (BWG 14) = 0,834 inch = 0,0695 ft (Kern,
Table 10)
20Ærsuft
L/D =
0,0695 ft
L/D = 287,959
0,0358 ftuhrB B,
hi = 268 x @ Ax 0,1531/3 x 10,14
0,0695 ft
= 147,971 Btu/hr.ft2.°F
hio = hi x (ID/OD)
Btu 0,834 inch
= 147,971 x
hr.ft2 .℉ 1 inch
= 123,408 Btu/hr.ft2.°F
e. Shell
1) Fluida Panas (Shell Side) – Luas Area Laluan (as)
Tc = Tavr = 1.062,96 °F
Baffle Spacing (B) = 6 Inch
Clearance (C’) = Pitch – OD
= 0,25
ID x C' x B
Luas Area Laluan (as) =
144 x pitch
12 ×0,25 ×6
=
144 ×1,25
= 0,1 ft2
‰—x Gs
Res =
μ
4) Nilai jH
20 ft
L/D =
0,0825 ft
= 242,5833
jH = 275 (Kern, Figure 24)
Diketahui :
k = 0,0358 Btu/hr.ft. °F
CP = 0,057 Btu/lb.°F
cP x µ
Pr =
k
0,057 ulbBt B, x 0,096 hrlbft
=
0,0358 uhrBft B,
= 0,535
μ 0,14
Dimana ( ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
μw
0,0358
ho = 275 x @0,0825Ax 0,5351/3 x 10,14
= 63,924 Btu/hr.ft2.°F
(hio x ho )
Uc =
(hio + ho )
= 63,924 Btu/hr.ft2.°F
104
(42,111 - 17,998)
=
(42,111 x 17,998)
= 0,032
= 0,0136 psi
Keterangan :
ΔP : Pressure Drop pada Tube
f : Faktor Friksi
Gt : Laju Alir
L : Panjang Tube n : Tube Passes
De : Diameter Ekuivalen s : Specific Gravity
Gt = 148.036,310 lb/hr.ft2
Ø.
= 0,0029
6
8Æ ˇ.
Pr = JH 6
= 0,018 psi
ΔP = Pt + Pr
= 0,0136 psi + 0,018 psi
= 0,032 psi
2) Shell Side
Res = 150.089,513
Faktor Friksi (f) = 0,00098 (Kern, Fig. 26)
105
= 480,315
´‰
Di = 56
= 1,00 ft
s = 1,29
º . º ‰ º : ˙ > 5;
ΔPs = 66 º 54 -, º ‰—º
: 9Æ
= 0,026 psi
Keterangan :
ΔPs : Pressure Drop pada Shell
f : Faktor Friksi
Gs : Laju Alir
L : Panjang Tube
N+1 : Number of Cross
De : Diameter Ekuivalen
Di : Inside Diameter Shell
s : Specific Gravity
106
SUMMARY
h outside tube 123,408 Btu/hr ft2 o F
h outside shell 63,924 Btu/hr ft2 o F
Uc 42,111
Ud 17,998
Rd 0,032
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Fungsi Memanaskan feed SOEC
Jumlah 1
Tube Side
Length 240 1/6 inch
OD 1,00 inch
Passes 2
BWG 14
Pitch 1,25
Nt 52 buah
∆Pt 0,032 psi
Shell Side
ID 12 inch
B 6,000 inch
Passes 1
∆Ps 0,026
107
PSA mengacu pada fakta bahwa dalam kondisi tekanan tinggi, gas
cenderung untuk tertarik ke permukaan padat (ter-adsorp). Makin tinggi tekanan,
maka makin banyak gas yang dapat ter-adsorp. Adsorpsi sering digunakan dalam
proses pemurnian untuk menghilangkan sejumlah komponen. Pemisahan campuran
gas sehingga menghasilkan konsentrasi yang tinggi. Penurunan tekanan dilakukan
dengan melakukan vakum pada adsorber hingga tekanan akan turun secara perlahan.
Oleh karena itu, digunakan dua buah Pressure Swing Adsorber secara bergantian
agar proses tetap berjalan secara kontinu
108
Evaporator ST-03
ST-02
kompres or Liquifier
Storage
Tank
(27)
filter
H2 T : 32,9°C
P : 17 atm
(26)
T : 32,9°C
PC-02
H2O P : 17 atm
Anoda
(23)
Katoda
precipi
tation
T : 48,8°C
P : 17 atm
(20) (21) (22)
NaOH 32% NaOH 50%
Receiver Receiver
KOD-01 (28)
H2O C-01
K-02 PC-01
(19) T : 48,8°C
P : 17 atm
P-02
(17)
MFC-01
R-01 T : 100°C
(24) (25) MFC-02
P : 2 atm (29)
H-03
T : 800°C
P : 1 atm
(18) P-01
(30)
(5) to utilization
SOEC
(13)
(14)
H-02 Phos gene 99,9%
(4)
H-01
EMV-02
T-01
(2)
(11)
PS A-1
PS A-2
ST-01
(1) T : 30°C
P : 13,6 atm
(9)
109
110
Net Profit Over Total US$ 254311,075,04 (Lebih besar dari US$ 267.097.258,57 (Lebih besar dari
Lifetime of The Project TCI + Total Bunga Pinjaman TCI + Total Bunga Pinjaman
US$ 264.184.717.40 (Lebih besar dari US$ 275.254.082,51 (Lebih besar dari
Total Capital Sink (TCS) TCI TCI
(US$ 82.203.242,18)) (US$ 75.245.030,82))
26,25% (Lebih besar dari bunga bank 30,29% (Lebih besar dari bunga bank
Rate of Return (ROR)
(> 9,95%)) (> 9,95%))
Discounted Cash Flowrate 48,35% (Lebih besar dari bunga bank 47,17% (Lebih besar dari bunga bank
of Return (DCF-ROR) (> 9,95%)) (> 9,95%))
33,29% (Berada pada rentang 20% - 30,87% (Berada pada rentang 20% -
Break Even Point (BEP)
40%) 40%)
Nama Alat Jumlah Harga Satuan 2014 (US $) Harga Satuan 2030 (US $)
Storage Tank 01 1 162.100,00 208.538,93
Storage Tank 02 1 95.000,00 122.215,91
Storage Tank 03 1 174.000,00 223.848,09
Tangki 01 1 241.600,00 310.814,35
Heater 1 1 40.800,00 52.488,52
Heater 2 1 29.500,00 37.951,26
Heater 3 1 26.800,00 34.477,75
Electric Mixng Valve-01 1 848.000,00 1.090.937,80
Electric Mixng Valve-02 1 848.000,00 1.090.937,80
Mass Flow Controller-01 1 941.000,00 1.210.580,74
Mass Flow Controller-02 1 941.000,00 1.210.580,74
Solid Oxide Electrolysis Cell 1 2.111.700,00 2.716.666,68
Heat Exchanger 01A 1 100.500,00 129.291,57
Heat Exchanger 01B 1 100.500,00 129.291,57
Heat Exchanger 01C 1 100.500,00 129.291,57
Heat Exchanger 01D 1 112.300,00 144.472,07
Heat Exchanger 01E 1 112.300,00 144.472,07
Heat Exchanger 01F 1 127.200,00 163.640,67
Heat Exchanger 01G 1 127.200,00 163.640,67
Heat Exchanger 01H 1 127.200,00 163.640,67
113
a. Perhiutngan Biaya
i. Bahan Baku
1) Karbon Dioksida
Harga = US$ 325.8
Kebutuhan/Tahun = 67.212,61 MT/Tahun
Biaya/Tahun = US$ 21,897,868.22
2) Klorin
114
Ajmera, S.K, dkk. 2001. Microfabricated Packed Bed Reactor for Phsogene
Synthesis. AIChE Journal. Vol. 47(7): 1639-1647.
Anonim. 2019. Plant Cost Index Archives. (Online): https://www.chemengonline-
com/site/plant-cost-index/. (Diakses Pada Tanggal 15 April 2021)
Coulson, J. M., dan J. F. Richardson. 2005. Chemical Engineering 6th Volume 4th
Edition. Elsevier: Oxford.
Fogler, H. S. 1999. Element of Chemical Reaction Engineering Third Edition. New
Jersey: Prentice Hall PTR.
Ismail, S. 1999. Alat Industri Kimia. Inderalaya: Universitas Sriwijaya.
Jacobsson, N.B., dkk. 2019. Process for Producing CO from CO2 in a Solid Oxide
Electrolysis Cell. U.S. Patent No. 10,494,728 B2.
Jong, B. D., dkk. 2018. Phosgene Production from Carbon Monoxide Separated
from Steel Industry Flue Gas and Chlorine. Bachelor Research Project
2017-2018 (CHBOST-09-OLD).
Kern, D. Q. 2005. Process Heat Transfer. New York : The McGraw-Hill
Kohl, A. L. dan Nielsen, R. B. 1997. Gas Purification. Texas: Gulf Publishing
Company.
Kungas, R. 2020. Review—Electrochemical CO2 Reduction for CO Production:
Comparison of Low- and High-Temperature Electrolysis Technologies.
Journal of The Electrochemical Society, 2020 167 044508.
Ma, Z., dkk. 2020. Developments in CO2 Electrolysis of Solid Oxide Electrolysis
Cell with Different Cathodes. FUEL CELLS 00, 0000, No. 0, 1–11.
McCabe, W. L., Smith, J. C., & Harriott, P. 1993. Unit Operation of Chemical
Engineering 5th Edition. New York: McGraw-Hill.
Mitchell, C. J., dkk. 2012. Selection of Carbon Catalysts for the Industrial
Manufacture of Phosgene. Catalysis Science & Technology. Vol 2(10):
2109-2115).
Nam, J. H., dan Jeon, D. H. (2006). A Comprehensive Micro-Scale Model for
Transport and Reaction in Intermediate Temperature Solid Oxide Fuel Cells.
Electrochimica Acta. VOl. 51(17): 3446-3460.
Ness, S. V. 2001. Introduction to Chemical Enginnering Thermodynamics Sixth
Edition in S1 Units. New York : The McGraw-Hill
Ni, M. 2010. Modiling of Solid Oxide Electrolysis Cell for Carbon DIoxide
ELectrolysis. Chemical Engineering Journal. VOl. 164(1): 264-254.
Perry, R. H., dan Green, D. W. 2008. Perry Chemical Engineers Handbook 8th
Edition. New York : The McGraw-Hill.
Peters, M. S. dan Timmerhaus, K. D. 1991. Plant Design and Economics for
Chemical Engineers, Edisi 4. Singapore: McGraw Hill.
Peters, M. S. dkk. 2003. Plant Design and Economics for Chemical Engineers Fifth
Edition. New York : The McGraw-Hill.
Sinnott, R. K. 2005. Coulson and Richardson's Chemical Engineering Design 4th
Edition, Volume 6. Oxford: Elsevier Butterworth-Heinemann.
Smith, J. M., Van Ness, H. C., dan Abbolt, M. M. 2001. Introduction Chemical
Engineering Thermodynamics Six Edition. Boston: McGraw Hill.
Song, Y., dkk. 2019. High-Temperature CO2 Electrolysis in Solid Oxide
Electrolysis Cells: Developments, Challenges, and Prospects. Adv. Mater.
2019, 1902033.
Tanaka, Y. dkk. 2016. Numerical Simulation of Steam Electrolysis with a Solid
Oxide Cell for Proper Evaluation of Cell Performances. International
Journal of Hydrogen Energy. Vol. 41(2): 752-763.
The Engineering Toolbox. 2020. Engineering ToolBox. (Online). https://www.
engineeringtoolbox.com/. (Diakses Pada Tanggal 20 April 2021).
Yaws, C. L. 1999. Chemical Properties Handbook. New York : The McGraw-Hill
Treybal, R. E. 1981. Mass Transfer Operations Third Edition. New York: McGraw-
Hill Book Co.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995. Tentang Perseroan
Terbatas. (Online). https://www.bphn.go.id/data/documents/95uu001.pdf.
(Diakses pada Tanggal 19 April 2021).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003. Tentang
Ketenagakerjaan. (Online). http://www.kemenperin.go.id/kompetensi/UU
_13_2003.pdf. (Diakses pada Tanggal 19 April 2021).
US-EPA. 1985. Locating and Estimating Air Emissions From Sources of Phosgene.
North Calorina: Triangle Park.
Wallas, S. M. 1990. Chemical Process Equipment: Selection and Design. USA:
Butterworth-Heinemann.
Wei, F., dkk. 2013. Evaluation on the Efficiency of a Solar Powered Solid Oxide
Electrolysis Cell Plant for Carbon Dioxide Reduction. Int. J. Electrochem.
Sci. Vol. 9(2014): 1146-1162.
Zhang, H., dkk. 2013. Electrochemical performance characteristics and optimum
design strategies of a solid oxide electrolysis cell system for carbon dioxide
reduction. International Journal of Hydrogen Energy 38, 9609-9618.
Zheng, Y., dkk. 2017. A Review of High Temperature Co-Electrolysis of H2O And
CO2 to Produce Sustainable Fuels Using Solid Oxide Electrolysis Cells
(SOECs): Advanced Materials And Technology. Chem. Soc. Rev, 46,
1427—1463.
LAMPIRAN I
PERHITUNGAN NERACA MASSA
Produk : Phosgene
= 8250 kg/jam
8.183,81
= 8.333,33 ×100%
= 98,206 %
= 8.485,5919 Kg/jam
Impurities = 1%
Maka, Produk Phosgene yang dihasilkan setiap jam :
= 8400,7361 Kg/jam
Massa
Mol Phosgene = Berat Molekul
8400,7361 Kg/jam
=
99 Kg/Kmol
= 84,8559 Kmol/jam
= 84,8559 Kg/jam
= 6024,1678 Kg/jam
= 2 x 84,8559 Kmol/jam
= 169,6949 Kmol/jam
= 4751,4563 Kg/jam
169,6949 Kmol/jam
= 80%
= 212,1186 Kmol/jam
= 9333,2178 Kg/jam
212,1186 Kmol/jam
= 99,99%
= 212,1398 Kmol/jam
= 9334,1512 Kg/jam
Kemurnian Bahan Baku
6024,1678 Kg/Jam
= 99,98%
= 6025,3729 Kg/Jam
= 84,8644 Kmol
9334,1512 Kg/Jam
= 99,99%
= 9335,0847 Kg/jam
= 212,1610 Kmol
Impurities = 0,01% x 9335,0847 Kg/jam
= 0,9335 Kg/jam
= 0,0292 Kmol
4
6
SOEC
Keterangan :
Aliran 4 : Aliran masuk SOEC
Aliran 5 : Aliran keluar anoda SOEC
Aliran 6 : Aliran keluar katoda SOEC
(10)
(11)
PSA-1 PSA-2
(9)
Keterangan :
Aliran 9 : Aliran masuk PSA-01 keluaran dari K-01
Aliran 15 : Aliran Karbon Monoksida keluar PSA untuk feed R-01
Aliran 10 : Aliran Karbon Dioksida keluar PSA untuk recycle
Adsorber yang digunakan adalah zeolit tipe 5A berpacu pada jurnal
Sircar dan Kratz (1998) dan Molecular Sieve Adsorbents by BAFS.
Zeolit 5A menyerap CO2 sebesar 99,99% (Sumber: Gas Purification 5th Edition
page 1083)
Sortive capacity zeolite 5A = 0,26 (Sumber: Table 16-5 Perry)
1867,0169 Kg
= 0,26
= 7180,8344 Kg
= 14361,67 Kg
(19)
R-01
(18)
Keterangan :
Aliran 20 : Aliran masuk Reaktor-01 (R-01)
Aliran 21 : Aliran keluar Reaktor-01 (R-01)
Gambar :
(20) (21)
PC-01
Keterangan
Aliran 23 : Aliran masuk Partial Condensor-01 (PC-01)
Aliran 24 : Aliran keluar Partial Condensor-01 (PC-01)
Konstanta Antoine
Komponen
A B C
Karbon Monoksida 14,3686 530,22 -13,15
Klorin 15,961 1978,32 -27,01
Phosgene 15,7565 2167,31 -43,15
Keterangan :
Pi* : Tekanan parsial (atm)
T : Temperatur operasi (C)
Ki : Konstanta kesetimbangan
Pt : Tekanan operasi (atm)
ˆ UB Ɖ JL s (Treyball, 1981)
ˆ TB Æ— JL s (Treyball, 1981)
Keterangan :
F = W+D
W = 0,6D
F = 0,6D +D
1,6D = F
D = F/1,6
= 169,7203 Kmol/1,6
= 106,0752 Kmol
W = 63,6451 Kmol
(24)
(21)
KOD-01
(22)
Keterangan
Aliran 24 : Aliran masuk KOD-01 dari PC-01
Aliran 27 : Aliran keluar KOD-01 fase gas
Aliran 25 : Aliran keluar KOD-01 fase liquid
Kondisi operasi
Temperatur : 48,8025 ºC
Tekanan : 17 atm
PC-02
Keterangan
Aliran 27 : Aliran masuk Partial Condensor-02 (PC-02)
Aliran 28 : Aliran keluar Partial Condensor-02 (PC-02)
Konstanta Antoine
Komponen
A B C
Keterangan :
Pi* : Tekanan parsial (atm)
T : Temperatur operasi (C)
Ki : Konstanta kesetimbangan
Pt : Tekanan operasi (atm)
Komponen Pi* Ki = Pi*/Pt Yi
Karbon Monoksida 221,5189 13,0305 0,7805
Klorin 1,0514 0,0618 0,0001
Phosgene 0,1537 0,0090 0,2194
Total 1,000
ˆ UB Ɖ JL s (Treyball, 1981)
ˆ TB Æ— JL s (Treyball, 1981)
Keterangan :
y*j,D : Fraksi mol komponen j dalam fase uap
x*j,W : Fraksi mol komponen j dalam fase liquid
W : Laju pembentukan liquid
D : Laju pembentukan uap
m : koefisien kesetimbangan uap, m = P/Pt
Zj,F : fraksi mol komponen j dalam feed
Dengan melakukan pendekatan terhadap fraksi mol uap dan liquid didapatkan
W/D = 0,3
Komponen Berat Molekul ZF yD xW
Karbon Monoksida 28 0,7805 0,9918 0,0761
Klorin 71 0,0001 0,0000 0,0002
Phosgene 99 0,2194 0,0083 0,9230
Total 1,0000 1,0001 0,9993
F = W+D
W = 0,3D
F = 0,3D +D
1,3D = F
D = F/1,3
= 106,0824 Kmol/1,3
= 81,6018 Kmol
W = 24,4805 Kmol
(26)
(25)
KOD-02
(27)
Keterangan
Aliran 28 : Aliran masuk KOD-02 dari PC-02
Aliran 29 : Aliran keluar KOD-02 fase gas
Aliran 30 : Aliran keluar KOD-02 fase liquid
Kondisi operasi
Temperatur : 32,90 ºC
Tekanan : 17 atm
Neraca Massa Knock Out Drum-02 (KOD-02)
Input (Kg) Output (Kg)
Komponen
Aliran 28 Aliran 28 Aliran 30 Aliran 29
(G) (L)
Q = n . Cp . ∆T
dimana:
T
Cp . ∆T= J– Cp dT
To
T
Cp . ∆T= J– JkA + B.T2 + CT3 + DT4 Jo dt
To
B C D
Cp . ∆T= A : T - To ; + (T - To )2 + (T - To )3 + (T - To )4
2 3 4
Keterangan:
dT = Perubahan temperatur
Harga A, B, C, dan D untuk masing-masing senyawa dari beberapa sumber
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Data Cp (KJ/Kmol K)
Komponen A B C D E Sumber
CO2(g) 27,437 4,2315E-02 -1,9555E-05 3,9968E-09 -2,9872E-13 Yaws, (1999)
O2(g) 29,526 -8,8999E-03 3,8083E-05 -3,2629E-08 8,8607E-12 Yaws, (1999)
CO(g) 29,556 -6,5807E-03 2,0130E-05 -1,2227E-08 2,2617E-12 Yaws, (1999)
Cl2(g) 27,213 3,0426E-02 -3,3353E-05 1,5961E-08 -2,7021E-12 Yaws, (1999)
COCl2(g) 20,747 1,7972E-01 -2,3242E-04 1,4224E-07 -3,3087E-11 Yaws, (1999)
CO(l) 125,595 -1,7022 1,0707E-02 4,1854E-06 - Yaws, (1999)
Cl2(l) 127,601 -6,0215E-01 1,5776E-03 -5,3099E-07 - Yaws, (1999)
COCl2(l) 148,648 -4,2379E-01 7,8886E-04 4,8919E-07 - Yaws, (1999)
Keterangan:
T n
∆Hv = A x Jl 1 - Jp
Tc
Keterangan:
A = Konstanta Antoine
Tc = Temperatur kritis
Keterangan:
∆HR = ∆HR298,15K + J˝ n J– Cp dT - J˝ n J– Cp dT
produk reaktan
1. Heater – 01 (H-01)
Fungsi : Memanaskan feed dari Mixing point – 01 sebelum masuk SOEC.
Keterangan :
Aliran 3 : Aliran Input H-01 dari MP-01
Aliran 4 : Aliran Output H-01 menuju SOEC
Kondisi Operasi :
Tekanan = 1 atm
Tin = 528,7351ᵒC
Tout = 600ᵒC
Perhitungan Panas Input H-01
Panas Sensibel aliran 3 pada temperatur 528,7351ᵒC
Komponen n (Kmol) Cp (KJ/Kmol) Q (KJ)
CO2 212,1610 14898,9772 3160982,149
CO 0,0097 16386,7412 159,0249
O2 0,0235 14729,0119 347,3643
Total 316114,1735
Perhitungan Panas Output H-01
Panas Sensibel aliran 4 pada temperatur 600ᵒC
= (3636715,7018 – 316114,1735) kJ
Dari data tabel F.1 (Felder, 2005), untuk saturated steam pada T = 600
o
C dan diperoleh data :
Qs-in = m x ΔHV
= 322696,62 kJ
Qs-out = m x ΔHL
= 3764,8367 kJ
Neraca Panas Heater – 01 (H-01)
Aliran Panas Masuk (KJ) Panas Keluar (KJ)
Aliran 3 316114,1735 0
Aliran 4 0 3636715,7018
Steam 322696,62 3764,8367
Total 3483837,79 3640480,538
Aliran 5 Aliran 6
Anoda Katoda
Aliran 4
Keterangan :
Aliran 4 : Aliran feed Input SOEC
Aliran 5 : Aliran Output anoda SOEC
Aliran 6 : Aliran Output katoda SOEC
Kondisi Operasi :
Tekanan = 1 atm
Tin = 600ᵒC (Aliran 4)
Tout = 665,41ᵒC (Aliran 5 dan 6)
Tsoec = 800ᵒC
Perhitungan Panas Input SOEC
Panas Sensibel aliran 4 pada temperatur 600ᵒC
CO2 CO + ½ O2
Panas Reaksi Reaktan pada temperature 600ᵒC
Keterangan :
Aliran 6 : Aliran Input HE-01 dari SOEC
Aliran 7 : Aliran Output HE-01 menuju CH-01
Kondisi Operasi :
P = 1,03 Kg/cm2
Fluida Panas
T1 = 665,4105 ᵒC
T2 = 605,4105 ᵒC
Fluida Dingin
T1 = 545,5110 ᵒC
T2 = 600 ᵒC
Perhitungan Panas Input HE-01 A
Panas Sensibel fluida dingin pada temperatur 545,5110ᵒC
Komponen n (Kmol) Cp (KJ/Kmol) Q (KJ)
CO2 180,4051 19164,5621 3457386,544
CO 0,0169 15422,1021 261,7575
O2 0,0464 15231,9323 707,2506
Total 3458355,553
= 3.458.355,553 kJ/Jam
= 3.904.409,740 kJ/jam
Q = Qoutput - Qinput
= 446.054,188 kJ/Jam
= 422.783,987 Btu/hr
4. Chiller – 01 (CH-01)
Fungsi : Mendinginkan aliran dari keluaran SOEC
Gambar :
Keterangan :
Aliran 7 : Aliran feed Input CH-01
Aliran 8 : Aliran Output CH-01
Aliran refrigerant : Aliran panas ammonia cair
Kondisi Operasi :
Tekanan = 1 atm
Tin = 125,4105ᵒC (Aliran 7)
Tout = 30ᵒC (Aliran 8)
5. Heater – 02 (H-02)
Fungsi : Memanaskan feed dari Electric Mixing Valve sebelum masuk HE-
01.
Keterangan :
Aliran 12 : Aliran Input H-02 dari Electric Mixing Valve (EMV-01)
Aliran 13 : Aliran Output H-02 menuju HE-01
Kondisi Operasi :
Tekanan = 1 atm
Tin = 30ᵒC
Tout = 66,0095ᵒC
Perhitungan Panas Input H-02
Panas Sensibel aliran 12 pada temperatur 30ᵒC
Komponen n (Kmol) Cp (KJ/Kmol) Q (KJ)
CO2 180,4051 147,5203 26613,4341
Cl2 0,0169 136,4439 2,3158
O2 0,0464 147,6985 6,8579
Total 26615,75
Dari data tabel F.1 (Felder, 2005), untuk saturated steam pada T = 130
o
C dan diperoleh data :
Entalpi liquid jenuh, ΔHL = 546,3 kJ/Kg
Entalpi uap jenuh, ΔHV = 2719,9 kJ/Kg
Panas Latent, λ = 2173,6 kJ/Kg
Jumlah steam yang dibutuhkan:
m = Qsteam / λ
= 90,1373 Kg
Panas yang dibawa steam masuk (Qs-in)
Qs-in = m x ΔHV
= 245164,6245 kJ
Panas yang dibawa steam keluar (Qs-out)
Qs-out = m x ΔHL
= 49242,0435 kJ
(10)
(11)
PSA-1 PSA-2
(9)
Keterangan :
Aliran 9 : Aliran masuk PSA-01 keluaran dari K-01
Aliran 15 : Aliran Karbon Monoksida keluar PSA untuk feed R-01
Aliran 10 : Aliran Karbon Dioksida keluar PSA untuk recycle
Kondisi Operasi :
Tekanan = 2 atm
Tin = 30ᵒC
Tout = 30ᵒC
Perhitungan Panas Input H-02
Panas Sensibel aliran 9 pada temperatur 30ᵒC
Komponen n (Kmol) Cp (KJ/Kmol) Q (KJ)
CO2 42,4322 137,7131 5843,4712
Cl2 169,7288 147,5203 25083,4508
O2 0,0084 147,6985 1,2542
Total 30883,1764
Keterangan :
Aliran 19 : Aliran Input H-03 dari Mass Flow Controller (MFC-01)
Aliran 20 : Aliran Output H-03 menuju R-01
Kondisi Operasi :
Tekanan = 2 atm
Tin = 30ᵒC
Tout = 100ᵒC
= (36615,1809– 82,8856) kJ
Dari data tabel F.1 (Felder, 2005), untuk saturated steam pada T =
336oC dan diperoleh data :
Qs-in = m x ΔHV
= 1265760,495 kJ
Qs-out = m x ΔHL
= 749895,9844 kJ
(19)
R-01
(18)
Keterangan :
Aliran 20 : Aliran feed Input R-01
Aliran 21 : Aliran Output R-01
Kondisi Operasi :
Tekanan =2
Tin = 100ᵒC (Aliran 20)
Tout = 100ᵒC (Aliran 21)
CO + Cl2 COCl2
9. Cooler – 01 (C-01)
Fungsi : Mendinginkan aliran dari keluaran R-01
Gambar :
Keterangan :
Aliran 21 : Aliran feed Input C-01
Aliran 22 : Aliran Output C-01
Aliran refrigerant : Aliran panas air
Kondisi Operasi :
Tekanan = 1 atm
Tin = 100ᵒC (Aliran 21)
Tout = 48,8025ᵒC (Aliran 22)
Perhitungan Panas Input C-01
Panas Sensibel aliran 21 pada temperatur 100ᵒC
Komponen n (Kmol) Cp (KJ/Kmol) Q (KJ)
CO2 84,8389 2200,9269 186724,3236
Cl2 0,0084 2121,9828 18,0080
COCl2 84,8559 2029,9128 172250,1256
Total 186742,332
Keterangan :
Kondisi Operasi :
Tekanan = 17 atm
(24)
(21)
KOD-01
(22)
Keterangan :
Aliran 24 : Aliran feed Input dari PC-01
Aliran 25 : Aliran Output liquid KOD-01
Aliran 27 : Aliran Output vapor KOD-01
Kondisi Operasi :
Tin = 48,8025ᵒC (Aliran 24)
Tout = 48,8025ᵒC (Aliran 25)
Tout = 48,8025ᵒC (Aliran 27)
Perhitungan Panas Input KOD-01
Panas Sensibel aliran 24(liquid) pada temperatur 48,8025ᵒC
Komponen n (Kmol) Cp (KJ/Kmol) Q (KJ)
CO 2,0551 700,4409 1439,5243
Cl2 0,0036 656,2087 2,3728
COCl2 63,6375 701,7329 44656,562
Total 46098,459
Keterangan :
Aliran 27 : Aliran feed Input PC-02
Aliran 28 : Aliran Output PC-02
Aliran refrigerant : Aliran air pendingin
Kondisi Operasi :
Tekanan = 17 atm
Tin = 48,8025ᵒC (Aliran 27)
Tout = 32,9030ᵒC (Aliran 28)
Perhitungan Panas Input PC-02
Panas Sensibel aliran 27 pada temperatur 48,8025ᵒC
Komponen n (Kmol) Cp (KJ/Kmol) Q (KJ)
CO2 84,8003 700,4409 57996,7505
Cl2 0,0048 656,2087 3,1960
COCl2 23,2771 701,7329 16334,3514
Total 57999,947
Perhitungan Panas Output PC-02
Panas Sensibel aliran 24(liquid) pada temperatur 32,9030ᵒC
Komponen n (Kmol) Cp (KJ/Kmol) Q (KJ)
CO2 1,8634 233,0735 434,3092
Cl2 0,0040 216,0101 0,8722
COCl2 22,5963 233,3801 5273,5328
Total 5708,7143
QLc = - QLv
= 8516,4612 kJ
= 42582,306 Kj
Neraca Panas Partial Condensor - 02 (PC-02)
Aliran Panas Masuk (KJ) Panas Keluar (KJ)
Qin 57999,9466 0
Qout 0 24732,0452
Q,lv 0 -797,9433
Qw-in 8516,4611 0
Qw-out 0 42582,3058
Total 66516,4077 66516,4077
(24)
(21)
KOD-01
(22)
Keterangan :
Aliran 28 : Aliran feed Input dari PC-02
Aliran 30 : Aliran Output liquid KOD-02
Aliran 29 : Aliran Output vapor KOD-02
Kondisi Operasi :
Tin = 32,9030ᵒC (Aliran 28)
Tout = 32,9030ᵒC (Aliran 30)
Tout = 32,9030ᵒC (Aliran 29)
Perhitungan Panas Input KOD-02
Panas Sensibel aliran 28(liquid) pada temperatur 32,9030ᵒC
Komponen n (Kmol) Cp (KJ/Kmol) Q (KJ)
CO 1,8634 233,0735 434,3092
Cl2 0,0040 216,0101 0,8722
COCl2 22,5963 233,3801 5273,5328
Total 5708,7143
Panas Sensibel aliran 28(gas) pada temperatur 32,9030ᵒC
Perhitungan Desain :
a. Kapasitas Tangki (Vt)
—
Volume campuran = T .=I= LAJUEIL=J=J
U
5:= Æ
: =8= 68
= /
T u D=NET 5
:44 Æ
6=:8
= 20,3533 m3
ˇŁ …ªŁÆ 64 Æ
7977 /
Volume 1 tangki = JL
ˆŁ ˝Æ 5
= 20,3533 m3
Faktor keamanan = 10% (Sumber: Rule of Thumb Walas,
1988)
Vt = (1+10%) x 20,3533 m3
= 22,3887 m3
b. Diameter Tangki (Dt)
8
Volume bola = 7 ŁN7
5
= : Ł&P7
5 66
=: &P7
;
= 0,5238 Dt3
Maka,
Vt = 0,5238 Dt3
ˇ
Dt3 = 4Æ967<
66 Æ
7<<; /
= 4Æ
967<
= 42,7420 m3
/
Dt = vt Æ
yvtr
= 3,4964 m
rt = 1,7482 m
c. Tebal Tangki (t)
t =6 JE %
»? 4Æ
6
Dimana :
P : Maximum Allowable Internal Pressure = 14,4350 psig (5-
10% of working pressure, Coulson, 6th Ed. Page 827)
ri : Jari-jari Kolom = 1,7482 m = 68,8263 inch
S : Working Stress Allowable = 20000 psi (Table
12.10, Peter page 576)
EJ : Welding Joint Efficiency = 0,85 (Table 12.10,
Peter page 576)
Cc : Tebal Korosi yang diizinkan = 0,165 inch (Peter,
1991 page 542)
Life time : 11 Tahun
Maka,
14,435 psig × 68,8263 inch
t = 2 ×20000 psi ×0,85 - 0,2×14,4350 psig +0,165 inch
= 0,1942 inch
= 0,0049 m
d. Diameter Outside (OD)
OD = Dt + 2t
= 3,4964 m + (2 x 0,0049) m
= 3,5062 m
Identifikasi
Nama Alat Tangki
Kode Alat ST-02
Jumlah Alat 1,0000 Unit
Fungsi Alat Menampung bahan baku CO2
Data Desain
Tipe Spherical Tank
Kapasitas 22,3887 m^3
Tekanan 1,0000 atm
Temperatur 30,0000 C
Diameter 3,4964 m
OD 3,5062 m
Tebal Dinding 0,0049 m
High Tensile Steel (SA-302,
Bahan Konstruksi Gr.B)
= 4,4199 m3
ˇŁ …ªŁÆ 8Æ
85== /
Volume 1 tangki = JL
ˆŁ ˝Æ 5
= 4,4199 m3
Faktor keamanan = 10% (Sumber: Rule of Thumb Walas,
1988)
Vt = (1+10%) x 4,4199 m3
= 4,8619 m3
= 0,5238 Dt3
Maka,
Vt = 0,5238 Dt3
ˇ
Dt3 = 4Æ967<
8Æ
<:5= /
= 4Æ
967<
= 9,2817 m3
/
Dt = {Æ
tzsy
= 2,1016 m
rt = 1,0508 m
c. Tebal Tangki (t)
t =6 JE %
»? 4Æ
6
Dimana :
P : Maximum Allowable Internal Pressure = 14,4350 psig (5-
10% of working pressure, Coulson, 6th Ed. Page 827)
ri : Jari-jari Kolom = 1,0508 m = 41,3694 inch
S : Working Stress Allowable = 20000 psi (Table
12.10, Peter page 576)
EJ : Welding Joint Efficiency = 0,85 (Table 12.10,
Peter page 576)
Cc : Tebal Korosi yang diizinkan = 0,165 inch (Peter,
1991 page 542)
Life time : 11 Tahun
Maka,
14,435 psig × 41,3694 inch
t = 2 ×20000 psi ×0,85 - 0,2×14,4350 psig +0,165 inch
= 0,1826 inch
= 0,0046 m
Perhitungan Desain :
a. Kapasitas Tangki (Vt)
I=OO= T H=I= LAJUEIL=J=J
8 JL
@AJOEPU
Volume CO = 54,4841 m3
Volume Cl2 = 0,0031 m3
Volume COCl2 = 3,6099 m3
Volume total tangka (Vt) = 58,0970 m3
ˇŁ …ªŁÆ 9<Æ
4=;4 /
Volume 1 tangki = JL
ˆŁ ˝Æ 5
3
= 58,0970 m
Faktor keamanan = 10% (Sumber: Rule of Thumb Walas,
1988)
Vt = (1+10%) x 58,0970 m3
= 63,9067 m3
e. Diameter Tangki (Dt)
8
Volume bola = 7 ŁN7
5
= : Ł&P7
5 66
=: &P7
;
= 0,5238 Dt3
Maka,
Vt = 0,5238 Dt3
ˇ
Dt3 = 4Æ967<
:7 Æ
=4:; /
= 4Æ
967<
= 122,0038 m3
/
Dt = stt Æ
rruz
= 4,959 m
rt = 2,4799 m
f. Tebal Tangki (t)
t =6 JE %
»? 4Æ
6
Dimana :
P : Maximum Allowable Internal Pressure = 45,3050 psig (5-
10% of working pressure, Coulson, 6th Ed. Page 827)
ri : Jari-jari Kolom = 2,4799 m = 97,6324 inch
S : Working Stress Allowable = 20000 psi (Table
12.10, Peter page 576)
EJ : Welding Joint Efficiency = 0,85 (Table 12.10,
Peter page 576)
Cc : Tebal Korosi yang diizinkan = 0,165 inch (Peter,
1991 page 542)
Life time : 11 Tahun
Maka,
14,435 psig × 68,8263 inch
t = 2 ×20000 psi ×0,85 - 0,2×14,4350 psig +0,165 inch
= 0,2951 inch
= 0,0075 m
Data Desain
Tipe Spherical Tank
Kapasitas 63,9067 m^3
Tekanan 3,0000 atm
Temperatur 32,9030 C
Diameter 4,9597 m
OD 4,9747 m
Tebal Dinding 0,0075 m
Bahan Konstruksi High Tensile Steel (SA-302, Gr.B)
4. Tangki-01 (T-01)
Fungsi : Menampung produk Phosgene
Tipe : Silinder Vertical with Head Type Ellipsoidal
Gambar :
Perhitungan Desain :
a. Kapasitas Tangki (Vt)
W
Volume campuran = x Lama penyimpanan
ρ
8443,5863 kg/jam 24 jam
= x 3 hari x
1365,8239 kg/m3 1 hari
= 148,3702 m3
Volume Campuran 148,3702 m3
Volume 1 tangki = =
Jumlah Tanki 1
= 148,3702 m3
Faktor keamanan = 10% (Sumber: Rule of Thumb Walas,
1988)
Vt = (1+10%) x 148,3702m3
= 163,2072 m3
b. Diameter Tangki (Dt)
Volume Silinder = ŁN6 *
‰ 6 7
= Ł @6 A @6 &A
7
= < Ł&7
Vs = 1,1775 D3
5
Volume Head = 68 Ł&7
= 0,1308 D3
Volume total = Vs + Vh
= 1,1775D3 + 0,1308D3
= 1,3083D3
3 Volume total
D = J§ 1,3083
3 163,2072
= J§ 1,3083
= 4,9966 m
r = 2,4983
c. Tinggi tangka
7
Hs =6&
= 1,5 x 4,9966 m
= 7,4949 m
5
Hh =8&
= 0,25 x 4,9966 m
= 1,8737 m
H total = Hs + Hh
= 7,4949 m + 1,8737 m
= 9,3686 m
d. Tebal Tangki (t)
t =6 JE %
»? 4Æ
6
Dimana :
P : Maximum Allowable Internal Pressure = 45,3050 psig (5-
10% of working pressure, Coulson, 6th Ed. Page 827)
ri : Jari-jari Kolom = 2,4983 m = 98,3581 inch
S : Working Stress Allowable = 18700 psi (Table
4,1991)
EJ : Welding Joint Efficiency = 0,85 (Table 4,1991)
Cc : Tebal Korosi yang diizinkan = 0,165 inch (Peter,
1991 page 542)
Life time : 11 Tahun
Maka,
14,435 psig × 98,3581 inch
t tangki = 2 ×20000 psi ×0,85 - 0,2×14,4350 psig +0,165 inch
= 0,4458 inch
= 0,0113 m
e. Tebal Head
‰
th =6 JE %
»? 4Æ
6
= 0,4454 inch
= 0,0113 m
f. Diameter Outside (OD)
OD = Dt + 2t
= 4,9966 m + (2 x 0,0113) m
= 5,0192 m
Identifikasi
Nama Alat Tangki
Kode Alat T-01
Jumlah Alat 1,0000 Unit
Fungsi Alat Menampung bahan baku Phosgene
Data Desain
Silinder vertical dengan head type
Tipe ellipsoidal
Kapasitas 163,2072 m^3
Tekanan 3,0000 atm
Temperatur 32,9030 C
Diameter 4,9966 m
OD 5,0192 m
Tebal Dinding 0,0113 m
Tinggi 9,3686 m
Bahan Konstruksi Stainless steel 304 (SA-240 )
5. Pompa-01 (P-01)
Fungsi : Mengalirkan Phosgene dari KOD-01 menuju MFC-02
Tipe : Centrifugal Pump
Gambar
Data Desain:
Temperatur, T = 48,8025 ºC = 321,953 K
Flowrate, ms = 6069,2972 kg/jam = 13439,8967 lb/jam
Densitas, ρ = 1351,2078 kg/m3 = 84,3634 lb/ft3
Viskositas, μ = 0,3539 cP = 0,8561 lb/ft jam
Tekanan uap, Puap = 583,5717 mmHg = 32,2735 psi = 4647,3769 lbf/ft2
Faktor keamanan, f = 10%
a. Kapasitas Pompa
mf = (1+f) x ms
= (1+10%) x 13439,8967 lb/jam
= 14783,8864 lb/jam
= 246,3981 lb/min
Volumetrik Flowrate, Qf
Qf = U
68: Æ
7<=5 Æ
= /
<8 Æ
7:78
= 2,9207 ft3/min
= 0,0487 ft3/s
4Æ
48<; / ⁄
= .
4Æ
4957
= 0,9489 ft/s
= 3415,9933 ft/jam
ˇ. : 4Æ
=8<= ;.
= 6 JH67 Æ5;8 ⁄
6 ˛
= 0,014 ft lbf/lb s
2. Reynold Number (NRe)
‰JH ˇ JH U
NRe = P
4Æ
699; JH 7859 Æ
==77 ⁄ JH<8Æ
7:78 ⁄ /
= 4Æ
<9:5 ⁄
= 86059,824
Karena NRe > 4000 maka Turbulent flow
3. Menentukan Fanning Friction Factor, f
Material pipa yang dipilih yaitu Commercial Steel Pipe.
Berdasarkan figure. 14-1, fanning friction factor for long straight pipes (Peter
and Thimmerhaus, 1991), diperoleh equivalent roughness (ε) sebesar 0,00015
ft.
4Æ
44459
=
‰ 4Æ
699;
= 0,0006
Pada NRe = 86059,824 dan ε/D = 0,0006. Berdasarkan figure 14-1,
fanning friction factor for long straight pipes (Peter and Thimmerhaus, 1991),
diperoleh f = 0,0047.
4. Skin Friction Loss (Hfs)
6 JH JH ¯ ˇ.
Hfs = JH (Peter, table 14-1, page
‰ ˛
848)
Berdasarkan Tabel II.1 Alat Industri Kimia Prof. Dr. Ir. Syarifuddin Ismail,
equivalent length dari fitting dan valve, Hal 35 didapatkan data sebagai
berikut:
L = Ls + (Lfitting x ID)
= 19,6848 ft + (64 x 0,2557 ft)
= 36,0468 ft
6 JH4Æ
448; JH7: Æ
48:< JH4Æ
458 ⁄
Hfs = 4Æ
699;
= 0,0185 ft lbf/lb
5. Sudden Contraction Friction Loss (Hfc)
- 86
* J L J H
t C
Dimana :
Kc = 0,45 (Dari Grafik II.13,
Syarifuddin)
A1 : Luas Penampang 1 = 0,0513 ft2
A2 : Luas Penampang 2 = A1>>>>A2
α = 1 (Untuk Aliran Turbulen)
A2/A1 = 0 (A2/A1 diabaikan karena luas A1 sangat besar
dibandingkan dengan luas A2)
Maka,
4Æ
89
Hfc = 6 JH5 JH r Æ
rsv BPH>BH>
= 0,0031 ft lbf/lb
6. Fitting and Valve Friction Loss (Hff)
ˇ.
* JL - JH (Pers. II.7, Ismail, 1999)
˛
Nilai Kf diperoleh dari tabel II.2. Alat Industri Kimia, Prof. Dr. Ir.
Syarifuddin Ismail, hal 35:
Elbow 90º std = 0,9
Gate Valve = 0,2
Tee = 1,8
Nilai Kf = 2 x elbow 90º std + 0 x gate valve + 0 x Tee
= 2 x 0,9 + 0 x 0,2 + 0 x 1,8
= 1,8
Maka,
Hff = 1,8 x 0,014 ft lbf/lb
= 0,0252 ft lbf/lb
7. Total Suction Friction Loss (Hf suc)
Hf suc = Hfs + Hfc + Hff
= (0,0185 + 0,0031 + 0,0252) ft
lbf/lb
= 0,0469 ft lbf/lb
8. Suction Head (Hsuc)
A F-01
T-01 C
B
P-01
Suction head, H suc:
Pa Pb g Va 2 Vb 2
Za Zb Hf
gc 2 g
Za =2m = 6,562 ft
Zb =0m = 0 ft (reference)
g/gc = 1 lbf/lb
= 1 lbf/lb x 6,562 ft
= 6,562 ft.lbf/lb
Pa 6877,728 lb/ft2
=
84,363 lb/ft3
= 81,525 ft lbf/lb
Velocity head, Hv
Va – Vb =0
Hv = 0 ft lbf/lb
Maka:
Pa Pb g Va 2 Vb2
Za Zb Hf
gc 2 g
Pb g
Pa Va 2 Vb 2
= + ( Za Zb) + - Hf
gc 2 g
Pb
= 81,525 ft.lbf/lb + 6,562 ft.lbf/lb + 0 ft.lbf/lb – 0,094
ft.lbf/lb
= 87,993 ft.lbf/lb
= 7423,384 lbf/ft2
= 51,551 psi
4Æ
48<; / ⁄
= .
4Æ
4957
= 0,9489 ft/s
= 3415,9933 ft/jam
ˇ. : 5Æ
8:: ;.
= 6 JH76 Æ5;8 ⁄
6 ˛
= 0,067 ft lbf/lb s
2. Reynold Number (NRe)
‰JH ˇ JH U
NRe = P
4Æ
64: JH 96;< Æ
76; ⁄ JH<8Æ
7:78 ⁄ /
= ⁄
4Æ
<9:5
= 107015,201
Karena NRe > 4000 maka Turbulent flow
3. Menentukan Fanning Friction Factor, f
Material pipa yang dipilih yaitu Commercial Steel Pipe.
Berdasarkan figure. 14-1, fanning friction factor for long straight pipes (Peter
and Thimmerhaus, 1991), diperoleh equivalent roughness (ε) sebesar 0,00015
ft.
4Æ
44459
=
‰ 4Æ
64:
= 0,001
Pada NRe = 107015,201 dan ε/D = 0,001. Berdasarkan figure 14-1,
fanning friction factor for long straight pipes (Peter and Thimmerhaus, 1991),
diperoleh f = 0,0063.
4. Skin Friction Loss (Hfs)
6 JH JH ¯ ˇ.
Hfs = JH (Peter, table 14-1, page
‰ ˛
848)
Berdasarkan Tabel II.1 Alat Industri Kimia Prof. Dr. Ir. Syarifuddin Ismail,
equivalent length dari fitting dan valve, Hal 35 didapatkan data sebagai
berikut:
L = Ls + (Lfitting x ID)
= 132,808 ft + (64 x 0,206 ft)
= 45,975 ft
6 JH4Æ
44:7 JH89 Æ
=;9 JH4Æ
4:; ⁄
Hfs = 4Æ
699;
= 0,0131 ft lbf/lb
5. Sudden Contraction Friction Loss (Hfc)
- 86
* JL JH
t C
Dimana :
Kc = 0,45 (Dari Grafik II.13,
Syarifuddin)
A1 : Luas Penampang 1 = 0,033 ft2
A2 : Luas Penampang 2 = A1>>>>A2
α = 1 (Untuk Aliran Turbulen)
A2/A1 = 0 (A2/A1 diabaikan karena luas A1 sangat besar
dibandingkan dengan luas A2)
Maka,
4Æ
89
Hfc = 6 JH5 JH r Æ
rxy BPH>BH>
= 0,0033 ft lbf/lb
6. Fitting and Valve Friction Loss (Hff)
ˇ.
* JL - JH (Pers. II.7, Ismail, 1999)
˛
Nilai Kf diperoleh dari tabel II.2. Alat Industri Kimia, Prof. Dr. Ir.
Syarifuddin Ismail, hal 35:
Elbow 90º std = 0,9
Gate Valve = 0,2
Tee = 1,8
Nilai Kf = 2 x elbow 90º std + 0 x gate valve + 0 x Tee
= 2 x 0,9 + 0 x 0,2 + 0 x 1,8
= 1,8
Maka,
Hff = 1,8 x 0,067 ft lbf/lb
= 0,120 ft lbf/lb
7. Total Discharge Friction Loss (Hf suc)
Hf suc = Hfs + Hfc + Hff
= (0,0131 + 0,0033 + 0,0120) ft
lbf/lb
= 0,285 ft lbf/lb
8. Discharge Head (Hsuc)
A F-01
T-01 C
B
P-01
Pa Pb
Za Zb Va Vb Hf
2 2
g
gc 2 g
Zc =0m = 0 ft (reference)
Zd =9m = 29,528 ft
g/gc = 1 lbf/lb
= 1 lbf/lb x 29,528 ft
= 29,528 ft.lbf/lb
Pa 7406,784 lb/ft2
=
84,363 lb/ft3
= 87,796 ft lbf/lb
Velocity head, Hv
Vc – Vd =0
Hv = 0 ft lbf/lb
Maka:
Pa Pb g Va 2 Vb2
Za Zb Hf
gc 2 g
Pb Va 2 Vb 2
= Pa + g ( Za Zb) + - Hf
gc 2 g
Pb
= 87,796 ft.lbf/lb + 29,528 ft.lbf/lb + 0 ft.lbf/lb – 0,131
ft.lbf/lb
= 117,192 ft.lbf/lb
= 9886,746 lbf/ft2
= 68,658 psi
= 29,199 ft lbf/lb
JH—
BHP =
68: Æ
7=< JH6=Æ
5==
= 4Æ
8<
= 14988,911 ft lbf/min
= 0,454 hp
i. Requirement Driver
Efisiensi motor = 0,8 ( Dianggap 80% karena nilai BHP)
BHP
MHP = Efisiensi motor
0,454
= 0,8
= 0,568 hp
Maka, dipilih motor yang berkekuatan
MHP = 1 hp
Spesifikasi Pompa-01
Mengalirkan phosgene
Fungsi menuju MFC-02
Tipe Centrifugal Pump
o
Temperatur, C 30,000
3
Densitas, kg/m 1351,208
Laju alir massa, kg/jam 6096,297
Viskositas, cP 0,354
Tekanan uap, psi 32,273
Kapasitas pompa, gal/min 21,850
Volumetric Flowrate, ft3/det 0,049
Suction Discharge
NPS, in 3,000 2,500
SN 40,000 40,000
ID, in 3,068 2,469
OD, in 3,500 2,875
L, m 6,000 10,000
Velocity, ft/s 0,949 1,466
Total friction loss, ft lbf/lb 0,094 0,285
Required motor driver, HP 1,000
Jumlah 2,000
Bahan Carbon Steel
6. Pompa – 02 (P-02)
Fungsi : Mengalirkan Phosgene dari KOD-02 menuju MFC-02
Tipe : Centrifugal Pump
Gambar
Data Desain:
Temperatur, T = 30 ºC = 303,15 K
Flowrate, ms = 2237,036 kg/jam = 4931,770 lb/jam
Densitas, ρ = 1351,208 kg/m3 = 84,363 lb/ft3
Viskositas, μ = 0,3539 cP = 0,856 lb/ft jam
Tekanan uap, Puap = 1672,2 mmHg = 32,2735 psi = 4647,3769 lbf/ft2
Faktor keamanan, f = 10%
a. Kapasitas Pompa
mf = (1+f) x ms
= (1+10%) x 4931,770 lb/jam
= 5424,947 lb/jam
= 90,417 lb/min
Volumetrik Flowrate, Qf
Qf = U
=4Æ
85; Æ
= /
<8 Æ
7:7
= 1,072 ft3/min
= 0,018 ft3/s
4Æ
45< / ⁄
= .
4Æ
4957
= 0,348 ft/s
= 1253,499 ft/jam
ˇ. : 4Æ
78< ;.
= 6 JH67 Æ5;8 ⁄
6 ˛
= 0,004 ft lbf/lb s
2. Reynold Number (NRe)
‰JH ˇ JH U
NRe = P
4Æ
699; JH 5697 Æ
8== ⁄ JH<8Æ
7:78 ⁄ /
= ⁄
4Æ
<9:5
= 31579,652
Karena NRe > 4000 maka Turbulent flow
3. Menentukan Fanning Friction Factor, f
Material pipa yang dipilih yaitu Commercial Steel Pipe.
Berdasarkan figure. 14-1, fanning friction factor for long straight pipes (Peter
and Thimmerhaus, 1991), diperoleh equivalent roughness (ε) sebesar 0,00015
ft.
4Æ
44459
=
‰ 4Æ
699;
= 0,0006
Pada NRe = 31579,652 dan ε/D = 0,0006. Berdasarkan figure 14-1,
fanning friction factor for long straight pipes (Peter and Thimmerhaus, 1991),
diperoleh f = 0,0058.
4. Skin Friction Loss (Hfs)
6 JH JH ¯ ˇ.
Hfs = JH (Peter, table 14-1, page
‰ ˛
848)
Berdasarkan Tabel II.1 Alat Industri Kimia Prof. Dr. Ir. Syarifuddin Ismail,
equivalent length dari fitting dan valve, Hal 35 didapatkan data sebagai
berikut:
L = Ls + (Lfitting x ID)
= 19,6848 ft + (64 x 0,2557 ft)
= 36,0468 ft
6 JH4Æ
448; JH7: Æ
48:< JH4Æ
458 ⁄
Hfs = 4Æ
699;
= 0,006 ft lbf/lb
5. Sudden Contraction Friction Loss (Hfc)
- 86
* JL JH
t C
Dimana :
Kc = 0,45 (Dari Grafik II.13, Syarifuddin)
A1 : Luas Penampang 1 = 0,0513 ft2
A2 : Luas Penampang 2 = A1>>>>A2
α = 1 (Untuk Aliran Turbulen)
A2/A1 = 0 (A2/A1 diabaikan karena luas A1 sangat besar dibandingkan luas A2)
Maka,
4Æ
89
Hfc = 6 JH5 JH r Æ
rv BPH>BH>
= 0,001 ft lbf/lb
6. Fitting and Valve Friction Loss (Hff)
ˇ.
* JL - JH (Pers. II.7, Ismail, 1999)
˛
Nilai Kf diperoleh dari tabel II.2. Alat Industri Kimia, Prof. Dr. Ir.
Syarifuddin Ismail, hal 35:
Elbow 90º std = 0,9
Gate Valve = 0,2
Tee = 1,8
Nilai Kf = 2 x elbow 90º std + 0 x gate valve + 0 x Tee
= 2 x 0,9 + 0 x 0,2 + 0 x 1,8
= 1,8
Maka,
Hff = 1,8 x 0,04 ft lbf/lb
= 0,0068 ft lbf/lb
7. Total Suction Friction Loss (Hf suc)
Hf suc = Hfs + Hfc + Hff
= (0,0062 + 0,0008 + 0,0068) ft
lbf/lb
= 0,0138 ft lbf/lb
8. Suction Head (Hsuc)
A F-01
T-01 C
B
P-01
Suction head, H suc:
Pa Pb g Va 2 Vb 2
Za Zb Hf
gc 2 g
Za =2m = 6,562 ft
Zb =0m = 0 ft (reference)
g/gc = 1 lbf/lb
= 1 lbf/lb x 6,562 ft
= 6,562 ft.lbf/lb
Pa 6877,728 lb/ft2
=
84,363 lb/ft3
= 81,525 ft lbf/lb
Velocity head, Hv
Va – Vb =0
Hv = 0 ft lbf/lb
Maka:
Pa Pb g Va 2 Vb2
Za Zb Hf
gc 2 g
Pb g
Pa Va 2 Vb 2
= + ( Za Zb) + - Hf
gc 2 g
Pb
= 81,525 ft.lbf/lb + 6,562 ft.lbf/lb + 0 ft.lbf/lb – 0,014
ft.lbf/lb
= 88,073 ft.lbf/lb
= 7430,130 lbf/ft2
= 51,598 psi
4Æ
45< / ⁄
= .
4Æ
477
= 0,538 ft/s
= 1936,882 ft/jam
ˇ. : 4Æ
97< ;.
= 6 JH76 Æ5;8 ⁄
6 ˛
= 0,0090 ft lbf/lb s
2. Reynold Number (NRe)
‰JH ˇ JH U
NRe = P
4Æ
64: JH 5=7: Æ
<<6 ⁄ JH<8Æ
7:78 ⁄ /
= ⁄
4Æ
<9:5
= 39269,227
Karena NRe > 4000 maka Turbulent flow
3. Menentukan Fanning Friction Factor, f
Material pipa yang dipilih yaitu Commercial Steel Pipe.
Berdasarkan figure. 14-1, fanning friction factor for long straight pipes (Peter
and Thimmerhaus, 1991), diperoleh equivalent roughness (ε) sebesar 0,00015
ft.
4Æ
44459
=
‰ 4Æ
64:
= 0,001
Pada NRe = 39269,227 dan ε/D = 0,001. Berdasarkan figure 14-1,
fanning friction factor for long straight pipes (Peter and Thimmerhaus, 1991),
diperoleh f = 0,0055.
4. Skin Friction Loss (Hfs)
6 JH JH ¯ ˇ.
Hfs = JH (Peter, table 14-1, page
‰ ˛
848)
Berdasarkan Tabel II.1 Alat Industri Kimia Prof. Dr. Ir. Syarifuddin Ismail,
equivalent length dari fitting dan valve, Hal 35 didapatkan data sebagai
berikut:
L = Ls + (Lfitting x ID)
= 32,808 ft + (64 x 0,206 ft)
= 45,975 ft
6 JH4Æ
44:7 JH89 Æ
=;9 JH4Æ
4=4 ⁄
Hfs = 4Æ
699;
= 0,0221 ft lbf/lb
5. Sudden Contraction Friction Loss (Hfc)
- 86
* JL JH
t C
Dimana :
Kc = 0,45 (Dari Grafik II.13, Syarifuddin)
A1 : Luas Penampang 1 = 0,033 ft2
A2 : Luas Penampang 2 = A1>>>>A2
α = 1 (Untuk Aliran Turbulen)
A2/A1 = 0 (A2/A1 diabaikan karena luas A1 sangat besar dibandingkan luas A2)
Maka,
4Æ
89
Hfc = 6 JH5 JH r Æ
r{r BPH>BH>
= 0,0045 ft lbf/lb
6. Fitting and Valve Friction Loss (Hff)
ˇ.
* JL - JH (Pers. II.7, Ismail, 1999)
˛
Nilai Kf diperoleh dari tabel II.2. Alat Industri Kimia, Prof. Dr. Ir.
Syarifuddin Ismail, hal 35:
Elbow 90º std = 0,9
Gate Valve = 0,2
Tee = 1,8
Nilai Kf = 2 x elbow 90º std + 0 x gate valve + 0 x Tee
= 2 x 0,9 + 0 x 0,2 + 0 x 1,8
= 1,8
Maka,
Hff = 1,8 x 0,090 ft lbf/lb
= 0,016 ft lbf/lb
7. Total Discharge Friction Loss (Hf suc)
Hf suc = Hfs + Hfc + Hff
= (0,022 + 0,004 + 0,016) ft lbf/lb
= 0,043 ft lbf/lb
8. Discharge Head (Hsuc)
A F-01
T-01 C
B
P-01
Discharge head, H suc:
Pa Pb g Va 2 Vb 2
Za Zb Hf
gc 2 g
Zc =0m = 0 ft (reference)
Zd =9m = 29,528 ft
g/gc = 1 lbf/lb
= 1 lbf/lb x 29,528 ft
= 29,528 ft.lbf/lb
Pa 7406,784 lb/ft2
=
84,363 lb/ft3
= 87,796 ft lbf/lb
Velocity head, Hv
Vc – Vd =0
Hv = 0 ft lbf/lb
Maka:
Pa Pb g Va 2 Vb2
Za Zb Hf
gc 2 g
Pb g
Pa Va 2 Vb 2
= + ( Za Zb) + - Hf
gc 2 g
Pb
= 87,796 ft.lbf/lb + 29,528 ft.lbf/lb + 0 ft.lbf/lb – 0,0221
ft.lbf/lb
= 117,302 ft.lbf/lb
= 9886,965 lbf/ft2
= 68,722 psi
= 29,299 ft lbf/lb
JH—
BHP =
=4Æ
85: JH6=Æ
66=
= 4Æ
78
= 7772,755 ft lbf/min
= 0,235 hp
13. Requirement Driver
Efisiensi motor = 0,8 ( Dianggap 80% karena nilai BHP)
BHP
MHP = Efisiensi motor
0,235
= 0,8
= 0,294 hp
Maka, dipilih motor yang berkekuatan
MHP = 1 hp
Spesifikasi Pompa-02
Mengalirkan phosgene menuju
Fungsi MFC-02
Tipe Centrifugal Pump
Temperatur, oC 30,000
Densitas, kg/m3 1351,208
Laju alir massa, kg/jam 2237,036
Viskositas, cP 0,354
Tekanan uap, psi 32,273
Kapasitas pompa, gal/min 8,018
Volumetric Flowrate, ft3/det 0,018
Suction Discharge
NPS, in 3,000 2,500
SN 40,000 40,000
ID, in 3,068 2,469
OD, in 3,500 2,875
L, m 6,000 10,000
Velocity, ft/s 0,348 0,538
Total friction loss, ft lbf/lb 0,014 0,043
Required motor driver, HP 1,000
Jumlah 2,000
Bahan Carbon Steel
7. Heater-01 (H-01)
Fungsi : Menaikkan temperatur keluaran EMV-01 sebelum masuk ke
SOEC
W = 282,9396 lb/jam
T1 = 1202oF
T2 = 1202oF
w = 20582,5772 lb/jam
t1 = 983,7232oF
t2 = 1112oF
dalam menentukan posisi fluida di Double Pipe Heat Exchanger, dapat ditinjau dari
fouling factor fluida yang mengalir. Berdasarkan tabel 12.2 Coulson, fouling factor
untuk fluida panas dan dingin sebesar 0,0001 (m2 oC/W) dan 0,0002 (m2 oC/W).
Fluida yang memiliki fouling factor lebih besar ditempatkan di inner.
Perhitungan:
Q = 475574,5283 Btu/jam
b. LMTD
Karena A<200 ft2, maka dipilih HE jenis Double Pipe Heat Exchanger.
Rencana Klasifikasi
Data Pipa Annulus Inner Pipe
IPS (in) 6 3
SN 40 40
OD (in) 6,625 3,5
ID (in) 6,065 3,0680
a” (ft2/ft) 1,734 0,9170
= (0,50542 – 0,29172)
4
= 0,1337ft2
Equivalent Diameter
De =
D 2
2
D1
2
D1
Jk0,50542 - 0,29172 Jo
= = 0,5841 ft
0,2917
e. Kecepatan Massa, Ga
Ga = W/aa
20582,5772
= = 153893,4886 lb/hr.ft2
0,1337
f. Pada 1047,86oF
μ = 0,0353 lb/ft.hr
Rea = De.Ga/μ
0,0353 × 153893,4886
= = 1051946,78
0,0353
g. JH = 1.000
h. k = 0,0334 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 12,2695 Btu/lb.oF
1
1
c 12,2695×0,0353 JW3
3
= @ 0,0334 A = 10,4623
k
k c
0 ,14
3
i. ho = JH
De k w
0,0334
= 1000 x x 10,4623 x 1
0,5841
= 598,3164 Btu/hr.ft2.oF
ap = D2
4
= (0,2557)2
4
= 0,0513 ft2
b. Kecepatan Massa, Gp
Gp = w/ap
282,9396
= = 5514,1162 lb/hr.ft2
0,0513
c. Pada 1202oF
μ = 0,0048 lb/ft.hr
Rep = D.Gp/μ
0,0513×5514,1162
= = 290985,53
0,0048
JH = 595
d. k = 3,2822 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 70,7090 Btu/lb.oF
1
1
c 0,2178×0,1229 JW3
3
= @ 6,3710 A = 0,4712
k
1
k c
0 ,14
3
e. hi = JH
De k w
3,2822
= 595 x 0,2557 x 0,4712 x 1
= 3599,1182 Btu/hr.ft2.oF
= 3599,1182 x 3,0680/3,5000
= 3154,8842 Btu/hr.ft2.oF
1 1
Rd
U D UC
UD = 334,6356 Btu/hr.ft2.oF
i. Required Surface
Q
A = UD× Δt
A = 9,303 ft2
Dari tabel 11 Kern, untuk 3 in IPS standard pipe, external surface/foot length =
0,9170 ft
A
Required length = a" = 10,1454 ft
= 10 ft
A sebenarnya = L × a”
= 9,3034 ft2
Q
UD = A × Δt
UD = 334,6356 Btu/hr.ft2.oF
UC U D
Rd =
UC U D
Rd = 0,0010 hr.ft2.oF/Btu
PRESSURE DROP
COLD FLUID: Annulus,
a. De’ = (D2 – D1)
= 0,2138 ft
Rea’ = De’.Ga/μ
= 1051946,7822
0,264
ƒ = 0,0035 + : 1051946,7822; 0,42 = 0,0043
ρ = 0,0400 lb/ft3
4 fGa 2 L
b. ΔFa =
2 g2 De
= 14405,2718 ft
G 317.045,0323
c. V = = 3600×11,9347 = 786,8538 ft/s
3600
V 2 786,8538
Ft = 2 x = 2 x @2×32,2 A= 19227,9163 ft
2g
(ΔFa+ΔFt)ρ
ΔPa = 144
= 9,3373 Psi
ρ = 18,5052 lb/ft3
4 fGp 2 L
b. ΔFp =
2 g2 D
= 0,0000082 ft
1,3305×74,9332
ΔPp = = 0,0000010 Psi
144
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Heater
Kode Alat H-01
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
598,3164 h outside 3154,8842
Uc = 502,9358
UD = 334,6356
RD calculated = 0,00100
RD required = 0,00100
9,3373 P Calculated (psi) 0,00000
10,0000 P Allowable (psi) 10,0000
8. Heater-02 (H-02)
Fungsi : Menaikkan temperatur keluaran EMV-02 sebelum masuk ke
HE-01
Tipe : Double Pipe Heat Exchanger
Gambar :
Perhitungan :
a. Beban Panas H-02
Q = 195922,5809 Btu/jam
b. LMTD
c. Tc = 266oF ; tc = 119,24oF
Berdasarkan tabel 8 Heat Transfer, diambil :
Karena A<200 ft2, maka dipilih HE jenis Double Pipe Heat Exchanger.
= (0,50542 – 0,29172)
4
= 0,1337ft2
Equivalent Diameter
De =
D 2
2
D1
2
D1
Jk0,50542 - 0,29172 Jo
= = 0,5841 ft
0,2917
e. Kecepatan Massa, Ga
Ga = W/aa
17504,2189
= = 130876,9686 lb/hr.ft2
0,1337
f. Pada 119,24oF
μ = 0,0389 lb/ft.hr
Rea = De.Ga/μ
0,5841 × 130876,9686
= = 1966534,77
0,0389
g. JH = 1000
h. k = 0,0108 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 9,3529 Btu/lb.oF
1
1
c 9,3529×0,0389 JW3
3
= @ 0,0108 A = 11,2742
k
k c
0 ,14
3
i. ho = JH
De k w
0,0108
= 1000 x 0,5841 x 11,2742 x 1
= 207,4847 Btu/hr.ft2.oF
ap = D2
4
= (0,2557)2
4
= 0,0513 ft2
l. Kecepatan Massa, Gp
Gp = w/ap
198,7186
= = 3872,7614 lb/hr.ft2
0,0513
m. Pada 266oF
μ = 0,3188 lb/ft.hr
Rep = D.Gp/μ
0,2557×3872,7614
= = 3105,98
0,3188
JH = 9,5
n. k = 2,1733 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 19,7194 Btu/lb.oF
1
1
c 19,7174×0,3188 JW3
3
= @ 2,1733 A = 1,4243
k
1
k c
0 ,14
3
o. hi = JH
De k w
2,1733
= 9,5 x 0,2557 x 1,4243 x 1
= 115,0207 Btu/hr.ft2.oF
= 115,0207 x 3,0680/3,5000
= 100,8283 Btu/hr.ft2.oF
100,8283×115,0207
= = 67,8522 Btu/hr.ft2.oF
100,8283+115,0207
r. Design Overall Coefficient, UD
Rd diasumsikan 0,001
1 1
Rd
U D UC
UD = 63,5408 Btu/hr.ft2.oF
s. Required Surface
Q
A = UD× Δt
A = 20,265 ft2
Dari tabel 11 Kern, untuk 3 in IPS standard pipe, external surface/foot length =
0,9170 ft
A
Required length = a" = 22,0989 ft
= 22 ft
A sebenarnya = L × a”
= 20,2647 ft2
Q
UD = A × Δt
UD = 63,5408 Btu/hr.ft2.oF
UC U D
Rd =
UC U D
Rd = 0,0010 hr.ft2.oF/Btu
PRESSURE DROP
COLD FLUID: Annulus,
a. De’ = (D2 – D1)
= 0,2138 ft
Rea’ = De’.Ga/μ
= 1966534,7717
0,264
ƒ = 0,0035 + : 1966534,7717; 0,42 = 0,0041
ρ = 0,1041 lb/ft3
4 fGa 2 L
b. ΔFa =
2 g2 De
= 3205,8733 ft
G 130876,9686
c. V = = 3600×0,1041 = 349,2306 ft/s
3600
V 2 349,2306
Ft = 2 x = 2 x @2×32,2 A= 3787,6396 ft
2g
(ΔFa+ΔFt)ρ
ΔPa = 144
= 5,0557 Psi
a. Rep = 3106
0,264
ƒ = 0,0035 + = 0.0125
31060,42
ρ = 23,9331 lb/ft3
4 fGp 2 L
b. ΔFp =
2 g2 D
= 0,0000136 ft
1,3305×74,9332
ΔPp = = 0,0000023 Psi
144
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Heater
Kode Alat H-02
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
207,4847 h outside 100,8238
Uc = 67,8522
UD = 63,5408
RD calculated = 0,00100
RD required = 0,00100
5,0557 P Calculated (psi) 0,00000
10,0000 P Allowable (psi) 10,0000
9. Heater – 03 (H-03)
Fungsi : Menaikkan temperatur keluaran MFC-01 sebelum masuk ke R-
01
Tipe : Double Pipe Heat Exchanger
Gambar :
Perhitungan :
a. Beban Panas H-03
Q = 515867,0141 Btu/jam
b. LMTD
Fluida Panas (oF) Fluida Dingin (oF)
636,8 Suhu tinggi 212
636,8 Suhu rendah 86
0 Selisih -126
t 2 t1
LMTD = = 485,0757oF
ln ( t1 / t 2 )
c. Tc = 636,8oF ; tc = 149oF
Berdasarkan tabel 8 Heat Transfer, diambil :
Karena A<200 ft2, maka dipilih HE jenis Double Pipe Heat Exchanger.
= (0,50542 – 0,29172)
4
= 0,1337ft2
Equivalent Diameter
De =
D 2
2
D1
2
D1
Jk0,50542 - 0,29172 Jo
= = 0,5841 ft
0,2917
e. Kecepatan Massa, Ga
Ga = W/aa
23759,8635
= = 177649,6812 lb/hr.ft2
0,1337
f. Pada 149oF
μ = 0,0178 lb/ft.hr
Rea = De.Ga/μ
0,5841 × 177649,6812
= = 1966534,77
0,0178
g. JH = 1000
h. k = 0,0125 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 7,3779 Btu/lb.oF
1
1
c 7,3779×0,0178 JW3
3
= @ 0,0125 A = 8,4716
k
k c
0 ,14
3
i. ho = JH
De k w
0,0125
= 1000 x 0,5841 x 8,4716 x 1
= 181,2324 Btu/hr.ft2.oF
HOT FLUID: Inner Pipe,
a. Flow Area, ap
D = 0,2557 ft
ap = D2
4
= (0,2557)2
4
= 0,0513 ft2
b. Kecepatan Massa, Gp
Gp = w/ap
1054,9028
= = 20558,6494 lb/hr.ft2
0,0513
c. Pada 636,8oF
μ = 0,3188 lb/ft.hr
Rep = D.Gp/μ
0,2557×20558,6494
= = 3105,98
0,3188
JH = 59
d. k = 2,1733 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 19,7194 Btu/lb.oF
1
1
c 19,7174×0,3188 JW3
3
= @ 2,1733 A = 1,4243
k
1
k c
0 ,14
3
e. hi = JH
De k w
2,1733
= 59 x 0,2557 x 1,4243 x 1
= 714,3390 Btu/hr.ft2.oF
f. Koreksi hi pada permukaan OD
hio = hi x ID/OD
= 714,3390 x 3,0680/3,5000
= 626,1692 Btu/hr.ft2.oF
1 1
Rd
U D UC
UD = 140,5523 Btu/hr.ft2.oF
i. Required Surface
Q
A = UD× Δt
A = 8,180 ft2
Dari tabel 11 Kern, untuk 3 in IPS standard pipe, external surface/foot length =
0,9170 ft
A
Required length = a" = 8,92 ft
= 9 ft
A sebenarnya = L × a”
= 8,1797 ft2
Q
UD =
A × Δt
= 123,2318 Btu/hr.ft2.oF
UC U D
Rd =
UC U D
Rd = 0,0010 hr.ft2.oF/Btu
PRESSURE DROP
COLD FLUID: Annulus,
a. De’ = (D2 – D1)
= 0,2138 ft
Rea’ = De’.Ga/μ
= 2410674,7750
0,264
ƒ = 0,0035 + : 2410674,7750; 0,42 = 0,0041
ρ = 0,1904 lb/ft3
4 fGa 2 L
b. ΔFa =
2 g2 De
= 704,2502 ft
G 177649,6812
c. V = = 3600×0,1904 = 259,1944 ft/s
3600
V 2 259,1944
Ft = 2 x = 2 x @2×32,2 A= 2086,3892 ft
2g
(ΔFa+ΔFt)ρ
ΔPa = 144
= 3,6896 Psi
ρ = 23,9331 lb/ft3
4 fGp 2 L
b. ΔFp =
2 g2 D
= 0,0000982 ft
0,0000982×723,9331
ΔPp = = 0,0000163 Psi
144
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Heater
Kode Alat H-03
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
181,2324 h outside 626,1692
Uc = 140,5523
UD = 123,2318
RD calculated = 0,00100
RD required = 0,00100
3,6896 P Calculated (psi) 0,00002
10,0000 P Allowable (psi) 10,0000
b. Power Kompresor, Pw
Kapasitas panas gas campuran (Cpcampuran) = 29,164 kJ/kmol.K
Cpcampuran Cpcampuran 29,164 kJ/kmol.K
k = = Cp = : 29,164 - 8,314; kJ/kmol.K
Cvcampuran campuran - R
= 1,548
k-1
0,0643 k TQ1 P1 k
Power = H@P A -1I (Pers. 8.29. Mc.Cabe, 1993)
520(k-1)ƞ 2
Pw = 8,980 hp
Keterangan :
k = 1,548
Tin = 30°C = 423,150 K = 24 R
Q = 3081,311 ft3/min
P1 = 1 atm
P‚ = efisiensi motor = 80% (Walas, 1990, Hal. 65)
P2 = 2 atm
c. Rasio Kompresi, Rc
Rc = (Pout / Pin)
= (2 atm / 1 atm)
=2
Berdasarkan buku ’Alat Industri Kimia’ (Prof. Dr. Ir. Syarifuddin
Ismail), digunakan single stage compressor karena rasio kompresi lebih
besar dari 5 (Rc > 5), agar rasio kompresi setiap stage sesuai.
d. Temperatur Output, Tout
Stage 1:
P1 = 1 atm
P2 = Rcstage x P1
= 2 atm
Temperatur yang keluar dari stage 1:
k-1
P kN
T2 = T1 x @2 A (Pers. (28), Peters, 1991)
P1
k-1
= T1 x Rcstage k N
= 31,886°C
e. Kapasitas Kompressor
Q = 3081,311 ft3/min
Faktor keamanan = 10%
Kapasitas kompresor = (100% + 10%) x 3081,311 ft3/min
= 3389,442 ft3/min
IDENTIFIKASI
Nama Alat Kompresor
Kode Alat K – 01
Fungsi Mengalirkan udara ke alat PSA-01
Jumlah 1 unit
DATA DESAIN
Tipe Single Stage Centrifugal Flow Compressor
Kapasitas 2765.9959 ft3/min
Tekanan masuk (Pin) 1 atm
Tekanan keluar (Pout) 2 atm
Temperatur masuk (Tin) 30 °C
Temperatur keluar (Tout) 30 °C
Power 8,980 Hp
Bahan Konstruksi Carbon steel
11. Kompresor – 02 (K-02)
Fungsi : Mengalirkan udara ke alat PC-01
Tipe : Centrifugal Compressor
Bahan Konstruksi : Carbon Steel
Gambar :
Perhitungan Desain:
f. Volumetric Flowrate, Q
W 395,998 lb/min
Q JL = = 1267,482 ft3/min
ρ 0,312 lb/ft3
g. Power Kompresor, Pw
Kapasitas panas gas campuran (Cpcampuran) = 29,164 kJ/kmol.K
Cpcampuran Cpcampuran 44,022 kJ/kmol.K
k = = Cp =
Cvcampuran campuran - R : 44,022 - 8,314; kJ/kmol.K
= 1,233
k-1
0,0643 k TQ1 P1 k
Power = H@P A -1I (Pers. 8.29. Mc.Cabe, 1993)
520(k-1)ƞ 2
Pw = 20,171 hp
Keterangan :
k = 1,233
Tin = 30°C = 423,150 K = 24 R
Q = 1267,482 ft3/min
P1 = 2 atm
P‚ = efisiensi motor = 80% (Walas, 1990, Hal. 65)
P2 = 17 atm
h. Rasio Kompresi, Rc
Rc = (Pout / Pin)
= (17 atm / 2 atm)
= 8,5
Berdasarkan buku ’Alat Industri Kimia’ (Prof. Dr. Ir. Syarifuddin
Ismail), digunakan single stage compressor karena rasio kompresi lebih
besar dari 5 (Rc > 5), agar rasio kompresi setiap stage sesuai.
i. Temperatur Output, Tout
Stage 1:
P1 = 1 atm
P2 = Rcstage x P1
= 17 atm
Temperatur yang keluar dari stage 1:
k-1
P kN
T2 = T1 x @P2 A (Pers. (28), Peters, 1991)
1
k-1
= T1 x Rcstage k N
= 52,072°C
j. Kapasitas Kompressor
Q = 1267,482 ft3/min
Faktor keamanan = 10%
Kapasitas kompresor = (100% + 10%) x 3081,311 ft3/min
= 1394,230 ft3/min
IDENTIFIKASI
Nama Alat Kompresor
Kode Alat K – 02
Fungsi Mengalirkan udara ke alat PC-01
Jumlah 1 unit
DATA DESAIN
Tipe Single Stage Centrifugal Flow Compressor
Kapasitas 1267,482 ft3/min
Tekanan masuk (Pin) 2 Atm
Tekanan keluar (Pout) 17 Atm
Temperatur masuk (Tin) 30 °C
Temperatur keluar (Tout) 52,072 °C
Power 20,171 Hp
Bahan Konstruksi Carbon steel
Q = 582958,5865 kJ/jam
= 552535,7267 Btu/jam
∆t2 -∆t1
LMTD = ∆t (Pers. 5.14, Kern, 1965)
2.3 log ( 2JW∆t )
1
LMTD = 184,3241 °F
Berdasarkan Kern (1965), jika digunakan 1-2 shell and tube heat
exchanger, maka nilai perbedaan sebenarnya (true LMTD) didapatkan
berdasarkan faktor koreksi (Ft) yang diperoleh dari Fig. 18.
- Perhitungan Faktor Koreksi (Ft)
T1 - T2
R= (Pers. 12.6, Coulson, 2005)
t2 - t1
R=0
t2 - t1
S= (Pers. 12.7, Coulson, 2005)
T1 - t1
S=0
Ft= 1 (Fig. 18, Kern, 1965)
- Perhitungan ΔTm
ΔTm = Ft x ΔTm (Pers. 12.5, Coulson, 2005)
ΔTm = 5184,3241 °F
d. Temperatur Rata-Rata (Tc dan tc)
(T1 + T2)
- Tc = 2
= 171,8695 °F
(t1 + t2)
- tc = 2
= -25,6 °F
e. Menentukan tipe heat exchanger berdasarkan surface area (A)
Asumsi UD berdasarkan Tabel 8, Kern (1965), dengan fluida panas gas
dan fluida dingin amoniak, didapatkan rentang nilai UD 5-50
Btu/hr.ft2.°F.
Asumsi awal nilai UD = 22,5 Btu/hr.ft2.°F
Q
A =U (Kern, 1965)
D X t
A = 133,2281 ft2
Karena A<200 ft2, maka dipilih HE jenis Double Pipe Heat Exchanger.
Rencana Klasifikasi
= (1,10412 – 1,06252)
4
= 0,0709ft2
Equivalent Diameter
De =
D 2
2
D1
2
D1
Jk1,10412 - 1,06252 Jo
= = 0,0850 ft
1,0625
b. Kecepatan Massa, Ga
Ga = W/aa
589=7 Æ
:;;6
= = 205943,9147 lb/hr.ft2
0,0709
c. Pada 171,8695oF
μ = 0,0464 lb/ft.hr
Rea = De.Ga/μ
0,0850 × 205943,9147
= = 377087,7097
0,0464
d. JH = 415
e. k = 0,0155 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 7,5 Btu/lb.oF
1
1
c 7,5×0,0464 JW3
3
= @ 0,0155 A = 2,8230
k
1
k c
0 ,14
3
f. ho = JH
De k w
0,0155
= 415 x 0,0850 x 2,8230 x 1
= 411793,3095 Btu/hr.ft2.oF
= (1,0075)2
4
= 0,7968 ft2
b. Kecepatan Massa, Gp
Gp = w/ap
426,9007
= = 1181,2332 lb/hr.ft2
0,7968
c. Pada -25,6oF
μ = 0,6192 lb/ft.hr
Rep = D.Gp/μ
1,0075×1181,2332
= = 1922,0378
0,6192
JH =7
d. k = 0,3526 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 18,3776 Btu/lb.oF
1
1
c 19,7174×0,3188 JW3
3
= @ 2,1733 A = 3,1838
k
1
k c
0 ,14
3
e. hi = JH
De k w
0,3526
= 7 x 1,0075 x 3,1838 x 1
= 217,7630 Btu/hr.ft2.oF
f. Koreksi hi pada permukaan OD
Hio = hi x ID/OD
= 217,7630 x 3,0680/3,5000
= 206,4905 Btu/hr.ft2.oF
g. Clean Overall Coefficient, UC
hio ho 206,4905×217,7630
UC = = = 626,1692 Btu/hr.ft2.oF
hio ho 206,4905+217,7630
h. Design Overall Coefficient, UD
Rd diasumsikan 0,001
1 1
Rd
U D UC
UD = 127,4654 Btu/hr.ft2.oF
i. Required Surface
Q
A = UD× Δt
A = 23,5172 ft2
Dari tabel 11 Kern, untuk 3 in IPS standard pipe, external surface/foot length =
0,9170 ft
A
Required length = = 7,0453 ft
a"
UD = 22,4508 Btu/hr.ft2.oF
UC U D
Rd =
UC U D
Rd = 0,0397 hr.ft2.oF/Btu
PRESSURE DROP
COLD FLUID: Annulus,
a. De’ = (D2 – D1)
= 0,0417 ft
Rea’ = De’.Ga/μ
= 184918,0115
0,264
ƒ = 0,0035 + : 184918,0115; 0,42 = 0,0051
ρ = 0,1904 lb/ft3
4 fGa 2 L
b. ΔFa =
2 g2 De
= 2177,7663 ft
G 177649,6812
c. V = = 3600×0,1904 = 3,2961 ft/s
3600
V 2 3,2961
Ft = 2 x = 2 x @2×32,2A= 0,5061 ft
2g
(ΔFa+ΔFt)ρ
ΔPa = 144
= 1,0237 Psi
HOT FLUID: Inner Pipe,
d. Rep = 1922,0378
0,264
ƒ = 0,0035 + = 0,0145
1922,03780,42
ρ = 17,3556 lb/ft3
4 fGp 2 L
= 2 g D
2
e. ΔFp
= 0,0001 ft
0,0001×17,3556
ΔPp = = 0,0000 Psi
144
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Chiller
Kode Alat CH-01
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi Menurunkan suhu setelah SOEC
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
206,4905 h outside 411793,3095
Uc = 206,3870
UD = 22,4508
RD calculated = 0,00100
RD required = 0,00100
1,0237 P Calculated (psi) 0,0000
10,0000 P Allowable (psi) 10,0000
∆t2 -∆t1
LMTD = ∆t2 (Pers. 5.14, Kern, 1965)
2.3 log ( JW∆t )
1
LMTD = 50,5445 °F
h. True LMTD (ΔTm)
Berdasarkan Kern (1965), jika digunakan 1-2 shell and tube heat
exchanger, maka nilai perbedaan sebenarnya (true LMTD) didapatkan
berdasarkan faktor koreksi (Ft) yang diperoleh dari Fig. 18.
- Perhitungan Faktor Koreksi (Ft)
T1 - T2
R= (Pers. 12.6, Coulson, 2005)
t2 - t1
R=0
t2 - t1
S= (Pers. 12.7, Coulson, 2005)
T1 - t1
S=0
Ft= 1 (Fig. 18, Kern, 1965)
- Perhitungan ΔTm
ΔTm = Ft x ΔTm (Pers. 12.5, Coulson, 2005)
ΔTm = 50,5445°F
i. Temperatur Rata-Rata (Tc dan tc)
(T1 + T2)
- Tc = 2
= 165,92 °F
(t1 + t2)
- tc = 2
= 113 °F
j. Menentukan tipe heat exchanger berdasarkan surface area (A)
Asumsi UD berdasarkan Tabel 8, Kern (1965), dengan fluida panas gas
dan fluida dingin amoniak, didapatkan rentang nilai UD 5-50
Btu/hr.ft2.°F.
Asumsi awal nilai UD = 22,5 Btu/hr.ft2.°F
Q
A =U (Kern, 1965)
DX t
A = 106,0156 ft2
Karena A<200 ft2, maka dipilih HE jenis Double Pipe Heat Exchanger.
Rencana Klasifikasi
= (0,50542 – 0,29172)
4
= 0,1337 ft2
Equivalent Diameter
De =
D 2
2
D1
2
D1
Jk0,50542 - 0,29172 Jo
= = 0,5841 ft
0,2917
b. Kecepatan Massa, Ga
Ga = W/aa
649 Æ
7:57
= = 1535,4618 lb/hr.ft2
0,1337
c. Pada 113oF
μ = 0,5903 lb/ft.hr
Rea = De.Ga/μ
0,5841 × 1535,4618
= 0,5903
= 627,86
d. JH = 26,5
e. k = 1,7616 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 17,9653 Btu/lb.oF
1
1
c 17,9653×0,5903 JW3
3
= @ 1,7616 A = 4,8563
k
1
k c
0 ,14
3
k. ho = JH
De k w
1,7617
= 26,5 x 0,5841 x 4,8563 x 1
= 388,0963 Btu/hr.ft2.oF
HOT FLUID: Inner Pipe,
k. Flow Area, ap
D = 0,2557 ft
ap = D2
4
= (0,2557)2
4
= 0,0513 ft2
l. Kecepatan Massa, Gp
Gp = w/ap
23759,8608
= = 463048,0047 lb/hr.ft2
0,0513
m. Pada 165,9oF
μ = 0,0413 lb/ft.hr
Rep = D.Gp/μ
0,2557×463048,0047
= = 2869326,23
0,0413
JH = 1000
n. k = 0,0113 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 10,7481 Btu/lb.oF
1
1
c 10,7481×0,0413 JW3
3
= @ 0,0113 A = 3,3924
k
1
k c
0 ,14
3
o. hi = JH
De k w
0,0113
= 1000 x 10,2557 x 3,3924
= 150,1623 Btu/hr.ft2.oF
p. Koreksi hi pada permukaan OD
Hio = hi x ID/OD
= 150,1623 x 3,0680/3,5000
= 131,6280 Btu/hr.ft2.oF
q. Clean Overall Coefficient, UC
hio ho 131,6280×150,1623
UC = = = 98,2912 Btu/hr.ft2.oF
hio ho 131,6280+150,1623
r. Design Overall Coefficient, UD
Rd diasumsikan 0,001
1 1
Rd
U D UC
UD = 89,4947 Btu/hr.ft2.oF
s. Required Surface
Q
A = UD× Δt
A = 26,6542 ft2
Dari tabel 11 Kern, untuk 3 in IPS standard pipe, external surface/foot length =
0,9170 ft
A
Required length = a" = 29,0660 ft
UD = 89,4947 Btu/hr.ft2.oF
UC U D
Rd =
UC U D
Rd = 0,0010 hr.ft2.oF/Btu
PRESSURE DROP
COLD FLUID: Annulus,
a. De’ = (D2 – D1)
= 0,2138 ft
Rea’ = De’.Ga/μ
= 627,8550
0,264
ƒ = 0,0035 + : 627,8550; 0,42 = 0,0211
ρ = 26,1503 lb/ft3
4 fGa 2 L
b. ΔFa =
2 g2 De
= 0,0000 ft
G 177649,6812
c. V = = = 0,0163 ft/s
3600 3600×0,1904
V 2 3,2961
Ft = 2 x = 2 x @2×32,2A= 0,0000 ft
2g
(ΔFa+ΔFt)ρ
ΔPa = = 0,0000 Psi
144
ρ = 0,2758 lb/ft3
4 fGp 2 L
= 2 g D
2
e. ΔFp
= 614,9674 ft
0,0001×17,3556
ΔPp = = 1,1780 Psi
144
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Cooler
Kode Alat C-01
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi Menurunkan suhu setelah SOEC
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
388,0963 h outside 131,6280
Uc = 98,2912
UD = 89,4947
RD calculated = 0,00100
RD required = 0,00100
0,0000 P Calculated (psi) 1,17803
10,0000 P Allowable (psi) 10,0000
= 3.458.355,553 kJ/Jam
= 3.904.409,740 kJ/jam
Q = Qoutput - Qinput
= 446.054,188 kJ/Jam
= 422.783,987 Btu/hr
1.2. LMTD
117,7 °F - 107,8 °F
=
ln (117,7 °FJW107,8 °F)
= 112,706 °F
t2 - t1
S = T1 - t1
1.112 °F - 1.013,9 °F
= 1.229,7 °F - 1.013,9 °F
= 0,45
T1 - T2
R = t2 - t1
1.229,7 °F - 1.121,7 °F
= 1.112 °F - 1.013,9 °F
= 1,10
Ft = 0,77 (Kern, Fig. 20)
Δt = LMTD x Ft
= 112,706 °F x 0,77
= 86,22 °F
1.3. TC Average dan tC Average
T1 + T2
Tc = Tavg = 2
1.229,7 °F + 1.121,7 °F
= 2
= 1.175,7 °F
t1 + t2
tc = tavg = 2
1.013,9 °F + 1.112 °F
=
2
= 1.062,96 °F
1.4. Tube
1.4.1 Trial UD
Asumsi UD (untuk heavy organic 40-75) = 22,5 (Kern, Table 8)
Q
A = UD × ∆t
422.783,987
= 22,5 × 86,22
= 217,935 ft2
Karena A > 200 ft2, maka direncanakan menggunakan Shell and Tube Heat
Exchanger
Panjang Tube (L) = 20 Ft = 240 Inch (Data Design)
Outside Diameter (OD) = 1 Inch
BWG = 14 (Data Spesifik
Design)
5
Pass = 2 in OD tubes on 1.8 – in square pitch
217,9348 ft2
= 20 ft × 0,2618 ft
= 41,595
≈ 52 Tubes (Kern, Table 9)
1.4.2. Koreksi UD
A = 0 JH . JH =6
= 52 x 20 ft x 0,2618 ft
= 272,4507 ft2
Q
UD = A × ∆t
422.783,987 Btu/hr
=
272,4507 ft2 × 86,22 ℉
Karena nilai UD perhitungan mendekati dengan nilai trial UD, maka untuk
data shell :
Inside Diameter (ID) = 12 Inch
Baffle Space (B = ID/2) = 6 Inch
Pass = 1
Pt = 1,25
1.4.3. Total Flow Area
Flow area/tube (a't) = 0,546 Inch2
Nt × a't
Total flow area (at) = 144 ×n
52 ×0,546 inch2
= inch2
144 ×1
ft2
= 0,0986 ft2
= 148.036,310 lb/hr.ft2
1.4.5. Reynold Number (Ret)
tavg = 1.175,739 °F
= 106.975,966
L/D = 287,959
= 0,153
1.4.8. Koefisien Tube Side
k ` x µ 1/3 μ 0,14
hi = F` x @DAx ( ) x (P )
k
μ 0,14
Dimana ( μ ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
w
0,0358 Btu/hr.ft.℉
hi = 268 x @ Ax 0,1531/3 x
0,0695 ft
10,14
= 147,971 Btu/hr.ft2.°F
hio = hi x (ID/OD)
Btu 0,834 inch
= 147,971 2 x
hr.ft .℉ 1 inch
= 123,408 Btu/hr.ft2.°F
1.5. Shell
1.5.1. Fluida Panas (Shell Side) – Luas Area Laluan (as)
Tc = Tavr = 1.062,96 °F
Baffle Spacing (B) = 6 Inch
Clearance (C’) = Pitch – OD
= 0,25
ID x C' x B
Luas Area Laluan (as) = 144 x pitch
12 ×0,25 ×6
= 144 ×1,25
= 0,1 ft2
1.5.2. Laju Alir (Gs)
—
Laju Alir (Gs) = as
17.504,219 lb/hr
=
0,1 ft2
= 175.042,198 lb/hr.ft2
1.5.3. Reynold Number (REs)
Tc = Tavr = 1.062,96 °F
‰—x Gs
Res = μ
= 150.089,513
1.5.4. Nilai jH
20 ft
L/D = 0,0825 ft
= 242,5833
= 0,535
0,0358
ho = 275 x @0,0825Ax 0,5351/3 x 10,14
= 63,924 Btu/hr.ft2.°F
= 42,111 Btu/hr.ft2.°F
1.7. Dirt Factor (Rd)
(UC - UD )
Rd = (UC x UD )
(42,111 - 17,998)
= (42,111 x 17,998)
= 0,032
1.8. Pressure Drop (ΔP)
1.8.1. Tube Side
Ret = 106,975,966
Faktor Friksi (f) = 0,00015 (Kern, Fig. 26)
s = 1,29 (Kern, Table
6)
f x G2t x L x n
Pt =
Jk5,22 x 1010 Jox De x s
= 0,0136 psi
Keterangan :
ΔP : Pressure Drop pada Tube
f : Faktor Friksi
Gt : Laju Alir
L : Panjang Tube
n : Tube Passes
De : Diameter Ekuivalen
s : Specific Gravity
Gt = 148.036,310 lb/hr.ft2
Ø.
= 0,0029
6
8Æ ˇ.
Pr = JH 6
= 0,018 psi
ΔP = Pt + Pr
= 0,0136 psi + 0,018 psi
= 0,032 psi
1.8.2. Shell Side
Res = 150.089,513
Faktor Friksi (f) = 0,00098 (Kern, Fig. 26)
Number of cross, (N+1)
56 ¯
(N+1) = »
= 480,315
´‰
Di =
56
= 1,00 ft
s = 1,29
º . º ‰ º : ˙ > 5;
ΔPs = 66 º 54 -, º ‰—º
: 9Æ
= 0,026 psi
Keterangan :
ΔPs : Pressure Drop pada Shell
f : Faktor Friksi
Gs : Laju Alir
L : Panjang Tube
N+1 : Number of Cross
De : Diameter Ekuivalen
Di : Inside Diameter Shell
s : Specific Gravity
SUMMARY
h outside tube 123,408 Btu/hr ft2 o F
h outside shell 63,924 Btu/hr ft2 o F
Uc 42,111
Ud 17,998
Rd 0,032
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Fungsi Memanaskan feed SOEC
Jumlah 1
Tube Side
Length 240 1/6 inch
OD 1,00 inch
Passes 2
BWG 14
Pitch 1,25
Nt 52 buah
∆Pt 0,032 psi
Shell Side
ID 12 inch
B 6,000 inch
Passes 1
∆Ps 0,026
= 3.021.514,059 kJ/Jam
= 3.458.355,553 kJ/jam
Q = Qoutput - Qinput
= 436.841,4932 kJ/Jam
= 414.051,9094 Btu/hr
1.6. LMTD
107,8 °F - 98,9 °F
=
ln (107,8 °FJW98,9 °F)
= 103,275 °F
t2 - t1
S = T1 - t1
1.013,9 °F - 914,9 °F
= 1.121,7 °F - 914,9 °F
= 0,48
T1 - T2
R = t2 - t1
1.121,7 °F - 1.013,7 °F
= 1.013Æ{°F - 914,9 °F
= 1,09
Ft = 0,68 (Kern, Fig. 20)
Δt = LMTD x Ft
= 103,275 °F x 0,68
= 70,227 °F
1.7. TC Average dan tC Average
T1 + T2
Tc = Tavg = 2
1.121,7 °F + 1.013,7 °F
= 2
= 1.067,7 °F
t1 + t2
tc = tavg = 2
{svÆ{°F + 1.013,9 °F
=
2
= 964,399 °F
1.8. Tube
1.4.2 Trial UD
Asumsi UD (untuk heavy organic 40-75) = 22,5 (Kern, Table 8)
Q
A = UD × ∆t
414.051,9094
= 22,5 × 70,227
= 262,04 ft2
Karena A > 200 ft2, maka direncanakan menggunakan Shell and Tube Heat
Exchanger
Panjang Tube (L) = 20 Ft = 240 Inch (Data Design)
Outside Diameter (OD) = 1 Inch
BWG = 14 (Data Spesifik
Design)
5
Pass = 2 in OD tubes on 1.8 – in square pitch
262,04 ft2
= 20 ft × 0,2618 ft
= 50,013
≈ 52 Tubes (Kern, Table 9)
1.8.3. Koreksi UD
A = 0 JH . JH =6
= 52 x 20 ft x 0,2618 ft
= 272,4507 ft2
Q
UD = A × ∆t
414.051,9094 Btu/hr
=
272,4507 ft2 × 70,227 ℉
Karena nilai UD perhitungan mendekati dengan nilai trial UD, maka untuk
data shell :
Inside Diameter (ID) = 12 Inch
Baffle Space (B = ID/2) = 6 Inch
Pass = 1
Pt = 1,25
1.8.4. Total Flow Area
Flow area/tube (a't) = 0,546 Inch2
Nt × a't
Total flow area (at) = 144 ×n
52 ×0,546 inch2
= inch2
144 ×1
ft2
= 0,0986 ft2
= 148.036,310 lb/hr.ft2
1.8.6. Reynold Number (Ret)
tavg = 1.067,739 °F
= 112.185,891
L/D = 287,959
= 0,136
1.8.9. Koefisien Tube Side
k ` x µ 1/3 μ 0,14
hi = F` x @DAx ( ) x (P )
k
μ 0,14
Dimana ( μ ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
w
0,0339 Btu/hr.ft.℉
hi = 273 x @ Ax 0,1361/3 x
0,0695 ft
10,14
= 136,930 Btu/hr.ft2.°F
hio = hi x (ID/OD)
Btu 0,834 inch
= 136,930 2 x
hr.ft .℉ 1 inch
= 114,2 Btu/hr.ft2.°F
1.9. Shell
1.5.2. Fluida Panas (Shell Side) – Luas Area Laluan (as)
Tc = Tavr = 964,399 °F
Baffle Spacing (B) = 6 Inch
Clearance (C’) = Pitch – OD
= 0,25
ID x C' x B
Luas Area Laluan (as) = 144 x pitch
12 ×0,25 ×6
= 144 ×1,25
= 0,1 ft2
1.9.2. Laju Alir (Gs)
—
Laju Alir (Gs) = as
17.504,219 lb/hr
=
0,1 ft2
= 175.042,198 lb/hr.ft2
1.9.3. Reynold Number (REs)
Tc = Tavr = 964,4 °F
‰—x Gs
Res = μ
= 157.399,145
1.9.4. Nilai jH
20 ft
L/D = 0,0825 ft
= 242,5833
= 0,514
0,0339
ho = 278 x @0,0825Ax 0,5141/3 x 10,14
= 58,702 Btu/hr.ft2.°F
= 38,772 Btu/hr.ft2.°F
1.11. Dirt Factor (Rd)
(UC - UD )
Rd = (UC x UD )
(38,772 - 21,640)
= (38,772 x 21,640)
= 0,020
1.12. Pressure Drop (ΔP)
1.8.2. Tube Side
Ret = 112.185,891
Faktor Friksi (f) = 0,00014 (Kern, Fig. 26)
s = 1,29 (Kern, Table
6)
f x G2t x L x n
Pt =
Jk5,22 x 1010 Jox De x s
= 0,0131 psi
Keterangan :
ΔP : Pressure Drop pada Tube
f : Faktor Friksi
Gt : Laju Alir
L : Panjang Tube
n : Tube Passes
De : Diameter Ekuivalen
s : Specific Gravity
Gt = 148.036,310 lb/hr.ft2
Ø.
= 0,0029
6
8Æ ˇ.
Pr = JH 6
= 0,018 psi
ΔP = Pt + Pr
= 0,0131 psi + 0,018 psi
= 0,031 psi
1.12.2. Shell Side
Res = 157.399,145
Faktor Friksi (f) = 0,0012 (Kern, Fig. 26)
Number of cross, (N+1)
56 ¯
(N+1) = »
= 480,315
´‰
Di =
56
= 1,00 ft
s = 1,29
º . º ‰ º : ˙ > 5;
ΔPs = 66 º 54 -, º ‰—º
: 9Æ
= 0,032 psi
Keterangan :
ΔPs : Pressure Drop pada Shell
f : Faktor Friksi
Gs : Laju Alir
L : Panjang Tube
N+1 : Number of Cross
De : Diameter Ekuivalen
Di : Inside Diameter Shell
s : Specific Gravity
SUMMARY
h outside tube 114,200 Btu/hr ft2 o F
h outside shell 58,702 Btu/hr ft2 o F
Uc 38,772
Ud 21,640
Rd 0,020
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Fungsi Memanaskan feed SOEC
Jumlah 1
Tube Side
Length 240 1/6 inch
OD 1,00 inch
Passes 2
BWG 14
Pitch 1,25
Nt 52 buah
∆Pt 0,032 psi
Shell Side
ID 12 inch
B 6,000 inch
Passes 1
∆Ps 0,026
= 2.594.109,729 kJ/Jam
= 3.021.514,059 kJ/jam
Q = Qoutput - Qinput
= 427.404,3309 kJ/Jam
= 405.107,074 Btu/hr
1.10. LMTD
98,9 °F - 91,1 °F
=
ln (98,9 °FJW91,1 °F)
= 94,934 °F
t2 - t1
S = T1 - t1
914,9 °F - 814,6 °F
=
1.013,7 °F - 814,6 °F
= 0,50
T1 - T2
R = t2 - t1
1.013,7 °F - 905,7 °F
= 914,9 °F - 814,6 °F
= 1,08
Ft = 0,77 (Kern, Fig. 20)
Δt = LMTD x Ft
= 94,934 °F x 0,77
= 73,099 °F
1.11. TC Average dan tC Average
T1 + T2
Tc = Tavg = 2
1.013,7 °F + 905,7 °F
= 2
= 959,7 °F
t1 + t2
tc = tavg = 2
814,6 °F + 914,9 °F
= 2
= 864,753 °F
1.12. Tube
1.4.3 Trial UD
Asumsi UD (untuk heavy organic 40-75) = 22,5 (Kern, Table 8)
Q
A = UD × ∆t
405.107,074
= 22,5 × 73,099
= 264,31 ft2
Karena A > 200 ft2, maka direncanakan menggunakan Shell and Tube Heat
Exchanger
Panjang Tube (L) = 20 Ft = 240 Inch (Data Design)
Outside Diameter (OD) = 1 Inch
BWG = 14 (Data Spesifik
Design)
5
Pass = 2 in OD tubes on 1.8 – in square pitch
264Æusft2
= 20 ft × 0,2618 ft
= 47,01
≈ 52 Tubes (Kern, Table 9)
1.12.3. Koreksi UD
A = 0 JH . JH =6
= 52 x 20 ft x 0,2618 ft
= 272,4507 ft2
Q
UD = A × ∆t
405.107,074 Btu/hr
=
272,4507 ft2 × 73,099 ℉
Karena nilai UD perhitungan mendekati dengan nilai trial UD, maka untuk
data shell :
Inside Diameter (ID) = 12 Inch
Baffle Space (B = ID/2) = 6 Inch
Pass = 1
Pt = 1,25
52 ×0,546 inch2
= inch2
144 ×1
ft2
= 0,0986 ft2
= 148.036,310 lb/hr.ft2
1.12.6. Reynold Number (Ret)
tavg = 959,739 °F
= 118.218,413
Diketahui :
k = 0,0318 Btu/hr.ft.°F
CP = 0,0435 Btu/lb.°F
maka, didapatkan :
cP x µ
Pr = k
0,0435 Btu/lb.℉ x 0,0870 lb/ft.hr
= 0,0318 Btu/hr.ft.℉
= 0,119
1.12.9. Koefisien Tube Side
k ` x µ 1/3 μ 0,14
hi = F` x @DAx ( ) x (P )
k
μ 0,14
Dimana ( μ ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
w
0,0318 Btu/hr.ft.℉
hi = 285 x @ Ax 0,1191/3 x
0,0695 ft
10,14
= 128,535 Btu/hr.ft2.°F
hio = hi x (ID/OD)
Btu 0,834 inch
= 128,535 2 x
hr.ft .℉ 1 inch
= 107,198 Btu/hr.ft2.°F
1.13. Shell
1.5.3. Fluida Panas (Shell Side) – Luas Area Laluan (as)
Tc = Tavr = 864,753 °F
Baffle Spacing (B) = 6 Inch
Clearance (C’) = Pitch – OD
= 0,25
ID x C' x B
Luas Area Laluan (as) = 144 x pitch
12 ×0,25 ×6
= 144 ×1,25
= 0,1 ft2
= 175.042,198 lb/hr.ft2
1.13.3. Reynold Number (REs)
Tc = Tavr = 864,8 °F
‰—x Gs
Res = μ
= 165.862,899
1.13.4. Nilai jH
20 ft
L/D = 0,0825 ft
= 242,5833
= 0,492
μ 0,14
Dimana ( μ ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
w
0,0318
ho = 279 x @0,0825Ax 0,492 1/3 x 10,14
= 52,970 Btu/hr.ft2.°F
= 35,452 Btu/hr.ft2.°F
1.15. Dirt Factor (Rd)
(UC - UD )
Rd = (UC x UD )
(35,452 - 20,341)
= (35,452 x 20,341)
= 0,021
1.16. Pressure Drop (ΔP)
1.8.3. Tube Side
Ret = 118.218,413
Faktor Friksi (f) = 0,00014 (Kern, Fig. 26)
s = 1,29 (Kern, Table
6)
f x G2t x L x n
Pt =
Jk5,22 x 1010 Jox De x s
= 0,0131 psi
Keterangan :
ΔP : Pressure Drop pada Tube
f : Faktor Friksi
Gt : Laju Alir
L : Panjang Tube
n : Tube Passes
De : Diameter Ekuivalen
s : Specific Gravity
Gt = 148.036,310 lb/hr.ft2
Ø.
= 0,0029
6
8Æ ˇ.
Pr = JH 6
= 0,018 psi
ΔP = Pt + Pr
= 0,0131 psi + 0,018 psi
= 0,031 psi
= 480,315
´‰
Di = 56
= 1,00 ft
s = 1,29
º . º ‰ º : ˙ > 5;
ΔPs = 66 º 54 -, º ‰—º
: 9Æ
= 0,032 psi
Keterangan :
ΔPs : Pressure Drop pada Shell
f : Faktor Friksi
Gs : Laju Alir
L : Panjang Tube
N+1 : Number of Cross
De : Diameter Ekuivalen
Di : Inside Diameter Shell
s : Specific Gravity
SUMMARY
h outside tube 107,198 Btu/hr ft2 o F
h outside shell 52,970 Btu/hr ft2 o F
Uc 35,452
Ud 20,341
Rd 0,021
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Fungsi Memanaskan feed SOEC
Jumlah 1
Tube Side
Length 240 1/6 inch
OD 1,00 inch
Passes 2
BWG 14
Pitch 1,25
Nt 52 buah
∆Pt 0,032 psi
Shell Side
ID 12 inch
B 6,000 inch
Passes 1
∆Ps 0,026
17. Heat Exchanger – 01 (HE-01D)
Fungsi : Untuk menaikkan temperatur feed SOEC dengan
memanfaatkan keluaran dari Katoda SOEC
Tipe : Shell and Tube Heat Exchanger
Gambar:
= 2.176.190,267 kJ/Jam
= 2.594.109,728 kJ/jam
Q = Qoutput - Qinput
= 417.919,4613 kJ/Jam
= 396.117,021 Btu/hr
1.14. LMTD
91,1 °F - 84,9 °F
=
ln (91,1 °FJW84,9 °F)
= 87,984 °F
t2 - t1
S = T1 - t1
814,6 °F - 712,8 °F
= 905,7 °F - 712,8 °F
= 0,53
T1 - T2
R = t2 - t1
905,7 °F - 797,7 °F
= 814,6 °F - 712,8 °F
= 1,06
Ft = 0,66 (Kern, Fig. 20)
Δt = LMTD x Ft
= 87,984 °F x 0,66
= 58,070 °F
1.15. TC Average dan tC Average
T1 + T2
Tc = Tavg = 2
905,7 °F + 797,7 °F
= 2
= 815,7 °F
t1 + t2
tc = tavg = 2
712,8 °F + 814,6 °F
= 2
= 763,719 °F
1.16. Tube
1.4.4 Trial UD
Asumsi UD (untuk heavy organic 40-75) = 22,5 (Kern, Table 8)
Q
A = UD × ∆t
396.117,021
=
22,5 × 58,070
= 303,174 ft2
Karena A > 200 ft2, maka direncanakan menggunakan Shell and Tube Heat
Exchanger
Panjang Tube (L) = 20 Ft = 240 Inch (Data Design)
Outside Diameter (OD) = 1 Inch
BWG = 14 (Data Spesifik
Design)
5
Pass = 2 in OD tubes on 1.8 – in square pitch
303,174 ft2
= 20 ft × 0,2618 ft
= 57,86
≈ 66 Tubes (Kern, Table 9)
1.16.3. Koreksi UD
A = 0 JH . JH =6
= 66 x 20 ft x 0,2618 ft
= 345,8028 ft2
Q
UD = A × ∆t
396.117,021 Btu/hr
=
345,8028 ft2 × 58,070 ℉
66 ×0,546 inch2
= inch2
144 ×1
ft2
= 0,1251 ft2
= 116.634,669 lb/hr.ft2
1.16.6. Reynold Number (Ret)
tavg = 851,739 °F
= 98.702,870
Diketahui :
k = 0,0297 Btu/hr.ft.°F
CP = 0,0371 Btu/lb.°F
maka, didapatkan :
cP x µ
Pr = k
0,0371 Btu/lb.℉ x 0,0821 lb/ft.hr
= 0,0297 Btu/hr.ft.℉
= 0,103
1.16.9. Koefisien Tube Side
k ` x µ 1/3 μ 0,14
hi = F` x @DAx ( ) x (P )
k
μ 0,14
Dimana ( μ ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
w
0,0297 Btu/hr.ft.℉
hi = 250 x @ Ax 0,1031/3 x
0,0695 ft
10,14
= 100,165 Btu/hr.ft2.°F
hio = hi x (ID/OD)
Btu 0,834 inch
= 100,165 2 x
hr.ft .℉ 1 inch
= 83,538 Btu/hr.ft2.°F
1.17. Shell
1.5.4. Fluida Panas (Shell Side) – Luas Area Laluan (as)
Tc = Tavr = 763,719 °F
Baffle Spacing (B) = 6,625 Inch
Clearance (C’) = Pitch – OD
= 0,25
ID x C' x B
Luas Area Laluan (as) = 144 x pitch
12 ×0,25 ×6Æxtw
= 144 ×1,25
= 0,122 ft2
= 143.573,230 lb/hr.ft2
1.17.3. Reynold Number (REs)
Tc = Tavr = 763,7 °F
‰—x Gs
Res = μ
= 144.166,793
1.17.4. Nilai jH
20 ft
L/D = 0,0825 ft
= 242,5833
= 0,468
μ 0,14
Dimana ( μ ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
w
0,0297
ho = 259 x @0,0825Ax 0,468 1/3 x 10,14
= 43,683 Btu/hr.ft2.°F
= 28,684 Btu/hr.ft2.°F
1.19. Dirt Factor (Rd)
(UC - UD )
Rd = (UC x UD )
(28,684 - 19,726)
= (28,684 x 19,726)
= 0,016
1.20. Pressure Drop (ΔP)
1.8.4. Tube Side
Ret = 87.702,870
Faktor Friksi (f) = 0,00015 (Kern, Fig. 26)
s = 1,29 (Kern, Table
6)
f x G2t x L x n
Pt =
Jk5,22 x 1010 Jox De x s
= 0,0087 psi
Keterangan :
ΔP : Pressure Drop pada Tube
f : Faktor Friksi
Gt : Laju Alir
L : Panjang Tube
n : Tube Passes
De : Diameter Ekuivalen
s : Specific Gravity
Gt = 116.634,669 lb/hr.ft2
Ø.
= 0,0018
6
8Æ ˇ.
Pr = JH 6
= 0,011 psi
ΔP = Pt + Pr
= 0,0087 psi + 0,011 psi
= 0,020 psi
1.20.2. Shell Side
Res = 144.166,793
Faktor Friksi (f) = 0,00124 (Kern, Fig. 26)
Number of cross, (N+1)
56 ¯
(N+1) = »
= 435,002
´‰
Di = 56
= 1,104 ft
s = 1,29
º . º ‰ º : ˙ > 5;
ΔPs = 66 º 54 -, º ‰—º
: 9Æ
= 0,022 psi
Keterangan :
ΔPs : Pressure Drop pada Shell
f : Faktor Friksi
Gs : Laju Alir
L : Panjang Tube
N+1 : Number of Cross
De : Diameter Ekuivalen
Di : Inside Diameter Shell
s : Specific Gravity
SUMMARY
h outside tube 83,538 Btu/hr ft2 o F
h outside shell 43,683 Btu/hr ft2 o F
Uc 28,684
Ud 19,726
Rd 0,016
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Fungsi Memanaskan feed SOEC
Jumlah 1
Tube Side
Length 240 1/6 inch
OD 1,00 inch
Passes 2
BWG 14
Pitch 1,25
Nt 66 buah
∆Pt 0,032 psi
Shell Side
ID 13 1/4 inch
B 6,625 inch
Passes 1
∆Ps 0,026
18. Heat Exchanger – 01 (HE-01E)
Fungsi : Untuk menaikkan temperatur feed SOEC dengan
memanfaatkan keluaran dari Katoda SOEC
Tipe : Shell and Tube Heat Exchanger
Gambar:
= 1.767.598,871 kJ/Jam
= 2.176.190,267 kJ/jam
Q = Qoutput - Qinput
= 408.591,3963 kJ/Jam
= 387.275,592 Btu/hr
1.18. LMTD
84,9 °F - 80,8 °F
=
ln (84,9 °FJW80,8°F)
= 82,854 °F
t2 - t1
S = T1 - t1
712,8 °F - 608,9 °F
= 797,7°F - 608,9 °F
= 0,55
T1 - T2
R = t2 - t1
797,7 °F - 689,7 °F
= 712,8 °F - 608,9 °F
= 1,04
Ft = 0,61 (Kern, Fig. 20)
Δt = LMTD x Ft
= 82,854 °F x 0,61
= 50,541 °F
1.19. TC Average dan tC Average
T1 + T2
Tc = Tavg = 2
797,7 °F + 689,7 °F
= 2
= 743,7 °F
t1 + t2
tc = tavg = 2
608,9 °F + 712,8 °F
= 2
= 660,9 °F
1.20. Tube
1.4.5 Trial UD
Asumsi UD (untuk heavy organic 40-75) = 22,5 (Kern, Table 8)
Q
A = UD × ∆t
387.275,592
=
22,5 × 50,541
= 340,56 ft2
Karena A > 200 ft2, maka direncanakan menggunakan Shell and Tube Heat
Exchanger
Panjang Tube (L) = 20 Ft = 240 Inch (Data Design)
Outside Diameter (OD) = 1 Inch
BWG = 14 (Data Spesifik
Design)
5
Pass = 2 in OD tubes on 1.8 – in square pitch
340,56 ft2
= 20 ft × 0,2618 ft
= 65
≈ 66 Tubes (Kern, Table 9)
1.20.3. Koreksi UD
A = 0 JH . JH =6
= 66 x 20 ft x 0,2618 ft
= 345,8028 ft2
Q
UD = A × ∆t
387.275,592 Btu/hr
=
345,8028 ft2 × 50,541 ℉
66 ×0,546 inch2
= inch2
144 ×1
ft2
= 0,1251 ft2
= 116.634,669 lb/hr.ft2
1.20.6. Reynold Number (Ret)
tavg = 743,739 °F
= 105.294,828
Diketahui :
k = 0,0275 Btu/hr.ft.°F
CP = 0,0311 Btu/lb.°F
maka, didapatkan :
cP x µ
Pr = k
0,0311 Btu/lb.℉ x 0,0770 lb/ft.hr
= 0,0275 Btu/hr.ft.℉
= 0,087
1.20.9. Koefisien Tube Side
k ` x µ 1/3 μ 0,14
hi = F` x @DAx ( ) x (P )
k
μ 0,14
Dimana ( μ ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
w
0,0275 Btu/hr.ft.℉
hi = 261 x @ Ax 0,0871/3 x
0,0695 ft
10,14
= 91,570 Btu/hr.ft2.°F
hio = hi x (ID/OD)
Btu 0,834 inch
= 91,570 2 x
hr.ft .℉ 1 inch
= 76,370 Btu/hr.ft2.°F
1.21. Shell
1.5.5. Fluida Panas (Shell Side) – Luas Area Laluan (as)
Tc = Tavr = 660,9 °F
Baffle Spacing (B) = 6,625 Inch
Clearance (C’) = Pitch – OD
= 0,25
ID x C' x B
Luas Area Laluan (as) = 144 x pitch
12 ×0,25 ×6Æxtw
= 144 ×1,25
= 0,122 ft2
= 143.573,230 lb/hr.ft2
1.21.3. Reynold Number (REs)
Tc = Tavr = 660,9 °F
‰—x Gs
Res = μ
= 153.795,099
1.21.4. Nilai jH
20 ft
L/D = 0,0825 ft
= 242,5833
= 0,443
μ 0,14
Dimana ( μ ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
w
0,0275
ho = 270 x @0,0825Ax 0,443 1/3 x 10,14
= 39,874 Btu/hr.ft2.°F
= 26,196 Btu/hr.ft2.°F
1.23. Dirt Factor (Rd)
(UC - UD )
Rd = (UC x UD )
(26,196 - 22,159)
= (26,196 x 22,159)
= 0,0007
1.24. Pressure Drop (ΔP)
1.8.5. Tube Side
Ret = 105.294,828
Faktor Friksi (f) = 0,00015 (Kern, Fig. 26)
s = 1,29 (Kern, Table
6)
f x G2t x L x n
Pt =
Jk5,22 x 1010 Jox De x s
= 0,0084 psi
Keterangan :
ΔP : Pressure Drop pada Tube
f : Faktor Friksi
Gt : Laju Alir
L : Panjang Tube
n : Tube Passes
De : Diameter Ekuivalen
s : Specific Gravity
Gt = 116.634,669 lb/hr.ft2
Ø.
6
= 0,0018
8Æ ˇ.
Pr = JH 6
= 0,011 psi
ΔP = Pt + Pr
= 0,0084 psi + 0,011 psi
= 0,020 psi
1.24.2. Shell Side
Res = 153.795,099
Faktor Friksi (f) = 0,0011 (Kern, Fig. 26)
Number of cross, (N+1)
56 ¯
(N+1) = »
= 435,002
´‰
Di = 56
= 1,104 ft
s = 1,29
º . º ‰ º : ˙ > 5;
ΔPs = 66 º 54 -, º ‰—º
: 9Æ
= 0,020 psi
Keterangan :
ΔPs : Pressure Drop pada Shell
f : Faktor Friksi
Gs : Laju Alir
L : Panjang Tube
N+1 : Number of Cross
De : Diameter Ekuivalen
Di : Inside Diameter Shell
s : Specific Gravity
SUMMARY
h outside tube 76,370 Btu/hr ft2 o F
h outside shell 39,874 Btu/hr ft2 o F
Uc 26,196
Ud 22,159
Rd 0,007
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Fungsi Memanaskan feed SOEC
Jumlah 1
Tube Side
Length 240 1/6 inch
OD 1,00 inch
Passes 2
BWG 14
Pitch 1,25
Nt 66 buah
∆Pt 0,032 psi
Shell Side
ID 13 1/4 inch
B 6,625 inch
Passes 1
∆Ps 0,026
19. Heat Exchanger – 01 (HE-01F)
Fungsi : Untuk menaikkan temperatur feed SOEC dengan
memanfaatkan keluaran dari Katoda SOEC
Tipe : Shell and Tube Heat Exchanger
Gambar:
= 1.367.946,472 kJ/Jam
= 1.767.598,871 kJ/jam
Q = Qoutput - Qinput
= 399.652,3991 kJ/Jam
= 378.802,933 Btu/hr
1.22. LMTD
80,8 °F - 79,5 °F
=
ln (80,8 °FJW79,5°F)
= 80,143 °F
t2 - t1
S = T1 - t1
608,9 °F - 502,3 °F
= 689,7 °F - 502,3 °F
= 0,57
T1 - T2
R = t2 - t1
689,7 °F - 581,7 °F
= 608,9 °F - 502,3 °F
= 1,01
Ft = 0,56 (Kern, Fig. 20)
Δt = LMTD x Ft
= 80,143 °F x 0,56
= 44,880 °F
1.23. TC Average dan tC Average
T1 + T2
Tc = Tavg = 2
689,7 °F + 581,7 °F
= 2
= 635,7 °F
t1 + t2
tc = tavg = 2
502,3 °F + 608,9 °F
= 2
= 555,59 °F
1.24. Tube
1.4.6 Trial UD
Asumsi UD (untuk heavy organic 40-75) = 22,5 (Kern, Table 8)
Q
A = UD × ∆t
378.802,933
=
22,5 × 44,880
= 375,126 ft2
Karena A > 200 ft2, maka direncanakan menggunakan Shell and Tube Heat
Exchanger
Panjang Tube (L) = 20 Ft = 240 Inch (Data Design)
Outside Diameter (OD) = 1 Inch
BWG = 14 (Data Spesifik
Design)
5
Pass = 2 in OD tubes on 1.8 – in square pitch
375,126 ft2
= 20 ft × 0,2618 ft
= 71,6
≈ 86 Tubes (Kern, Table 9)
1.24.3. Koreksi UD
A = 0 JH . JH =6
= 86 x 20 ft x 0,2618 ft
= 450,59 ft2
Q
UD = A × ∆t
378.802,933 Btu/hr
=
450,59 ft2 × 44,880 ℉
86 ×0,546 inch2
= inch2
144 ×1
ft2
= 0,163 ft2
= 89.510,327 lb/hr.ft2
1.24.6. Reynold Number (Ret)
tavg = 635,739 °F
= 86.903,795
Diketahui :
k = 0,0252 Btu/hr.ft.°F
CP = 0,0254 Btu/lb.°F
maka, didapatkan :
cP x µ
Pr = k
0,0254 Btu/lb.℉ x 0,0716 lb/ft.hr
= 0,0252 Btu/hr.ft.℉
= 0,072
1.24.9. Koefisien Tube Side
k ` x µ 1/3 μ 0,14
hi = F` x @DAx ( ) x (P )
k
μ 0,14
Dimana ( μ ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
w
0,0252 Btu/hr.ft.℉
hi = 229 x @ Ax 0,0721/3 x
0,0695 ft
10,14
= 69,122 Btu/hr.ft2.°F
hio = hi x (ID/OD)
Btu 0,834 inch
= 69,122 2 x
hr.ft .℉ 1 inch
= 57,648 Btu/hr.ft2.°F
1.25. Shell
1.5.6. Fluida Panas (Shell Side) – Luas Area Laluan (as)
Tc = Tavr = 555,59 °F
Baffle Spacing (B) = 7,625 Inch
Clearance (C’) = Pitch – OD
= 0,25
ID x C' x B
Luas Area Laluan (as) = 144 x pitch
12 ×0,25 ×yÆxtw
= 144 ×1,25
= 0,162 ft2
= 108.384,091 lb/hr.ft2
1.25.3. Reynold Number (REs)
Tc = Tavr = 555,59 °F
‰—x Gs
Res = μ
= 124.859,267
1.25.4. Nilai jH
20 ft
L/D = 0,0825 ft
= 242,5833
= 0,416
μ 0,14
Dimana ( μ ) = 1 (untuk bahan kimia, kecuali hidrokarbon)
w
0,0252
ho = 240 x @0,0825Ax 0,416 1/3 x 10,14
= 30,491 Btu/hr.ft2.°F
= 19,943 Btu/hr.ft2.°F
1.27. Dirt Factor (Rd)
(UC - UD )
Rd = (UC x UD )
(19,943 - 18,732)
= (19,943 x 18,732)
= 0,003
1.28. Pressure Drop (ΔP)
1.8.6. Tube Side
Ret = 86.903,795
Faktor Friksi (f) = 0,00015 (Kern, Fig. 26)
s = 1,29 (Kern, Table
6)
f x G2t x L x n
Pt =
Jk5,22 x 1010 Jox De x s
= 0,0051 psi
Keterangan :
ΔP : Pressure Drop pada Tube
f : Faktor Friksi
Gt : Laju Alir
L : Panjang Tube
n : Tube Passes
De : Diameter Ekuivalen
s : Specific Gravity
Gt = 89.510,327 lb/hr.ft2
Ø.
6
= 0,0011
8Æ ˇ.
Pr = JH 6
= 0,007 psi
ΔP = Pt + Pr
= 0,0051 psi + 0,007 psi
= 0,012 psi
1.28.2. Shell Side
Res = 124.859,267
Faktor Friksi (f) = 0,0013 (Kern, Fig. 26)
Number of cross, (N+1)
56 ¯
(N+1) = »
= 377,953
´‰
Di = 56
= 1,271 ft
s = 1,29
º . º ‰ º : ˙ > 5;
ΔPs = 66 º 54 -, º ‰—º
: 9Æ
= 0,013 psi
Keterangan :
ΔPs : Pressure Drop pada Shell
f : Faktor Friksi
Gs : Laju Alir
L : Panjang Tube
N+1 : Number of Cross
De : Diameter Ekuivalen
Di : Inside Diameter Shell
s : Specific Gravity
SUMMARY
h outside tube 57,648 Btu/hr ft2 o F
h outside shell 30,491 Btu/hr ft2 o F
Uc 19,943
Ud 18,732
Rd 0,003
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Fungsi Memanaskan feed SOEC
Jumlah 1
Tube Side
Length 240 1/6 inch
OD 1,00 inch
Passes 2
BWG 14
Pitch 1,25
Nt 86 buah
∆Pt 0,032 psi
Shell Side
ID 15 1/4 inch
B 7,625 inch
Passes 1
∆Ps 0,026
20. Partial Condensor – 01 ( PC-01)
Fungsi : Mengkondensasikan sebagian gas campuran produk
top R-01
Tipe : Double Pipe Heat Exchanger
Gambar :
Perhitungan :
a. Beban Panas PC-01
Q = 64421,5968 Btu/jam
b. LMTD
Fluida Panas (oF) Fluida Dingin (oF)
212 Suhu tinggi 122
119,84 Suhu rendah 86
90 Selisih 33,84
t 2 t1
LMTD = = 57,4168oF
ln ( t1 / t 2 )
c. Tc = 165,92oF ; tc = 104oF
Berdasarkan tabel 8 Heat Transfer, diambil :
Karena A<200 ft2, maka dipilih HE jenis Double Pipe Heat Exchanger.
IPS (in) 6 3
SN 40 40
= (0,50542 – 0,29172)
4
= 0,1337ft2
Equivalent Diameter
De =
D 2
2
D1
2
D1
Jk0,50542 - 0,29172 Jo
= = 0,5841 ft
0,2917
e. Kecepatan Massa, Ga
Ga = W/aa
1789,8025
= = 13382,1407 lb/hr.ft2
0,1337
f. Pada 104oF
μ = 1,5712 lb/ft.hr
Rea = De.Ga/μ
0,5841 × 13382,1407
= = 4975,28
1,5712
g. JH = 20
h. k = 1,7477 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 17,9813 Btu/lb.oF
1
1
c 17,9813×1,5712 JW3
3
= @ 1,7477 A = 5,3883
k
1
k c
0 ,14
3
i. ho = JH
De k w
1,7477
= 20 x 0,5841 x 5,3883 x 1
= 322,4317 Btu/hr.ft2.oF
= (0,2557)2
4
= 0,0513 ft2
v. Kecepatan Massa, Gp
Gp = w/ap
23758,8132
= = 463027,5880 lb/hr.ft2
0,0513
w. Pada 165,9oF
μ = 0,0443 lb/ft.hr
Rep = D.Gp/μ
0,2557×3872,7614
= = 3105,98
0,3188
JH = 1000
x. k = 0,0140 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 8,6272 Btu/lb.oF
1
1
c 19,7174×0,3188 JW3
3
= @ 2,1733 A = 3,0067
k
1
k c
0 ,14
3
y. hi = JH
De k w
0,0140
= 1000 x 0,2557 x 3,0067 x 1
= 164,9691 Btu/hr.ft2.oF
= 164,9691 x 3,0680/3,5000
= 144,6072 Btu/hr.ft2.oF
1 1
Rd
U D UC
UD = 90,7712 Btu/hr.ft2.oF
cc. Required Surface
Q
A = UD× Δt
A = 12,361 ft2
Dari tabel 11 Kern, untuk 3 in IPS standard pipe, external surface/foot length =
0,9170 ft
A
Required length = a" = 13,4795 ft
= 13 ft
A sebenarnya = L × a”
= 12,3607 ft2
Q
UD = A × Δt
UD = 90,7712 Btu/hr.ft2.oF
UC U D
Rd =
UC U D
Rd = 0,0010 hr.ft2.oF/Btu
PRESSURE DROP
COLD FLUID: Annulus,
a. De’ = (D2 – D1)
= 0,2138 ft
Rea’ = De’.Ga/μ
= 4975,2759
0,264
ƒ = 0,0035 + : 4975,2759; 0,42 = 0,0109
ρ = 26,2251 lb/ft3
4 fGa 2 L
b. ΔFa =
2 g2 De
= 0,0009 ft
G 130876,9686
c. V = = 3600×26,2251 = 0,1417 ft/s
3600
V 2 349,2306
Ft = 2 x = 2 x @ A= 0,0006 ft
2×32,2
2g
(ΔFa+ΔFt)ρ
ΔPa = 144
= 0,0003 Psi
ρ = 1,8741 lb/ft3
4 fGp 2 L
d. ΔFp =
2 g2 D
= 6,2024 ft
1,3305×74,9332
ΔPp = = 0,0807 Psi
144
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Partial Condensor
Kode Alat PC-01
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
322,4317 h outside 144,6072
Uc = 99,8331
UD = 90,7712
RD calculated = 0,0010
RD required = 0,0010
0,0003 P Calculated (psi) 0,0807
10,000 P Allowable (psi) 10,000
b. LMTD
t 2 t1
LMTD = = 20,6711oF
ln ( t1 / t 2 )
c. Tc = 105,54oF ; tc = 82,4oF
Karena A<200 ft2, maka dipilih HE jenis Double Pipe Heat Exchanger.
ii. Rencana Klasifikasi
Data Pipa Annulus Inner Pipe
IPS (in) 6 3
SN 40 40
OD (in) 6,625 3,5
ID (in) 6,065 3,0680
a” (ft2/ft) 1,734 0,9170
COLD FLUID: Annulus,
d. Flow Area, aa
D2 = 0,5054 ft
D1 = 0,2917 ft
aa = (D22 – D12)
4
= (0,50542 – 0,29172)
4
= 0,1337ft2
Equivalent Diameter
De =
D 2
2
D1
2
D1
Jk0,50542 - 0,29172 Jo
= = 0,5841 ft
0,2917
e. Kecepatan Massa, Ga
Ga = W/aa
896,8606
= = 6705,7205 lb/hr.ft2
0,1337
f. Pada 82,4oF
μ = 1,5712 lb/ft.hr
Rea = De.Ga/μ
0,5841 × 6705,7205
= = 2493,08
1,5712
g. JH = 10
h. k = 1,7477 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 17,9813 Btu/lb.oF
1
1
c 17,9813×1,5712 JW3
3
= @ 1,7477 A = 5,3883
k
1
k c
0 ,14
3
i. ho = JH
De k w
1,7477
= 10 x 0,5841 x 5,3883 x 1
= 161,2159 Btu/hr.ft2.oF
HOT FLUID: Inner Pipe,
a. Flow Area, ap
D = 0,2557 ft
ap = D2
4
= (0,2557)2
4
= 0,0513 ft2
b. Kecepatan Massa, Gp
Gp = w/ap
10191,3643
= = 198616,1010 lb/hr.ft2
0,0513
c. Pada 105,5oF
μ = 0,0408 lb/ft.hr
Rep = D.Gp/μ
0,2557×198616,1010
= = 1244975,27
0,0408
JH = 1000
d. k = 0,0012 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 8,4887 Btu/lb.oF
1
1
c 8,4887×0,0408 JW3
3
= @ 0,0012 A = 6,5842
k
1
k c
0 ,14
3
e. hi = JH
De k w
0,0012
= 1000 x 0,2557 x 6,5842 x 1
= 31,0623 Btu/hr.ft2.oF
f. Koreksi hi pada permukaan OD
hio = hi x ID/OD
= 31,0623 x 3,0680/3,5000
= 27,2283 Btu/hr.ft2.oF
i. Required Surface
Q
A=
UD× Δt
A = 68,603 ft2
Dari tabel 11 Kern, untuk 3 in IPS standard pipe, external surface/foot length =
0,9170 ft
A
Required length = a" = 74,8123 ft
j. Dirt Factor, Rd
Actually Lenght = 2 ×(2 × 17) ft
= 75 ft
A sebenarnya = L × a”
= 68,6029 ft2
Q
UD = A × Δt
UD = 22,7638 Btu/hr.ft2.oF
UC U D
Rd =
UC U D
Rd = 0,0010 hr.ft2.oF/Btu
PRESSURE DROP
COLD FLUID: Annulus,
a. De’ = (D2 – D1)
= 0,2138 ft
Rea’ = De’.Ga/μ
= 2493,0847
0,264
ƒ = 0,0035 + : 2493,0847; 0,42 = 0,0134
ρ = 26,2251 lb/ft3
4 fGa 2 L
b. ΔFa =
2 g2 De
= 0,0015 ft
G 130876,9686
c. V = = 3600×26,2251 = 0,0710 ft/s
3600
V 2 349,2306
Ft = 2 x = 2 x @2×32,2 A= 0,0002 ft
2g
(ΔFa+ΔFt)ρ
ΔPa = 144
= 0,0003 Psi
ρ = 2,0743 lb/ft3
4 fGp 2 L
l. ΔFp =
2 g2 D
= 5,4261 ft
5,4261×2,0743
ΔPp = = 0,0782 Psi
144
SUMMARY
IDENTIFIKASI
Nama Alat Partial Condensor
Kode Alat PC-02
Jumlah 1
Operasi Kontinu
Fungsi
DATA DESAIN
Tipe Double Pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon Steel
161,2159 h outside 27,2283
Uc = 23,2941
UD = 22,7638
RD calculated = 0,0010
RD required = 0,0010
0,0003 P Calculated (psi) 0,0782
10,000 P Allowable (psi) 10,000
Tekanan = 17 atm
Temperatur = 48,8025 °C
x = 0,2058
k = 0,3672
Nilai k > 0,35, sehingga digunakan mesh pad, dengan ketebalan:
hpad = 6 in. (Couper, 2010)
= 0,5 ft
c. Kecepatan uap maksimum, (uv)max
IDENTIFIKASI
Nama Alat Knock-Out Drum
Kode Alat KOD – 01
Fungsi Memisahkan fase uap dan fase cair
Jumlah 1 unit
DATA DESAIN
Tipe Silinder Horizontal dengan Ellipsoidal Head
Volume 86,2790 m3
Tekanan 17 atm
Temperatur 48,8025 °C
Diameter 0,7516 m
Outside Diameter (OD) 0,7699 m
Tinggi 6,0048 m
Tebal dinding 0,0091 m
Bahan Konstruksi Stainless Steel (SA-302)
23. Knock Out Drum – 02 (KOD-02)
Fungsi : Memisahkan fase campuran produk PC-02
Temperatur = 32,903 °C
Perhitungan Desain:
a. Laju alir volumetrik uap, Qv
Qv = Wv / ρv
= 0,1840 ft3/s
b. Penentuan untuk penggunaan mesh deentrainer pad
Mesh pad digunakan berdasarkan nilai design velocity factor (k),
dimana apabila nilai k > 0,35, maka digunakan mesh pad (Coulson,
2005).
- Design velocity factor, k
0,263
k = -0,0073 + (Pers. 18.22, Couper, 2010)
x1,294 +0,573
x = 0,3393
k = 0,3135
Nilai k > 0,35, sehingga digunakan mesh pad, dengan ketebalan:
hpad = 6 in. (Couper, 2010)
= 0,5 ft
c. Kecepatan uap maksimum, (uv)max
hliq = 6,0973 ft
= 1,8585 cm
h. Menentukan dimensi vertical vessel dan kelayakannya
Berdasarkan Coulson, (2005), rasio antara panjang atau tinggi
terhadap diameter vessel harus di antara rentang nilai 3 – 5. Jika
rasionya lebih besar dari 5, maka digunakan horizontal drums. Jika
rasionya kurang dari 3, maka tinggi vessel dapat dimodifikasi atau
disesuaikan sehingga rasionya bernilai 3.
dimana
P = tekanan operasi = 249,9 psi
ri = jari-jari shell = 10,3856 in.
S = teganganmaksimum = 18.700 psi (Tabel 4, Peters, 1991)
Ej = joints efficiency = 0,85 (Tabel 4, Peters, 1991)
CC = corrosion allowance = 0,125 (Tabel 4, Peters, 1991)
t = 0,2898 in.
Diketahui :
Mv = 6619,033 Kg/jam
Densitas = 91,267 Kg/m3
Mads = 9138,330 Kg
Densitas ads = 630 Kg/m3
S = Working stress allowable = 13700 psia
E = Welding Joint efisiensi = 0,85
C = Korosi yang diizinkan = 0,003
Vads = 14,505 m3
Faktor keamanan = 10%
a) Menghitung Volume Vessel
Vvessel = 42,291 m3
Velipsoidal = 2,349 m3
Vtotal = 46,989 m3
b) Menghitung Diameter Vessel
D = 2,619 m
c) Menghitung Tinggi Vessel
hvessel = 5,237 m
helipsoidal = 0,873 m
htotal = 6,983 m
d) Menghitung A
A = 3,14 x rvessel2
= 5,383 m2
e) Menghitung tebal dinding
tdinding = 0,037 m
f) Menghitung OD
OD = 2,655 m
Karakteristik molecular sives tipe 5A (Tabel 16.5, Perry)
Bentuk = Granular
Ukuran = 0,5 nm
Internal porosity (εp) =34 %
Bulk density = 0,630 Kg/l
Crystal density = 2,530 Kg/jam
a) Menghitung total voidage in packed
ρp = ρb x (1 - εp) (eq 16.2, Perry)
= 1,670
ε = 1-(ρb/ρp) (eq 16.1, Perry)
= 0,623
b) Menentukan volume packing setelah penyerapan
Vpwet = (Fa x wa)/ρp
= 1.451,346 m3
c) Menentukan volume packing carbon molecular sieve sebelum
penyerapan
Vpdry = ε x Vk
= 0,623 m3
d) menentukan volume total packing
Vp = Vpwet + Vpdry
= 1.451,969 m3
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pressure Swing Adsorption
Kode Alat PSA-01
Tipe Molecular Sieve
Jumlah 2
Operasi Kontinyu
Material Carbon Steel
CO + Cl2 COCl2
= 4865,5116 m3/jam
Konsentrasi mula-mula, CAo
Umpan masuk CO (FAo) = 169,7118 kmol/jam
Umpan masuk Cl2 (FAo) = 84,8644 kmol/jam
CAo
Konsentrasi (CAo) =
Vo
169,7118 Kmol/jam
CAo = 4865,5116 m3 /jam
= 0,0439 kmol/m3
84,8644 Kmol/jam
CBo = 4865,5116 m3 /jam
= 0,0219 kmol/m3
b. Residence Time & Volume Total Reaktor
Space Velocity (SV) = 0,3/s (US 10.486.972 B2)
Menghitung residence time (
):
SV = 1/
, dimana (SV) = 0,3/s
= (1/0,3)s
= 3,3333 s = 0,0009 jam
Maka volume total reaktor :
VR A B = τ x Vo
= (3,3333 s) (3865,5116 m3/jam)
= 3,5791 m3
Vtr = (100% + 20%) x VR A B
= 4,2950 m3
c. Kinetika Reaksi
Reaksi
k
CO + Cl2 COCl2
Diketahui laju reaksi :
-r = k1 . PAα . PBβ (Levenspiel, 1999)
Mencari harga k
Harga k dihitung berdasarkan persamaan Arrhennius
Ea
JL
k Aexp Jl Jp
RT
Diameter Partikel
σA CO = 3,59 A = 3,59 x 10-8 cm
σB Cl2 = 4,115 A = 4,115 x 10-8 cm
Berat Molekul
MA = 28 kg/kmol
MB = 71 kg/kmol
N = bilangan Avogadro = 6,02 x 1023 A
R = 8,314 kJ/kmol.K
Menentukan Energi Aktivasi
∆Hf 298 CO = -110500 kJ/kmol
∆Hf 298 Cl2 =0
E CO = ΔHf - RT
= (-110500 kJ/kmol) - (8,314 kJ/kmol K x 373,15 K)
= -113602,3691 kJ/kmol
E Cl2 = ΔHf - RT
= (0) - (8,314 kJ/kmol K x 373,15 K)
= 3102,3691 kJ/kmol
E = (E CO + E Cl2)/2
= -55250 kJ/kmol
- E/RT = -55250 kJ/kmol/(8,314 kJ/kmol.K) (373,15 K)
= 17,8089
Maka:
σ +σ N 1 1
k = @A 2 BA
103
J§ 8πRT( M + M )e-E/RT
A B
(Smith dkk, 2001)
k =
3,59 x 10-8 + 4,115 x 10-8 N 1 1
Jl Jp 3 J§ 8(3,14)(8,3 x 107 )(373,15)( + )e17,8089
2 10 28 71
k = 3,0191 m3/kmol.s
Diketahui dari perhitungan:
CAo co = 0,0439 kmol/m3
CBo Cl2 = 0,0219 kmol/m3
XC = 99,99% (US 10.486.972
B2)
k1 = 3,0191 m3/kmol.s
ɛCl2 = 0,3333
ɛCO = 0,6665
Menghitung laju reaksi:
-r1 = k1[CA][CB]
CA co = 1,647 x 10-6 kmol/m3
CB Cl2 = 0,0164 kmol/m3
-r1 = 8,1852 x 10-8 kmol/m3.s
-r1 = 0,0002 mol/ m3.jam
d. Perhitungan pada Desain Reaktor
Menentukan Desain Tube Reaktor
Mass flow rate (W) = 10777,3044 Kg/jam
Densitas (! ) = 2,7880 Kg/m3
Volumetric flow rate (Vo) = 4865,5116 m3/jam
1) Volume reaktor
Vtr = . Vo
= (3,3333 s) (3865,5116 m3/jam)
= 3,5791 m3
2) Menentukan Desain Tube Reaktor
Menentukan Diameter dan Panjang Tube Reaktor, DT
DT = 2 inch (Bachelor research project 2017-2018)
Dipilih spesifikasi berdasarkan literatur Buku Tabel 11, Kern (Hal 844):
Schedule Number 40
Lt 4m
= 0,0021 m2
Luas Area, (La):
La = N tube x TCSA
= 1,0737 m2
V flowrate Tube Side, (Vt):
Vt = m tube/ρav
= 1,0737 m2/s
Volume shell, (Vs):
Vs = Vtr + Vf
= 3,9208 m3
Kecepatan tube side, (vt):
Vt
vt = La
= 1,0000 m/s
Diameter Bundle and shell :
No. Passes = 1 shell passes
Diameter Bundle (Db):
1
N n1
Db = Db = do @K t A
1
= 1,869 m
Diameter Shell Clearance (Dsc)
Dsc = 25,010 mm
= 0,25 m
Inside Diameter (Dis)
Dis = Db + Dsb
= 1,894 m
Diameter Reaktor (Dr)
Dr = Dis +2t
= 1,907 m
6) Tinggi Head Reaktor, Hs
Head Reaktor berbentuk ellipsoideal
HS = 0,25 x DS
= 0,25 x 1,894 m
= 0,473 m
7) Tinggi Reaktor Total, HR
HR = Panjang tube reaktor + 2 . Tinggi Head reaktor
= 4 m + 2 (0,473) m
= 4,974 m
8) Tebal Dinding Reaktor, t
P.r
t C (Peters dan Thimmerhaus, 1991)
.SE 0,6 . P
Dimana
t = tebal tangki bagian silinder (in)
P = tekanan design = 2 atm
= 202650 Pa(N/m2)
r = jari-jari shell = 0,9470 m
S = working stress allowable = 13700 psia
E = welding joint efficiency = 0,85
C = tebal korosi yang diizinkan = 0,00381 m
Maka :
P.r
t= +C
S . E - 0,6 . P
= 0,00642 m
Nu = jh x Re x Pr0,33
= 19,385 W/m2.oC
Koefisien Perpindahan Panas tube side
Nu × k
hi = ID
dP G 1 150. 1 .
. 3 . 1,75 . G
dL . g c . d p dp
Dimana,
WT
G =
3600 . (a" . N T )
= 2,791 kg/m2.s
dP G 1 150(1 )
1,75.G
dL .g c .d p 3 dp
dP
JF JL 173,894 Pa/m
dL
= 0,174 kPa/m
dp = 6,696 kPa
= 0,00478 atm
IDENTIFIKASI
Nama Alat Reaktor
Kode Alat R-01
Jumlah 1,000 Unit
Operasi Kontinyu
Fungsi Mereaksikan Carbon Monoksida dan Klorin menjadi
Phosgene
DATA DESIGN
Tipe Multitubular Fixed Bed Reaktor
Temperatur 100oC
Tekanan 2 atm
Diameter 1,907 m
Tinggi 4,947 m
Tebal Dinding 0,00642 m
Katalis Norit XR3 Extra
Diameter Katalis 0,003 m
Bahan Konstruksi Stainless Steel 316
= 2951,5003 A/m2
1,00 × 10+5
JO katoda = 1,34 × 10+10 XPE 8,314 × 1073
= 182024,6690 A/m2
ΩD = 3366,2728/KJ
ΩD = 3,3662/J
f. Diameter tumbukan Molekul CO2-CO (σCO2-CO)
σCO2 = 3,94 Å
σCO = 3,69 Å
Diameter tumbukan Molekul CO2-CO, σCO2-CO
σCO + σCO2
PCO-CO2 =
2
3,69 + 3,94
PCO-CO2 =
2
σCO-CO2 = 3,8155 Å
σCO-CO2 = 3,8155 × 10-10 m
g. Berat Molekul CO2-CO (MCO2-CO)
MCO2 = 44 g/mol
MCO = 28 g/mol
Berat Molekul CO- CO2, MCO-CO2
2
MCO-CO2 =
1 1
+
MCO MCO2
2
MCO-CO2 =
1 1
+
28 44
MCO-CO2 = 34,2222 g/mol
h. Koefisien Difusi Molekul (DCO2-CO)
0,0026T1,5
DCO2-CO =
PM1,5 2
CO2-CO σCO2 ΩD
2r 8RT
DCO2 = J¤
3 πMCO2
2r 8RT
DCO = J¤
3 πMCO
ε Jl DCO2-CO DCO2 Jp
= +
Deff
CO2
1 76713,2225
= /s
Deff
CO2
m2
ε Jl DCO2-CO DCO Jp
= +
Deff
CO
1 86221,7111
= /s
Deff
CO
m2
Overpotensial ohmik,Vohm
La Lc Le
Vohm = J Jl + + Jp
σa σc σe
Vohm = 0,1993 V
o. Potensial Minimum yang dibutuhkan
V = E + Vact anoda + Vact katoda + Vcon anoda + Vcon katoda + Vohm
V = 5,3348 V
p. Arus Listrik Reaktor SOEC
J = 9000 A/m2
A = 6,4 × 10-3 m2
Arus Listrik Reaktor SOEC, I
I = JA
= 9000 × 6,4 × 10-3
= 57,6000 A
q. Panas Reaktor SOEC (Q)
Q = (Vact anoda + Vact katoda + Vcon anoda + Vcon katoda + Vohm)I
= 216 V.A
= 216 J.A/C
= 216 J/s
= 7759 KJ/jam
=77588,8252 KJ/jam
r. Luas Elektroda (A)
I
A=
J
A = 0,0064 m2 = 64 cm2
s. Gas Velocity (V)
V = 0,2 – 1 m/s (Jurnal Meng Ni)
t. Suhu Inlet Outlet SOEC (Tin, Tout)
Tin = 600 °C (Patent pendukung)
∆Gf RTout PCO2
E0 = - In
nF nF PCO J¥ PO2
Sehingga :
Tout = 665,9155 °C
u. Volume Reaktor Elektrolisis (Velektrolisis)
Laju alir massa CO2
Volume setiap senyawa CO2 = ρ
9428,436
= 53,6215
= 175,833 m3/h
Laju alir massa CO
Volume setiap senyawa CO = ρ
0,9428
= 95,4687
= 0,0098 m3/h
Volume Total feed = Volume setiap senyawa (CO2 + CO)
= 175,833 + 0,0098
= 175,8429 m3/h (Kondisi volume masih
80%)
Volume Total akhir = : 1+0,8; ×Voume Total Feed
= 219,8036 m3/h
Safety Factor = 0,2
Maka :
Velektrolisis = : 1+0,2; ×Voume Total Akhir
= 263,7643 m3/h
v. Panjang, Lebar dan Tinggi Reaktor
P = 13 m
L = 3,7 m
T = 5,5 m
w. Power Reaktor Elektrolisis (P)
Vcell = 5,3348 V
Ieff = 125 kA
Power Reaktor Elektrolisis, P
P = Vcell × Ieff
= 7200 Kw = 9655,359 hp
IDENTIFIKASI
Nama Alat Solid Oxide Electrolysis Cell
Kode Alat SOEC
Jumlah 1
Tempat elektrolisis
Fungsi
CO2 menjadi CO
DATA DESIGN
Tipe SOEC
Volume reaktor (m3) 263.7642892
Temperatur (ᵒC) 800
Tekanan (bar) 10
Panjang (m) 13
Lebar (m) 3.7
Tinggi (m) 5.5
Material Anoda : Ni-YSZ
Katoda : LSM
Tipe elektrolit YSZ
Jumlah cell 10 cell
Luas elektroda (cm2) 64
Current density (A/m2) 9000 A/m2
Tegangan (V) 5.33488700
Kuat arus (A) 57.600000
power (Hp) 9655.359045
Bahan konstruksi Stainless Steel 316
LAMPIRAN IV
PERHITUNGAN EKONOMI
4) Karbon Dioksida
Harga = US$ 325.8
Kebutuhan/Tahun = 67.212,61 MT/Tahun
Biaya/Tahun = US$ 21,897,868.22
5) Klorin
Harga = US$ 194
Kebutuhan/Tahun = 43.382,69 MT/Tahun
Biaya/Tahun = US$ 8,416,449.10
6) Norit RX3 Extra
Harga = US$ 258,000
Kebutuhan/Tahun = 13,03 MT/Tahun
Biaya/Tahun = US$ 3,360,288.17