Kelompok 4 Makalah Tataniaga Ikan Nila-1
Kelompok 4 Makalah Tataniaga Ikan Nila-1
Kelompok 4 Makalah Tataniaga Ikan Nila-1
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
2022
BAB I PENDAHULUAN
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia sebagai produsen ikan
Nila terbesar kedua dunia, mengekspor ikan Nila sebanyak 12,29 ribu ton dengan
nilai US$ 78,44 juta pada tahun 2020. Indonesia sebagai negara maritim
merupakan gudang sumber produk perikanan yang beragam dan dicintai oleh
konsumen dalam dan luar negeri. Ikan Nila Indonesia menjadi salah satu produk
perikanan yang dipercaya di pasar internasional. Produk ikan Nila yang
diperdagangkan di pasar global dalam bentuk segar dan beku di antaranya ikan
Nila utuh segar, ikan Nila utuh beku, fillet ikan Nila segar, dan fillet ikan Nila beku.
Permasalahan yang sering dihadapkan pada tingkat pemasaran hasil produksi ikan
nila seperti penjualan ke pasar-pasar, share turun pada musim ikan laut, akibatnya
harga jual relatif kecil sehingga menyebabkan banyak keluhan produsen ikan nila
tentang hasil keuntungan yang diperoleh. Kurangnya perhatian dalam bidang
pemasaran, seperti penguasaan informasi pasar yang masih lemah sehingga
kesempatan ekonomi sulit dicapai. Tidak terkecuali dengan pemasaran produk
perikanan, terlebih sifatnya yang mudah mengalami kerusakan jika sudah mati. Hal
ini tentunya memerlukan sistem pemasaran yang lebih efektif dan efisien untuk
kelancaran mekanisme pasar.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
pemasaran ikan nila ekspor di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
a) Wilayah mana saja yang menjadi sentra produksi Ikan Nila di Indonesia?
b) Bagaimana proses kegiatan usaha Ikan Nila?
c) Bagaimana peluang pasar Ikan Nila Indonesia?
d) Negara mana saja yang menjadi tujuan ekspor Ikan Nila dari Indonesia?
1.3 Manfaat
a) Untuk mengetahui wilayah sentra produksi Ikan Nila di Indonesia
b) Untuk mengetahui proses kegiatan usaha Ikan Nila
c) Untuk mengetahui peluang pasar Ikan Nila Indonesia
d) Untuk mengetahui negara mana saja yang menjadi tujuan ekspor Ikan Nila
dari Indonesia
BAB II PEMBAHASAN
Untuk wilayah Jawa, sentra produksi meliputi Jawa Barat (Purwakarta, Garut, Cianjur,
Ciamis, Bandung Barat), Jawa Tengah (Sragen, Klaten, Wonosobo, Wonogiri,
Boyolali), Jawa Timur (Sidoarjo, Malang, Lamongan, Gresik, Tuban), dan DI
Yogyakarta (Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, Kota Yogyakarta).
Sementara untuk wilayah Sumatera meliputi Sumatera Selatan (Musi Rawas, Kota
Lubuk Linggau, OKU Timur, Banyuasin, Musi Banyuasin), Sumatera Barat (Agam,
Padang Pariaman, Pasaman, Limapuluh Kota, Dharmasraya); Sumatera Utara
(Samosir, Simalungun, Toba Samosir, Langkat, Dairi); Bengkulu (Bengkulu Utara,
Bengkulu Selatan, Muko-Muko, Kaur, Muko-Muko); Jambi (Muaro Jambi, Batanghari,
Kerinci, Sarolangun, Kota Jambi); dan Lampung (Lampung Timur, Lampung Barat,
Lampung Tengah, Pesisir Barat, Way Kanan).
Pada usaha pengolahan ikan nila dalam bentuk fillet misalnya, semua dapat diolah
dan dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna dan bernilai jual tinggi, mulai dari
sisik, kepala, ekor, kulit, daging, bagian dalam (jeroan), tetelan hingga duri atau
kerangka ikan. Untuk kepala ikan nila misalnya, dijual dalam keadaan segar ke
rumah makan menjadi masakan. Kemudian, kerangka ikan (duri) dan ekor diolah
menjadi tepung ikan untuk bahan baku pakan ikan lele. Sementara perut atau
bagian dalam ikan (jeroan) diolah untuk dijadikan bahan bakar biodiesel.
Selanjutnya, kulit ikan diolah untuk dijadikan bahan baku kerupuk ikan serta bahan
farmasi. Bahkan kulit ikan ini disebut paling baik untuk pengobatan luka bakar.
Begitu juga dengan sisik ikan nila, yang sudah diekspor untuk dijadikan bahan baku
kosmetik. Karena sisik ikan nila mengandung collagen yang cukup tinggi.
Sementara tetelan atau irisan daging nila yang mengandung duri-duri halus dan
warna merah pada daging ikan diolah menjadi bakso ataupun nugget.
2.3 Peluang Pasar Ikan Nila
❖ Peluang Pasar Domestik
Pasar domestik tetap merupakan pasar penting produk kelautan dan perikanan
termasuk produk ikan nila. Permintaan produk ikan nila di pasar domestik sebagian
besar adalah dalam bentuk utuh dengan kondisi hidup. Pasar dari produk ini adalah
konsumen rumah tangga yang dapat mengakses melalui pasar tradisional maupun
supermarket, dan konsumen rumah makan atau industri kuliner.
Menurut data UN Comtrade dan ITC, pangsa pasar Indonesia untuk produk ikan
nila pada tahun 2018 baru mencapai 3,03% dari total volume ekspor produk ikan
nila di pasar global (360.492 ton) atau sebesar 10.937 ton dan merupakan salah
satu negara pengekspor produk ikan nila terbesar di pasar global (menempati
posisi ke-4 dunia). Sementara volume ekspor produk ikan nila Indonesia yang
terbesar di pasar global adalah dalam bentuk filet nila beku. Volume ekspor produk
ini pada tahun 2018 menurut data Badan Pusat Statistik adalah sebesar 10.797 ton
atau menguasai 98,72% dari total volume ekspor produk ikan nila Indonesia di
pasar global.
2.4 Cara Ekspor Ikan Nila
Berikut adalah beberapa syarat ekspor ikan ke luar negeri yang harus Anda penuhi
terlebih dahulu:
Menjual ikan ke luar negeri tentu tidak bisa sembarangan. Anda harus memastikan
sarana dan prasarana dalam tempat pengolahan tersebut terpenuhi dengan baik
dan berkualitas. Baik kolam ikan, dan masih banyak lagi.
Hal ini agar ikan yang di ekspor ke luar negeri bisa terjamin kualitasnya. Tentu
pemerintah memastikan agar branding negaranya terkesan dengan baik.
Sedangkan dari buyer sendiri pasti ingin kualitas terbaik dari hasil ekspor.
Selain sarana dan prasarana yang terpenuhi, Sumber Daya Manusia yang Anda
punya harus mumpuni juga. Mulai dari nelayan, pengolah ikan, dan lain
sebagainya. Dengan SDM yang mumpuni, maka ikan yang diperoleh juga pastinya
akan terjamin kualitasnya.
Terkadang sarana dan prasana dan sumber daya manusia yang mumpuni, tetap
belum bisa menjamin produk akhir yang layak. Jadi pastikan cek kembali apakah
produk akhir yang Anda miliki tersebut layak dijual ke pasar internasional.
Selain itu, biasanya terdapat standar-standar ikan yang dijual dalam pasar
internasional. Baik itu diterapkan dalam peraturan umum, dari pemerintah, maupun
dari buyer. Jadi pastikan memahmi standar itu terlebih dahulu.
Dalam dunia ekspor ikan, pasti terdapat peraturan ekspor perikanan. Jika Anda
ingin menjadi eksportir, maka pastikan tertib dalam administrasi yang ada pada
peraturan tersebut. Hal ini agar proses ekspor bisa berjalan dengan lancar.
Selain itu, dengan tertib dalam administrasi, produk Anda bahkan bisa
dipromosikan sebagai contoh yang baik dalam dunia ekspor perikanan.
e. Pengekspor Memiliki Badan Hukum
Sebelum melakukan ekspor, pastikan Anda memiliki badan hukum untuk menaungi
usaha ikan Anda. Badan hukum tersebut bisa berupa:
• Koperasi
• PT (Perseroan Terbatas)
• CV (Commandataire Venntschap)
• UD (Usaha Dagang)
Selain itu, pastikan usaha Anda dalam naungan badan hukum tersebut sudah
berjalan, minimal 1-2 tahun. Hal ini akan menambah kepercayaan dari pihak
pembeli mapun pemerintah yang akan ACC izin ekspor Anda.
f. Tertib Pajak
Cara ekspor ikan ke luar negeri harus tertib pajak. Pastikan Anda memiliki NPWP
(Nomer Pokok Wajib Pajak). Serta Anda juga harus terdaftar menjadi PKP
(Pengusaha Kena Pajak). Dengan begitu, Anda bisa terdaftar jadi eksportir ikan ke
luar negeri.
Cara ekspor ikan ke luar negeri wajib mengatongi izin pemerintah. Ada beberapa
macam izin yang bisa Anda peroleh. Di antaranya yaitu sebagai berikut:
• Surat Izin Industri dari Dinas Perundustrian (Jika Anda produsen ikan)
• Surat Izin Usaha Dagang dari Dinas Perdagangan (Apabila Anda bukan
produser ikan atau non-produsen)
Produksi ikan nila Indonesia ini diekspor ke Amerika dan Eropa. Saat ini, nilai
ekspor ke Amerika mencapai USD 120 juta atau sekitar Rp 1.715 triliun. Ikan nila
ini merupakan salah satu ikan yang banyak di konsumsi di Amerika. Ikan nila dapat
diolah menjadi fillet, yang selama ini banyak diekspor ke Amerika dan Eropa. Ketika
diolah, fillet ikan nila ini cukup kenyal namun dengan tekstur yang terasa di lidah.
Regal Springs Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi
fillet ikan nila. Regal Springs Indonesia beroperasi dengan dua pabrik yaitu Medan
dan Semarang. Keduanya telah mendapatkan sertifikat mutu yang diakui berbagai
badan sertifikasi dalam dan luar negeri. Pada bulan Januari hingga Juni 2021 ini,
sudah tercatat 5.170 ton dengan nominal USD 29.923.000 ikan nila yang telah di
ekspor oleh Regal Springs Indonesia. Ekspor ikan nila dari Aquafarm (Regal
Springs) mendominasi segmen premium frozen ikan nila di Amerika dengan pangsa
pasar 89%.
Jenis perizinan di bidang Usaha Pembudidayaan Ikan terdiri atas izin Usaha
dan izin komersial atau operasional yang terdiri dari:
3) Sertifikasi Cara Pembesaran Ikan yang Baik. SIUP bidang Pembudidayaan Ikan.
Untuk melakukan kegiatan usaha di bidang pengolahan ikan, pelaku usaha atau
perusahaan tersebut harus memiliki:
2) Surat Izin Usaha Perikanan Bidang Pengolahan Ikan yang selanjutnya disingkat
SIUP Bidang Pengolahan Ikan;
3) Komitmen; dan
4) Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan, yang selanjutnya disebut Kartu
KUSUKA.
SIUP Bidang Pengolahan Ikan diterbitkan oleh Menteri dan gubernur sesuai
kewenangannya. Menteri menerbitkan SIUP Bidang Pengolahan Ikan untuk:
1) Usaha Pengolahan Ikan yang lokasinya lintas daerah provinsi atau lintas negara;
2) Usaha Pengolahan Ikan yang penggunanya lintas daerah provinsi atau lintas
negara;
3) Usaha Pengolahan Ikan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas daerah
provinsi atau lintas negara; dan/atau
2. Perizinan Usaha
Untuk mendapatkan Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) baik untuk bidang Usaha
Pembudidayaan Ikan dan Usaha Pengolahan Ikan adalah melalui tahapan sebagai
berikut:
3.1 Kesimpulan
Pada proses pemasaran produk kelautan dan perikanan terutama dari budidaya
ikan nila dan pengolahan ikan nila, harus menjaga kualitas mutu agar tetap
terjamin. Dan juga sarana dan prasarana untuk karantina ikan juga harus
memenuhi syarat yang baik. Agar ikan nila yang akan di ekspor bisa sampai ke
tangan konsumen dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Cocon S.Pi, M.Si, 2017. "Nilai Strategis Perikanan Budidaya dalam Menopang
Ketahanan Pangan"