Arti - Fungsi - Tujuan Dan Jenis-Jenis Konstitusi Yang Berlaku Di Indonesia

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Konstitusi

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan Mahkamah Konstitusi Republik


Indonesia dengan judul “Konstitusi dan Konstitusionalisme”, Guru Besar Ilmu
Perundang-undangan dari Universitas Andalas yakni Profesor Yuliandri
mengungkapkan bahwa konstitusi dan konstitusionalisme merupakan dua
bentuk kata yang memiliki hubungan keterkaitan dan bisa saling meneguhkan
eksistensi.

Konstitusionalisme sendiri adalah sebuah paham yang sangat perlu untuk dijaga
melalui pembentukan konstitusi. Hal itu sama halnya bahwa konstitusi
merupakan sarana agar paham konstitusionalisme dapat diimplementasi dalam
sebuah negara.

Profesor Yuliandri menjelaskan dalam buku tersebut bahwa kata konstitusi


merupakan kata yang berasal dari bahasa Perancis, yakni constituer, yang
memiliki makna membentuk. Kata constituer sendiri memiliki maksud sebagai
pembentukan suatu negara. Oleh karena itu, konstitusi memiliki kedudukan
sebagai sebuah wujud hukum tertinggi. Konstitusi sendiri dapat terbentuk dari
hasil pemikiran para pendiri negara.

Dalam sistem negara Indonesia, para pendiri negara membentuk UUD 1945
sebagai konstitusi negara Indonesia. UUD 1945 adalah hasil dari sebuah
kesepakatan oleh para pendiri negara Republik Indonesia yang berangkat dari
berbagai macam latar belakang daerah dan beragam disiplin ilmu. UUD 1945
dapat dikatakan lahir melalui sebuah mekanisme yang demokratis dengan
kompromi dari semua pihak.

Masih mengutip pendapat dari Profesor Yuliandri, konstitusi memuat ketentuan


pokok tentang lembaga dan kekuasaan yang hendak menjalankan aspek formil
atau biasa disebut kewenangan negara. Tidak hanya itu, konstitusi juga
mengandung ketentuan pokok mengenai kekuasaan dan lembaga terkait adanya
jaminan terhadap aspek materiil atau hak asasi manusia.

Nah, setelah memahami uraian di atas, secara sederhana, pengertian konstitusi


dapat dipahami sebagai hukum dasar yang dapat dijadikan sebuah pedoman
dalam menjalankan pelaksanaan pemerintahan negara. Selanjutnya, Kita akan
membahas pengertian konstitusi menurut istilah dari sejumlah ahli, sebagai
berikut:

1. Pengertian Konstitusi Menurut L. J. van Apeldoor


Konstitusi merupakan sebuah hukum dasar yang mencakup Undang-Undang
Dasar seperti hukum dasar tertulis hingga hukum dasar yang tidak tertulis atau
biasa disebut dengan konvensi.
2. Pengertian Konstitusi Menurut E. C. S. Wade
Konstitusi adalah sebuah naskah yang mampu memaparkan rangka hingga
tugas pokok dari suatu badan pemerintahan negara sekaligus menentukan juga
berbagai pokok dalam panduan kerja badan tersebut.

3. Pengertian Konstitusi Menurut Jimly Asshidiqie


Konstitusi merupakan Undang Undang Dasar yang termasuk dalam hierarki
hukum menempati kedudukan paling tinggi dan memiliki sifat fundamental,
sehingga pembuatan berbagai macam peraturan dibawahnya tidak boleh
bertentangan dengan Undang Undang Dasar.

4. Pengertian Konstitusi Menurut Miriam Budiarjo


Konstitusi adalah sebuah piagam yang memuat pernyataan tentang cita-cita
suatu bangsa dan sebagai dasar organisasi suatu bangsa.

5. Pengertian Konstitusi Menurut KC, Wheare


Wheare mengungkapkan pendapat bahwa konstitusi merupakan sebuah
keseluruhan sistem tata negara suatu pelosok yang berupa kumpulan berbagai
gaya untuk membentuk serta melakukan pengelolaan terhadap pemerintahan
suatu negara.

6. Pengertian Konstitusi Menurut Herman Heller


Konstitusi menurut Herman Heller dapat dibagi menjadi tiga pengertian, yaitu
seperti:

a. Konstitusi politik sosiologis, yaitu konstitusi yang menjadi cerminan dari


kehidupan politik penduduk.
b. Konstitusi yuridis, yaitu konstitusi yang merupakan kesatuan kaidah yang
hidup di dalam masyarakat.
c. Konstitusi politis, yaitu suatu konstitusi yang dapat diwujudkan menjadi
bentuk tulisan dan dimuat ke dalam salah satu naskah sebagai Undang-Undang.

7. Pengertian Konstitusi Menurut F. Lassalle


Ada dua pengertian konstitusi menurut F. Lasalle, di antaranya yaitu:

a. Secara Yuridis, konstitusi adalah sebuah naskah yang memuat berbagai


macam bangunan serta berbagai jenis sendi pemerintahan dalam suatu negara.

b. Secara sosiologis dan politis, konstitusi adalah sintesis atau hasil akhir dari
berbagai faktor yang terjadi dalam sebuah masyarakat. Konstitusi merupakan
sebuah penjelasan dari hubungan antara kekuasaan yang berada di suatu negara,
yaitu seperti kabinet, parlemen, parpol, raja, perdana menteri, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan berbagai pendapat dari para ahli yang sudah disampaikan
sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa konstitusi memiliki dua pengertian,
yakni dalam arti sempit dan dalam arti luas.

Pertama, dalam arti sempit, pengertian konstitusi adalah Undang Undang Dasar
merupakan sebuah hukum dasar tertulis. UUD 1945 sendiri ialah suatu dokumen
yang memuat segala aturan serta ketentuan yang bersifat pokok dari sistem tata
negara suatu negara.

Kedua, dalam arti secara luas, dapat disimpulkan bahwa pengertian konstitusi
adalah suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar, baik dari hukum dasar
yang meliputi hukum dasar tertulis hingga hukum dasar tidak tertulis. Konstitusi
juga melakukan pengaturan terkait suatu sistem pemerintahan yang telah
diselenggarakan di dalam suatu negara.

B. Jenis Konstitusi dan Contoh Konstitusi di Indonesia

Secara umum, konstitusi memiliki 2 jenis berdasarkan bentuknya. Kedua jenis


konstitusi tersebut merupakan jenis konstitusi yang tertulis dan jenis konstitusi
yang tidak tertulis.

Berdasarkan Modul Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII yang terbit oleh


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017 menjelaskan tentang 2
jenis konstitusi beserta contohnya, seperti berikut:

1. Konstitusi Tertulis
Konstitusi tertulis merupakan sekumpulan aturan pokok dasar negara, bangunan
negara dan tata negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam
persekutuan hukum negara.

Berikut ini adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang pernah digunakan
negara Indonesia, di antaranya yaitu:

a. UUD 1945
b. UUD RIS
c. UUD Sementara
d. UUD 1945 Hasil Amandemen

2. Konstitusi Tidak Tertulis


Konstitusi yang tidak tertulis dapat juga disebut sebagai konvensi. Konvensi
sendiri memiliki pengertian sebagai kebiasaan sistem tata negara yang sering
ada dalam sebuah negara.
Berikut ini adalah beberapa contoh konstitusi tertulis yang pernah digunakan
negara Indonesia, di antaranya yaitu:

a. Keputusan di MPR diambil dan diputuskan berdasarkan musyawarah secara


mufakat.
b. Pidato Presiden pada sidang paripurna DPR setiap tanggal 16 Agustus 1945, dan
Pidato Presiden sebelum MPR melakukan sidang. Presiden sebagai kepala negara
telah menyiapkan bahan-bahan untuk sidang umum MPR yang akan datang.
c. Adat istiadat

C. Fungsi Konstitusi

Dalam karyanya, C. F. Strong berpendapat bahwa pada dasarnya prinsip dari


fungsi konstitusi adalah sebagai sesuatu yang membatasi kewenangan tindakan
dari pemerintah. Tidak hanya itu, fungsi konstitusi adalah untuk memberikan
jaminan hak-hak kepada yang diperintah sekaligus melakukan perumusan untuk
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

1. Fungsi Konstitusi Secara Umum


Secara umum, konstitusi memiliki beberapa fungsi, di antarnya yaitu:

a. Konstitusi berfungsi untuk memberikan pembatasan kepada kekuasaan suatu


pemerintahan agar tidak terjadi pemerintahan yang bertindak sewenang-wenang
sehingga hak-hak bagi warga negara dapat terjamin, terlindungi, dan tersalurkan.

b. Konstitusi memiliki fungsi sebagai piagam atas lahirnya suatu negara

c. Konstitusi memiliki fungsi sebagai sumber hukum tertinggi

d. Konstitusi memiliki fungsi sebagai alat untuk melakukan pembatasan


terhadap kekuasaan dari suatu pemerintahan

e. Konstitusi memiliki fungsi sebagai sebuah identitas nasional dan lambang


negara

f. Konstitusi memiliki fungsi sebagai salah satu cara untuk memberikan


perlindungan terhadap hak asasi manusia sekaligus jaminan kebebasan untuk
warga dari suatu negara.

2. Fungsi Konstitusi Menurut Jimly Asshidiqie


Tidak hanya pendapat dari C. J. Strong, Jimly Asshidiqie sebagai ketua Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia periode 2003 hingga 2008 juga mengungkapkan
pendapat tentang konstitusi. Menurut Profesor Jimly Asshidiqie ada 1 fungsi
konstitusi untuk suatu negara. Berikut ini adalah 10 fungsi konstitusi yang perlu
diketahui, di antaranya yaitu:

a.Konstitusi dapat berfungsi sebagai penentu serta pembatas kekuasaan dari


sebuah organ negara
b. Konstitusi memiliki fungsi sebagai pengatur hubungan kekuasaan antar organ
negara
c. Konstitusi memiliki fungsi sebagai pengatur hubungan kekuasaan antar organ
negara dengan masyarakat negara tersebut
d. Konstitusi memiliki fungsi sebagai pemberi atau sumber legitimasi terhadap
kekuasaan negara ataupun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan dari negara
e. Konstitusi memiliki fungsi sebagai penyalur atau pengalih kewenangan rakyat
atau sebagai sumber kekuasaan yang asli kepada organ negara
f. Konstitusi memiliki fungsi sebagai simbolik guna upaya pemersatu
g. Konstitusi memiliki fungsi sebagai simbolik untuk menjadi rujukan dari
identitas serta keagungan kebangsaan
h. Konstitusi memiliki fungsi sebagai simbolik untuk menjadi pusat upacara
(ceremony)
i. Konstitusi memiliki fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat. Baik
dalam arti secara sempit hanya di bidang politik maupun dalam arti secara luas
yang mencakup bidang sosial serta ekonomi
j Konstitusi memiliki fungsi sebagai sarana menjadi perekayasaan serta
pembaharuan masyarakat. Baik dalam arti yang sempit maupun dalam arti yang
luas.

D. Tujuan Konstitusi

Selain fungsi konstitusi di atas, konstitusi juga memiliki tujuan yang penting
untuk diketahui. Berikut ini adalah tiga tujuan dari konstitusi secara ringkas, di
antaranya yaitu:

1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan


terhadap kekuasaan politik. Tujuan ini berfungsi untuk membatasi kekuasaan
penguasa sehingga tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat
banyak.

2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan


sendiri. Bisa juga memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM),
sehingga dengan adanya konstitusi maka setiap penguasa dan masyarakat wajib
menghormati HAM dan berhak mendapatkan perlindungan dalam melakukan
haknya.

3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para


penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. Selain memberikan batasan-
batasan untuk penguasa dalam menjalankan kekuasaanya, hal ini juga bertujuan
untuk memberikan pedoman bagi penyelenggara negara agar negara dapat
berdiri kokoh

E. Nilai-Nilai dari Konstitusi

Setelah memahami pengertian, jenis, hingga fungsi dan tujuan dari konstitusi.
Selanjutnya, berikut ini adalah tiga nilai dari konstitusi, di antaranya adalah:

1. Nilai normatif adalah sebuah konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa.
Bagi suatu negara, konstitusi tidak hanya dapat berlaku dalam arti hukum atau
legal. Namun, konstitusi juga nyata dapat berlaku dalam suatu masyarakat
dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan secara konsekuen dan murni.

2. Nilai nominal adalah sebuah konstitusi yang menurut hukum tetap berlaku.
Namun, konstitusi tersebut memiliki bentuk yang tidak sempurna. Konstitusi
yang tidak sempurna itu dapat disebabkan oleh beberapa pasal tertentu yang
tidak berlaku atau tidak seluruh dari pasal yang terdapat dalam Undang Undang
Dasar bisa berlaku bagi seluruh wilayah negara.

3. Nilai semantik adalah sebuah konstitusi yang hanya dapat berlaku bagi
kepentingan penguasa saja. Konstitusi bisa menjadi alat bagi pemangku
kekuasaan untuk melakukan mobilisasi kekuasaan, hal itu menjadi alasan
dalam melaksanakan kekuasaan politik terhadap warga negaranya.

F. Simpulan

Berdasarkan pembahasan tentang Konstitusi di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa konsekuensi logis berdirinya suatu negara berdiri atau terbentuknya suatu
negara baru adalah adanya konstitusi. Konstitusi menjadi dasar terpenting dari
suatu negara dan oleh karena itu mendapatkan posisi yang sangat krusial dan
penting dalam mewujudkan kehidupan tata negara suatu negara yang adil dan
beradab.

Konstitusi dan negara merupakan hubungan antar lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Eksistensi suatu negara, secara nyata dapat
dipenuhi jika memiliki empat unsur berikut ini, yaitu:

1. Memenuhi unsur pemerintahan yang berdaulat,

2. Wilayah Tertentu

3. Rakyat yang hidup bersatu sebagai suatu bangsa atau nation, dan
4. Pengakuan dari negara-negara lain.

Dari keempat unsur untuk berdirinya suatu negara ternyata belum cukup untuk
digunakan sebagai jaminan terlaksananya fungsi kegiatan negara dan
pemerintahan yang berdaulat. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar dapat
memberikan jaminan kepada negara untuk menjadi hukum dasar guna
mengatur tata negara dari suatu negara.

Hubungan antara dasar negara dengan konstitusi dapat dilihat pada sebuah
gagasan dasar, tujuan hingga cita-cita dari negara yang tertuang dalam
pembukaan konstitusi suatu negara. Dasar negara dapat juga digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan negara secara tertulis dan termuat dalam konstitusi
suatu negara. Konstitusi sendiri memiliki fungsi untuk memberikan pembatasan
kewenangan tindakan pemerintah. Selanjutnya, konstitusi digunakan untuk
menjamin seluruh hak yang diperintah dan melakukan perumusan tentang
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

Dalam pembahasan ajaran pemisahan kekuasaan, mahkamah konstitusi


mendapatkan kewenangan untuk melakukan pengaturan dalam memutuskan
sengketa kewenangan antar lembaga negara. Mahkamah konstitusi
mendapatkan kewenangan itu melalui pemberian UUD 1945 adalah sebagai
konsekuensi restrukturisasi terhadap kelembagaan negara dalam upaya
purifikasi terhadap ajaran pemisahan kekuasaan.

Dalam ajaran pemisahan kekuasaan ini, Majelis Permusyawaratan Rakyat atau


MPR tidak lagi menjadi simbol penjelmaan dari kedaulatan rakyat. Hal itu
mengimplikasikan bahwa setiap organ atau lembaga negara memiliki posisi yang
sejajar. Situasi yang sejajar tersebut, memberikan keterbukaan terhadap peluang
bagi organ atau lembaga negara untuk melakukan sengketa terkait dengan
kewenangan yang bersumber pada UUD.

Anda mungkin juga menyukai