UTS Media Pembelajaran PPKN (Deni Setiawan)
UTS Media Pembelajaran PPKN (Deni Setiawan)
UTS Media Pembelajaran PPKN (Deni Setiawan)
Disusun Oleh :
Deni Setiawan
( 41032161200022 )
Hal itu di perjelas dari pendapat Livie dan Lentz(1982) mengemukakan 4 fungsi media
pembelajaran yaitu:
• fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengrahkan
perhatian pembelajar akan berkosentrasi pada isis pelajaran
• fungsi afekti maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran
pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar.
• fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar
pencapaian tujuan dalam memahami dan mendengar informasi.
• Fungsi kompensatoris yaitu media visual memberikan konteks untuk memahami
teks dan membantu pembelajr yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Tujuan Media Pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai berikut :
Berkaitan dengan hal di atas, maka pembelajaran PKn dapat menggunakan berbagai jenis
media yaitu media visual, media audio video atau media berbasis komputer. Namun dari
beberapa pilihan media diambil harus mampu memenuhi syarat dan kerakteristik
pembelajaran PKn, misalnya mampu mengajak siswa berfikir kritis, dan peka. Hal lain
adalah penerapan suatu media dalam proses belajar mengajar PKn yang tentu saja harus
disesuaikan dengan pokok bahasan yang ingin kita sampaikan kepada siswa. Sebagai
contoh, pokok bahasan Sumpah Pemuda maka media yang sesuai untuk pokok bahasan
tersebut adalah media video. Media video dapat menghadirkan gambaran tentang Tanah
air Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, juga dapat menayangkan Peta Indonesia.
Dengan demikian para siswa diharapkan dapat memahami pentingnya makna peristiwa
Sumpah Pemuda bagi kemerdekaan Republik Indonesia.
Didalam landasan filosofis ini terdapat suatu pandangan bahwa “dengan digunakannya
berbagai jenis media hasil tekhnologi baru didalam kelas, akan berakibat proses
pembelajaran yang kurang manusiawi”. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam
pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan
adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk
digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain,
siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik
cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan
teknologi tidak berarti dehumanisasi.
Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana
pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa
sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki
kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil
teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan
pendekatan humanis.